Konsep Tumbuh Kembang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP TUMBUH KEMBANG



TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN



oleh Ervinda Desiana Eka P. Dwiki Choirul Arifin Fahmadini Rozana P. Faizatul Ulya Muhammad Sufyan Asasi Adhi Nur Satrio Alim Shoviatul Widad Nabillah Linda Kurnia P. Mohammad Fariyadid T. Moh. Cahyo Al Mulqi



(162310101244) (162310101245) (162310101253) (162310101264) (162310101271) (162310101281) (162310101120) (162310101280) (162310101293) (162310101294)



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2016



KONSEP TUMBUH KEMBANG A. PENGERTIAN TUMBUH KEMBANG







Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel di seluruh bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri, mensintesis protein-protein baru, menghasilkan penambahan jumlah dan berat secara keseluruhan atau







sebagian (Wong, 2000). Perkembangan (development) merupakan perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan atau kedewasaan (maturation), dan pembelajaran (learning) (Wong, 2000).



B. POLA TUMBUH KEMBANG 1. Pola Pertumbuhan Fisik yang Terarah Terdapat 3 pola pertumbuhan fisik terarah (directional), yaitu: a. Cephalocaudal, merupakan pola pertumbuhan dari arah kepala ke kaki (headto-tail direction), ditandai dengan berkembangnya bagian kepala pertama kali, yang berukuran besar dan sangat kompleks, baru selanjutnya bagian bawah yang berukuran lebih kecil dan sederhana. b. Proksimodistal, merupakan pola pertumbuhan dari arah yang dekat ke arah yang jauh (near-to-far direction), dimulai dengan menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat atau sumbu tengah, kemudian menggerakkan anggota gerak yang lebih jauh atau ke arah bagian tepi, seperti menggerakkan bahu dulu kemudian jari-jari. c. Diferensiasi, merupakan pola pertumbuhan dari aktivitas dan fungsi yang seederhana ke yang lebih kompleks. 2. Pola Perkembangan Dari Umum ke Khusus Pola tumbuh kembang umum ke khusus (mass-to-specific) ini dimulai dari sederhana hingga kompleks, seperti gerakan melambaikan tangan dahulu kemudian lalu memainkan jari atau menggerakkan lengan atas.



3. Pola Perkembangan Sejalan dengan Tahapan Perkembangan a. Masa pranatal, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat pada alat dan jaringan tubuh. b. Masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim dan hampir sedikit perubahan pada aspek pertumbuhan fisik.



c. Masa



bayi,



terjadi



perkembangan



sesuai



dengan



lingkungan



yang



mempengaruhi dan memiliki kemampuan untuk melindungi dan menghindar dari hal yang mengancam diri. d. Masa anak, terjadi perkembangan cepat dalam aspek sifat, sikap, minat, dan cara penyesuaian dengan lingkungan, dalam hal ini keluarga dan teman sebaya. e. Masa remaja, terjadi perubahan ke arah dewasa, yaitu kematangan pada tandatanda pubertas. 4. Pola Perkembangan Sejalan dengan Proses Maturasi Pola tumbuh kembang ini mengikuti proses maturasi(kematangan) dari organ tubuh seperti ketika alat gerak (kaki) pada bayi berfungsi untuk berjalan, maka proses tumbuh kembang diawali dari duduk,merangkak, berdiri, lalu berjalan sedikit, dan akhirnya berjalan dengan beberapa langkah. Proses tersebut mengikuti proses kematangan organ (singgih D.gunarsa,1997). 5. Tahapan Tumbuh Kembang Tahap tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi 2,yaitu: a. Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terdiri atas masa pranatal mulai masa embrio (mulai konsepsi 8 minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai lahir), serta masa pascanatal mulai dari masa neonatus (0-28 hari), masa bayi (29 hari sampai 1 tahun), masa anak ( 1-2 tahun), masa prasekolah (3-6 tahun). b. Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun keatas, terdiri atas masa sekolah (6-12 tahun) dan masa remaja (12-18 tahun). 6. Tahap Tumbuh Kembang Usia 0-6 Tahun a. Masa pranatal Masa pranatal terdiri atas dua fase, yaitu : 1) fase embrio dimulai pada minggu pertama ditandai dengan pertumbuhan yang cepat dari ovum menjadi suatu organisme sampai terbentuknya manusia. 2) fase fetus dimulai pada minggu kedua belas sampai ke empat puluh, terjadi peningkatan fungsi organ, pertambahan ukuran panjang dan berat badan, terutama pertumbuhan serta penambahan jaringan subkutan dan jaringan otot. b. Masa Pascanatal Tumbuh kembang masa pasacanatal dibagi dalam beberapa fase berikut : 1) Masa Neonatus (0-28 hari) Tumbuh kembang masa pascanatal diawali dengan masa neonatus (0-28 hari) yaitu masa dimana terjadinya kehidupan yang baru dalam ekstra uteri. a. Perkembangan Motorik, Bahasa, dan Adaptasi sosial



Pada masa neonatus, perkembangan motorik kasar diawali dengan gerakan



seimbang



pada



tubuh



seperti



mengangkat



kepala.



Perkembangan bahasa halus ditandai dengan kemampuan untuk mengikuti garis tengah bila kita memberikan rangsangan terhadap rangsangan



gerakan



jari



atau



tangan.



Perkembangan



bahasa



ditunjukkan dengan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara atau bunyi. Perkembangan adaptasi sosial ditandai dengan adanya tanda-tanda tersenyum dan menatap muka untuk mengenali seseorang. 2) Masa Bayi (29 hari- 1 tahun) a. Usia 1-4 Bulan Tumbuh kembang pada tahap ini diawali dengan perubahan berat badan. Bila gizi anak baik, beratnya mencapai 700-1000 g/bulan. Pertumbuhan tinggi badan agak stabil. Perkembangan motorik kasar ditunjukkan dengan kemampuan mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan di topang, dapat duduk dengan kepala tegak. Perkembangan motorik halus di tandai dengan dapat melakukan usaha yang bertujuan untuk memegang suatu objek, mencoba memegang benda dan memasukkan ke dalam mulut, memperhatikan tangan dan kaki. Perkembangan bahasa ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan tersenyum, dapat membunyikan huruf hidup, berceloteh, tertawa dan berteriak. Perkembangan adaptasi sosial ditandai dengan adanya kemampuan untuk mengamati tangan, mengenal sang ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak, mampu membedakan wajah yang dikenal dan tidak dikenal. b. Usia 4-8 bulan Pertumbuhan pada masa usia ini ditandai dengan kenaikan berat badan rata-rata 500-600 g/bulan. Perkembangan motorik kasar yang terjadi biasanya sudah mampu berguling kekanan dan ke kiri, duduk dengan kepala tegak, mampu membalikkan badan, bangkit dengan kepala tegak, menumpu beban pada kaki, dada terangkat dan menumpu pada lengan. Perkembangan motorik halus



di tandai dengan



mulai



mengamati benda, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk



memegang, mengambil objek dengan tangan, menahan benda dengan kedua tangan secara simultan, memindahkkan objek dari satu tangan ke tangan lain. Perkembangan bahasa di tandai dengan dapat menirukan bunyi atau kata-kata, menoleh kearah sumber bunyi, tertawa, menjerit, dapat membuat dua bunyi vokal yang bersamaan seperti “ba-ba”. Perkembangan adaptasi sosial ditandai dengan adanya perasaan takut akan kehadiran orang asing, bermain dengan permainan, mudah frustasi, memukul-mukul lengan dan kaki jika sedang kesal. c. Usia 8-12 bulan Berat badan 3 kali berat badan saat lahir, gigi atas dan bawah sudah



tumbuh.perkembangan



motorik



kasar



ditandai



dengan



kemampuan untuk duduk tanpa berpegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit dan berdiri, berdiri selama beberapa detik, dan akhirnya mampu berdiri sendiri. Perkembangan motorik halus ditandai dengan kemampuan mencari atau meraih benda kecil, mampu memindahkan, mampu mengambil, dan memegang benda dengan ibu jari atau ibu jari, membenturkannnya, serta menaruh benda ketempatnya. Perkembangan bahasa ditandai dengan



kemampuan



mengatakan “papa” atau “mama” yang belum spesifik, mengoceh, dapat mengucapkan 1-2 kata. Perkembangan adaptasi sosial dimulai dengan kemampuan untuk bertepuk tangan, menyatakan keinginan, minum dengan cangkir, menirukan gerakan orang lain, bermain bola, dan sebagainya. 3) Masa anak (1-2 tahun) Pada masa ini, anak akan mengalami beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik. Pada tahun kedua, anak hanya mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,5-2,5 kg dan penambahan tinggi badan 6-10 cm. Kenaikan lingkar kepala hanya 2 cm. Untuk pertumbuhan gigi, terdapat tambahan 8 buah gigi susu. Perkembangan motorik kasar ditandai dengan kemampuan anak untuk melangkah dan berjalan dengan tegak. Pada usia sekitar 18 bulan, anak mampu menaiki tangga dengan berpegangan dan pada akhir tahun kedua sudah mampu berlari-lari kecil, menendang bola, dan mencoba melompat. Perkembangan motorik halus ditandai dengan kemampuan anak untuk menyusun atau membuat menara pada kubus.



Perkembangan



bahasa



ditandai



dengan



lebih



banyaknya



perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak, kemampuan meniru, mengenal, dan merespon. Perkembangan adaptasi sosial ditandai dengan kemampuan anak untuk membantu kegiatan di rumah, menyuapi boneka, menggosok gigi, mencoba memakai baju. 4) Masa Prasekolah (3-6 tahun) Pertumbuhan fisik melambat, belajar bergaul, dan mengenali dunia secara luas. Pada masa usia prasekolah, berat badan anak mengalami kenaikan rata-rata 2 kg/tahun dengan tubuh terlihat kurus, tetapi motoriknya tinggi dan sistem tubuhnya sudah mencapai kematangan dalam hal untuk berjalan, melompat, dan lain-lain. Tinggi badan tumbuh dengan cepat bertambah rata-rata 6,75-7,5 cm/tahun. Anak mulai sulit untuk makan dan menunjukkan kemandirian dalam proses eliminasi. Perkembangan motorik kasar yang berkembang adalah belajar berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki, berjalan dengan tumir ke jari kaki, merangkak, dan menjelajah. Perkembangan motorik halusnya anak mampu menggoyangkan jarijari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang, menggambar orang, menjepit benda, melambaikan tangan, makan sendiri, minum dari cangkir dengan bantuan, dan membuat coretan. Perkembangan bahasanya ditandai dengan mampu menyebutkan beberapa gambar, satu atau dua warna, kegunaan benda, menghitung, mengartikan beberapa kata, mengerti kata sifat, dan memberikan respon terhadap sekitar. Perkembangan adaptasi sosial ditunjukkan dengan kemampuan anak untuk bermain dengan permainan sederhana, menangis jika dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuh, menunjukkan peningkatan kecemasan terhadap pemisahan, dan mengenali anggota keluarga. 7. Tahap Tumbuh Kembang Usia 6 Tahun ke Atas a. Masa Sekolah Tumbuh kembang pada masa sekolah (6-12 tahun) mengalami proses percepatan pada usia 10 tahun-12 tahun seperti pertambahan berat badan sampai 2,5 kg/tahun dan tinggi badan sampai 5 cm/tahun karena aktivitas fisik



yang tinggi dan kemampuan motorik semakin kuat. Anak semakin mandiri, menyelesaikan masalah sendiri, menyesuaikan dengan lingkungan, tumbuh rasa tanggung jawab dan percaya diri, dan apabila mengalami kegagalan reaksinya adalah marah atau gelisah. Perkembangan kognitif, psikososial, interpersonal, psikoseksual, moral, dan spiritual menunjukkan kematangan dan b.



terjadi perkembangan konsep diri serta bersosialisasi dengan baik. Masa Remaja (12-18 tahun) Pada usia ini ditandai dengan kematangan fungsi alat reproduksi dan sistem endokrin (hormonal) berhubungan dengan fungsi reproduksi. Usia ini merupakan masa pubertas. Pada anak laki-laki tumbuh rambut di pubis serta membesarnya ukuran penis dan testis. Pada anak perempuan membesarnya ukuran payudara dan tumbuh rambut di pubis. Pada masa remaja sering dijumpai banyak masalah karena masa ini adalah masa menuju kedewasaan dan anak ingin mencoba mandiri. Perkembangan khusus yang terjadi adalah kematangan identitas seksual dan merupakan masa krisis identitas sehingga membutuhkan bantuan dari orang tua.



8. Tahapan Masa Dewasa a. Dewasa Muda Dewasa muda adalah masa peralihan dari masa remaja. Menururt Erickson mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa muda berada dalam tahap hubungan hangat, dekat, dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Dewasa muda merupakan masa permulaan ketika seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Dewasa muda berkisar usia 20-40 tahun dimana termasuk masa transisi baik secara fisik, intelektual, serta peran sosial diri. Tahapan perkembangan masa dewasa muda yaitu sebagai berikut: 1. Usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga, akan tetapi, ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga sampai mereka menyelesaikan pendidikan dan memuai karier dalam lapangan pekerjaan tertentu. 2. Usia memantapkan letak kedudukan. Laki-laki mulai membentuk bidang pekerjaan sebagai kariernya, sedangkan perempuan diharapkan mulai menerima tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.



3. Usia banyak masalah. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan, teman hidup, dan keuangan yang memerlukan penyesuaian di dalamnya. 4. Usia tegang dalam hal emosi. Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan persoalan yang dialamaninya seperti jabatan, perkawinan, keuangan, dan sebagainya. b. Masa Dewasa Fase perkembangan dewasa muda dan tengah sebagai berikut: 1. Awal transisi dewasa (usia 18-20 tahun) ketika seseorang berpisah dari keluarga dan merasakan kebebasan. 2. Memasuki dunia kedewasaan (usia 21-27 tahun) ketika seseorang menyiapkan dan mencoba karier dan gaya hidup. 3. Masa transisi (usia 28-32 tahun) ketika sesorang secara besar-besaran memodifikasi aktifitas kehidupan dan memikirkan dan tujuan masa depan. 4. Masa tenang (usia 33-39 tahun) ketika seseorang mengalami stabilitas yang lebih besar. 5. Usia 40-65 tahun merupakan waktu untuk pengaruh maksimal, membimbing, dan menilai diri sendiri. Tahap Pertumbuhan Masa Dewasa Perubahan fisik yang paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mengerut, dan pinggang membesar. Kebotakan biasanya terjadi selama usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa muda. Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaransering terlihat pad periode ini. Perubahan fisiologis yang paling signifikan selama usia pertengahan adalah menopause pada wanita dan klimakterik pada pria. Menopause pada wanita terjadi pada usia 45-60 tahun. Klimaterik pada laki-laki terjadi pada usia akhir 40-an atau akhir 50-an tahun.



C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG



1. Faktor Herediter (Keturunan) Faktor herediter merupakan faktor turunan secara genetik dari orang tua kepada anak. Contoh faktor herediter adalah jenis kelamin, ras, dan suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur, pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. 2. Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya potensi yang sudah dimiliki. Faktor lingkungan ini meliputi; a. Lingkungan pranatal. Lingkungan ini dimulai dari masa konsepsi hingga lahir, meliputi faktor gizi ketika ibu sedang hamil; lingkungan mekanis seperti posisi janin dalam uterus. b. Lingkungan pascanatal. Selain faktor internal intrauteri, lingkungan setelah anak lahir yang sudah dapat memengaruhi tumbuh kembang anak, misalnya budaya lingkungan, sosial ekonomi keluarga, nutrisi, iklim, kebiasaan olahraga, posisi anak dalam keluarga, dan status kesehatan. 3. Faktor Budaya Lingkungan Budaya lingkungan, dalam hal ini masyarakat, dapat memengaruhi tumbuh kembang anak dalam memahami atau mempersepsikan pola hidup sehat. Sebagai contoh, anak dalam usia tumbuh kembang membutuhkan makanan yang bergizi, namun karena adanya adat atau budaya tertentu dilarang makan makanan tertentu, padahal makanan tersebut dibutuhkan untuk perbaikan gizi. 4. Faktor Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi juga dapat memengaruhi tumbuh kembang anak. Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial ekonomi tinggi cenderung lebih dapat tercukupi kebutuhan gizinya dibandingkan dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan sosial ekonomi yang rendah. 5. Faktor Nutrisi Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. 6. Faktor Iklim atau Cuaca Iklim atau cuaca menjadi salah satu faktor tumbuh kembang anak. Pada musim tertentu, makanan bergizi dapat mudah diperoleh, atau sebaliknya, justru menjadi sulit diperoleh. 7. Faktor Olahraga/Latihan Fisik Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan anak karena meningkatkan sirkulasi darah sehingga pasokan oksigen keseluruh tubuh menjadi teratur. 8. Faktor Posisi Anak Dalam Keluarga



Posisi anak dalam keluarga dapat memengaruhi tumbuh kembangnya. Pada anak perama atau tunggal, secara umum kemampuan intelektualnya lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi dengan orang dewasa. 9. Status Kesehatan Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang. Pada anak dengan kondisi tubuh yang sehat, kecepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi suatu kesehatan kurang baik, akan terjadi perlambatan. 10. Faktor Hormonal Faktor hormonal yang memengaruhi tumbuh kembang anak, diantaranya adalah somatotropin (hormon pertumbuhan) yang menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal untuk pertumbuhan tinggi badan, hormon tiroid yang menstimulasi metabolisme tubuh, dan hormon glukokortiroid yang berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi esterogen. D. PERKEMBANGAN KOGNITIF Menurut piaget (dalam Wong, 1999) dibagi dalam 4 tahap, yaitu tahap sensorimotor, pra operational, bedah konkret, dan tahap bedah formal. 1. Tahap sensorimotor Pada tahap sensorimotor (0-2 tahun), anak mulai mampu, mengasimilasi dan mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar, dan menyentuh. Sebagian besar gerakan ada masa ini, diarahkan ke mulut. Anak mulai menyadari naluri ‘sebab dan akibat’ dan memecahkan masalah secara coba-coba (trial and error). 2. Tahap Pra Operational Pada tahap pra operational (2-7 tahun), anak belum mampu mengoperasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan, perkembangannya masih bersifat egosentris. Egosentris bukan berarti egois, namun merupakan ketidakmampuan anak untuk menempatkan diri di posisi orang lain. 3. Tahap Bedah Konkret Pada tahap ini (7-11 tahun), anak sudah memandang dunianya secara realistis, jalan pikiran sudah mulai logis dan koheren. Sifat egosentris mulai hilang melalui perubahan progresif dalam proses berpikir dan hubungan dengan orang lain. 4. Tahap Bedah Formal



Pada tahap ini (11-15 tahun), anak sudah mengalami masa perkembangan pikiran, mampu membentuk gambaran mental dan menyelesaikan aktifitas dalam berpikir, mampu menduga dan meperkirakan dengan pikiran yang abstrak. E. PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL Perkembangan psikoseksual anak pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud (dalam Wong, 1999), psikoseksual merupakan proses perkembangan anak dalam pertambahan kematangan fungsi struktur dan kejiwaan yang dapat menimbulkan dorongan mencari rangsangan dan kesenangan menjadi dewasa. 1. Tahap Oral (0-1 tahun) Kenikmatan didapat dengan cara menghisap, menggigit, mengunyah, atau bersuara. Ketergantungan sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang terjadi pad tahap ini adalah masalah menyapih dan makan. 2. Tahap Anal (1-3 tahun) Kepuasan dalam tahap ini didapat melalui pengeluaran feses, anak menunjukkan ke-aku-annya, bersikap narsistik (cinta diri sendiri), dan sangat egoistik. Anak juga mulai mempelajari struktur tubuhnya. Masalah yang muncul pada tahap ini adalah obsesif, pandangan sempit, sifat tertutup (introfer), dan sifat terbuka tetapi kurang mengendalikan diri (ekstrofer impulsif). 3. Tahap Phalik (3-6 tahun) Kepuasaan dalam tahap ini terletak pada rangsangan otoerotic, yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, dan timbul rasa ingin tahu mengenai perbedaan yang terdapat pada lawan jenisnya. 4. Tahap Laten (6-12 tahun) Pada tahap ini anak mengembangkan keterampilan dan sifat yang dimilikinya serta dorongan libido mulai mereda. 5. Tahap Genital (12 keatas) Tahap ini diawali dengan pubertas, kematangan sistem reproduksi, dan produksi hormon seks. Sumber kepuasan utama adalah daerah genitalia, namun, energi juga digunakan utnuk berinteraksi dengan orang lain dan mempersiapkan pernikahan. F. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL Teori mengenai perkembangan psikososial dikemukakan oleh Erikson (dalam Wong, 1999) yang mengatakan bahwa anak dalam perkembangannya selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial. 1. Tahap Percaya vs Tidak Percaya (0-1 tahun)



Pada tahap ini bayi sudah membangun rasa percaya pada seseorang, baik orang tua maupun yang mengasuhnya. Kesalahan dalam mengasuh atau merawat pada tahap ini dapat menimbulkan rasa tidak percaya. 2. Tahap Kemandirian vs Rasa Malu dan Ragu (1-3 tahun) Pada tahap ini anak mulai mencoba mandiri dalam tugas tumbuh kembang. Misalnya, dalam hal motorik dan bahasa, anak sudah mulai latihan jalan sendiri, dan berbicara. Perasaan negatif seperti ragu dan malu mulai muncul ketika membuat pilihan yang salah, dipermalukan oleh orang lain, ketika orang tua terlalu melindungi dan tidak memberikan kemandirian, dan sebagainya. 3. Tahap Inisiatif vs Rasa Bersalah (4-6 tahun) Pada tahap ini anak mulai berinisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif, dan apabila pad tahap ini anak dilarang atau dicegah, akan muncul perasaan bersalah. 4. Tahap Rajin vs Rendah Diri (6-12 tahun atau masa sekolah) Pada tahap ini anak selalu berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau berprestasi atau cenderung rajin dalam melakukan sesuatu. Namun, apabila harapan atau keinginan tersebut tidak tercapai, kemungkinan besar anak akan rendah diri. 5. Tahap Identitas vs Kebingungan Peran (12-18 tahun ataun masa remaja) Pada tahap ini terjadi perubahan dalam diri anak, khususnya dalam fisik dan kematangan usia serta perubahan hormonal. Anak akan menujukkan identitas dirinya dan sangat peduli mengenai pandangan orang lain tentang dirinya. 6. Tahap Keintiman vs Isoslasi (masa dewasa muda) Pada tahap ini anak mencoba melakukan hubungan dengan teman sebayanya atau kelompok masyarakat dalam kehidupan sosial untuk menjalin keakraban. Apabila anak tidak mampu bergabung atau membina hubungan dengan orang lain maka kemungkinan dapat memisahkan diri dari anggota atau kelompok orang. 7. Tahap Generasi vs Penghentian (masa dewasa pertengahan) Pada tahap ini individu ingin mencoba memerhatikan generasi berikutnya dalam aktivitas dimasyarakat dan keinginannya adalah membuat duia menerimanya. Jika pada tahap ini terjadi kegagalan, akan terjadi penghentian dalam kegiatan atau aktivitasnya. 8. Tahap Integritas vs Keputus Asaan (masa dewasa lanjut) Pada tahap ini individu memikirkan tugas-tugas dalam mengakhiri kehidupan, perasaan putus asa akan mudah timbuh karena kegagalan pada dirinya untuk melakukan aktivitas dalam kehidupan.



G. PERKEMBANGAN PSIKOMORAL Tahap psikomoral ini dikemukakan oleh Kohlberg (dalam Wong, 1999) yang mengatakan bahwa tumbuh kembang anak dapat ditinjau dari segi moralitas yang terdiri dari tiga tingkat utama, dan masing-masing dengan dua tahap. 1. Tingkat Pra Konvensional Pada tingkat ini morlitas berasal dari luar karena anak mematuhi aturan yang dibuat oleh orang yang berwenang. Tingkat ini ada dua tahap: a. Orientasi, hukuman, dan kepatuhan. Pada tahap ini anak menentukan baik buruknya tindakan dari sisi akibat yang ditimbulkannya. Anak menghindari hukumandan mematuhi orang yang dianggapnya mampunyai kekuasaan untuk menjatuhkan hukuman tersebut. Anak belum mengenal konsep moral yang mendasari konsekuensi tersebut. b. Orientasi, relatifitas, instrumental. Perilaku yang benar adalah yang memuaskan kabutuhan anak itu sendiri (kadang-kadang juga kebutuhan orang lain). Anak sudah menyadari aspek timbal balik yang dan berbagi dengan orang lain, namun hal tersebut belum disertai elemen kesetiaan, penghargaan, atau keadilan. 2. Tingkat Konvesional Pada tingkat ini anak mulai peduli dengan nilai kepatuhan dan kesetiaan, serta berusaha memenuhi aturan sosial atau harapan orangyang penting bagi dirinya. Tingkat ini dibagi dalam dua tahap: a. Orientasi keselarasan dengan orang lain. Pada tahap ini anak berupaya menyelaraskan diri dengan lingkungan serta membantu dan menyenangkan orang lain. Mematuhi norma-norma yang berlaku adalah berilaku yang dianggap ‘alami’ dan anak merasa dinilai dari seberapa hubungannya dengan orang lain. b. Orientasi hukum dan ketertiban. Perilaku yang dianggap adalah mematuhi aturan, menghormati orang lan, dan menjaga ketertiban sosial. Aturan dan wewenang dapat bersifat sosial atau keagamaan, tergantung pada hal yang dianggap lebih penting.



3. Tingkat Pasca Konvensional, otonom atau prinsipil. Anak mulai ingin tahu tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang mendasari aturan. Ingkat ini dibagi dalam dua tahap: a. Orientasi kontrak sosial. Pada tahap ini anak sudah mulai menggunakan prinsip moral untuk mematuhi atau melanggar aturan, adanya keasdaran yang jelas bahwa nilai dan pandangan pribadi merupakan sesuatu yang relatif. b. Orientasi asas etika universal. Pada tahap ini keputusan yang diambil didasarkan pada suasana hati, prinsip, dan etika yang dipilih sendiri serta berpedoman kepada aturan-aturan yang umum dimasyarakat.



DAFTAR PUSTAKA



Alimul, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 1. Surabaya: Salemba Medika. Kozier, Barbara., Erb, Glemora., dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik, Ed.7, Vol.1. Jakarta: EGC