11 0 145 KB
JURNAL ALIRAN MELALUI LUBANG
Lady Cleophila Mardhatillah1), Agung Yaanur Azmi2) Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura email : [email protected]
1)
email : [email protected]
2)
ABSTRAK Lubang adalah bukan pada dinding atau dasar tangki di mana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segitiga, ataupun lingkaran. Rumusan teoritis akan dihubungkan dengan hasil pengukuran langsung yang keluar dari orifice/lubang pancaran air. Selain itu, tinggi tekanan air yang mendesak fluida didalam tangki juga menentukan, karena semakin tinggi tekanan fluida dalam lubang maka semakin tinggi kecepatan yang mengalir lewat orifice tersebut. Kecepatan ini juga menimbulkan gesekan sesama fluida dan lubang orifice. Dengan ini besarnya koefisien pengaliran dengan menstimulasikan besarnya lubang dan tinggi tekan pada lubang. Maksud dan tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari perilaku aliran melalui lubang, mempelajari hubungan rumus teoritis dan hasil pengukuran, dan mencari besarnya koefisien pengairan (Cd). Adapun data yang diperoleh yaitu d = 3 mm dan H = 363 mm, d = 3 mm dan H = 370 mm, serta d = 3 mm dan H = 376 mm. Kata kunci : aliran fluida , orifice, aliran melalui lubang
1
PENDAHULUAN LANDASAN TEORI Lubang adalah bukan pada
dibuat dari beton atau pasangan batu.
dinding atau dasar tangki di mana zat
Kedalaman zat cair di sebelah hulu
cair mengalir melaluinya. Lubang
diukur dari sumbu lubang tersebut
tersebut bisa berbentuk segi empat,
dengan tinggi energi (head) H. Pada
segitiga, ataupun lingkaran. Sisi hulu
aliran melalui lubang atau peluap,
lubang tersebut bisa tajam atau
tinggi energi bisa konstan atau
dibulatkan.
berubah karena adanya aliran keluar.
Karena
kemudahan
dalam pembuatan, lubang lingkaran
(Bambang Triatmodjo, 1996).
dengan sisi tajam adalah yang paling banyak digunakan untuk pengukuran zat cair. Menurut ukurannya lubang dapat dibedakan menjadi lubang kecil
dan
besar.
(Bambang
Triatmodjo, 1996).
Besarnya volume pancaran air yang keluar melalui lubang ternyata tidak akan sama jika kita memakai rumus-rumus teoritis yang sudah
diturunkan
hidrostatis
dan
buku-buku hidrodinamik.
Pada lubang besar, apabila
Rumusan teoritis akan dihubungkan
sisi atas dari lubang tersebut berada
dengan hasil pengukuran langsung
di atas permukaan air di dalam
yang
tangki, maka bukaan tersebut dikenal
pancaran air.
dengan peluap. Peluap ini juga berfungsi sebagai alat ukur debit aliran, dan banyak digunakan pada jaringan
irigasi.
Peluap
dengan
ukuran yang besar disebut bendung, yang selain sebagai pengukur debit, dalam jaringan irigasi juga berfungsi untuk menaikkan elevasi muka air. Tinjauan hidraulis bendung sama dengan
peluap.
Peluap
biasanya
dibuat dari plat, sedang bendung
keluar
Dari menghasilkan
dari
orifice/lubang
perbedaan suatu
ini
akan
konstanta
pengaliran yang keluar dari lubang pancaran
air/orifice.
Konstanta/koefisien
ini
timbul
dikarenakan besar kecilnya bentuk lubang sehingga aliran partikel air akan
saling
berdesakan
yang
menimbulkan pengecilan diameter penampang lubang yang dilewati.
2
Selain itu, tinggi tekanan air
bentuk kelengkungan pancaran air,
yang mendesak fluida didalam tangki
gelas ukur, stop watch, lubang
juga menentukan, karena semakin
orifice, sekrup lubang orifice, dan
tinggi tekanan fluida dalam lubang
kaki pengatur horizontal.
maka semakin tinggi kecepatan yang mengalir
lewat
orifice
tersebut.
Kecepatan ini juga menimbulkan gesekan sesame fluida dan lubang orifice.
Dengan
koefisien
Percobaan
dilakukan
sebanyak 3 kali percobaan. Adapun prosedur percobaan Aliran Melalui Lubang antara lain sebagai berikut:
ini
besarnya
pengaliran
dengan
a) Hubungkan alat percobaan
lubang
dengan suplai air dari meja
menstimulasikan
besarnya
hidrolika.
dan tinggi tekan pada lubang.
b) Periksa apakah pipa lentur dari pipa pelimpah sudah METODOLOGI
mengarah ke tangki air dari
Penelitian
dilaksanakan
di
Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika
Jurusan
Fakultas
Teknik
Tanjungpura. digunakan
Teknik
Universitas
Peralatan
dalam
Sipil yang
penelitian
ini
adalah peralatan yang tersedia pada Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika Fakultas
Jurusan
Teknik
Teknik
Sipil
Universitas
Tanjungpura antara lain hydraulic Bench (bangku hidrolik), alat orifice, pipa air masuk, pipa lentur dari pipa pelimpah untuk mengatur tinggi head, pipa pelimpah pengatur tinggi muka air, papan penempatan kertas grafik,
batang/jarum
pengukur
meja hidrolika. c) Atur kaki penyangga bukaan sebidang
dengan
jajaran
jarum pengukur. d) Selipkan
selembar
kertas
pada papan dilator dibelakang jarum, naikkan dulu semua jarum intuk membebaskan lintasan aliran penyembur. e) Atur pipa pelimpah sesuai dengan ketinggian muka air yang
diinginkan,
buka
pengatur aliran, dan alirkan air masuk ke dalam tangki utama. f) Atur
katupnya
sedemikian
rupa sehingga air melimpah lewat pipa pelimpah. 3
g) Catat besarnya tekanan dalam
j) Beri tanda posisi ujung atas
tangki utama melalui mistar
dari jarum tegak pada kertas
pengukur/skala.
di latar belakang.
h) Tentukan
letak
terjadinya
k) Ulangi
percobaan
untuk
konstraksi mulut diukur dari
berbagai harga tekan air H,
lubang bukaan.
dengan cara mengubah tinggi
i) Atur
jarum
tegak
secara
pipa pelimpah.
berurutan untuk mendapatkan bentuk
lintasan
aliran
penyembur. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan percobaan dengan menggunakan alat orifice diperoleh data teknis sebagai berikut. Tabel 1. Data Hasil Pengamatan d lubang
= 3 mm
s
= 6 detik
H
= 363 mm
Volume
= 65 ml
x (cm)
0
5
10
15
20
25
30
35
y (cm)
17,2
16,5
15,4
13,7
12
10,1
7,8
4,5
y’
H
= 370 mm
Volume
= 70 ml
x (cm)
0
5
10
15
20
25
30
35
y (cm)
17,4
16,5
15,6
14,4
12,8
10,5
8
5
y’
4
H
= 376 mm
Volume
= 80 ml
x (cm)
0
5
10
15
20
25
30
35
y (cm)
17,2
16,2
15,5
14,4
12,6
10,3
7,6
5,2
y’
Koefisien Kecepatan
CV =
1
2 √b
Sumbu Y = y; sumbu X =
1 x2 ;b = h CV2
Keterangan:
V
= kecepatan aliran
CV
= koefisien kecepatan
h
= tinggi air
x
= jarak horizontal
y
= jarak vertikal
Tabel 2. Pengolahan Data untuk d = 3 mm dan H = 363 mm x
Y
x2
y2
xy
0
17,2
0
295,84
0
5
16,5
25
272,25
82,5
10
15,4
100
237,16
154
15
13,7
225
187,69
205,5
20
12
400
144
240
25
10,1
625
102,01
252,5
30
7,8
900
60,84
234
5
35
4,5
1.225
20,25
157,5
Koefisien kecepatan aliran untuk d = 3 mm dan H = 363 mm 20 18 16
f(x) = − 3.61238814016172 x + 16.5037735849057 R² = 0.99078293493898
14
Y=y
12 10 8 6 4 2 0
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
X = (x^2)/h
Grafik 4.3.1 Hubungan antara Y dengan x2/h pada d = 3 mm dan H = 363 mm
Tabel 3. Pengolahan Data untuk d = 3 mm dan H = 370 mm x
Y
x2
y2
Xy
0
17,4
0
302,76
0
5
16,5
25
272,25
82,5
10
15,6
100
243,36
156
15
14,4
225
207,36
216
20
12,8
400
163,84
256
25
10,5
625
110,25
262,5
30
8
900
64
240
35
5
1.225
25
175
6
Koefisien kecepatan aliran untuk d = 3 mm dan H = 370 mm 20 18 16
f(x) = − 3.62154537286613 x + 16.8072327044025 R² = 0.996058376580909
14
Y=y
12 10 8 6 4 2 0
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
X = (x^2)/h
Grafik 4.3.2 Hubungan antara Y dengan x2/h pada d = 3 mm dan H = 370 mm
Tabel 4. Pengolahan Data untuk d = 3 mm dan H = 376 mm x
Y
x2
y2
xy
0
17,2
0
295,84
0
5
16,2
25
262,44
81
10
15,5
100
240,25
155
15
14,4
225
207,36
216
20
12,6
400
158,76
252
25
10,3
625
106,09
257,5
30
7,6
900
57,76
228
35
5,2
1.225
27,04
182
7
Koefisien kecepatan aliran untuk d = 3 mm dan H = 376 mm 20 18 16
f(x) = − 3.62959928122192 x + 16.5982704402516 R² = 0.994075344314313
14
Y=y
12 10 8 6 4 2 0
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
X = (x^2)/h
Grafik 4.3.2 Hubungan antara Y dengan x2/h pada d = 3 mm dan H = 376 mm
Pengolahan Data Nilai CV
CV =
1
2 √b Tabel 5. Pengolahan data nilai CV = d (mm) 3
1
2 √b
H
b
CV
363
0,349
0,846
370
0,343
0,854
376
0,353
0,841 2,541
CV rata rata
0,847
CV literatur = 0,98 percobaan |Cv literatur−Cv |× 100 % Cv literatur 0,98−0,847 K. relatif = | |× 100 % 0,98
K. relatif =
= 13,57 %
8
KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan praktikum Aliran Melalui Lubang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Nilai rata-rata koefisien kecepatan air (CV) praktikum sebesar 0,847. 2. Kesalahan relatif yang dihasilkan sebesar 13,57%.
SARAN Saran yang dapat diberikan untuk praktikum Aliran Melalui Lubang sebagai berikut: 1. Praktikan mengetahui prosedur kerja dengan baik dan benar. 2. Praktikan harus teliti dalam membuat grafik dan perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA Bambang Triatmodjo.1996. Hidraulika II. Beta Offset: Yogyakarta.
9