Kelompok 3 - Identifikasi Senyawa Anorganik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS



IDENTIFIKASI SENYAWA ANORGANIK



GOL/KLP: KAMIS / C2-3 ALFIN KAMILIA KARIMAH



202210101113



NURUL INAYAH



202210101115



MARALODIA ALMIRA LUBIS



202210101116



ZALFANNY NATHA LARESA RAMA 202210101146 ARIF RIZQI FARDANI



202210101148



BAGIAN KIMIA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2021



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALIS



NAMA (NIM)



: Alfin Kamilia Karimah



GOL/KEL.



(202210101113)



Nurul Inayah



(202210101115)



Maralodia Almira Lubis



(202210101116)



Zalfanny Natha Laresa Rama



(202210101146)



Arif Rizqi Fardani



(202210101148)



:3



HARI, TGL PRAKTIKUM : Kamis, 25-03-2021 MATERI PERCOBAAN



: Identifikasi Senyawa Anorganik



1. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa dapat melakukan determinasi keberadaan suatu senyawa anorganik dalam suatu sampel secara konvensional. 2. HASIL PENGAMATAN PERCOBAAN KE-1 (Senyawa 1) 1) Reaksi Pendahuluan Analisis Kation 1(a) Organoleptis •



Bentuk : Serbuk kristal







Warna : Putih







Sifat



: Higroskopik







Bau



: Tidak berbau



1(b) Reaksi nyala api •



Kawat Ni-Cr : kekuningan / jingga



2) Reaksi Pendahuluan Analisis Anion 2(a) Penambahan H2SO4 encer



: tidak ada gelembung gas (-)



2(b) Penambahan H2SO4 pekat



: terdapat gelembung gas (+)



2(c) Reaksi Belstein



: nyala api berwarna putih (-)



2(d) Reaksi Asetat



: tidak berbau (-)



3) Reaksi Penggolongan Anion 3(a) Penyelidikan Ion pengoksida (oksidator): Warna larutan menjadi biru tua Dugaan anion: Nitrat (NO3-) dan Klorat (ClO3-) 4) Reaksi Penegasan Analisi Anion 4(a) Penambahan H2SO4 pekat



: timbul gas berwarna coklat



4(b) Penambahan H2SO4 encer dan KI



: larutan kuning muda



4(c) Penambahan H2SO4 + FeSO4



: terbentuk endapan cincin coklat di antara dua cairan



4(d) Penambahan Asam asetat, alfa-naftor, : terbentuk larutan berwarna merah dengan endapan orange di



asam sulfanilat, dan sebuk Zn



atasnya dan endapan coklat dibawahnya. KESIMPULAN Zat yang dinalisis: NO3-



PERCOBAAN KE-2 (Senyawa 2) 1) Reaksi pendahuluan Organoleptis •



Bau



: bau tidak tercium



Reaksi nyala api •



Kawat Ni-Cr



: orange







Kawat Cu



: nyala api biru kehijauan



Reaksi terhadap NH3 • Kertas lakmus merah



: biru



• Nessler



: kertas saring menjadi putih



2) Penggolongan dan Penegasan Anion 2(a) Direaksikan dengan AgNO3



: endapan putih



2(b) Direaksikan dengan Pb-Asetat



: endapan putih



2(c) Direaksikan dengan H2SO4 encer



: terbentuk endapan putih bening



bergelembung



2(d) Direaksikan dengan CuSO4 : endapan kuning kehijauan di antara senyawa uji dan larutan CuSO4 3) Uji Penggolongan Kation Larutan zat + HCL 4N Gol. I



B. Larutan Zat dialiri gas H2S (5 menit), bila terjadi endapan termasuk golongan II



-



Gol. II



C. Larutan Zat ditambah NH4OH ad endapan sempurna maka termasuk golongan IIIA Gol. IIIA



-



D. Larutan C, dialiri gas H2S



Endapan



(1menit) dan dipanaskan bila



putih (Al3+,



terbentuk endapan → gol IIIB



Mn2+, Zn2+,



Gol.IIIB



Zat + NH4OH +



dan Mg2+)



Endapan



(NH4)2CO3 dan



+



putih



dipanaskan selama



(Zn2+)



beberapa menit sampai pengendapan sempurna



+



Gol.IV



Gol.V



-



-



Dugaan kation: Al3+, Mn2+, Zn2+, dan Mg2+ 4) Uji Penegasan Kation 4(a) Alizari S



: larutan berwarna merah



4(b) Ditizon



: larutan berwarna kuning muda



4(c) Titan kuning + NaOH: endapan merah kekuningan yang kurang sempurna 4(d) Na3PO4 + NH4OH



: endapan putih yang tidak larut



4(e) NaOH



: endapan putih yang larut



4(f) Na2CO3



: Endapan putih yang tidak larut



KESIMPULAN Zat yang dianalisis: Al3+



3. PEMBAHASAN PERCOBAAN KE-1 1) Reaksi pendahuluan analisis kation Langkah pertama untuk mengidentifikasi sampel uji adalah dengan uji pendahuluan. Uji ini dilakukan dengan 2 tahapan. Tahap pertama adalah pemeriksaan organoleptis, sedangkan tahap kedua adalah uji nyala api. •



Organoleptis Pada tahap pemeriksaan organoleptis, sampel yang diuji menunjukkan ciri-ciri



sebagai berikut: berwarna putih, berbentuk serbuk kristal, higroskopik, dan tidak berbau. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, sampel uji diduga merupakan AgCl. Dugaan ini didasarkan karana karakteristik AgCl yang serupa dengan ciri-ciri sampel uji. AgCl memiliki ciri berwarna putih, berbentuk kristal (kubus dan oktahedral), higroskopis, dan tidak berbau. •



Uji nyala api Tahap kedua adalah uji nyala api. Pada tahap ini, sampel dipanaskan di atas



pembakar bunsen dengan menggunakan kawat Ni-Cr dan menghasilkan nyala api berwarna kuning. Berdasarkan literatur, contoh ion yang menghasilkan nyala kuning adalah Na. Untuk itu, dugaan bahwa sampel adalah AgCl sudah tidak valid lagi. 2) Reaksi Pendahuluan Analisis Anion Padav video pertama yang telah disediakan, reaksi pendahuluan analisis anion terdiri dari 4 tahapan, yaitu penambahan H2SO4 encer, H2SO4 pekat, reaksi belstein, dan reaksi asetat. •



H2SO4 encer Pada tahap pertama, sampel uji yang dipanaskan dengan penambahan H2SO4



encer tidak menunjukkan adanya gelembung gas. Ini berarti sampel yang diuji bukanlah anion kelas A golongan I (anion yang akan melepaskan gas apabila direaksikan dengan HCl atau H2SO4 encer).







H2SO4 pekat Tahap selanjutnya adalah penambahan H2SO4 pekat pada sampel uji. Tahap



ini dilakukan karena pada tahap sebelumnya sampel uji tidak menunjukkan perubahan apapun. Sampel uji yang direaksikan dengan H2SO4 pekat menghasilkan gelembung gas. Ini berarti sampel yang diuji merupakan anion kelas A golongan II (anion yang akan melepaskan gas apabila direaksikan dengan H2SO4 pekat). Anion golongan ini adalah klorida, iodida, bromida, nitrat, klorat, oksalat, dan asetat. Jadi, dapat dipastikan bahwa sampel yang diuji adalah golongan anion. Untuk itu, dugaan bahwa sampel adalah Na (pada reaksi pendahuluan) sudah tidak valid lagi. •



Reaksi Beilstein Tahap ketiga adalah reaksi Beilstein. Reaksi ini bertujuan untuk



mengidentifikasi adanya ion halogen (F,Cl, Br, I). Hasil positif jika sampel menghasilkan warna nyala hijau. Pada video yang telah disediakan, sampel yang dipanaskan dengan kawat tembaga di atas pembakar bunsen tidak menunjukkan nyala api berwarna hijau. Itu berarti sampel yang diuji bukanlah golongan halogen. Untuk itu, dugaan bahwa sampel adalah klorida, iodida, bromida sudah tidak valid lagi. Dugaan anion yang tersisa adalah nitrat, klorat, oksalat, dan asetat. •



Reaksi asetat Tahap terakhir



adalah



reaksi



asetat. Reaksi



ini



bertujuan untuk



mengidentifikasi adanya ion asetat (CH3COO-). Hasil dinyatakan positif jika sampel yang digerus bersama reagen kristal KHSO4 menghasilkan bau cuka. Pada video yang telah disediakan, sampel yang digerus bersama reagen KHSO4 tidak menghasilkan bau apapun. Hal ini berarti sampel yang diuji bukanlah ion asetat. Untuk itu, dugaan bahwa sampel adalah asetat sudah tidak valid lagi. Dugaan anion yang tersisa adalah nitrat, klorat, oksalat. 3) Reaksi penggolongan anion Reaksi penggolongan anion pada percobaan ini menggunakan uji penyelidikan ion pengoksida (oksidator). Reaksi ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya ion pengoksida (NO3‾, ClO3‾, BrO3‾, CrO42 ‾, Cr2O72‾, ClO‾, MnO4‾, Fe(CN)6‾). Hasil dinyatakan positif jika sampel menunjukkan perubahan warna menjadi biru tua apabila direaksikan dengan reagen diphenylamin-H2SO4. Pada percobaan kali ini sampel uji yang direaksikan dengan reagen diphenylamin-H2SO4 menghasilkan warna



larutan biru tua. Itu berarti sampel yang diuji kemungkinan adalah ion nitrat (NO3-) dan klorat (ClO3-), sedangkan dugaan ion oksalat tidak valid lagi. Jadi, anion yang diduga terdapat dalam sampel adalah anion nitrat dan klorat. Untuk memastikannya, dilakukan uji penegasan anion. 4) Reaksi penegasan anion Reaksi penegasan dilakukan untuk memastikan keberadaan ion yang telah diduga sebelumnya. Reaksi penegasan pada percobaan kali ini terdiri dari 4 tahapan, yaitu penambahan H2SO4 pekat, penambahan HCl encer dan KI, penambahan H2SO4 dan FeSO4, dan yang terakhir penambahan asam asetat encer, alfa naftol, asam sulfanilat, dan serbuk Zn. •



H2SO4 pekat Pada tahap pertama, sampel uji direaksikan dengan asam sulfat pekat sambil



dipanaskan. Hasil yang didapat adalah terbentuknya gas berwarna coklat. Berdasarkan literatur, ion nitrat yang direaksikan dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan gas nitrogen dioksida (NO2) yang berwarna coklat kemerahan. Sedangkan, klorat akan menghasilkan gas klor dioksida (ClO2) yang berwarna kuning kehijauan jika direaksikan dengan asam sulfat pekat. Ini berarti sudah jelas bahwa sampel yang dianalisis merupakan ion nitrat, bukan klorat. Reaksi yang terjadi: 4NO3- + 2H2SO4 → 4NO2 ↑ + O2 ↑ + 2SO42- + 2H2O •



HCl encer dan KI Tahap kedua adalah penambahan HCl encer dan KI. Berdasarkan literatur,



nitrat yang direaksikan dengan reagen tersebut akan menghasilkan larutan kuning muda. Hal ini sesuai dengan hasil percobaan yang terdapat dalam video, di mana terjadi perubahan warna larutan menjadi kuning muda saat sampel direaksikan dengan HCl encer dan KI. •



H2SO4 dan FeSO4 Tahap selanjutnya adalah penambahan H2SO4 dan FeSO4 pada sampel.



Berdasarkan literatur, nitrat yang direaksikan dengan reagen tersebut akan menghasilkan endapan cincin coklat yang berada di antara dua cairan. Hal ini sesuai dengan hasil percobaan yang terdapat dalam video. Cincin coklat ini



disebabkan oleh pembentukan [Fe(NO)]2+. Terjadinya pembentukan cincin karena penambahan FeSO4 melalui dinding tabung, bukan langsung ditetesi pada larutan uji. Reaksi yang terjadi: 2NO3- + 4H2SO4 + 6Fe2+ → 6Fe3+ + 2NO↑ + 4SO42- + 4H2O Fe2+ + NO↑ → [Fe(NO)]2+ •



Asam asetat encer, alfa naftol, asam sulfanilat, dan serbuk Zn Tahap terakhir adalah penambahan asam asetat encer, alfa naftol, asam



sulfanilat, dan serbuk Zn. Berdasarkan literatur, nitrat yang direaksikan dengan reagen tersebut akan menghasilkan perubahan warna larutan menjadi merah. Hal ini sesuai dengan hasil percobaan yang terdapat dalam video, di mana hasil percobaan menunjukkan adanya larutan berwarna merah dengan endapan orange di atasnya dan endapan coklat di bawahnya. Dari serangkaian identifikasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sampel yang dianalisis merupakan anion nitrat (NO3-). Umunya, zat yang digunakan adalah KNO3. Zat KNO3 inilah yang sering digunakan sebagai sampel percobaan analisis anorganik. PERCOBAAN KE-2 (Senyawa 2) 1) Uji Pendahuluan Langkah pertama untuk mengidentifikasi senyawa uji adalah dengan uji pendahuluan. Uji ini dilakukan dengan 3 tahapan. Tahap pertama adalah pemeriksaan organoleptis, tahap kedua adalah uji nyala api, dan tahap ketiga adalah reaksi terhadap NH3. a. Pemeriksaan organoleptis Disiapkan



sampel



senyawa



yang



akan



diidentifikasi.



Pemeriksaan



organoleptis melibatkan sifat fisik dari suatu senyawa yang meliputi warna, bau, rasa, dan bentuk. Dimulai dengan warna, warna pada senyawa ini bening. Lalu untuk bau, pada senyawa uji kali ini tidak terdeteksi bau apapun. Didapatkan juga bentuk senyawa ini berupa larutan.



b. Uji nyala api Pada tahap ini dilakukan uji reaksi nyala api. Pertama-tama, bersihkan kawat Ni-Cr yang akan digunakan, kemudian dipanaskan hingga kawat kering. Setelah kawat Ni-Cr kering, celupkan ujung kawat ke senyawa yang diuji sedikit saja di permukaan senyawa uji. Kemudian, senyawa uji dipanaskan kembali di atas api. Terbentuk nyala api berwarna orange. Berdasarkan literatur, contoh ion yang menghasilkan nyala orange adalah Ca. Percobaan kedua dilakukan dengan menggunakan kawat Cu. Sebelumnya itu, kawat Cu diamplas terlebih dahulu pada bagian yang akan digunakan, kemudian dipanaskan. Setelah beberapa detik dipanaskan, kawat Cu diolesi dengan senyawa uji, lalu dipanaskan lagi. Terbentuk nyala api berwarna biru kehijauan pada percobaan kali ini. Warna api tersebut dapat menandakan keberadaan anion halogen (Cl, Br, I, F). Uji ini biasa disebut sebagai reaksi Belstein. c. Reaksi terhadap NH3 Pada uji reaksi terhadap NH3, pertama-tama dilakukan dengan cara meletakkan kertas lakmus merah ke dalam plat tetes yang kemudian ditambahan senyawa uji pada kertas lakmus ini. Setelah diamati, terjadi perubahan warna kertas lakmus menjadi biru. Hal ini menandakan bahwa senyawa uji bersifat basa. Kemudian, kertas saring dibasahi oleh reagen Nessler. Lalu, dipanaskan senyawa uji dan diatasnya diletakkan kertas saring yang telah ditambahkan reagen Nessler. Setelah diamati, terjadi perubahan warna kertas saring menjadi coklat. Hal ini menunjukkan adanya ion ammonia dalam senyawa uji. 2) Uji penggolongan dan penegasan anion Setelah uji pendahuluan, dapat dilajutkan dengan uji penggolongan dan penegasan anion. Uji ini terdiri dari 4 tahapan, yaitu senyawa uji direaksikan dengan AgNO3, PbAsetat, H2SO4 encer, dan CuSO4. a. AgNO3 Tahap pertama yang dilakukan adalah uji penggolongan anion dengan menggunakan reagen AgNO3. Senyawa uji yang direaksikan dengan AgNO3 membentuk endapan putih berbusa. Menurut literatur, larutan yang akan membentuk endapan putih apabila direaksikan dengan AgNO3, adalah anion klorida, bromida, iodida, dan tiosianat. Setelah didapatkan dugaan anionnya, lanjut tahapan berikutnya, yaitu uji penegasan.



b. Pb-asetat Tahap selanjutnya adalah uji penegasan dengan menggunakan reagen Pbasetat. Dalam video yang disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan reagen ini membentuk endapan putih. Menurut literatur, anion klorida yang direaksikan dengan Pb-asetat akan menghasilkan endapan putih timbel klorida (PbCl2). Bromida juga demikian, akan terbentuk endapan kristalin putih timbel bromida (PbBr2) jika direaksikan dengan Pb-asetat. Sedangkan iodida membentuk endapan kuning timbel iodide (PbI2). Sedangkan, sianat tidak memberikan perubahan apapun (tidak terjadi reaksi) jika direaksikan dengan Pb-asetat. Jadi, dugaan anion yang tersisa adalah anion klorida dan bromida. c. H2SO4 encer Tahap selanjutnya adalah uji penegasan dengan menggunakan reagen asam sulfat encer. Pada video yang telah disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan reagen ini membentuk endapan putih bening bergelembung. Menurut literatur, klorida dan bromida tidak akan bereaksi jika direaksikan dengan asam sulfat encer. Hal ini dikarenakan klorida dan bromida merupakan anion kelas A golongan II (anion yang dapat menghasilkan gas hanya jika direaksikan dengan asam sulfat pekat). Jadi, dapat disimpulkan bahwa senyawa uji bukan lagi anion klorida dan bromida. Untuk lebih meyakinkan lagi, dilakukan uji penegasan yang terakhir menggunakan reagen CuSO4. d. CuSO4 Uji penegasan yang terakhir adalah dengan mereaksikan senyawa uji dengan larutan CuSO4. Senyawa uji ditambahkan reaegen CuSO4 dan terbentuklah endapan kuning kehijauan di antara senyawa uji dengan CuSO4. Menurut literatur, klorida dan bromida tidak membentuk endapan berwarna kuning kehijauan jika direaksikan dengan CuSO4. Dari uji penggolongan dan penegasan di atas, dapat disimpulkan bahwa senyawa uji bukanlah golongan anion. Untuk itu, identifikasi senyawa organik dalam percobaan ini dilanjutkan ke uji penggolongan dan penegasan bagian kation. 3) Uji penggolongan dan penegasan kation Uji penggolongan dan penegasan kation dilakukan karena uji sebelumnya mengatakan bahwa senyawa yang diuji bukanlah golongan anion. Untuk itu, diperlukan uji penggolongan dan penegasan kation.



Pada uji penggolongan kation, kation diklasifikasikan ke dalam 5 golongan berdasarkan reaksinya terhadap suatu pereaksi. Pereaksi yang digunakan antara lain reagen



HCl 4 N, dialiri dengan gas H2S, direaksikan dengan NH4OH, dan yang terakhir direaksikan dengan NH4OH dan (NH4)2CO3. •



Uji Penggolongan kation Gol. I menggunakan reagen HCl 4N dingin Langkah pertama yang harus dilakukan dalam uji penggolongan kation Gol.



I. adalah mereaksikan senyawa uji dengan reagen HCl dingin. Berdasarkan literatur, hasil dinyatakan positif apabila senyawa uji membentuk endapan putih jika direaksikan dengan HCl encer. Pada video yang disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan HCl 4N tidak membentuk endapan putih. Hal ini menandakan bahwa senyawa uji bukan kation golongan I. •



Uji Penggolongan kation Gol. II menggunakan reagen gas H2S Setelah dinyatakan negatif pada uji penggolongan kation Gol.I, uji



penggolongan dilanjutkan ke uji penggolongan kation Gol. II. Berdasarkan literatur, kation golongan II akan membentuk endapan jika direaksikan dengan gas H2S. Pada video yang telah disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan gas H2S tidak membentuk endapan. Hal ini menandakan bahwa senyawa uji bukan termasuk kation golongan II. •



Uji penggolongan kation Gol. III menggunakan reagen NH4OH Uji penggolongan selanjutnya adalah uji penggolongan kation Gol. III. Uji



penggolongan kation Gol. III dibagi menjadi 2, yaitu uji kation golongan III A dan III B. Berdasarkan literatur, kation golongan III A akan membentuk endapan jika direaksikan dengan NH4OH. Pada video yang telah disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan NH4OH menghasilkan endapan putih. Berdasarkan literatur, kation golongan III A yang menghasilkan endapan putih jika direaksikan dengan NH4OH adalah Al3+, Mn2+, Zn2+, dan Mg2+. Berikut adalah reaksi yang terjadi: •



Al3+ + 3NH3 + 3H2O → Al(OH)3 ↓ + 3NH4+







Mn2+ + 2NH3 + 2H2O → Mn(OH)2 ↓ + 2NH4+







Zn2+ + 2NH3 + 2H2O → Zn(OH)2 ↓ + 2NH4+







Mg2+ + 2NH3 + 2H2O → Mg(OH)2 ↓ + 2NH4+ Setelah uji penggolongan kation Gol.III A, tahap selanjutnya adalah uji



penggolongan kation Gol.III B. Berdasarkan literatur, kation golongan III B akan membentuk endapan jika direaksikan/dialirkan dengan gas H2S. Pada video yang telah disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan gas H2S menghasilkan endapan putih. Berdasarkan literatur, kation golongan III B yang menghasilkan enadapan putih jika direaksikan dengan gas H2S adalah Zn2+. Berikut adalah



reaksi yang terjadi: Zn2+ + H2S → ZnS ↓ + 2H+ Dari uji penggolongan kation golongan III A dan III B, dapat disimpulkan bahwa kation Al3+, Mn2+, Zn2+, dan Mg2+ diduga sebagai kation yang terkandung dalam senyawa uji. Uji penggolongan selanjutnya adalah uji penggolongan kation Gol.IV. •



Uji penggolongan kation Gol. IV menggunakan reagen NH4OH dan (NH4)2CO3 Berdasarkan literatur, kation golongan IV akan membentuk endapan putih jika



direaksikan dengan NH4OH dan (NH4)2CO3. Pada video yang telah disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan NH4OH dan (NH4)2CO3 menghasilkan endapan putih yang tidak sempurna. Uji penggolongan anion golongan IV dikatakan positif hanya jika senyawa uji menghasilkan endapan sempurna jika direaksikan dengan reagen NH4OH dan (NH4)2CO3. Untuk itu, uji penggolongan IV dinyatakan negatif. Dari uji penggolongan kation yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ion Al3+, Mn2+, Zn2+, dan Mg2+ diduga terkandung dalam senyawa uji. 4) Uji penegasan kation Reaksi penegasan dilakukan untuk memastikan keberadaan ion yang telah diduga sebelumnya (Al3+, Mn2+, Zn2+, dan Mg2+). Reaksi penegasan pada percobaan kali ini terdiri dari 6 tahapan, yaitu yaitu senyawa uji direaksikan dengan reagen Alizari-S, Ditizon, Titan kuning dan NaOH, Na3PO4 dan NH4OH, NaOH, dan Na2CO3. •



Alizari-S Tahap uji penegasan yang pertama adalah mereaksikan senyawa uji



menggunakan reagen Alizari-S. Reaksi penegasan dengan menggunakan reagen ini ditujukan untuk mengidentifikasi adanya ion Alumunium. Berdasarkan literatur, alumunium akan menghasilkan perubahan warna menjadi merah jika ditetesi dengan Alizari-S. Pada video yang telah disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan Alizasi-S menghasilkan perubahan warna larutan menjadi merah. Hal ini menandakan bahwa senyawa uji mengandung ion alumnium. •



Ditizon Tahap uji penegasan yang kedua adalah mereaksikan senyawa uji



menggunakan reagen Ditizon. Reaksi penegasan dengan menggunakan reagen ini



ditujukan untuk mengidentifikasi adanya ion seng (Zn2+). Berdasarkan literatur, seng akan menghasilkan larutan berwarna merah jika direaksikan dengan Ditizon. Pada video yang telah disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan Ditizon menghasilkan larutan berwarna kuning. Hal ini menandakan bahwa senyawa uji tidak mengandung ion seng. Jadi, dugaan kation seng sudah tidak valid lagi. Dugaan kation yang tersisa adalah Al3+, Mn2+, dan Mg2+. •



Titan kuning dan NaOH Tahap uji penegasan yang selanjutnya adalah mereaksikan senyawa uji



menggunakan reagen titan kuning dan NaOH. Reaksi penegasan dengan menggunakan reagen ini ditujukan untuk mengidentifikasi adanya ion magnesium. Berdasarkan literatur, Mg2+ yang direaksikan dengan reagen ini akan menghasilkan warna atau endpan merah tua. Hal ini dikarenakan magnesium mengadsobsi warna kuning dari reagen titan kuning. Pada video yang telah disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan titan kuning dan NaOH menghasilkan larutan berwarna merah kekuningan (tidak tercampur sempurna). Hal ini menandakan bahwa senyawa uji tidak mengandung ion magnesium. Jadi, dugaan ion magnesium sudah tidak valid lagi. Dugaan anion yang tersisa adalah Al3+ dan Mn2+. •



Na3PO4 dan NH4OH Tahap uji penegasan yang selanjutnya adalah mereaksikan senyawa uji



menggunakan reagen Na3PO4 dan NH4OH. Reaksi penegasan dengan menggunakan reagen ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya ion seng (Zn2+) dan mangan (Mn2+). Pada video yang telah disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan reagen Na3PO4 dan NH4OH menghasilkan endapan putih yang tidak larut dalam ammonia. Berdasarkan literatur, kation seng yang direaksikan dengan reagen natrium fosfat akan membentuk endapan putih yang larut dalam ammonia. Sedangkan, pada video yang telah disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan natrium fosfat menghasilkan endapan putih yang larut dalam ammonia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa senyawa uji bukanlah ion Zn2+. Hal ini lebih mempertegas lagi bahwasannya kation seng bukanlah senyawa yang dianalisis dalam percobaan (senyawa uji).



Berdasarkan literatur, kation mangan yang direaksikan dengan reagen Na3PO4 akan membentuk endapan putih, tetapi dengan adanya penambahan reagen ammonia akan terjadi endapan berwarna merah jambu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa senyawa uji tidak mengandung kation mangan (Mn2+) karena hasil percobaan tidak sesuai dengan literatur. Jadi, dugaan ion mangan sudah tidak valid lagi. Dugaan anion yang tersisa adalah Al3+. Untuk lebih mempertegas kation apa yang kiranya terkandung dalam senyawa uji, dilanjutkan tahap uji penegasan yang selanjutnya. •



NaOH Tahap uji penegasan yang selanjutnya adalah mereaksikan senyawa uji



menggunakan reagen NaOH. Reaksi penegasan dengan menggunakan reagen ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya ion Al3+, Mg2+, dan Mn2+. dan Pada video yang telah disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan reagen NaOH menghasilkan endapan putih yang larut. Berdasarkan literatur, kation Al3+ yang direaksikan dengan reagen NaOH akan menghasilkan endapan putih Al(OH)3 yang larut dalam reagensia berlebihan. Hasil ini sesuai dengan hasil percobaan yang terdapat dalam video. Hal ini menandakan bahwa kation Al3+ mungkin merupakan senyawa yang dianalisis. Berdasarkan literatur, kation Mg2+ yang direaksikan dengan reagen NaOH akan menghasilkan endapan endapan putih yang tidak larut dalan reagensia berlebihan. Sedangkan, dalam video yang disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan NaOH menghasilkan endapan putih yang larut. Hal ini lebih mempertegas lagi bahwasannya senyawa yang dianalisis bukanlah kation Mg2+. Berdasarkan literatur, kation Mn2+ yang direaksikan dengan reagen NaOH akan menghasilkan endapan endapan putih yang kemudian akan berubah menjadi coklat oleh udara. Sedangkan dalam video yang disediakan, senyawa uji yang direaksikan dengan NaOH menghasilkan endapan putih yang larut (tidak berubah menjadi coklat). Hal ini lebih mempertegas lagi bahwasannya senyawa yang dianalisis bukanlah kation Mn2+. Jadi, dugaan kation dalam senyawa yang dianalisis tersisa Al2+. Untuk mempertegas keberadaan ion Al2+, dilakukan uji penegasan tahap terakhir, yaitu menggunakan reagen Na2CO3.







Na2CO3 Tahap uji penegasan yang terakhir adalah mereaksikan senyawa uji dengan



larutan Na2CO3. Uji ini ditujukan untuk mempertegas keberadaan kation Al2+ dalam senyawa yang dianalisis. Senyawa uji yang direaksikan dengan reagen Na2CO3 menghasilkan endapan putih yang tidak larut. Berdasarkan literatur, kation Al2+ yang direaksikan dengan reagen Na2CO3 akan menghasilkan endapan putih alumunium hidroksida (Al(OH)3) yang tidak larut hal ini dikarenakan natrium karbonat menetralkan asam yang dibebaskan pada hidrolisis alumunium, sehingga terbentuk gas karbon dioksida. Hal ini menandakan bahwa senyawa yang dianalisis merupakan kation alumunium (Al2+). Berikut adalah reaksi yang terjadi: Al3+ + 3H2O ↔ Al(OH)3 +3 H+ CO32- + 2H+ → H2CO3 → H2O + CO2 Dari serangkaian identifikasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sampel yang dianalisis pada percobaan kedua merupakan kation alumunium (Al3+). 4. KESIMPULAN •



Senyawa uji (sampel) yang dianalisis pada percobaan 1 adalah anion NO3-.







Senyawa uji (sampel) yang dianalisis pada percobaan 2 adalah kation Al2+.



5. DAFTAR PUSTAKA Permata, Y. M., Pardede, T. R., Masfria, & Muchlisyam. (2019, September). Analisa kimia kualitatif dasar. Retrieved March 27, 2021, from usu.ac.id: https://ffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/TA_20192020/Penuntun-Kimia-Analitik-I.pdf Alauhdin, M. (2020). Kmia Analitik Dasar . Yogyakarta: UNNES Press. Setiono, Hadyana, & Pudjaatmaka. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.