LA - A - 119120164 - Atalya - Modul 6 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • nerd
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN AKHIR METODE SEISMIK TG3105 MODUL KE – 6 PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFLEKSI BAGIAN 2: PREPROCESSING (SIMPLIFIED)



Oleh: Atalya Timothy Bebena



119120164



Asisten : Muhammad Ichsan Rizki Dinata



118120007



M. Sholahudin Al Khoir



118120009



Rifqi Apryandi Zuhdi



118120085



Tri Mulya Refalani



118120115



Nungga Saputra



118120120



Setiawan Hidayat



118120121



Sa’iqoh Dianah



118120160



PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 2021



TUJUAN Adapun tujuan dari praktikum pengolahan data seismik refleksi bagian 1: membuat sintetik model, input data, display, dan penambahan data geometri kali ini sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami cara mempersiapkan data seismik agar dapat dilakukan pengolahan data utama (Main Processing) seperti Editing, Dekonvulsi, dan True Amplitude Recovery



DASAR TEORI 1. Editing Pada flow ini dilakukan seleksi terhadap trace data seismik dengan kualitas yang buruk atau rusak yang terjadi pada saat akuisisi data sehingga tidak dipergunakan dalam proses selanjutnya. Seleksi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Killing dan Muting. Killing yaitu proses menghilangkan satu trace karena trace tersebut rusak atau buruk, jadi disini kita mengedit killing dengan mengklik per trace yang rusak atau yang jelek. Muting adalah proses memotong data seismik pada batas atas, tengah, ataupun bawah agar data yang buruk tidak terbawa sehingga data seismik lebih rapi dan bersih. 2. Dekonvulsi Dekonvulsi merupakan proses inverse dari konvulsi, yaitu suatu proses untuk menghilangkan efek wavelet dari data seismik sehingga menghasilkan reflektivitas bumi saja. Ada beberapa tujuan dilakukannya dekonvulsi, diantarnya untuk menghilangkan ringing, meningkatkan resolusi vertikal, memperbaiki penampilan dari stacked section sehingga menjadi lebih mudah untuk diinterpretasi dan lebih mirip dengan model goelogi, dan menghilangkan multiple. 3. True Amplitude Recovery Penjalaran gelombag seismik sejatinya berasal dari sumber mengenai batas lapisan (reflector) lalu diterima oleh penerima di permukaan dengan jarak tertentu. Proses ini akan menyebabkan energi gelombang menjadi melemah. Pelemeahan tersebut disebabkan oleh faktor jarak/geometri (spherical divergence) dan proses penyerapan tenaga oleh lapisan batuan yang dilewatinya. Energi tersebut akan berbanding lurus dengan amplitude yang terekam oleh penerima (receiver). Sehingga, mengembalikan energi yang hilang serupa dengan me-recovery amplitude yang lemah. Hal ini untuk mendapatkan amplitude yang lebih representatif di daerah target. Amplitude recovery dilakukan setelah melalui proses pengangkatan faktor penguat (amplifier). Proses pengangkatan ini disebut dengan gain removal.



LANGKAH PENGERJAAN 1. Kembali ke flow “0. Trace Display”, ganti dataset pada “Disk Data Input” menjadi “2. Geom”, “Trace read option” menjadi “Sort”, “Interactive Data Access” menjadi Yes, dan “Select primary trace header entry” menjadi “Live Source Number”. Adapun pada “Trace Display”, “Primary trace LABELLING header entry” digsnti menjadi “Live Source Number” dan “Secondary …” diganti menjadi “Recording Channel Number”. Lalu, klik Execute hingga muncul jendela baru. 2. Pilih menu Picking Pick Top Mute… Masukkan nama “topmute1” OK Pada “Trace Header Entries” pilih CHAN OK 3. Lakukan picking lalu setelah selesai pilih menu File Save Picks 4. Buat Flow baru yaitu “3. Editing”. Masukkan beberapa subflow baru. Nonaktifkan selain 3 baris pertama. Setelah itu, pada “Disk Data Input” masukkan “2. Geom” di parameter “Select dataset”, pada “Trace Muting” masukkan “topmute1” (hasil picking pada langkah 3) di parameter “SELECT mute parameter file”, dan pada “Disk Data Output” masukkan variabel baru “3. Edit” di “Output Dataset Filename”. MB1 Execute kemudian tunggu hingga proses selesai



5. Kembali ke flow “Trace Display” tanpa mengubah parameter untuk melakukan muting sebelumnya kecuali dataset pada “Disk Data Input” menjadi “3. Edit”, MB1 Execute hingga muncul tampilan data seismic. Pilih menu Picking Pick Miscellaneous Time Gates.. masukkan nama tabel baru “decon1” OK Pada “Trace Header Entries” pilih CHAN OK 6. Picking batas atas yang akan dilakukan dekonvolusi pada setiap Source, lalu klik kanan pada layar New Layer hingga muncul “(2) decon1” pada kotak kecil di pojok kanan layar picking batas bawah. Setelah selesai pilih menu File Save Picks 7. Kembali ke flow “3. Editing” dan nonaktifkan selain subflow dibawah “--- Add Flow Comment ---“. Masukkan nilai 4 pada “dB/sec correction constant” di subflow “True Amplitude Recovery”. Di subflow “Spiking/Predictive Decon”, masukkan nilai 100 pada “Decon operator length(s), pilih “Yes” pada “Get decon gates from DATABASE?”, dan pilih “decon1” pada “SELECT decon parameter file”. Pada subflow “Disk Data Output” buat variabel baru “4. Prepro” di “Output Dataset Filename”. MB1 Execute dan tunggu hingga proses selesai.



DIAGRAM ALIR



Start



Raw Data Demultiplexing Geometry Trace Edit TAR SW Attentuation Dekonvolution



Finish



HASIL



Gambar 1 Geometry Near



Gambar 2Geometry Middle



Gambar 3 Geometry Far



Gambar 4 Mute Near



Gambar 5 Mute Middle



Gambar 6 Mute Far



Gambar 7 Preprocessing Near



Gambar 8 Preprocessing Middle



Gambar 9 Preprocessing Far



PEMBAHASAN Tahapan dalam praktikum seismik modul 6 kali ini mengenai pengolahan data seismik refleksi bagian 2: preprocessing (simplified) meliputi berbagai langkah dalam pengolahan data yang tersusun dalam sebuah ruang kerja flow dalam software, yang mana flow tersebut dapat disesuaikan dengan karakteristik data yang akan diolah. Flow tersebut berisikan parameterparameter penting dalam setiap prosesnya, yang mana ketepatan dalam penentuan parameter tersebut akan mempengaruhi hasilnya. Sehingga diperlukan teknik khusus untuk penetuan parameter dalam flow yang telah dibangun. Pada tahap ini semua data yang akan diolah di-input terlebih dahulu ke dalam software ProMAX yang bertujuan untuk mempermudah dalam pengolahan data tersebut. Data seismik yang diperoleh pada flow read data hanya memiliki informasi untuk setiap tracenya dengan trace header Field File ID (FFID) dan channel saja. Sehingga data tersebut belum tentu berarti jika tanpa informasi dari observer report tentang proses perekaman pada saat di lapangan. Dimana informasi mengenai geometri lapangan sangat penting untuk mendefinisikan trace header pada raw data yang belum sepenuhnya terisi pada display raw data. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan proses pengolahan data selanjutnya. Pada pengolahan data seismik refleksi juga terdapat proses yang disebut geometry matching. Proses ini bertujuan untuk mencocokan akuisisi di lapangan dengan data yang terekam karena data yang telah di input sebelumnya hanya berisi tentang informasi pola gelombangnya saja. Sedangkan untuk melakukan proses selanjutnya diperlukan informasi akuisisi di lapangan yang telah dilakukan sebelumnya. Prinsip dari geometry matching ialah mencocokan parameter yang dibutuhkan dalam software dengan observer yang merupakan informasi penting saat akuisisi di lapangan. Seluruh parameter dalam akuisisi di input melalui flow 2D Land Geometry Spreadsheet* yang kemudian input dari flow ini di kalkulasi sehingga didapatkan gambaran pola akuisisi di lapangannya. Hasil dari flow 2D Land Geometry Spreadsheet* kemudian tersimpan di dalam database yang nantinya akan digabungkan dengan data yang telah di input sebelumnya, yaitu raw data dengan menggunakan flow Inline Geom Header Load yang kemudian di output ke dalam dataset dengan nama Geom. Dataset tersebut di display untuk melihat perubahan setelah dilakukan input geometry, bila terjadi keanehan maka harus dianalisa ulang. .Setelah semua data yang telah dilakukan proses Geometry Matching di analisa, proses selanjutnya adalah Editing atau melakukan edit data pada display gelombangnya. Teknik dari proses editing ini ada dua cara yaitu dengan cara mutting pada semua trace tetapi pada bagian yang dominan noise dan cara killing pada beberapa trace saja yang diaangap kurang baik pola gelombangnya. Tujuan dari proses ini adalah menghilangkan bagian tertentu yang terdapat noise sehingga pola reflektifitasnya data terlihat dengan baik. Pada praktikum kali ini dilakukan mutting pada bagian atas data yang disebut dengan top mute. Hasil picking tersebut tersebut kemudian tersimpan dalam dataset program yang nantinya akan difungsikan ke dalam data dengan menggunakan flow Trace Mutting. Lalu proses flow tersebut di output ke dalam dataset dengan nama Editing yang kemudian di display untuk melihat hasil proses editing ini. Pada tahap preprocessing terdiri dari dua proses penting yaitu TAR (True Amplitude Recovery) dan denkovolusi. Proses TAR dilakukan untuk mengembalikan amplitude gelombang seismik yang sempat berkurang akibat antenuasi saat penjalarannya di dalam bumi. Sedangkan dekonvolusi dilakukan untuk mengembalikan bentuk wavelet data menjadi bentuk wavelet reflector yang diharapkan membawa informasi untuk setiap lapisannya.



KESIMPULAN 1. 2.



Proses TAR dilakukan untuk mengembalikan amplitude gelombang seismik yang sempat berkurang akibat antenuasi saat penjalarannya di dalam bumi dekonvolusi dilakukan untuk mengembalikan bentuk wavelet data menjadi bentuk wavelet reflector yang diharapkan membawa informasi untuk setiap lapisannya