Kel 1 - Makalah Nutrisi Pada Bayi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “KEBUTUHAN NUTRISI PADA BAYI”



Dosen pengampu : Tri Anonim, SST, M. Kes Anggota Kelompok 1 : Absensi 1-7 Kelas 2 Reguler A,B, dan C (Di Lampiran)



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan topik “Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi“ ini dengan tepat waktu. Tugas disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tri Anonim, SST, M. Kes selaku pengampu dalam mata kuliah ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Pekalongan, September 2021



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2 1.3 Tujuan..................................................................................................................2 BAB II. PEMBAHASAN........................................................................................3 2.1 Pengertian Nutrisi pada Bayi...............................................................................3 2.2 Manfaat Nutrisi pada Bayi...................................................................................4 a. Perkembangan Otak...............................................................................................4 b. Perkemgangan motorik..........................................................................................5 2.3 Perhitungan Gizi pada Bayi.................................................................................5 2.4 Menu NutrisipadaBayi.........................................................................................8 2.5 Masalah Nutrisi pada Bayi................................................................................10 BAB III. PENUTUP..............................................................................................16 3.1 Kesimpulan........................................................................................................16 3.2 Saran..................................................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17 LAMPIRAN...........................................................................................................18 Anggota Kelompok 1 :..........................................................................................18



BAB I. 1.1



PENDAHULUAN



Latar Belakang



Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi (Notoatmodjo, 2007). Selama periode ini, bayi sepenuhnya tergantung pada perawatan dan pemberian makan oleh ibunya. Nursalam, dkk (2005) mengatakan bahwa tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi masa neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan usia 29 hari-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2005). ASI (air susu ibu) adalah makanan lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bayi yang baru lahir dan pada umur selanjutnya, apabila diberikan dalam jumlah yang cukup. ASI juga merupakan makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Dinkes, 2005). Menurut Naesrul (2005), bayi sampai usia 6 bulan tetap tumbuh normal dan sehat dengan diberi ASI. Bayi yang berumur 6 bulan, makanan tambahan harus diberikan karena kebutuhan gizi bayi semakin meningkat dan tidak dapat dipenuhi hanya dengan ASI. Berdasarkan rekomendasi WHO, makanan pendamping ASI (MP-ASI) sebaiknya diberikan pada waktu setelah bayi usia 6 bulan. Masih banyak ditemukan pemberian MP-ASi sebelum 6. Keadaan ini menggambarkan bahwa bayi usia kurang dari 6 bulan telah diberikan makanan selain ASI. ASI merupakan makanan paling lengkap dan merupakan campuran gizi paling seimbang bagi bayi sampai usia sekurang-kurangnya 4-6 bulan, apabila kebutuhan bayi akan energi telah tercukupi oleh ASI otomatis semua kebutuhan gizi lainnya akan terpenuhi 1



(Boedihardjo, 1994). Didalam ASI mengandung berbagai zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh bayi dan mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin (Ig),



lactoferin, dan zat antibodi. ASI memiliki perbandingan komposisi yang tetap sehingga mudah dicerna dan diserap serta mampu memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya (Jenny, 2006). Menurut Irawati (2002) laporan dari beberapa negara menunjukkan bahwa penyebab gangguan pertumbuhan adalah mendapat makanan tambahan sebelum 6 bulan, disapih pada usia 1-2 bulan dan pemberian susu formula pada bulan pertama (Suhardi, 2008). Adapun waktu yang baik dalam memulai pemberian MP-ASI pada bayi adalah umur 6 bulan. Pemberian makanan pendamping pada bayi sebelum umur tersebut akan menimbulkan risiko rusaknya sistem pencernaan karena perkembangan usus bayi dan pembentukan enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan memerlukan waktu 6 bulan, meningkatkan resiko terjadinya alergi seperti asma, demam tinggi, penyakit seliak atau alergi gluten (protein dalam gandum), Obesitas, penelitian telah menghubungkan pemberian makanan yang berlebih di awal masa perkenalan dengan obesitas dan peningkatan resiko timbulnya kanker, diabetes dan penyakit jantung di usia lanjut (Lewis, 2003). 1.2



Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian nutrisi pada bayi? 2. Bagaimana manfaat nutrisi pada bayi? 3. Bagaimana perhitungan gizi pada bayi? 4. Bagaimana jadwal atau menu nutisi pada bayi? 5. Bagaimana masalah nutrisi pada bayi?



1.3



Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian nutisi pada bayi. 2. Untuk mengetahui manfaat nutisi pada bayi. 3. Untuk mengetahui bagaimana cara perhitungan gizi pada bayi. 4. Untuk mengetahui jadwal atau menu nutisi pada bayi. 5. Untuk mengetahui masala nutisi pada bayi. 2



BAB II.



PEMBAHASAN



2.1Pengertian Nutrisi pada Bayi Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Nutrisi adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zatzat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan (Supariasa, 2001). Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia). Nutrisi berbeda dengan makanan, makanan adalah segala sesuatu yang kita makan sedangkan nutrisi adalah apa yang terkandung dalam makanan tersebut (Uri, 2008). Sedangkan bayi adalah anak yang baru lahir sampai berumur 1 tahun dan mengalami proses tumbuh kembang. Tumbuh kembang merupakan proses yang berbeda tetapi keduanya tidak dapat berdiri sendiri, terjadi secara simultan, saling berkaitan dan berkesinambungan dari masa konsepsi hingga dewasa. Bayi adalah sebutan untuk anak usia 0 – 1 tahun ( Soetjiningsih tahun 2004) dan makhluk hidup yang baru saja dilahirkan dari Rahim ibu (Muchtar tahun 2002). 3 Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari rahim



seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun



memiliki berat badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun. Sedangkan pengertian bayi baru lahir  adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu, memiliki berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Bayi baru lahir dapat dilahirkan melalui 2 cara, secara normal melalui vagina atau melalui operasi cesar. Bayi baru lahir harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru karena setelah plasentanya dipotong maka tidak ada lagi asupan makanan  dari ibu selain itu kondisi bayi baru lahir masih rentan terhadap penyakit. Karena itulah bayi memerlukan perawatan yang insentif. Jagalah kebersihan bayi dan berikan nutrisi yang cukup kepada bayi melalui ASI. Nutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan nutrien yang berbeda-beda dan anak mempunyai karakteristik yang khas dalam mengkonsumsi makanan atau zat gizi tersebut. Oleh karena itu, untuk menentukan makanan yang tepat pada anak, tentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrien, kemudian tentukan jenis bahan makanan yang dapat dipilih untuk diolah sesuai dengan menu yang diinginkan, tentukan juga jadwal pemberian makanan dan perhatikan porsi yang dihabiskannya (Yupi Supartini, 2004). 2.2Manfaat Nutrisi pada Bayi a. Perkembangan Otak Konsumsi makanan yang tidak memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan perubahan metabolisme otak. Hal ini mengakibatkan otak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, hingga dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pertumbuhan badan dan membuat manusia bertubuh kerdil dan diikuti oleh ukuran otak yang berkurang dan berdapat pada kecerdasaan anak. Pertubuhan otak dan sel saraf berlangsung sangat cepat sejak dari janin hingga bayi dilahirkan kedunia dan menjadi bayi. Umunya gangguan masalah gizi dialami oleh anak usia dini dan membawa dampak hingga masa selanjutnya. Sehingga ini mengakibatkan anak akan sulit untuk memiliki 4



konsentrasi, anak akan mejadi lebih cepat lemas/lelat secara mental, tidak berprestasi dalam belajar, dan memiliki motivasi belajar yang rendah. Ditinjau dari segi struktur dan funsinga otak manusia merupakan jaringan yang paling sempurna. Namun kinerja otak akan sangat



dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang berasa dari makan yang dikonsumsi. Daya kerja otak dikendalikan oleh neurotransmiliter yang terdapat pada otak dan sekresi neurotransmiliter dan akan terjadi jika adanya ransangan. b. Perkemgangan motorik Apabila kandungan nutrisi dalam tubuh tidak terpenuhi maka akan menyebabkan keterlambatan pada perkembangan motori yang meliputi perkembangan emosi dan tingkah laku.nanak yang mengalami gangguan tersebut biasanya akan menarik diri kelompok, apatis, pasif dan akan sulit untuk berkonsentrasi, dan mengakibatkann perkembangan kogniti anak akan terhambat. Hakikatnya pemenuhan asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan merupakan suatu yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam hal pemberian asupan makan sesuai dengan kebutuhan, lingkungan, dan interasi anak dengan orang tua juga memberikan pengaruh yang sangat baik. Tanpa adanya jalinan emosional dan kasih sayang makan pertumbuhan anak tidak akan optimal. Oleh sesba itu perlu diterapkanya pola asah, asih, dan asuh. 2.3Perhitungan Gizi pada Bayi Kebutuhan energi seseorang tergambar pada jumlah ‘kalori’ yang dibutuhkan per unit berat badan. Kilokalori merupakan ukuran energi yang disediakan makanan bagi tubuh. Secara teknis, 1 kilokalori merupakan jumlah energi (berupa panas) yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 kilogram air sebanyak 100C. Indikator umum yang menunjukkan bahwa bayi mendapatkan kilokalori per hari yang cukup adalah pertambahan panjang badan, berat badan, dan lingkar kepala. Kebutuhan kilokalori bayi 0-1 tahun secara garis besar kurang lebih 100–120 kkal/kg/hari. Perkiraan kebutuhan kalori berdasar umur secara teknis dihitung berdasarkan umur dan berat badan, sebagai berikut: 0-3 bulan



= (89 x BB dalam kg – 100) + 175



4-6 bulan



= (89 x BB dalam kg – 100) + 56



7-12 bulan



= (89 x BB dalam kg – 100) + 22



5



13-35 bulan



= (89 x BB dalam kg – 100) + 20



  Saat awal bayi mulai perkenalan MPASI, sumber kalori utama adalah ASI kemudian berangsur berkurang dan mendekati 24 bulan sumber kalori utama bayi adalah makanan. Intake kalori yang direkomendasikan (recommended calorie intakes) untuk bayi menetek adalah sebagai berikut: Umur 6-8 bulan 9-11 bulan 12-24 bulan



Perkiraan kebutuhan kalori per hari 682 830 1.092



Kalori dari ASI 486 375 313



Kalori dari MPASI 196 455 779



  Perkiraan kebutuhan kalori pada bayi adalah sebagai berikut:   A. Bayi laki-laki



Umur (bulan)



Perkiraan Berat Badan (kg)



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



4,4 5,3 6,0 6,7 7,3 7,9 8,4 8,9 9,3 9,7 10 10,3



B. Bayi perempuan



Umur (bulan)



Perkiraan Kebutuhan Kalori (kCal/hari) 472 567 572 548 596 645 668 710 746 793 817 844



6



Perkiraan Berat Badan (kg)



Perkiraan Kebutuhan Kalori (kCal/hari)



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



4,2 4,9 5,5 6,1 6,7 7,2 7,7 8,1 8,5 8,9 9,2 9,5



Sumber: United States Department of Agriculture, 2009



7



438 500 521 508 553 593 608 643 678 717 742 768



2.4Menu NutrisipadaBayi Supaya bayi dan anak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal, ASI dan makanan yang dikonsumsiolehbayiperludiperhatika n. ASI merupakan satu-satunya makanan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan. Namun dengan bertambahnya usia bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI atau yang biasa disebut dengan MPASI.Berikutmerupakanjadwalatau menu asupanun tukbayi:



06,0 0



Usia



Usia



Usia



Usia



Usia



Usia



Usia



0-6 Bulan



6-7 Bulan



7-8 Bulan



8-9 Bulan



9-10 Bulan



11-12 Bulan



1-2 Tahun



       ASI Sekehenda k



ASI Sekehenda k



ASI Sekehendak



ASI



ASI



ASI



ASI



BuburSusu



Nasi  Tim



Menu Keluarga



08.0 0



09,0 0



Buah/Sari Buah



Buah/Sari Buah



  Buah/Sari Buah



10.0 0



12.0 0



ASI



BuburSusu



Buah/Pudin g



  Buah/Puding



  Buah/Puding



Tim Saring



Nasi Tim



Menu



BuburSusu



13.0 0



Keluarga



15.0 0



Buah/Sari Buah



Bubursarin g



Biskuit



Biskuit



Biskuit



Biskuit



18.0 0



ASI



ASI



 Tim Saring



Tim Saring



Nasi Tim



Menu Keluarga



21.0 0



ASI



ASI



ASI



ASI



ASI



ASI



2.5Masalah Nutrisi pada Bayi Sejak awal kelahiran, memerhatikan segala asupan nutrisi harian merupakan salah satu hal penting untuk mencukupi kebutuhan gizi bayi. Sayangnya, asupan gizi harian bayi kadang bisa tidak sesuai dengan kebutuhannya sehingga menimbulkan masalah pada tumbuh kembang si kecil. Status gizi bayi sejatinya sudah mulai terbentuk sejak ia berada di dalam kandungan hingga usianya genap dua tahun. Rentang waktu tersebut juga dikenal dengan nama 1000 hari pertama kehidupan dimulai sejak awal kehamilan atau periode emas. Selama 1000 hari pertama atau periode emas tersebut, diharapkan bayi memperoleh asupan zat gizi harian yang sepadan dengan kebutuhannya. Alasannya karena selama 1000 hari pertama, pertumbuhan tubuh dan otak si kecil sedang berkembang dengan sangat pesat. Asupan gizi yang cukup selama di dalam kandungan sampai usia bayi menginjak dua tahun akan membuatnya lahir dan tumbuh dengan baik. Sebaliknya, jika asupan gizi bayi tidak terpenuhi secara optimal, kondisi ini bisa mengakibatkan tumbuh kembangnya mengalami hambatan. Bahkan, terhambatnya tumbuh kembang si kecil tersebut bisa saja sulit diperbaiki hingga akhirnya berpengaruh pada masa dewasanya kelak. Tak menutup kemungkinan, bayi bisa mengalami masalah gizi akibat dari asupan nutrisi harian yang kurang memadai. Berikut beberapa masalah gizi pada bayi. 1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah salah satu masalah gizi pada bayi. Sesuai namanya, kondisi berat badan lahir rendah ini terjadi ketika bayi yang baru lahir memiliki berat badan di bawah rentang normal.Idealnya, bayi baru lahir tergolong memiliki berat badan normal jika hasil pengukuran ada di rentang 2,5 kilogram (kg) atau 2.500 gram (gr) sampai dengan 3,5 kg atau 3.500 gr. Jadi, apabila berat badan bayi baru lahir yang berada di bawah 2.500 gram, menandakan bahwa ia mengalami masalah gizi berupa BBLR. Namun, perlu ingat bahwa rentang berat badan normal tersebut berlaku untuk bayi baru lahir di usia kehamilan 37-42 minggu. Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), beberapa kelompok berat badan lahir rendah pada bayi yakni:



 Berat badan lahir rendah (BBLR): berat lahir kurang dari 2.500 gr (2,5 kg).  Berat badan lahir sangat rendah (BBLSR): berat lahir di rentang 1.000 sampai kurang dari 1.500 gr (1 kg hingga kurang dari 1,5 kg).  Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR): berat lahir kurang dari 1.000gr (kurang dari 1 kg) Tindakan penanganannya Cara perawatan untuk masalah pada bayi dengan berat badan lahir rendah biasanya disesuaikan kembali dengan gejala, usia, dan kesehatan tubuhnya secara umum. Dokter nantinya juga akan menilai seberapa parah kondisi si kecil untuk menentukan tindakan penanganan yang tepat. Mengutip dari University of Rochester Medical Center, perawatan untuk masalah pada bayi dengan berat badan lahir rendah, yakni: Bayi mendapat perawatan khusus di neonatal intensive care unit (NICU. Pemantauan pada suhu ruangan tidur bayi. Bayi diberikan makanan khusus, entah melalui selang yang mengalir langsung ke perut atau selang infus yang masuk ke pembuluh darah. Selain itu, badan kesehatan dunia WHO menyarankan pemberian ASI pada bayi yang mengalami BBLR sejak baru lahir. Bahkan, akan lebih baik lagi jika pemberian ASI diteruskan selama enam bulan penuh alias ASI eksklusif. 2. Masalah Gizi Bayi Kurang Gizi kurang termasuk satu dari beberapa masalah gizi pada bayi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan energi dan kebutuhan gizi harian. Dengan kata lain, asupan harian bayi dengan gizi kurang cenderung lebih sedikit dan tidak mampu mencukupi kebutuhan tubuhnya. Berdasarkan Permenkes No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak, bayi termasuk dalam kelompok gizi kurang saat pengukuran berat badan menurut tinggi badannya berada di bawah normal. Pengukuran berat badan dan tinggi badan bayi memiliki satuan bernama standar deviasi (SD). Normalnya, bayi dikatakan memiliki gizi baik saat berat badan berdasarkan tinggi badannya berada di rentang -2 SD sampai dengan 2 SD. Sementara jika si kecil mengalami gizi kurang, pengukurannya berada di rentang -3 SD sampai kurang dari -SD. WHO menjelaskan lebih lanjut bahwa masalah kurang gizi pada bayi dapat mencakup



stunting, wasting, berat badan rendah, hingga kekurangan vitamin dan mineral. Padahal, mineral dan vitamin untuk bayi termasuk sebagian kecil zat gizi yang asupannya tidak boleh kurang. Masalah gizi kurang pada bayi bukan terjadi secara tiba-tiba, melainkan telah terbentuk akibat kekurangan gizi dalam waktu yang cukup lama. Bayi yang mengalami gizi kurang bisa saja telah mengalami ketidakcukupan nutrisi sejak dalam kandungan maupun sejak dilahirkan. Kondisi ini bisa saja disebabkan oleh asupan gizi bayi yang kurang maupun karena bayi susah makan. Tindakan penanganannya. Bayi yang mengalami gizi kurang sangat dianjurkan untuk mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan penuh. Namun, penanganan tersebut hanya berlaku untuk bayi yang masih berusia di bawah enam bulan. Sementara untuk bayi di atas enam bulan dengan kondisi gizi kurang bisa diatasi dengan cara pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang lengkap, berarti dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi si kecil. Selain itu, Anda dianjurkan untuk tidak melewatkan makanan selingan atau camilan bayi di sela-sela waktu makan utamanya. Jika perlu, bayi bisa diberikan MPASI yang telah difortifikasi atau ditambahkan aneka zat gizi guna melengkapi kebutuhan hariannya. Sesuaikan juga menu MPASI dengan selera makan bayi untuk membantu meningkatkan nafsu makannya. 3. Masalah Gizi Buruk Pada Bayi Masalah gizi lainnya pada bayi yakni gizi buruk. Gizi buruk adalah keadaan saat berat badan berdasarkan tinggi badan bayi berada jauh dari rentang yang seharusnya. Permenkes No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak menjabarkan bahwa pengukuran bayi dengan kategori gizi buruk yakni kurang dari -3 SD. Sama halnya seperti gizi kurang yang mencakup beberapa masalah, gizi buruk pun demikian. Masalah gizi buruk pada bayi dapat dibagi menjadi kwashiorkor, marasmus, dan marasmuskwashiorkor. Marasmus adalah kondisi gizi buruk karena asupan energi tidak tercukupi. Kwashiorkor adalah masalah gizi buruk yang disebabkan oleh kurangnya asupan protein pada bayi. Sementara marasmus-kwashiorkor merupakan gabungan dari keduanya yakni masalah karena asupan protein dan energi kurang dari yang seharusnya.



Tindakan penanganannya berupa pengobatan masalah gizi buruk pada bayi nantinya akan disesuaikan kembali dengan kondisinya, misalnya mengalami marasmus, kwashiorkor,



atau



marasmus



kwashiorkor.



Jika



bayi



mengalami



marasmus,



penanganannya bisa dilakukan dengan memberikan susu formula F 75. Susu formula F 75 diolah dari gula, minyak sayur, serta protein susu bernama kasein yang dicampur menjadi satu. Selain itu, asupan makanan bayi setiap harinya juga akan diatur agar mengandung zat gizi yang cukup, termasuk kalori dan serta karbohidrat guna memenuhi kebutuhan energinya. Seperti bayi dengan marasmus, masalah gizi buruk berupa kwashiorkor pada bayi juga membutuhkan pemberian susu formula F 75. Namun, pemberian makanan harian biasanya akan sedikit berbeda karena si kecil sebaiknya mendapat makanan sumber kalori meliputi gula, karbohidrat, serta lemak. Setelah itu, baru bayi boleh diberikan sumber makanan dengan kandungan protein yang tinggi guna mencukupi kebutuhannya yang kurang. Begitu pula dengan penanganan kasus marasmus-kwashiorkor pada bayi yang bisa dilakukan dengan menggabungkan kedua pengobatan sebelumnya. 4. Masalah Gizi Lebih Pada Bayi Masalah gizi lainnya yang juga bisa dialami bayi yaitu kelebihan gizi. Kelebihan gizi alias gizi lebih adalah kondisi saat berat badan berdasarkan tinggi badan si kecil berada di atas rentang normalnya. Bayi dengan gizi lebih bisa memiliki salah satu dari dua kondisi, yaitu antara berat badan lebih (overweight) dan obesitas pada bayi. Tindakan penanganannya dengan cara terbaik untuk menangani masalah gizi lebih pada bayi yakni dengan mengatur asupan makanan dan minuman hariannya. Sebisa mungkin, Anda perlu menjaga asupan makanan dan minuman harian si kecil agar berat badannya tidak semakin meningkat. Ganti selingan seperti roti yang manis dengan memberikan buah-buahan untuk bayi. Bayi usia 0-2 tahun yang mengalami obesitas tidak perlu mengurangi asupan kalori harian. Dokter biasanya lebih menganjurkan untuk mempertahankan sekaligus mengurangi peningkatan berat badan. Jadi, sebaiknya Anda tetap mengontrol jumlah kalori yang sesuai agar tidak berlebih. Ini karena di masa 0-2 tahun ini, bayi sedang dalam proses pertumbuhan linier. Artinya, status gizi anak di masa depan atau saat ia dewasa akan sangat ditentukan oleh kondisinya saat ini.



Bila usia bayi saat ini sudah masuk ke masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) tetapi porsi dan jadwal MPASI bayi di luar aturan normal, coba benarkan kembali. Berikan frekuensi serta porsi makan bayi yang tepat sesuai dengan usianya. Jika ternyata dokter menyarankan agar si kecil mengurangi asupan kalori harian, biasanya buah hati Anda akan mendapatkan anjuran menu khusus. Hal ini bertujuan agar kebutuhan bayi tetap terpenuhi dengan baik dan tidak menyebabkan kekurangan zat gizi tertentu yang berisiko menghambat tumbuh kembangnya. 5. Masalah Gizi Stunting Pada Bayi Stunting adalah gangguan pertumbuhan pada tubuh bayi. Kondisi ini membuat panjang atau tinggi badan bayi tidak sesuai dengan rata-rata anak seusianya. Stunting pada bayi bukan hal yang bisa dianggap remeh. Jika tidak segera diketahui dan ditangani dengan tepat, stunting dapat membuat perkembangan fisik maupun kognitif bayi terhambat dan kurang optimal di kemudian hari. Hal ini dikarenakan kondisi bayi yang mengalami stunting umumnya sulit kembali normal bila sudah terlanjur terjadi. Penilaian stunting pada bayi dan anak biasanya dilakukan dengan memakai grafik pertumbuhan anak (GPA) dari badan kesehatan dunia WHO. Bayi bisa dikatakan mengalami stunting saat hasil pengukuran panjang atau tinggi badan menunjukkan angka di bawah -2 standar deviasi (SD). Standar deviasi adalah satuan yang dipakai dalam pengukuran panjang atau tinggi badan bayi. Masalah gizi stunting pada bayi dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi gizi ibu saat hamil, kondisi sosial ekonomi keluarga, asupan gizi bayi, hingga kondisi medis bayi. Secara lebih rincinya, kondisi kesehatan dan asupan gizi ibu baik sebelum, selama, maupun setelah kelahiran dapat berpengaruh pada pertumbuhan bayi. Selain itu, postur tubuh yang pendek, usia yang masih terlalu remaja untuk hamil, hingga jarak kehamilan yang terlalu dekat juga berisiko membuat bayi mengalami stunting. Sementara pada bayi, pemberian ASI eksklusif yang gagal dan penyapihan (pemberian makanan padat) terlalu dini merupakan beberapa faktor penyebab stunting. Tindakan penanganannya yaitu penanganan untuk masalah gizi stunting pada bayi dapat diupayakan dengan melakukan pola asuh (caring). Tindakan pola asuh ini



mencakup inisiasi menyusui dini (IMD) saat baru lahir kemudian menyusui ASI eksklusif sampai usia bayi 6 bulan. Selanjutnya, bayi juga harus diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) sampai usia 2 tahun guna mendukung tumbuh kembangnya. Jangan lupa perhatikan juga frekuensi pemberian ASI untuk bayi yang mengalami stunting, seperti: Jika bayi menyusu ASI:  Usia 6-8 bulan: makan 2 kali per hari atau lebih  Usia 9-23 bulan: makan 3 kali per hari atau lebih Jika bayi tidak menyusu ASI:  Usia 6-23 bulan: makan 4 kali per hari atau lebih Ketentuan ini merupakan minimum meal frequency (MMF) alias frekuensi makan minimal. MMF dapat diberlakukan untuk bayi stunting berusia 6-23 bulan dalam semua kondisi. Kondisi tersebut meliputi bayi usia 6-23 bulan yang mendapat atau tidak lagi mendapat ASI dan sudah makan MPASI (bentuk lunak, padat, maupun diberi susu formula bayi karena tidak lagi mendapat ASI). Kondisi-kondisi tersebut di atas membutuhkan



perhatian



khusus



dari



dokter.



Oleh



mengonsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.



karena



itu



Anda



perlu



BAB III. PENUTUP .1 Kesimpulan Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Untuk itu bayi yang berumur 6 bulan di anjurkan untuk mengkonsumsi bubur tim dengan cara pengolahan dan ragam sayuran/buah yang telah disebutkan di atas. Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zatzat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut. Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 34 tahun. .2 Saran Sebaiknya kita lebih meningkatkan pengetauhan mengenai kepekaan dan kepedulian akan pentingnya gizi bagi tumbuh kembang seorang bayi dan balita. Terutama pada masa tumbuh kembangnya. Dan itu jg akan berpengaruh pada perkembangan stimulus maupun respon baik pada bayi dan balita.



DAFTAR PUSTAKA http://www.praborinilactationteam.com/2017/08/19/kalori-dalam-asi-dan-kebutuhan-kalori-padabayi/ diakses 2 September 2021 Rahmi, Putri. "Peran Nutrisi Bagi Tumbuh dan Kembang Anak Usia Dini." Jurnal Pendidikan Anak Bunayya 5.1 (2019). https://hellosehat.com/parenting/bayi/gizi-bayi/masalah-gizi-pada-bayi/. Diakses 2 September 2021



LAMPIRAN Anggota Kelompok 1 : 2 Reguler A 1. Adhe Risky Ayuningtiyas



(P1337420320001)



2. FadhilahAlawiyah



(P1337420320002)



3. AthiyyahAzzahImtiyaz



(P1337420320003)



4.ShobikhatulLamiah



(P1337420320004)



5. BintaAufidalila



(P1337420320005)



6. Nia Puspitasari



(P1337420320006)



7. Sofia Agustina



(P1337420320007)



2 Reguler B 1. EvaniaMaulidia



(P1337420320051)



2. Sanialaeli



(P1337420320052)



3. GaluhPuspitaningrum



(P1337420320053)



4. A'isyatulIrbah



(P1337420320054)



5. Silva WidyaUtami



(P1337420320056)



6. MeiliaAstuti



(P1337420320057)



7. DwiFebriHartati



(P1337420320058)



2 RegulerC 1. ElokRakhmatika 2. PutriAmaliaKhusna



(P1337420320100) (P1337420320101)



3. NindaPrawiranti



(P1337420320102)



4. MunaAprilliaMugianingrum



(P1337420320103)



5. NurAzimah



(P1337420320104)



6. ZamiraAldiaFara



(P1337420320105)



7.FadillaIkaAnggiKusuma



(P1337420320106)