Kelompok 7 - Tugas Paper Manajemen Pemasaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PAPER MANAJEMEN PEMASARAN BAURAN PEMASARAN (KELOMPOK 7)



Disusun oleh : Alwan Haidar



(1907521153)



Taesal Ryadi



(1907521172)



Virgi Fahrezi Wibisono



(1907521177)



PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA



Kata Pengantar Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: “TUGAS PAPER BAURAN PEMASARAN” Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan karya tulis ini.             Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan paper ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati



dan



dengan



tangan



terbuka



menerima



masukan,saran



dan



usul



guna penyempurnaan karya tulis ini.             Akhirnya penulis berharap semoga paper ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Bukit Jimbaran, 6 April 2020 



Tim Penulis



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak diantara kita mungkin tidak menyadari bahwa setiap produk yang kita beli atau konsumsi sebenarnya menjalani proses penciptaan yang rumit hingga menjadi suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kita. Membutuhkan biaya hingga menjadi produk yang dibutuhkan konsumen, memerlukan komunikasi dari produsennya hingga kita mengetahui bahkan mengkonsumsinya, dan mungkin juga menjalani perjalanan panjang hingga akhirnya ada di tangan kita. Kombinasi variabel atau kegiatan memasarkan itulah yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang disebut dengan “Bauran Pemasaran” atau “Marketing Mix”. Beragam definisi atau pengertian “Bauran Pemasaran” atau “Marketing Mix” disampaikan pakar marketing, namun secara umum dapat disampaikan adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran. Jadi, bauran pemasaran terdiri dari himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Salah satu unsur dalam bauran pemasaran adalah produk. Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Produk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, kegiatan, pengalaman, orang, tempat, organisasi, dan ide. Jadi produk yang berupa manfaat tangible (langsung) maupun intangible (tidak langsung) yang dapat memuaskan pelanggan. Produk juga merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut yang disebut “the offer”. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen.



2.1 Tujuan Pembahasan Paper Dari penjelasan di atas, maka tujuan penulis membahas materi ini sebagai berikut; 1. Pengertian bauran pemasaran (Marketing Mix) 2. Pengertian produk serta tingkatan dan klasifikasinya 3. Keputusan individu produk 4. Lini produk dan keputusan bauran produk 5. Merek, kemasan, dan label produk 6. Pemasaran Jasa 7. Strategi Merek



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis, yang terkendali (produk, harga, tempat dan promosi) yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran. Pengertian lain bauran pemasaran yakni strategi kombinasi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan dalam bidang pemasaran. Hampir semua perusahaan melakukan strategi ini untuk mencapai tujuan pemasarannya, apalagi dalam kondisi persaingan yang sangat ketat. 2.2 Pengertian Produk Serta Tingkatan dan Klasifikasinya Produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk didalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya. Produk adalah suatu sifat kompleks, baik dapat diraba maupun tidak diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, pelayanan pengusaha dan pengecer, yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk dapat dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu :  Manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen  Bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indera.  Serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.  Sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.  Semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.



Dalam merencanakan penawaran suatu produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk, yaitu: a. Produk utama atau inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi pelanggan setiap produk. b. Produk generic, produk dasar yang memenuhi fungsi produk paling dasar/rancangan produk minimal dapat berfungsi. c. Produk harapan (expected product) yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal diharapkan dan disepakati untuk dibeli. d. Produk pelengkap (equipmented product) yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi/ditambahi berbagai manfaat dan layanan sehingga dapat menentukan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk asing. e. Produk potensial yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa yang akan datang Klasifikasi Produk Produk



dapat



diklasifikasikan



menjadi



beberapa



kelompok:



a. Berdasarkan wujudnya Produk berdasarkan wujudnya dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama, yaitu: Barang. Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Jasa merupakan aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. b. Berdasarkan daya tahan Produk berdasarkan aspek daya tahan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : Barang tidak tahan lama (nondurable goods). Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng, dan sebagainya.



Barang tahan lama (durable goods). Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya: lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain. Produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini [ CITATION Fan99 \l 1057 ] mengklasifikasikan produk menjadi: a. Barang Konsumen Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir (individu atau rumah tangga), dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang konsumen dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu: a) Convenience Goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera dan memerlukan usaha yang minimum dalam perbandingan dan pembelianya.  b) Shooping Goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya, dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria pembanding meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing. Contohnya: alat rumah tangga, pakaian, dan kosmetik. c) Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang ini terdiri atas barang-barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik, seperti mobil jaguar dan pakaian desain terkenal. d) Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui oleh onsumen atau kalaupun sudah diketahui oleh konsumen,  konsumen belum tentu tertarik untuk membelinya. Contohnya: batu nisan, ensiklopedi, dan tanah pekuburan. b. Barang industri Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis). Barang industri digunakan untuk keperluan selain di konsumsi langsung yaitu: untuk diolah menjadi barang lain



atau untuk dijual kembali. Barang industri dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: Material and part, merupakan barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi. Kelompok ini dibagi menjadi dua kelas yaitu bahan baku serta bahan jadi dan suku cadang. Capital Items, merupakan barang tahan lama (long Lasting) yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk jadi. Supplies and service, merupakan barang yang tidak tahan lama serta jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola keseluruhan produk jadi. 2.3 Keputusan Individu Produk Keputusan produk individual meliputi keputusan-keputusan yang bertalian dengan pengembangan dan pemasaran produk-produk individual, dimana keputusan tersebut menyangkut atribut produk, pemberian merek, pengemasan produk, pemasangan label produk, dan pelayanan produk. A. Atribut Produk Pengebangan Atribut produk pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan pendefinisian manfaat yang akanditawarkan produk atau jasa tersebut. Manfaat ini dikomunikasikan dan dihantarkanoleh atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desainKualitas Produk adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung padakemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan ataudiimplikasikan. Kualitas produk ada dua dimensi yaitu 1.Tingkat kualitas adalah kemampuan produk untuk melaksanaknfungsinya Fitur produk Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendeferensiasikan produk perusahaandari produk pesaing. Gaya dan Desain Produk Desain adalah konsep yang lebih besar daripada gaya. Gaya hanyamenggambarkan penampilan produk. B. Penetapan Merek Atribut Produk Penetapan merek Kemasan Pelabelan Jasa Pendukung produk Merek (brand) adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasi semua ini, yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual



produk ataujasa. Konsumen memandang merk sebagai bagian penting dari produk, dan penetapanmerk bisa menambah nilai bagi suatu produk. Penetapan merk membantu pembeli dalam banyak cara: Nama merek membantu konsumen dalam mengenali produk yang bisamenguntungkan mereka. Merek juga menyatakn sesuatu tentang kualitas dan konsistensi produk Penetapan merk juga memberikan keuntungan bagi penjual Nama



merek



menjadi



dasar



untuk



membangun



seluruh



kisah



mengenaikualitas khusus produk Nama merek dan nama dagang penjual memberikan perlindungan hukum bagifitur produk tertentu yang tidak ditiru oleh para pesaing lain Penentapan merek membantu penjual menetapkan segmen pasar. C. Kemasan Kemasan (packaging) melibatkan perancangan dan produksi wadah ataupembungkus untuk suatu produk. Fungsi utama kemasan adalah menyimpan danmelindungi produk. Dimana kemasan yang inovatif bisa memberikan keuntungankepada perusahaan melebihi pesaingnya dan mendorong penjualanya. D.Pelabelan Label berkisar dari penanda sederhana yang ditempelkan pada produk sampai rangkaian huruf rumit yang menjadi bagian keamasan. Label mempunyai beberapa fungsi : Label menunjukkan produk atau merek seperti Sunsilk di shampo Label biasanya menggambarkan beberapa hal tentang produk – siapayang membuatnya,



dimana



produk



itu



dibuat,



kapan



produk



itu



dibuat,



kandunganya,cara pemakainnya dan bagaimana menggunakan produk itu dengan aman. label bisa membantu mempromosikan produk dan mendukung positioning-nya. E.Pelayanan Pendukung Produk Penawaran perusahaan biasanya meliputi beberapa pelayanan pendukung, yang bisa menjadi bagian kecil atau besar dari keseluruhan



penawaran. Adapun langkah langkahpelayanan sebagai tambahan bagi produk aktual sebagai berikut; Langkah pertama adalah mensurvei pelanggan secara berkala untuk menilainilai pelayanan saat ini dan memperoleh pelayanan bagi ide baru. Langkah kedua perusahaan harus menilai biaya untuk menyediakan pelayananini. Langkah ketiga, kemudia perusahaan dapt mengembangkan satu pelayananyang akan memuaskan pelanggan dan menghasilkan laba untuk perusahaan. 2.4 Lini Produk dan Keputusan Bauran Produk Lini produk adalah kelompok produk di dalam kelas produk yang berkaitan erat karena memiliki fungsi yang serupa, dipasarkan melalui saluran yang sama atau dalam kisaran harga tertentu. Lini produk merupakan bagian dari strategi pemasarab perusahaan dalam menjual beberapa jenis produk. Dimana lini produk menjual beberapa produk yang saling berkaitan secara terpisah. Bisa dikatakan bahwa satu lini produk terdiri atas beberapa produk dengan berbagaii macam tipe, variasi, warna, ukuran, harga, dan kualitas. Terdapat beberapa istilah di dalam lini produk, diantaranya seperti line dept (kedalaman lini), line consitenscy (konsistensi lini), line velnurability (tingkat kekuatan lini), dan line extension (perluasan lini). a. Line Dept ini berhubungan dengan jumlah varian produk dalam satu lini. b. Line Consistency berhubungan dengan seberapa dekat keterkaitan produk dalam satu lini. c. Line Vulnerability berhubungan dengan presentase penjualan atau keuntungan yang dapat diambil dari seberapa kecil produk dalam satu lini. d. Line Extension berhubungan dengan penambahan produk baru pada satu lini. Line extension mempunyai kualitas lebih baik dibandingkan dengan produk lainnya disebut tindakan trading up atau brand leveraging. Tetapi jika line extension memiliki kualitas dibawah produk yang lainnya, hal tersebut dinamakan trading down.



2.5 Merk, kemasan, dan label produk Merek Merek adalah nama, istilah, tanda atau lambang dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi (barang atau jasa) dari seorang penjual atau kelompok penjual dan yang membedakannya dari produk saingan. Penetuan merek dagang dari produk yang dipasarkan merupakan salah satu teknik dari kebijakan produk yang mendasari startegi pemasaran. Hal ini karena merek dagang itu hendaklah mudah diingat, mudah dibaca dan mudah dibedakan. Kegiatan memperkenalkan dan mempopulerkan merek dagang suatu produk merupakan syarat untuk berhasilnya perusahan memasarkan produk tersebut. Usaha untuk memilih merek dagang yang tepat, sangat erat hubungannya dengan startegi promosi penjualan dan pengemasan (packaging) Pemberian merek pada suatu produk bertujuan untuk beberapa alasan, yaitu: 1. Untuk identifikasi, guna mempermudah penanganan (handling) atau mencari jejak (tracing) produkdipasarkan. 2.  Melindungi



produk



yang



unik



dari



kemungkinan



ditiru



pesaing.



3.  Produsen ingin menekankan mutu tertentu yang ditawaran dan untuk mempermudah konsumen menemukan produk tersebut kembali. Meskipun merek adalah nama atau tanda, akan tetapi merek mempunyai arti yang penting dalam pemasaran, karena merek amatefektif sebagai alat untuk meningkatkan atau mempertahankan jumlah penjualan. Hal ini dapat diharapkan apabila konsumen memperoleh kepuasan dari suatu produk tertentu, sehingga dengan pemberian merek, konsumen dapat mencari dan membeli produk yang diinginkannya tersebut, karena selalu diingat oleh konsumen (brand loyalty). Apabila merek telah dikenal oleh konsumen, maka dapat diharapkan konsumen mempunyai preferensi atas merek (brand preference) produk tersebut. Sedangkan para produsen menggunakan merek untuk meyakinkan para konsumen bahwa suatu merek tertentu menujukkan suatu standar kualitas/mutu tertentu, sehingga



dengan demikin diharapkan dapa diperoleh jmlah penjualan dan pengusaan (share) pasar yang stabil dan jika mungkin dapat lebih besar. Selain itu, merek yang digunakan untuk membedakan produk tersebut dengan produk saingan yang ada, karena seorang konsumen yang ingin membeli suatu produk akan selalu mencoba mengenali ciri-ciri dari produk tersebut. Sehingga hal ini menujukkan bahwa merek itu pada dasarnya mempunyai dua fungsi yaitu : 1.    Memberikan identifikasi terhadap suatu produk, sehingga para kosumen mengenal merek dagang yang berbeda dengan produk lain. 2.  Untuk menarik calon pembeli. Penggunaan merek dagang untuk produk yang dipasarkan pada akhir-akhir ini sangat penting, terutama dikarena terdapatnya manfaat atau kegunaan dari penggunaan merek tersebut, baik bagi produsen dan penyaluran maupun bagi konsumen. Manfaat penggunaan merek bagi produsen adalah: a. Untuk dasar melakukan identifikasi, sehingga mudah dalam penanganannya dan pencariannya. b. Untuk mencegah peniruan ciri khas dari produk. c. Untuk menunjukan taraf mutu tertentu atas produk yang ditawarkan. d. Untuk membantu dan mempermudah konsumen dalam pencarian produk yang terbukti memuaskan kebutuhan dan keinginanya e. Digunakan sebagai dasar untuk membedakan harga dari produk-produknya. Manfaat penggunaan merek bagi penyalur adalah: a. Untuk mempermudah penanganan produknya b. Untuk mempermudah mengetahui penawaran (pensuplaian) nya c. Untuk dapat mempertahankan mutu produknya d. Untuk membina preferensi pembeli Manfaat



penggunaan



merek



bagi



konsumen



adalah



mempermudah



mengidentifikasi produk yang diinginkannya. Merek dagang yang digunakan oleh suatu perusahan dapat dibedakan atas merek dagang perusahaan (manufacturers



brands) dan merek dagang penyaluran (middleman brands). Pada dasarnya merek dagang perusahan dapat pula dibedakan atas 4 macam, yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut : 1. Nama merek untuk produk tertentu (individual brand names). Dalam hal ini nama merek yang digunakan khusus untuk masing-masing jenis produk, yang berbeda dengan jenis produk lainnya. Sebagai contoh, Unilever memproduksi dan memasarkan



sabun



mandi



dengan



merek



lux,



colibrita,



lifebuoy.



2. Nama merek keluarga perusahaan yang digunakan untuk seluruh produk secara kolektif (a blanket family names for all products). Dalam hal ini merek dagang perusahaan yang diberikan adalah sama untuk seluruh produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Sebagai contoh perusahaan toshiba memberikan merek toshiba untuk seluruh hasil produksinya 3. Nama merek keluarga yang terpisah untuk seluruh produk (separate family names for all products). Dalam hal ini merek yang berbeda untuk tiap-tiap kelompok produk yang dihasilakan perusahaan, misalnyab merek  A untuk sepatu wanita, dan merek B untuk sepatu pria. 4. Nama merek dagang perusahaan yang dikombinasikan dengan nama merek produk masing-masing (company trade name combined with individual product names). Dalam hal ini terdapat kombinasi antara merek dagang perusahaan dan nama merek masing-masing produk yang dihasilkan produk yang dihasilkan, sebagai contoh misalnya johnson dan johnson bedak biang keringat dan lainnya. Contoh lain adalah mobil dari toyota dengan merek toyota crown, toyota corona, toyota corolla, dan toyota kijang. Dalam pelaksanaannya daalam prakteknya dunia nyata ditemukan keadaan yang tidak murni, tetapi kombinasi diantara masing-masing. Sebagai contoh nama merek dagang dari produk-produk yang dihasilkan PT. Indria menggunakan kombinasi dari jenis ataumacam yang ketiga kombinasi dengan yang keempat. Nama merek dagang yang dinerikan perusahaan kepada beberapa produk yang dihasilkan, dibedakan menurut kelompok kualitas dengan harga yang berbeda. Nama-nama merek yang digunakan adalah rakoll untuk lem yang berkualitas tinggi, banteng untuk lem yang berkualitas menengah dan fox untuk kualitas lem



rendah. Kemudian tiap-tiap nama merek dagang digunakan dikombinasikan dengan nama-nama produk masing-masing, seperti rakoll-prima D, rakoll-prima DX, rakoll – busafix, rakoll cetila dan rakoll-ibola, disamping itu terdapat nama merek banteng HV dan banteng PVAC, serta Fox kuning, pada setiap produksinya, nama perusahaan PT. Indra selalu dicantumkan, dengan maksud agar konsumen dapat mengetahui perusahaan mana yang memproduksi produk tersebut. Kemasan (packaging) Pada dewasa ini kemasan atau pembungkus mempunyai arti yang penting, karena kemasan tidak hanya digunakan sebagai pelindung terhadap produk, tetapi juga digunakan untuk dapat menyenangkan dan menarik langganan. Oleh karenanya, kemasan ini termasuk dalam startegi produk, dengan cara memperbaiki bentuk luar dari produk, seperti pembungkus, etiket, warna dan lainlain agar dapat menarik perhatian para konsumen, dan dapat memberi kesan bahwa produk mutu atau kualitasnya baik. Kemasan mempunyai arti yang penting didalam mempengaruhi para konsumen langsung maupun tidak langsung, di dalam menentukan pilihan terhadap produk yang akan dibelinya. Untuk itu maka bentuk luar suatu produk harus dapat dibuat semenarik mungkin bagi konsumen. Dengan demikian, kemasaan seperti telah diutarakan tidak dapat diabaikan, karena fungsinya bukan hanya sekedar sebagai pembungkus saja. Pada umumnya kemasan berfungsi untuk mencegah kerusakan secara fisik, untuk mencegah atau mempersukar pemalsuan atau peniruan. Untuk menjamin kebersihan dan sebagai wadah “container” untuk produk yang beberapa barang cair. Disamping itu kemasan dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dengan memberikan keterangan pada kemasan itu tentang cara pengunaan, cara penyimpanan, komposisi isi produk, dan lain sebagainya. Kemasaan dapat pula mempermudah dan memperhemat waktu dalam mengakut produk tersebut, sehingga memudahkan penyaluran dalam proses penjualan, baik bagi produsen dan penyalur maupun mudah dibuka dan ditutup, mudah disimpan (terkait dengan bentuk), serta ukuran harus sesuai dengan penggunaan dan preferensi konsumen.



kemasaan yang dipergunakan seharusnya memenuhi syarat berikut : 1. Harus dapat melindungi produk terhadap kerusakan kehilangan dan kekotoran. 2. Haruslah ekonomis dan praktis bagi kegiatan pendistribusian produk tersebut, dalam hal ini dimaksudkan bahwa perusahaan harus dapat memilih jenis atau cara pembungkusan dengan biaya yang relatif murah, akan tetapi dapat memberi kemudahan bagi konsumen untuk membawa dan menyimpannya. 3. Ukuran kemasan hendaklah sesuai dengan kehendak pembeli misalnya besar kecilnya, dan bentuknya sesuai dengan unit kesatuan produk. 4. Kemasan harus lah memberi aspek deskriptif yaitu menunjukan merek, kualitas,rasa dan campuran atau komposisi yang terdapat dalam produk tersebut 5. Kemasan hendaklah mempunyai citra dan aspek seni. Tentunya agar dapat menarik calon pembeli, setiap kemasan atau pembungkus hendaklah harus dapat menimbulkan rangsangan pembeli yang mengarah kebeberapa aspek tersebut diatas.sebagai contoh PT. Mulia Knitting Factory menggunakan kemasaan atau pembungkus plastik transparan. Untuk setiap potong jenis produk baik kaos singlet dan celana dalam, maupun T-shirt digunakan wadah plastik sebagai kemasan atau pembungkus, dan untuk setiap lusin dari masing-masig produk dikemas dengan menggunakan karton untuk memudahkan membawa atau mengangkutnya. Pada setiap kemasan dibubuhi nama produk dengan merek, gambar, nomor patent, bahan baku yang digunakan , ukuran dan sebagainya, demikian pula kemasan karton setiap lusinya, mencantumkan hal-hal yang sama, disamping menggunakan warna kemasaan yang menarik. Sebagai contoh lain adalah kemasan produk lem PT. Indria, yang diuraikan sebagai berikut: lem kuning dikemas dengan kaleng, karena lem ini terdiri dari bahan kimia yang tahan disimpan dalam kaleng, sedangkan bila dimasukan dalam kemasan yang terbuat dari plastik akan rusak, akibat campuran bahan kimia dan lem tersebut.kemasan ini dibuat dengan ukuran yang bermacammacam mulai dari 1/8 galon, 1/4 galon,5 kg, 15 kg, sampai dengan 17 kg. Lem putih dikemas dengan plastik, karena lem ini menggunakan campuran air sehingga tidak cepat kering, dan bila disimpan dalam kemasan kaleng, maka kalengnya



akan karatan. Kemasan lem putih ini berupa jerigen plastik didalamnya. lem yang dipasarkan sebagai barang-barang konsumsi, yaitu Isrplas, Retal, Super dan STIK, menggunakan kemasaan berupa tube, sehingga dapat mudah disesuaikan dengan cara pemakain yang praktis dengan ukuran yang kecil dan memudahkan cara penyimpanannya. Label 1.   Pengertian Pelabelan adalah subset dari pengemasan. Penjual harus memberi label pada produknya. Label bisa hanya berupa tempelan sederhana pada produk atau gambar yang dirancang dengan rumit yang merupaka kesatuan dengan kemasan. Label bisa hanya mencantumkan merek atau banyak informasi. Bahkan jika penjual memilih label yang sederhana saja, hukum mungkin mengharuskan adanya informasi tambahan. Terdapat sejarah panjang mengenai masalah hukum sekitar label, pengemasan dan produk pada umumnya. Tahun 1914, UU Komisi Perdagangan Federal menyatakan bahwa label atau kemasan yang salah satu menyesatkan merupakan tindakan pesaingan yang tidak jujur. UU pengemasan atas pelebelan yang layak disahkan konres pada tahun 1967, menetapkan persyaratan wajib pelabelan, mendukung adanya standar pengemasan industri dan memungkinkan badan federal untuk menetapkan peraturan pengemasan untuk industri tertentu. 2. Bentuk Label a. Tanda dengan tulisan. b. Gambar



pada



kemasan



makanan



minuman



dan



barang



yang



lain.



c. Brosur atau selembaran yang dimasukkan kedalam wadah atau pembungkus. 3. Fungsi label a. Merupakan salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada para konsumen yang baru. Yang berupa suatu pelaksanaan tertib suatu undang-undang bahan makanan atau minuman atau obat. Dalam hal ini pemerintah mewajibkan produsen untuk melekatkan label pada hasil produksi sesuai peraturan yang tercantum dalam undang-undang bahan makanan.



b. Dengan melekatkan label pada produk sesuai peraturan, berarti produsen telah memberikan keterangan kepada para konsumen agar dapat memilih dan meneliti produk secara bijaksana, c. Merupakan jaminan bahwa barang yang telah dipilih tidak berbahaya bila digunakan. Untuk hal ini konsumen harus dibiasakan terlebih dahulu membaca label sebelum membeli. d. Bagi para produsen, label digunakan sebagai alat pengenalan terhadap produknya. 4. Hal hal yang dicantumkan pada label a. Nama barang b. Merek barang c. Nomor kode pendaftaran & produksi d. Berat bersih isi wadah e. Komposisi atau bahan bahan yang digunakan f. Kepekaan dan sifat makanan g. Alamat lengkap produsen dan penyalur h. Cara pemakaiannya (dalam produk tertentu) i. Tanggal kadaluarsa j. Netto k. Peringatan efek samping l. Cara menyimpan dan pemeliharaanya m. Peringatan (awas bahaya obat keras misalnya) n. Layanan konsumen o. Label SNI 2.6 Pemasaran Jasa Pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Menurut Yazid (2008), pemasaran jasa merupakan



penghubung



antara



organisasi



dengan



konsumennya.



Peran



penghubung ini akan berhasil bila semua upaya pemasaran diorientasikan kepada pasar. Keterlibatan semua pihak, dari manajemen puncak hingga karyawan nonmanajerial, dalam merumuskan maupun mendukung pelakasanaan pemasaran yang berorientasi kepada konsumen tersebut merupakan hal yang tidak bisa ditawar-menawar lagi. Sedangkan menurut Daryanto (2011), pemasaran jasa adalah mengenai janji-janji. Janji-janji yang dibuat kepada pelanggan dan harus dijaga. Kerangka kerja strategis diketahui sebagai service triangle yang memperkuat pentingnya orang dalam perusahaan dalam membuat janji mereka dan sukses dalam membangun customer relationship. Tujuan Pemasaran Jasa Terdapat dua tujuan pemasaran jasa, yaitu commercial services dan non profit services, penjelasannya adalah sebagai berikut: 



Commercial Services (profit services). Jasa yang bertujuan untuk mendapatkan laba. Contoh: Cuci mobil, dimana jasa ini bertujuan untuk mendapatkan laba dengan cara mencucikan mobil konsumen.



 Non Profit Services. Jasa yang bertujuan untuk kepentingan sosial. Contoh: Museum, dimana jasa ini bertujuan untuk memberikan info kepada konsumen museum, tanpa mengincar laba. Karakteristik Pemasaran Jasa Menurut Nasution (2004), terdapat empat karakteristik pemasaran jasa yang perlu diketahui dalam pemasaran jasa, yaitu: a. Intangibillty (tidak berwujud) Jasa bersifat tidak berwujud (intangibility), artinya tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Nilai tidak berwujud dari jasa dapat berupa kenikmatan, rasa aman, serta kepuasan. Untuk mendapat semua itu biasanya konsumen akan mencari terlebih dahulu infomasi dari jasa yang akan digunakannya seperti lokasi, harga, serta bentuk pelayanan yang akan diberikan. b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)



Tidak Dapat Dipisahkan (Inseparability) artinya jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya dengan konsumen yang menggunakan jasa tersebut. Interaksi antara penyedia jasa dengan konsumen terjadi ketika jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika konsumen membeli suatu jasa maka ia akan berhadapan langsung dengan sumber atau penyedia jasa. c. Variabillity/heterogeneity (berubah-ubah) Jasa yang diberikan



sering kali berubah-ubah tergantung



siapa yang



menyajikannya, kapan dan dimana penyaji jasa tersebut dilakukan. Konsumen sebelum mengambil keputusan untuk menggunakan suatu jasa biasanya akan meminta pendapat orang lain, oleh karena itu penyedia jasa akan terus berlombalomba menawarkan bervariasi jasa dengan kualitas yang baik guna menciptakan kepuasan dari konsumennya. d. Perishabbility (tidak tahan lama) Jasa tidak dapat disimpan sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang. Dalam hal ini jasa berbeda dengan barang, karena biasanya barang dapat disimpan dan digunakan berulang-ulang kali maka tidak demikian dengan jasa, apabila jasa tidak langsung digunakan maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Suatu jasa yang diberikan oleh penyedia jasa tergantung dari permintaan pasar yang berubah-ubah. Jenis-jenis Pemasaran Jasa Pemasaran jasa dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kriteria yaitu sebagai berikut: a. Segmen pasar Berdasarkan pada segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa kepada konsumen akhir (misalnya asuransi jiwa dan pendidikan) dan jasa kepada organisasi misalnya jasa akuntansi dan perpajakan, jasa konsultasi manajemen dan jasa konsultan hukum. b. Tingkat Keberwujudan Kriteria ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk fisik dengan konsumen. Berdasarkan kriteria tersebut jasa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut:



Rented goods service. Dalam jenis ini konsumen hanya menyewa dan menggunakan produkproduk tertentu, berdasarkan tarif tertentu dan selama jangka waktu tertentu. Misalnya penyewaan mobil, VCD, hotel, villa, apartemen, dll. Owned goods service. Barang-barang yang dimiliki konsumen direparasi, dikembangkan atau ditingkatkan, dan dipelihara oleh perusahaan jasa. Jenis ini juga menyangkut perubahan bentuk barang yang dimiliki oleh konsumen. Contohnya jasa reparasi (arloji, sepeda motor, komputer, pencucian mobil, perawatan, rumput lapangan golf, laundri, dll). Non goods service. Jasa ini adalah jasa personal bersifat intangible yang ditawarkan pada konsumen. Misalnya supir, pengasuh bayi, dosen, tutor, pemandu wisata, ahli kecantikan, dan lain-lain. c. Keterampilan Penyedia Jasa Berdasarkan tingkat keterampilan jasa terdiri dari jasa profesional (misalnya konsultan manajemen, konsultan pajak, konsultan hukum, dokter, perawat, arsitek, dan lain-lain) yang memiliki pelanggan yang selektif dan jasa nonprofesional (misalnya supir taksi dan security). Strategi Pemasaran Jasa Menurut Kotler dan Amstrong (2008), perusahaan jasa yang baik perlu menggunakan strategi pemasaran untuk memposisikan diri secara kuat dalam pasar sasaran terpilih yaitu sebagai berikut: a. Rantai Laba-Jasa Dalam bisnis jasa, pelanggan dan karyawan jasa lini depan berinteraksi untuk menciptakan jasa. Hasilnya, interaksi efektif bergantung pada keahlian karyawan jasa lini depan dan proses pendukung yang menyokong karyawan-karyawan ini. Oleh karena itu perusahaan jasa harus memusatkan perhatian pada keduanya, pelanggan dan karyawan, agar berhasil. Perusahaan jasa memahami rantai labarugi (service-profit chain), yang menghubungkan laba perusahaan jasa dengan karyawan dan kepuasan pelanggan.



b. Mengelola Diferensiasi Jasa Perusahaan jasa bisa mendiferensiasikan hantaran jasa mereka dengan memiliki orang yang berhubungan langsung dengan pelanggan yang lebih mampu dan dapat dihandalkan, melalui pengembangan lingkungan fisik yang baik dimana produk jasa dihantarkan atau dengan merancang proses penghantaran yang baik. c. Mengelola Kualitas Jasa Perusahaan jasa dapat mendiferensiasikan dirinya dengan menghantarkan kualitas yang lebih tinggi secara konsisten dibandingkan pesaingnya, dimana penyedia jasa harus mengidentifikasi apa yang diharapkan pelanggan sasaran terhadap kualitas



jasa.



d. Mengelola Produktivitas Jasa Dengan biaya yang meningkat cepat, perusahaan jasa mendapat tekanan besar untuk meningkatkan produktivitas jasa. Hal ini dapat dilakukan dalam beberapa cara, seperti melatih karyawan lama dengan lebih baik atau mempekerjakan karyawan baru yang akan bekerja lebih keras atau lebih terampil, meningkatkan kuantitas jasa mereka dengan mengurangi sejumlah kualitas jasa, juga dapat mengindustrialisasi jasa dengan menambahkan perlengkapan dan menetapkan standar produksi, dan yang terakhir, penyedia jasa bisa mempergunakan kekuatan teknologi. 2.7 Strategi Merek Nama Merek atau Brand Name, merupakan bagian dari merek yang dapat diucapkan, ditulis dan dibaca oleh siapapun, sebagai contoh ‘Asus’, ‘Honda’, ‘Lux’, Innova’, ‘BMW’, ‘Mercy’, daln lainnya. Tanda Merek atau Brand Mark, adalah bagian dari merek yang dapat dikenali (biasanya visual) namun tidak dapat diucapkan. Bentuk dari brand mark ada bermacam-macam, seperti lambang / logo, desain hurup, warna tunggal, khusus atau gabungan, suatu bentuk seperti packaging atau kemasan, dan lain sebagainya. Contoh lambang Mitsubishi “tiga berlian”, mobil Toyota “lambang toyota”, dan lain sebagainya. Tanda Merek Dagang atau Trade Mark, adalah seluruh merek atau sebagian dari merek yang merupakan aset khusus yang mampu meningkatkan ekuitas merek dan dilindungi



oleh hukum yang berlaku, artinya hanya mereka yang memang memiliki hal penggunaan merek dagang saja yang berhak menggunakan merek dagang ini. Hak Cipta atau Copyright, adalah hak istimewa dari sebuah produk yang mendapatkan perlindungan dari undang-undang, contoh karya tulis, karya musik, logo, dan lain sebagainya. Perusahaan biasanya pada suatu saat akan mengembangkan merek atau brand yang dimilikinya, entah dengan tujuan untuk melayani market segment yang berbeda, atau dalam rangka melindungi merek utama mereka dari serangan para pesaing. Secara umum ada lima pilihan untuk menentukan strategi merek (brand strategy) perusahaan, yaitu : a. Strategi Perluasan Lini Produk (Product Line Extension Strategy) Strategi perluasan lini produk artinya perusahaan membuat produk baru atau produk tambahan dalam lini produk yang sama dan juga menggunakan merek yang sama, tetapi dengan tambahan atau feature tertentu, seperti bentuk, rasa, kandungan, ukuran kemasan, dan lain sebagainya. Strategi ini banyak diterapkan oleh perusahaan yang sudah berhasil dengan merek produk pertama, kemudian ingin meningkatkan volume penjualan atau memang masih memiliki kapasitas produksi, sehingga perusahaan memutuskan untuk menambah lini produk baru. Dalam menggunakan strategi perluasan lini produk baru ini, ada yang harus diperhatikan, yaitu jangan semata-mata karena kelebihan kapasitas produk, tetapi harus juga benar-benar dipikirkan aspek pasarnya. Jangan sampai dengan menambahkan perluasan lini produk, yang ada bukan omset penjualan yang meningkat, tetapi terjadi kanibalisme yang tidak terkendali, dan lebih berbahaya adalah pelemahan produk utama atau produk yang sudah terlebih dahulu eksis di pasar. Contoh dari strategi perluasan lini produk adalah, Indomie Goreng dengan Indomie Goreng Ayam, Supermie Soto dengan Supermie Soto Banjar, Shampo Sunsilk dengan aneka variannya dan lain-lain. b. Strategi Perluasan Merek (Brand Extension Strategy) Strategi



perluasan



merek



adalah



saat



perusahaan



memutuskan



untuk



menggunakan merek yang sudah ada yang biasanya memang sudah berhasil di pasar untuk digunakan sebagai merek produk baru dalam lini produk yang



berbeda. Dengan menggunakan merek yang sudah ada, perusahaan berharap proses pengenalan produk ke pasar akan lebih mudah, karena brand atau merek tersebut sudah dikenal oleh konsumen. Menggunakan merek yang sudah ada dan sudah dikenal luas oleh konsumen, memiliki banyak keuntungan, termasuk di dalamnya biaya untuk mengenalkan merek menjadi lebih kecil, biaya untuk promosi juga menjadi berkurang, karena reputasi merek yang sudah dikenal oleh konsumen (kesadaran merek tersebut / brand awareness sudah tinggi), sehingga tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk baru tersebut sudah kuat. Yang perlu diwaspadai oleh pemasar dalam menggunakan brand extension strategy ini adalah produk baru jangan sampai gagal, karena jika produk baru tersebut yang nota bene menggunakan merek yang sudah dikenal luas sebagai merek produk yang sukses mengalami kegagalan, maka produk pertama akan ikut terpengaruh kinerjanya. Contoh penggunaan strategi perluasan merek adalah penggunaan merek Dove, Shampo Dove, Sabun Mandi Dove, kemudian penggunaan merek Lifebuoy untuk shampo Lifebuoy dan sabun mandi Lifebuoy, dan lain sebagainya. c. Strategi Banyak Merek (Multi Brand Strategy) Strategi multi brand adalah strategi di mana perusahaan menggunakan banyak merek untuk setiap produknya, dalam kategori produk yang sama. Ada berbagai alasan atau sebab mengapa perusahaan memilih strategi multi brand atau mengapa perusahaan memiliki banyak merek dalam kategori produk yang sama tersebut. Kadang perusahaan memang tidak ingin mengganggu kinerja merek yang sudah ada, sehingga ketika akan memperluas lini produk maka digunakanlah merek yang baru, dengan demikian merek pertama akan aman, jika terjadi kegagalan pada merek kedua ini. Bisa juga perusahaan dengan sengaja menciptakan second brand dengan maksud untuk melindungi merek pertama, jadi merek kedua ini sifatnya atau fungsinya adalah untuk berperang jika ada produk pesaing yang mengganggu, istilahnya sebagai fighting brand atau flanking brand. Tetapi terjadinya multi brand bisa juga diakibatkan oleh proses akuisisi perusahaan dimana perusahaan yang diakuisisi juga memiliki merek untuk kategori produk yang sama.



d. Strategi Merek Baru (New Brand Strategy) Penggunaan merek baru untuk meluncurkan produk baru biasanya dipilih oleh perusahaan dengan alasan tertentu, diantaranya adalah dikhawatirkan jika produk baru gagal, maka bisa mempengaruhi merek dan produk yang sudah ada, perusahaan tidak mau mengambil resiko dengan merek dan produk yang baru tersebut. Atau perusahaan menganggap merek yang sudah dimiliki tidak ada yang cocok dengan produk baru tersebut (menurut penulis alasan ini masih kurang pas, karena banyak merek yang sebelumnya tidak cocok, ketika produk tersebut booming, mereknya terdengar enak juga diucapkan untuk produk tersebut) Dengan menggunakan merek yang sama sekali baru, maka jika terjadi kegagalan produk, merek-merek yang sudah ada tidak akan terpengaruh, benar memang demikian, bahkan dalam prakteknya jika resiko kegagalan produk cukup tinggi, proses pemasaran dan distribusi merek tersebut di sendirikan, kalau nanti sudah eksis di pasar, baru diakuisisi kembali. Akan tetapi penggunaan merek produk yang sama sekali baru ini juga memiliki konsekuensi, yaitu biaya pemasaran yang cukup tinggi. Produk baru dengan merek baru membutuhkan biaya untuk edukasi pasar, biaya komunikasi, biaya penjualan dan distribusi yang lebih besar dibandingkan dengan yang sudah existing (perhatikan product life cycle dan strategi untuk setiap tahapannya). e. Strategi Merek Bersama (Co-Branding Strategy) Merek bersama atau co-branding adalah penggunaan dua merek untuk satu produk, atau biasa disebut juga kerjasama branding, dan strategi ini ditempuh perusahaan untuk mendapatkan kekuatan dari masing-masing merek tersebut. Biasanya strategi ini ditempuh oleh perusahaan besar yang sudah memiliki merek yang terkenal dan sudah sangat kuat, sehingga penggunaan dua merek tersebut akan semakin menguatkan posisi produk di pasar. Penguatan merek tersebut akan memiliki dampak meningkatnya jumlah konsumen dari produk tersebut, karena adanya penambahan jumlah konsumen dari masing-masing merek yang sudah eksis di pasar tersebut. Hal yang perlu diwaspadai dari penggunaan merek bersama atau co-branding adalah dalam memilih merek yang akan di ajak kerjasama, karena jika nanti salah satu merek mengalami kejatuhan di pasar, maka



merek yang lain akan terpengaruh juga. Contoh produk yang menggunakan strategi co-branding adalah air minum dalam kemasan – AMDK merek Aqua dengan merek dunia Danone, menjadi Aqua Danone.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis, yang terkendali (4P) yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran. Produk adalah suatu sifat kompleks, baik dapat diraba maupun tidak diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, pelayanan pengusaha dan pengecer, yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. Keputusan produk individual meliputi keputusan-keputusan yang bertalian dengan pengembangan dan pemasaran produk-produk individual, dimana keputusan tersebut menyangkut atribut produk, pemberian merek, pengemasan produk, pemasangan label produk, dan pelayanan produk. Lini produk adalah kelompok produk di dalam kelas produk yang berkaitan erat karena memiliki fungsi yang serupa, dipasarkan melalui saluran yang sama atau dalam kisaran harga tertentu. Merek adalah nama, istilah, tanda atau lambang dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa. Kemasan mempunyai arti yang penting didalam mempengaruhi para konsumen langsung maupun tidak langsung, di dalam menentukan pilihan terhadap produk yang akan dibelinya. Label bisa hanya berupa tempelan sederhana pada produk atau gambar yang dirancang dengan rumit yang merupaka kesatuan dengan kemasan. Pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Secara umum ada lima pilihan untuk menentukan strategi merek (brand strategy) perusahaan, yaitu : a. Strategi Perluasan Lini Produk (Product Line Extension Strategy) b. Strategi Perluasan Merek (Brand Extension Strategy) c. Strategi Banyak Merek (Multi Brand Strategy) d. Strategi Merek Baru (New Brand Strategy) e. Strategi Merek Bersama (Co-Branding Strategy)



DAFTAR PUSTAKA



Daryanto. (2011). Manajemen Pemasaran: Sari Kuliah. Bandung: Satu Nusa. Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Nasution, M. N. (2004). Manajemen Jasa Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia. Tjiptono, F. (1999). Strategi Pemasaran; Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Yazid. (2008). Pemasaran Jasa: Konsep dan Implementasi. Yogyakarta: Ekonisia.