Kha Praktikum Ot [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI LBM 1. PENGENALAN OBAT TRADISIONAL...........................................................3 FORM 1. PERBEDAAN & PERSAMAAN JAMU, OHT & FITOFARMAKA......3 FORM 2. PENGENALAN BENTUK-BENTUK SEDIAAN OBAT TRADISIONAL........................................................................................7 FORM 3. DETERMINASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN ZAT AKTIF FARMAKOLOGIK PADA TANAMAN OBAT......................................9 FORM 4. PROSES EKSTRAKSI............................................................................20 FORM 5. IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF DENGAN KLT...........................25 FORM 6. PERHITUNGAN DOSIS.........................................................................29 LBM 2. UJI PRE KLINIK OBAT TRADISIONAL.......................................................33 FORM 7. PENANGANAN HEWAN COBA..........................................................34 FORM 8. UJI TOKSISITAS DENGAN PENENTUAN ED50 DAN LD 50..........46 LBM 3. FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI PENGOBATAN HERBAL...........49 FORM 9. UJI DAYA ANALGETIK DENGAN METODE GELIAT ASETAT....49 FORM 10. UJI SITOTOKSIK IN VITRO...............................................................57 FORM 11. ANALISA DATA UJI SITOTOKSIK IN VITRO................................59 LBM 4 FITOTERAPI.....................................................................................................63 FORM 12. PENELAAHAN LAPORAN UJI KLINIK...........................................63 FORM 13. PRESENTASI FITOTERAPI................................................................66 LBM 5. ONLINE FIELD TRIP......................................................................................68 FORM 14. LAPORAN ONLINE FIELDTRIP DI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL (B2P2TO-OT)............................................................68 FORM 15. LAPORAN SEMENTARA KARYA WISATA Pabrik Jamu PT Sido Muncul...................................................................................................71



LBM 1. PENGENALAN OBAT TRADISIONAL FORM 1. PERBEDAAN & PERSAMAAN JAMU, OHT & FITOFARMAKA Nama Produk



:



Sido Muncul Tolak Linu Kiranti Sehat Datang Bulan Nodiar Herbal Original



Logo



:



Jenis Obat Tradisional



:



Jamu



Bentuk sediaan



:



Cairan



Nama Paten



:



Komposisi



:



Indikasi



:



Sido Muncul Tolak Linu Herbal Ekstrak :  Languatis Rhizoma 40 mg (Laos)  Zingiberis aromaticae Rhizoma 40 mg (Lempuyang)  Retrofracti Fructus 40 mg (Cabe Jawa)  Curcumae Rhizoma 40 mg (Temulawak)  Bahan-bahan lain terdiri dari :  Cyperi Rhizoma (Teki)  Phyllanthi Herba (Meniran)  Blumeae Folium (Daun Sembung)  Zingiberis Rhizoma (Jahe)  Kaempferiae Rhizoma (Kencur)  Alyxiae Cortex (Pulasari)  Foeniculli Fructus (Adas)  Madu Mengatasi keletihan dan membantu meredakan



Obat Herbal Terstandar Fitofarmaka (OHT) Cair (Minuman) Tablet Kiranti Sehat Datang Bulan Original  Curcumae domesticae rhizoma (Kunyit 30 gr)  Tamarindi pulpa (Asam jawa 6 gr)  Kaemferiae rhizoma (Kencur 2 gr)  Arengae pinnata frustose (Gula jawa 2,5 gr)  Zingiberis rhizoma (Jahe 0,8 gr)  Paullinia cupana (Paulinia 0,23 gr)  Cinnamomi cortex (Kayu manis 0,1 gr)  Air (sampai 150 mL)



Nodiar



Membantu mengatasi keluhan haid, seperti nyeri



Nodiar digunakan untuk mengurangi frekuensi



Attapulgite 300 mg, Psidii Folium Extract 50 mg, Curcuma domestica Rhizoma Extract 7.5 mg



pegal linu dan nyeri sendi



Efek samping



:



Efek samping mungkin terjadi selama penggunaan Tolak Linu adalah gangguan saluran pencernaan.



Aturan Pakai



:



Kocok dahulu sebelum diminum. Minum 1-2 sachet sebelum tidur dan 1-2 sachet sehabis melakukan aktivitas atau olahraga. Bisa diminum langsung dari sachetnya atau dicampur dengan 50 ml air



Cara Penyimpanan



:



Simpan pada suhu dibawah 30 C. Simpan ditempat sejuk dan kering



haid, dan bau tak sedap serta membantu memperlancar haid sehingga tubuh terasa segar dan sehat.  Nyeri haid  Keputihan  Gangguan siklus haid Kunyit yang ada terkandung di dalam Kiranti berisiko menimbulkan efek samping, antara lain:  Pusing  Mual  Gangguan pencernaan  Diare Kunyit juga dapat meningkatkan efek pengencer darah dari aspirin, ibuprofen, diclofenac, clopi dogrel, dan warfarin. Segera hubungi dokter jika muncul memar tanpa sebab yang jelas atau terjadi perdarahan yang sulit berhenti.  Minum secara rutin 1-2 botol per hari (3 hari sebelum, selama, dan 3 hari sesudah haid)  Kocok dahulu sebelum diminum  Minuman herbal ini dapat digunakan bersama atau tidak bersama dengan makanan, namun lebih disarankan dikonsumsi setelah makan untuk mencegah masalah pada pencernaan.  Gunakan minuman herbal ini sesuai dengan dosis yang disarankan. Simpan minuman herbal ini sesuai dengan petunjuk penyimpanannya untuk mencegah kerusakan dan



buang air besar dan terbukti secara uji klinik untuk memadatkan tinja dan menyerap racun pada penderita diare (mencret).



Belum ada efek samping yang dilaporkan. Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi obat : Sembelit, Mual, Perut kembung.



 



Anak Usia 6-12 tahun 1 x sehari 1 tablet. Maksimal: 6 tablet Anak Usia > 12 tahun dan Dewasa 1 x sehari 2 tablet. Maksimal: 12 tablet



Apabila sudah BAB lebih dari 3 kali dalam sehari, minum obat ini. Obat diminum dengan air putih dan langsung ditelan. Bagi penderita yang kesulitan menelan, obat dapat dipotong menjadi 4 bagian atau digerus halus diatas kertas dan segera diminum. simpan di tempat yang kering dan terlindung dari cahaya



Terhindar matahari



Expired Date



:



No Registrasi Kemasan Produsen Tempelkan brosur



: : : :



dari



cahaya efektivitasnya menurun. Berikut adalah petunjuk penyimpanan yang harus diperhatikan:  Simpan minuman herbal ini dalam lemari pendingin.  Hindari minuman herbal ini dari cahaya atau sinar matahari langsung.  Hindari minuman herbal ini dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. 14 Maret 2019



BPOM TR 112 624 961 Sachet @ 15 ml. PT. Sido Muncul



POM.HT.142600401 Botol PT.Ultra Prima Abadi



Tanggal produksi desember 2012 Tanggal kadaluarwa desember 2016



POM FF 031 500 361 Dos Isi 25 Strip X 4 Tablet Kimia Farma



Semarang, 15 Desember 2020 Instruktur praktikum,



(DR.Drs. Israhnanto Isradji M.Si. )



FORM 2. PENGENALAN BENTUK-BENTUK SEDIAAN OBAT TRADISIONAL No 1



Bentuk Sediaan Serbuk



Contoh-contoh  



Buyung Upik Tolak angin serbuk



2



Rajangan



  



Jamu Godhog “Cap Gedhawung” Jamu Godhog “Rebustas” cap Ibu Tari Jamu Godhog



3



Pil







Majakani kanza



4 5



Dodol / jenang Pastiles



  



Dodol herbal moringa Pagoda pastilles Capung herbal pastilles



6



Tablet



  



Curcuma: tablet salut gula Tolak angin: tablet Nodiar



7



Kapsul



      



Darsi Stimuno Forte Imunomodulator Togastro Mastin Tensigard Diapet Rheumaneer



8



Cairan :  Larutan



Tolak linu, tolak angin cair, telon lang (minyak), diapet (sirup), stimuno (sirup) Tolak angin, xipaalbumin



 Emulsi



Kutus-kutus, laxsatin



 Suspensi



Kiranti



Semi padat :  Salep



Levartan



 Krim



Sapel waist lutiguna guci pustaka



 Gel



Typogell de nature



10 11



Suppositoria Plaster / koyo



Incalin suppositoria Nikoniko Koyo Herbal Transdermal System Anti Merokok



12



Lain-lain :



9



-



Serbuk instan Efervesen Parem Pilis



Serbuk jahe merah Imbost C1500 Sari jamu parem Pilis 32A Pabrik Jamu Air Mancur



Semarang, 15 Desember 2020 Instruktur praktikum,



(DR.Drs. Israhnanto Isradji M.Si. )



FORM 3. DETERMINASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN ZAT AKTIF FARMAKOLOGIK PADA TANAMAN OBAT



Nama Lokal Deskripsi Tanaman



: :



Klasifikasi Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies Bagian Tanaman yang berkhasiat Obat



: : : : : : : : :



Gambar Tanaman berkhasiat Obat



Jambu Biji Pohon P. guajava L sering tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1 m sampai 1.200 m dari permukaan laut. Batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, berwarna coklat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan, daun muda berambut halus, permukaan atas daun tua licin. Helaian daun berbentuk bulat telur agak jorong, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata agak melekuk ke atas, pertulangan menyirip, panjang 6 sampai 12 cm, lebar 3 cm sampai 6 cm. Bunga tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak daun, berkumpul 1 sampai 3 bunga, berwarna putih. Buahnya buah buni, berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak bertekstur lunak, berwarna putih kekuningan atau merah jambu. Biji buah banyak mengumpul ditengah, kecil-kecil, keras, berwarna kuning kecoklatan. Plantae Spermatophyta Dicotyledonae Myrtales Myrtaceae Psidium Psidium guajava Linn.  Buah  Daun



Bagian : yang



Buah Jambu Biji



Daun Jambu Biji



Keterangan gambar



:



Buah Jambu Biji



Kandungan senyawa : aktif dalam bagian tanaman yang digunakan sebagai obat



Daun Jambu Biji Daun  Senyawa tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam malat  guayaverin, leukosianidin, dan asam oksalat  flavonoid, alkaloid  Flavonoid, senyawa turunan flavonoid yang terkandung dalam daun Psidium guajava L. adalah quercetin. Penelitian lain secara lebih spesifik menjelaskan bahwa quercetin merupakan senyawa golongan flavonoid jenis flavonol dan flavon, senyawa ini banyak terdapat pada tanaman famili Myrtaceae dan Solanacea.  Folat  Metanol  Heksana  Etil asetat  Asam galat, katekin, epikatekin, rutin, naringenin dan kaempfero  Saponin Buah  Quercetin  Vitamin C  Serat  Asam askorbat dan zat besi  Lycopene  Karoten  Kalium  Flavonoid



 Khasiat bagian tanaman : yang digunakan sebagai obat berdasarkan bukti empirik



Efek farmakologis bagian : tanaman yang digunakan sebagai obat (Sebutkan sumbernya dari jurnal hasil penelitian)



Saponin Daun  Mengobati diare dan sakit kembung.  Antibakteri  Antifungi  Antiinflamasi, hipoglikemi, antihipertensi  Obat demam berdarah (DBD/DHF)  Khasiat dari daun jambu biji sebagai obat antara lain : (1) daun segar jambu biji dapat digunakan untuk luka bakar maupun luka yang melepuh dan untuk menanggulangi maag, (2) daun jambu biji yang masih muda dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi masuk angin dan beser (sering kencing berlebihan), (3) daun jambu biji ditambah kulit batang, jari akar dan kuntum bunga, diambil sarinya digunakan sebagai obat disentri dan (4) daun segar dari tanaman dapat digunakan sebagai obat diare Buah  Antibakteri  Antidiare  Mengatasi perdarahan gusi  Antidiabetik  Hipolipidemik  Batuk dan pilek  Antioksidan  Antihipertensi 1. Antibakteri dan antijamur Tanin mempunyai daya antiseptik yaitu mencegah kerusakan yang disebabkan bakteri atau jamur Manfaat daun jambu biji (Psidium guajava L.) dibuktikan dapat mempercepat penyembuhan infeksi pada kulit yang biasanya di sebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus spp, Escherichia coli, Salmonella typhi, Proteus mirabilis, dan Shigella dysenteria (Pemanfaatan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn) Sebagai Antibakteri dan Antifungi, Siti Nuryani1, R.Fx.Saptono Putro2, Darwani3, JURNAL TEKNOLOGI LABORATORIUM, Vol.6, No.2, September 2017, pp. 41 ~ 45) 2. Anti diare  komponen khusus seperti flavonoid, tanin, minyak atsiri, dan alkaloid yang memiliki efek farmakologi sebagai antidiare terutama pada penyakit diare yang disebabkan



oleh bakteri.  Senyawa quercetin memiliki potensi sebagai agen antidiare dengan menghambat pelepasan asetilkolin yang dapat meningkatkan kontraksi usus akibat adanya iritasi oleh bakteri penyebab diare seperti Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella enteritidis, Bacillus cereus, dan Vibrio cholera.  Selain itu, telah dikenal sejumlah kandungan glikosida flavonol pada daun Psidium guajava L. yang juga merupakan turunan dari quercetin, diantaranya adalah quercetin–3–rutinoside yang biasa disebut rutin dan quercetin– 3–glukoside atau isoquercetin yang memiliki peran untuk mengobati kerapuhan pembuluh kapiler pada manusia.  Senyawa tanin yang terkandung dalam daun Psidium guajava L. dapat diperkirakan memiliki jumlah sebanyak 9–12%. Tanin dapat menimbulkan rasa sepat pada buah dan daun Psidium guajava L. tetapi berfungsi memperlancar sistem pencernaan, dan sirkulasi darah. Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat/menguatkan berefek spasmolitik yang mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang.  Psidium guajava L. juga memiliki kandungan lain yang memiliki potensi sebagai antidiare yaitu minyak atsiri dan alkaloid. Minyak atsiri merupakan senyawa yang mudah menguap yang tidak larut dalam air yang berasal dari tanaman. Senyawa ini mampu menghambat pertumbuhan bakeri Salmonella typhimurium yang telah diketahui berpotensi sebagai salah satu mikroorganisme penyebab diare.7 Alkaloid merupakan salah satu zat tumbuhan sekunder yang terbesar yang terdapat pada tanaman berbunga angiospermae.. Alkaloid dalam daun Psidium guajava L. bersifat anti bakteri.7 Mekanisme  Dari beberapa penelitian yang menggunakan hewan coba yang diinfeksi dengan Salmonella typhimurium sebagai salah satu bakteri yang dapat menyebabkan diare, menunjukkan perubahan-perubahan pada cairan ileum, transpor elektrolit dan terjadi perangsangan enzim adenil siklase dan peningkatan siklik AMP intraseluler sehingga menyebabkan sekresi cairan dan diare.  Senyawa aktif yang berkhasiat sebagai antidiare pada ekstrak daun Psidium guajava L. adalah flavonoid, tanin, minyak atsiri dan alkaloid.



























Adanya senyawa dari esktrak daun Psidium guajava L. yang mampu menjadi agen antidiare tidak hanya menjadi inhibitor efek spasmogenik pada usus tetapi juga dapat memberikan efek sebagai inhibitor pertumbuhan dan perkembangan bakteri yang dapat menyebabkan diare seperti Escherichia coli, Salmonella, Shigella, Staphylococus aureus, dan Vibrio cholera.  Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan bakteri penyebab diare di usus akan mencegah proses iritasi pada usus dan mengurangi peningkatan kecepatan gerakan peristaltik usus.  Peristiwa ini dapat mengurangi kontraksi usus dan memperpanjang waktu absorbsi makanan di usus  sehingga dapat menghentikan diare. Beberapa penelitian telah menjelaskan bahwa kandungan daun Psidium guajava L. yang paling efektif sebagai anti diare adalah quercetin yang merupakan turunan dari flavonoid. Quercetin dapat menghambat berbagai neurotransmiter yang bersifat spasmogenik. Asetilkolin merupakan salah satu neurotransmiter spasmogenik usus yang dapat meningkat akibat adanya iritasi dari bakteri di usus. Penghambatan pada asetilkolin tersebut akan menyebabkan penurunan kontraksi usus sehingga dapat mengehntikan diare. Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik yang mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang.  Akan tetapi, efek spasmolitik ini juga mungkin dapat mengkerutkan dinding sel bakteri atau membran sel sehingga menggangu permeabilitas sel itu sendiri.  Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup  sehingga pertumbuhan hidup sel terhambat atau bahkan mati. Tanin juga mempunyai daya anti bakteri dengan cara mempresipitasikan protein, karena diduga tanin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolat. Efek anti bakteri tanin antara lain reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau inaktivasi fungsi materi genetik bakteri. Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan mikroorganisme dengan menggangu proses terbentuknya membran atau dinding sel. Membran atau dinding sel tidak terbentuk atau terbentuknya tidak sempurna. Alkaloid dalam daun Psidium guajava L. juga bersifat anti bakteri. Alkaloid dapat menganggu terbentuknya jembatan silang komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri,  sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh



dan menyebabkan kematian sel tersebut.7 (Yolanda F | The Potential of Guava Leaf (Psidium guajava L.) For Diarrhea J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1 | Januari 2015|113 [ ARTIKEL REVIEW ] THE POTENTIAL OF GUAVA LEAF (Psidium guajava L.) FOR DIARRHEA Yolanda Fratiwi Faculty of Medicine, Lampung University) 3. Masalah yang Berhubungan Dengan Rongga Mulut   Plak gigi adalah penyebab utama periodonitis karena plak bila dibiarkan tanpa perawatan pada akhirnya akan menyebabkan radang gusi dan periodonitis. Beberapa patogen umum yang bertanggung jawab untuk periodonitis adalah Aggregatibacter actinomyce temcomitans, Porphyromonas gingivalis, Fusobacterium nucleatum dan Prevotella intermedia. Jambu biji mengandung konsentrasi quercetin yang baik yang telah terbukti menunjukkan aktivitas antibakteri yang luar biasa terhadap patogen tersebut. Mekanisme yang mungkin dari Quercetin pada periodonitis dapat disebabkan oleh gangguan membran sel dan inaktivasi protein penting dengan membentuk kompleks ireversibel dengan protein pada mikroba yang rentan. Ekstrak buah jambu biji tanpa mengganggu homeostatis rongga mulut bertindak melawan infeksi mulut. Ini juga mencegah menempelnya bakteri ke rongga mulut sehingga menghambat perkembangan lebih lanjut dari infeksi.  Masalah kedua yang paling umum terkait dengan rongga bukal adalah perdarahan dari gusi. Kandungan vitamin C pada buah jambu biji sangat tinggi, jambu biji memiliki kandungan vitamin C 4 kali lebih banyak dibandingkan jeruk yang menjadikannya lebih baik untuk mengobati perdarahan gusi.  Daunnya bisa dikunyah langsung untuk meredakan sakit gigi secara instan. Bau mulut juga bisa dikendalikan dengan daun jambu biji karena kandungan folat di dalamnya. Antidiabetik  Di Cina, daun jambu biji dikupas dan dikonsumsi saat perut kosong untuk melawan diabetes. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Medicinal Research Laboratory, Allahabad pada tikus yang membuktikan bahwa buah dan daun jambu biji memiliki kekuatan untuk menurunkan kadar gula darah; bila buah diambil tanpa kulit.  Penghambatan glikosidase usus oleh efek daun jambu



yang terkait dengan hiperglikemia postprandial, menunjukkan terobosan dalam pengobatan Diabetes (tipe II).  Selain itu, serat tinggi dalam jambu biji memperlambat penyerapan glukosa dari usus sehingga mencegah peningkatan cepat kadar gula darah setelah makan. Dalam satu percobaan, orang minum teh jambu biji setelah makan nasi putih; memiliki peningkatan glukosa darah yang jauh lebih sedikit daripada orang yang minum air putih sebagai kontrol.  Selain itu, jambu biji (baik buah maupun daunnya) tampaknya menurunkan gula darah puasa juga. Berdasarkan sebuah penelitian, penderita diabetes tipe 2, mereka yang minum rebusan daun jambu biji setiap kali makan selama 3 bulan memiliki kadar glukosa darah puasa yang lebih rendah dibandingkan sebelum percobaan. Pilek dan Batuk  Daun jambu biji terbukti efektif menyembuhkan flu dan batuk. Jambu biji kaya akan asam askorbat dan zat besi yang mengurangi kongesti paru-paru dan pembentukan lendir dan pada saat yang sama menjaga saluran pernapasan bebas dari patogen yang mengganggu.  Buah terutama mentah atau rebusan yang terbuat dari daun muda cukup membantu dalam meredakan flu dan batuk. Ia bekerja dengan menghancurkan polimer lendir sehingga mengurangi batuk dan mengurangi produksi lendir lebih lanjut, menjaga saluran pernapasan, tenggorokan, dan paru-paru bebas dari mikroba dan menghambat aktivitas mikroba yang ada karena sifat astringen/pembersihnya  Vitamin C hadir dalam konsentasi yang baik dalam jambu biji yang terbukti sangat efektif dalam mengobati pilek dan batuk yang berhubungan dengan bakteri atau virus  Jambu biji matang panggang digunakan sebagai pengobatan rumahan terhadap kasus batuk ekstrim dan pilek serta hidung tersumbat Efek antimikroba  Efek antimikroba dari ekstrak minyak atsiri dan metanol, heksana, etil asetat dari daun jambu biji telah dilakukan dimana ekstrak tersebut diuji terhadap bakteri tertentu yaitu Staphylococcus aureus, Salmonella spp. dan Escherichia coli. Dari semua



bakteri yang diuji, ekstrak menunjukkan efek maksimum terhadap Staphylococcus aureus dan ekstrak metanol menunjukkan penghambatan pertumbuhan bakteri terbesar. Aktivitas antikanker  Antioksidan, Lycopene yang banyak terkadang dalam jambu biji memainkan peran penting dalam mencegah dan melawan kanker. Di antara semua kanker, kanker payudara dan kanker prostat memiliki respons yang terbaik. Daging buah jambu biji merah mengandung likopen lebih banyak dibandingkan dengan varietas lainnya. Lycopene bekerja dengan membersihkan radikal bebas dan juga mencegah pembentukan radikal bebas lebih lanjut.  Selain itu, jambu biji mengandung konsentrasi karoten yang baik dan dikenal dapat mencegah kanker paruparu dan mulut. Aktivitas Antikanker  Antioksidan, Lycopene yang banyak terkandung dalam jambu biji memainkan peran penting dalam mencegah dan melawan kanker. Di antara semuanya, kanker payudara dan kanker prostat memiliki respons yang terbaik. Daging buah jambu biji merah (bila dibedah) mengandung likopen lebih banyak dibandingkan dengan varietas lainnya. Lycopene bekerja dengan membersihkan radikal bebas dan juga mencegah pembentukan radikal bebas lebih lanjut.  Selain itu, Jambu biji mengandung konsentrasi karoten yang baik yang juga dikenal dapat mencegah kanker paru-paru dan mulut.  Jambu bijisangat bermanfaat untuk pengobatan hipertensi, hiperlipidemia dan penyakit jantung. Ini juga mengandung sejumlah kalium yang membantu mengendurkan pembuluh darah dan dengan demikian membantu mengendalikan tekanan darah. Telah ditemukan bahwa mengonsumsi buah jambu biji setiap hari menghasilkan penurunan tekanan darah dan lipid darah yang signifikan karena kalium dan serat yang lebih tinggi dalam buah. Selain itu, Jambu biji mengandung pektin konsentrasi tinggi yang menyebabkan penurunan signifikan dalam lipid darah dengan menunda penyerapan makanan dan dengan demikian mengurangi risiko penyakit kardiovaskular  Banyak penulis telah mendalilkan bahwa asam galat, katekin, epikatekin, rutin, naringenin dan kaempferol dalam daun bertanggung jawab atas



penghambatan enzim, esterase kolesterol pankreas yang mengakibatkan penurunan kolesterol dalam darah. Katekin penting sebagai terapi pencegahan untuk hiperkolesterolemia.  Quercetin telah dikaitkan dengan penurunan kematian akibat penyakit jantung dan penurunan kejadian stroke yang terkait dengan hipertensi dan hiperlipedimiea. Masalah Gastrointestinal  Kandungan quercetin dan flavonoid pada daun jambu biji telah terbukti dapat menangkal berbagai penyakit yang bersumber pada saluran cerna.  Alkalinitas buah dan daun menghambat pertumbuhan mikroba patogen yang menyebabkan gastroenteritis.  Jambu biji bermanfaat dalam pengobatan diare karena buah ini menghambat pertumbuhan mikroba, melepaskan lendir yang berlebihan dari usus sehingga membantu mengikat tinja yang encer.  Jambu biji memang mengandung banyak vitamin dan mineral penting seperti karotenoid, vitamin C, dan kalium yang mencegah masalah GIT.  Produksi lendir berlebih di usus besar dapat berhasil dihilangkan dengan mengunyah daun jambu biji dalam keadaan perut kosong. Minum teh daun jambu biji dalam jumlah sedang dapat menjaga konsistensi tinja. Ekstrak daun jambu biji digunakan untuk menghilangkan gangguan pencernaan karena kandungan quercetin dan flavonoidnya . Antidiare  Aktivitas antidiare dapat dikaitkan dengan adanya kandungan flavonoid yang tinggi dalam daun jambu biji . Di antara anak-anak, kulit jambu biji juga digunakan untuk mengobati diare karena khasiat astringentnya.  Teh yang terbuat dari daun jambu biji atau ekstraknya dalam secangkir air hangat dapat membantu mengosongkan usus dengan mudah.  Journal of Smooth Muscle Research pada tahun 2008 menerbitkan artikel di mana beberapa peneliti menguji efek daun jambu biji pada peristaltik usus tikus dan menemukan ekstrak daun jambu biji mampu menunda timbulnya diare akibat minyak jarak, menurunkan frekuensi buang air besar, dan mengurangi keparahan diare pada tikus. Aktivitas Antasida dan Pelindung Ulkus  Sifat alkali daun jambu biji memberikan respon yang



sangat baik terhadap hiperasiditas lambung. Masih sampai saat ini, juga ditemukan bahwa di sebagian besar desa, teh jambu biji diolah dengan menambahkan 10-15 jumlah daun jambu biji muda, direbus dalam 3-4 gelas air dan ramuan hangatnya dibuat untuk diminum untuk menghilangkannya. keasaman. Dari semua pelarut ekstrak, ekstrak metanol menunjukkan sifat penyembuhan antasida dan ulkus maksimum secara in vitro.  Flavonoid dan saponin dalam buah jambu biji, serta daunnya, telah terbukti menjadi obat yang efektif dalam melawan keasaman dan tukak lambung selanjutnya. Ekstrak metanol daun Psidium guajava dalam dosis: 500 dan 1000 mg / kg berat badan menyebabkan penurunan yang signifikan dalam indeks ulkus ulkus yang diinduksi etanol di perut tikus Wistar Penyembuhan Luka 1. Sejak dahulu kala, daun jambu biji telah digunakan secara luas pada luka dalam sejarah umat manusia. Daun jambu biji dibuat menjadi pasta dengan cara digiling dengan sedikit air atau minyak dan hal yang sama dioleskan pada permukaan luka oleh orang India dan Tiongkok kuno. 2. Tanin dan flavonoid menunjukkan penyembuhan luka eksperimental yang lebih cepat ketika ekstrak metanol daun jambu biji dioleskan secara lokal dua kali sehari. Banyak peneliti telah membuktikan bahwa salep yang terbuat dari daun jambu biji dapat menyembuhkan luka jauh lebih cepat daripada yang beredar di pasaran. Daun dicuci, digiling dan diekstraksi dengan minyak untuk memfasilitasi penyerapan kendaraan (kebanyakan lilin cair) ditambahkan ke ekstrak. Senyawa terakhir kemudian dioleskan langsung ke luka dua kali sehari selama 4 hari. Anti-Alergi 3. Studi dilakukan pada metanol dan ekstrak air daun Psidium guajava dan hasilnya menunjukkan penghambatan yang kuat dari pelepasan histamin dari sel mast dan memblokir induksi T regulasi (Tr) yang dimediasi IL-10 secara in vitro dari CD4 + splenosit C57BL / 6 pada tikus. Ekstrak juga menggeser keseimbangan Th1 / Th2 ke status dominan Th1 dengan langsung melemahkan aktivitas sel Tr. Ekstrak daun jambu biji menurunkan reaksi alergi yang dimediasi melalui sel T pada tikus] (A review on medicinal properties of Psidium guajava Arjun



Kafle, Sushree Sangita Mohapatra, Indrapal Reddy and Manju Chapagain, Journal of Medicinal Plants Studies 2018; 6(4): 4447) 4. Antioksidan Analisis fitokimia oleh Arya (2012), ekstrak daun jambu biji putih mengandung senyawa saponin, tanin, steroid, flavonoid, alkaloid dan triterpenoid. Beberapa senyawa tersebut mempunyai aktivitas antioksidan salah satunya adalah senyawa golongan flavonoid, karena kemampuannya yang dapat mereduksi radikal bebas. Golongan flavonoid meliputi kalkon, flavon, isoflavon, flavonol, flavanon dan katekin mempunyai aktivitas sebagai antioksidan (Markham, 1988; Zuhra, et al., 2008). (ISSN 1907-9850 161 ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI PUTIH (Psidium guajava Linn) Egi Azikin Maulana*, I. A. R. Astiti Asih, dan Made Arsa, JURNAL KIMIA 10 (1), JANUARI 2016: 161-168) 5. Obat demam berdarah Kelompok senyawa tanin dan flavonoid yang dinyatakan sebagai quersetin dalam ekstrak daun jambu biji dapat menghambat aktivitas enzim reverse trancriptase sehingga dapat menghambat pertumbuhan virus dengue. (Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) terhadap Peningkatan Trombosit pada Pasien Demam Berdarah Dengue Fairuz Rabbaniyah Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Majority, Volume 4, Nomor , Juni 2015)



Semarang, 15 Desember 2020 Instruktur praktikum,



(DR.Drs. Israhnanto Isradji M.Si. )



FORM 4. PROSES EKSTRAKSI Nama Simplisia : Berat awal simplisia (g) : Metode ekstraksi :



Daun jambu biji 1 kg 1. Infundasi 2. Sokletasi 3. Maserasi 4. Perkolasi



Prinsip kerja



:



5. Destilasi uap 1. Ekstraksi infundansi:



simplisia



segar



dimaskan kedalam panci berisi air sebagai pelarut dipanaskan dalam suhu 90 derajat C tunggu sampai 15 menit, diangkat dan dibiarkan



dingin,



kemudian



disaring



menghasilkan infusa 2. Ekstraksi sokletasi: simplisia dalam labu dimasukan pelarut (etanol) menggunakan pemanasan, menguap dan uap akan terkondensasi



sehingga



membentuk



tetesan, yang semakin lama semakin tinggi cairan yang ada di pipa kapiler, sampai penuh terjadi floading, kemudian cairan akan turun kembali melewati pipa kapiler



masuk



dipanaskan



ke



dalam



kembali,



labu



diulang



dan terus



menerus sampai 18 kali floading sampai ekstrak berwarna makin tua 3. Ekstraksi



maserasi:



siapkan



bahan



simplisia kering. Beri pelarut dengan pembagian 10 bagian simplisia dan 75 bagian pelarut, lalu di aduk 2 x 24 jam sesekali lalu di tutup dengan alumunium foil 4. Ekstraksi perkolasi simplisia dibungkus dalam kertas saring. Kemudian masukan ke labu dan masukan juga pelarutnya dilabu yang lain. Kemudian dilakukan floading 18 x dengan suhu 50 derajat C. dilakukan



rotasi



evaporasi



kemudian



sampai terlihat bening dihentikan hasilnya ekstrak kental. Kemudian lakukan KLT dengan meletakkan totolan nya pada silikat



gel



yang



sebelumnya



sudah



ditandai. Kemudian dicampurkan sedikit dengann pelarutnya etanol. Selanjutnya totolkan satu tetesan senyawa standar di



tengah. Lalu masukan di eluen. Kemudian tunggu, selanjutnya deteksi dengan UV dan lakukan perhitungan harga Rf 5. Ekstraksi destilasi uap: serbuk simplisia ditambah



pelarut



menggunakan



(air)



pemanasan



dengan akan



membentuk uap, kemudian uap akan terkondensasi



sehingga



menghasilkan



ekstrak yang terdiri dari minyak atsiri dan fase air. Kemudian dipisahkan dengan menggunakan



corong



mengambil minyak atsiri Pelarut



dalam :



1. Etanol



ekstraksi



2. Air



Frekueansi floading : Berat ekstrak yang :



18 x floading 10 gram



dihasilkan (g) Total rendemen (%) : Faktor-faktor yang :



(10/1000) x 100% = 1% 1. Daya larut



mempengaruhi



hasil



ekstraksi :



2. Gaya berat senyawa sampel 3. Kekentalan 1. Tegangan Permukaan 5.



Nama Simplisia : Berat awal simplisia (g) : Metode ekstraksi :



Rimpang Kunyit 1 kg 1. Infundasi 2. Sokletasi 3. Maserasi 4. Perkolasi



pemisah



untuk



Prinsip kerja



:



5. Destilasi uap 1. Ekstraksi infundansi:



simplisia



segar



dimaskan kedalam panci berisi air sebagai pelarut dipanaskan dalam suhu 90 derajat C tunggu sampai 15 menit, diangkat dan dibiarkan



dingin,



kemudian



disaring



menghasilkan infusa 2. Ekstraksi sokletasi: simplisia dalam labu dimasukan pelarut (etanol) menggunakan pemanasan, menguap dan uap akan terkondensasi



sehingga



membentuk



tetesan, yang semakin lama semakin tinggi cairan yang ada di pipa kapiler, sampai penuh terjadi floading, kemudian cairan akan turun kembali melewati pipa kapiler



masuk



dipanaskan



ke



kembali,



dalam



labu



diulang



dan terus



menerus sampai 18 kali floading sampai ekstrak berwarna makin tua 3. Ekstraksi



maserasi:



siapkan



bahan



simplisia kering. Beri pelarut dengan pembagian 10 bagian simplisia dan 75 bagian pelarut, lalu di aduk 2 x 24 jam sesekali lalu di tutup dengan alumunium foil 4. Ekstraksi perkolasi simplisia dibungkus dalam kertas saring. Kemudian masukan ke labu dan masukan juga pelarutnya dilabu yang lain. Kemudian dilakukan floading 18 x dengan suhu 50 derajat C. dilakukan



rotasi



evaporasi



kemudian



sampai terlihat bening dihentikan hasilnya ekstrak kental. Kemudian lakukan KLT



dengan meletakkan totolan nya pada silikat



gel



yang



sebelumnya



sudah



ditandai. Kemudian dicampurkan sedikit dengann pelarutnya etanol. Selanjutnya totolkan satu tetesan senyawa standar di tengah. Lalu masukan di eluen. Kemudian tunggu, selanjutnya deteksi dengan UV dan lakukan perhitungan harga Rf 5. Ekstraksi destilasi uap: serbuk simplisia ditambah



pelarut



menggunakan



(air)



pemanasan



dengan akan



membentuk uap, kemudian uap akan terkondensasi



sehingga



menghasilkan



ekstrak yang terdiri dari minyak atsiri dan fase air. Kemudian dipisahkan dengan menggunakan



corong



mengambil minyak atsiri Pelarut



dalam :



3. Etanol



ekstraksi



4. Air



Frekueansi floading : Berat ekstrak yang :



18 x floading 10 gram



dihasilkan (g) Total rendemen (%) : Faktor-faktor yang :



(10/1000) x 100% = 1% 1.Tegangan permukaan



mempengaruhi



hasil



ekstraksi :



2. Gaya berat senyawa sampel 3. Kekentalan 2. Daya larutnya 5.



pemisah



untuk



Semarang, 16 Desember 2020 Instruktur praktikum,



(Azizah Hikma Safitri S.SiM.Si)



FORM 5. IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF DENGAN KLT Nama Simplisia Pelarut KLT Pereaksi



: : :



Daun jambu biji Kuersetin 0,1% dalam etanol P Alkaloid = N heksan : etil asetat Flavonoid = butanol : asam asetat : air



Gambar



Hasil :



pengamatan



Warna Nilai



: Rf



pengamatan



hasil :



Kuning-jingga Spot Kuersetin = 6,65/9,5 = 0,7 Spot 1: 0,95/9,5 = 0,1 Spot 2: 2,4/9,5 = 0,2526 Spot 3: 4,3/9,5 = 0,4526 Spot 4: 6,7/9,5 = 0,7052 Spot 5: 8,55/9,5 = 0,9 Nilai Rf spot kuersetin hampir sama dengan nilai Rf spot 4 yaitu 0,7  kemungkinan besar spot 4



Kandungan



:



memiliki kandungan kuersetin Flavonoid (kuersetin)



fitokimia Analisa



faktor- :



faktor



yang



1. struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan.



mempengaruhi



2. sifat penyerap dan derajat aktifitasnya



keberhasilan KLT



3. tebal dan kerataan lapisan penyerap 4. pelarut & derajat kemurnian fase bergerak 5. derajat kejenuhan dari uap dalam bejana 6. teknik percobaan 7. jumlah cuplikan yang digunakan 8. suhu 9. kesetimbangan



Nama



: Rimpang Kunyit



Simplisia Pelarut KLT Pereaksi



: Kurkumin 0,1 % dalam etanol P : Alkaloid = N heksan : etil asetat Flavonoid = butanol : asam asetat : air



Gambar Hasil : pengamatan



Warna : Biru Nilai Rf hasil : Spot Kurkumin: 5,9/9,5 = 0,621 pengamatan



Spot 1: 0,9/9,5 = 0,09473



Spot 2: 2,3/9,5 = 0,2421 Kandungan



Spot 3: 5,9/9,5 = 0,6210 : Nilai Rf spot kurkumin hampir sama dengan nilai Rf spot 3 yaitu 0,6210  kemungkinan besar spot 3 memiliki



fitokimia



kandungan kurkumin Analisa faktor- : faktor



yang



1. struktur



kimia



dari



senyawa



yang



sedang



dipisahkan.



mempengaruh



2. sifat penyerap dan derajat aktifitasnya



i keberhasilan



3. tebal dan kerataan lapisan penyerap



KLT



4. pelarut & derajat kemurnian fase bergerak 5. derajat kejenuhan dari uap dalam bejana 6. teknik percobaan 7. jumlah cuplikan yang digunakan 8. suhu 9. kesetimbangan Semarang, 16 Desember 2020 Instruktur praktikum,



(Azizah Hikma Safitri S.SiM.Si)



FORM 6. PERHITUNGAN DOSIS A. JAWABAN SOAL : I. Perhitungan dosis untuk hewan coba berdasarkan perbandingan luas permukaan tubuh (angka konversi). 1. Perhitungan dosis vitamin C Dosis vitamin C yang dapat berfungsi sebagai antioksidan pada manusia adalah 1000 mg. Jadi, dengan faktor konversi 0,018 didapatkan dosis vitamin C pada tikus putih adalah 1000 x 0,018 = 18 mg/200 g BB tikus putih. 2. Pada penelitian pengaruh ekstrak etanol buah mengkudu terhadap kadar glukosa pada tikus yang diinduksi dengan aloksan, maka harus ditentukan dosis yang akan diberikan pada tikus yaitu untuk masing-masing zat: ekstrak etanol buah mengkudu, alloksan dan glibenklamid (sebagai gold standard). Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. 1. Dosis aloksan: Dosis aloksan pada tikus 120 mg/kgBB Pada tikus 200 g : (200 g/1000 g) x 120 mg/kgBB = 24 mg/tikus 200 gram Faktor konversi dari tikus 200 g ke mencit 20 g = 0,14 Pada mencit 20 g : = 24 mg x 0,14 = 3,36 mg/ mencit 20 g Untuk 1 kg BB mencit : = 1000/20 x 3,36 mg = 168 mg/kgBB mencit Rata-rata BB mencit = 27 g Dosis aloksan untuk mencit 27 g = (27 g/20 g) x 3,36 mg = 4,54 mg/ mencit Volume maksimal dosis intravena mencit : 0,1 ml = 4,54 mg/0,1 ml = 45,40 mg/ml 2. Dosis Glibenklamid : Dosis Glibenklamid untuk manusia = 5 mg Konversi dari manusia ke mencit 20 g = 0,0026 Untuk mencit 20 g = 5 mg x 0,0026 = 0,013 mg Untuk dosis 1 kg BB mencit = (1000/20 x 0,013 mg) = 0,65 mg/kgBB mencit Volume lambung mencit = 0,5 ml , misalkan berat badan mencit 30 g maka:



Dosis Glibenklamid untuk mencit 30g = (30 gr/20 gr) x 0,0026 x 5 mg = 0,0195 mg/0,5 ml 3. Dosis Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifoliaL.) : Dosis Ekstrak Etanol Buah Mengkudu untuk antidiabetik dengan hewan coba mencit: Dosis 1 : 500 mg/kgBB Dosis 2 : 1000 mg/kgBB Dosis 3 : 1500 mg/kgBB (I Ketut Adnyana dkk, 2004) Rata-rata BB mencit yang digunakan untuk penelitian = 30 g Untuk EEBM dosis 1 ( 500 mg/kgBB) = 30/1000 x 500 mg = 15 mg/30 g Untuk EEBM dosis 2 (1000 mg/kgBB) = 30/1000 x 1000 mg = 30 mg/30 g Untuk EEBM dosis 3 (1500 mg/kgBB) = 30/1000 x 1500 mg = 45 mg/30 g II. Perhitungan dosis untuk manusia berdasarkan dosis yang telah menimbulkan efek pada hewan coba. CONTOH PERHITUNGAN DOSIS DALAM PENELITIAN PREKLINIK. Uji efektifitas anti diare ekstrak buah sawo terhadap mencit Dari berbagai pendekatan menggunakan data empiris, kandungan buah sawo dan hasil penelitian sebelumnya, maka ditentukan penggunaan dosis Ekstrak etanol buah sawo (EEBS) pada penelitian ini adalah : Untuk Kelompok 1 : 12,5 mg/ 20 gBB = 625 mg/kgBB = 0,625 g/kgBB Untuk Kelompok 2 : 25 mg/20 g BB = 1250 mg/kgBB = 1,25 g/kgBB Untuk Kelompok 3 : 50 mg/20 g BB = 2500 mg/kgBB = 2,5 g/kgBB Buatlah rencana perhitungan untuk pembuatan larutan stok dosis dan volume pemberiannya Pembuatan larutan stok Ekstrak etanol buah sawo (EEBS) mempertimbangkan kapasitas (volume maksimal) per oral untuk mencit adalah : 1,0 ml 1. 1. Buat Larutan stok untuk Kel 1 (12,5 mg/ 20 gBB). Dibuat stok agar dalam volume maksimal 1 ml terdapat 12,5 mg EEBS. Contoh : dalam Kel 1 ada 10 ekor mencit dan dosis direncanakan akan diberikan dalam volume 0,5 ml maka kebutuhan larutan stok dosis tersebut, minimal adalah : 10 ekor x 0,5 ml = 5 ml.



Untuk 5 ml tersebut dibutuhkan EEBS sejumlah = 10 x 12,5 mg = 125 mg. Agar tidak sampai kekurangan, kita buat larutan stok dosis tersebut sejumlah 2 kali kebutuhan minimal. Maka ditimbang EEBS sejumlah 2 x 125 mg = 250 mg tetapi dilarutkan dalam pelarut sampai 10 ml (Konsentrasi = 250 mg/10 ml). Volume pemberian dosis EEBS dengan larutan stok yang sudah dibuat : Larutan stok dengan konsentrasi EEBS = 250 mg/10 ml, dimana untuk mencit 20 g diberikan dalam volume 0,5 ml Jika Berat badan mencit yang akan diberi dosis = 30 g Maka Volume pemberian = 30/20 x 0,5 ml = 0,75 ml 2. Buat Larutan stok untuk Kel 2 (25 mg/20 g BB). Volume pemberian dosis EEBS dengan larutan stok yang sudah dibuat : Dibuat stok agar dalam volume maksimal 1 ml terdapat 25 mg EEBS Dalam kel 2 ada 10 ekor mencit dan dosis direncanakan akan diberikan dalam volume 0,5 ml maka kebutuhan larutan stok dosis tersebut, minimal adalah: 10 ekor x 0,5 ml = 5 ml Untuk 5 ml tersebut dibutuhkan EEBS sejumlah = 10 x 25 mg = 250 mg. Agar tidak sampai kekurangan, kita buat larutan stok dosis tersebut sejumlah 2 kali kebutuhan minimal. Maka ditimbang EEBS sejumlah 2 x 250 mg = 500 mg tetapi dilarutkan dalam pelarut sampai 10 ml (Konsentrasi = 500 mg/10ml) Volume pemberian dosis EEBS dengan larutan stok yang sudah dibuat: Larutan stok dengan konsentrasi EEBS = 500 mg/10ml, dimana untuk mencit 20 g diberikan dalam volume 0,5 ml Jika berat badan mencit yang akan diberi dosis = 30 g Maka volume pemberian = 30/20 x 0,5 ml = 0,75 ml 3. Buat Larutan stok untuk Kel 2 (50 mg/20 g BB). Volume pemberian dosis EEBS dengan larutan stok yang sudah dibuat : Dibuat stok agar dalam volume maksimal 1 ml terdapat 50 mg EEBS Dalam kel 3 ada 10 ekor mencit dan dosis direncanakan akan diberikan dalam volume 0,5 ml maka kebutuhan larutan stok dosis tersebut, minimal adalah: 10 ekor x 0,5 ml = 5 ml



Untuk 5 ml tersebut dibutuhkan EEBS sejumlah = 10 x 50 mg = 500 mg. Agar tidak sampai kekurangan, kita buat larutan stok dosis tersebut sejumlah 2 kali kebutuhan minimal. Maka ditimbang EEBS sejumlah 2 x 500 mg = 1000 mg tetapi dilarutkan dalam pelarut sampai 10 ml (Konsentrasi = 1000 mg/10ml) Volume pemberian dosis EEBS dengan larutan stok yang sudah dibuat: Larutan stok dengan konsentrasi EEBS = 1000 mg/10ml, dimana untuk mencit 20 g diberikan dalam volume 0,5 ml Jika berat badan mencit yang akan diberi dosis = 30 g Maka volume pemberian = 30/20 x 0,5 ml = 0,75 ml



Jika dari hasil penelitian tersebut disimpulkan Dosis optimal ekstral etanol buah sawo (EEBS) pada mencit adalah 50 mg/20 g BB Maka berapa dosis optimal tersebut pada manusia? Faktor konversi dosis mencit ke manusia = 387,9 Dosis manusia = 50 mg x 387,9 = 19,395 g/70 kgBB manusia = 19,395/70 = 0,277071 g/kgBB manusia = 277,07 mg/kgBB manusia Jika Rendemen EEBS= 75,66% (dari serbuk simplisia seberat =200g, dihasilkan berat ekstrak kental=151,132g), maka dosis pada manusia tersebut setara dengan berapa g serbuk simplisia? Dosis manusia = 19,395 g EEBS Setara dengan = (100/75,66) x 19,395 = 25,63 g serbuk simplisia



Jika 1,1 kg buah sawo muda menjadi 200 g serbuk simplisia, maka dosis pada manusia tersebut setara dengan berapa g row material (sawo muda)? Dosis manusia = 26,35 g serbuk simplisia Setara dengan = (1100/200) x 26,35 = 144,925 g buah sawo muda



Semarang, 16 Desember 2020



Instruktur praktikum,



(Azizah Hikma Safitri S.SiM.Si)



LBM 2. UJI PRE KLINIK OBAT TRADISIONAL



FORM 7. PENANGANAN HEWAN COBA NAMA



KEGIATAN



HEWAN COBA MENCIT



Handling (ibu jari dan jari telunjuk) Video praktikum - dengan tangan kanan angkat ekornya dan biarkan mencit menjangkau kawat kandang dengan kaki depannya - tarik sedikit ekornya - dengan tangan kiri, cubit kulit diantara 2 telinga dan 3 jari yang lain memegang kulit punggung - Ekor dijepit diantara jari manis dan kelingking Video youtube https://youtu.be/ZQQzpYfrQds - Memegang ekor mencit sampe mencit menggenggam jarring-jaring kandang - Telapak tangan mengenggam melalui belakang tubuh, jari telunjuk dan jempol perlahan di letakkan di leher mencit - Memasukkan mencit ke dalam tabung untuk fiksasi Perbandingan dengan video praktikum: - cara handling tikus sama dengan video praktikum yaitu menggunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk menjepit kulit dibagian belakang kepala - pada video youtube mencit dimasukkan



HASIL/ GAMBAR



KENDALA



ke dalam tubuh fiksasi untuk mengendalikan gerakan mencit



Pemberian sedian secara Sonde oral Video Praktikum - Jarum masuk sampai batas sternum (sekitar 4 cm) - Masukkan cairan melalui spuit, jika ada cairan yang keluar berarti jarum belum sampai ke lambung - Jika jarum tidak bisa masuk, cubit lebih kuat, sampai tegak, sehingga bisa masuk



Pemberian sedian secara Intraperitoneal - Desinfeksi pada area yang akan di injeksi - Tusukkan jarum pada intraperitoneal - Masukkan sediaan uji - Lepaskan jarum



Pemberian sediaan secara intravena pada vena lateral ekor Video Praktikum - Bisa dengan bantuan holder untuk mengendalikan gerakan mencit - Desinfeksi pada area yang akan di injeksikan - Tusukkan jarum - Masukkan sediaan uji Pengambilan sampel darah Video youtube: https://www.youtube.com/watch? v=blTUVOB9yC8 - Ambil



mencil



dengan



mencubit



punggung - Tentukan lokasi pengambilan darah pada pipi mencit - Tusukkan jarum



kanul



pada lokasi



pengambilan darah - Kumpulkan tetesan darah yang keluar pada wadah - Kembalikan mencit pada kandang



NAMA HEWAN COBA



KEGIATAN



HASIL/ GAMBAR



KENDALA



TIKUS



Handling (jari telunjuk dan dan jari tengah) Video praktikum - Angkat dengan cara memegang bagian ujung ekor, letakkan pada kawat kandang - Tangan kiri bergerak dari belakang dengan jari tengah dan telunjuk “mengunci” tengkuknya, sementara ibu jari menjepit kaki depan - Dijepit jangan terlalu kuat karena bisa tercekik - Untuk perlakuan yang hanya memerlukan ekor, masukkan ke dalam “holder” Video youtube: https://www.youtube.com/watch? v=jIGKgZPMYxI - Cubit pada kulit leher/punggung tikus Perbandingan dengan video praktikum: Tikus langsung diambil dengan dicubit punggungnya, tidak disusuri dulu dari arah ekot tikus Sonde oral Video Youtube 1. https://www.youtube.com/watch? v=WnRplreMOTw Sonde ditempelkan ke rahang atas sampai kerongkongan, kemudian dibengkokkan kepalanya, dan masukkan cairan



2. https://www.youtube.com/watch? v=0AXYo__aLoc Alat - Larutan uji - Alat suntik - Ujung alat suntik diganti sonde Disarankan dilakukan oleh 2 orang Pegang tikus dengan posisi tegak lurus Masukkan sonde sampai masuk seluruhnya Keluarkan obat secara perlahan Perbandingan dengan video praktikum: - Cara memegang tikus pada video 1 dan 2 sama dengan video praktikum yaitu dijepit dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah - Ada video youtube 2 sonde dilakukan oleh 2 orang untuk mempermudah melakukan sonde dimana 1 orang handling tikus, dan yang lainnya memberikan sediaan dengan sonde per oral Pemberian sediaan Intravena (pada vena lateral ekor tikus) Video youtube: (46) RUTE PEMBERIAN OBAT PADA TIKUS | FARMAKOLOGI - STFI Bandung - YouTube Tikus dimasukan ke dalam tabung restrainer agar tidak bergerak dan ekor tikus dibiarkan



di luar. Masukkan obat melalui ekor tikus



Pemberian sediaan intraperitoneal Video youtube: (46) RUTE PEMBERIAN OBAT PADA TIKUS | FARMAKOLOGI - STFI Bandung - YouTube dilakukan penusukan pada perut tikus dengan sudut 100 Pemberian sediaan intramuscular Video youtube: (46) RUTE PEMBERIAN OBAT PADA TIKUS | FARMAKOLOGI - STFI Bandung - YouTube dilakukan penusukan pada paha bagian belakang tikus dengan sudut 450 Pemberian sediaan subcutan Video youtube: (46) RUTE PEMBERIAN OBAT PADA TIKUS | FARMAKOLOGI - STFI Bandung - YouTube dilakukan dengan cara mencubit kulit tikus pada bagian tengkuk, lalu obat dimasukkan ke kulit yang dicubit



Pengambilan sampel darah dari Sinus



Praktikum



orbital - Sinus orbita ditusuk dengan menggunakan tabung hematokrit/tabung kecil - Kemudian darah yang keluar ditampung pada wadah yang sudah berisi EDTA supaya darah tidak menggumpal



Pembedahan tikus (pengambilan sampel organ) Video Praktikum - Anestesi - Desinfeksi - Tutup doek lubang - Insisi - Ambil organ - Masukkan kembali usus bersihkan organ yang sudah diambil dari jaringan ikat disekitarnya - Masukkan organ ke dalam larutan pengawet Video Youtube



Praktikum



https://www.youtube.com/watch? v=tHqZa7WCnwk Diseksi - Tikus dikorbaknkan - Lalu difiksasi pada papan fikasasi dengan jarum - Jepit kulit abdomen bagian bawah tikus lalu gunting hingga sternum - Gunting dengan arah ke tangan kanan dan kiri membentuk huruf Y - Pisahkan kulit dengan fascia lalu fiksasi dengan jarum - Buka



abdomen



dengan



memotong



bagian bawah abdomen dan menyusuri garis costa tikus - Lebarkan lalu fiksasi dengan jarum - Identifikasi organ Perbandingan dengan video praktikum: - Pada video youtube tidak menggunakan scalpel dan tidak dilakukan pencukuran - Pada video youtube tidak menggunakan doek lubang



Youtube



NAMA



KEGIATAN



HASIL/ GAMBAR



KENDALA



HEWAN COBA KELINCI



Handling Video youtube https://www.youtube.com/watch? v=Delxm5f3fmw - Tenangkan kelinci dengan mengusap dan menutup matanya. - Peluk kelinci antara lengan atas dan tangan kanan pada kepala kelinci - Dekatkan kelinci pada badan praktikan - Selipkan tangan kanan pada bagian bawah kelinci lalau angkat kelinci



Pengambilan sampel darah pada arteri sentral di telinga Video Praktikum



Praktikum



- Desinfeksi pada area yang akan di injeksi - Tusukkan jarum - Aspirasi darah Video Youtube https://youtu.be/tFWDdQxNHOA - Lakukan anestesi pada kelinci - Pastikan sudah teranestesi - Tentukan lokasi pengambilan pada vena marginalis - Tekan pangkal telinga agar pembuluh vena mengembung - Disinfeksi menggunakan alkohol - Suntikkan jarum pada vena marginalis - Ambil darah - Keluarkan jarum dan tekan dengan kasa



Injeksi Intramuskular Video youtube https://www.youtube.com/watch? v=dyfdwtez8Fc&feature=youtu.be - Pegang kelinci pada posisi punggung



Youtube



menghadap ke pemeriksa - Dekap kelinci dengan erat - Tentukan lokasi penyuntikan - Suntikan secara tegak lurus



Semarang, 22 Desember 2020 Instruktur praktikum,



(DR.Drs. Israhnanto Isradji M.Si. )



FORM 8. UJI TOKSISITAS DENGAN PENENTUAN ED50 DAN LD 50 ED 50



I



Jumlah Ikan Mulamula 10



II



10



III



10



IV



10



V



10



Kel



Dosis alkohol 10 cc alkohol + 190 cc air 12 cc alkohol + 188 cc air 14 cc alkohol + 186 cc air 16 cc alkohol + 184 cc air 18 cc alkohol + 182 cc air 20 cc alkohol + 180 cc air 22 cc alkohol + 178 cc air 24 cc alkohol + 176 cc air 26 cc alkohol + 174 cc air 28 cc alkohol + 172 cc air



% Jumlah Konsentrasi % Ikan ikan Dosis Responsif responsif Alkohol 0 1,75 0 2 2,1 20 3 2,45 30 4 2,8 40 6 3,15 60 6 3,5 60 7 3,85 70 8 4,2 80 10 4,5 100 10 4,9 100



GRAFIK ED 50



DOSIS ED 50: 2,994% ANALISA: Dosis ED50 alkohol terhadap ikan seribu yang tereksitasi adalah 2,994% yang menunjukkan bahwa dosis alkohol yang dapat menimbulkan efek eksitasi pada 50% ikan seribu adalah 2,994%



LD 50



VI



Jumlah Ikan Mulamula 10



VII



10



VIII



10



IX



10



X



10



Kel



Dosis alkohol



Jumlah ikan responsif



26 cc alkohol + 174 cc air 28 cc alkohol + 172 cc air 30 cc alkohol + 170 cc air 32 cc alkohol + 168 cc air 34 cc alkohol + 166 cc air 36 cc alkohol + 164 cc air 38 cc alkohol + 162 cc air 40 cc alkohol + 160 cc air 42 cc alkohol + 152 cc air 44 cc alkohol + 156 cc air



2 2 3 4 5 6 6 8 9 10



% Konsentras % Ikan i Dosis Responsif Alkohol 4,55 20 4,9 20 5,25 30 5,6 40 5,95 50 6,3 60 6,65 60 7 80 7,35 90 7,7 100



GRAFIK LD 50



DOSIS LD 50: 5,836% ANALISA: Dosis LD50 alkohol terhadap ikan seribu yang mati adalah 5,836% yang menunjukkan bahwa dosis alkohol yang dapat menimbulkan kematian pada 50% ikan seribu adalah 5,836% Indeks terapi = LD50/ED50



= 5,836%/2,994% = 1,949%  hasil ≥ 1 Obat ideal



= LD1/ED99 = 3,561/6,072 = 0,586  hasil