Kelompok 2 Makalah Tentang Makanan Selamatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH GIZI KULINER MAKANAN SELAMATAN Dosen Pembimbing : Aprianti,S.Pd.,M.Pd



Disusun oleh : Kelompok 2 Anggota : 1. 2. 3. 4. 5.



Fitriani Muhammad Abdillah Putri Nabila Widya Saraswati Yoshe Islamey Wiyona



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN TAHUN 2021



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii BAB I .............................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1 1.1



Latar Belakang ............................................................................................................... 1



1.2



Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2



1.3



Tujuan ............................................................................................................................. 2



1.4



Manfaat ........................................................................................................................... 2



BAB II ............................................................................................................................................ 3 PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3 2.1 Pengertian Makanan Selamatan ........................................................................................ 3 2.2 Macam – macam Hidangan Selametan ............................................................................. 3 2.3 Manfaat Selamatan ............................................................................................................ 9 2.4 Sejarah tradisi selamatan ................................................................................................. 10 BAB III......................................................................................................................................... 11 PENUTUP .................................................................................................................................... 11 3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 11 3.2 Saran................................................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur tak lupa kita panjatkan kepada Allah.SWT atas berkat Dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Makanan Selamatan” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Aprianti,S.Pd.,M.Pd pada mata kuliah Gizi Kuliner. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang makanan selamatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Aprianti,S.Pd,M.Pd, selaku dosen mata kuliah Gizi Kuliner yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.



Banjarbaru, 12 Agustus 2021



Penulis



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan selamatan, Selamatan adalah suatu upacara makan bersama atas makanan yang telah diberi doa sebelum dibagi-bagikan.Sesuai dengan peristiwa atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari upacara selamatan dapat digolongkan dalam empat macam :Selamatan dalam rangka lingkungan hidup seseorang.Jenis selamatan ini meliputi : hamil tujuh bulan, kelahiran, potong rambut pertama, menyentuh tanah untuk pertama kali, sunatan, kematian, peringatan kematian.Selamatan yang bertalian dengan bersih desa. Jenis selamatan ini meliputi upacara sebelum menggarap tanah pertanian dan setelah panen.Selamatan yang berhubungan dengan hari-hari serta bulan-bulan besar keagamaan.Selamatan yang berhubungan dengan peristiwa khusus.Jenis selamatan ini meliputi : menempati rumah baru, menolak bahaya (ngruwat), janji (kaul).Hidangan untuk acara selamatan berbeda-beda tergantung dari tujuannya. Beberapa contoh acara selamatan yang sering diadakan oleh masyarakat Indonesia antara lain:Selamatan yang berhubungan dengan agama :Selamatan Bulan Muharram (Bulan Asyura)Di Jawa Tengah biasanya membuat bubur Asyura yang terbuat dari beras dengan santan, dihidangkan dengan lauk pauk berupa opor ayam, sambal goreng hati, rempah, abon, perkedel, Selamatan pada tanggal 13-15 bulan safarMerupakan kebiasaan dibeberapa daerah jawa dan madura. Mereka membuat bubur merah putih dari beras dan diberi jahe. Bubur ini dihidangkan dengan santan kental.Selamatan pada bulan Maulid Di Jawa Tengah hidangan yang disajikan adalah nasi gurih, nasi uduk, atau nasi tumpeng dihiasi dengan buah delima dan pisang raja.Selamatan Hari Raya Lebaran Hidangan yang disajikan berupa ketupat, lontong, dengan lauk berupa opor ayam, sambal goreng, kerupuk, dan lain-lain.Selamatan yang berhubungan dengan AdatSelamatan perkawinanDihidangkan nasi kuning lengkap atau tergantung kebiasaan masyarakat daerah setempatSelamatan tujuh bulan kehamilanHidangan yang disajikan berupa tujuh buah nasi tumpeng lengkap dengan urapan, telur pindang, bubur merah putih, rujak cacah dengan tujuh macam buah-buahan: bengkuang, jeruk bali, kedondong, jambu air, nenas, mangga muda dan buah delima. Minumannya adalah cendol yang dibagikan oleh calon ibu kepada tamunya. Selamatan kelahiranHidangan yang disajikan berupa nasi tumpeng dilengkapi dengan urapan sayuran, tempe, tahu, daging, telur dan juga bubur merah putih dari beras yang diberi gula merah dan santan.Selamatan Ulang TahunHidangan yang disajikan dapat berupa nasi tumpeng lengkap, nasi kuning lengkap, atau lontong lengkap. Selamatan untuk orang meninggalHidangan biasanya dalam besek/wadah yang diisi nasi dengan lauk paukSelamatan mendirikan rumah/ pindah rumahDibuat tumpeng dan bubur merah putih.



1



1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4.



Apa yang di maksud makanan selamatan? apa saja hidangan yang sering ada di selamatan? Jelaskan filosifi dari hidangan selamatan! Jelaskan sejarah adanya tradisi selamatan!



1.3 Tujuan 1. 2. 3. 4.



Menjelaskan apa yang dimaksud dengan makanan selamatan Menyebutkan makanan yang sering ada di selamatan Menjelaskan filosofi dari hidangan selamatan Menjelaskan sejarah adanya tradisi selamatan



1.4 Manfaat Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi tentang pengertian tanaman jagung dan sejarah asal usul tanaman jagung serta karakteristik tanaman jagung itu sendiri. Memberikan pengetahuan tentang morfologi serta kandungan gizi yang terkandung dalam tanaman jagung. Mengetahui daerah mana saja di Indonesia yang menjadikan jagung sebagai makanan pokok dan macam-macam jenis aneka makanan yang terbuat dari jagung.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Makanan Selamatan Tradisi selamatan merupakan sebuah tradisi ritual yang hingga kini tetap dilestarikan oleh sebagai besar masyarakat Jawa. Salah satu upacara adat Jawa ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah dan karunia yang diberikan tuhan. Istilah selamatan sendiri berasal dari Bahasa arab yakni salamah yang memiliki arti selamat atau bahagia. Selametan adalah suatu bentuk rasa syukur dengan mengandung bebrapa kerabat atau tetangga. Secara tradisional acara syukuran dimulai dengan doa Bersama, dengan duduk bersila di atas tikar, melingkar nasi tumpeng dan lauk pauknya. Untuk menyiapkan hidangan buat selametan, memang harus memperhatikan lebih banyak detail. Makin banyak orang yang diundang makin banyak seleranyang diperhitungkan dan perlu diperhatikan. Peristiwa tersebut seperti: 1. Selamatan keagamaan: - Hari raya idul fitri, idul adha - Maulid nabi - Hari raya natal - Hari raya paskah 2. Hari raya lain: - Tahun baru - Ulang tahun remaja - Acara perkawinan - Ulang tahun kemerdekaan 2.2 Macam – macam Hidangan Selametan Hidangan yang disajikan misalnya pada hari ulang tahun kemerdekaan seperti hidangan istimewa dan khas Indonesia, yaitu nasi tumpeng lengkap. 1. Tumpeng Tumpeng atau nasi tumpeng adalah makanan masyarakat Jawa yang penyajian nasinya dibentuk kerucut dan ditata bersama dengan lauk-pauknya. Olahan nasi yang dipakai umumnya berupa nasi kuning, nasi putih biasa, atau nasi uduk. Cara penyajian nasi ini khas Jawa atau masyarakat Betawi keturunan Jawa dan biasanya dibuat pada saat kenduri atau perayaan suatu kejadian penting. Meskipun demikian, masyarakat Indonesia sudah mengenal kegiatan ini secara umum.Tumpeng biasa disajikan di atas tampah (wadah berbentuk bundar tradisional yang terbuat dari anyaman bambu) yang telah dialasi daun pisang.



3



-



Sejarah tumpeng Masyarakat di pulau Jawa, Bali dan Madura memiliki kebiasaan membuat tumpeng untuk kenduri atau merayakan suatu peristiwa penting, seperti perayaan kelahiran atau ulang tahun serta berbagai acara syukuran lainnya. Meskipun demikian kini hampir seluruh rakyat Indonesia mengenal tumpeng. Falsafah tumpeng berkait erat dengan kondisi geografis Indonesia, terutama pulau Jawa, yang dipenuhi jajaran gunung berapi. Tumpeng berasal dari tradisi purba masyarakat Indonesia yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para hyang, atau arwah leluhur (nenek moyang). Setelah masyarakat Jawa menganut dan dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu, nasi yang dicetak berbentuk kerucut dimaksudkan untuk meniru bentuk gunung suci Mahameru, tempat bersemayam dewa-dewi Meskipun tradisi tumpeng telah ada jauh sebelum masuknya Islam ke pulau Jawa, tradisi tumpeng pada perkembangannya diadopsi dan dikaitkan dengan filosofi Islam Jawa, dan dianggap sebagai pesan leluhur mengenai permohonan kepada Yang Maha Kuasa. Dalam tradisi kenduri Slametan pada masyarakat Islam tradisional Jawa, tumpeng disajikan dengan sebelumnya digelar pengajian Al Quran. Menurut tradisi Islam Jawa, "Tumpeng" merupakan akronim dalam bahasa Jawa: yen metu kudu sing mempeng (bila keluar harus dengan sungguh-sungguh). Lengkapnya, ada satu unit makanan lagi namanya "Buceng", dibuat dari ketan; akronim dari: yen mlebu kudu sing kenceng (bila masuk harus dengan sungguh-sungguh) Sedangkan lauk-pauknya tumpeng, berjumlah 7 macam, angka 7 bahasa Jawa pitu, maksudnya Pitulungan (pertolongan). Tiga kalimat akronim itu, berasal dari sebuah doa dalam surah al Isra' ayat 80: "Ya Tuhan, masukanlah aku dengan sebenar-benarnya masuk dan keluarkanlah aku dengan sebenar-benarnya keluar serta jadikanlah dari-Mu kekuasaan bagiku yang memberikan pertolongan". Menurut beberapa ahli tafsir, doa ini dibaca Nabi Muhammad SAW waktu akan hijrah keluar dari kota Mekah menuju kota Madinah. Maka bila seseorang berhajatan dengan menyajikan Tumpeng, maksudnya adalah memohon pertolongan kepada Yang Maha Pencipta agar kita dapat memperoleh kebaikan dan terhindar dari keburukan, serta memperoleh kemuliaan yang memberikan pertolongan. Dan itu semua akan kita dapatkan bila kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh.[butuh rujukan] Tumpeng merupakan bagian penting dalam perayaan kenduri tradisional. Perayaan atau kenduri adalah wujud rasa syukur dan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa atas melimpahnya hasil panen dan berkah lainnya. Karena memiliki nilai rasa syukur dan perayaan, hingga kini tumpeng sering kali berfungsi menjadi kue ulang tahun dalam perayaan pesta ulang tahun. Dalam kenduri, syukuran, atau slametan, setelah pembacaan doa, tradisi tak tertulis menganjurkan pucuk tumpeng dipotong dan diberikan kepada orang 4



yang paling penting, paling terhormat, paling dimuliakan, atau yang paling dituakan di antara orang-orang yang hadir. Ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut. Kemudian semua orang yang hadir diundang untuk bersama-sama menikmati tumpeng tersebut. Dengan tumpeng masyarakat menunjukkan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan sekaligus merayakan kebersamaan dan kerukunan. Acara yang melibatkan nasi tumpeng disebut secara awam sebagai 'tumpengan'. Di Yogyakarta misalnya, berkembang tradisi 'tumpengan' pada malam sebelum tanggal 17 Agustus, Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, untuk mendoakan keselamatan negara. -



Macam-macam lauk pauk di tumpeng  Ayam



Perwakilan dari hewan darat. Dalam tumpeng kuning biasa berupa ayam goreng. Umum juga tersaji sebagai ayam bakar dalam tumpeng putih. Kini, ayam dimasak bervariasi sesuai selera. Ada juga yang hanya menggunakan bagian hati dan ampelanya saja. Lauk ini menjadi simbol keikhlasan berkurban si pemangku hajat. Selain ayam, hewan lain yang sering digunakan adalah sapi. Biasanya dimasak menjadi Sambal Goreng Kreni.  Ikan



Mewakili hewan air. Dulu, ikan lele sering digunakan. Karena hidupnya yang selalu berenang di dasar sungai atau kolam, ikan lele dimaknai sebagai kerendahan hati. Falsafah ini diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan 5



sehari-hari. Ikan bandeng juga sering disajikan dengan harapan rejeki yang selalu melimpah seperti banyaknya duri dalam ikan bandeng.



Ikan teriWalau juga berasal dari air, ikan teri memiliki arti yang berbeda dengan lauk ikan sebelumnya. Kehadirannya bisa berupa rempeyek teri atau hanya digoreng tepung. Melambangkan kerukunan seperti hidup ikan teri yang selalu bergerombol.  Telur



Awalnya telur hadir berupa telur rebus, utuh bersama kulitnya. Kulit, putih, dan kuning telur melambangkan tindakan yang harus dilakukan dalam menjalani hidup. Yaitu, menyusun rencana dengan baik, bekerja sesuai rencana, dan mengevaluasi hasilnya. Kini, telur hadir dalam bentuk telur dadar atau pindang. Telur balado juga kerap hadir, jika ingin berbeda juga bisa mencoba telur dengan bumbu petis.  Sayur



6



Biasa disebut Ghudangan atau urap sayur yang mewakili tumbuhan. Jenis sayuran yang digunakan pun tidak sembarangan, karena tiap sayuran memiliki makna tertentu.     



-



Kangkung: Manusia diharapkan dapat hidup dimana saja dan dalam kondisi apapun seperti kangkung yang dapat hidup di darat dan air. Bayam: Melambangkan kehidupan yang tentram. Taoge: Selain menjadi lambang kesuburan dan kemudahan, taoge juga mengandung makna kreativitas tinggi. Labu siam/kluwih: Sebagai pengharapan rejeki berlebih dan kepintaran yang unggul . (luwih=lebih). Kacang panjang: Hadir utuh, tidak dipotong. Memiliki makna panjang umur. Selain itu diharapkan manusia selalu perpikir panjang sebelum bertindak. Kacang panjang utuh umumnya tidak hadir sebagai lauk, tapi sebagai hiasan yang mengelilingi tumpeng atau ditempelkan pada badan tumpeng.



 Lauk pendamping Selain lauk di atas, biasanya ada lauk lain yang disajikan, seperti perkedel kentang, tahu tempe bacem, kering tempe kentang, dan variasai lainnya.



1. Ketupat



Hidangan Lebaran merupakan bagian tak terpisahkan dari tradisi Idul Fitri di tanah air. Setiap jenisnya selalu memiliki makna filosofis yang mendalam, salah satunya ketupat. Sunan Kalijaga memperkenalkan dua kali perayaan lebaran, yaitu lebaran hari raya idul fitri satu syawal dan Lebaran Kupat. Lebaran kupat adalah perayaan lebaran setelah menjalani puasa sunah tujuh hari pasca 1 syawal. Tradisi lebaran kupat ini berlaku hanya di beberapa daerah yang sebagian besar berada di tanah Jawa. Seperti unsur-unsur tradisi Jawa-Islam lain yang diperkenalkan sang wali, ketupat juga memiliki makna tersendiri. Ketupat berasal dari kata kupat yang memiliki makna ganda, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (empat tindakan). 7



Bahkan penggunaan janur dan bentuk ketupat yang khas pun memiliki arti tersendiri. Secara fisik, anyaman ketupat juga merupakan simbol jalan hidup manusia yang penuh dengan permasalahan, penuh dengan liku-liku. Sementara itu, daun kelapa muda yang mudah dibentuk, masih lentur, dan memiliki kondisi yang masih baik, secara filosofis menggambarkan sifat manusia yang dapat dibentuk, diarahkan, dididik agar hidupnya selalu indah. 2. Kluwih



Upacara selamatan kelahiran bayi di Jawa biasanya disertai sayur kluwih yang dimasak gulai. Kluwih sendiri adalah sayuran yang bentuknya mirip sukun, namun lebih keras. Jika dimasak, tekstur dan rasanya mirip nangka muda. Menurut kepercayaan orang Jawa, kluwih adalah singkatan dari rejeki luwih. Jadi penyajian makanan ini diharapkan bisa membawa rezeki yang melimpah bagi si bayi kelak. 3. Kue apem



Apem adalah kue berbahan tepung beras atau terigu dengan bentuk bulat yang kerap disajikan saat syukuran atau selamatan menjelang Idul Fitri. Biasanya tradisi penyajian kue ini disebut apeman atau megengan. Tujuannya adalah bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh Tuhan.



8



Nama kue apem sebenarnya berasal dari bahasa Arab, afuan/ afuwwun yang berarti ampunan. Jadi pada awalnya penyajian kue ini memang bertujuan untuk memohon ampun atas segala kesalahan manusia. 4. Bubur merah putih



Satu lagi makanan yang sering hadir saat selamatan kelahiran bayi, yaitu bubur merah putih. Bubur ini dibuat dari ketan putih yang dimasak bersama santan atau gula merah. Tradisi penyajiannya bisa ditemukan di Jawa dan Sunda. Dilansir Fimela, bubur merah dan putih melambangkan kembalinya manusia pada asal-usul, yaitu 'darah merah' ibu dan 'darah putih' ayah. Ini adalah lambang dari penyerahan diri manusia kepada Tuhan karena sikap jiwa yang diajarkan orang tua dan leluhur Nusantara, terutama saat memberi nama, mendoakan, mengucap syukur dan memohon keberkahan.



2.3 Manfaat Selamatan Slametan dilakukan untuk merayakan hampir semua kejadian, termasuk kelahiran, kematian,pernikahan, pindah rumah, dan sebagainya. Geertz mengkategorikan mereka ke dalam empat jenis utama: -



Yang berkaitan dengan kehidupan: kelahiran, khitanan, pernikahan, dan kematian Yang terkait dengan peristiwa perayaan Islam Bersih desa ("pembersihan desa"), berkaitan dengan integrasi sosial desa. Kejadian yang tidak biasa misalnya berangkat untuk perjalanan panjang, pindah rumah, mengubah nama, kesembuhan penyakit, kesembuhan akan pengaruh sihir, dan sebagainya.



9



Manfaat selametan diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5.



Merupakan salah satu sarana dakwah Islamiyah Merupakan tanda syukur kepada Allah atas segala ni'mat dan karuniaNya Dapat merekatkan tali persaudaraan antara sesama keluarga dan anggota masyarakat Doa yang dilakukan secara berjamaah lebih mudah terkabul dibanding doa sendiri Selamatan untuk orang yang meninggal dapat mengingatkan kita tentang kematian yang mesti terjadi 6. Bacaan-bacaan dalam selamatan dapat menjadikan kesejukan rohani 7. Hidangan dalam selamatan merupakan shadaqah dari shahibul hajat 2.4 Sejarah tradisi selamatan Sejarah religi masyarakat Jawa jauh sebelum kedatangan agama Hindu dan Islam telah dimulai sejak jaman Pra Sejarah. Kebutuhan orang-orang Jawa akan keselamatan, keamanan, kesejahteraan, ketentraman serta kedamaian hidup menciptakan sebuah sistem kepercayaan (Animisme dan Dinamisme). Sistem kepercayaan Animisme dan Dinamisme sangatlah melekat dalam kehidupan masyarakat Jawa. Mereka beranggapan bahwa setiap benda yang ada di dunia ini memiliki nyawa serta memiliki kekuatan gaib (roh) dan berwatak (baik dan buruk). Adapun ketika agama Hindu dan agama Islam masuk dan mempengaruhi kepercayaan orang jawa, keadaan tersebut tidaklah serta merta menghapus keseluruhan sistem kepercayaan yang dianut oleh nenek moyang mereka. Dari sini terciptalah percampuran atau akulturasi antara agama pendatang dengan kepercayaan nenek moyang. Dalam hal ini, ritual selamatan adalah salah satu tradisi hasil akulturasi budaya yang masih tetap dilestarikan hingga saat ini. Dalam agama Islam seperti yang diungkapkan oleh Hildred Geertz, tradisi ritual selamatan biasanya dilakukan oleh kaum Islam Abangan. Adapun bagi kaum Islam Putihan (santri) praktik selamatan tersebut tidak sepenuhnya dapat diterima. Bagi para santri, selamatan hanya bisa dilakukan dengan membuang unsur-unsur syirik yang menyolok seperti sebutan dewa-dewa dan roh-roh. Menurut mereka, selamatan adalah upacara doa bersama dengan seorang pemimpin atau modin. Biasanya upacara tersebut diteruskan dengan makan-makan bersama sekadarnya. Dan, dimaksudkan untuk mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari Allah yang maha Kuasa. Karena tujuan utama diadakannya ritual ini adalah keselamatan, tradisi selamatan dalam praktiknya dilakukan hampir di setiap kejadian yang dianggap penting oleh masyarakat jawa. Misalnya kelahiran, kematian, pernikahan dan lain sebagainya.



10



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan Makanan Selametan adalah sebuah tradisi ritual yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Selametan juga dilakukan oleh masyarakat Sunda dan Madura. Selametan adalah suatu bentuk acara syukuran dengan mengundang beberapa kerabat atau tetangga . Secara tradisional acara syukuran dimulai dengan doa bersama, dengan duduk bersila di atas tikar, melingkari nasi tumpeng dengan lauk pauk. 3.2 Saran Makalah ini membahas tentang Makanan Selamatan. Yang mana merupakan materi dan pembahasan dari mata kuliah Gizi Kuliner, diharapkan setelah makalah ini selesai dibuat dan dipahami mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam apa itu Makanan Selamatan.



11



DAFTAR PUSTAKA



https://id.wikipedia.org/wiki/Selamatan#:~:text=Slametan%20dilakukan%20untuk%20merayaka n%20hampir,%2C%20khitanan%2C%20pernikahan%2C%20dan%20kematian https://www.merdeka.com/gaya/6-kuliner-indonesia-yang-disebut-bisa-membawakeberuntungan.html https://www.femina.co.id/food-trend/makna-lauk-pendamping-tumpeng?p=3



12