Konsep IPTEK Dan Seni Dalam Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH IPTEK DAN SENI DALAM KONSEP ISLAM



Disusun Oleh: Kelompok 9 1. Cahya Nirwana Yoza



(09011182227025)



2. Izzati Nabila



(09011282227079)



3. Rafki Sahasika Riyuda



(09011182227007)



4. Muhammad Hanif Sya’bani



(09011282227049)



5. M.Razhel Miroza



(09011282227091)



6. Aldi Dudifa



(09011282227085)



Dosen Pengampu: Endang Switri,S. Pd,M. Pd.I



PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN AJARAN 2022/2023



KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah atas limpahan karuni Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta karunia-NYA kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.Tak lupa juga shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.beserta keluarga,para sahabatnya,dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman. Penulisan makalah yang berjudul Pendidikan Agama Islam ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta dapat berpikir kritis mengenai bagaimana ilmu pengetahuan,teknologi,dan seni yang berkaitan dengan Islam. Dalam penyelesaian makalah ini,kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak.Oleh karena itu sudah sepantasnya kami haturkan terimakasih kepada. Ibu Endang Switri,S. Pd,M. Pd.I selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Orang tua kami yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun materil. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pross pembuatan makalah ini Akhirnya,dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan makalah ini.Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,khususnya kelompok kami dan pembaca pada umumnya.



Palembang, Oktober 2022



penyusun



DAFTAR ISI



BAB 1 ................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN ............................................................................................... 4 A.



Latar Belakang ........................................................................................................................... 4



B.



Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 4



C.



Tujuan ........................................................................................................................................ 5



BAB II .................................................................................................................. 6 PEMBAHASAN ................................................................................................. 6 1.1.



Definisi IPTEK ....................................................................................................................... 6



1.2.



Hubungan dan Pandangan IPTEK Dalam Agama Islam ........................................................ 7



1.3.



Dampak positif dan negatif IPTEK dalam kehidupan dan perkembangan islam. .................. 9



1.4.



Fungsi IPTEK bagi kehidupan umat Islam dalam konteks keimanan dan keagamaan. ....... 13



1.5.



Definisi Seni ......................................................................................................................... 16



1.6.



Hubungan dan Pandangan Dalam islam. .............................................................................. 17



1.7.



Dampak Positif dan Negatif Seni Dalam Islam .................................................................... 20



1.8.



Fungsi Seni dalam islam ...................................................................................................... 22



BAB III .............................................................................................................. 24 PENUTUP ......................................................................................................... 24 2.2.



Kesimpulan .......................................................................................................................... 24



2.3.



Saran ..................................................................................................................................... 24



DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 25



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini,kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan seni,merupakan hl yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia.Ilmu adalah hal yang sangat diperlukan oleh manusia agar dapat bertahan pada persaingan zaman sekarang ini.Orang berilmu sudah pasti akan memiliki tujuan hidup yang jelas,didalam islam menunutut ilmu adlah suatu kewajiban baik itu untuk lelaki maupun perempuan. Teknologi merupakan hasil penerapan dari ilmu pengetahuan,perkembangangan teknologi akan semakin berjalan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan.Ilmu pengetahuan dan teknologi seni jga merupakan salah satu hasil dari kebudayaan manusia.Seni merupakan suatu media yang digunakan oleh manusia untuk mengespresikan suatu keindahan. Adapun peran islam dalam pengembangann IPTEK dan seni adalah untuk mengetahui apakah hal tesebut merupakan hal positif dan negatif.Adapun beberapa fungsi yang akan didapatkan jika kita mempelajari IPTEK dan seni bagi umat islam.Peran aqidah dalam perkembangan ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan,IPTEK dan seni berfungsi agar tidak melanggar norma-norma yang ada dalam kehidupan manusia. Pada haikatnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT.Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT contohnya sholat,puasa,dan menuntut ilmu.Menuntut ilmu huumnya wajib sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yaitu”Menuntut ilmu adalh sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan”.



B. Rumusan Masalah Beberapa rumusan masalah sesuai dengan latar belakang yang telah dirumuskan adalah: 1. Apakah definisi dari IPTEK dan hubungan dan pandangan IPTEK di dalam islam? 2. Apakah dampak positif dan negatif IPTEK,serta fungsi IPTEK bagi umat islam?



3. Apakah definisi dari seni serta hubungan dan pandangan seni dalam islam? 4. Apakah dampak positif dan negatif,serta fungsi seni bagi umat islam?



C. Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah diatas terdapat beberapa tujuan yang ingin didapatkan adalah: 1. Memahami definisi IPTEK dan hubungn IPTEK dalam islam. 2. Memahami dampak positif dan negatif IPTEK,serta fungsi IPTEK bagi umat islam. 3. Memahami definisi dari seni serta hubungan dan pandangan seni dalam islam . 4. Memahami dampak positif dan negatif,serta fungsi seni bagi umat islam.



Dilihat dari tujuan diatas terdapat beberapa manfaat yang ingin didapatkan adalah: 1. Dapat memahami definisi dari IPTEK . 2. Dapat memahami dampak positif dan negatif,serta fungsi IPTEK dalam islam. 3. Dapat memahami definisi dari seni serta hubungan dan pandangannya dalam islam. 4. Dapat memahami dampak positif dan negatif,serta fungsi seni bagi umat islam.



BAB II PEMBAHASAN



1.1. Definisi IPTEK IPTEK merupakan akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, akronim tersebut mempunyai artinya sendiri, baik Ilmu, Pengetahuan, maupun Teknologi. Ilmu adalah pemahaman mengenai suatu pengetahuan, yang mempunyai fungsi untuk mencari, menyelidiki, lalu menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu juga yaitu merupakan suatu pengetahuan yang sudah teruji akan kebenarannya. Pengetahuan adalah suatu yang diketahui ataupun disadari oleh seseorang yang didapat dari pengalamannya. Pengetahuan juga tidak dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncul disebabkan seseorang menemukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilihatnya. Teknologi adalah suatu penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal. Atau dapat diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk menyediakan berbagai kebutuhan atau dapat mempermudah aktivitas. Ilmu, pengetahuan, dan teknologi sebenarnya selalu berjalan secara beriringan terutama di bidang komunikasi. IPTEK merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai berbagai informasi dan pengetahuan terkait teknologi di berbagai bidang. Pengetahuan mengenai teknologi tidak hanya terbatas pada pendidikan saja, melainkan bidang-bidang lain akan membutuhkan suatu teknologi untuk mengoptimalkan segala sumber daya yang dimilikinya.Dengan memanfaatkan berbagai teknologi akan banyak manfaat yang akan didapatkan. Banyak sektor-sektor kehidupan yang dimana sangat membutuhkan dorongan dari berbagai teknologi untuk mencapai kemajuan. IPTEK adalah suatu sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang dibidang teknologi. Dapat juga dikatakan, definisi IPTEK ialah merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan yang terbaru yang bersangkutan dengan teknologi ataupun perkembangan dibidang teknologi itu sendiri. Dengan adanya IPTEK, kemampuan masyarakat akan meningkat dan dapat mengoptimalkan segala sumber daya dan potensi yang bisa dicapai dengan mengoptimalkan berbagai teknologi yang ada.



1.2. Hubungan dan Pandangan IPTEK Dalam Agama Islam Agama Islam banyak memberikan penegasan mengenai ilmu pengetahuan baik secara nyata maupun secara tersamar, seperti yang disebut dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya sebagai berikut : ُ ‫ش ُز ْوا فَا ْن‬ ُ ‫ّللاُ لَ ُك ْم َواِذَا ِق ْي َل ا ْن‬ َّ َ‫يٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َمنُ ْٰٓوا اِذَا ِق ْي َل لَ ُك ْم تَف‬ ُ‫ّللا‬ ٰ ‫ش ُز ْوا َي ْرفَ ِع‬ ٰ ‫ح‬ َ ‫س ُح ْوا َي ْف‬ َ ‫س ُح ْوا فِى ْال َمجل ِِس فَا ْف‬ ِ ‫س‬ ‫ّللاُ بِ َما تَ ْع َملُ ْونَ َخبِيْر‬ ٰ ‫الَّ ِذيْنَ ا َمنُ ْوا مِ ْن ُك ْم َوالَّ ِذيْنَ ا ُ ْوتُوا ْالع ِْل َم دَ َرجت َو‬ Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan” Maksudnya sebagai berikut : sama-sama dari kelompok yang beriman, maka Allah SWT akan masih meninggikan derat bagi mereka, ialah mereka yang berilmu pengetahuan. Orang berilmu pengetahuan berarti menguasai ilmu dan memilki kemampuan untuk mendapatkan dan menjelaskannya. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan diperlukan antara lain adanya sarana tertentu, yakni yang disebut “berpikir”. Jelasnya berpikir pada dasarnya merupakan suatu proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, apabila di dalam Al-Qur’an sering-sering disebut dengan kata-kata “berpikir” atau “berpikirlah” dan sebagainya. Dalam arti langsung maupun dalam arti sindiran dapat kita artikan juga sebagai perintah untuk mencari atau menguasai ilmu pengetahuan. Dalam Al-qur’an dan Hadist sangat banyak ayat-ayat yang menerangkan hubungan tentang ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan serta pemanfaatannya yang kita sebut Iptek. Hubungan tersebut dapat berbentuk semacam perintah yang mewajibkan, menyurum mempelajari, pernyataan-pernyataan, bahkan ada yang berbentuk sindiran. Kesemuanya itu tidak lain adalah menggambarkan betapa eratnya hubungan antara Islam dan Iptek sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Tegasnya hubungan antara Islam dan Iptek adalah sangat erat dan menyatu.



Dalam pandangan Islam, Iptek juga di gambarkan sebagai cara mengubah suatu sumber daya menjadi sumberdaya lain yang lebih tinggi nilainya, hal ini tercoverr dalam surat Ar-Ra’d syat 11, yaitu : ُ َ‫لَهُ ُم َع ِقبَات مِ ْن بَي ِْن يَدَ ْي ِه َومِ ْن خ َْل ِف ِه يَ ْحف‬ َّ ‫ظونَهُ مِ ْن أ َ ْم ِر‬ ‫ّللا َل يُغ َِي ُر َما ِبقَ ْوم َحتَّى يُغ َِي ُروا َما ِبأ َ ْنفُ ِس ِه ْم َو ِإذَا‬ َ َّ ‫ّللاِ ِإ َّن‬ َّ َ‫أ َ َراد‬ ‫سو ًءا فَ َل َم َردَّ َلهُ َو َما َل ُه ْم مِ ْن دُونِ ِه مِ ْن َوال‬ ُ ‫ّللاُ ِبقَ ْوم‬ Artinya : “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya Al-Qur’an telah mendorong manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka meningkat. Upaya ini harus merupakan rasa syukur atas keberhasilannya dalam merubah nasibnya. Dengan perkataan



lain,



rasa



syukur



atas



keberhasilannya



dimanifestasikan



dengan



mengembangkan terus keberhasilan itu, sehingga dari waktu kewaktu keberhasilan itu akan selalu maningkat terus. Pada masa Nabi sudah ada penemuan-penemuan yang bisa dinamakan dengan Iptek, sepertihalnya Iptek dalam dunia pertanian. Para sahabat Nabi pernah melalukan pembuahan buatan (penyilangan atau perkawinan) pada pohon kurma. Lalu Nabi menyarankan agar tidak usah melakukannya. Kemudian ternyata buahnya banyak yang rusak dan setelah itu dilaporkan kepada Nabi, maka Nabi berpesan “Abirruu antum a’lamu biumuuri dunyaakum” (lakukanlah pembuahan buatan! Kalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian). Di dalam Al-Qur’an disebutkan juga secara garis besar, tentang teknologi. Yaitu tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman lainnya, tentang penciptaan mahluk hidup, termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya, dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada di sekelilingnya, meskipun AlQur’an bukan buku kosmologi, atau biologi, atau sains pada umumnya, namun AlQur’an jauh sekali dalam membicarakan teknologi. Dari beragam uraian di atas bahwasanya kita dapat melihat sendiri bagaimana pandangan Islam terhadap Iptek. Dalam pedoman utamanya (Al-Qur’an), banyak disebutkan sesuatu hal yang berkaitan dengan Iptek, hal ini menunjukkan bahwa Islam



sangat erat sekali dengan Iptek. Jadi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini merupakan wujud dari implikasi Al-Qur’an yang sebenarnya. Banyak seruan-seruan di dalamnya yang menganjurkan manusia untuk berfikir dan mengembangkan potensinya dalam pengetahuan. Namun satu hal yang sangat disayangkan, umat muslim sangat rendah dalam bidang Iptek, sehingga ketinggalan perkembangan dengan orang-orang non muslim. Semoga dengan ini umat Islam sadar dan mau mengembangkan pengetahuannya dalam berbagia hal, sehingga menjadi umat yang berkualitas dengan adanya ketakwaan dan pengetahuan yang ditinggi. Nah, dengan demikian dapatlah kita tarik kesimpulan sebagai berikut: a. Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) adalah keilmuan yang tinggi yang dimiliki oleh seseorang dan mampu menjadi alat untuk menyelesaikan masalah. b. Pandangan Islam terhadap Iptek adalah Iptek merupakan suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan oleh seseorang, karena sangat pentingnya Iptek, maka hal tersebut sering disebut dalam Al-Qur’an. dalam arti Islam sangat menganjurkan pengembangan Iptek



1.3. Dampak positif dan negatif IPTEK dalam kehidupan dan perkembangan islam. Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalih fungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Bagi



masyarakat



sekarang,



iptek



sudah



merupakan



suatu



religion.



Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun, manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.



Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab, iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan. Bisa dimengerti bila setiap bangsa di muka bumi sekarang berlomba-lomba dan bersaing secara ketat dalam penguasaan dan pengembangan iptek, dan diakui bahwa iptek disatu sisi, telah memberikan “berkah” dan anugrah yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun di sisi lain, Iptek telah mendatangkan “petaka” yang pada gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Kemajuan dalam bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan umat manusia. Dampak negatif dari teknologi tersebut pula dapat tidak kita sadari, jika manusia tidak dapat memanfaatkan kebutuhan kita dengan baik dalam menggunakan teknologi, Ilmu pengetahuan dan teknologi juga membutuhkan dimensi etis sebagai acuannya, yang terkadang pula dapat menyangkut keberlangsungan dalam menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kajian ini orang-orang yang biasa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus memperhatikan pula kodrat dan martabat manusia, mempertahankan keharmonisan, ekosistem, bertanggung jawab atas kepentingan umum, dan generasi berikutnya. yang mana ilmu pengetahuan dan teknologi itu juga bersifat umum untuk memperkokoh dan mengembangkan eksistensi manusia bukan malah menghancurkan eksistensi manusia. Islam pula tidak terlalu mempermasalahkan dan tidak menyalahkan dengan teknologi jenis apapun. Ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai tanggung jawab atas hal-hal yang akan diakibatkan dari perkembangannya di masa lampau, kini, dan yang akan datang yang berdasarkan keputusan bebas manusia dalam menggunakannya. Para ilmuwan pula dalam menciptakan suatu teknologi mengganggap ciptaan mereka sebagai sesuatu yang netral. Teknologi bergantung terhadap siapa pula yang menggunakannya, dapat berdampak baik yang mana bisa membantu kehidupan banyak manusia, juga dapat berdampak buruk dimana dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain, perkembangan dari teknologi sendiri mempermudah kehidupan manusia dalam segala aspek, tidak terkecuali dalam bidang agama. Adapun dampak positif dan negatif Iptek dalam berbagai bidang:



A. Dampak Positif 1. Informasi dan Komunikasi Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain: a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet. b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone. c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah.



2. Bidang Ekonomi dan Industri Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya antara lain: a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi. b. Terjadinya industrialisasi. c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. d. Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi. 3. Bidang Pendidikan Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain: a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.



c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lainlain.



4. Bidang Politik a. Timbulnya kelas menengah baru Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan



ini



akan



mendorong



munculnya



kelas



menengah



baru.Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat.Dapat diramalkan, kelas menengah baru ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar. b. Proses regenerasi kepemimpinan. Sudah barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan. Nafas kebebasan dan persamaan semakin kental.



B. Dampak Negatif 1. Bidang Informasi dan Komunikasi a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris. b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu. c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.



2. Bidang Ekonomi dan Industri 1. Munculnya Kesenjangan Sosial 2. Barang Lokal Sulit Bersaing dengan Barang Modern 3. Pasar Menentukan Mekanisme Ekonomi



3. Bidang Pendidikan a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.



Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor. b. Penyalahgunaan



pengetahuan



bagi



orang-orang



tertentu



untuk



melakukan tindak kriminal.



4. Bidang Politik a. Timbulnya kelas menengah baru Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini akan mendorong munculnya kelas menengah baru. b. Proses regenerasi kepemimpinan. Sudah barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan.



1.4. Fungsi IPTEK bagi kehidupan umat Islam dalam konteks keimanan dan keagamaan. ISLAM mendorong umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan



ipteknya



untuk



kepentingan



materiel,



Islam



mementingkan



pengembangan dan penguasaan iptek untuk menjadi sarana ibadah. Selain itu iptek juga sebagai pengabdian muslim kepada Allah (spiritual) dan mengembangkan amanat khalifatullah (wakil Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin). Suprodjo Pusposutardjo dalam tulisannya, Posisi Alquran terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, mengatakan bahwa bagi umat Islam yang beriman kepada Alquran, belajar mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan atribut dari keimanannya. Secara jelas juga telah ditunjukkan bahwa orang-orang berilmu akan memperoleh pahala yang tidak ternilai di hari akhir. Pengembangan teknologi memerlukan usaha secara sungguh- sungguh, baik dalam bentuk penemuan sains sebagai basisnya, maupun penerapan dan pengembangan sains tersebut dalam bentuk teknologi. Usaha pengembangan teknologi tersebut dilakukan karena diyakini memiliki fungsi yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Di antara fungsi teknologi tersebut adalah : 1. Memperoleh Kemudahan Kemampuan fisik manusia untuk meraih berbagai kebutuhan hidup sangat terbatas. Pandangan mata, pendengaran telinga manusia terbatas, begitu pula kekuatan dan keterampilan tangan dan kakinya. Kemampuan fisik manusia itu tidak sebanding dengan kebutuhan yang diinginkan. Tetapi manusia sebagai khalifah



Allah diberikan kemampuan akal‑pikiran untuk memanfaatkannya menemukan cara‑cara yang tepat dan efektif guna meraih kebutuhan hidup yang tidak mungkin dicapai melalui kemampuan fisik semata. Akal‑pikiran manusia mampu mendayagunakan segala yang Allah ciptakan di bumi ini. Kemampuan itu memang telah ditentukan oleh Allah Swt sebagaimana Allah nyatakan dalam firman‑Nya: َ‫ض َجمِ ْيعًا ِم ْنهُ ا َِّن فِ ْي ذلِكَ َليت ِلقَ ْوم يَّتَفَ َّك ُر ْون‬ ِ ‫س َّخ َر لَ ُك ْم َّما فِى السَّمو‬ ِ ‫ت َو َما فِى ْالَ ْر‬ َ ‫َو‬ Artinya: “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir (QS. Al-Jatsiyah (45):13).



2. Meningkatkan Kualitas Pengabdian Kepada Allah Manusia diciptakan oleh Allah hanyalah untuk mengabdi kepada‑Nya. Demikian dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya: ‫س ا َِّل ِل َي ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬ َ ‫ال ْن‬ Artinya: “Dan tidaklah Au menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi kepada-Ku”. (QS. al‑ Dzariyat (51) : 56). Seluruh aktivitas hidup manusia hendaknya diwujudkan sebagai pelaksanaan pengabdian kepada Allah tersebut. Pengabdian manusia kepada Allah di sini adalah pengabdian dalam arti luas, yaitu seluruh aktivitas, yang memenuhi kriteria (1) diniatkan untuk menaati aturan Allah; (2) dilakukan dengan mengikuti ketentuan yang diberikan alah, baik dalam bentuk kegiatan yang telah ditentukan tata caranya maupun dalam bentuk penggalian jenis kegiatan yang bermanfaat yang sejalan dengan nilai-nilai kebenaran yang ditunjukkan Allah; dan (3) dimaksudkan untuk memperoleh ridha Allah. Teknologi apabila dirancang dan dimanfaatkan secara benar dalam konteks tugas pengabdian manusia tersebut, maka teknologi diyakini akan mampu meningkatkan kualitas pengabdiannya kepada Allah. Jam misalnya, adalah produk teknologi yang dimanfaatkan oleh umat Islam setiap hari untukl mengetahui waktuwaktu shalat sehingga umat Islam dapat menunaikan ibadah shalat tepat pada waktunya, begitu pula kompas dimanfaatkan untuk mengetahui arah kiblat sehingga



tidak terjadi salah arah dalam shalat. Dalam hal produk teknologi pangan, dengan banyaknya produk makanan yang beredar di masyarakat, kita mampu mengetahui komponen‑komponen yang dipergunakan sebagai bahan, proses pembuatannya, sehingga kita dapat mengetahui apakah makanan yang kita konsumsi itu halal atau haram, begitu pula dengan produk‑produk teknologi lainnya.



3. Meningkatkan Kemampuan Memanfaatkan Kekayaan Alam Teknologi meningkatkan kemampuan manusia melakukan eksplorasi kekayaan alam tersebut secara optimal. Banyak negara, bangsa yang tidak memiliki kekayaan alam memadai tetapi karena memiliki kemampuan teknologi canggih hidup lebih sejahtera dibandingkan dengan negara, bangsa yang memiliki kekayaan alam melimpah tetapi teknologinya tertinggal. Jepang umpamanya, adalah sebuah negara kecil, yang miskin akan kekayaan alam, tetapi kemajuan teknologinya tinggi, ia lebih kaya dibandingkan dengan Indonesia yang kekayaannya melimpah tetapi tertinggal kemajuan teknologinya dibandingkan dengan Jepang. Masih banyak negara di dunia ini yang kaya seperti Jepang dan yang tertinggal seperti Indonesia. Eksplorasi kekayaan alam diingatkan oleh Allah agar jangan sampai tak terkontrol sehingga berubah menjadi eksploitasi alam, yang mengakibatkan kerusakan alam, terganggunya keseimbangan lingkungan, karena justru akan mengakibatkan timbulnya malapetaka bagi manusia, seperti banjir, pencemaran lingkungan, ,dan lain-lain. Dalam firman Allah: َ ْ ‫س َب‬ َ‫عمِ لُ ْوا لَ َعلَّ ُه ْم َي ْر ِجعُ ْون‬ ِ َّ‫ت ا َ ْيدِى الن‬ َ ‫ي‬ َ ‫سادُ فِى ْال َب ِر َو ْال َب ْح ِر ِب َما َك‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬ َ ‫اس ِليُ ِذ ْيقَ ُه ْم َب ْع‬ ْ ‫ض الَّ ِذ‬ Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Rum (30):41).



4. Menumbuhkan Rasa Syukur Kepada Allah Kebanyakan manusia tidak menyadari kalau nikmat itu adalah anugerah Allah sehingga ia tidak mensyukuri nikmat tersebut. Hal ini juga diingatkan oleh Allah dalam firman-Nya: َ‫اس َل َي ْش ُك ُر ْون‬ ِ َّ‫اس َولك َِّن ا َ ْكثَ َر الن‬ ِ َّ‫علَى الن‬ َ ‫ّللا لَذُ ْو فَضْل‬ َ ٰ ‫ ا َِّن‬...



Artinya: “Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur” (QS. Al-Baqarah (2): 243). Teknologi membuat manusia semakin mudah meraih keinginannya, semakin ringan beban hidup yang harus ditanggung, semakin besar hasil yang bisa diperoleh. Kemudahan, keringanan, dan kenikmatan itu tidak mustahil membuat manusia semakin lupa kepada Allah, semakin jauh dari-Nya, apabila tidak disikapi secara cermat dan diiringi dengan iman yang teguh. Karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi harus dilandasi oleh iman agar pemanfaatannya terarah untuk meningkatkan kualitas takwanya kepada Allah SWT.



1.5. Definisi Seni Secara etimologis, kata seni berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Sani yang artinya pemujaan, persembahan, dan pelayanan. Dengan kata lain, seni sangat erat hubungannya dengan upacara keagamaan yang disebut juga dengan “kesenian”. Secara umum, pengertian seni adalah suatu ekspresi perasaan manusia yang memiliki unsur keindahan di dalamnya dan diungkapkan melalui suatu media yang sifatnya nyata, baik itu dalam bentuk nada, rupa, gerak, dan syair, serta dapat dirasakan oleh panca indera manusia. Istilah seni sering disebut-sebut dalam upacara-upacara adat maupun keagamaan di dalam suatu daerah yang biasa kita kenal dengan kesenian daerah. Berikut ini adalah pengertian seni menurut para ahli: 1. Aristoteles Menurut Aristoteles, pengertian seni adalah suatu bentuk ungkapan dan penampilan yang tidak pernah menyimpang dari kenyataan, dan seni itu meniru alam. 2. Plato Menurut Plato, pengertian seni itu adalah hasil tiruan alam dan segala isinya (ars imitator naturam). 3. Herbert Read Menurut Herbert Read, pengertian seni adalah ekspresi dari penuangan hasil pengamatan dan pengalaman yang dikaitkan dengan perasaan, aktivitas fisik dan psikologis ke dalam bentuk karya.



1.6. Hubungan dan Pandangan Dalam islam. Seni adalah keindahan. Ia dapat tampil dalam beragam bentuk dan cara. Apa pun bentuk dan caranya, selama arah yang ditujunya mengantar manusia ke nilai-nilai luhur, maka ia adalah seni Islami. Karena itu, Islam dapat menerima aneka ekspresi keindahan selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai al-Khair dan al-Ma’ruf, yakni nilai-nilai universal yang diajarkan Islam serta nilai lokal dan temporal yang sejalan dengan budaya masyarakat selama tidak bertentangan dengan al-Khair tersebut. “Allah Mahaindah dan menyukai keindahan,” sabda Rasul saw. Dia menganugerahi manusia fitrah menyenangi keindahan. Karena itu, mustahil seni dilarang-Nya, kecuali jika ada unsur luar yang menyertai seni itu. Siapa yang tidak tergerak hatinya di musim bunga dengan kembang-kembangnya atau oleh alat musik dengan getaran nadanya, maka fitrahnya telah mengidap penyakit parah yang sulit diobati. Demikian kata al-Ghazaly. Dari sini setiap karya, karsa, dan rasa yang mengantar kepada peningkatan, bukan saja diizinkan-Nya, tetapi direstui dan didorong-Nya, sebaliknya semua yang mengantar ke selera rendah dibenci dan dikutuk-Nya. Siapa pun yang mempertemukan secara indah wujud ini dengan Tuhan, maka upayanya itu adalah seni Islami. Yang tidak mempertemukannya bukanlah seni Islami. “Art for Art” tidak dikenal oleh kamus ajaran Islam karena bagi seorang Muslim, seluruh gerak dan diamnya harus diarahkan kepada-Nya, Setiap seniman, bahkan siapa pun yang jujur dengan profesinya, pasti memiliki pandangan hidup menyangkut manusia, alam, dan kehidupan. Pandangan itu bisa luas dan langgeng, bisa juga terbatas wilayah dan masanya. Seni Islami menuntut seniman untuk memandang alam ini tidak terbatas pada sisi materialnya atau hanya di sini dan sekarang, tetapi jauh ke sana, bersama “ruh kehidupan” yang menyertainya—kendati sesuatu itu tidak bernyawa—lalu pada akhirnya bergerak mengarah dan bertemu dengan Sang Pencipta. Langit dan bumi serta segala isinya dalam pandangan kitab suci alQur’an amat indah, seimbang, dan serasi serta hidup, bahkan bertasbih memuji dan mengarah kepada-Nya َ ۡ ‫سبِ ُح لَهُ السَّموتُ الس َّۡب ُع َو‬ َ‫سبِ ُح بِ َحمۡ دِه َولـك ِۡن َّل ت َۡفقَ ُه ۡونَ تَسۡ بِ ۡي َح ُه ۡم اِنَّه َكان‬ ُ ‫ال ۡر‬ َ ُ‫ض َو َم ۡن ف ِۡي ِه َّن َوا ِۡن ِم ۡن ش َۡىء ا َِّل ي‬ َ ُ‫ت‬ ‫غفُ ۡو ًرا‬ َ ‫َحل ِۡي ًما‬ (QS. al-Isrâ’ [17]: 44). Bukit Uhud dilukiskan oleh Nabi saw. sebagai bentuk mencintai kita dan kita pun mencintainya.



Banyak yang menyalahpahami sikap Islam terhadap seni atau paling tidak mempersempit ruang lingkup yang dibenarkan agama ini, padahal ruang lingkupnya amat luas. Bermula dalam bentuk mengekspresikan keindahan lahiriah manusia— pakaian, penampilan, cara dan susunan tuturnya—hingga keindahan batin melalui kepekaan rasa yang melahirkan budi pekerti dan interaksi harmonis. Setiap agama memunyai keindahan dan keindahan Keindahan yang diajarkan serta dianjurkan untuk diekspresikan adalah yang lahir dari rasa yang suci, jiwa yang bersih serta akal yang cerdas guna menonjolkan keindahan ciptaan Allah atau kebesaran Kuasa-Nya. Puluhan ayat-ayat al-Qur’an yang menggugah manusia memandang keindahan yang terhampar di bumi seperti keindahan terbitnya matahari hingga terbenamnya atau kebun-kebun yang melahirkan pandangan indah, demikian juga keindahan yang terbentang di langit dari curahan airnya yang menumbuhkan aneka bunga dan kembang sampai dengan taburan bintang-bintangnya yang memesona. Kitab suci al-Qur’an menggunakan keindahan bahasa dan ketelitian makna untuk mengekspresikan keindahan-keindahan itu. Keindahan bahasanya, saat dibaca, melahirkan apa yang dinamai oleh sementara pakar dengan “Musik al-Qur’an”, yakni nada dan langgam yang menyentuh pendengarnya, baik dipahami makna ayatnya maupun tidak. Bukan hanya itu, Nabi Muhammad saw. pun membenarkan nyanyian-nyanyian yang menggugah hati atau yang menimbulkan semangat. Jangan duga bahwa nyanyian Islami harus berbahasa alQur’an. Lagu-lagu Barat pun dapat merupakan eskpresi keindahan yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, dan sebaliknya tidak jarang lagu-lagu berirama Timur Tengah yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam dalam syair atau penampilan penyanyinya. Memang sebagian di antara ekspresi keindahan yang kita belum terjamah pada masa Nabi Muhammad saw. dan sahabat-sahabat beliau atau bahkan terlarang akibat kondisi-kondisi tertentu ketika itu. Sebagai contoh, seni pahat. Dahulu “seni” ini secara tegas terlarang karena ia dijadikan sarana ibadah kepada selain Allah. Jika pahatan itu tidak mengarah kepada penyembahan selain Allah, tetapi merupakan ekspresi keindahan, maka ia boleh-boleh saja. Ketika sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw. menduduki Mesir, di sana mereka menemukan aneka patung peninggalan dinasti-dinasti Fir’aun. Mereka tidak menghancurkannya karena ketika itu, ia tidak disembah tidak juga dikultuskan, bahkan kini peninggalan-peninggalan tersebut dipelihara dengan amat baik, antara lain untuk menjadi pelajaran dan renungan bagi yang memandangnya.



Benar bahwa ada riwayat-riwayat yang menyatakan bahwa “Malaikat tidak masuk ke satu rumah bila di dalamnya terdapat patung,” tetapi itu bila patung tersebut disembah, atau melanggar sopan santun atau mengundang selera rendah. Menikmati keindahan adalah fitrah manusia secara universal, sedang Islam adalah agama universal yang bertujuan membangun peradaban. Kebenaran, kebaikan, dan keindahan adalah tiga unsur mutlak bagi satu peradaban. Mencari yang benar menghasilkan ilmu, menampilkan kebaikan mencerminkan moral, dan mengekspresikan keindahan melahirkan seni. Namun, ketiganya tidak berarti jika tidak ada yang menggali, menampilkan, dan mengeksperesikannya. Selanjutnya perlu dicatat bahwa peradaban tidak dapat dibangun dengan mengabaikan hasil positif yang telah dicapai oleh siapa pun pada masa lalu. Karena itu, dari mana pun sumber kebenaran, maka Islam menerimanya. “Hikmah adalah milik orang mukmin; di mana pun ia temukan, maka ia lebih berhak mengambilnya. Kenalilah kebenaran pada ide, bukan pada pencetusnya,” demikian beberapa ungkapan populer yang dikenal dalam literatur Islam. Prinsip di atas berlaku juga menyangkut keindahan dan kebaikan. Di mana atau siapa pun yang mencetuskan atau mengeksperesikannya, selama sejalan/tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang dibenarkan Islam, maka itu dapat saja diterima, tanpa harus mempertimbangkan agama, bangsa, atau ras pencetusnya. Seni Islami tidak harus berbicara tentang Islam atau hanya dalam bentuk kaligrafi ayat-ayat al-Qur’an. Lalu, yang pasti seni Islami bukan sekadar nasihat langsung atau anjuran mengikuti kebajikan. Ia adalah ekspresi keindahan tentang alam, kehidupan dan manusia yang sejalan dengan nilai-nilai Islam. Seni Islam adalah yang mempertemukan keindahan dengan hak/kebenaran. Karya indah yang menggambarkan sukses perjuangan Nabi Muhammad saw., tetapi dilukiskan sebagai buah kegeniusan beliau terlepas dari bantuan Allah, karya itu bila dilukiskan demikian tidak dapat dinilai sebagai seni Islami. Sebaliknya, mengekspresikan keindahan yang ditemukan pada ternak ketika kembali ke kandang dan ketika melepaskannya ke tempat penggembalaan, sebagaimana diungkapkan oleh QS. an-Nahl [16]: 6, َ‫َولَ ُك ْم فِي َها َج َمال حِ ينَ ت ُ ِري ُحونَ َوحِ ينَ تَس َْر ُحون‬ Artinya: Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan.



Boleh jadi ada yang menduga bahwa Islam tidak merestui seni, pandangan itu keliru. Memang Islam tidak menyetujui seni yang terlepas dari nilai-nilai Islami atau yang melukiskan kelemahan manusia dengan tujuan mengundang tepuk tangan dan membangkitkan selera rendah.



1.7. Dampak Positif dan Negatif Seni Dalam Islam A. Dampak positif seni dalam islam 1. Kesenian atau seni dalam Islam berperan untuk membimbing manusia kepada akhlak yang mulia dengan pembelajaran positif yang tidak keluar dari syariat – syariat Islam. 2. Seni dalam Islam juga digunakan untuk sarana dakwah guna menebarkan kebaikan dan mengingatkan manusia untuk beribadah kepada Allah SWT. 3. Seni dapat digunakan untuk nilai – nilai yang dijadikan landasan pokok guna menentukan sikap untuk dunia luarnya, bahkan untuk mendasari langkah yang hendak dilakukannya sehubungan dengan pola hidup dan tata cara bermasyarakat. 4. Sebagai Seni Rupa Seni rupa di sini bukan membuat patung atau semacamnya. Tapi lebih ke arah menghias suatu bangunan bercorak Islam nan bersifat kontemporer. Citra nan abstrak, namun tetap memiliki keindahan. Peninggalan seni rupa Islam berupa masjid, karpet/permadani, gambar/ilustrasi buku, dan istanaistana kerajaan Islam.Contoh bangunan nan memiliki arsitektur bercirikan Islam ialah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Interior kedua masjid ini sangat megah dan menunjukkan betapa kayanya motif hias di Arab. 5. Seni dalam tilawah Al-Quran Seni ini ialah seni membaca Al-Qur'an dengan irama nan diperindah dan tajwid nan sempurna. Seni ini sering disebut dengan Tilawatil Qur'an. Orang nan membacanya disebut Qori. Membaca Al-Qur'an akan lebih latif bila diwarnai dengan irama. Para pakar di Indonesia membagi irama lagu menjadi 7 bagian, yaitu Bayati, Shoba, Hijaz, Nahawand, Rost, Jiharkah, dan Sikah. Dari 7 lagu ini, masih dibagi lagi menjadi banyak cabang lagu nan lebih detail. Ada irama suara turun, suara naik, suara dasar, suara fals, dan lainlain. Untuk belajar irama baca Al-Qur'an ini tidaklah sulit, asalkan



memperhatikan keutuhan tempo lagu, teknik pernapasan dan tentunya rajin latihan agar irama nan keluar tak pecah/fals. 6. Seni Sebagai pengiring nasyid Nasyid merupakan lagu atau nyanyian nan liriknya mengandung kata-kata nasihat, pemujaan terhadap Allah atau menceritakan kisah-kisah para nabi. Nasyid dinyanyikan secara akapela atau tanpa alat musik, sebab banyak literatur nan mengatakan bahwa penggunaan alat-alat musik diharamkan dalam Islam. Di tengah serbuan lagu-lagu dengan lirik nan tak senonoh dari negeri sendiri maupun dari Barat, saat ini nasyid sudah memiliki daya saing tersendiri dalam bidang tarik suara. Di Indonesia, pembentukan grup nasyid sangat marak. Bahkan sering diadakan festival lomba nasyid buat kalangan sekolah menengah atau kampus. Apresiasi terhadap nasyid pun berdatangan. Banyak pula radio nan memutar lagu nasyid.



B. Dampak Negatif seni dalam islam 1. Perbedaan antara Kebudayaan dan Peradaban. Kebudayaan dan peradaban adalah dua kata yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan dikalan



gan ahli. Pendapat pertama menyatakan



bahwa tidak ada perbedaan dalam penggunaan istilah“kebudayaan” dan “peradaban”. Sementara itu pendapat kedua menyatakan bahwa ada perbedaan terminologis antara “kebudayaan” dan “peradaban”. 2. Konsep Nilai dan Sistem Nilai Budaya. Konsep nilai dan sistem budaya sebenarnya merupakan suatu kara yang saling berkesinambungan antar satu sama lainnya. Jika melihat dari segi bahasa dan merujuk pada katanya sebenarnya mempunyai arti dan makna yang sama. Pada kesempatan ini saya akan sedikit menjelaskan apa itu sebenarnya Konsep nilai dan sistem nilai Budaya. 3. Sistem Nilai Budaya. Sistem Nilai Budaya, Pandangan Hidup, dan Ideologi. Sistem budaya merupakan tingkatan tingkat yang paling tinggi dan abstrak dalam adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai-nilai budaya itu merupakan konsepkonsep mngenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari dari warga suatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai. berharga, dan penting dalam hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu



pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para warga masyarakat itu sendiri.



1.8. Fungsi Seni dalam islam Seni adalah keindahan. Ia dapat tampil dalam beragam bentuk dan cara. Apa pun bentuk dan caranya, selama arah yang ditujunya mengantar manusia ke nilai-nilai luhur, maka ia adalah seni Islami. Karena itu, Islam dapat menerima aneka ekspresi keindahan selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai al-Khair dan al-Ma’ruf, yakni nilai-nilai universal yang diajarkan Islam serta nilai lokal dan temporal yang sejalan dengan budaya masyarakat selama tidak bertentangan dengan al-Khair tersebut. “Allah Mahaindah menyukai keindahan,” sabda Rasul saw. Dia menganugerahi manusia fitrah menyenangi keindahan. Karena itu, mustahil seni dilarang-Nya, kecuali jika ada unsur luar yang menyertai seni itu. Dari segi fungsi, seni merupakan media mensyukuri nikmat Allah yang telah menganugerahi manusia dengan berbagai potensi baik potensi diri maupun potensi indrawi(panca indra). Fungsi seni yang lain ialah menghayati kebesaran Allah baik yang terdapat di alam maupun yang terdapat pada kreasi manusia. Muslim yang baik mengerti bahwasanya berkreasi seni pada hakikatnya: - Melaksanakan tugas ibadah. - Menunaikan fungsi khalifah. - Islam telah memulai perkembangan kesenian-kesenian diantara orang-orang islam, dibuktikan dengan: 1. Pembacaan kitab suci Al.Quran sehingga menciptakan suatu cabang musik baru. 2. Pemeliharaan naskah Al.Quran telah mengharuskan tulisan yang bagus dan penjilidan buku. 3. Naskah-naskah Al.Quran telah dihiasi dengan warna. 4. Pembangunan masjid telah mengembangkan ilmu pengetahuan dan kesenian hiasan. 5. Mimbar didalam masjid telah disipakan untuk Nabi dengan dihias sedemikian rupa. Seni dapat dibilang sebagai kegiatan menyeimbangkan antara badan dan jiwa manusia. Dan islam telah mengembangkan suatu keseluruhan yang harmonis di dalam diri manusia. Islam menuntut untuk mengembangkan bakat-bakat kesenian manusia dengan jiwa kesedarhanaan, tidak berlebih-lebihan. Firman Allah SWT:



“Sesungguhnya



Kami



telah



menghiasi



langit



yang



dekat



dengan



lampulampu”.“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya”. Islam tidak melarang mengenai kemajuan kesenian akan tetapi, memberikan larangan yang bersifat mutlak terhadap gambaran bentuk-bentuk hewan termasuk gambaran manusia dengan alasan yang bersifat methafisis, biologis, dan sosial. Al.Quran sendiri telah menganjurkan keindahan pada bangunan-bangunan masjid dan bangunan-bangunan lainnya. Selain kesenian dalam bidang bangunan, kesenian lain yang sangat popular dikalangan islam adalah Qiro’ah(bahasa Jawa) atau pembacaan Al.Quran tidak disertai instrument-instrumen musik. Al.Quran menjadi suatu objek perhatian besar untuk maksud-maksud pembacaan sejak masa Nabi. Dalam hal syair, karya-karya orang islam yang puitis didapatkan didalam semua bahasa dan berhubungan dengan semua zaman. Seni senantiasa mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.



BAB III PENUTUP 2.2. Kesimpulan Ilmu pengetahuan merupakan hasil dari pemikiran manusia yang diperoleh dari eksperimen yang dilakukan.Teknologi adalah hasil penerapan dari konsep ilmu.Seni adalah penciptaan suatu hal yang karena keindahannya orang akan merasa senang untuk meliht maupun mendengarnya.Islam menganjurkan sebagai seorang muslim yang baik tentu harus dapat memanfaatkan perkembangan IPTEK serta dapat mengekprsikannya sebagai seni sebagai suatu sarana untuk melaksanakan tugai ibadah dan menunaikan fungsi manusia sebagai seorang khalifah karena sejatinya manusia adalah khalifah baik bagi dirinya sendiri ataupun bagi orang lain di muka bumi. Dalam pandangan islama antara iman,ilmu pengetahuan ,teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut dengan Dienul Islam,di dalam dienul islam sendiri terdapat 3 unsur pokok yitu aqidah,syariah dan akhlak,dengan kata lain iman,ilmu dan ikhsan dalam pengembangan iptek yang tidak dilandasi dari keimanan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia serta lingkungannya.



2.3. Saran 1. Dalam pengembangan teknologi dalam bentuk apapun,sebaiknya dapat memilih nilai positif dan negatif yang akan diberikan oleh teknologi tersebut. 2. Dalam penggunaan teknologi sebaiknya mampu engendalikan diri sehingga tidak akan menimbulkan kerusakan. 3. Dalam memanfaatkan teknologi sebaiknya sesuai dengan koridor-koridor islam sehingga tidak akan menimbulkan mudharat.



DAFTAR PUSTAKA M. Prawiro, (30/07/2020). Seni: Fungsi, Tujuan, dan Macam-Macam Seni. Retrieved from Maxmanroe : https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertianseni.html Admin Quraishshihab, (06/05/2014). Islam dan Seni . Retrieved from : https://quraishshihab.com/akhlak/islam-dan-seni/ Arif Taufiqurrohman, (04/11/2014). Pandangan Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan



dan



Teknologi.



Retrieved



from



:



https://ldk.stmik-



dci.ac.id/?post=pandangan-islam-terhadap-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi Syafnidawaty, (21/11/2020). IPTEK. Retrieved from Universitas Raharja : https://raharja.ac.id/2020/11/21/iptek/ Mischanz, (16/12/2009). Manfaat Teknologi dari Sudut pandang Islam. Retrieved from : https://mischanz.wordpress.com/2009/12/16/manfaat-teknologi-darisudut-pandang-islam/ Rizky Amalia, (15/03/2022). Mengenal Kemajuan Iptek dan Dampak Negatifnya



di



Bidang



Ekonomi.



Retrieved



from



Grid



kids



:



https://kids.grid.id/read/473186432/mengenal-kemajuan-iptek-dan-dampaknegatifnya-di-bidang-ekonomi?page=all IPTEK dalam Perspektif Islam. Retrieved from : https://m.lampost.co/beritaiptek-dalam-perspektifislam.html#:~:text=Selain%20itu%20iptek%20juga%20sebagai,alam%20(rahmatan% 20lil%20alamin)