18 0 438 KB
NAMA : M.FADLI ILHAM AKBARI NPM
: 1102013159
LI.1.MEMAHAMI DAN MENJELASKKAN LIMFADENOPATI LO.1.2. DEFINISI
Limfadenopati adalah digunakan untuk menggambarkan setiap kelainan kelenjar limfe
Lympadenophaty adalah penyakit kelenjar getah bening , biasanya pembengkakan , disebut juga adenopathy
Limfadenopati merupakan pembesaran kelenjar getah bening dengan ukuran lebih besar dari1 cm
LO.2.2. ETIOLOGI 1. Peningkatan jumlah limfosit makrofag jinak selama reaksi terhadap antigen. 2. infiltrasi oleh sel radang pada infeksi yang menyerang kelenjar limfe. 3. Proliferasi in situ dari limfosit maligna atau makrofag. 4. infiltrasi kelenjar oleh sel ganas metastatik. 5. Infiltrasi kelenjar limfe oleh makrofag yang mengandung metabolit dalam penyakit cadangan lipid.
Beberapa mekanisme dapat menyebabkan kelenjar getah bening untuk memperbesar :
Infeksi: Ini dapat meningkatkan jumlah sel darah putih, yang berkembang biak dalam menanggapi rangsangan dengan zat asing (antigen)
Virus: kekebalan reaksi terhadap infeksi umum dalam tubuh seperti infeksi virus yang dapat terjadi dengan flu biasa serta infeksi yang lebih serius seperti HIV
Peradangan: Infiltrasi dengan sel-sel inflamasi selama infeksi atau peradangan di daerah yang diberikan kelenjar getah bening
Kanker: Infiltrasi dengan ganas sel (metastasis) dibawa ke node dengan getah bening mengalir dari daerah jenis tertentukanker
Kanker
Darah: tidak
terkontrol,
perbanyakan
limfosit
ganas
seperti
di
limfoma atau leukemia
Dalam keadaan normal kelenjar getah bening mereka adalah ukuran kacang polong, yang kadang-kadang bisa dirasakan di bawah kulit, terutama ketika mereka menjadi bengkak, ketika mereka bisa menjadi sama besar dengan kelereng, atau bahkan lebih besar.
kelenjar getah bening, biasanya disebabkan karena infeksi, terutama infeksi virus seperti flu biasa.
Namun, ada berbagai jenis lain infeksi yang dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah
bening,
seperti
infeksi
bakteri
dan
infeksi
parasit,
seperti:
Infeksi yang terjadi biasanya:
Streptokokus infeksi tenggorokan
Infeksi di telinga
Gigi abses
Luka terinfeksi
Campak
Penyakit gondok
Demam kelenjar
Lain jenis infeksi:
Demam disebabkan karena gigitan atau goresan dari kucing
Toksoplasmosis, yang merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan kepada manusia dari kucing yang terinfeksi, atau karena mengkonsumsi daging yang kurang matang
Penyakit yang ditularkan secara seksual, seperti sifilis
Tuberkulosis, dan infeksi disebabkan karena menelan atau menghirup basil tuberkel
Gangguan sistem kekebalan tubuh:
HIV, atau Human Immunodeficiency Virus, yang menyebabkan AIDS
Rheumatoid arthritis, penyakit autoimun kronis yang mempengaruhi jaringan-jaringan sinovial sendi
Lupus, penyakit peradangan yang kronis dan mempengaruhi paru-paru, jantung, sel darah, ginjal, kulit, dan sendi
Berbagai jenis kanker:
Leukemia, keganasan dari jaringan yang membentuk darah dalam tubuh, seperti sistem limfatik dan sumsum tulang
Limfoma, kanker dari jaringan getah bening
Penyebab lain yang mungkin mungkin, meskipun jarang, adalah hasil dari obat-obatan tertentu, seperti fenitoin diresepkan untuk kejang, imunisasi terhadap penyakit tertentu seperti malaria, sarkoidosis, yang merupakan penyakit kronis yang lain hasil dalam pembentukan nodul dalam kelenjar getah bening, ludah kelenjar, paru-paru dan hati, penyakit Kawasaki, dan
penyakit
penyimpanan
glikogen.
Umumnya, pembesaran kelenjar getah bening disebabkan oleh infeksi berkembang lebih cepat daripada yang disebabkan oleh kanker seperti leukemia dan limfoma. Mereka juga memiliki kecenderungan menjadi bebas rasa sakit pada tahap awal.
LO.2.3.KLASIFIKASI Pembesaran kelenjar getah bening dapat dibedakan menjadi limfadenopati lokalisata dan generalisataLimfadenopati lokalisata didefinisikan sebagai pembesaran KGB hanya pada satu region saja, sedangkan limfadenopati generalisata apabila pembesaran KGB terjadi pada dua atau lebih region yang berjauhan dan simtetris.12 Klasifikasi ini bertujuan untuk penentuan diferensial diagnosis. Sekitar 75% pasien didapatkan limpadenopati lokalisata, sedangkan limfadenopati generalisata 25%. Berdasarkan luas limfadenopati: •Generalisata: limfadenopati pada 2 atau lebih regio anatomi yang berbeda. •Lokalisata: limfadenopati pada 1 regio.Dari semua kasus pasien yang berobat ke sarana layanan kesehatan primer, sekitar ¾ penderita datang dengan limfadenopati lokalisata dan 1/4 sisanya datang denganlimfadenopati generalisata.
LOKASI KGB :
LIMFADENOPATI GENERALISATA -Limfadenopati pada dua atau lebih regio anatomi yang berbeda
LIMFADENOPATI LOKALISATA -Limfadenopati pada satu regio anatomi o Limfadenopati kepala dan leher o Limfadenopati axilla , epitrochlear o Limfadenopati inguinal
LO.2.4.PATOFISIOLOGI Patofisiologi limfadenopati berbeda berdasarkan etiologi. Jika proses reaktif, peningkatan fisiologis dalam jumlah limfosit dan makrofag menyebabkan ukuran node meningkat. Atau, dalam peningkatan ukuran yang berkaitan dengan proses patologis, node dapat meningkatkan ukuran karena bakteri, jamur, virus, atau sel metastasis dapat mengisi node. Sistem limfatik berperan pada reaksi peradangan dan sejajar dengan sistem vaskular darah. Terjadi penembusan lambat cairan interstisial dari jaringan kedalam saluran limfe dan akhirnya bergabung kembali kedarah vena. Bila daerah terkena radang, biasanya terjadi kenaikan pada aliran limfe dari daerah itu. Telah diketahui bahwa dalam perjalanan
peradangan akut, lapisan pembatas pembuluh limfe yang terkecil agak meregang, sama seperti yang terjadi pada venula, dengan demikian memungkinkan lebih banyak bahan interstisial yang masuk kedalam pembuluh limfe. Bagaimanapun juga, selama peradangan akut tidak hanya aliran limfe yang bertambah, tetapi kandungan protein dan sel dari cairan limfe juga bertambah dengan cara yang sama.
Sebaliknya,
bertambahnya
aliran
bahan-bahan
melalui
pembuluh
limfe
menguntungkan karena cenderung mengurangi pembengkakan jaringan yang meradang dengan mengosongkan sebagian dari eksudat. Sebaliknya, agen-agen yang dapat menimbulkan cedera dapat dibawa oleh pembuluh limfe dari tempat peradangan primer ketempat yang jauh dalam tubuh. Dengan cara ini, misalnya, agen-agen yang menular dapat menyebar. Penyebaran sering dibatasi oleh penyaringan yang dilakukan oleh kelenjar limfe regional yang dilalui oleh cairan limfe yang bergerak menuju kedalam tubuh, tetapi agen atau bahan yang terbawa oleh cairan limfe mungkin masih dapat melewati kelenjar dan akhirnya mencapai aliran darah.
Penembusan lambat cairan interstitial kedalam saluran limfe jaringan
Radang
limfe
Terjadi kenaikan aliran limfe menuju sentral dalam badan pada daerah peradangan
bergabung kembali ke vena
perubahan dalam kemampuan
pembekuan darah pembuluh vena yang terkecil agak meregang
bila terjadi trauma banyak cairan interstitial
kandungan protein bertambah
masuk ke pembuluh limfe Resti kekurangan volume cairan
menekan organ
terjadi bengkak
pernapasan
dilakukan tindakan invasif Pola nafas 1 tidak efektif
2
Resti infeksi
Nyeri akut
LO.2.5. MANIFESTASI KLINIS Lokasi pembesaran KGB pada dua sisi leher secara mendadak biasanya disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi saja.6 Apabila berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh Mikobakterium, Toksoplasma, Ebstein Barr Virus atau Citomegalovirus. Durasi dari limfadenopati ketika sudah persistem (lebih dari 4 minggu) indikasi adanya infeksi kronik , collagen vascular disease atau keganasan , sedangkan linfadenopati lokalisata yang akut, sering menyertai dari infeksi mononukleus dan faringitis bakterialis.
Gejala penyerta Gejala infeksi selain demam, dicari kemungkinan adanya
faringitis (nyeri menelan
batuk), konjungtivitis (keluar secret, mata merah), ulserasi kulit, tinea (gatal pada daerah lipatan), nyeri lokal, luka genital, keluar cairan dari genital, dan berkeringat di malam hari menandakan kemungkinan tuberculosis.
Gejala keganasan metastasis: gejala konstitusional keganasan seperti penurunan berat badan dan keringat malam. Gejala konstitusional : demam keringat malam, dan / atau penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan lebih besar dari 10% dari berat badan selama 6 bulan mengenai untuk limfoma, arthralgias, ruam, dan mialgia menunjukkan adanya penyakit vaskular kolagen.
Ukuran Ukuran dari KGB bervariasi tergantung lokasinya. Kelenjar getah bening yang memiliki garis tengah terpanjang > 10 mm dikategorikan sebagai suatu limfadenopati, dengan pengecualian untuk kelenjar getah bening epitroklear (bila garis tengah terpanjang > 5 mm) dan inguinal (bila garis tengah terpanjang > 15 mm). Apabila kelenjar getah bening supraklavikula, ilaka maupun poplitea dapat teraba juga sudah dikategorikan sebagai suatu yang abnormal. Pada anak-anak, limfadenopati yang diameternya > 2cm (disertai dengan foto toraks abnormal dan
tidak ada kelainan pada teling, hidung tenggorok) dapat dicurigai penyakit granulamotosa ( Tuberkulosis) atau kanker . Nyeri tekan Pembesaran KGB menyebabkan kapsul meregang dan mengakibatkan adanya nyeri. Nyeri biasanya disebabkan dari proses inflamasi atau supurasi, tetapi nyeri juga dapat disebabkan oleh perdarahan di jaringan nekrotik karena keganasan, sehingga ada atau tidaknya nyeri tidak dapat di jadikan indikasi adanya keganasan. Konsistensi Secara umum konsistensi tidak dapat menentukan etiologi. keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan. • Gejala yang menyertai Gejala konstitusi, seperti fatigue, malaise, demam, sering menyertai limfadenopati servikal dan limfositosis atipikal pada sindrom mononukleosis. Demam, keringat malam, dan penurunan berat badan lebih dari 10% dapat merupakan gejala limfoma B symptom. Pada limfoma Hodgkin, B symptom didapatkan pada 8% penderita stadium I dan 68% penderita stadium IV. B symptom juga didapatkan pada 10% penderita limfoma non-Hodgkin. Gejala artralgia, kelemahan otot, atau ruam dapat menunjukkan kemungkinan adanya penyakit autoimun, seperti artritis reumatoid, lupus eritematosus, atau dermatomiositis. Nyeri pada limfadenopati setelah penggunaan alkohol merupakan hal yang jarang, tetapi spesifi k untuk limfoma Hodgkin. LO.2.6.DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING
Anamnesis Dari anamnesis dapat diperoleh keterangan lokasi, gejala –gejala penyerta, riwayat penyakit, riwayat pemakaian obat dan riwayat pekerjaan.
1. Pemeriksaan Fisik
Pembesaran KGB
Kelainan/pembesaran organ
Berat badan menurun
Suhu meningkat
Keluhan anemia
Malaise berkepanjangan
Berkeringat bisa mengarahkan dugaan pada keganasan
Ukuran dan tekstur kelenjar getah bening : Nodus yang keras dan menonjol lebih ke arah kanker
Nodus yang lunak, bisa digerakkan, nyeri lebih ke arah infeksi 2. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang 2.1Laboratorium a. Rutin: i. Hematologi: 1. Darah perifer lengkap 2. Gambaran darah tepi ii. Urinanalisis: urin lengkap iii. Kimia klinik 1. Protein total, albumin, asam urat 2. Alkali fosfatase 3. Gula darah puasa dan 2 jam pp 4. Elektrolit: NA, K, Cl, Ca, P b. Khusus: i. Gamma GT ii. Cholinesterase iii. LDH/fraksi iv. Serum Protein Elektroforesis v. Imuno Elektroforese vi. Tes Coombs vii. B2 Mikroglobulin 2.2Biopsi KGB dilakukan hanya 1 kelenjar yang paling representatif, superfisial, dan perifer. Jika terdapat kelenjar perifer/superfisial yang representatif, maka tidak perlau dilakukan biopsi intra abdominal atau intratorakal 2.3Aspirasi sumsum tulang (BMP) dan biopsi sumsum tulang dari 2 sisi spina iliaca dengan hasil spesimen sepanjang 2 cm 2.4Radiologi 2.4.1.Rutin: Toraks foto PA dan lateral CT scan seluruh abdomen
2.4.2.Khusus: CT scan toraks USG abdomen Limfografi, limfosintigrafi 2.5.Konsultasi THT: bila cincin Waldeyer terkena, dilakukan gastroskopi atau
foto
saluran cerna atas dengan kontras 2.6.Cairan tubuh lain: cairan pleura, asites, cairan serebrospinal jika dilakukan punksi/aspirasi diperiksa sitologi dengan cara cytospin, di samping pemeriksaan rutin lainnya. Diagnois banding :
LO.2.7. TATALAKSANA & KOMPLIKASI •
Tatalaksana
limfadenopati
didasarkan
kepada
penyebabnya.
Banyak
kasus
limfadenopati sembuh dengan sendirinya dan tidak membutuhkan pengobatan apapun selain dari observasi. •
Lakukan observasi 4-6 minggu, bila tidak juga mengalami pengecilan, maka dapat menjadi indikasi untuk melakukan biopsi .
•
Biopsi dilakukan terutama bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan .
•
Bila penyebab limfadenopati adalah mikobakterium tuberkulosis maka diberikan obat anti tuberkulosis selama 9-12 bulan .
•
Bila disebabkan mikobakterium selain tuberkulosis maka memerlukan pengangkatan KGB yang terinfeksi .
atau bila pembedahan tidak memungkinkan atau tidak maksimal diberikan antibiotik golongan makrolida dan antimikobakterium. KOMPLIKASI Komplikasi
limfadenopati
sendiri
termasuk
pembentukan
abses, selulitis ,
pembentukan fistula, atau sepsis . Kebanyakan komplikasi, bagaimanapun, adalah berkaitan
dengan proses penyakit yang mendasarinya.Limfadenopati di daerah dada (adenopati mediastinum) dapat mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa seperti sindrom vena cava superior yang menghambat aliran darah; obstruksi saluran bronkial, trakea, atau pernapasan, dan kompresi esophageal. komplikasi metabolik terjadi pada lymphadenopathies ganas, terutama masalah ginjal, seperti nefropati asam urat, gangguan elektrolit (yaitu, hiperkalemia,
hypercalcemia,
hypocalcemia,
hyperphosphatemia)
dan
gagal
ginjal.limfadenopati perut dapat menyebabkan sakit punggung atau nyeri perut, sembelit, dan buang air kecil meningkat. Yang infolding dari satu segmen usus ke lain (intussusception) karena obstruksi oleh kelenjar getah bening perut bisa mengancam jiwa. LO.2.8.PROGNOSIS Prognosis untuk pemulihan adalah baik jika segera diobati dengan antibiotik. Dalam kebanyakan kasus, infeksi dapat dikendalikan dalam tiga atau empat hari. Namun, dalam beberapa kasus mungkin diperlukan waktu beberapa minggu atau bulan untuk pembengkakan menghilang, panjang pemulihan tergantung pada penyebab infeksi. Penderita dengan limfadenitis yang tidak diobati dapat mengembangkan abses, selulitis, atau keracunan darah (septikemia), yang kadang-kadang fatal.
DAFTAR PUSTAKA : Price, A. Sylvia.2007.Patofisiologi.Jakarta:EGC Sudoyo, Aru W. 2009.Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM. Jakarta : Interna Publishing Dorland, W.A Newman. 2010.Kamus Kedokteran Dorland Ed.31. Jakarta : EGC Faraghta,A.2013.Referat Stase Anak “Pendekatan Klinis Limfadenopati”.Jakarta:FK UIN