Lap. AKAR [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AKAR LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Tumbuhan. Dosen pengampu: Dr. Amprasto, M.Si., Dr. Hj. Sri Anggraeni, M.S.



oleh : Pendidikan Biologi A 2017 Kelompok 6 Alviani Risti Afrilianti



1704334



Dimas Caesaria Novianto



1701869



Mauli Novilda Afifa



1702363



Vanni Destianti Kurnia



1705682



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2019



A. Judul Laporan Akar



B. Waktu Pelaksanaan Hari, tanggal



: Selasa, 7 Mei 2019



Waktu



: Pukul 09.30 – 12.00 WIB



Tempat



: Laboratorium Struktur Tumbuhan FPMIPA UPI



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui struktur umum akar monokotil. 2. Untuk mengetahui struktur umum akar dikotil muda dan dewasa. 3. Untuk mengetahui perkembangan akar dikotil muda dan dewasa. 4. Untuk mengetahui perkembangan akar adventif pada Lilium sp.



D. Dasar Teori Akar merupakan bagian organ tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar tumbuh dan berkembang di bawah permukaan tanah. Bentuk dan ukuran akar sangat bervariasi, disesuaikan dengan fungsinya masing-masing. Berdasarkan asalnya, akar dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu akar primer dan akar adventif. Akar primer adalah akar yang berasal dari calon akar (radikula) pada embrio. Akar primer akan membentuk akar tunggang yang mampu mengadakan pertumbuhan sekunder dengan percabangannya, sedang akar adventif tidak mengadakan pertumbuhan sekunder (Ningsih, 2015). Fungsi akar primer ialah untuk mencengkramkan tumbuhan dalam tanah, untuk menyerap air dan zat terlarut dan berperan sebagai tempat penyimpanan bahan makanan. Fungsi akar sekunder adventitif sangat beragam. kadangkadang akar adventitif masuk kedalam tanah dan berberan sebagai akar primer. Dalam kasus lain akar liar dapat termodifikasi menjadi orgab/alat pemanjat, penunjang (akar tunjang), duri, haustoria,dan sebagainya. Beberapa akar atau bagian dari akar ada yang khusus untuk fungsi tertentu. Bagian akar yang berdaging, misalnya pada wortel (Daucus carota) , lobak (Raphanus sativus), bit (Beta vulgaris), ubi jalar (Ipomea batatas) disebut akar



umbi, khusus sebagai organ penyimpananan makanan. Tumbuhan rawa tropika (mangrove) mempunyai akar udara yang besar, demikian juga beberapa tumbuhan merambat mempunyai akar udara yang mampu melekatkan diri pada permukaan substrat (Susetyo,dkk. 2004). Susunan jaringan primer pada akar berturut-turut dari dari luar kedalam adalah epidermis (sistem jaringan dermal), korteks (sistem jaringan dasar), dan silinder pembuluh (sistem jaringan pembuluh). Struktur lain yang juga termasuk kedalam jaringan primer akar adalah tudung akar (Nuryani, dkk. 2017). Irisan memanjang ujung akar muda menunjukkan 4 daerah pertumbuhan yang batasnya tidak terlalu jelas, yaitu tudung akar, daerah pembelahan



sel,



daerah



pemanjangan,



dan



daerah



diferensiasi



sel.



Daerahdaerah pertumbuhan ini dapat berhimpitan karena dipengaruhi oleh jenis tumbuhnya serta keadaan lingkungan yang menentukan aktifitasnya (Sutrian, 1992).



E. Alat dan Bahan Tabel E.1 Alat yang digunakan dalam Praktikum Akar No.



Alat



Jumlah



1.



Mikroskop binokuler



2 unit



2.



Object glass



10 unit



3.



Cover glass



10 unit



4.



Silet



4 unit



5.



Alat Tulis



2 unit



6.



Kamera Handphone



2 unit



Tabel E.2 Bahan yang digunakan dalam Praktikum Akar No.



Bahan



Jumlah



1.



Preparat Awetan Akar Zea mays



1 unit



2.



Preparat Awetan Akar Lilium sp.



1 unit



3.



Preparat Awetan Akar Helianthus Muda



1 unit



No.



Bahan



Jumlah



4.



Preparat Awetan Akar Helianthus Dewasa



1 unit



5.



Preparat Awetan Akar Ranunculus



1 unit



F. Langkah Kerja



Disiapkan alat dan bahan praktikum



Digambar pada jurnal



Preparat awetan sayatan melintang akar diletakkan di meja objek



Dicatat hasil pengamatan



Diamati struktur dan jaringannya



Hasil pengamatan didokumentasikan



Diagram F.1 Langkah Kerja Pengamatan Akar



Disusun laporan praktikum



G. Hasil Pengamatan Tabel G. Hasil Pengamatan Praktikum Akar No



Nama Preparat



Gambar Pengamatan



Gambar Referensi



Keterangan



A B



A: Korteks B: Endodermis C: Xylem D: Pericycle E: Floem



C



1.



Preparat Awetan Sayatan Melintang Akar Zea Mays



D E



Perbesaran 40x10 Gambar G.1.a. Akar Zea mays (Dok. Kelompok 6A, 2019)



Gambar G.1.b. Akar Zea mays (Kim, 2006)



F A



2.



Preparat Awetan Sayatan Melintang Akar Lilium sp.



G H E



D B C



Perbesaran 40x10 Gambar G.2.a. Akar Lilium (Dok. Kelompok 6A, 2019)



Gambar G.2.b. Sayatan Melintang Akar Lilium



A: Korteks B: Pericycle C: Endodermis D: Xylem E: Floem F: Epidermis G: Cabang Akar H: Kambium



No



3.



Nama Preparat



Preparat Awetan Sayatan Melintang Akar Helianthus Muda



Gambar Pengamatan



Gambar Referensi



D



A



E A



B A C A



Perbesaran 40x10 Gambar G.3.a. Akar Helianthus Muda (Dok. Kelompok 6A, 2019)



H



4.



A: Korteks B: Xylem C: Endodermis D: Floem E: Kambium Gambar G.3.b. Akar Helianthus Muda (Naufal, 2017)



A



B



Preparat Awetan Sayatan Melintang Akar Helianthus Dewasa



Keterangan



F C



G D



E Perbesaran 10x10 Gambar G.4.a. Akar Helianthus Dewasa (Dok. Kelompok 6A, 2019)



Gambar G.4.b. Akar Helianthus Dewasa (Carolina, Tanpa Tahun)



A: Epidermis B: Korteks C: Metaxylem D: Floem E: Protoxylem F: Empulur G: Kambium H: Jari-jari Empulur



No



Nama Preparat



Gambar Pengamatan



G



5.



Preparat Awetan Sayatan Melintang Akar Ranunculus



E C F C



Gambar Referensi



A C B C A D C



Perbesaran 40x10 Gambar G.5.a. Akar Ranunculus (Dok. Kelompok 6A, 2019)



Gambar G.5.b. Akar Ranunculus (Pasco, 2014)



Keterangan



A: Parenkim korteks B: Floem C: Protoxylem D: Endodermis E: Pericycle F: Metaxylem G: Kambium



H. Pembahasan 1. Preparat Awetan Akar Jagung (Zea mays) Berdasarkan hasil pengamatan dengan perbesaran 400× pada preparat awetan sayatan melintang akar Zea mays terlihat jelas struktur anatomis akar. jaringan pada akar berturut-turut dari dari luar kedalam, yaitu : Epidermis, jaringan korteks, endodermis, perisikel, Stele (silinder berkas pengangkut) yang terdiri dari berkas pengangkut berupa xilem dan floem yang tersusun secara berselingan (radial). Jumlah jari-jari xilem (arc) pada akar Zea mays yang diamati berjumlah lebih dari 6 yang disebut dengan polyarch, pada umunya akar monokotil memiliki arc lebih dari 6, hal tersebut terbukti pada akar Zea mays ini, karena Zea mays merupakan tumbuhan monokotil. 2. Preparat Awetan Akar Lilium Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat beberapa jaringan yang membentuk organ akar Lilium. Pada lapisan terluar, terdapat jaringan epidermis yang memiliki dinding sel yang tipis. Lebih ke dalam lagi, terdapat bagian korteks yang terdiri dari sel-sel parenkim berbentuk polihedral dengan adanya ruang antar sel. Pada bagian pusat terdapat berkas pembuluh berbentuk lingkaran. Mengelilingi berkas pembuluh tersebut, terdapat sel endodermis yang memiliki ciri khas dinding sel lebih tebal serta terwarnai merah. Kandungan suberinlah yang menyebabkan warna tersebut. Selapis atau lebih sel di dalam endodermis merupakan persikel, barulah pada bagian pusat terdapat berkas pembuluh. Selain itu, teramati juga pembentukan cabang akar dimana sel yang berperan ialah persikel serta floem. Akar Lilium memiliki tipe ikatan pembuluh radial, dimana berkas xylem dan floemnya saling berdampingan. Protoxylem berada pada bagian paling luar dan berukuran paling kecil. Sementara itu, pembuluh xylem yang lebih besar adalah metaxylem (keduanya merupakan xylem primer yang terbentuk dari jaringan prokambium. Letak protoxylem yang lebih luar menunjukkan pembentukan xylem ke arah luar mengingat protoxylemlah yang pertama kali dibentuk. Berkas floem memiliki ukuran



yang lebih kecil daripada xylem. Floem primer terdiri atas protofloem yang terbentuk pertama kali serta metafloem yang terbentuk kemudian. Hanya bagian metafloem saja yang terus menjalankan fungsinya pada berkas floem. Protoxylem hanya berfungsi selama satu atau dua hari dan selanjutnya akan semakin terdesak seiring dengan pertumbuhan akar hingga menjadi rusak dan tidak teramati lagi pada akar yang lebih dewasa. 3. Preparat Awetan Akar Helianthus muda Pada pengamatan struktur akar Helianthus sp. muda digunakan satu macam preparat awetan, yaitu preparat awetan penampang melintang akar Helianthus muda. Pada penampang melintang akar Helianthus muda ini ditemukan epidermis, korteks, endodermis, perisikel, kambium, dan jaringan pembuluh yang terdiri dari jaringan floem dan jaringan xylem. Jaringan pembuluh pada Heliantus muda memiliki tipe radial karena protoxylem tumbuh lebih dulu daripada metaxylem. Protoxylem yang terus bertambah sedangkan metaxylem tidak dapat mengimbangi pertumbuhan protoxylem ini menyebabkan terdapatnya ruang yang seharusnya menjadi tempat metaxylem, masih ditempati oleh floem. Hal ini mengakibatkan letak xylem khususnya protoxylem berdampingan atau bersebelahan dengan letak floem karena floem masih mengisi tempat diantara pertumbuhan protoxylem 4. Preparat Awetan Akar Helianthus dewasa Pada penampang melintang akar Helianthus dapat dilihat epidermis, korteks, kambium, trakea, jaringan floem, trakea, jaringan xylem, dan jari-jari empulur. Kambium yang terdapat pada akar muda Helianthus sp. ini adalah kambium vaskular dan kambium intervaskular. Kambium vaskular adalah kambium yang terletak diantara jaringan xylem dan floem, dan akan membentuk xylem sekunder dan floem sekunder. Sedangkan jaringan intervaskular merupakan jaringan empulur yang tidak terletak diantara jaringan vaskuler, dan jaringan inilah yang akan membentuk jari-jari empulur pada tumbuhan dikotil. Jaringan pembuluh pada Helianthus sp. ini terdiri dari jaringan floem dan jaringan xylem. Seperti



pada



tumbuhan



dikotil



lainnya,



floem



pada



akar



Helianthus sp. dewasa ini terletak di sebelah luar xylem dan dibatasi oleh kambium. Berdasarkan letak xylem dan floemnya, akar Helianthus dewasa ini memiliki tipe ikatan pembuluh kolateral 5. Preparat Awetan Akar Ranunculus Pada preparat awetan akar Ranunculus, terdapat jaringan endodermis. Jaringan endodermis pada akar Ranunculus ada bagian yang mengalami penebalan, ada juga yang tidak mengalami penebalan. Bagian endodermis yang tidak mengalami penebalan disebut sel pelalu. Pada akar Ranunculus jumlah berkas xilem (lengan protoxilem) pentarch. Bagian tengah tidak terisi oleh metaxilem, melainkan terisi oleh parenkim empulur atau vessel element.



I. Hasil Diskusi Kegiatan 11.1 1. Di bagian mana Anda menemukan sklerenkim? Jawab: Korteks 2. Apakah Anda menemukan sel endodermis? Apakah terjadi penebalan sel? Jawab: Ya, ya (penebalan suberin) 3. Bagaimana susunan xilem dan floem pada preparat jagung yang Anda amati? Apakah terdapat kambium? Jawab: Radial, tidak ditemukan adanya kambium 4. Hitung berapa jumlah floem pada jagung? Jawab : Banyak (polyarch) Kegiatan 11.2 1. Tentukan jaringan yang membentuk akar lateral! Jawab: Jaringan persikel 2. Apakah endodermis mengalami penebalan dinding? Jawab: Ya (penebalan suberin) 3. Bagaimana susunan xilem dan floem pada preparat Lilium sp. yang Anda amati? Apakah terdapat kambium?. Jawab: Radial, tidak ditemukan adanya kambium 4. Hitung berapa jumlah jaringan floem pada Lilium sp!



Jawab: Banyak (poliarch) 5. Setelah mengamati penampang melintang akar jagung dan Lilium sp. bagaimana pola umum akar monokotil ? Jawab: Tidak terdapat kambium, susunan berkas pembuluh radial, jumlah floemnya banyak (polyarch) Kegiatan 11.3, 11.4, 11.5 1. Tentukan perbedaan antara struktur akar Helianthus muda dan dewasa berdasarkan : a. Jumlah floem b. Struktur kambium c. Struktur xilem d. Struktur floem e. Adanya empulur dn dilatasi jari-jari empulur Jawab: a. Jumlah floem Jumlah floem pada Helianthus muda dan dewasa banyak b. Struktur kambium Struktur kambium pada Helianthus muda dan dewasa terletak diantara xilem dan floem c. Struktur xilem Struktur xilem pada Helianthus muda tetraarch sedangkan pada Helianthus dewasa polyarch d. Struktur floem Struktur floem pada Helianthus muda dan dewasa terdepat di sebelah luar e. Adanya empulur dan dilatasi jari-jari empulur Pada Helianthus muda tidak terdapat empulur dan dialtasi jari-jari empulur sedangkan pada Helianthus dewasa terdapat. 2. Berdasarkan pola struktur akar Helianthus muda dan Ranunculus sp, sebutkan persamaannya dengan pola umum monokoti! Jawab: Persamaannya terdapat pada jaringan pembuluh yang terletak di endodermis dan sama-sama memiliki ikatan pembuluh radial.



J. Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Struktur umum akar monokotil yang diwakili oleh akar jagung dan akar Lilium sp. memiliki struktur morfologi yang sama, keduanya memiliki sistem perakaran yang sama yaitu akar serabut. Struktur anatomi dari lapisan terluar ke lapisan terdalam pada akar monokotil yang diwakili akar jagung dan akar Lilium sp. yaitu epidermis, korteks, endodermis, perisikel, jaringan pembuluh, empulur. Pada akar jagung dan Lilium sp. berkas xilem (lengan protoxilem) berjumlah banyak, tidak terdapat kambium, empulur luas dan berkembang baik. 2. Struktur umum akar dikotil muda dan dewasa yang diwakili oleh Helianthus muda dan Helianthus dewasa dilihat dari segi anatomi dari lapisan luar ke dalam yaitu epidermis, korteks, endodermis, perisikel, kambium, jaringan pembuluh. Perbedaannya pada akar Helianthus muda belum terjadi pertumbuhan sekunder, sedangkan pada Helianthus dewasa sudah terjadi



pertumbuhan sekunder.



Hal



tersebut



sangat



jelas



perbedaanya ketika melihat langsung kedua preparat awetan tumbuhan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA Ningsih, Indah Yulia. (2015). Modul Botani Farmasi : Akar. [Online]. Diakses dari: http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/77253/Modu l%20Botani%20Farmasi%20Akar_Indah%20Yulia%20Ningsih.pdf?sequ ence=1 Rustaman, Nuryani. Dkk. (2017). Buku Petunjuk Praktikum : Anatomi Tumbuhan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Setjo, S. dkk. (2004). Common Textbook: Anatomi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang Sutrian, Y. (1992). Pengantar Anatomi Tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan. Jakarta: Rineka Cipta



DAFTAR GAMBAR Gambar G.1.b. Preparat Awetan Sayatan Melintang Akar Zea mays Kim, Oliver. (2006). Root cross section of a monocot plant, Zea mays, maize, corn. [Online]. Diakses dari: http://www.microbehunter.com/root-of-amonocot/ Gambar G.2.b. Preparat Awetan Sayatan Melintang Akar Lilium Fayette A. Reynolds M.S. (2014). Monocot Root: Lilium. [Online]. Diakses dari: https://www.slideshare.net/enefnovhy/praktikum-botani-farmasi Gambar G.3.b. Preparat Awetan Sayatan Melintang Akar Helianthus Muda Naufal.



(2017).



Batang.



[Online].



Diakses



dari:



https://www.academia.edu/35721734/Akar_Tumbuhan Gambar G.4.b. Preparat Awetan Sayatan Melintang Akar Helianthus Dewasa Carolina. (Tanpa tahun). Sunflower Root, c.s, 12 m Microscope Slide. [Online]. Diakses dari: https://www.amazon.com/Sunflower-Root-c-s-MicroscopeSlide/dp/B005XCVCJ8 Gambar G.5.b. Preparat Awetan Sayatan Melintang Akar Ranunculus Pasco. (2014). Slide buttercup mature root cs. [Online]. Diakses dari: https://education.scichem.com/Catalogue/NavigateProduct/cbs010060-sli de-buttercup-mature-root-cs?categoryId=biology-microscope-slidesangiosperms