7 0 4 MB
Patah dan Retak pada Lasan Disampaikan oleh : Yeni Muriani
Tipe Retakan 1. Solidification Cracking 2. Liquation cracking,HAZ burning atau
hot tearing 3. Lamelar tearing 4. Cold cracking atau Hydrogen cracking 5. Reheat cracking
Fracture Toughness Istilah tekniknya “Patah getas atau
patah ulet Patah Ulet tampak berserabut (dimple) pada permukaan patah akibat aliran plastis setempat Patah getas tampak rata dan mengkilat menunjukkan sangat sedikit atau tidak terdapat plastisitas
Bentuk Patahan
a.
b. c.
Patah Ulet (dimpling) Patah Getas Patah Getas Intermetalik
Bentuk Sampel Uji Tarik Pada lasan
Pengambilan Sampel V-Charpy pada lasan
Uji Charpy biasanya
menghasilkan temperatur transisi ulet-getas Bentuk Patahan pada uji charpy
Solidification Cracking Terjadi Selama Proses Pendinginan
deposit lasan Retak paling banyak terjadi pada centerline lasan dan diantara butir kolumnar Retak terjadi pada temperatur sekitar 200-300°C dibawah temperatur lebur (Tm)
Retak pada butir kolumnar dan Centerline
Kemudahan lasan membentuk Solidification Cracking tergantung dari 3 faktor utama,yaitu : Kekasaran struktur mikro selama Solidifikasi 2. Jumlah dan jenis segregasi 3. Geometri sambungan 1.
Struktur Solidifikasi Pembekuan Epitaksial akibat
peningkatan temperatur menyebabkan kekasaran struktur mikro deposit lasan Butir Kolumnar pada deposit lasan terbentuk dari pembekuan epitaksial dari butir logam induk pada fusion line Pola pembekuan akan dipengaruhi kecepatan pengelasan
Segregasi Biasanya terjadi pada pembekuan
paduan Segregasi menyebabkan pengelompokan unsur-unsur selama tahap awal pembekuan/solidifikasi Jumlah total segregasi dan kekasaran struktur mikro mendorong terbentuknya “centerline segregation”
Koefisien Partisi (k) Xs k XL Koefisien partisi(k)
menunjukkan kecenderungan unsur untuk memisah di interface cairpadat sehingga fasa pada akan memiliki komposisi lebih sedikit dari komposisi kesetimbangan Semakin kecil harga k semakin mudah terjadi segregasi
Koefisien Partisi (k)
O dan S Merupakan Unsur yang paling
mudah menyebabkan segregasi
Pengotor dan unsur paduan yang paling sering menyebabkan solidification cracking memiliki karakteristik seperti dibawah ini : 1. 2. 3.
4.
Semakin Rendah harga k Membentuk senyawa dengan logam Senyawa yang memiliki titik lebur rendah atau membentuk eutektik dengan logam induk Memiliki sudut basah rendah (wetting angle) sehingga mampu menyebar disepanjang batas butir
Skema mekanisme solidification cracking
Liquation Cracking/Hot Tearing Terjadi pada fasa cair-padat Pada saat pendinginan segragasi cenderung
membentuk lapisan yang memiliki titik lebur rendah Co/ Eutektik Sulfida Kriteria liquation cracking hampir sama dengan solidification cracking Liquation Cracking tergantung pada jenis impuritis dalam logam induk, fraksi volume, kerapatan inklusi dan besar regangan yang terjadi.
Liguation Cracking/Hot tearing pada MMA Welding
Lamellar Tearing Tipe retak memanjang Sering terjadi dekat daerah HAZ Lamellar tearing sering terjadi pada
komponen tebal yang memiliki tee join dan corner join
Faktor Utama Penyebab lamellar tearing Keuletan yang rendah pada arah
transversal pendek dari logam induk Inklusi yang membentuk plat Bentuk sambungan yang menyebabkan residual stress pada arah transversal pendek Pengelasan pada pelat tebal
Lamellar Tearing Pada Baja
Spesimen Uji Tarik untuk Sambungan silang
2 Tahap kegagalan akibat lamellar tearing Retak Awal (Crack Initiation) Perambatan Retak (Crack Propagation)
Retak Awal, biasanya terjadi karena adanya inklusi sehingga terjadi retakan pada antarmuka(Interface) matrik dan inklusi co/ Antarmuka MnS-Fe atau Al2O3-Fe Perambatan retak, membentuk rangkaian retakan inklusi yang lain pada bidang yang berbeda sehingga tampak seperti patahan vetikal dan bersudut
Lamellar tearing dekat lasan Baja C-Mn
Cold Cracking/Hidrogen Cracking Terjadi Cold cracking membutuhkan
waktu (time delay) yang disebut dengan istilah “Incubation time” Perambatan retak terjadi perlahan merupakan kelanjutan dari masa inkubasi Retak bisa terjadi trans maupun Interkistalin
Cold Cracking tergantung dari interaksi antara : 1. Keberadaan Hidrogen 2. Tegangan sisa yang tinggi 3. Mikrostruktur yang tidak cocok
Contoh retak akibat hidrogen
Retak akibat hidrogen pada Baja Hy-80 (Courtesy of American Welding Society)
Kandungan hidrogen lasan sebagai fungsi dari variabel las
Mekanisme retak batas butir akibat hidrogen Distribusi Hidrogen seragam pada T tinggi berubah pada
temperatur yang lebih rendah Hidrogen berdifusi yang menyebabkan dekohesi partikel dan retak pada batas butir
Mekanisme Fish-Eye pada Inclusi MnS
Terjadi pada inklusi yang memiliki solubitas tinggi terhadap Hidrogen co/ Basa Silikat atau Inklusi MnS
Reheat Cracking Sering terjadi pada lasan yang
multipass karena terjadi pemanasan yang berulang-ulang Fenomena RC Lebih banyak terjadi di HAZ daripada deposit lasan
Mekanisme Reheat Cracking
Model pergeseran batas butir
Reheat Cracking