LAPORAN AKHIR AGROKLIMATOLOGI INDAH PURNAMA SARI (1910232001) TANAH B-Dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI



OLEH: NAMA



:INDAH PURNAMA SARI



NO. BP



:1910232001



KELAS



:TANAH B



KELOMPOK



:I (SATU)



ASISTEN



:1.ANGGUN FITRIYA YENAD (1710233005) 2.RAHMATU ARIFALDI



(1810232028)



3. IRVAN AGUSTIYAN



(1810232037)



DOSEN PENJAB: ZULDADAN NASPENDRA, SP., M.Si



PROGRAM STUDI ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2020



A. Resume Materi Objek-Objek Praktikum 1. Pembuatan Ombrometer Sederhana dan Pengukuran Curah Hujan Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut virga. Hujan memainkan peran penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut mnguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kambali ke laut melalui sungai untuk menanggulangi daur ulang itu semua. Jumlah air hujan di ukur menggunakan pengukur hujan atau omborometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0,25mm. Satuan curah hujan menurt SI adalah millimeter, yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi. Pada alat penakar manual, untuk mendapatkan data curah hujan dalam satuan milimeter, dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan curah hujan kotor (Pg). Intersepsi diperkirakan dari hasil pengukuran hujan di tempat yang terbuka ( Gross Presipitation / Pg ), Air lolos ( Troughfall / Tf ), dan Aliran Batang ( Steamflow / Sf ). Selisih antara curah hujan di tempat terbuka, air lolos, dan aliran batang merupakan besaran intersepsi hujan ( Ic ). Pemilihan vegetasi yang digunakan untuk mengukur aliran batang pada plot penelitian berdasarkan kelas diameter batang pohon. Pemilihan tersebut berdasarkan diameter pohon diatas 10 cm. 2. Kondensasi dan Respirasi Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat. Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi) dan merupakan proses eksothermik (melepas panas). Air yang terlihat di luar gelas air yang dingin di hari yang panas adalah kondensasi.



Molekul air mengambil sebagian panas dari udara. Akibatnya, temperatur atmosfer akan sedikit turun. Di atmosfer, kondensasi uap airlah yang menyebabkan terjadinya awan. Molekul kecil air dalam jumlah banyak akan menjadi butiran air karena pengaruh suhu, dan tapat turun ke bumi menjadi hujan. Inilah yang disebut siklus air. Uap air di udara yang terkondensasi secara alami pada permukaan yang dingin dinamakan embun. Uap air hanya akan terkondensasi pada suatu permukaan ketika permukaan tersebut lebih dingin dari titik embunnya, atau uap air telah mencapai kesetimbangan di udara, seperti kelembapan jenuh. Titik embun udara adalah temperatur yang harus dicapai agar mulai terjadi kondensasi di udara. Jadi, Embun adalah air dalam bentuk tetesan yang muncul pada permukaan tipis yang terpapar pada pagi atau sore hari karena kondensasi. Uap air di atmosfer akan mengembun menjadi tetesan tergantung pada suhu. Suhu di mana tetesan dapat terbentuk disebut titik embun. Ketika suhu permukaan yang terpapar turun, akhirnya mencapai titik embun, uap air di atmosfer mengembun membentuk tetesan kecil di permukaan. 3. Infiltrasi dan Run Off Infiltrasi adalah peristiwa merembesnya air ke dalam tanah. Tingkatinfiltrasi dipengaruhi oleh permeabilitas, tutupan vegetasi, volume air, intensitascurah hujan, tingkat pra-saturasi, topografi tanah, serta tingkat evapotranspirasi.Air yang hanya sampai di lapisan atas tanah sebagian akan diserap dansebagiannya lagi secara bertahap akan menguap. Sedangkan air yang mampumasuk ke bagian tanah lebih dalam, biasanya akan tertampung ke ekuifer dan selanjutnya kan terbawa ke sungai atau danau melalui aliran bawah permukaan. Infiltrasi diatur oleh dua kekuatan, yaitu gravitasi dan kapiler. Pori-pori yang lebih kecil dalam tanah akan memberikan “perlawanan” yang lebih besar terhadap gravitasi karena pori-pori tersebut akan menarik air melalui kapilernya.Kecepatan terserapnya air oleh tanah diukur dengan nilai inci per jam ataumilimeter per jam, biasa dikenal dengan istilah laju infiltrasi (infiltration rate).Jika volume air di permukaan melebihi laju infiltrasi maka biasanya akan terjadilimpasan air. Hal ini terkait dengan konduktivitas hidrolik jenuh pada tanah yangdekat dengan permukaan (lapisan atas). Tanah dalam kondisi kering memilikidaya serap yang tinggi, sehingga laju infiltrasi akan semakin besar. Kemampuan tanah ini secara perlahan-lahan akan berkurang apabila tanah tersebut mulai jenuhterhadap air.



Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap : a.Proses LimpasanDaya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalamtanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia akan diuapkankembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat.Makin besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengandaya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makinkecil sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil. b.Pengisian Lengas Tanah (Soil Moisture) dan Air TanahPengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan pertanian.Akar tanaman menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yangdiperlukan untuk evapotranspirasi dari daerah tak jenuh tadi. Pengisiankembali lengas tanah sama dengan selisih antar infiltrasi dan perkolasi (jikaada). Pada permukaan air tanah yang dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir tidak begitu kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat puladiperoleh dari kenaikan kapiler air tanah Faktor yang Mempengaruhi Infiltrasi Perpindahan air dari atas ke dalam permukaan tanah baik secara verticalmaupun secara horizontal disebut infiltrasi. Banyaknya air yang terinfiltrasi dalamsatuan waktu disebut laju infiltrasi. Besarnya laju infiltrasi (f ) dinyatakan dalammm/jam atau mm/hari. Laju infiltrasi akan sama dengan intensitas hujan (I), bilalaju infiltrasi tersebut lebih kecil dari daya infiltrasinya. Jadi f ≤ fp dan f ≤ I(Soemarto, 1999).Infiltrasi berubah-ubah sesuai dengan intensitas curah hujan. Akan tetapisetelah mencapai limitnya, banyaknya infiltrasi akan berlangsung terus sesuaidengan kecepatan absorbsi setiap tanah. Pada tanah yang sama kapasitasinfiltrasinya berbeda-beda, tergantung dari kondisi permukaan tanah, strukturtanah, tumbuhtumbuhan dan lain-lain. Di samping intensitas curah hujan, infiltrasi berubah-ubah karena dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan udara yang terdapatdalam tanah (Maryono, 2004).Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju infiltrasiadalah sebagai berikut: Tinggi genangan air di atas permukaan tanah dan tebal lapisan tanah yang jenuh, Kadar air atau lengas tanah, Pemadatan tanah oleh curah hujan, Penyumbatan pori tanah mikro oleh partikel tanah halus seperti bahanendapan dari partikel liat, Pemadatan tanah oleh manusia dan hewan akibat traffic line oleh alat olah, Struktur tanah, Kondisi perakaran tumbuhan baik akar aktif maupun akar mati (bahanorganik), Proporsi udara yang terdapat dalam tanah, Topografi atau kemiringan lahan Intensitas hujan, Kekasaran permukaan tanah, Kualitas air yang akan terinfiltrasi, Suhu udara tanah dan udara sekitar.



4. Transpirasi Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lobang kutikula,dan lentisel.transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap h2o dan co2, terjadi siang hari saat panas, melalui stomata ( mulut daun) dan lentisel ( celah batang). Transpirasi adalah terlepasnya air melalui kutikula hanya 5-10% dari jumalah air yang di transpirasikan. Air sebagian besar menguap melalui stomata, sekitar 80% air di transpirasikan berjalan melalui stomata, sehingga bentuk dan jumlah stomata sangat memmpengaruhi laju transpirasi. Selain itu transpirasi juga melalui luka dan jaringan epidermis pada daun,batang,cabang,ranting,Bungan,buah dan akar. Jika tanah cukup mengandung air, laju transpirasi yang tinggi, dalam jangka waktu yang pendek, tidak akan menimbulkan kerusakan yang berarti pada tumbuhan. Tetapi jika kehilangan air berlangsung terus melalui absorpsi, pengaruh traspirasi yang merugikan akan kelihtan dengan layunya daun, sebagai akibat hilangnya turgor. Tingkat kelayuan dan kehilangan air yang diperlukan untuk menimbulkan gejala kelayuan pada tumbuhan sangat beragam. Daun tipis yang umumnya terdiri dari sel parenkima yang berdinding tipis akan layu dengan cepat. Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi 5. Respon Tanaman terhadap Pengaruh Cahaya Matahari Kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan adalah energi. Energi matahari yang dimanfaatkan oleh tumbuhan dan manusia sebagai dasar kehidupan. Segala bentuk kehidupan, proses kehidupan, dan aktifitas hidup memerlukan energi. Tidak ada kehidupan yang dapat bebas dari energi. Jumlah energi yang dimanfaatkan untuk menjalankan aspek kehidupan itu hampir seratus persen bersumber dari energi radiasi



matahari. Energi matahari yang tertangkap oleh tumbuhan digunakan untuk kegiatan fotosintesis dan kebutuhan lainnya. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel – sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan – tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh. Cahaya berpengaruh terhadap proses fotoperiodisme dan fototropisme pada tumbuhan. Fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap periode penyinaran cahaya matahari. Fotoperiodisme pada tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom. Banyaknya cahaya yang diperlukan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan. Umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormone pertumbuhan). Hal ini dapat kita lihat pada tumbuhan yang berada di tempat gelap lebih cepat tinggi daripada tumbuhan yang berada di tempat terang. Pertumbuhan yang cepat di tempat gelap disebut etiolasi. Fototropisme merupakan respons tumbuhan berupa gerak sebagian tubuh terhadap cahaya. Contohnya gerak batang kecambah kearah datangnya cahaya. Gerak fototropisme dipengaruhi oleh kadar hormone auksin pada ujung batang. Hormon auksin berperan dalam pemmanjangan batang. Auksin akan hancur jika terkena sinar matahari pertumbuhannya akan terhambat.



B. Nama, Fungsi, Prinsip dan Cara Kerja Alat-Alat BMKG LAPORAN PRATIKUM LAPANGAN AGROKLIMATOLOGI STASIUN IKLIM



Nama : Indah Purnama Sari



Lokasi



No bp : 1910232001



Hari/tanggal : Sabtu/ 29 Februari 2020



No Foto 1.



Nama Alat



Sangkar mateo



2.



Termometer maximum dan minimum



: BMKG sicincin



Fungsi Tempat untuk meletakan alat meteorology seperti psychrometer dan termohigrograf



Prinsip Sangkar mateo berventilasi doeble jalusi,yang gunanya mengalirkan udara masuk dan keluar,sangkar mateo juga di cat putih agar memantulkan cahaya yang merupakan konvensi dari WMO (word meteorological organisation). Sebagai alat untuk mengukur Terbuat dari benjana yang berisi air suhu maksimum dan raksa,air raksa di gunakan agar minimum mempermudah pembacaan angka pada teermometer maksimum,sedangkan termometer minimum pada ujung nya terdapat alkoho yang akan megembang ketika suhu naik.



3.



Solar (panel surya)



4.



Panci evaporimeter



Mengubah cahaya menjadi Solar Cell (panel surya) adalah alat listrik yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi listrik. Disebut surya atas matahari atau sol karena matahari merupakan sumber cahaya terkuat yang apat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic dapat diartikan sebagai “cahaya-listrik”. Sel surya bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energy matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan yang berlawanan. Untuk mengukur volume alat ini terdiri dari panic logam dengan evaporasi dari permukaan air diameter 1,22 m dan tinggi 0.254 m bebas. dan dilengkapi dengan alat pengukur elevasi muka air. Alat ini ditempatkan diatas rangka kayu dengan dasarnya berada pada 0,15 m diatas permukaan tanah. Pengukuran evaporasi dilakukan setiap jam 7 pagi dengan alat Hookgauge yang diletakkan pada mulut Stell well yang berupa bejana dari logam berbentuk silinder yang mempunyai lubang dibawahnya dan mempunyai 3 kaki untuk menjaga alat tidak bersentuhan langsung dengan dasar panci evaporimeter. Kedalaman



5.



6.



7.



air didalam panci evaporimeter sama dengan kedalaman air didalam stell well. Hookgauge adalah alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Pencatat intensitas cahaya Total radiasi di ukur menggunakan matahari penguapan zat cair mengakibatkan sensor menjadi panas sehingga zat cair Gun bellani integrator yang berada di dalam sensor akan menguap, uap air akan mengkondensasi di bagian bawah tabung buret. Untuk mengukur radisi Alat ini memiliki sensor sun trecker matahari yang akan mengetahui arah matahari.alat ini akan mengukur Automatic solar lansung radiasi yang di hasilkan oleh radiation station matahari tanpa penghalang awan. Alat ini juga di lengkapi dengan penangkap sinar pantulan. Untuk mengukur curah hujan Saat hujan sensor alat ini otomatis terbuka dan menampung air, jika tidak hujan maka alat ini tertutup, bagian Automatic rain sampler yang tidak tertutup adalah cadangan penambungan jika sensor alat ini tidak berfungsi.



8.



Anemometer 10 meter



9.



Campbell stokes



10. Lysimeter



Alat pengukur kecepatan Kecepatan dapat diukur dengan tiga angin dan besarnya tekanan buah mangkok (cups) yang letaknya angin tersebut sejajar dengan vane arah Timur – Barat. Dimana pencatatan arah angin terdapat 8 arah mata angin, dengan satuan knots (1 knots = 1,8 km/jam). Arah angina yang dimaksud alahan arah darimana angina tersebut berhembus Untuk merekam lamanya Bola Kaca yang berada pada Campbell penyinaran matahari. Stokes berdiameter 15 cm, dan berada pada ketinggian 120 cm diatas permukaan tanah, dengan diameter yang dirancang untuk memfokuskan sinar matahari ke kertas pias yang dipasang dibelakang bola kaca, fungsinya adalah untuk memungkinkan merekam lamanya penyinaran matahari dengan cara membakar kertas pias saat matahari menyinari bola kaca tersebut, jadi dapat diketahui lamanya penyinaran matahari dalam satu hari Alat untuk mengukur Untuk pengukuran dilakukan dengan evapotranspirasisebidang manual atau menggunakan keran, cara tanah kerjanya diamati sekali saja dengan menyiram air 10 liter kedalam bejana, kemudian keesokan harinya diukur melalui keran dan ditampung dengan



11. Ombrometer hellman



12.



gelas ukur. Untuk pengukuran curah Hujan akan masuk melalui corong dan hujan dan jumlah curah hujan tertampung dalam tabung dan alat ini pada satuan tertentu akan mencatat volume air pada kertas putih.



Alat untuk kecepatan angin Anenometer



13.



Barometer



14.



Temperatur tanah Dengan vegetasi



mengukur Angin yang tertiup akan membuat anemometer berputar dan kecepatan angin akan di tunjukan oleh spidometer yang tertera pada alat tersebut.



Alat yang di gunakan untuk . Barometer diletakkan dengan cara mengukur tekanan udara digantung pada dinding ruangan yang dalam peramalan cuaca tanpa gangguan udara, seperti A.C. Ketinggian alat ini adalah 160 cm diatas lantai ruangan.



Untuk mengukur atau mengamati suhu tanah dalam kedalaman 0 cm,5 cm,10cm,20cm,50cm,100cm.



Karena kedalaman tanah berbeda, suhu yang akan kita dapati, sebab setiap kedalaman yang kita ukur suhu di permukaan tanah dan kedalaman tanah itu berbeda – beda tergantung panas matahari yang didapatkannya seperti Suhu maksimum di atmosfer terjadi pada sekitar jam 13.00, sedangkan suhu maksimum di dalam



15.



Cup counter



16. Penakar hujan manual (observasi)



tanah akan terjadi setelah waktu suhu maksimum udara. Suhu maksimum tanah untuk kedalaman 5 cm terjadi pada jam 14.00, untuk kedalaman 10 cm terjadi pada jam 15.30 dan untuk kedalaman tanah 20 cm terjadi pada jam 18.00 atau lewat. Suhu minimum di atmosfer terjadi setelah matahari terbit yaitu sekitar jam 06.00 pagi hari sedangkan suhu minimum didalam tanah akan mengalami keterlambatan. Untuk kedalaman 5 cm suhu minimum terjadi pada jam 08.00, untuk kedalaman 10 cm terjadi pada jam 09.00 dan untuk kedalaman 20 cm terjadi pada jam 11.00. Mengukur kecepatan rata-rata Cup Counter anemometer 2 meter angin terdiri dari 3 buah mangkok, dipasang simetris pada sumbu vertical, dengan ketinggian 2 meter diata permukaan tanah. Pembacaan alat ini dengan angka satuan 6 digit, bila cup berputar maka angka itu akan naik bertambah. Mengukur curah hujan saja system kerjanya sederhana, bila terjadi dalam satuan mm hujan, maka hujan akan masuk kedalam gelas ukur yang ukuran maksimalnya 25 mm, jadi setiap selesai hujan petugas langsung mengukur curah hujan pada gelas ukur



tersebut, 1 mm air pada gelas ukur, sama dengan 1 liter air pada luasan 1 m2 bidang dengan catatan tanpa infiltrasi dan runoff. Jadibila gelas ukur penuh terisi air 25 mm maka akan dipastikan akan banjir besar dan itu hamper tidak mungkin bila keadaan yang biasa. Untuk mengukur suhu tanah Suhu tanah diukur dengan beberapa gundul variasi kedalaman dan diamati pada saat tertentu



17.



Termometer tanah gundul (tanpa vegetasi)



C. Kritik dan Saran terhadap Praktikum Agroklimatologi Kritik: dalam beberapa kali pertemuan, ada dari rekan” praktikan yang kurang jelas suara asisten pada saat menjelaskan materi ditambah kelas kami yang terlalu banyak anggotanya dan ruangan praktikumnya yang kurang memadai. Saran: sebaiknya ruangan praktikum agroklimat tersendiri.



Terimakasih kepada asisten yang telah memberikan kami ilmu mengenai agroklimatologi dan maaf, selama praktikum saya salah dalam tingkah dan perkataan. Sekali lagi terimakasih untuk asisten, dan sukses selalu.