Kak P2 Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Dan Zoonotik 2019 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK DINAS KESEHATAN DAERAH



PUSKESMAS PATIANROWO



Jl. Raya Ngepung No. 1 Telp (0358) 555169 Fax (0358) 555169 Email: [email protected]



KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TULAR VEKTOR DAN ZOONOTIK I.



PENDAHULUAN Penyakit - penyakit di Indonesia yang ditularkan melalui serangga merupakan penyakit endemis pada daerah tertentu, antara lain demam berdarah dengue (DBD), malaria, dan kaki gajah. Akhir-akhir ini, muncul penyakit virus chikungunyah yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Selain itu, juga terdapat penyakit saluran pencernaan, seperti disentri, kolera, demam tifoid dan paratifoid yang ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah. Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Vektor utama dengue di Indonesia adalah nyamuk Aedes aegypti, disamping juga dilaporkan Aedes albopictus sebagai vektor. Vektor ini bersarang di bejana-bejana yang berisi air jernih, tidak mengalir dan tawar seperti bak mandi, drum penampung air, kaleng bekas dan lainlain. Adanya vektor tersebut berhubungan dengan beberapa faktor, antara lain : 1. Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperluan sehari-hari. 2. Sanitasi lingkungan yang kurang baik. 3. Penyediaan air bersih yang langka. Daerah yang terserang DBD adalah wilayah yang ada penduduknya, karena : 1. Antar rumah jaraknya berdekatan, yang memungkinkan penularan karena jarak terbang Aedes aegypti berkisar antara 40-100 meter. 2. Aedes aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang (multiple bitters), yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu yang singkat. Langkah-langkah kegiatan penanggulangan kasus demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Patianrowo meliputi penyelidikan epidemiologi (PE) yaitu pencarian penderita / tersangka DBD lainnya dan pemeriksaaan jentik di rumah penderita / tersangka dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter (di rumah penderita dan 20 rumah sekitarnya) serta tempat-tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penularan. Dari hasil PE bila ditemukan penderita DBD lain atau ada jentik dan



penderita panas tanpa sebab yang jelas > 3 orang maka dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai 3 M Plus, tindakan larvasidasi, pengasapan/fogging focus. Apabila tidak ditemukan maka hanya melakukan penyuluhan dan kegiatan 3M Plus. Dalam hal pemberantasan vektor, langkah kegiatannya meliputi pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD) dengan cara 3 M Plus dan pemeriksaan jentik berkala (PJB) tiap 3 bulan sekali tiap desa / kelurahan endemis pada 100 rumah / bangunan dipilih secara acak (random sampling) yang merupakan evaluasi hasil kegiatan PSN DBD yang telah dilakukan masyarakat. Kegiatan ini harus ditunjang dengan pelaksanaan promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan tentang penyakit demam berdarah dengue serta kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara aktif yaitu melalui supervisi dan secara pasif melalui laporan hasil kegiatan. Sampai saat ini penanggulangan Demam Berdarah yang tepat adalah dengan cara memberantas nyamuk penularannya yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pemberantasan nyamuk penular tersebut dapat dilaksanakan dengan memakai racun serangga dan tanpa menggunakan racun serangga. Pemberantasan dengan racun serangga dilaksanakan oleh Pemerintah di daerah terjangkit atau daerah endemis tinggi bertujuan untuk menurunkan kepadatan nyamuk penular guna mencegah / mengurangi penularan lebih lanjut. Kekuatan / daya bunuh racun serangga tersebut tidak bertahan lama. II.



LATAR BELAKANG Pada tahun 2018 terjadi 8 kasus demam berdarah dengue dan 2 diantaranya meninggal dunia, jika dibandingkan dengan tahun 2017, terjadi peningkatan jumlah penderita, artinya harus lebih meningkatkan tindakan preventif terhadap kasus demam berdarah dengue melalui pengendalian vector demam berdarah dengue. Dalam pengendalian vector demam berdarah dengue, Puskesmas Patianrowo telah membuat MoU dengan sekolah dasar untuk membentuk kader wamantik di tiap sekolah untuk mewujudkan lingkungan sehat yang bebas jentik. Selain itu, Puskesmas Patianrowo juga selalu tanggap terhadap kasus DBD dengan segera melalukan Penyelidikan Epidemologi dan melakukan fogging untuk memberantas vector nyamuk aides aegypti. Puskesmas Patianrowo telah menetapkan target lingkungan bebas jentik (ABJ) mencapai 95% di tahun 2019. Dengan harapan, masyarakat bebas penyakit, demam berdarah dengue. Untuk mencapai target tersebut, bukan perkara yang mudah, diperlukan kerjasama berbagai pihak, tidak hanya pemerintah, akan tetapi yang lebih penting adalah kesadaran masyarakat akan hidup bersih dan sehat ditingkatkan. Untuk



menjaga agar kepadatan nyamuk penular yang sudah menurun tidak menjadi tinggi lagi, diperlukan upaya pemberantasan jentik dengan cara meniadakan sarang nyamuk penular tersebut. Kegiatan ini disebut “Pemberantasan Sarang Nyamuk “ atau disingkat PSN. Oleh karena nyamuk penular tersebut tersebar luas dan bersarang/berkembang biak disekitar rumah dan lingkungan keluarga, maka dalam upaya pemberantasan jentik melalui PSN ini diperlukan peran aktif keluarga /masyarakat. Untuk meningkatkan peran serta keluarga/masyarakat ini diperlukan bimbingan dan penyuluhan yang intensif kepada tiap - tiap keluarga agar mereka memahami manfaat dari lingkungan yang bebas jentik serta mau dan mampu melaksanakan PSN secara teratur dirumah dan lingkungannya masing-masing. Warga masyarakat setempat mempunyai peran yang cukup penting dalam kegiatan ini. Kepada tiap - tiap keluarga agar mereka tidak membiarkan nyamuk penular Demam Berdarah tersebut berkembang biak dirumah dan lingkungannya masing - masing. Kerangka acuan kegiatan pemberdayaan masyarakat mengacu pada Visi, Misi, Motto, Tata Nilai dan Budaya yang berlaku dipuskesmas Patianrowo. Adapun Visi, Misi, Motto, Tata Nilai dan Budaya tersebut adalah sebagai berikut : Visi



:



Puskesmas Patianrowo menjadi pusat edukasi, pelayanan kesehatan ramah anak dan remaja yang bermutu.



Misi 1.



: Memberikan edukasi,pelayanan kesehatan ramah anak & remaja sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat.



2.



Menjalin jejaring kerja dengan mitra strategis untuk pengembangan pelayanan.



3.



Menyediakan sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan ramah anak & remaja.



Motto



:



Layananku adalah ibadahku Tata Nilai



:



PARKIT CERIA PARKIT



: Pelayanan Ramah Anak & Remaja kasih Terpadu



CERIA



: Cermat, Empati, Ramah, Inovatif, Amanah a. Cermat : bahwa semua pelayanan yang diberikan kepada masyarakat harus dilakukan dengan seksama dan teliti.



b. Empati : bahwa kita harus mampu untuk merasakan dan menyelesaikan masalah / keadaan dari sudut pandang klien. c. Ramah : pelayanan diberikan dengan menarik / manis yang baru dan mempunyai daya ungkit dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. d. Inovatif : mengembangkan kegiatan yang baru dan mempunyai daya ungkit dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Amanah : semua kegiatan yang dilakukan adalah merupakan kepercayaan yang diberikan untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab baik kepada masyarakat. III.



TUJUAN A. Tujuan Umum Mewujudkan masyarakat Kecamatan Patianrowo yang bebas dari penyakit demam berdarah dan malaria B. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) > 95% 2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotik 3. Meningkatkan peran serta masyarakat di desa dan anak sekolah / kader tiwisada dan kader remaja mengenai Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD, Malaria, untuk penyebar luasan informasi kegiatan dan ikut berperan aktif dalam upaya kegiatan Preventif dan kuratif Penyakit Menular DBD dan malaria di lingkungan masing-masing.



IV.



KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN No Kegiatan 1. Upaya



Rincian Kegiatan a. Sosialisasi dan penyuluhan DBD & Malaria



pencegahan



b. Pelaksanaan siaran keliling DBD



dan



c. Penemuan kasus secara dini/penyelidikan epidemologi haji



pengendalian



d. Pelacakan kasus kontak DBD



penyakit tular



e. Pelaksanaan fogging



vector



f. Pelaksanaan PSN



zoonotik



dan



V.



CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN ( METODE ) No



1.



Kegiatan Pokok



Pelaksanaan Program P2



Melakukan sosialisai dan penyuluhan DBD



dan



malaria 2.



Melaksanaka n



siaran



keliling



3.



Penemuan kasus secara dini penyelidikan epidemiologi



4.



Pelacakan kasusu kontak DBD



5.



Melaksanaka n fogging



/



- Menyusun jadwal kegiatan - Menyiapkan materi sosialisasi dan penyuluhan - Membuat laporan - Menyusul jadwal kegiatan - Menyiapakan kemdaraan untuk siaran keliling - Mengevaluasi kegiatan - Menyusun jadwal kegiatan - Menyiapkan materi sosialisasi dan penyuluhan - Membuat laporan - Menyiapkan data pasien - Melakukan kajian tentang penyakitnya - Mengidentifik asi penyebab penyakit pasien - Menganalisa penyebab penyakit - Mendokument asikan hasil PE - Menyusun pelaksanaan fogging dari Dinas Kesehatan - Melakukan pencatatan dan koordinas iuntuk



Lintas program terkait



Lintas sektor terkait



Ket



Puskesma – Camat – kepala Pembiaya promkes – desa – kepala an BOK bidan dusun – ketua RW / wilayah RT – Kader DBD



Puskesma – Polsek untuk ijin Pembiaya promkes – pelakasanaan an BOK bidan siaran keliling wilayah Camat – kepala desa – kepala dusun – ketua RW / RT – Kader DBD Puskesma – Kepala desa promkes – kepala dusun petugas Ketua RW /RT survelens



– Pembiaya – an BOK



P2 – puskesmas koordinasi dengan bidan wilayah



- Kepala Desa Pembiaya Koordinasi an BOK dengan Kepala Dusun - Kepala Dusun Koordinasi dengan ketua RT/RW - Ketua RW/RT - Koordinasi dengan masyarakat



Dinkes – puskesmas - Menyusun jadwal pelaksana an fogging - Memanta u kegiatan fogging



- Kepala Desa Pembiaya Koordinasi an APBD dengan Kepala & BOK Dusun - Kepala Dusun Koordinasi dengan ketua RT/RW - Ketua RW/RT - Koordinasi



6.



Melaksanaka n PSN



tindak lanjut dengan pelaksanaan masyarakat fogging - Menyiapkan peralatan fogging a) Alat mesin fogg / ULV ( ultra low volume ) b) Kendaraan pengankut petuggas, alat dan bahan ke lokasi c) Megaphone d) Baju lengan panjang ( katle pack ), masker pelindung, topi lapangan, sarung tangan dan sepatu lapangan - Melaporkan hasil kegiatan penyemprotan / fogging kepada Dinas Kesehatan - menyiapkan Pj DBD – - Koordinasi blanko



dan puskesmas



dengan



Kepala



alat



– promkes -



Desa



pemeriksaan



Bidan



melaksanakan



jentik berkala



wilayah



PSN



- melakukan



koordinasi



pemeriksaan



pelaksanaan



untuk



- Koordinasi dengan ketua RT



jentik berkala PSN



untuk



(PB)



pelaksanaan



- mencatat hasil laporan



- Koordinasi



pemeriksaan jentik



dengan di



rumah warga atau



PSN



sekolah



Jumantik wilayah



kader



Pembiaya an BOK



di



blanko



pemeriksaan melaporkan hasil rekapitulasi ABJ ke Dinas Kesehatan VI.



SASARAN 1.



Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotik a. Sosialisasi dan penyuluhan DBD & Malaria Sasaran : Terlaksananya Sosialisasi dan penyuluhan DBD & Malaria 32 warga 2 desa/dusun rawan DBD b. Pelaksanaan siaran keliling DBD Sasaran : Terlaksananya pemberian transport petugas siaran keliling di 11 desa c. Penemuan kasus secara dini/penyelidikan epidemiologi haji Sasaran : Terlaksananya pemberian transport petugas 44 kali untuk PE Haji d. Pelacakan kasus kontak DBD Sasaran : Terlaksananya pemberian transport petugas 12 kali untuk pelacakan kasus DBD e. Pelaksanaan fogging Sasaran : Terlaksananya pemberian transport petugas 12 kali untuk fogging f. Pelaksanaan PSN Sasaran : Terlaksananya pemberian transport 60 petugas PSN



VII.



JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN NO



Kegiatan Jan Feb Mar Apr



1.



Sosialisasi dan penyuluhan DBD & Malaria



Me i



2019 Jun Jul Ags √



Se p



Okt Nov Des



2.



3



4. 5. 6.



Pelaksanaan siaran keliling DBD Penemuan kasus secara dini/penyelidikan epidemiologi haji Pelacakan kasus kontak DBD Pelaksanaan fogging Pelaksanaan PSN



































































































EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi setiap kegiatan dilakukan melalui isian buku kegiatan kepada kepala puskesmas dengan bukti tandatangan lokasi yang dikunjungi atau catatan pelaksanaan kegiatan yang selanjutnya akan dijadikan bahan kepala puskesmas dalam evaluasi keberhasilan pelaksanaan kegiatan dengan rekomendasi dalam buku kegiatan. VIII.



PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Evaluasi setiap kegiatan dilakukan setiap kali selesai pelaksanaan kegiatan dengan membuat laporan kegiatan, notulen rapat, daftar hadir, foto kegiatan, isian buku kegiatan dan SPJ kegiatan kepada kepala puskesmas dan bendahara puskesmas.



Mengetahui,



Patianrowo, 14 Pebruari 2019



Kepala Puskesmas Patianrowo



Pelaksana



MAMIK ENDANG E., SKM .MPH. NIP. 19750320 199903 2 007



ICHWAN D, A.Md.Kep NIP. 198910152019031014