Laporan Ekskursi Gs Awalludin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN EKSKURSI GEOLOGI STRUKTUR DAERAH PASAR MUARA SIAU, KECAMATAN MUARA SIAU, KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI



AWALLUDIN F1D117024



PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI 2018



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Struktur ini. Laporan ini disusun guna untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Praktikum Geologi Struktur di Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Negeri Jambi. Sehubungan dengan selesainya penyusunan Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Struktur ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih atas bimbingan serta materi yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Geologi Struktur serta pihak-pihak yang telah membantu dalam proses dan penyelesaian laporan ini. Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis selalu terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan yang dibuat oleh penulis selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Ekskursi Lapangan Geologi Struktur ini memberi informasi bagi semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Jambi, 2 Desember 2018



Penyusun



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



i



HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN EKSKURSI GEOLOGI STRUKTUR DAERAH PASAR MUARA SIAU, KECAMATAN MUARA SIAU, KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Geologi Struktur Program Studi Teknik Pertambangan



AWALLUDIN F1D117024 Diketahui oleh, Dosen Pengampu



Aditya Denny Prabawa, S.T., M.T. 201809071001/1809071001



Dikoreksi oleh, Asisten 1



Asisten 2



Nama



Nama



NIM



NIM Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



ii



DAFTAR ISI COVER KATA PENGANTAR........................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................…………ii DAFTAR ISI......................................................................................................………...iii DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iv DAFTAR TABEL............................................................................................................v DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................vi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang..............................................................................................1 1.2. Maksud dan Tujuan......................................................................................1 1.3. Waktu dan Tempat.........................................................................................1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Geologi Regional………………………................................................................2 2.2. Dasar Teori…..………………………..................................................................5 BAB III METODOLOGI 3.1. Objek Ekskursi.............................................................................................8 3.2. Alat dan Bahan………....................................................................................8 3.3. Metode Ekskursi..……....................................................................................8 3.3. Tahap Ekskursi…..….....................................................................................9 BAB IV. DATA DAN HASIL ANALISIS 4.1 Data Pengukuran….……………………………………..........................................11 4.2 Hasil Analisis……..…………………………………...............................................11 BAB V. PEMBAHASAN................................................................................................12 BAB VI. KESIMPULAN.................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14 LAMPIRAN..................................................................................................................15



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



iii



DAFTAR GAMBAR



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



iv



DAFTAR TABEL



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



v



DAFTAR LAMPIRAN



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



vi



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari deformasi. Adapun deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya yang bekerja dari didalam bumi. Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukkannya. Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk, susunan, atau struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau susunan internal yang lain. Untuk memahami struktur geologi yang ada dan bagaimana proses terjadinya maka sangatlah perlu diadakan pengamatan secara langsung. Adapun manfaat dalam praktek dilapangan analisa kekar dan analisa sesar maupun lipatan yaitu agar mempermudah praktikan dalam menentukan dan dalam melihat arah umum yang didapat dengan menggunakan metode diagram kipas, diagram roset, dan diagram kontur saat dilapangan. 1.2 Maksud dan tujuan Adapun maksud dan tujuan diadakannya praktikum lapangan ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui cara mengukur kekar dan menentukan arah umum kekar yang terdapat di lapangan.



2. Mengenali serta dapat menentukan pergerakan sesar, baik secara langsung dilapangan maupun secara stereografis. 3. Dapat mengetahui jenis-jenis struktur geologi yang terdapat di daerah Muara Siau, Merangin, Jambi. 4. Dapat menganalisis suatu deformasi yang ada di daerah Muara Siau. 1.3 Waktu dan tempat Ekskursi Lapangan Geologi Struktur ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 29 November 2018 berangkat dari kampus Universitas Jambi Gedung Mendalo pukul 20.00 WIB sampai 02.00 WIB tanggal 30 November 2018, yang berlokasi di Masjid Agung Bangko. Keberangkatan ke lokasi dari pukul 06.00 WIB dari masjid kelokasi ekskursi. Tiba Bedeng Rejo pukul 08.00 WIB dan tiba dilapangan daerah Muara Siau pukul 10.00 WIB. Melakukan kegiatan di lapangan lebih kurang 6 jam. Pulang dari lapangan pukul 16.00 WIB sampai di Jambi pada pukul 01.00 WIB tanggal 1 Desember 2018.



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



1



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Regional 2.1.1 Fisiografi Pulau Sumatera memiliki luas daerah bersekitar 435.000 Km2. Dengan panjang 1650 Km , l00-200 km didaerah utara dan 350 km dibagian selatan. Pulau Sumatera memiliki orientasi barat-laut yang terbentang pada ekstensi lempeng benua Eurasia. Trendline utama dari



Pulau Sumatera ini



cukup sederhana,



dimana



dibagian



belakangnya di bentuk oleh pegunungan barisan yang berada di bagian barat (Van Bemmelen, 1949). Menurut Van Bemmelen, 1949 Pulau Sumatera terletak di sebelah barat daya dari kontien paparan sunda dan merupakan jalur konvergen antara lempeng HindiaAustralia yang menyusup di sebelah barat lempeng Paparan Sunda. Hasil dari konvergen ini menghasilkan subduksi di sepanjang palung sunda dan pergerakan lateral menganan dari sistem sesar Sumatra. Menurut Van bemmelen, 1949 pulau sumatera terbagi kedalam 3 zona yaitu : 1. Perbukitan barisan 2. Zona sesarsemangko 3. Struktur kelurusan Zona perbukkitan barisan merupakan satu zona perbukitan yang memanjang dengan arah orientasi tenggara-barat laut dengan Panjang ±1.650 km dengan lebar 100 km. Puncak tinggian dari zona ini adalah Puncak Inderapura yang berada di Gunung Kerinci dengan ketinggian ±3.800m. Pola ini di interprsentasi sebagai zona yang terisolasi dengan bentuk akibat geotonik sistem pergunungan sunda yang awalnya memiliki arah tenggara-barat laut menjadi barat – timur yang berada di pualu jawa. Pada umumnya zona ini berasosiasi dengan gunung berapi aktif yang berada di jalur bukit barisan. Bukit tiga puluh merupakan satu zona yang terisilasi dengan bentuk morfologi yang telah mengalami rendahan kearah timur, morfologi berbentuk kubah atau tinggian dari bagian sesar turun ataupun tinggian dari bagian sesar turun atau disebut dengan horst dengan Panjang zona 90 Km dengan lebar 40 Km dengan puncak tertinggi mencapai 722m di cengembum “tjengeembun” ( van bemmelen,1949). Zona sesar sumtera atau zona sesar semangko adalah zona yang memiliki pola memanjang dimana pola zona ini mengikuti fisiografi dari bukit barisan, dimana zona ini merupakan geoantlikin yang memanjang dengan bentuk depresi, zona ini memanjang di mulai dengan semangko (sumatera selatan- lampung). Daerah puncak dari zona ini hingga kebagian barat laut di kota radja aceh yang merupakan suatu lembah batas akhir dari zona ini. Sesar sianok yang merupakan segmen dari zona sesar ini, terekam di daerah ngarai sianok, bukittinggi, sumatera barat (Van Bemmelen, 1949).



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



2



Sisi barat dari barisan geanticline yang membentang kebarat zona semangko agak teratur terbentuk di daerah selatan pegunungan, selatan padang. Dibagian selatan ini sepanjang sisi barat terbentuk oleh blok kerak yang telah miring kearah Samudra hindia, sementara tepi timur lautnya yang tinggi terbentuk disepanjang zona semangko. Blok yang miring ini, yang di sebut blok benkulen, dapat dibandingkan dengan gunung selatan jawa, yang merupakan blok-blok yang miring kearah lautan dan membentuk tebing dari geantiklin jawa (Van bemmelen,1949). Sedangkan menurut Tobler, 1917 pada Van Bemmelen 1949 berdasarkan tektonik serta morfologi (dari tenggara-baratdaya) pulau sumatera terbagi menjadi 6 zona sebagai beritkut : 1. Zona dataran alluvial pantai timur 2. Zona dataran rendah bergolombang dan pegunungan tiga puluh 3. Zona depresi subbarisan 4. Zona pegunungan barisan depan 5. Zona perbukitan barisan 6. Zona dataran alluvial pantai barat.



Gambar 2. Fisiografi Regional (dimodifikasi dari Van Bemmelen, 1949) 2.1.2 Tektonik dan Struktur Geologi Pulau Sumatra terletak di baratdaya dari Kontinen Sundaland dan merupakan jalur konvergensi antara Lempeng Hindia-Australia yang menyusup disebelah barat Lempeng Eurasia/Sundaland. Konvergensi lempeng menghasilkan subduksi sepanjang Palung Sunda dan pergerakan lateral menganan dari Sistem Sesar Sumatra (Van Bemmelen, 1949.) Struktur Geologi di daerah penelitian berupa sesar, kelurusan. Foliasi dan kekar, regional yang memiliki arah barat laut-tenggara dan arah penunjaman barat lauttenggara. Jenis sesarnya adalah sesar mendatar dan naik ke kanan pada batuan



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



3



sedimen terubahkan dari Mengkarang dan Formasi Peneta dan intrusi Pratersier. Lipatan dapat dideteksi di Formasi Kasai yang berumur Plio-Pleistosen. Sementara itu, foliasi pada umumnya ditemukan pada batuan terubahkan Formasi Mengkarang dan Formasi Peneta, sedangkan kekar ditemukian pada batuan sedimen terubahkan dan batuan intrusive berumur Pratersier. Pada



Permian



batugamping



awal



terumbu



ditunjukkan



Formasi



oleh



Mengkarang



pengendapan dengan



sedimen



sisipan



klastik



sedimen



dan



klastik



volkanogenik diikuti oleh batuan sedimen Formasi Telukwang dan Anggota Batuimpi. Lingkungan pengendapan sedimentasi formasi tersebut berada disepanjang tepi benua hingga laut dangkal, bersamaan dengan aktivitas vulkanik andesitik-basaltik dari Formasi Palepat selain dari produk batuan lava dan klastik. Aktivitas ini ditafsirkan berkaitan dengan subduksi. Berdasarkan analisis paleomagnetism, Formasi Mengkarang diendapkan pada 30o N (Wahyono et al, 1996 dalam Aspiring Geopark Merangin, 2013), dan mengalami rotasi searah jarum jam sejak Permian. Diakhir Trias-Awal Jura, intrusi Granit Tantan ke dalam batuan Pemian terjadi dan metamorfosis tingkat rendah terjadi secara regional. Permukaan laut naik di Jura Tengah Hingga Kapur Awal, Akhir Jura diindikasikan dengan pembentukan gundukan lumpur batugamping Formasi Mersip, dan pada awal Akhir Jura hingga Kapur Awal ditandai dengan pengendapan butiran halus klastik Formasi Peneta. Intrusi Granit Arai di Kapur Tengah ke Formasi Asai, Mersip, dan Peneta diikuti oleh deformasi, pengangkatan, dan metamorfisme rendah fomasi. Aktivitas tektonik ini juga diikuti dengan penggabungan Blok Mengkarang dan Blok Peneta dalam sebuh kontak sesar naik secara tektonik pada Kapur Akhir. Tektonik pada Miosen Tengah-Awal Pliosen ditunjukkan oleh pengangkatan Bukit Barisan. Di cekungan belakang busur sedimentasi Formasi Muaraenim berlangsung pada lingkungan transgresi dan regresi. Kemudian, aktivitas tektonik dalam waktu PlioPleistosen, seluruh daerah terangkat diikuti oleh erosi, dan sesar mendatar kekanan dengan arah barat laut-tenggara dan juga terlipat. Dalam waktu yang sama dari aktivitas tektonik ini sedimentasi dari gunung api-klastik Formasi Kasai terjadi (Kementrian ESDM, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif & Kemendikbud, 2013). 2.1.3 Stratigrafi Di daerah penelitian menurut Suwarna dkk (1992) secara statigrafi terdapat 2 (dua) formasi, yaitu Breksi Gunung Api-Tuf (Qhv) dan Asai (Ja). Berikut merupakan urutan Formasi dari tua ke muda: Formasi Asai (Ja) Terdiri dari perselingan batupasir malih, batusabak, filit, batulanau terkersikkan, grewake dan batugamping. Terdapat sekis, genes, kuarsit dan batutanduk secara setempat. Terdapat ubahan mineral epidot-klorit-pirit pada batusabak sebagai akibat dari intrusi granit aria (Kgra). Diendapkan di lingkungan laut flysch. Di sungai Asai



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



4



diterobos oleh Granit Arai (Kgra), kebanyakan kontak setempat dan tersesarkan. Secara regional dapat dikorelasikan dengan Formasi Siguntur pada lembar painan (Rosidi, dkk. 1976). Dibeberapa tempat terlipatkan, berubah bentuk. Diduga proses malihan ini terjadi pada akhir jura (Suwarna, dkk. 1992). Breksi Gunung Api-Tuf (Qhv) Terdiri dari Litologi pada satuan Breksi Gunung Api-Tuf ini berupa Tuf, breksi lahar dan lava bersusunan andesit sampai basalt sumber Gunung Masurai (Qhvm), Gunung Hulonilo (Qhvh), Gunung Sumbing (Qhvs). Batuan Gunungapi-Tuf (Qhv) berumur kuarter terendapkan tidak selaras dengan Formasi Asai (Ja) (Suwarna, dkk. 1992).



Gambar 3. Peta Geologi Regional Daerah Penelitian Lembar Sarolangun Bangko (Suwarna, 1992) 2.2 DasarTeori 2.2.1 Struktur Geologi Pulau Sumatra terletak di baratdaya dari Kontinen Sundaland dan merupakan jalur konvergensi antara Lempeng Hindia-Australia yang menyusup disebelah barat Lempeng Eurasia/Sundaland. Konvergensi lempeng menghasilkan subduksi sepanjang Palung Sunda dan pergerakan lateral menganan dari Sistem Sesar Sumatra (Van Bemmelen, 1949.) Struktur Geologi di daerah penelitian berupa sesar, kelurusan. Foliasi dan kekar, regional yang memiliki arah barat laut-tenggara dan arah penunjaman barat lauttenggara. Jenis sesarnya adalah sesar mendatar dan naik ke kanan pada batuan sedimen terubahkan dari Mengkarang dan Formasi Peneta dan intrusi Pratersier. Lipatan dapat dideteksi di Formasi Kasai yang berumur Plio-Pleistosen. Sementara itu,



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



5



foliasi pada umumnya ditemukan pada batuan terubahkan Formasi Mengkarang dan Formasi Peneta, sedangkan kekar ditemukian pada batuan sedimen terubahkan dan batuan intrusive berumur Pratersier. Pada



Permian



batugamping



awal



terumbu



ditunjukkan



Formasi



oleh



Mengkarang



pengendapan dengan



sedimen



sisipan



klastik



sedimen



dan



klastik



volkanogenik diikuti oleh batuan sedimen Formasi Telukwang dan Anggota Batuimpi. Lingkungan pengendapan sedimentasi formasi tersebut berada disepanjang tepi benua hingga laut dangkal, bersamaan dengan aktivitas vulkanik andesitik-basaltik dari Formasi Palepat selain dari produk batuan lava dan klastik. Aktivitas ini ditafsirkan berkaitan dengan subduksi. Berdasarkan analisis paleomagnetism, Formasi Mengkarang diendapkan pada 30o N (Wahyono et al, 1996 dalam Aspiring Geopark Merangin, 2013), dan mengalami rotasi searah jarum jam sejak Permian. Diakhir Trias-Awal Jura, intrusi Granit Tantan ke dalam batuan Pemian terjadi dan metamorfosis tingkat rendah terjadi secara regional. Permukaan laut naik di Jura Tengah Hingga Kapur Awal, Akhir Jura diindikasikan dengan pembentukan gundukan lumpur batugamping Formasi Mersip, dan pada awal Akhir Jura hingga Kapur Awal ditandai dengan pengendapan butiran halus klastik Formasi Peneta. Intrusi Granit Arai di Kapur Tengah ke Formasi Asai, Mersip, dan Peneta diikuti oleh deformasi, pengangkatan, dan metamorfisme rendah fomasi. Aktivitas tektonik ini juga diikuti dengan penggabungan Blok Mengkarang dan Blok Peneta dalam sebuh kontak sesar naik secara tektonik pada Kapur Akhir. Tektonik pada Miosen Tengah-Awal Pliosen ditunjukkan oleh pengangkatan Bukit Barisan. Di cekungan belakang busur sedimentasi Formasi Muaraenim berlangsung pada lingkungan transgresi dan regresi. Kemudian, aktivitas tektonik dalam waktu PlioPleistosen, seluruh daerah terangkat diikuti oleh erosi, dan sesar mendatar kekanan dengan arah barat laut-tenggara dan juga terlipat. Dalam waktu yang sama dari aktivitas tektonik ini sedimentasi dari gunung api-klastik Formasi Kasai terjadi (Kementrian ESDM, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif & Kemendikbud, 2013). 2.2.2 Kekar Kekar adalah pemecahan atau pemisahan dalam formasi geologis, seperti sesar, yang membelah batuan menjadi kepingan-kepingan. Kekar kadang-kadang dapat membentuk retakan yang dalam dan lebar di dalam batuan. Kekar biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan batu untuk menahan tekanan yang terlalu besar. Akibatnya, batuan mengalami keretakan di titik terlemahnya. Perbedaan mendasar antara kekar dengan sesar, adalah ukurannya.. Kekar berukuran sangat kecil bila dibandingkan dengan sesar. Dan kekar dapat terjadi di hamper semua jenis batuan. Selain itu, kekar hamper tidak atau



bahkan sama sekali tidak mengalami perpindahan karena pada



dasarnya kekar terbentuk di batuan yang tidak terpisah Suharyadi (2004). 2.2.3 Sesar



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



6



Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang memperlihatkan pergeseran. Patahan / sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang garis lurus translasi atau berputar (rotasi). Pergeseran dapat berkisar dari beberapa milimeter sampai ratusan meter dan panjangnya



dapat



mencapai



sekitar



beberapa



desimeter



hingga



ribuan



meter



(Sugiharyanto, 2007). Bidang sesar (fault plane) adalah suatu bidang sepanjang rekahan dalam batuan yang tergeserkan. Jurus sesar (strike) adalah arah dari suatu garis horizontal yang merupakan perpotongan antara bidang sesar dengan bidang horizontal. Kemiringan sesar (dip) adalah sudut antara bidang sesar dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus jurus sesar. Atap sesar (hanging wall) adalah blok yang terletak diatas bidang sesar apabila bidang sesarnya tidak vertikal. Kaki sesar (foot wall) adalah blok yang terletak dibawah bidang sesar. Hade adalah sudut antara garis vertikal dengan bidang sesar dan merupakan penyiku dari dip sesar. Heave adalah komponen horizontal dari slip/separation, diukur pada bidang vertikal yang tegak lurus jurus sesar. Throw adalah komponen vertikal dari slip/separation diukur pada bidang vertikal yang tegak lurus jurus



sesar.



Slickensides



memperlihatkan



yaitu



pertumbuhan



kenampakan mineral







pada mineral



permukaan fibrous



sesar yang



yang sejajar



(Bemmelem,V.1949). 2.2.4 Lipatan Lipatan adalah bentuk deformasi batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga



batuan



bergerak



dari



kedudukan



semula



membentuk



lengkungan.



Berdasarkan bentuk lengkungannya lipatan terbagi menjadi Sinklin dan Antiklin. Sinklin yaitu bentuk lipatan yang cekung ke arah bawah sedangkan Antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas. Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan dua proses, yaitu bending (melengkung) dan bucking (melipat). Pada gejala bucking gaya yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisannya, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisannya (Ruhimat. 2006). Berdasarkan bentuknya, lipatan yang kemiringan bidang sayapnya menuju kearah yang berlawanan, disebut antiklin dan synform, kemiringan bidang sayapnya menuju ke satu arah, disebut sebagai sinklin. Kedudukan lipatan dinyatakan dari kedudukan sumbu lipatan (Hadisurya. 2004). Pada umumnya hampir semua lipatan terdiri lebih dari satu permukaan, untuk ini diperlukan cara untuk membahas hubungan antara ruang dan geometri dalam bidang – bidang lengkung yang membentuk lipatan. Tempat kedudukan semua hinge line, yang disebut sebagai hinge surface, merupakan unsur yang penting. Bidang permukaan ini seringkali dianggap sama dengan bidang sumbu (axial plane) atau axial surface, akan tetapi tidak berhubungan langsung dengan sumbu. Oleh karena itu sesuai disebut sebagai hinge surface (Maynard. 1974).



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



7



BAB III METODOLOGI 3.1 Objek Ekskursi Adapun objek yang diteliti pada pelaksanaan ekskursi ini ialah singkapan di desa Muara Siau, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Objek ini memiliki struktur berupa lipatan, sesar dan kekar sebagai berikut: 1. Pengukuran kekar 2. Pengukuran sesar 3. Pengukuran lipatan 3.2 Alat dan bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1. Clipboard 2. Alat tulis 3. Plastik sampel 4. Kompas geologi 5. Palu geologi 6. Peta 7. Kertas hvs A4 8. Komparator batuan sedimen dan batuan sedimen 9. Kamera 3.3 Metode Ekskursi 1. Analisis Kekar 1. Disiapkan Kompas Geologi kemudian tentukan dan lakukan pengukuran terhadap kekar gerus dan kekar tarik. 2. Digunakan bidang bantu (Clipboard) dan kompas geologi untuk menentukan jurus dan kemiringan dari kekar. 3. Dilakukan tahapan no 2 hingga terkumpul data sebanyak 20 data. 4. Diolah data dengan menggunakan analisa 1 dan 2 parameter dan metode stereografis. B. Analisis Sesar 1. Diamati singkapan tersebut, kemudian dicari zona breksiasi yang dihasilkan oleh sesar. 2. Ditentukan arah utara kemudian disiapkan kompas geologi untuk menentukan arah bearing dan plunge. 3. Ditentukan arah gores garis dan rake pada zona breksiasi 4. Dianalisa dengan metode stereografis dan metode Rickaard C. Analisis Lipatan 1. Diamati daerah sekitar atau morfologinya



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



8



2. Disiapkan kompas geologi dan dilakukan pengukuran untuk menentukan arah jurus dan kemiringan lipatan 3. Dilakukan langkah diatas hingga didapatkan hasil sebanyak 6 arah jurus dan kemiringan 4. Dilakukan analisis dengan metode kink. 3.4 Tahap Ekskursi 1. Tahap pendahuluan Tahap ini meliputi perencanaan dan persiapan kegiatan praktikum lapangan, persiapan alat dan persiapan bahan serta kesehatan fisik. 2. Tahap Pengambilan Data Tahap ini meliputi kegiatan dilapangan, dimana kegiatan yang di maksud yaitu pengumpulan data geologi di lapangan yang meliputi lokasi pengamatan, pencatatan



keadaan



geomorfologi,



litologi,



pengambilan



sampel,



serta



sebelum



tahap



dokumentasi. 3. Tahap Analisis Tahap



ini



meliputianalisis



hasil



dari



kegiatan



lapangan



pembuatan laporan. 4. Tahap Penyusunan Laporan Tahap ini meliputi pembuatan laporan sementara maupun laporan utama. Dalam kegiatan ekskursi lapangan ini, tahap ini merupakan tahap akhir dalam ekskursi lapangan.



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



9



Diagram Alir Orientasi Praktikum Lapangan Geologi Struktur Tabel 1.2 Skema Kerja



PERSIAPAN



Pelaksanaan



Penjelasan dan pemberian materi awal



Penggambaran Geomorfologi



Pengamatan langsung



Analisis



Penentuan titik koordinat awal



Pengambilan data : 1. PengukuranPanj angSingkapan 2. Pengukuran Strike/Dip 3. Pengambilan Sampel 4. DeskripsiBatuan 5. MembuatSketsa Kasar



Dokumentasi



Selesai



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



10



BAB IV DATA DAN HASIL ANALISIS 4.1 Data Pengukuran 4.1.1 Data Pengukuran Kekar 1. Data Shear Strike/Dip N 345OE/54O



N 140OE/81O



N 275OE/61O



N 86OE/73O



N 351OE/53O



N 101OE/76O



N 273OE/54O



N 154OE/87O



N 338OE/54O



N 145OE/81O



N 274OE/85O



N 97OE/76O



N 342OE/56O



N 141OE/80O



N 287OE/55O



N 85OE/78O



N 327OE/42O



N 158OE/80O



N 85OE/78O



N 89OE/83O



2. Data Gash Strike/Dip N 319OE/57O



N 324OE/72O



N 148OE/57O



N 293OE/75O



N 320OE/41O



N 310OE/72O



N 330OE/49O



N 313OE/84O



N 322OE/72O



N 313OE/71O



3. Data Breaksiasi Strike N 325OE



N 335OE



N 324OE



N 337OE



N 316OE



N 322OE



N 322OE



N 335OE



N 338OE



N 279OE



4.1.2 Data Pengukuran Sesar Strike



Dip



Bearing



Plunge



Rake



N 46oE



35o



N 90oE



27o



35o



4.1.3 Data Pengukuran Lipatan Strike/Dip



Azimuth



N 128OE/58O



275O



N 313OE/45O N 145OE/49O N 305OE/72O



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



11



4.2 HasilAnalisis HasilAnalisisKekar HasilAnalisisSesar HasilAnalisisLipatan Semuahasilanalisisdibuatseperticontoh di bawahini :



Note :Analisa Stereografis yang ditampilkan harus dibuat ulang menggunakan corel atau aplikasi lainnya dan semua foto harus di beri penjelasan seperti contoh di atas.



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



12



BAB V PEMBAHASAN Ekskursi geologi struktur ini dilakukan untuk memenuhi suatu syarat dari sebuah praktikum geologi struktur. Daerah yang digunakan pada saat pengambilan data yaitu desa rantau panjang kecematan muara siau kabupaten merangin dan provinsi jambi. Dimana pada ekskursi ini dilakukan untuk penerapan pengukuran secara langsung yang ada dilapangan. Adapun data yang akan dicari pada saat akan melakukan pengukuran ini yaitu kekar, sesar dan lipatan. Pada saat akan pengambilan data dibagi menjadi 3 top site dimana pada setiap top site ini memiliki pengukuran yang berbeda. Pada top site pertama pengukuran atau pengambilan data yang dilakukan yaitu sesar. Top site kedua data yang akan diambil yaitu data kekar dimana pada saat pengambilan data digunakan kompas sebagai alat mencari nilai ukur yang terdapat disana. Top site ketiga pada top site ini menjelaskan tentang lipatan. Data kekar yang terdapat pada desa rantau panjang kecematan muara siau yaitu kekar gerus dan kekar tarik. Dimana kekar gerus ini bisa juga disebut dengan shear fracture dimana pada kekar ini selalu terdapat berpasangan berbeda dengan kekar tarik atau disebut dengan gash fracture dimana pada kekar ini umumnya tidak berpasangan (tunggal). Pada gash fracture ini umumnya terdapat pada kekar yang terisi oleh mineral ini disebabkan karena kekar ini merupakan kekar terbuka, sehingga menyebabkan kekar ini dapat terisi oleh mineral yang ada disekitar area gash fracture. Pada saat akan melakukan analisis kekar satu parameter menggunakan tiga diagram yaitu diagram kipas, diagram roset dan histogram. Pada diagram ini data yang digunakan itu sama hanya saja proses dalam pembuatannya itu berbeda. Dimana seperti diketahui bahwa pada saat pembuatan diagram kipas dan roset itu hampir sama hanya saja yang membedakan kedua diagram ini jika diagram kipas setengah lingkaran sedangkan diagram roset satu lingkaran. Dari ketiga diagram ini kita dapat mengetahui arah umum yang didapat pada data kekar yang ada. Analisis kekar dua parameter yaitu menggunakan diagram kontur. Data yang digunakan adalah data pengukuran kekar yang diplotkan kedalam polar equal area. Dimana pada proses pembuatan menggunakan dua parameter ini hampir sama dengan satu parameter. Sesar merupakan suatu rekahan yang telah mengalami pergerakan dimana pergerakan tersebut tidak menentu tergantung pada gaya atau terikan. Sesar ada tiga jenis yaitu yaitu sesar turun, sesar naik, dan sesar mendatar. Dimana seperti diketahui dalam menentukan sesar dibutuhkan beberapa data dimana pada data tersebut dapat membantu dalam mencari sesar yang terjadi disana. Adapun data yang perlu dicari disana yaitu zona breksiasi (gores-garis). Dimana dalam menentukan zona gores – garis itu sangatlah sulit karena pada zona tersebut tidak dapat dilihat oleh kasat mata.



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



13



Lipatan adalah depormasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batua bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan. Pada pengukuran lipatan ini memiliki dua data dimana pada data tersebut memiliki sayap kiri serta sayap kanan. Pada pengukurannya pun hampir sama dengan pengukuran shear. Alat yang digunakan yaitu kompas serta clipboard. Lipatan ada dua jenis yaitu lipatan antiklin dan lipatan sinklin.



Gambar Peta Geologi Lembar Sarolangun Sumatra



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



14



BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan 1. Untuk penentuan arah umum dari masing masing struktur geologi yang telah diukur maka dapat diketahui setelah melakukan analisis dengan menggunakan metode stereografi.



2. Mengenali serta menentukan pergeseran sesar dilapangan dapat diketahui dari posisi hanging wall dan foot wall. Sedangkan secara stereografis dapat diketahui dengan cara analisis data sesar. 3. Strruktur geologi yang ada pada daerah Muara Siau ini ialah kekar, sesar, dan juga lipatan sesuai kegiatan yang telah dilakukan. 4. Untuk menganalisa suatu deformasi, diperlukan data yang lengkap, seperti terdapat gore garis, zona breksiasi sehingga diketahui bahwa singkapan tersebut merupakan sesar.



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



15



DAFTAR PUSTAKA Bemmelem,V. 1949. The Geology of Indonesian. Government Printing Office, the Hague. Hadisurya, Dading. 2004. Buku Catatan Geologi Struktur. Yogyakarta : Jurusan Teknik Pertambangan, UPN. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ESDM. 2013. Aspiring National Geopark Of Merangin Jambi. Maynard, Christopher. 1974. Planet Earth. London : Grisewood & Dempsey Ltd. Ruhimat. M. 2003. Bentuk Muka Bumi. Jakarta: Erlangga. Sugiharyanto. 2007. Geografi Bentuk Muka Bumi. Jakarta : Yudhistira Suharyadi. 2004. Dasar-dasar Geologi Struktur. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Suwarna, dkk. 1992. Petageologi Lembar Sarolangun Bangko. Pusat Penelitaian dan Pengembangan Geologi : Bandung. Van Bemmelen, R .W . 1949. Geology of Indonesia. Volume IA. Martinus Nijhof: Den Haag, Belanda



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



16



LAMPIRAN



Laporan Ekskursi Geologi Struktur 2018



17