Kompleks Ofiolit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II KOMPLEKS OFIOLIT Istilah Ofiolit ditemukan pertama kali oleh Coleman (1977) untuk himpunan batuan yang terdiri atas batuan mafik, ultramafic, dan sedimen laut dalam (pelagic sediments). Batuan mafik dan ultramafic serta sedimen laut dalam, yang terdiri atas batugamping dan rijang radiolarian, di lengan Tenggara Sulawesi selanjutnya disebut Kompleks Ofiolit, sedangkan batuan sedimen pelagiknya dikenal dengan nama Formasi Matano (Simandjuntak, 1986). Kompleks Ofiolit di Lengan Tenggara Sulawesi merupakan bagian dari Lajur Ofiolit Sulawesi Timur. Kompleks Ofiolit ini membentuk pegunungan berlereng terjal dan kasar dengan punggung gunung memanjang dan runcing ( gambar 5.2 dan 9.1 ) dalam citra inderaan jauh, seperti foto udara,citra satelit, dan citra radar, kenampakan ini mudah dibedakan dengan satuan lain. Bab ini membahas Kompleks Ofiolit di lengan tenggara Sulawesi berdasarkan data lapangan yang diperoleh penulis pada waktu terlibat dalam pemetaan geology dan didukung oleh hasil petrografi enam belas percontoh serta hasil analisa X-ray diffraction (XRD) dan X-ray fluorescence (XRF) dari sepuluh percontoh. Semua data itu telah dipublikasikan dalam bahasa inggris oleh surono & sukarna (1995b). sebagian besar percontoh batuan diambil dari daerah kendari dan sekitarnya. Uraian selanjutnya merupakan hasil alih bahasa dari publikasi tersebut,dengan sedikit penambahan data.



Gambar 9.1. Kenampakan morfologi Ofiolit (Ku), Formasi Tampakura (Teot), dan alluvium (Qa) di sekitar muara sungai Lasolo, pada citra IFSAR. 2.1.



Penyebaran Kompleks Ofiolit Kompleks Ofiolit tersebar luas di Tenggara Sulawesi (Gambar 5.2 dan 7.1).



Peta geologi, yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (sekarang Pusat Survei Geologi) menunjukkan bahwa penyebaran kompleks ini dapat ditelusuri dari ujung timur Lengan Timur sampai Lengan Tenggara Sulawesi. Kompleks ini tersebar luas terutama di utara Sesar Lawanopo. Bagian dari kompleks ini juga dijumpai secara setempat sepanjang pantai timur Teluk Bone dan bebcrapa pulau di sekitar Lengan Tenggara Sulawesi, seperti pulau Kabaena, Wowonii, dan Buton.pada pulau-pulau tersebut umumnya Ofiolit sudah mengalami deFormasi kuat dan teralterasi. Walaupun penyebaran Kompleks Ofiolit hanya secara setempat di Lengan Tenggara Sulawesi, Ofiolit dijumpai secara luas sebagai kepingan dalam Molasa Sulawesi. Hal ini menunjukkan bahwa Kompleks Ofiolit sebelum pengendapan Molasa Sulawesi, melampar luas di Lengan Tenggara ini. Mungkin sewaktu tersesar-naikan ke atas kepingan benua, kompleks ini hanya mempunyai ketebalan tipis, sehingga sebagian besar darinya sudah habis tererosi. Kontak antara Kompleks Ofiolit dengan Kepingan Benua Sulawesi Tenggara selalu berupa Sesama Zona imbrikasi yang terbentuk karena Ofiolit tersesar-naikkan ke atas kepingan benua dapat dijumpai mulai dari Lengan Timur sampai ujung Lengan Tenggara Sulawesi. Di Lengan Timur, Ofiolit tersesar-naikkan ke atas Kepingan Banggai-Sula. Satuan batuan sedimen termuda yang terlibat dalam zona imbrikasi ini adalah Formasi Salodik dan Formasi Poh, yang keduanya berumur Eosen – miosen Awal (Surono dkk., 1993; Simandjuntak, 1986; Rusmana dkk., 1993a; Surono, 1989a, b; 1998 ). Sepanjang pantai timur Lengan Tenggara Sulawesi, dari Teluk Tolo sampai Tinobu dan Tanjung Laonti; Kompleks Ofiolit tersesarnaikkan miring ke barat ke atas runtunan batuan sedimen Mesozoikum - Paleogen dari Kepingan Benua Sulawesi Tenggara. Di Tanjung Laonti, zona imbrikasi miring ke timur dan melibatkan Formasi Meluhu dan Formasi Laonti serta Formasi



Tampakura. Di tanjung ini, singkapan Kompleks Ofiolit dijumpai terisolasi dan sempit dengan dibatasi sesar naik yang miring ke arah timur. Kompleks Ofiolit ini ditindih takselaras oleh Molasa Sulawesi. Namun demikian beberapa tempat kontak di antaranya berupa sesar. Di Pulau Kabaena, Wowonii dan Buton, Kompleks Ofiolit dijumpai tersesarnaikkan ke atas batuan sedimen Mesozoikum. Ketiga pulau tersebut dipisahkan dengan daratan Sulawesi oleh laut yang sempit dan dangkal. Zona imbrikasi menerus sampai pulau tersebut. Berdasarkan hal tersebut, besar kemungkinan Kompleks Ofiolit, yang tersingkap mulai ujung timur Lengan Timur sampai ujung selatan Lengan Tenggara Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, merupakan satu kesatuan. 2.2.



Litologi



2.2.1. Batuan Mafik- Ultramafik Pada umumnya batuan mafik-ultramafik di Lengan Tenggara Sulawesi sudah mengalami pensesaraan dan deFormasi kuat. Di beberapa tempat batuan ini bercampur dengan batuan yang berasal dari kepingan benua membentuk batuan campur aduk (melange). Batuan mafik - ultramafik di Lengan Tenggara Sulawesi tersusun oleh peridotit dan piroksenit, serta mikrogabro dan basalt. Peridotit yang mendominasi batuan mafik - ultramafik di Lengan Tenggara Sulawesi ini, terdiri atas dunit harzburgit, lersolit, dan piroksinit. Sedangkan mikrogabro dan basalt ditemukan di beberapa tempat saja. Batuan Ofiolit tersingkap baik di jalan sekitar jembatan Sungai Laloso, Pohara (Gambar 9.2 ). 2.2.1.1.Dunit Dunit banyak dijumpai di banyak tempat, terutama di Tanjung Lasolo, Pulau Keramat dan sepanjang Sungai Lasolo. Kenampakan lapangan dunit umumnya berwarna kuning kehijauan, coklat kekuningan, dan tersesarkan serta tergerus. Pengamatan di bawah mikroskop polarisasi menunjukkan tekstur senomorpik (gambar 9.3).mineral pembentuknya didominasi oleh olivine dan sedikit mineral ikutan (accessory) piroksin dan garnet. Ukuran Kristal olivine berkisar antara 0,3 dan 5 mm. kink banding sering kali ditemukan pada olivin. Pada umumnya olivin



mempunyai bentuk anhedral dengan sebagian mengalami retakan. Sebagian olivine teralterasi menjadi serpentinit. Yang teramati sepanjang tepi klristal dan sepanjang retakan. Proses serpentinisasi. Membentuk struktur yang khas, seperti net, honeycomb, dan nest. Olivin dan mineral hasil alterasi (seperti serpentinit) mendominasi (> 95% ) dunit. Piroksen, umumnya merupakan jenis ortopiroksen. Berbentuk subhedral dengan diameter 0,2 – 2 mm. sejumlah kecil mineral opaq(tidak tembus cahaya) ditemukan dalam sebagai inklusi dalam olivin.



Gambar 9.2. singkapan ultrabasa dipinggir jalan pohara, dekat jembatan sungai Lasolo, Nampak telah mengalami pensesaran kuat



\ Gambar 9.3. Foto mikrograf dunit dari tanjung Lasolo yang memperlihatkan tekstur senomorfis 2.2.1.2.Harzburgit Kenampakan dilapangan, harzburgit berwarna coklat terang – coklat kekuningan. perlapisan semu dengan ketebalan 2 – 9 cm, dijumpai di banyak tempat, seperti dipulau keramat, pulau bahulu, tanjung Lasolo, dan sepanjang sungai Lasolo. Pengamatan mikroskopis menunjukan bahwa harzburgit berbentuk xenomorphic granular. Tekstur poikilitik umum ditemukan. Komposisi mineralnya didominasi oleh olivin dan ortopiroksen. Olivin, yang umumnya anhedral – subhedral, dan berukuran 0,2 – 12 mm, mengandung forsteril (table 9.1, gambar 9.4) dan sebagian teralterasi menjadi sepertin (umumnya lizardit), yang membentuk struktur honeycomb. Persentase olivine dan mineral hasil alterasinya berkisar antar 67,9% dan 80,3% dari volume buatan. Inklusi mineral opaq dalam olivine berjumlah sangat kecil ( < 1% ). Beberapa olivine mempunyai tepi Kristal yang kabur. Ortopiroksen adalah mineral kedua terbesar dalam harzburgit , dengan jumlah berkisar antara 17,1% dan 31%. Mineral ini mempunyai bentuk Kristal anhedral –



subhedral. Exsolution lamellae umum ditemukan dalam ortopiroksen. Hipersten, yang dapat dikenali dibawah mikroskop dan juga dari analisis XRD, adalah jenis mineral yang umum dijumpai dalam ortopiroksen ini.



Gambar 9.4. Foto mikrograf harzburgit dari Pulau Bahulu yang memperlihatkan struktur rumah lebah (honeycomb). 2.1.1.3. Lerzolit Secara megaskopis, lerzolit sulit dibedakan dengan harzburgit. Di bawah mikroskop, lerzolit bertekstur xenomorphic. Olivin merupakan mineral yang dominan (sekitar 62,3%) dalam batuan ini; sedangkan kandungan ortopiroksen dan klinopiroksen berturut-turut 18,2% dan 8, 7%. Garnet dan mineral opaq (kromit) hadir dalam batuan ini dengan jumlah sangat kecil (