Laporan Kasus Ginekologi Kista Endometriosis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SMF/ BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA



LAPORAN KASUS GINEKOLOGI KISTA ENDOMETRIOSIS



Oleh : Kt Wahyu Ananda Putra, S.Ked. 1108012043



Pembimbing dr. Dewa Putu Sahadewa Sp. OG (K)



DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK SMF/ BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG 2016



Kista Endometriosis Page 1



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini tepat pada waktunya. Laporan kasus yang berjudul “Kista Endometriosis” ini disusun dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik di Bagian SMF Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum W. Z. Yohanes Provinsi Nusa Tenggara Timur Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis. 1. dr. Laurens David Paulus,Sp. OG (K) 2. dr. Dewa Putu Sahadewa Sp. OG (K) 3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan khususnya kepada penulis dan kepada pembaca dalam menjalankan praktek sehari-hari sebagai dokter. Terima kasih. Kupang, Mei 2016



Penulis



Kista Endometriosis Page 2



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Endometriosis adalah kelainan ginekologi jinak yang sering diderita oleh perempuan usia reproduksi yang di tandai dengan adanya glandula dan stroma endometrium di luar letaknya yang normal.(1) Penyakit ini cendrung memberat akibat imbas siklus haid yang berulangulang. Kasus ini menyerang wanita mulai dari remaja , usia reproduksi, hingga pasca menopause, tetapi terjadi secara menonjol pada wanita usia reproduksi dari semua kelompok etnik dan sosial. Endometriosis terjadi ketika suatu jaringan normal dari lapisan uterus yaitu endometrium menyerang organ-organ di rongga pelvis dan tumbuh di sana. Jaringan endometrium yang salah tempat ini menyebabkan iritasi di rongga pelvis dan menimbulkan gejala nyeri serta infertilitas.(2) Jaringan endometriosis memiliki gambaran bercak kecil, datar, gelembung atau flek-flek yang tumbuh di permukaan organ-organ di rongga pelvis. Flek-flek ini bisa berwarna bening, putih, coklat, merah, hitam, atau biru. Endometriosis bisa tumbuh di permukaan ovarium atau menyerang bagian dalam ovarium dan membentuk kista berisi darah yang disebut sebagai kista endometriosis kista coklat. Kista ini disebut kista coklat karena terdapat penumpukan darah berwarna merah coklat hingga gelap. Kista ini bisa berukuran kecil seukuran kacang dan bisa tumbuh lebih besar dari buah anggur. Endometriosis dapat mengiritasi



Kista Endometriosis Page 3



jaringan di sekitarnya dan dapat menyebabkan perlekatan (adhesi) akibat jaringan parut yang ditimbulkannya.(3) Endometriosis terjadi pada 2 sampai 22 % tergantung pada populasinya. Oleh karena berkaitan dengan infertilitas dan rasa sakit di rongga panggul prevalensinya bisa meningkat 20 sampai 50 %. Selain itu banyak sekali penderita endometriosis yang tak – bergejala, sehingga tidak waspada akan keadaanya. Meski endometriosis sering terkaint infertilitas, tetapi banyak pula penderita endometriosis mencapai kehamilan tanpa penanganan, sehingga penyakit itu tidak sempat terdiagnosa.(1) Sampai saat ini penatalaksanaan endometriosis lebih banyak berdasarkan pada keluhan dan gejala pada penderitanya saja tanpa menyentuh sisi patogenesisnya, hal ini karena masih banyak yang belum terungkap pada endometriosis. Penatalaksanaan pada kasus ini terdiri dari 3 bagian, yaitu medikamentosa,



terapi



bedah,



dan



teknologi



reproduksi



berbantu.



Penanganan endometriosis baik secara medikamentosa maupun operatif tidak memberikan hasil yang memuaskan disebabkan patogenesis penyakit tersebut belum terungkap secara tuntas. Keberhasilan penanganan endometriosis hanya dapat dievaluasi saat ini dengan mempergunakan laparoskopi. Laparoskopi merupakan tindakan yang minimal invasif



tetapi



memerlukan



keterampilan



operator, biaya tinggi dan kemungkinan dapat terjadi komplikasi dari yang ringan sampai berat. Alasan yang dikemukakan tadi menyebabkan banyak penderita endometriosis yang tidak mau dilakukan pemeriksaan laparoskopi untuk mengetahui apakah endometriosis sudah berhasil diobati atau tid Kista Endometriosis Page 4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Endometriosis yaitu suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi berada di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar dan stroma, terdapat di dalam endometrium ataupun di luar uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam miometrium disebut adenomiosis, bila brada di luar uterus disebut endometriosis. Pembagian ini sudah tidak dianut lagi, karena secara patologik, klinik, ataupun etiologic adenomiosis berbeda dengan endometriosis. Adenomiosis secara klinis lebih banyak persamaan dengan mioma uteri. Adenomiosis sering ditemukan pada multipara dalam masa premenopause, sedangkan endometriosis terdapat pada wanita yang lebih muda dan yang infertile.(1) Terdapat kurang lebih 15% wanita reproduksi dan pada 30% dari wanita yang mengalami infertilitas. Kebanyakan endometriosis tumbuh di bagian-bagian tertentu pelvis wanita. Lokasi anatomis yang paling umum terkena endometriosis tersebut adalah organ-organ pelvik( ovarium, tubafalopi) pada 60% penderita ovariumnya terlibat, biasanya bilateral. Sisi yang kurang umum adalah kandung kemih, ginjal, serosa kolon sigmoid, rektum, serviks, vagina, vulva , umbilikus, dan kantong hernia inguinal dan organ-organ yang jarang adalah pleura, paru, payudara, parut abdominal, dan daerah perianal.(2) Penampakan kasarnya bisa dalam bentuk luka berupa sebuah peninggian atau kista yang berisi darah baru, merah atau biru-hitam. Karena termakan waktu, luka tersebut berubah menjadi lebih rata dan Kista Endometriosis Page 5



berwarna coklat tua. Ukuran luka dapat berkisar dari luka kecil dari 10 cm. (3)



2.2 Etiologi Beberapa ahli mencoba menerangkan kejadian endometriosis yaitu berupa beberapa teori,antara lain: a. Teori Implantasi dan Regurgitasi. Teori ini menerangkan adanya darah haid yang dapat menjalar dari kavum uteri melalui tuba Falopii, tetapi teori ini tidak dapat menerangkan kasus endometriosis di luar pelvis. b. Teori Metaplasia. Teori ini menerangkan terjadinya metaplasia pada sel-sel coelom yang berubah menjadi endometrium. Perubahan



ini dikatakan sebagai



akibat dari iritasi dan infeksi atau hormonal pada epitel coelom. Secara endokrinologis hal ini benar karena epitel germinativum dari ovarium, endometrium dan peritoneum berasal dari epitel coelom yang sama. c. Teori Induksi. Kelanjutan teori metaplasia, di mana faktor biokimia endogen menginduksi perkembangan sel peritoneal yang tidak berdiferensiasi menjadi jaringan endometrium.(1) 2.3 Faktor-faktor resiko Factor-faktor resiko untuk endometriosis : a. Riwaayat Keluarga Endometriosis b. Menars dini c. Obstruksi mekanis haid pada remaja d. Haid tanpa jeda dan siklus yang tiak teratur. e. Infertilitas f. Usia 25-40 tahun(2) 2.4 Jenis- jenis Endometriosis Berdasarkan lokasi tempat endometriosis dibagi menjadi : a. Endometriosis Interna (adenomiosi uteri) Fokus Endometriosis berada multilokuler di dalam otot uterus. Akan terjadi penebalan atau pembesaran uterus. Gejala yang timbul hampir tidak ada. Ada dua gejala yang khas buat adenomiosis uterus, yaitu: Kista Endometriosis Page 6



- Nyeri saat haid. - Perdarahan haid yang banyak atau haid yang memanjang. b. Edometriosis Ovarium Akibat adanya endometriosis pada ovarium akan terbentuk kista coklat. Kista coklat ini sering mengadakan perlekatan dengan organorgan di sekitarnya dan membentuk suatu konglomerasi. c. Endometriosis Retroservikalis. Pada rectal toucher sering teraba benjolan yang nyeri pada cavum Douglas. Benjolan-benjolan ini akan melekat dengan uterus dan -



rectum, akibatnya adalah: Nyeri pada saat haid. Nyeri pada saat senggama. Diagnosa banding yang perlu diperhatikan adalah:



- Karsinoma ovarium. - Metastasis di kavum Douglas. - Mioma multiple. - Karsinoma rectum. d. Endometriosis Ekstragenital. Setiap nyeri yang timbul pada organ tubuh tertentu pada organ tubuh tertentu bersamaan dengan datangnya haid harus dipikirkan adanya endometriosis.(3) 2.5 Patologi Endometrium ektopik dapat memperlihatkan adanya perubahan dengan seiring dengan adanya siklus haid, umunya jaringan ini bereaksi dengan estrogen tapi tidak dengan progesteron. lokasi yang dikelilingi stroma, mengadakan implantasi dan membentuk kista kecil, yang berespon terhadap sekresi estrogen dan progesterone secara siklik, sama seperti yang terjadi di dalam endometrium uteri. Selama menstruasi, terjadi perdarahan di dalam kista. Darah, jaringan endometrium dan cairan jaringan terperangkap di dalam kista tersebut. Pada siklus berikutnya , Kista Endometriosis Page 7



cairan jaringan dan plasma darah diabsorpsi, sehingga meninggalkan darah kental



berwarna coklat. Ukuran maksimal kista tergantung lokasinya.



Kista kecil mungkin tetap kecil atau diserang makrofag dan menjadi luka fibrotic kecil. Kista cenderung lebih besar dari pada kista lainnya, tetapi biasanya tidak lebih besar dari pada jeruk berukuran sedang. Ketika kista tumbuh, tekanan internal mungkin merusak dinding endometrium yang aktif, sehingga kista tida berfungsi lagi. Tidak jarang terjadi rupture dari kista yang kecil. Darah kental yang keluar sangat iritatif dan mengakibatkan perlengketan multiple disekeliling kista.



2.6 Gejala- Gejala Kista Endometriosis Page 8



Penderita



endometriosis bisa



datang dengan keluhan nyeri panggul,



terutama bila datang haid, infertilitas, disparenia, perdarahan uterus abnormal, rasa nyeri atau berdarah ketika kencing atau pada rectum dalam masa haid. Gejala-gejala endometriosisi datangnya berkala dan bervariasi sesuai



datangnya



haid



tetapi



bisa



menetap.



Banyak



penderita



endometriosis yang tidak bergejala, dan terdapat sedikit korelasi antara hebatnya gejala dengan beratnya penyakit. Adapun gambaran klinis endometriosis menurut Sarwono yaitu : a. Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid (dismenore) Disebabkan oleh reaksi peradangan akibat reaksi peradangan akibat sekresi sitokin dalam rongga peritonium, akibat perdarahan lokal pada sarang endometriosis dan oleh adanya infiltrasi endometriosis ke dalam syaraf pada rongga panggul. b. Dispareunia Merupakan keadaan yang sering dijumpai disebabkan oleh karena adanya



endometriosis



di



kavum



douglasi



dan



ligamentum



sakrouterina dan terjadi perlengketan sehingga uterus dalam posisi retrofleksi. c. Nyeri pada saat defekasi Defekasi yang sukar dan sakit terutama pada waktu haid disebabkan oleh karena adanya endometriosis pada dinding rektosigmoid. d. Gangguan Haid (Polimenorea dan hipermenorea) Gangguan haid dan siklusnya terjadi apabila kelainan pada ovarium demikian luasnya sehingga fungsi ovarium terganggu.Menstruasi Kista Endometriosis Page 9



tidak teratur terdapat pada 60% wanita penderita. Pasien mungkin mengeluhkan bercak merah premenstruasi, perdarahan menstruasi dalam jumlah banyak (menoragia), atau frekuensi menstruasi yang lebih sering dan banyak mengeluarkan darah. e. Infertilitas Penderita endometriosis yang infertil seringkali tidak menampilkan gejala nyeri, sehingga penyakitnya baru terliput ketika dilakukan pemeriksaan diagnostik untuk infertilisasi. Kecurigaan ke arah endometriosis akan semakin besar apabila disertai keluhan disminore dan dispareunia. (1) 2.7 Tanda Tanda-tanda dari endometriosis yaitu siklus haid yang terganggu di sertai nyeri haid. Nyeri yang terjadi timbul di luar



siklus haid seperti



dispareunia, nyeri BAK dan BAB. Selain itu terdapat Luka yang terlihat pada pemeriksaan speculum adalah sangat menunjukan endometriosis, dan jika ada harus dilakukan pemeriksaan biopsy.(4) 2.8 Diagnosis Keragaman tampilan klinis dan keluhan pada endometriosis bergantung pada lokasi dan luasnya lesi. Lesi tersebar menyebabkan tampilannya banyak gejala yang tumpang tindih atau mirip penyakit lain. Sebagian wanita mengidap endometriosis bahkan sama sekali tak bergejal, akibatnya sringkali ada keterlambatan antara awitan gejala dan diagnosis pasti. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam mendiagnosis endometriosis adalah :



Kista Endometriosis Page 10



1. Tampilan klinis dan keluhan endometriosis sangat beragam (tak bergejala, ringan, berat ) 2. Endometriosis tidak dapat didiagnosis hanya dengan riwayat penyakit saja 3. Pemeriksaan pelvis yang amat jelas sekalipun tidak dapat dianggap patognomonik Semua keluhan penderita endometriosis penting dicatat dengan cermat, karena endometriosis dapat berdampak terhadap kesejahtraan fisis umum, mental, dan sosial. Adapun langkah-langkah untuk mendiagnosa endometriosis adalah: 1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik 2. Kajian pencitraan ( USG, Resonansai Magnetik) 3. Laparoskopi 4. Pemeriksaan Histopatologik 5. Pengukuran kadar CA-125 (jika ada kista ovarium ) 6. Klasifikasi penyakit. 7. Pengukuran kadar komponen biokimiawi. Adapun Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan yaitu : a. Laparoskopi Bila ada kecurigaan endometriosis panggul , maka untuk menegakan diagnosis yang akurat diperlukan pemeriksaan secara langsung ke rongga abdomen per laparoskopi. Pada lapang pandang laparoskopi tampak pulau-pulau endometriosis yang berwarna kebiruan yang biasanya berkapsul. Pemeriksaan laparoskopi sangat diperlukan untuk mendiagnosis pasti endometriosis, guna



menyingkirkan diagnosis



banding antara radang panggul dan keganasan di daerah pelviks. Moeloek mendiagnosis pasien dengan adneksitis pada pemeriksaam dalam, ternyata dengan laparoskopi kekeliruan diagnosisnya 54%, sedangkan terhadap pasien yang dicurigai endometriosis, kesesuaian dengan pemeriksaan laparoskopi adalah 70,8%. Kista Endometriosis Page 11



Contoh gambar Laparoskopi :



Kista Endometriosis Page 12



b. Pemeriksaan Ultrasonografi Secara pemeriksaan, USG tidak dapat membantu menentukan adanya endometriosis, kecuali ditemukan massa kistik di daerah parametrium, maka pada pemeriksaan USG didapatkan gambaran sonolusen dengan echo dasar kuat tanpa gambaran yang spesifik untuk endometriosis.(3)



Contoh gambar USG :



Kista Endometriosis Page 13



2.9 Penanganan Sampai saat ini penatalaksanaan endometriosis lebih banyak berdasarkan pada keluhan dan gejala pada penderitanya saja tanpa menyentuh sisi patogenesisnya, hal ini karena masih banyak yang belum terungkap pada endometriosis. Penatalaksanaan endometriosis terdiri dari 2 bagian yaitu, Medikamentosa dan terapi bedah.(4) a. Mediakamentosa Tujuan utama terapi medikamentosa pada endometriosis adalah menghentikan pertumbuhan dan aktivitas lesi endometriosis. Obat konvesional yang dipakai pada terapi ini adalah pil kontrasepsi kombinasi, progesteron, derivat androgen dan GnRH agonist. Pil kontrasepsi kombinasi untuk terapi endometriosis dapat diberikan dalam bentuk siklik atau kontinyu. Pil kontrasepsi kombinasi akan bekerka mengubah keseimbangan hormon pada siklus haid hingga terjadi anovulasi kronis yang selanjutnya menyebabkan Kista Endometriosis Page 14



terjadinya desidualisasidan atrofi jaringan endometrium. Keunggulan Pil kontrasepsi kombinasi dibandingkan terapi lain adalah dapat digunakan jangka panjang dengan aman. Progesteron mekanisme kerjanya sama dengan Pil kontrasepsi kombinasi



yaitu



membuat



desidualisasidan



atrofi



jaringan



endometrium. selain itu progesteron mampu menekan aktivitas matriks metalloproteinase,



suatu



enzim



yang



berperan



penting



pada



pertumbuhan dan implantasi endometrium ektopik Danazol merupakan derivat sering digunakan untuk terpai endometriosis. Bekerja dengan menghambat lonjakan hormon LH dan menghambat steroidogensis. Selain itu juga danazol memberikan hasil yang sama dengan MPA unutk mengatasi nyeri pasca operasi. GnRH agonist merupakan terapi pilihan untuk Endometriosis karena akan menduduki reseptor di hipofise selanjutnya akan menyebabkan down regulation sehingga terjadi suasana hipoestrogen yang akan menekan penyakit endometriosis. Selain itu obat ini memberikan hasil lebih unggul di bandingkan pil kontrasepsi dan lebih



baik



dari



danazol



endometriosis.(4) b. Terapi Bedah Pembedahan bertujuan



untuk



mengurangi



menghilangkan



gejala,



volume



implan



meningkatkan



kesuburan, menghilangkan bintik-bintik, dan kista Endometriosis, serta menahan laju kekambuhan.  Penanganan pembedahan konservatif Bertujuan untuk mengangkat semua serang endometriosis dan melepaskan perlengketan dan memperbaiki kembali struktur anatomi reproduksi. Sarang dibersihkan dengan eksisi, ablasi Kista Endometriosis Page 15



kauter, dinding kista. Penanganan pembedahan dapat dilakukan dengan laparotomi ataupun laparoskopi. 



Penanganan pembedahan radikal Dilakukan dengan histerektomi total dan bilateral salpingoooforektomi.. Ditujukan pada perempuan yang mengalami penanganan medis ataupun bedah konservatif gagal dan tidak membutuhkan fungsi reproduksi. Cara ini di tujukan untuk penderita dengan nyeri yang tak tertahankan dan tak menginginkan lagi kehamilan.(1)



Kista Endometriosis Page 16



BAB III LAPORAN KASUS GINEKOLOGI 3.1 IDENTITAS Nama Usia Pekerjaan Agama Suku Alamat RM MRS



: : : : : : : :



Ny. N. N. D 31 tahun IRT Protestan Sabu Oesapa 422727 14 April 2016



3.2 ANAMNESIS Keluhan Utama : Nyeri perut bagian bawah dan menjalar ke pinggang sejak bulan juli tahun 2015 Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang sendiri ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bagian bawah yang sudah dirasakan sejak bulan juli tahun 2015. Nyeri yang dirasakan menjalar sampai ke pinggang dan ke dua kaki sehingga membuat kaki kadang terasa keram-keram. Nyeri dirasakan memuncak ketika datangnya haid dan sesudah berhenti haid dan nyeri memuncak di bulan februari dan maret tahun 2016. Pasien juga mengeluhkan haid tidak teratur sejak bulan Juli tahun 2015. Pasien mengatakan Darah keluar sedikit dan terjadi hanya 1 hari tidak seperti biasanya. Darah yang keluar merah segar dan makin lama menjadi merah kehitaman tanpa disertai jaringan. Darah keluar merembes sedikit-sedikit ± 1 softtek, tidak berbau dan sudah terjadi sejak bulan juli tahun 2015 diikuti haid yang tidak teratur. Nyeri perut (+) dibagian bawah Kista Endometriosis Page 17



perut. Nyeri kadang menyertai keluarnya darah, kadang juga tanpa keluarnya darah nyeri tetap hilang timbul. Keluhan pusing (+) dan pasien mengaku pernah pingsan, riwayat keluar keputihan (-), demam (-), nafsu makan menurun, BAB/BAK normal, keluhan mual (-), muntah (-). Pasien pernah tes USG di salah satu dokter di Kupang dan dokter mengatkan pasien mempunyai kista dan di suruh memeriksakan diri di RSU Yohanes. Pasien memiliki riwayat pernah berobat ke RSU Kota Pasir Panjang sejak bulan Juli, juni dan September namun pasien tidak mengetahui kalau pasien mempunyai sakit Kista. Pasien sudah di operasi pada tanggal 15 April tahun 2016 dan pasien di pindahkan di rawat diruangan flamboyan RSU Yohanes Kupang untuk dilakukan observasi serta pemulihan pasca operasi. Saat di tanya keadaan pasien saat itu, pasien mengatakan kalau dirinya pusing berputar dan mual. Namun pasien tidak mengeluh muntah. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada daerah perut bekas operasi. Pasien belum BAK dan BAB. Riwayat menstruasi : Menarche usia 14 tahun. Siklus haid biasanya 28 hari dan lamanya haid 6 hari dengan hari banyak haid 3-4 hari dan menghabiskan hingga 1-3 pembalut sehari. Riwayat nyeri berlebihan saat menstruasi (-). Riwayat dan rencana KB: Pasien pernah memakai KB suntik sebelum mempunyai anak selama 2 tahun. Riwayat pernikahan : Pasien menikah petamakali pada usia 22 tahun. Pasien mengaku menikah 1 kali Kista Endometriosis Page 18



Riwayat persalinan : Pasien bersalin di rumah dengan bantuan dukun tahun 2008 dan anak terlahir sehat tidak ada kelainan serta ibu tidak mengalami perdarahan atau penyulit pada saat melahirkan dirumah. Saat ini anak pasien berumur 8 tahun dan sudah bersekolah. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengaku tidak pernah memiliki riwayat keluhan yang serupa. Pasien juga menyangkal adanya riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, dan asma. Riwayat Penyakit Keluarga : Menurut pasien di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan seperti pasien. Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, dan asma disangkal. Riwayat Alergi : Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan namun pasien mempunyai alergi terhadap makanan misalnya udang dan cumi-cumi.



3.3



STATUS GENERALIS Keadaan umum : baik Kesadaran : compos mentis Tanda Vital -



Tekanan darah Frekuensi nadi Frekuensi napas



Kista Endometriosis Page 19



: 100/70 mmHg : 92 x/menit : 20 x/menit



-



: 36,3oC



Suhu



Pemeriksaan Fisik Umum -



Mata Jantung Paru Ekstremitas



: : : :



anemis (-/-), ikterus (-/-) S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-) vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-) edema - akral teraba hangat + + - -



3.4



+ +



STATUS GINEKOLOGI Abdomen : 



Inspeksi







Palpasi







→ abdomen tampak datar, tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (+) tertutup kasa dan tidak



ada perembesan. → tidak teraba massa, nyeri tekan (+) daerah kanan perut. Inspekulo → tidak terlihat perdarahan di daerah jalan lahir. Vulva vagina terlihat berwarna merah kehitaman.







3.5



VT



→ tidak dilakukan VT



PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium tanggal 15-04-2016 : •



Hb



: 12,3 g/dL







Eritrosit



: 4,19 10^6/µl







Hematokrit



: 36,6 %







Leukosit



: 27,94 10^3/µl







Trombosit



: 326 10^3/µl



Kista Endometriosis Page 20



3.6 3.7 3.8







HbSAg



: (-)







CA-125



: (-)







Hasil PA



: (-)



DIAGNOSIS POST OPERASI Endometriosis duplex ( Kista Coklat ) RENCANA TINDAKAN  Observasi keadaan umum pasien dan vital sign LAPARATOMI Tindakan Operasi :LAPAROTOMI- KISTEKTOMI Penemuan Intra Operasi : 



Massa kistik coklat



Instruksi Post Operasi :



3.9



  



Pemeriksaan laboratorium post-operatif Observasi tanda vital dan keluhan pasien KIE pasien untuk istirahat dan mobilisasi.







Terapi obat :



Inj cefotaxim 1 gr/iv Kaltofen supp 3x1 Kalnex 3x1



HARI POST OPERATIF PADA TANGGAL 16-04-2016 Subyektif : 



Keluhan



: nyeri pada tempat operasi dan pasien merasakan pusing



Obyektif : 



KU



: baik







Kes



: compos mentis







TD



: 110/80 mmHg







Nadi



: 90 x/menit



Kista Endometriosis Page 21







RR



: 20 x/menit







Suhu



: 36,4oC







Perdarahan aktif : (-)



Assessment : 1 hari post laparotomi kistektomi Planning :   



3.10



Observasi tanda vital dan keluhan pasien KIE pasien untuk istirahat dan mobilisasi Anjurkan minum obat : Inj cefotaxim 1 gr/iv Kaltofen supp 3x1 Gentamicin 2x1 mg



HARI KE 2 POST OPERATIF PADA TANGGAL 17-04-2016 Subyektif : 



Keluhan



: nyeri pada tempat operasi dan pusing sudah berkurang.



Pasien juga mengatakan BAB sudah bisa namun sedikit. BAK (+) Obyektif : 



KU



: baik







Kes



: compos mentis







TD



: 110/70 mmHg







Nadi



: 86 x/menit







RR



: 20 x/menit







Suhu



: 36,6oC







Perdarahan aktif : (-)



Kista Endometriosis Page 22



Assessment : 2 hari post laparotomi Planning :   



3.11



Observasi tanda vital, keluhan pasien serta lihat produksi Urin serta AFF Drain KIE pasien untuk istirahat dan mobilisasi Anjurkan minum obat : Inj cefotaxim 1 gr/iv Kaltofen supp 3x1 Gentamicin 2x1 mg



HARI KE 3 POST OPERATIF PADA TANGGAL 18-04-2016 Subyektif : 



Keluhan



: nyeri pada tempat operasi(+) dan pusing(+) sudah



berkurang. Mual(+) Pasien juga mengatakan BAB sudah bisa namun sedikit. BAK (+) Obyektif : 



KU



: baik







Kes



: compos mentis







TD



: 110/80 mmHg







Nadi



: 84 x/menit







RR



: 20 x/menit







Suhu



: 36,7oC







Perdarahan aktif : (-)



Assessment : 3 hari post laparotomi Planning : 



Observasi tanda vital dan keluhan pasien



Kista Endometriosis Page 23



 



KIE pasien untuk istirahat dan mobilisasi Anjurkan minum obat : Inj cefotaxim 1 gr/iv Kaltroven supp 3x1 Gentamicin 2x1 mg



BAB IV PEMBAHASAN Pada awalnya pasien ini di diagnosis endometriosis oleh karena pada anamnesis dan hasil USG ditemukan adanya riwayat nyeri perut dibagian bawah perut serta di curigai adanya massa pada daerah abdomen. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan daerah abdomen regio lumbal dextra.. Dari hasil operasi ditemukan masa berukuran 4 cm dan 8 cm. Pada kista endometriosis



biasanya



didapatkan benjolan pada perut bagian bawah yang



membesar secara perlahan-lahan, disertai adanya keluhan nyeri perut bawah yang progresif yang terjadi selama haid dismenorea. Keluhan dismenorhea ini ditemukan pada pasien. Gangguan Haid (Polimenorea dan hipermenorea) yang biasanya terjadi pada endometriosis juga ditemukan pada pasien.



Pada



pemeriksaan fisik, hasil temuan kista endometriosis hampir sama dengan mioma uteri dimana didapatkan massa tumor di regio suprapubis , terfiksir, batas tegas, tidak nyeri. Jadi



untuk



identifikasi



kista



endometriosis



dapat



dilakukan



pemeriksaan USG, dari hasil USG pada kasus ini adalah endometriosis.(2) Pada pasien ini akan dilakukan tindakan bedah berupa laparatomi. Teknik operasi yang paling dasar pertama kali adalah kistektomi. Kistektomi dimulai dengan adesiolisis dan di lanjutkan dengan mobilisasi ovarium. Korteks ovarium dipegang dengan forsep dan dilakukan insisi menggunakan laser, gunting. Insisi Kista Endometriosis Page 24



yang sudah dibuat dilebarkan dengan mempergunakan gunting dan hidrodiseksi bertujuan untuk memisahkan dinding kista dari stroma ovarium. Bila kista terbuka maka cairan yang keluar harus segera diirigasi. Kista tersebut kemudian dikompresi dengan suction drainage dan dilakukan pencucian setelahnya dinding kista dapat diekspos dan ditegakan diagnosis Endometriosis. Pengangkatan adneksa dari endometriosis yang berat dilakukan bila adneksa sebelahnya normal. Pada wanita yang usianya kurang dari 40 tahun, perlu dipertimbangkan untuk meninggalkan sebagian jaringan ovarium yang sehat.(4)



Kista Endometriosis Page 25



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Diagnosis awal pasien ini yaitu endometriosis. Jadi diperukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang lebih cerat lagi 2. Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini sudah tepat yaitu akan dilakukan tindakan bedah. 5.2 Saran 1. Diperlukan deteksi dini terhadap semua penyakit kandungan terutama kista endometriosis karena dapat menyebabkan infertilitas, oleh karena itu tenaga kesehatan hendaknya meningkatkan kemampuannya dalam mendiagnosis penyakit kista endometriosis 2. Menyediakan alat Laparoskopi Operatif di Rumah sakit W.Z Yohanes Kupang agar lebih mudah mendeteksi dini kejadian Endomtriosis.



Kista Endometriosis Page 26



DAFTAR PUSTAKA 1.



Prawirohardjo PB pustaka sarwono. Ilmu kandungan. Jakarta; 2011. p. 239.



2.



Z JT, W. H. Penanganan Endometriosis Panduan Klinis dan algoritma. Seto S, editor. Jakarta; 2009.



3.



I Gusti Agung Putra Mahautama. Laporan kasus ginekologi kista endometriosis. Fakultas kedokteran Universitas Mataram RSUP NTB dan RSUP Praya Mataram; 2012.



4.



Djuwantono T, Hartanto B, Wiriyawan P. Penanganan Kelainan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Dalam Praktik Sehari-hari. 1st ed. Jakarta: Sagung Seto; 2012. p. 253–83.



Kista Endometriosis Page 27