Kekurangan Kalori Protein (KELOMPOK 8) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN KEKURANGAN KALORI PROTEIN Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak Dosen Pembimbing : Rusana,M.Kep.,Sp.Kep Anak



Disusun Oleh : 1.



Ade Lia



(108118035)



2.



Annisa Dwi Agustina



(108118036)



3.



Farida Wulandari



(108118037)



4.



Fenti Amalia Harmawati



(108118038)



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP 2019/2020



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul ‘Kekurangan Kalori Protein’ dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Latar Belakang, Pengertian, Etiologi, klasifikasi, patofisiologi, Manifestasi Klinis, Pathways, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, pencegahan dan asuhan keperawatan Kekurangan Kalori Protein. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing atas bantuan,dukungan serta doanya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan menambah pengetahuan tentang Kekurangan Kalori Protein pada anak. Makalah ini belum sempurna, Kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini. Cilacap, 22 Maret 2020



Kelompok 8



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i Kata Pengantar.......................................................................................................................ii Daftar Isi................................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1 A. Latar Belakang...................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2 C. Tujuan ..............................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3 A. Pengertian Kekurangan Kalori Protein .............................................................................3 B. Etiologi Kekurangan Kalori Protein.................................................................................3 C. Manifestasi Klinis Kekurangan Kalori Protein..................................................................4 D. Patofisiologi Kekurangan Kalori Protein .........................................................................5 E. Pathway Kekurangan Kalori Protein..................................................................................6 F. Penatalaksanaan.................................................................................................................7 G. Asuhan Keperawatan Kekurangan Kalori Protein.............................................................9 BAB III PENUTUP..............................................................................................................14 A. Kesimpulan......................................................................................................................14 B. Saran................................................................................................................................14 Daftar Pustaka......................................................................................................................15



iii



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia membutuhkan makan untuk bertahan hidup. Selain untuk bertahan hidup, makanan juga berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan tubuh akan zat-zat seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan zat-zat lain. Namun, di zaman yang sudah modern ini justru banyak orang yang tidak dapat memenuhi zat-zat tersebut. Pada kali ini akan membahas secara khusus mengenai kekurangan kalori protein. Protein yang berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Jika kita tidak mendapat asupan protein yang cukup dari makanan tersebut, maka kita akan mengalami kondisi malnutrisi energi protein. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak. Secara umum, kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit KKP, yaitu penyakit yag diakibatkan kekurangan energi dan protein. KKP dapat juga diartikan sebagai keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Bergantung pada derajat kekurangan energy protein yang terjadi, maka manifestasi penyakitnya pun berbeda-beda. Penyakit KKP ringan sering diistilahkan dengan kurang gizi. Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita, terutama di negara-negara berkembang. Gejala kurang gizi ringan relative tidak jelas, hanya terlihatbahwa berat badananak tersebut lebih rendah disbanding anak seusianya. Kira-kira berat badannya hanya sekitar 60% sampai 80% dari berat badan ideal. B. Batasan Masalah Makalah ini membahas mengenai apa itu kekurangan kalori protein, etiologi dll



1



C. Rumusan masalah 1. Bagaiamana pengertian kekurangan kalori protein? 2. Bagaimana etiologi kekurangan kalori protein? 3. Bagaimana manifestasi kekurangan kalori protein? 4. Bagaiamana patofisiologi kekurangan kalori protein? 5. Bagaimana pathway kekurangan kalori protein? 6. Bagaiamana penatalaksanaan kekurangan kalori protein? 7. Bagaimana asuhan keperawatan dari kekurangan kalori protein? D. Tujuan 1.      Tujuan umum Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan anak pada klien dengan Kekurangan Kalori Protein 2.      Tujuan khusus Mahasiswa dapat menjelaskan : a. Definisi Kekurangan kalori b. Etiologi kekurangan kalori protein c. Manifestasi Klinik Kekurangan kalori protein d. Patofisiologi Kekurangan kalori protein e. Pathway kekurangan kalori protein f. Penatalaksanaan Kekurangan Kalori Protein pada anak g. asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Kekurangan kalori protein



2



BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN Nama internasional KKP yaitu Calori Protien Malnutrition atau CPM adalah suatu penyakit difisiensi gizi dari keadaan ringan sampai berat, disebut juga Protien Energi Malnutrisi ( PEM ). Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang dalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 1997). Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein maupun energi (Sediatoema, 1999). Kekurangan kalori protein diklasifikasi menjadi dua berdasarkan berat tidaknya yaitu KKP ringan atau sedang disebut juga sebagai gizi kurang (undernutrition) ditandai oleh adanya hambatan pertumbuhan dan KKP yang meliputi kwasiorkor, marasmus dan kwashiorkor marasmus. Malnutrisi kalori protein adalah tidak adekuatnya intake protein dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2001). Kurang energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari – hari sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG). (Arief Mansjoer, 2000). B. ETIOLOGI Etiologi malnutrisi dapat primer, yaitu apabila kebutuhan individu yang sehat akan protein, kalori atau keduanya, tidak dipenuhi oleh makanan yang adekuat, atau sekunder, akibat adanya penyakit yang menyebabkan asupan suboptimal, gangguan penyerapan dan pemakaian nutrien, dan/atau peningkatan kebutuhan karena terjadinya hilangnya nutrien atau keadaan stres. Kekurangan kalori protein merupakan penyakit energi terpenting di negara yang sedang berkembang dan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas pada masa kanak – kanak diseluruh dunia. (Rudolph, 2006). Penyebab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori protein dengan berbagai tekanan, sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai nuansa dan



3



melahirkan klasifikasi klinik (kwashiorkor, marasmus, marasmus kwashiorkor). Penyebab tak langsung dari KKP sangat banyak sehingga penyakit ini disebut sebagai penyakit dengan multifactoral. Berikut ini merupakan sistem holistik penyebab multifactoral menuju ke arah terjadinya KKP : 1. Ekonomi negara rendah 2. Pendidikan umum kurang 3. Produksi bahan pangan rendah 4. Hygiene rendah 5. Pekerjaan rendah 6. Sistem perdagangan dan distribusi tidak lancar 7. Persediaan pangan kurang 8. Penyakit infeksi dan investasi cacing 9. Konsumsi pangan kurang 10. Absorpsi terganggu 11. Utilisasi terganggu 12. Pengetahuan gizi kurang 13. Anak terlalu banyak C. MANIFESTASI KLINIS 1. Marasmus (kurang kalori) a. Perubahan psikis, anak menjadi cengeng, cerewet walaupun mendapat minum b. Pertumbuhan berkurang atau terhenti c. Berat badan anak menurun, jaringan subkutan menghilang (turgor jelek dan kulit keriput) d. Vena superfisialis kepala lebih nyata, frontal cekung, tulang pipi dan dagu terlihat menonjol, mata lebih besar dan cekung e. Perut buncit f. Kadang terdapat edem ringan pada tungkai g. Ujung tangan dan kaki terasa dingin dan tampak sianosis 2. Kwashiorkor (kurang protein) a.Secara umum anak tampak sembab, latergik, cengeng dan mudahterangsang, pada tahap lanjut anak menjadi apatis dan koma 4



b.Pertumbuhan terlambat c.Udema d.Anoreksia dan diare e.Jaringan otot mengecil, tonus menurun, jaringan subcutis tipis dan lembek f. Rambut berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku serta mudah dicabut g.Kelainan kulit, tahap awal kulit kering, bersisik dengan garis garis kulit yang dalam dan lebam, disertai defesiensi vitamin B kompleks h.Anak mudah terjangkit infeksi i. Terjadi defesiensi vitmin dan mineral D. PATOFISIOLOGI 1)



Marasmus (kurang kalori) Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejumlah energi yang dalam



keadaan normal dapat dipenuhi dari makanan yang diberikan. Kebutuhan ini tidak terpenuhi pada masukan yang kurang, karena itu untuk pemenuhannya digunakan cadangan protein sebagai sumber energi. 2)



Kwashiorkor (kurang protein) Pada defesiensi protein murni yang tidak terjadi katabolisme jaringan yang



sangat lebih , karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan edem dan perlemakan hati.



5



E. PATHWAYS



6



F. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan kurang kalori protein (Suriand & Rita Yuliani, 2011) 1. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin 2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit 3. Penannganan diare bila ada : cairan, antidiare, dan antibiotic Penatalaksanan KKP berat dirawat inap dengan pengobatan rutin (Arief Mansjoer, 2000) : 1.



Atasi atau cegah hipoglikemi Periksa kadar gula darah bila ada hipotermi (suhu skala < 35 derajat celciul suhu rektal 35,5 derajat celcius). Pemberian makanan yang lebih sering penting untuk mencegahkedua kondisi tersebut. Bila kadar gula darah di bawah 50 mg/dl, berikan : a. 50 mlbolus glukosa 10 % atau larutan sukrosa 10% (1 sdt gula dalam 5 adm air) secara oral atau sonde / pipa nasogastrik b. Selanjutnya berikan lanjutan tersebut setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali berikan ¼ bagian dari jatah untuk 2 jam) c. Berikan antibiotik d. Secepatnya berikan makanan setiap 2 jam, siang dan malam



2.



Atasi atau cegah hipotermi Bila suhu rektal < 35.5 derajat celcius : a. Segera berikan makanan cair / formula khusus (mulai dengan rehidrasi bila perlu) b. Hangatkan anak dengan pakaian atau seelimut sampai menutup kepala, letakkan dekat lampu atau pemanas (jangan gunakan botol air panas) atau peluk anak di dasa ibu, selimuti. c. Berikan antibiotik d. Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5 derajat celcius



3.



Atasi atau cegah dehidrasi Jangan mengunakan jalur intravena untuk rehidrasi kecuali keadaan syok/rentan. Lakukan pemberian infus dengan hati – hati, tetesan pelan – pelan untuk menghindari beban sirkulasi dan jantung. Gunakan larutan garam khusus yaitu resomal (rehydration Solution for malnutrition atau pengantinya). Anggap semua anak KKP berat dengan diare encer mengalami dehidrasi sehingga harus diberikan :



a. Cairal Resomal/pengantinya sebanyak 5ml/kgBB setiap 30 menit selama 2 jam secara oral atau lewat pipa nasogastrik



7



b. Selanjutnya beri 5 -10 ml/kgBB/jam selama 4-10 jam berikutnya ; jumlah yang tepat harus diberikan tergantung berapa baanyak anak menginginkannntya dan banyaknya kehilangan cairan melalui tinja dan muntah. c. Ganti Resomal/penganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formulas khusus sejumlah yang sama, bila keadaan rehidrasi menetap/stabil. d. Selanjutnya mulai beri formula khusus.



8



Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kekurangan Kalori Protein A. Pengkajian 1. Identitas Pasien Nama, alamat, umur, jenis kelamin, alamat dst. 2. Keluhan utama a. Kwashiorkor : anak mengalami bengkak pada kaki dan tangan, kondisilemah dan tidak mau makan, BB menurun b. Marasmus : anak rewel, tidak mau makan, badan kelihatan kurus 3. Riwayat kesehatan a. Riwayat penyakit sekarang b. kapan keluhan mulai dirasakan c. Kejadian sudah berapa lama d. Apakah ada penurunan BB e. Bagaimana nafsu makan pasien f. Bagaimana pola makannya g. Apakah pernah mendapat pengobata,dimana, oleh siapa, kapan, jenis obatnya. 4. Pola penyakit dahulu Apakah dulu pasien pernah menderita penyakit seperti sekarang 5. Riwayat penyakit keluarga a. Apakah anggota keluarga pasien pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan kekurangan gizi atau kurang protein b. Riwayat penyakit sosial c. Anggapan salah satu jenis makanan tertentu d. Apakah kebutuhan pasien terpenuhi e. Bagaimana lingkungan tempat tinggal pasien f. Bagaimana keadaan sosial ekonomi keluarga 6. Riwayat spiritual Adanya kepercayaan yang melarang makanan tertentu misalnya 7. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi Meliputi observasi sistemik keadaan pasien sehubungan dengan status gizi pasien meliputii :



9



1) Penampilan umum pasien menunjukkan status nutrisi atau gizi pasien 2) Pada kwashiorkor apakah ada edema, rambut rontok, BB menurun, muka seperti bulan 3) Pada marasmus : badan kurus, atrofi otot, rambut kemerahan dan kusam, tampak sianosis, perut membuncit b. Palpasi Pada marasmus terdapat turgor kulit yang jelek dan pada kwashiorkor terdapat pembesaran hati B. Pemeriksaan penunjang 1. Pada kwashiorkor ; penurunan kadar albumin, kolesterol dan glukosa 2. Kadar globulin dapat normal atau meningkat, sehingga perbandingan albumin atau globulin serum dapat terbalik 3. Kadar asam amino esensial dalam plasma relatif lebih rendah dari pada asam amino non esensial 4. Kadar imunoglobulin normal, bahkan dapat meningkat 5. Kadar IgA serim normal, namun kadar IgA sekretori rendah 6. Pemeriksaan feses, darah lengkap 7. Pemeriksaan albumin 8. Hitung leukosit, trombosit 9. Hitung glukosa darah C. Diagnosa keperawatan 1. Gangguan nutrisi s/d intake yang kurang ( protien ) ditandai dengan pasien tidak mau makan, anoreksia, makanan tidak bervariasi, BB menurun, tinggi badan tidak bertambah. Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasein terpenuhi dengan kreteria timbul nafsu makan, BB bertambah ½ kg per 3 hari. Intervensi : a. Mengukur dan mencatat BB pasein b. Menyajikan makanan dalam porsi kecil tapi sering c. Menyajikan makanan yang dapat menimbulkan selera makan d. Memberikan makanan tinggi TKTP 10



e. Memberi motivasi kepada pasien agar mau makan. f. Memberi makan lewat parenteral ( D 5% ) Evaluasi : a. Pasien mau makan makanan yang TKTP b. BB bertambah ½ kg tiap 3 hari. 2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik. Tujuan : Aktivitas pasien dapat maksimal dengan kreteria pasien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa dibantu orang lain. Intervensi : a. Kaji aktivitas pasien sehari-hari b. Bantu pasien melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya. c. Melatih dan membimbing dalam merubah posisi. d. Membantu pasien melekukan aktivitas / gerakan-gerakan yang ringan. Evaluasi : a. Kebutuhan aktivirtas pasien dapat maksimal. b. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa bantuan orang lain. 3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d intake yang kurang adekuat ditandai dengan turgor kulit yang jelek, bibir pecah-pecah. Pasien merasa haus ,nadi cepat 120 / menit. Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit terpenuhi dengan kreteria ; turgor kulit normal, bibir lembab, pasien tidak mengeluh haus, nadi normal. Intervensi : a. mengukur tanda vital pasien. b. Menganjurkan agar minum yang banyak kepada pasien c. Mengukur input dan output tiap 6 jam. d. Memberikan cairan lewat parenteral Evaluasi :



11



Keseimbangan cairan dan elektrolit pasien terpenuhi ditandai dengan turgor kulit normal, mokusa bibir lembab, pasien tidak mengeluh haus , TD dan nadi normal.



12



BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang dalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 1997). Penyebab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori protein dengan berbagai tekanan, sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai nuansa dan melahirkan klasifikasi klinik (kwashiorkor, marasmus, marasmus kwashiorkor). Penatalaksanaan kurang kalori protein (Suriand & Rita Yuliani, 2011) a. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin b. Pemberian terapi cairan dan elektrolit c. Penannganan diare bila ada : cairan, antidiare, dan antibiotic B. Saran Dengan melalui  makalah ini kami selaku penyusun  mengharapkan  khususnya semua mahasiswa keperawatan dapat mengetahui serta memahami apa itu Hormon, Hormon serta Penghambat Gonad.



13



DAFTAR PUSTAKA



Carpenito, l. j. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8 . Jakarta: EGC Deonges, M.,E, Moohouse, M.F., Geissler, A.C. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:EGC Jelliffe, D. B. 1994. Kesehatan Anak di Daerah Tropis / Child Health in The Tropics, Alih bahasa : Mira T. Windi. Jakarta: Bumi Aksara Mansjoer, a., Suprahaita, Wardani, W.I., & Setio wulan W. 2000. Kapita Selekta kedokteran, Edisi 3.Jilid 2. Jakarta: Media aescullapius Mi Ja Kim, Gertrude K.Meforland, Audrey M. Mc Lane ; Alih Bahasa, Yasmin Asih. 1994. Diagnosa keperawatan (Pocket Quide To Nursing Diagnoses).



Jakarta: EGC



Nelson (Nelson :Texs Book of Pediatrics) / Richard E.b., Victor C. Vaughan : Alih Bahasa, Moelia Radja Siregar. 1988. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 12, Bagian 1. Jakarta: EGC Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta:EGC Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak1 .Jakarta:FKUI UP3M. 2004 . Jurnal Politeknik Kesehatan Semarang - LINK, Semarang. Whaley & Wong’s. 1995. Nursing Care of Infants and Children, Fifth Edition , Mosby-year book. Inc.



14



by