LAPORAN Eksudat & Transudat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II PEMERIKSAAN TRANSUDAT & EKSUDAT



Disusun Oleh : IKA FITRI MAISHAROH NIM.P07134119047



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN ANALIS KESEHATAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III 2021



A. No



: 11



B. Hari,tanggal : Selasa, 26 Oktober 2021 C. Judul



: Pemeriksaan Transudat dan Eksudat



D. Tujuan



:



1. Pemeriksaan Makroskopis Mahasiswa dapat mengetahui transudat atau eksudat pada sampel cairan pleura secara makroskopis 2. Pemeriksaan Glukosa Mahasiswa dapat mengetahui kadar glukosa dalam suatu sampel yang diperiksa 3. Pemeriksaan Protein Mahasiswa dapat mengetahui kadar protein dalam suatu sampel yang diperiksa E. Metode



:



1. Pemeriksaan Makroskopis : manual (visual) 2. Pemeriksaan Glukosa : GOD-PAP Enzimatis 3. Pemeriksaan Protein : photometric kalorimetri test F. Prinsip



:



1. Pemeriksaan Makroskopis



:



a. Pemeriksaan warna : Warna cairan diamati pada ketebalan 7 – 10 cm secara visual dengan cahaya terang b. Pemeriksaan pH : Perubahan warna pada strip bagian pH setelah ditetesi cairan menunjukkan tingkat keasaman cairan c. Pemeriksaan berat jenis (BJ) : Perubahan warna pada strip bagian BJ setelah ditetesi cairan menunjukkan berat jenis cairan d. Pemeriksaan kekeruhan : Kekeruhan cairan diamati pada ketebalan 7–10 cm secara visual dengan cahaya terang e. Rivalta test Seomucin yang terdapat dalam eksudat dan tidak terdapat dalam transudat akan bereaksi dengan asam asetat encer membentuk kekeruhan nyata 2. Pemeriksaan Glukosa :



Penentuan



glukosa



setelah



oksidasi



enzimatik



oleh



glukosa oksidase. Indicator kolorimetri adalah quinoneimine, yang dihasilkan dari 4-aminoantipyrine dan fenol oleh hydrogen peroksida di bawah aksi katalitik peroksidase. 3. Pemeriksaan Protein : Protein membentuk kompleks warna biru ungu dengan ion tembaga dalam larutan basa. absorbansi warna berbanding lurus dengan konsentrasi. G. Dasar Teori



:



Cairan pleura adalah cairan dalam rongga pleura dalam paru –paru. Fungsiya sebagai pelumas. Normalnya cairan pleura sangat sedikit jumlahnya hampir tidak bisa diukur volumenya. Karena kondisi patologis, caiaran jumlahnya meningkat sehingga dapat dianalisa dan akan berupa transudat atau eksudat. Transudat adalah penimbunan cairan dalam rongga serosa sebagai



akibat



karena gangguan keseimbangan cairan dan bukan



merupkan proses radang(tekanan osmosis koloid, stasis dalam kapiler atau



tekanan



hidrostatik,



kerusakan



endotel,



dsb),



sedangkan



eksudat adalah cairan patologis yang berasal dari proses radang.Bila radang terjadi pada pleura, maka cairan radang juga dapat mengisi jaringan sehingga terjadi gelembung, hal ini misalnya terjadi pada kebakaran. Cairan yang terjadi akibat radang mengandung banyak protein sehingga berat jenisnya lebih tinggi daripada plasma normal. Begitu



pula



cairan



radang



ini



dapat



membeku



karena



mengandung fibrinogen. Cairan yang terjadi akibat radang ini disebut eksudat. Jadi sifat-sifat eksudat ialah mengandung lebih banyak protein daripada cairan jaringan normal, berat jenisnya lebih tinggi dan dapat membeku. Cairan jaringan yang terjadi karena hal lain daripada radang, misalnya karena gangguan sirkulasi, mengandung sedikit protein, berat jenisnya rendah dan tidak membeku, cairan ini disebut transudat. Transudat misalnya terjadi pada penderita penyakit jantung. Pada penderita payah jantung , tekanan dalam pembuluh dapat meninggi sehingga cairan keluar dari pembuluh dan masuk ke dalam jaringan.



Eksudat adalah cairan radang ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas 1.020) dan seringkali mengandung protein 2-4 mg % serta



sel-sel



darah



putih



yang



melakukan emigrasi.



Cairan



ini



tertimbun sebagai akibat permeabilitas vascular (yang memungkinkan protein plasma dengan molekul besar dapat terlepas), bertambahnya tekanan



hidrostatik intravascular sebagai akibat aliran lokal yang



meningkat



pula



dan



serentetan



peristiwa



rumit



leukosit



yang



menyebabkan emigrasinya. H. Alat dan Bahan : 1. Alat : a. Mikropipet 100 dan 1000 μl b. Gelas kimia c. Kuvet d. Blue Tip dan Yellow Tip e. Spektrofotometer f.



Stopwatch



2. Bahan : a. Sampel pleura b. Sampel acites c. Sampel LCS d. Reagen glukosa e. Aquadest f.



Reagen protein : 1) R1 : sodium hydroxide dan potassium sodium tartrate 2) R2 : sodium hydroxide, potassium sodium tartrate, potassium iodide dan copper sulphate



g. pH meter h. Asam asetat i. I.



Cara Kerja



Tissue :



1. Pemeriksaan Makroskopis: a. Pemeriksaan warna 1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan



2) Disiapkan masing – masing sampel cairan pada tabung reaksi 3) Diamati warna masing – masing sampel cairan secara visual pada cahaya yang terang b. Pemeriksaan pH 1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2) Diteteskan masing – masing sampel cairan pada strip bagian pH 3) Diamati perubahan warna yang terjadi pada strip 4) Dilihat



hasilnya



dengan



membandingkan



perubahan



warna yang terjadi dengan warna pada wadah strip c. Pemeriksaan berat jenis (BJ) 1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2) Diteteskan masing – masing sampel cairan pada strip bagian berat jenis (BJ) 3) Diamati perubahan warna yang terjadi pada strip 4) Dilihat



hasilnya



dengan



membandingkan



perubahan



warna yang terjadi dengan warna pada wadah strip d. Pemeriksaan kekeruhan 1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2) Disiapkan masing – masing sampel cairan pada tabung reaksi 3) Diamati kekeruhan masing – masing sampel cairan secara visual pada cahaya terang e.



Rivalta test 1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum 2) Dimasukkan 150 ml aquadest ke dalam gelas kimia 3) Ditambahkan 1 tetes asam asetat glasial 4) Dihomogenkan 5) Diteteskan sampel ke dalam larutan 6) Diamati apakah terjadi kekeruhan atau tidak



2. Pemeriksaan Glukosa :



a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum b. Disiapkan kuvet yang telah dibersihkan c. Dipipet kedalam kuvet :



Sampel/standar Dist. Water Reagen d. Dihomogenkan



Blanko 10 µl 1000 µl



Sampel/standar 10µl 1000 µl



e. Diinkubasi selama 20 menit pada suhu 20-25°C atau 10 menit pada suhu 37°C f.



Dibaca absorbansi sampel terhadap blanko sebelum 60 menit



g. Dibersihkan dan dikembalikan alat dan bahan yang telah digunakan 3. Pemeriksaan Protein : a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum b. Dibuat monoreagen dengan mencampur R1 dan R2 dengan perbandingan R1:R2=4:1 c. Disiapkan kuvet yang telah dibersihkan d. Dipipet kedalam kuvet :



Sample/standar Dist. Water Monoreagen e. Dihomogenkan f.



Blanko 20 µl 1000 µl



Sample/standar 20 µl 1000



Diinkubasi selama 5 menit pada suhu 20-25°C



g. Dibaca absorbansi terhadap blanko sebelum 60 menit h. Dibersihkan dan dikembalikan alat dan bahan yang telah digunakan



J. Hasil



:



1. Hasil Pemeriksaan Makroskopis : NO



Pemeriksaan



Acites



Pleura



LCS



1. 2.



Makroskopis Kejernihan Warna



Jernih Tidak berwarna



Keruh Kuning



Jernih Tidak berwarna



3. 4. 5.



pH BJ Makroskopis



7 1.020 Transudat



8 1.020 Eksudat



8 1.010 Transudat



2. Hasil Pemeriksaan Glukosa : NO



Data Pemeriksaan



Acites



Pleura



LCS



1. 2.



Abs Blanko Abs Standar



0,000 A 0,226 A



0,000 A 0,226 A



0,000 A 0,226 A



3. 4.



Abs Sampel Hasil perhitungan



0,145 A 64,16 mg/dl



0,084 A 37,17 mg/dl



0,028 A



12,38 mg/dl



Perhitungan : Acites



Glukosa [mg/dl] =



A sampel × konsentrasi standar (100 A standar



mg/dl) =



0,145 x 100 0,226



= 64,16 mg/dl Pleura



Glukosa [mg/dl] =



A sampel × konsentrasi standar (100 A standar



mg/dl) =



0,084 x 100 0,226



= 37,17 mg/dl LCS



Glukosa [mg/dl] = mg/dl)



A sampel × konsentrasi standar (100 A standar



0,028 x 100 0,226 = 12,38 mg/dl =



3. Hasil Pemeriksaan Protein : NO



Data Pemeriksaan



Acites



Pleura



LCS



1. 2.



Abs Blanko Abs Standar



0,000 A 0,249 A



0,000 A 0,249 A



0,000 A 0,249 A



3. 4.



Abs Sampel Hasil perhitungan



0,018 A 0,36 g/dl



0,300 A 6,02 g/dl



0,012 A



0,24 g/dl



Perhitungan : Acites



Protein [mg/dl] =



A sampel × konsentrasi standar (5 g/dl) A standar 0,018 X5 0,249



=



= 0,36 g/dl Pleura



Protein [mg/dl] =



A sampel × konsentrasi standar (5 g/dl) A standar



=



0,300 X5 0,249



= 6,02 g/dl LCS



Protein [mg/dl] =



A sampel × konsentrasi standar (5 g/dl) A standar



0,012 X5 0,249 = 0,24 g/dl =



K. Nilai rujukan : 1. Pemeriksaan Makroskopis



:



a. Pemeriksaan warna 1) Transudat : Kuning 2) Eksudat



:



Bermacam



penyebabnya)







macam



(tergantung



dari



b. Pemeriksaan pH 1) Transudat : < 7 2) Eksudat : > 7 c. Pemeriksaan berat jenis (BJ) 1) Transudat : 1006 – 1015 2) Eksudat : 1018 – 1030 d. Pemeriksaan kekeruhan 1) Transudat : Jernih 2) Eksudat : Keruh e. Rivalta test 1) Eksudat



: terdapat presipitasi putih (+)



2) Transudat : tidak terdapat presipitasi putih (-) 2. Pemeriksaan Glukosa



: 70 – 115 mg/dl



3. Pemeriksaan Protein



: 6,6 - 8,8 g/dl



L. Pembahasan : Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan transudat dan eksudat yang bertujuan mengidentifikasi cairan apa saja yang termasuk transudat dan eksudat. Pada pemeriksaan kali ini ada 3 sampel cairan yang diperiksa, yaitu cairan pleura, acites dan LCS. Ketiga sampel cairan tersebut, masing - masing dilakukan pemeriksaan makroskopis yang meliputi warna, pH, berat jenis dan kekeruhan. Kemudian dilakukan pemeriksaan rivalta, kadar protein total dan juga glukosa. Transudat merupakan penimbunan cairan dalam rongga serosa sebagai akibat karena gangguan keseimbangan cairan, bukan karena proses



radang.



Sedangkan,



eksudat



merupakan



proses



radang.



Transudat dan eksudat memiliki fungsi sebagai respon tubuh terhadap adanya



gangguan



sirkulasi



dengan



kongesti



pasif



dan



oedema



(transudat) serta adanya inflamasi akibat infeksi bakteri (eksudat). M. Kesimpulan : Berdasarkan praktikum pemeriksaan transudat dan eksudat yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Sampel cairan pleura termasuk eksudat 2. Sampel cairan acites termasuk transudat 3. Sampel cairan LCS termasuk transudat



N. Referensi



:



Amaria, dkk. 2014. Trasnsudat Eksudat. Surabaya: Unesa. Anonim. 2014. Analisis Transudat.Penerbit Erlangga : Surabaya. Ansori, A.K. 2008. Pemeriksaan Transudat Eksudat. Jakarta : Erlangga.