Konsep Biopsikososial Dalam Pelayanan Kedokteran Keluarga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Konsep Biopsikososial dalam pelayanan kedokteran keluarga Ketika wabah virus korona pertama kali melanda Kota Wuhan, Cina, pada Desember 2019, lockdown skala besar diberlakukan pada lebih dari 11 juta orang sangatlah luar biasa. Orang-orang sangat terkejut. Semua kegiatan sosial terhenti, kecuali kepentingan kesehatan dan penyediaan pangan. Reaksi psikologis awalnya positif dengan bernyanyi dan terkadang berteriak dari jendela dan balkon. Namun, dampak psikologis pada minggu-minggu berikutnya berkembang menjadi peningkatan yang nyata dalam kejadian depresi, kecemasan, dan upaya bunuh diri. Dampak psiko-sosial terbukti dengan peningkatan angka KDRT yang belum pernah terjadi sebelumnya. Secara teoritis, situasi ini dapat digambarkan sebagai gambaran khas dari model biopsikososial, pendekatan yang berpusat pada pasien yang ditetapkan pertama kali oleh Psikiater Amerika George L. Engle pada tahun 1977. Berbeda dengan konsep biomedis dan konsep sosial, konsep biopsikososial menyatakan bahwa penentuan sehat dan sakititnya seseorang bergantung pada interaksi dinamis antara tiga aspek, meliputi aspek biologis, psikologis, dan sosial. Interaksi aspek-aspek ini secara signifikan membantu mengembangkan strategi yang tepat dan efektif untuk merawat pasien, terutama lansia dan mereka yang memiliki masalah kesehatan sosial dan mental. Kata 'bio' berkaitan dengan aspek biologis dan dampaknya terhadap kesehatan. Mengingat pandemi COVID-19, agen penyebab penyakit adalah anggota mematikan dari kelompok besar virus Corona yang disebut SARS-CoV-2. Fokus pelayanan pada aspek biomedis, dengan intervensi seperti dilakukan ventilasi, pengobatan dan terapi medis lainnya serta tes diagnostik. Kata 'psiko' menyangkut aspek psikologis seperti pikiran, emosi, atau perilaku. Mengingat penyakit COVID-19, karantina dan perubahan gaya hidup yang tiba-tiba menjadi penyebab paling signifikan dari kemerosotan status psikologis penduduk. Berbagai macam reaksi psikologis dimulai dari ketakutan akan penyakit dan ketakutan menjadi vektor penyakit. Kecemasan dikaitkan dengan situasi baru yang menimbulkan rasa kesepian. Kelanjutan dari karantina berdampak signifikan pada perkembangan kecemasan menjadi emosi yang lebih kompleks seperti insomnia, depresi, kebosanan, dan kemarahan. Kata 'sosial' menyangkut aspek sosial seperti mempengaruhi kesehatan masyarakat sebagai individu, kelompok, dan komunitas. Kelompok sosial yang paling terkena dampak adalah orang miskin dan mereka yang berpenghasilan rendah, terutama di negara-negara yang



tidak mengambil tindakan yang memadai untuk memastikan keamanan pangan selama pandemi. Orang tua dan orang dengan penyakit kronis lebih mungkin untuk tertular penyakit tersebut, dan oleh karena itu sulit bagi mereka untuk mengatasi isolasi dan kurangnya interaksi dengan orang lain. Pandemi menyebabkan ketidakseimbangan dalam keluarga. Ambang kesabaran menurun yang mengakibatkan perburukan signifikan kekerasan dalam rumah tangga.



Jurnal 2, Model biopsikososial pada gangguan fungsional Penggunaan model biopsikososial untuk menjelaskan gangguan fungsional, seperti irritable bowel syndrome, fibromyalgia, dan chronic fatigue syndrome, sering dilakukan di pelayanan kesehatan primer/kedokteran keluarga. Irritable bowel syndrome adalah kelainan kronis, ditandai dengan nyeri perut berulang, terkait dengan perubahan kebiasaan buang air besar (diare, sembelit, urgensi atau frekuensi tinja, kembung, dan perut kembung) tanpa kelainan struktural yang diketahui. Gangguan ini sering terlihat dalam praktik perawatan primer, dengan kemungkinan etiologi yang kompleks dan kurang dipahami. Pendekatan biopsikososial dalam pengobatan rritable bowel syndrome



meliputi psikofarmakologi (antidepresan dan anti-anxiaty) dan psikoterapi (terapi perilaku kognitif, psikoterapi dinamis, dan hipnoterapi). Fibromyalgia adalah sindrom dengan gejala dan tingkat keparahan yang sangat bervariasi, sering ditandai dengan nyeri dan kekakuan kronis yang meluas setidaknya selama 3 bulan, kelelahan, kesulitan tidur, dan ingatan yang terganggu. Penatalaksanaan fibromyalgia harus fleksibel dan multimodal dengan pendekatan biopsikososial. Chronic fatigue syndrome adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kelelahan, nyeri, gangguan kognitif, dan gangguan tidur. Baik gangguan kejiwaan saja maupun faktor patofisiologis tidak cukup dapat menjelaskan kondisi tersebut. Ada konsekuensi negatif, seperti stigmatisasi, untuk mengklasifikasikan chronic fatigue syndrome sebagai penyakit mental. Model biopsikososial merupakan cara paling komprehensif untuk memahami dan mengelola sindrom kelelahan kronis.