Kel 3 - Teori Sifat Dan Faktor [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SIFAT DAN FAKTOR : MC CRAE DAN PAUL T COSTA MAKALAH MATA KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN - F



Dosen Pengampu Mata Kuliah Aprilia Mega Rosdiana, M.Si.



Disusun oleh:



Ibah Handayani Karunia Putri



(200401110073)



Saniyyah Nur Baiti



(200401110083)



Debby Luzsanti



(200401110157)



Sri Hidayati Absuhalini



(200401110228)



Tasya Shofwa Mahira



(200401110299)



FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2022



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Manusia secara alami memiliki kepribadian yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Banyak teori yang telah dikemukakan oleh para ahli untuk menganalisa dan mengidentifikasi kepribadian manusia, salah satu nya ialah teori Big Five yang dipopulerkan oleh McCrae dan Costa. Sebagai mahasiswa psikologi, pembelajaran kepribadian dan teori-teori untuk menganalisa dan mengidentifikasi kepribadian merupakan hal yang wajib kita pelajari. Dalam pembahasan mengenai model lima faktor dari McCrae dan Costa, kita akan melihat bahwa studi mereka dimulai dari suatu usaha untuk mengidentifikasi sifat dasar kepribadian yang terungkap melalui analisis faktor. Setelah banyak ditambahkan oleh studi-studi lainnya, model ini kemudian menjadi suatu teori, yang dapat memprediksi dan menjelaskan perilaku.



B.



Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yaitu, sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah dan gambaran umum teori sifat lima faktor? 2. Bagaimana perkembangan teori sifat lima faktor McCrae dan Costa? 3. Bagaimana komponen teori, asumsi dasar dan penelitian terkait yang dilakukan McCrae dan Costa? 4. Bagaimana teori sifat lima faktor Mcrae dan Costa dinilai dari lima kriteria teori yang bermanfaat?



C.



Tujuan Penulisan Rumusan masalah di atas mengarahkan tujuan penulisan makalah ini dalam menelaah lebih dalam mengenai teori sifat dan faktor : Mc Crae dan Paul T Costa. Secara khusus, penulisan ini berusaha untuk menjelaskan: 1. Sejarah dan gambaran umum teori sifat lima faktor? 2. Perkembangan teori sifat lima faktor Mc Crae dan Costa? 3. Komponen teori, asumsi dasar dan penelitian terkait yang dilakukan Mc Crae dan Costa? 4. Teori sifat lima faktor Mc Crae dan Costa dinilai dari lima kriteria teori yang bermanfaat?



BAB II PEMBAHASAN A. Biografi Robert R Mc Crae dan Paul T. Costa Paul T. Costa lahir di Franklin New Hampshire pada tahun 1942. Dia dan Robert McCrae mulai berkolaborasi pada tahun 1976. Dia menerima gelar sarjana Psikologi nya dari Universitas Clark dan gelar dokter di Human Development Universitas Chicago. Setelah posisi akademik nya di Harvard dan Universitas Massachusetts di Boston, dia bergabung dengan NIA untuk meresmikan Stress and Coping section. Dari tahun 1985 sampai 2009 ia adalah Kepala Laboratorium Kepribadian dan Kognisi (Sekarang Laboratorium Behavioral Neuroscience). Minat penelitiannya termasuk pengembangan dewasa, penilaian kepribadian, dan penyakit Alzheimer. Robert Roger McCrae lahir pada 28 April 1949 di Maryville, Missouri. McCrae merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Andrew McCrae dan Eloise Elaine McCrae. Pada awalnya McCrae berminat besar dapa ilmu pengetahuan dan matematika, akan tetapi ia memutuskan mempelajari filsafat di Michigan State Univerity. Meskipun meraih beasiswa dari National Merit Scholar, ia tidak terlalu senang dengan sifat dasar filsafat yang tidak empiris dan terbuka atas jawaban apapun. Setelah meraih gelar sarjananya, McCrae memutuskan untuk melanjutkan studinya di bidang psikologi di Boston University, dan dengan bakat dan minatnya pada ilmu pengetahuan dan matematika, maka McCrae menemukan ketertarikan kepada psikometri Raymond Cattell. Ia menjadi sangat tertarik pada analisis faktor untuk menemukan metode sederhana dalan mengidentifikasi sifat struktural yang ditemukan dalam kamus. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, Walter Mischel sedang mempertanyakan gagasan bahwa sifat kepribadian benar-benar konsisten dan menyatakan bahwa situasi lebih penting daripada sifat kepribadian mana pun. Meskipun Mischel telah merevisi pernyataannya setelah itu. Dan pada tahun 1999, McCrae menyatakan bahwa McCrae mengikuti program pascasarjananya pada tahun-tahun setelah kritik Mischel terhadap sifat kepribadian, karena baginya sifat-sifat adalah sesuatu yang nyata dan bertahan. Studi ini pada awalnya dilakukannya sendiri, diam-diam, dan tanpa banyak dukungan. Ternyata, pendekatan tersebut cukup sesuai dengan kepribadiannya yang cenderung diam dan introver. Pada tahun 1975, McCrae dirujuk oleh James Fozard (seorang psikolog perkembangan orang dewasa di Normative Aging Study) kepada Paul T. Costa Jr. seorang pengajar di University of Massachusetts, Boston. Setelah pertemuannya, McCrae dan Costa bekerja di Gerontology Research Center yang mempunyai seperangkat data orang dewasa yang valid dan dalam jumlah besar, tempat tersebut menjadi tempat yang ideal bagi Costa dan McCrae untuk mengiventigasi pertanyaan mengenai struktur kepribadian.



B. Sejarah Teori Lima Faktor Analisis 5 faktor diawali dengan kajian mengenai sifat manusia yang dipelopori oleh Allport dan Odbert pada tahun 1930-an, kemudian dilanjutkan oleh Cattell, Tupes, Christal dan Norman. Dan seperti halnya nama-nama tersebut, McCrae dan Costa mulai menganalisis faktor untuk menguji stabilitas dan struktur kepribadian pada akhir tahun 1970-an sampai awal 1980-an. Pada awalnya, McCrae dan Costa hanya terfokus kepada dua dimensi yakni, neurotisme dan ekstraversi. Tidak lama setelah itu, McCrae dan Costa menemukan dimensi baru yang mereka sebut dengan keterbukan pada pengalaman. Mcrae dan Costa masih terfokus pada ketiga dimensi tersebut meskipun pada tahun 1981 Lewis Goldberg telah menggunakan istilah “Lima Besar” dalam analisis faktor atas sifat kepribadian. Sampai pada tahun 1985, McCrae dan Costa menambah dua dimensi terakhir, yakni keramahan (agreebleness) dan kesadaran (conscientousness). Selama akhir tahun 1980-an sampai awal 1990-an, banyak psikolog kepribadian mulai condong pada model lima faktor (Digman, 1990; John & Srivastava, 1999). Kelima faktor tersebut telah ditemukan di antara beragam budaya dan menggunakan banyak bahasa (McCrae & Allik, 2002). McCrae dan Oliver John (1992) juga menekankan bahwa keberadaan kelima faktor “adalah sebuah fakta empirik, seperti fakta bahwa ada tujuh benua atau delapan presiden Amerika yang berasal dari Virginia” C. Deskripsi Teori Lima Faktor 1. Ekstraversi (Extraversion) Menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, level aktivitasnya, kebutuhan untuk didukung, kemampuan untuk berbahagia. Dimensi ini menunjukkan tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Mereka yang memiliki skor ekstraversi yang tinggi cenderung ramah dan terbuka serta menghabiskan banyak waktu untuk mempertahankan dan menikmati sejumlah hubungan. Sementara mereka yang memiliki skor yang rendah cenderung tidak sepenuhnya terbuka dan memiliki hubungan yang lebih sedikit dan tidak seperti kebanyakan orang lain, mereka lebih senang dengan kesendirian. 2.



Neurotisme (Neuroticism) Trait ini menilai kestabilan dan ketidakstabilan emosi. Mengidentifikasi kecenderungan individu apakah individu tersebut mudah mengalami stres, mempunyai ide-ide yang tidak realistis, mempunyai coping response yang mal adaptif. Dimensi ini menampung kemampuan seseorang untuk menahan stres. Mereka yang memiliki skor N yang tinggi cenderung berciri tenang, bergairah dan aman. Sementara mereka yang memiliki skor N yang rendah cenderung tertekan, gelisah dan tidak aman.



3.



Keterbukaan (Openess) Menilai usahanya secara proaktif dan penghargaannya terhadap pengalaman demi kepentingannya sendiri. Menilai bagaimana ia menggali sesuatu yang baru dan tidak biasa. Dimensi ini mengarah tentang minat seseorang. Mereka yang memiliki skor tinggi pada keterbukaan akan cenderung menjadi imajinatif, benarbenar sensitif dan intelek. Sementara mereka yang memilik skor rendah pada



keterbukaan cenderung realistis, tidak kreatif, dan tidak penasaran terhadap sesuatu.



D.



4.



Keramahan (Agreeableness) Menilai kualitas orientasi individu dengan kontinum nilai dari lemah lembut sampai antagonis didalam berpikir, perasaan dan perilaku. Dimensi ini merujuk kepada kecenderungan seseorang untuk tunduk kepada orang lain. Mereka yang memiliki skor A tinggi cenderung jauh lebih menghargai harmoni daripada ucapan atau cara mereka. Mereka tergolong orang yang kooperatif dan percaya pada orang lain. Mereka yang memiliki skor A rendah cenderung memusatkan perhatian lebih pada kebutuhan mereka sendiri ketimbang kebutuhan orang lain.



5.



Kesadaran (Conscientiousness) Menilai kemampuan individu didalam organisasi, baik mengenai ketekunan dan motivasi dalam mencapai tujuan sebagai perilaku langsungnya. Sebagai lawannya menilai apakah individu tersebut tergantung, malas dan tidak rapi. Dimensi ini merujuk pada jumlah tujuan yang menjadi pusat perhatian seseorang. Orang yang mempunyai skor tinggi cenderung mendengarkan kata hati dan mengejar sedikit tujuan dalam satu cara yang terarah dan cenderung bertanggung jawab, kuat bertahan, tergantung, dan berorientasi pada prestasi. Sementara yang skornya rendah, ia akan cenderung menjadi lebih kacau pikirannya,mengejar banyak tujuan, dan lebih edonistik (Robbins, 2001).



Perkembangan Teori Lima Faktor Pada awal kemunculannya, kelima faktor McCrae & Costa tidak lebih dari sekedar klasifikasi atas sifa-sifat kepribadian. Pada akhir 1980-an, McCrae dan Costa mulai yakin bahwa mereka dan para ilmuwan lain telah menemukan struktur kepribadian yang cukup stabil. McCrae dan Costa (1996) menolak teori-teori terdahulu yang mereka anggap terlalu bergantung pada pengalaman klinis dan spekulasi pasif (Feist & Feist, 2009, hal.137). Pada tahun 1980-an, perbedaan dari teori klasik dengan teori modern semakin terlihat jelas. Hal inilah yang menjadi dorongan McCrae dan Costa untuk menemukan teori alternatif yang lebih dari sekedar klasifikasi 5 faktor sifat-sifat kepribadian. Menurut McCrae dan Costa hal yang paling mendasari agar tercapainya teori alternatif ini adalah teori alternatif ini harus mencakup perubahan dan pertumbuhan yang telah terjadi selama 25 tahun, dan juga tetap terikat pada prinsip empirik yang terjadi selama penelitian. Maka, selama 25 tahun McCrae dan Costa terus mengembangkan model lima fakor ini hingga menjadi teori lima faktor. Menurut McCrae dan Costa (1999), “model tersebut dan temuan dari badan penelitian yang berasosiasi dengannya, tidak membentuk suatu teori kepribadian. Sebuah teori mengorganisasikan temuan-temuan untuk dapat menghasilkan suatu cerita yang koheren, memfokuskan isu-isu dan fenomena-fenomena yang dapat dan harus dijelaskan” (hal.139-140).



E.



Komponen Teori Lima Faktor Teori lima faktor memiliki dua komponen, yakni komponen inti dan komponen sekunder. Setiap komponen terdiri komponen-komponen yang lain. Komponen inti



terdiri dari (1) kecenderungan dasar, (2) karakteristik adaptasi, dan (3) konsep diri. Dan komponen sekunder terdiri dari (1) dasar biologis (2) biografi objektif, dan (3) pengaruh eksternal. 1. Komponen Inti Kecenderungan Dasar McCrae dan Costa mendefinisikan kecenderungan dasar sebagai “substansi dasar yang universal dari kapasitas dan disposisi kepribadian yang umumnya diasumsikan daripada diobservasi. Kecenderungan dasar dapat bersifat bawaan, terbentuk oleh pengalaman di usia dini, atau dimodifikasi oleh penyakit atau intervensi psikologis. Akan tetapi, pada suatu periode kehidupan seseorang, kecenderungan tersebut menentukan potensi dan arah dari orang tersebut”. Atau dengan kata lain kecenderungan dasar adalah salah satu komponen dasar kepribadian, seiring dengan karakteristik adaptasi, konsep diri, dasar biologis, biografi objektif, dan pengaruh eksternal (McCrae & Costa, 1996) Esensi dari kecenderungan dasar adalah dasar mereka di biologis serta stabilitas mereka diantara waktu dan kondisi. Karakteristik Adaptasi Yaitu, struktur kepribadian yang dipelajari, yang berkembang saat manusia beradaptasi dengan lingkungan. Perbedaan yang mendasar antara kecenderungan dasar karakteristik adaptasi terletak pada fleksibitasnya. Kecenderungan dasar cukup stabil, sedangkan karakteristik adaptasi dapat dipengaruhi oleh hal-hal eksternal. Sebagai contoh, keterampilan yang dipelajari, sikap, perilaku dan hubungan yang dihasilkan dari sebuah interaksi, seperti kemampuan berbahasa Inggris atau matematika. Sedangkan seberapa cepat kita belajar adalah kecenderungan dasar. Respons karakteristik dibentuk oleh kecenderungan dasar karena konsistensi dan keunikan dari setiap respons, sehingga merefleksikan dari pertahanan sifat-sifat kepribadian. Akan tetapi respons tersebut lah yang membuat kita dapat beradaptasi terus menerus. Kecenderungan dasar bersifat stabil dan bertahan, sedangkan karakteristik adaptasi berfluktuasi, sehingga membuatnya rentan terhadap perubahan dalam kehidupan seseorang. Karakteristik adaptasi berbeda dari satu budaya dengan budaya yang lain. Sebagai contoh, ekspresi kemarahan dengan hadirnya seseorang yang superior lebih tabu di Jepang daripada di Amerika Serikat. Konsep Diri McCrae dan Costa (1996) menjelaskan bahwa konsep diri terdiri dari pengetahuan, pandangan, dan evaluasi tentang diri sendiri, dengan cakupan dari beragam fakta atas sejarah personal sampai identitas yang memberikan suatu perasaan memiliki tujuan dan kesatuan dalam hidup (hal.70). 1. Komponen Sekunder Dasar Biologis Gen, hormon, dan struktur otak merupakan mekanisme biologis yang paling utama dalam memengaruhi kecenderungan dasar. McCrae dan Costa belum dapat menjelaskan bagaimana mekanisme tersebut dapat memengaruhi kepribadian manusia, akan tetapi bidang genetika dengan perkembangannya telah menjelaskan bagaimana mekanisme biologis memengaruhi perilaku manusia. Posisi dasar biologis ini mengeleminasi peranan lingkungan dalam pembentukan kecenderungan dasar, akan tetapi tidak serta menghilangkan peranan lingkungan dalam pembentukan kepribadian, hanya saja lingkungan tidak memiliki pengaruh secara langsung dalam pembentukannya. Lingkungan memiliki peranan tersendiri dalam pembentukan kepribadian, dan hal ini lah yang membedakan antara dua



komponen inti yang telah dijelaskan diatas, kecenderungan dasar dan karakteristik adaptasi. Biografi Objektif McCrae dan Costa (2003) mengatakan bahwa biografi objektif adalah apapun yang dilakukan, dipikirkan, dan dirasakan seseorang sepanjang hidupnya (hal. 187). Biografi objektif menekankan pada apa yang terjadi sepanjang hidupnya (objektif) daripada pandangan atau persepsi mereka mengenai pengalaman mereka (subjektif). Pengaruh eksternal Manusia terus menemukan atau berada dalam situasi fisik yang berbeda, dan hal tersebut memengaruhi terhadap kepribadian manusia tersebut. Cara kita merespons kesempatan dan tuntutan dari konteks merupakan sesuatu yang dibahas dalam pengaruh eksternal. Menurut McCrae dan Costa (1999, 2003), respons-respons tersebut merupakan fungsi dari karakteristik adaptasi dan interaksi mereka dengan pengaruh eksternal. F.



Asumsi Dasar Setiap komponen sistem kepribadian (kecuali dasar biologis) mempunyai asumsi inti. Oleh karena komponen dari kecenderungan dasar dan karakteristik adaptasi adalah hal – hal yang paling sentral atas sistem kepribadian. A. Asumsi dari Kecenderungan Dasar a) Asumsi Individualitas Asumsi individualitas menekankan bahwa orang dewasa mempunyai rangkaian sifat yang unik, dan setiap orang menunjukkan kombinasi yang unik atas pola sifatnya. Asumsi ini konsisten dengan gagasan Allport bahwa keunikan adalah esensi dari kepribadian. b) Asumsi atas Asal Asumsi atas asal mempunyai pendirian yang jelas walaupun cukup kontroversial. Semua sifat- sifat kepribadian adalah hasil dorongan internal; seperti genetik, hormon dan struktur otak. Dengan kata lain, lingkungan keluarga tidak mempunyai peranan dalam menciptakan kecenderungan dasar. Pengaruh genetik didemonstrasikan oleh apa yang ahli genetik perilaku rujuk sebagai koefisien keterwarisan dan muncul dari penelitian atau studi mengenai adopsi dan anak kembar. Keterwarisan menjawab pertanyaan mengenai perbedaan dalam korelasi suatu sifat kepribadian antara orang-orang yang identik secara genetis (anak kembar identik) dan yang hanya berbagi sekitar 50% dari gen mereka (semua jenis saudara kandung lainnya). Apabila gen tidak mempunyai peranan dalam pembetukan sifat, maka tidak akan ada perbedaan dalam korelasi antara variasi kadar kesamaan genetik dari orangorang. Anak kembar identik dan fraternal akan sama-sama mirip atau samasama berbeda. Bukti yang ada mengindikasikan bahwa anak kembar identik walaupun dibesarkan dalam lingkungan berbeda-beda, menunjukkan kesamaan kepribadian yang lebih besar dibandingkan saudara sekandung lainnya. Dalam banyak kasus dari sifat-sifat kepribadian, kadar kesamaan mengindikasikan bahwa hampir 50% variasi kepribaadian adalah keterwarisan atau genetik. Sedangkan, 50% lainnya banyak dijelaskan oleh pengalaman berbeda yang tidak dialami bersama oleh saudara kandung



dalam usia yang bervariasi; yaitu saudara kandung biasanya mempunyai pengalaman, teman, dan guru yang berbeda. c) Asumsi Perkembangan Asumsi perkembangan menganggap bahwa sifat berkembang dan berubah selama masa kanak- kanak, tetapi mulai melambat dimasa remaja, serta perubahan dalam kepribadian berhenti sama sekali dari awal hingga pertengahan masa dewasa (kira-kira usia 30-an). (Costa & McCrae,1994; Costa, McCrae & Arenberg,1980). McCrae dan Costa berspekulasi bahwa mungkin masih ada alasan- alasan yang bersifat evolusi dan adaptif dari perubahan tersebut. Saat seseorang masih muda dan sedang menentukan hubungan dan kariernya, tinggi kadar E, O, dan bahkan N akan bermanfaat. Saat seseorang mulai tumbuh dewasa dan menjadi mapan, sifat tersebut tidak lagi seadaptif sebelumnya. Selain itu, peningkatan keramahan dan kekasaran akan sangat membantu saat seseorang tumbuh dewasa. d) Asumsi Struktur Asumsi struktur menyatakan bahwa sifat memiliki organisasi hierarkis dari yang sempit dan spesifik ke yang lebih luas dan umum, seperti yang dikemukakan oleh Eysenck. Asumsi ini tumbuh dari konsep yang telah lama dipegang oleh Costa dan McCrae bahwa jumlah dimensi kepribadian adalah lima dan hanya lima. Jumlah ini melebihi konsep tiga dimensi yang dihipotesiskan Eysenck dan sangat sedikit dibandingkan 35 dimensi yang ditemukan oleh Cattell. Dengan asumsi ini, McCrae dan Costa serta pakar teori lima faktor lainnya menyatakan bahwa lima dimensi adalah jawaban dari perdebatan yang telah B. Asumsi dari Karakteristik Adaptasi Asumsi mengenai karakteristik adaptasi menyatakan bahwa, seiring berjalannya waktu, manusia beradaptasi dengan lingkungan mereka “dengan mengumpulkan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang konsisten dengan sifatsifat kepribadian mereka serta adaptasi yang dialami sebelumnya”(Costa && McCrae,2003). Dengan perkataan lain, sifat mempengaruhi cara kita beradaptasi terhadap perubahan dalam lingkungan kita. Selain itu, kecenderungan dasar berakibat pada pencarian dan pemilihan kita terhadap lingkungan khusus yang sesuai dengan disposisi kita. Asumsi karakteristik adaptasi yang kedua, maladaptasi mengindikasikan bahwa respon kita tidak selalu konsisten dengan tujuan personal dan nilai- nilai budaya. Sebagai contoh, ketika introversi dibawa ke titik ekstrem, dapat berakibat pada sifat pemalu patologis dalam lingkup sosial, yang menghambat seseorang untuk keluar rumah atau memegang suatu pekerjaan. Selain itu, agresi yang dibawa ke titik ekstrem dapat menghasilkan kekejaman yang berlebihan atau sifat antagonis, yang kemudian dapat berakibat seringnya seseorang dipecat dari pekerjaannya. Asumsi ketiga menyatakan bahwa sifat dasar “dapat berubah seiring berjalannya waktu sebagai respon dari kematangan biologis, perubahan lingkungan, atau intervensi yang disengaja” (Costa & McCrae,2003). Asumsi ini merupakan asumsi fleksibilitas yang digagas oleh Costa dan McCrae, suatu asumsi yang menyatakan bahwa kecenderungan dasar dapat menjadi relatif stabil sepanjang kehidupan, tetapi karakteristik adaptasi tidak lama terjadi diantara teori faktor.



G.



Penelitian Terkait Pendekatan sifat yang digunakan Hans Eysenck, Robert Mc Crae dan Paul Costa sangat popular dalam ranah kepribadian. Eysenck, Costa dan McCrae telah mengembangkan invent kepribadian yang digunakan dengan luas, yaitu Eysenck Personality Inventory dan cabang- cabang lainnya dan NEO-PI. (Costa & McCrae,1985,1992) Sifat telah dikaitkan dengan berbagai hal-hal vital, seperti kesehatan fisik, kesejahteraan, dan kesuksesan akademis, tetapi sifat juga telah dikaitkan dengan halhal yang lebih umum dan terjadi sehari-hari seperti mood. Seperti yang ditunjukkan berikut, sifat dapat memprediksikan hal-hal yang bersifat jangka panjang seperti Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang merupakan hasil kerja selama bertahun-tahun, tetapi sifat juga memprediksikan hal- hal yang lebih terpisah, misalnya berapa kali orang mengikuti ujian masuk dan apa jenis mood yang mungkin orang alami pada suatu hari.



H.



Teori Sifat dan Faktor Dinilai dari Lima Kriteria Teori yang Bermanfaat Pertama, apakah teori sifat dan faktor menghasilkan penelitian? Dalam teori sifat McCrae dan pendukung lainnya juga banyak melakukan penelitian empiris. Dan menunjukkan bahwa adanya ekstraversi, neurotisme, keterbukaan pada pengalaman, dan kesadaran tidak terbatas hanya pada negara Barat, tetapi telah ditemukan di berbagai budaya, menggunakan berbagai macam terjemahan dari NEO-PI yang telah direvisi (McCrae, 2002). Selain itu, McCrae dan Costa telah menemukan bahwa sifat kepribadian dasar cukup fleksibel hingga usia 30 tahun, namun pada saat itu menjadi cukup stabil selama masa kehidupan. Kedua, apakah teori sifat dapat dikaji ulang? Studi McCrae dan Costa memberikan kesempatan pengkajian ulang terhadapnya walaupun beberapa peneliti yang datang dari nonBarat mengindikasikan sifat selain lima sifat yang mungkin diperlukan untuk menjelaskan kepribadian di Negara Asia. Ketiga, teori dan faktor dinilai tinggi dalam kemampuannya dalam mengorganisasikan pengetahuan. Semua yang benar benar diketahui menjadi mengenai kepribadian, harus dapat direduksi menjadi suatu jumlah tertentu. Semua yang dapat dikuantifikasikan dapat diukur, dan semua yang dapat diukur dapat dianalisis faktornya. Faktor yang didapatkan akan memberikan deskripsi yang mudah dan akurat mengenai kepribadian dalam hal sifat. Sifat-sifat inilah yang kemudian dapat menghasilkan sutu kerangka untuk mengorganisasikan banyak observasi terpisah tentang kepribadian manusia. Keempat, teori yang bermanfaat punya kekuatan untuk mengarahkan tindakan praktisi, dan dalam kriteria ini, teori sifat dan faktor mendapat kajian yang bercampur. Walaupun teori ini memberi taksonomi yang komperhensif dan terstruktur, klasifikasi seperti itu tidak terlalu berguna untuk orangtua, guru, dan konselor dibandingkan untuk peneliti. Apakah teori sifat dan faktor konsisten secara internal? Teori Lima Besar dan penilitian yang dilakukan sedikit konsisten secara internal, meskipun terdapat beberapa pihak yang tidak sependapat dengan jumlah dimensi dasar kepribadian. Penelitian lintas-kultural cenderung memberi dukungan bagi universalitas lima dimensi di seluruh dunia. Hal ini menunjukan dimensi tersebut mnemukan konsisten dari kepribadian manusia (McCrae, 2002, Schmitt, Allik, McCrae, & Benet-Martinez, 2007;Trull &



Geary, 1997; Zhang, dk.,2008). Namun, kita sebaiknya juga mempertimbangkan bahwa penelitian lintas kultural tidak semuanya mendukung teori lima besar. Sebagian besar terjadi karena adanya kesulitan dalam menerjemahkan pertanyaan ke dalam menerjemahkan pertanyaan kedalam banyak bahasa berbeda. Misalnya, reliabilitas internal pengukuran inventori-keramahan dari teori lima besar, hanya sebesar 0.57 di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Hal tersebut menunjukkan item-item yang ada tidak secara sempurna mengukur dimensi tersebut di wilayah Asia (Scmitt, dkk, 2007). Kriteria terakhir dari teori yang bermanfaat adalah kesederhanaan. Idealnya, teori sifat dan faktor seharusnya menerima nilai yang sangat baik dalam standar ini, karena analisis faktor bertujuan untuk memberikan sedikit mungkin faktor yang dapat menjelaskan. Dengan kata lain, tujuan utama dari analisis faktor adalah mereduksi jumlah variabel yang besar menjadi sesedikit mungkin. Pendekatan inilah yang menjadi esensi dari kehematan.



BAB III DISKUSI A.



Soal Pilihan Ganda



1. Trait yang menilai kestabilan dan ketidakstabilan emosi, mengidentifikasi kecenderungan individu apakah individu tersebut mudah mengalami stres, mempunyai ide-ide yang tidak realistis, mempunyai coping response yang mal adaptif disebut... a. b. c. d.



Ekstravensi Neurotisme Keramahan Keterbukaan



2. Berapa tahun McCrae dan Costa terus mengembangkan model lima fakor ini hingga menjadi teori lima faktor… a. b. c. d.



5 tahun 10 tahun 20 tahun 25 tahun



3. Sifat memiliki organisasi hierarkis dari yang sempit dan spesifik ke yang lebih luas dan umum, merupakan pernyataan dari... a. asumsi perkembangan b. asumsi individualitas c. asumsi struktur d. asumsi atas asal



4. Dibawah ini yang merupakan macam-macam asumsi dari kecenderungan dasar, Kecuali... a. b. c. d.



asumsi filosofis asumsi struktur asumsi individualitas asumsi atas asal



5. Dimensi kepribadian yang menilai kemampuan seseorang dalam menahan tekanan atau stress adalah? a. b. c. d.



Agreeableness Neuroticism Conscientiousness Extraversion



6. Faktor-faktor yang menentukan kepribadian seseorang dapat berasal dari Keturunan yakni.. a. faktor genetis dan faktor pendidikan b. faktor sosial c. faktor masyarakat d. faktor genetis dan faktor lingkungan



7. Ada berapa kriteria teori yang bermanfaat untuk menilai teori sifat dan faktor… a. 3 kriteria b. 7 kriteria



c. 5 kriteria d. 4 kriteria 8. Yang bukan termasuk kedalam lima kriteria teori yang bermanfaat... a. Apakah teori tersebut menghasilkan penelitian. b. Apakah teori tersebut dapat dikaji ulang. c. Apakah teori tersebut dapat dinilai tinggi kemampuannya dalam mengorganisasikan pengetahuan. d. Apakah teori tersebut menghasilkan kerugian



9. Berikut komponen yang terdapat pada komponen inti, kecuali... a. b. c. d.



Kecenderungan dasar Konsep diri Dasar biologis Karakteristik adaptasi



10. Apa saja dasar biologis yang ada dalam komponen sekunder... a. b. c. d.



B. 1. 2. 3. 4.



Hormon Struktur otak Gen Metabolisme



Soal Essay Individu yang memiliki skor kesadaran (Conscientiousness yang rendah maka akan cenderung menjadi? Jelaskan 3 asumsi karakteristik adaptasi menurut costa dan mccrae!



Jelaskan pengertian Big Five Personality ? Dalam penilaian 5 kriteria teori bermanfaat, apakah teori sifat dan faktor menghasilkan penelitian ? jika iya, jelaskan !



5.



Apakah karakteristik adaptasi yang ada pada manusia terus mengalami perkembangan?



C.



Pembahasan Pilihan Ganda



1.



Jawaban: b. Neurotisme Karena,



Trait ini menilai



kestabilan



dan



ketidakstabilan



emosi.



Mengidentifikasi kecenderungan individu apakah individu tersebut mudah mengalami



stres,



mempunyai



ide-ide



yang



tidak



realistis,



mempunyai coping response yang mal adaptif. Dimensi ini menampung kemampuan seseorang untuk menahan stres. Mereka yang memiliki skor N yang tinggi cenderung berciri tenang, bergairah dan aman. Sementara mereka yang memiliki skor N yang rendah cenderung tertekan, gelisah dan tidak aman 2.



Jawaban: d. 25 tahun Karena, Pada awal kemunculannya, kelima faktor McCrae & Costa tidak



lebih dari sekedar klasifikasi atas sifa-sifat kepribadian. Pada akhir 1980-an, McCrae dan Costa mulai yakin bahwa mereka dan para ilmuwan lain telah menemukan struktur kepribadian yang cukup stabil. Pada tahun 1980-an,



perbedaan dari teori klasik dengan teori modern semakin terlihat jelas. Hal inilah yang menjadi dorongan McCrae dan Costa untuk menemukan teori alternatif yang lebih dari sekedar klasifikasi 5 faktor sifat-sifat kepribadian. Maka, selama 25 tahun McCrae dan Costa terus mengembangkan model lima fakor ini hingga menjadi teori lima faktor. 3.



Jawaban: c) asumsi struktur Karena, Asumsi struktur menyatakan bahwa sifat memiliki organisasi hierarkis dari yang sempit dan spesifik ke yang lebih luas dan umum, seperti yang dikemukakan oleh Eysenck. Asumsi ini tumbuh dari konsep yang telah lama dipegang oleh Costa dan McCrae bahwa jumlah dimensi kepribadian adalah lima dan hanya lima. Jumlah ini melebihi konsep tiga dimensi yang dihipotesiskan Eysenck dan sangat sedikit dibandingkan 35 dimensi yang ditemukan oleh Cattell. Dengan asumsi ini, McCrae dan Costa serta pakar teori lima faktor lainnya menyatakan bahwa lima dimensi adalah jawaban dari perdebatan yang telah



4.



Jawaban: a) asumsi filosofis Karena, Bukan termasuk kedalam macam-macam asumsi dari kecenderungan dasar.



5.



Jawaban: b. Neuroticism Karena, Neuroticism adalah dimensi kepribadian yang menilai kemampuan seseorang dalam menahan tekanan atau stress. Karakteristik Positif dari Neuroticism disebut dengan Emotional Stability (Stabilitas Emosional), Individu dengan Emosional yang stabil cenderang Tenang saat menghadapi masalah, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh.



6.



Jawaban : d. faktor genetis dan faktor lingkungan Karena, Faktor-faktor yang menentukan kepribadian seseorang dapat berasal dari Keturunan yaitu faktor genetis seorang individu dan Faktor Lingkungan dimana orang tersebut dibesarkan seperti norma keluarga ataupun teman-teman dan kelompok sosial.



7.



Jawaban : c. 5 kriteria



Karena, Ada 5(lima) kriteria teori yang bermanfaat untuk menilai teori sifat dan faktor. 8.



Jawaban : d. Apakah teori tersebut menghasilkan kerugian Karena, Bukan termasuk kedalam penilaian 5(lima) kriteria teori bermanfaat.



9.



Jawaban : C. Dasar biologis.



Karena, komponen inti memiliki 3 komponen diantaranya adalah kecenderungan dasar, konsep diri, dan karakteristik adaptasi.



10.



Jawaban : d. Metabolisme Karena, Dasar biologis yang ada pada komponen sekunder diantaranya gen, hormon, dan struktur otak yang merupakan mekanism biologis yang paling utama dalam mempengaruhi kecenderungan dasar.



D.



Pembahasan Essay



1.



Lebih kacau pikirannya,mengejar banyak tujuan, dan lebih edonistik



2.



Asumsi karakteristik adaptasi menurut costa dan mccrae:  Asumsi mengenai karakteristik adaptasi menyatakan bahwa, seiring berjalannya waktu, manusia beradaptasi dengan lingkungan mereka “dengan mengumpulkan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang konsisten dengan sifat-sifat kepribadian mereka serta adaptasi yang dialami sebelumnya”.  Asumsi karakteristik adaptasi yang kedua, maladaptasi mengindikasikan bahwa respon kita tidak selalu konsisten dengan tujuan personal dan nilai- nilai budaya.  Asumsi ketiga menyatakan bahwa sifat dasar “dapat berubah seiring berjalannya waktu sebagai respon dari kematangan biologis, perubahan lingkungan, atau intervensi yang disengaja”



3.



Big Five Personality merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk melihat kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam lima dimensi kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima trait



kepribadian



tersebut



adalah



Extraversion,



Agreeableness,



Conscientiousness, Neuriticism, dan Openness. 4.



Iya, Karena dalam teori sifat McCrae dan pendukung lainnya juga banyak melakukan penelitian empiris. Dan menunjukkan bahwa adanya ekstraversi, neurotisme, keterbukaan pada pengalaman, dan kesadaran tidak terbatas hanya pada negara Barat, tetapi telah ditemukan di berbagai budaya, menggunakan berbagai macam terjemahan dari NEO-PI yang telah direvisi (McCrae, 2002). Selain itu, McCrae dan Costa telah menemukan bahwa sifat kepribadian dasar cukup fleksibel hingga usia 30 tahun, namun pada saat itu menjadi cukup stabil selama masa kehidupan.



5.



Ya, karakteristik adaptasi merupakan struktur kepribadian yang dipelajari dan yang berkembang saat manusia beradaptasi dengan lingkungan. Respon karakteristik dibentuk oleh kecenderungan dasar karena konsistensi dan keunikan dari setiap respon, sehingga merefleksikan dari pertahanan sifatsifat kepribadian.



BAB IV PENUTUP A.



Simpulan Teori Big Five pertama kali diperkenalkan oleh Lewis R. Goldberg, lalu teori Big Five ini dikembangkan oleh beberapa tokoh termasuk Allport, Sir Francis Galton, Raymond Cattel, Robert R. Mc Crae, dan juga Paul T. Costa, Jr. Berbeda dengan peneliti-peneliti lainny, Mc Crae dan Costa menggunakan metode yang sederhana dalam melakukan factor analisis dalam menguji stabilitas dan struktur dari kepribadian. Dalam proses penelitian mereka mereka memfokuskan pada dua dimensi utama, yaitu Neurotism dan Extraversion. Lalu tidak lama setelah itu Mc Crae dan Costa menemukan faktor ketiga yaitu Opennes to Experience. Dalam penelitiannya Mc Crae dan Costa fokus pada tiga faktor, yaitu : Neurotism, Extraversion, dan Opennes to Experiences. Pada akhir tahun1984 Mc Crae dan Costa mulai berfokus pada hal lain. Mereka mulai membuat fivefactor personality inventory yang baru, yang disebut NEO PI. NEO adalah singkatan dari Neurotiscm, Extraversion, dan Opennes to experience, lalu PI singkatan dari Personality Inventory. Tahun 1985 Mc Crae dan Costa beru menemukan 2 faktor lainnya, yaitu Aggreableness dan Conscientiousness. Selanjutnya teori big five ini dikenal dengan sebutan OCEAN yang merupakan singkatan dari kelima faktor tersebut. Banyak psikolog kepribadian mulai condong pada model lima faktor selama akhir tahun 1980-an sampai awal 1990-an



DAFTAR PUSTAKA Alave, Von Mariette D. “Paul Costa & Robert McCrae : The Five Factor Model / Theory”



(https://www.scribd.com/doc/163468201/Paul-Costa-Robert-



McCrae-Whataboutthem) Feist, Jess & Feist, Gregory J. 2008. Theories of Personality: Seventh Edition. United States: The McGraw-Hill Companies, Inc. John, Oliver & Sanjay Srivastava. 1999. The Big-Five Trait Taxonomy: History, Measurement, and Theoritical Perspective. Barkeley: University of California. Cervone, Daniel & Pervin, Lawrence A. 2012. Kepribadian: Teori dan Penelitian. Edisi Terjemahan. Jakarta: Salemba Humanika. Welnny Yelnita. TT. “Teori Big Five” (https://www.welnnyyelnita.html) Mccrae, Robert R. & Costa Jr., Paul T. 2006. Personality In Adulthood A FiveFactor Theory Perspective. The Guildford Press, New York, London