Laporan Kegiatan Studi Ekskursi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KEGIATAN STUDI EKSKURSI (SE) PT.YAKULT INDONESIA PERSADA, PT.SIDOMUNCUL, Tbk PT. PHAPROS, Tbk dan CV. MERAPI FARMA HERBAL



Disusun Oleh : Iko Pritania



(1351710401)



Nisa Andriana



(1351710426)



Sofiah



(1351710441)



Yenis Indahyu



(1351710457)



PROGRAM PENDIDIKAN D-III FARMASI AKADEMI FARMASI SURABAYA SURABAYA 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan laporan makalah Studi Ekskursi (SE) ini. Laporan kegiatan Studi Ekskursi (SE) ini berisi tentang seluruh kegiatan yang dilaksanakan Mahasiswa Semester V Akademi Farmasi Surabaya pada tanggal 9 sampai 12 September 2019 yang dilaksanakan di PT.Yakult Indonesia Persada, PT.Sidomuncul, Tbk, PT. Phapros, Tbk Dan CV. Merapi Farma Herbal. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Dengan adanya keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Surabaya, 20 September 2019



PENULIS



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Tujuan ......................................................................................... 1 1.3 Manfaat ....................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3 2.1 PT. Yakult Indonesia Persada ..................................................... 3 2.1.1 Profil ................................................................................. 3 2.1.2 Proses produksi.................................................................. 3 2.1.3 Teknologi dan Lingkungan .............................................. 6 2.1.4 Pendistribusian .................................................................. 7 2.2 PT. Sidomuncul, Tbk. ................................................................. 7 2.2.1 Profil .................................................................................. 7 2.2.2 Proses Produksi ................................................................. 9 2.2.3 Pendistribusian Produk ..................................................... 11 2.3 PT. Phapros, Tbk. ....................................................................... 11 2.3.1 Profil ................................................................................. 11 2.3.2 Struktur organisasi ............................................................. 12 2.3.3 Produk ............................................................................... 18 2.3.4 Proses Produksi ................................................................. 19 2.3.5 Fasilitas Produksi .............................................................. 20 2.4 CV. Merapi Farma Herbal ......................................................... 20 2.4.1 Profil .................................................................................. 20 2.4.2 Proses Produksi dan Pendistribuan.................................... 23 BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 25 4.1 Kesimpulan ................................................................................. 25 4.2 Saran ........................................................................................... 26



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Seiring perkembangan dunia teknologi yang pesat saat ini, dunia



pendidikan khususnya sangat dituntut untuk lebih menyongsong era globalisasi. Dalam meningkatkan mutu pendidikan tersebut maka ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) hendaknya diserapi dengan keimanan dan ketaqwaan. Dunia pendidikan merupakan salah satu wadah bagi seseorang untuk meningkatkan kualitas diri sebagai bekal untuk mempersiapkan generasi muda yang dapat membawa perubahan menjadi lebih baik dan bermanfaat. Salah satu langkah yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kualitas seseorang dalam dunia pendidikan, khususnya bagi Perguruan Tinggi di indonesia yaitu dengan melaksanakan Studi Ekskursi (SE) Studi Ekskursi (SE) dilakukan sebagai bentuk untuk menggali kualitas pembelajaran yang didapatkan melalui observasi secara langsung selain ilmu yang didapatkan dalam bangku perkuliahan. Studi Ekskursi (SE) juga sebagai bentuk bagi seorang mahasiswa untuk melihat secara langsung dunia kerja yang sesungguhnya. Selanjtunya diharapkan hasil yang didapat setelah melaksanakan Studi Ekskursi (SE) tersebut, mahasiswa D-III Farmasi Akademi Farmasi Surabaya dapat mengetahui lebih jauh bagaimana sebenarnya dunia usaha atau dunia industri itu dijalankan. Disisi lain, Farmasi Akademi Farmasi Surabaya juga mengharapkan adanya dampak jangka panjang dari diselenggarakannya kegiatan kunjungan industri ini salah satunya dalam rangka penyaluran para lulusan yang professional dan memiliki kemampuan yang produktif dan siap bersaing di dunia kerja. 1.2



Tujuan 1. Sebagai bentuk untuk menggali kualitas pembelajaran melalui observasi secara langsung selain ilmu yang didapatkan dalam bangku perkuliahan. 2. Sebagai bentuk untuk melihat dan memperkenalkan mahasiswa terhadap dunia kerja yang sesungguhnya.



1



3. Menambah wawasan yang luas mahasiswa mengenai sebuah indusri yang ada di indonesia mulai dari jenis industri, produksi, distribusi hingga pemasaran. 4. Sebagai cara yang dilakukan Akademi Farmasi Surabaya untuk meningkatkan para lulusan yang memiliki kemampuan produktif dan siap bersaing di dunia kerja. 1.3



Manfaat Menambah pengetahuan, wawasan dan gambaran secara langsung bagi penulis mengenai industri farmasi sehingga dapat menjadi bekal untuk menyiapkan diri menjadi pribadi yang profesional untuk menghadapi dunia kerja setelah lulus.



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1



PT. Yakult Indonesia Persada



2.1.1 Profil Pada tahun 1930, Dr Minoru Shirota, pendiri perusahaan Yakult, berhasil mengkulturkan berbagai jenis bakeri asam laktat dan memilih satu jenis bakteri yang paling tahan terhadap cairan pencernaan seperti asam lambung dan cairan empedu sehingga bisa sampai ke usus halus dalam keadaan hidup. Dia kemudian menjadi orang pertama yang berhasil memperkuat dan budaya strain lactobacillus, yang sekarang dikenal sebagai Lactobasilus Casei Shirota Strain. Lactobasilus sendiri berarti batang, sedangkan Casei berati keju dan Shirota Strain adalah penemunya. Dr Shirota, bersama dengan relawan kemudian mengembangkan sebuah produk minuman yang diberi nama Yakult. Pusat penelitian Yakult didirikan ada tahun 1967.Terdapat 300 tenaga ahli yang melakukan penelitian tentang manfaat bakteri yang menguntungkan bagi manusia.Pusat penelitian ini bernama Yakult Central Institute for Microbiological Research yang berlokasi di Jepang. Sejarah Yakult di Indonesia : 



Pada tahun 1991 : Yakult masuk ke Indonesia, dengan pabrik di Pasar Rebo, Jakarta.







Pada tahun 1997 : Pabrik Yakult Sukabumi resmi di buka.







Pada tahun 1997 – Saat ini : Yakult terus membuka cabang di Indonesia.







Pada tahun 2008 : Yakult Science Laboratory di Kidzania Jakarta resmi dibuka.







Pada tahun 2014 : Pabrik Yakult Mojokerto resmi dibuka.







Pada tahun 2017 : Yakult Lady di Indonesia mencapai lebih dari 8.000 orang.







Pada tahun 2018 : Lebih dari 200.000 ruko di Indonesia menjual Yakult dan masih akan terus berkembang.



2.1.2



Proses produksi PT Yakult menghasilkan produk dalam volume tinggi tetapi variasi



rendah. Strategi proses yang dipilih adalah fokus pada produk. PT Yakult hanya



3



memiliki satu jenis produk.Selain itu juga, peralatan yang digunakan memiliki fungsi yang khusus dan pesanan serta panduan kerja sedikit karena semua sudah terstandarisasi.Hal ini terbukti dengan adanya Standar Operasional Prosedur kerja bagi karyawan perusahaan. Penanganan persediaan bahan baku merupakan salah satu masalah bagi PT Yakult sehingga dibutuhkan strategi yang tepat untuk penanganan agar tidak terjadi kelebihan serta kekurangan bahan baku. Sistem akuntansi persediaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting untuk penanganan masalah ini. Penerapan sistem persediaan bahan baku membuat perusahaan mendapatkan manfaat yang besar yaitu adanya keteraturan penyediaan bahan baku sehingga tanggung jawab lebih terkontrol. Untuk membuat Yakut ada beberapa tahap yang harus dilewati. Berikut adalah proses pembuatan Yakult berdasarkan urutan ruangnnya. 1. Ruang pembibitan Tangki-tangki diruangan ini berfungsi untuk mengkulturkan bakteri Lactobasilus Casei Shirota Strai yang akan digunakan sebagai bibit kultur. Proses pembibitan ini dilakukann secara manual. Saat pembibitan susu bubuk disteril sehingga warnanya berubah menjadi coklat. Kemudian suhunya didinginkan dan dimasukkan ke tempat penampungan besar dan didiamkan selama satu hari (fermentasi). Selama proses fermentasi gula mengalami proses HTST (High Temperature Short Time), dan susu mengalami proses UHT (Ultra High Temperature). Waktu penampungan saat fermentasi ialah tujuh hari dengan suhu 37oC. 2. Ruang pelarutan Diruang ini susu bubuk skim dan glukosa di larutkan dan di strerilkan kemudian di kirim ketangki Kultur. 3. Ruang pengkulturan bakteri Di tangki ini bibit L.Casei Shirota Strain dikulturkan untuk mendapatkan jumlah bakteri yang ditentukan dan merupakan ciri khas dari Yakult yaitu sekitar 6,5 Miliyar. Satu tangki di ruangan ini mampu menampung sekitar 1800 Liter.Tangki ini terlebih dahulu disterilkan dan kemudian di masukkan Susu bubuk + glukosa + bibit yang sudah difermentasi tadi.Kemudian tangki



4



ini difermentasi lagi selama 1 minggu dengan suhu tangki sekitar 37oC. Tujuannya adalah untuk mendapatkan asam Yakult (asam laktat).Hasil fermentasi ini akan berupa susu gumpalan oleh karena itu harus dihaluskan terlebih dahulu dengan ditambahkan sirup dan sukrosa + air. 4. Ruang pencampuran Di ruang ini



terdapat tangki dengan kapasitas 32.00 Liter. Tangki ini



digunakan untuk menyatukan/mencampur semua bahan yang diatas tadi seperti kultur bakteri L.casei + susu bubuk + glukosa + sirup dan larutan steril sehingga menjadi Yakult konsetrat. Seperti yang telah dijelaskan, hasil pencampuran ini menghasilkan susu yang menggumpal oleh karena itu di tank ini hasil pencampuran tadi akan ditambahkan air agar menjadi cair. 5. Mesin pembuat botol Untuk menjaga kehigienitasnya, maka proses pembuatan botol dilakukan sendiri oleh Yakult Indonesia. Mesin pencetak botol ini mampu mencetak 1100 botol/jam dengan menggunakan bahan baku Polistirena resin berkualitas



tinggi.



Pembuatan



ini



menggunakan



sistem



Injection



Blowmoulding. Setelah jadi botol ini akan dikirim ke tempat penampungan botol dengan menggunakan angin yang telah disterilkan. 6. Tangki penampung botol Tangki berbahan stenlis steel ini memiliki kapasitas 555.000 botol. Tangki ini berhubungan dengan mesin penangkap botol. 7. Mesin penangkap botol Mesin ini berfungsi untuk mendirikan botol-botol yang berjalan diatas konveier.Selain itu di mesin ini botol-botol yang telah di produksi tadi dibersihkan dari debu yang menempel. 8. Pembotolan Selanjutnya minuman Yakult sudah siap diisi ke dalam botol.Di botol tersebut juga dicetak semua informasi yang ada seperti kandungan nutrisi, tanggal kadaluwarsa, dll. Botol Yakult di tutup degan sistem hampa udara menggunakan aluminium foil. Semua proses ini dilakukan secara otomatis. Dalam sekali produksi, mesin ini mampu menghasilkan 45.000 botol.



5



9. Mesin pengemasan Mesin ini mengemas 5 botol Yakult menjadi 1 pack multi dan selanjutnya di pack 10 pack multi sehingga satu kemasan berisi 50 botol. Ada 2 jenis warna kemasan Yakult. Biru untuk sistem distribusi Yakult Lady yaitu dari rumah ke rumah, sedangkan yang Putih untuk sistem direct sales seperti penjualan ke toko atau swalayan. 10. Mesin pembawa Pallet Mesin ini membawa pallet kosong dari ruang pembersihan palet ke ruang packing.Mesin ini mampu menampung 10.000 botol yakult yang siap dibawa ke Cold Room. 11. Cold room Diruangan



ini



Yakult



di



simpan



terpisah



berdasarkan



warna



packingnya.Yakult menerapkan sistem FIFO yaitu First in First out. Ruangan yang bersuhu 5oC ini mampu menyimpan 2.700.000 botol. 12. Delivery Cara



pengiriman



Yakult



menggunakan



mobil



yang



dilengkapi



pendingin.Yakult ini kemudian dikirim ke berbagai cabang di seluruh Indonesia. 13. Ruang kendali mutu Di ruangan ini akan dilakukan sampling dari hasil produk Yakult tadi. Hal ini bertujuan untuk pengecekan mutu dan keamanan. Di ruangan ini juga dilakukan pengujian dan pengendalian mutu yang dilakukan mulai dari pemilihan bahan baku selama proses berlangsung sampai pada berakhirnya masa kadaluwasa Yakult. 14. Ruang kendali mutu Mikrobiologi Di ruangan ini mikrobiologi diuji sesuai dengan standar Yakult. Apabila semua pengecekan kualitas mutu telah sesuai dengan standar yang di inginkan, maka produk Yakult siap dipasarkan. 2.1.3 Teknologi dan Lingkungan / Green Supply Chain Yakult memiliki cara tersendiri dalam mengelolah limbah cairnya. Yakult ikut menjaga kelestarian lingkungan dengan membangun sistem pengolahan air limbah



dengan



menggunakan



teknologi



yang



diciptakan



oleh



Yakult



6



Jepang.Sistem ini menggunakan botol Yakult bekas tanpa dasar yang di kumpulkan menjadi satu dalam tangki pengolahan limbah dimana kemudian beragam mikroorganisme yang ada dalam botol Yakult menempati bagian dalam dan luar botol Yakult tersebut.Mikroorganisme ini mengurai dan mengolah zat-zat organik yang membuat keruh air sehingga menghasilkan air jernih. 2.1.4 Pendistribusian Yakult memiliki masa kadarluasa hanya 40 hari sejak diproses dari pabrik, Ini membuat produk yakult yang ada dipasar adalah produk yang segar dan baik, oleh karena itu Yakult menangani sendiri proses penditribusiannya. Ada 2 jenis sistem distribusi yakult yaitu Sistem Direct Sales dan Sistem Yakult Lady. 1. Sistem direct sales Sistem ini digunakan untuk mendistribusikan Yakult ke toko-toko, supermarket, koperasi,kantin dan lain-lain. Distribusi dilakukan menggunakan mobil berpendingin. Sampai Mei 2007, PT. Yakult Indonesia Persada mempunyai 37 (tigapuluh tujuh) cabang atau TKU (tempat kegiatan usaha) yang melayani outlet outlet yang tersebar di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan & Sulawesi. 2. Sistem Yakult Lady Melalui sistem ini Yakult didistribusikan oleh ibu-ibu rumah tangga kepada masyarakat dilingkungan tempat tinggal mereka. Ketika melayani masyarakat, Yakult Lady juga melakukan propaganda yang berisi tentang penjelasan mengenai manfaat Yakult. Saat ini PT. Yakult Indonesia Persada memiliki kurang lebih 1100 Yakult Lady yang tersebar di 93 center-center di seluruh Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang, Cilegon, Bandung, Purwakarta, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Bali dan Palembang.



2.2



PT. Sidomuncul, Tbk.



2.2.1 Profil Ditengah persaingan sektor industri jamu yang semakin ketat, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk telah berhasil memiliki market share terluas dan reputasi yang baik sebagai industri jamu terbesar di Indonesia. Keberhasilan



7



yang telah dicapai saat ini tentunya tidak terlepas dari peran dan pelaku pendiri industri ini. Perusahaan yang kini sudah berhasil Go Public masuk Bursa Efek Indonesia itu dilalui melalui perjalanan yang cukup panjang. Berawal dari keinginan pasangan suami istri Siem Thiam Hie yang lahir pada tanggal 28 Januari 1897 dan wafat 12 April 1976 bersama istrinya Ibu Rakhmat Sulistio yang terlahir pada tanggal 13 Agustus 1897 dengan nama Go Djing Nio dan wafat 14 Februari 1983, memulai usaha pertamanya dengan membuka usaha Melkrey, yaitu usaha pemerahan susu yang besar di Ambarawa. Pada tahun 1928, terjadi perang Malese yang melanda dunia. Akibat perang ini, usaha Melkrey yang mereka rintis terpaksa gulung tikar dan mengharuskan mereka pindah ke Solo, pada 1930. Tanpa menyerah, pasangan ini kemudian memulai usaha toko roti dengan nama Roti Muncul. Lima tahun kemudian, berbekal kemahiran Ibu Rakhmat Sulistio (Go Djing Nio) dalam mengolah jamu dan rempah-rempah, pasangan ini memutuskan untuk membuka usaha jamu di Yogyakarta. Tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin yang saat itu menggunakan nama Jamu Tujuh Angin. Ketika perang kolonial Belanda yang kedua di tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang dan mendirikan usaha jamu dengan nama Sido Muncul, yang artinya “ impian yang terwujud”. Di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104 itulah, usaha jamu rumahan dimulai dengan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu Tolak Angin dalam bentuk serbuk. Produk ini mendapat tempat dihati masyarakat sekitar dan permintaannya pun terus meningkat. Pada tahun 1970, dibentuk persekutuan komanditer dengan nama CV Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul. Kemudian pada 1975, bentuk usaha industri jamu pun berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, dimana seluruh usaha dan aset dari CV Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul digabungkan, dan dilanjutkan oleh perseroan terbatas ini.



8



Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl.Mlaten Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang semakin besar. Oleh sebab permintaan pasar yang semakin tinggi , membuat generasi kedua dari pendiri PT Sido Muncul Desy Sulistio, memutuskan untuk memindahkan pabrik ke Lingkungan Industri Kecil di Jalan Kaligawe Semarang pada tahun 1984. Kemudian dimulailah pembangunan pabrik yang dilengkapi dengan fasilitas modern, hingga dapat berkembang pesat seperti saat ini, dan menjadi pelopor perusahaan jamu dengan standar farmasi. Sebagai perusahaan yang telah berdiri sejak 1951, Sido Muncul yang kini merupakan perusahaan herbal bertaraf modern senantiasa berupaya untuk memberikan produk-produk



yang baik



dan



menyehatkan bagi



seluruh



konsumennya, dan dengan demikian memberikan nilai positif bagi masyarakat. 2.2.2 Proses Produksi Proses produksi merupakan kegiatan mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Proses produksi akan menambah nilai guna suatu produk. Dalam kegiatan produksi, hal terpenting yang harus diperhatikan oleh PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk adalah mengenai persediaan bahan baku. Persediaan bahan baku akan menunjang kelancaran kegiatan produksi. Sebelum melakukan proses pengolahan, persediaan bahan baku disimpan di gudang bahan baku. Di gudang bahan baku terdapat berbagai macam bahan yang akan digunakan, diantaranya yaitu: laos, jahe, kunyit, lempuyang, kayu pasak bumi dan lain-lain. Bahan-bahan baku tersebut di datangkan dari berbagai daerah antara lain daerah Jawa Tengah (Boyolali, Tawangmangu, Wonosobo), Kalimantan dan daerah di seluruh wilayah Indonesia. Bahan baku diambil dari daerah atau wilayah sekitar pabrik. Selain itu bahan baku yang diambil adalah bahan baku yang dalam kondisi kering, hal tersebut guna memudahkan proses penyimpanan secara baik agar kualitas bahan baku tetap terjaga. Bahan baku pun didapat dalam rantai pasokan yang panjang sehingga harus dalam kondisi kering. Penerimaan bahan baku juga dilakukan di dalam gudang bahan baku. Setiap ada bahan baku yang baru datang, harus dicek terlebih dahulu sebelum disimpan



9



dalam gudang bahan baku. Pengecekan bahan baku dilakukan oleh tim QC (TQC/ Team Quality Control). Beberapa tugas TQC adalah sebagai berikut : 1. Mengecek tentang kebenaran bahan baku. Dalam hal ini tim TQC mengecek, apakah bahan baku yang datang sudah sesuai



pesanan.



2. Mengecek tentang kebersihan bahan baku. Bersih disini bukan hanya bersih dari kotoran-kotaran yang terlihat oleh mata (tanah, lumpur, kerikil, plastik), tetapi yang terpenting adalah bersih dari bakteri-bakteri yang sifatnya merugikan. 3. Mengecek kadar air bahan baku. Bahan baku tersebut kadar airnya tidak boleh lebih dari 10%. Apabila lebih dari 10%, maka kandungan zat aktif dalam bahan baku akan sedikit. Misalnya kunyit: jika banyak kandungan air, maka warna kuning pada olahan sedikit berkurang. Bahan-bahan baku tersebut akan diatur di rak sesuai dengan jenisnya. Setiap rak diberi tabel bahan baku pada papan. Proses penyimpanan dilakukan di gudang penyimpanan. Persediaan bahan baku dengan sistem FIFO (First In, First Out) Hal ini dilakukan guna tidak adanya bahan baku yang menumpuk atau tersimpan terlalu lama yang berakibat pada rusaknya bahan baku.Dalam Pengawasan kualitas bahan baku harus memenuhi syarat : 



Bahan masuk benar







Bahan baku harus bersih







Bahan baku harus disimpan dalam bentuk kering



Dalam pengawasan kualitas bahan baku yang dilakukan ialah : a) Pemisahan kotoran (penyortiran) b) Pemotongan, guna mempermudah proses penghalusan c) Pencucian kembali untuk memastikan bahan benar-benar bersih. d) Dikeringkan menggunakan oven. e) Penyortiran bahan kering, bahan yang berkualitas yang dipilih masuk dalam pengamatan tim pengendali mutu, guna memastikan bahan baku memenuhi standar.



10



2.2.3 Pendistribusian Produk



Produk pertama yang dibuat adalah minuman energi “Kuku Bima Energi” dengan rasa original. Kemudian produk berikutnya adalah permen yaitu Permen Tolak Angin, Permen Jahe Wangi dan Permen Kunyit Asam. Disusul dengan minuman kesehatan seperti Sido Muncul VitaminC-1000, Kuku Bima Kopi Ginseng, Kopi Jahe Sido Muncul. Susu Jahe, Alang Sari Plus, Colla Mill. Untuk minuman energi “Kuku Bima Energi” Sido Muncul mengeluarkan beberapa varian rasa yaitu rasa Anggur, Jambu, Jeruk, Nanas, Kopi, Mangga, Susu Soda serta Kuku Bima Energi Plus Vitamin C. Produk-produk yang telah di produksi sampai saat ini oleh Sido Muncul ada lebih dari 250 jenis produk dengan produk unggulan Tolak Angin, Kuku Bima Energi, Alang Sari Plus, Kopi Jahe Sido Muncul, Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu Jahe, Jamu Komplit dan Kunyit Asam. Kini, produk-produk Sido Muncul telah berhasil di ekspor ke beberapa negara Asia Tenggara (Malaysia, Singapore, Brunei dll), Australia, Korea, Nigeria, Algeria, Hong Kong, USA, Saudi Arabia, Mongolia dan Rusia. Saat ini perseroan juga tengah melakukan penjajagan dengan distributor dan perusahaan asal Thailand, Vietnam dan Jepang.



2.3



PT. Phapros, Tbk.



2.3.1 Profil PT Phapros, Tbk adalah perusahaan farmasi yang merupakan anak perusahaan PT Kimia Farma (Persero) yang saat ini menguasai saham sebesar 56,7% dan sisanya dipegang oleh public termasuk karyawan. PT. Phapros, Tbk didirikan oleh NV. Kian Gwan Handels Maatschappy (Prof. Liem Wie Hock) pada tanggal 21 Juni 1954. PT Phapros, Tbk yang semula merupakan bagian dari pengembangan usaha Oei Tiong Ham Corcern dengan nama NV Pharmaceutical Processing Industries sejak awal menumbuhkan budaya perusahaan yang berbasis pada profesionalisme dan berorientasi pada kualitas. Komitmen yang tinggi pada standar kualitas serta lingkungan dibuktikan dengan terus mengikuti perubahan standar mutu melalui implementasi dari Cara Pembuatan Obat yang Baik/CPOB terkini (current Good Manufacturing



11



Practices), Pembuatan Obat Tradisional yang Baik/CPOTB terkini (current Herbal Good Manufacturing Practices), serta persyaratan penyaluran alat kesehatan dan Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB), Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) serta system Manajemen Mutu yang terintegrasi yang meliputi standar ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO/IEC 17025 dan Manajemen Risiko. Saat ini, perusahaan telah memproduksi lebih dari 284 macam obat, sebagian besar diantaranya adalah hasil pengembangan sendiri (non-lisensi) yang diklasifikasi dalam kelompok produk etikal, generic, OTC, dan Agromed. Selain memproduksi bat yang diperdagangkan sendiri, PT Phapros, Tbk dipercaya industri farmasi lain untuk memproduksi obat melalui kerjasama Contract Manufacturing. Produk tersebut selain untuk kebutuhan nasional juga untuk kebutuhan negara lain melalui kerjasama ekspor yang dirintis sejak tahun 2013. Hingga saat ini sudah ada 6 produk yang diizinkan untuk beredar di negara tetangga, yaitu Kamboja. Selain itu, perusahaan mulai memperluas lingkup bisnisnya pada sektor non obat berupa alat kesehatan non elektromedik yang telah memperoleh izin pendistribusiannya dari Kementerian Kesehatan RI. Untuk meletakkan fondasi bisnis yang kuat, manajemen berupaya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance, GCG). Tak kalah penting, manajemen akan terus berupaya membangun kompetensi personel yang professional melalui program pengembangan sumber daya manusia yang terarah, sehingga mampu membawa perusahaan memasuki era perdagangan bebas sebagai perusahaan farmasi terkemuka di kawasan regional. 2.3.2 Struktur organisasi 1. Pengadaan (Procurement) Bagian pengadaan bertugas untuk memenuhi kebutuhan produksi, seperti material produksi, suku cadang mesin, kebutuhan alat kantor dan marketing, sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian pengadaan mengurus tentang permitaan pembelian, penawaran produk, evaluasi dari pembelian, pembayaran, mengevaluasi



dan memilih



vendor, serta melakukan



pemantauan dalam pengadaan bahan.



12



2. Departemen produksi Terdiri dari 3 departemen yaitu a) Departemen TTSK, bertugas untuk memproduksi obat-obatan yang berbentuk tablet, tablet salut, dan kapsul. Bagian produksi TTSK berada di lantai dua gedung produksi non β-Laktam. Sedangkan proses pengemasan produk dari TTSK dilakukan di lantai satu gedung produksi non β-Laktam, proses pengemasan meliputi kemasan primer dan sekunder dimana pengemasan primer terdapat di grey area dan pengemasan sekunder yang terdapat di black area. b) Departemen Injeksi Salep, dan Sirup (ISS), bertugas memproduksi obat obatan yang berbentuk sediaan steril injeksi, salep, sirup non β-Laktam, dan pembuatan aqua pro injeksi, sesuai dengan rencana produksi yang sudah ditetapkan. Proses produksi serta pengemasan departemen ISS dilakukan di gedung produksi non β-Laktam. Proses printing, viewing, dan pengemasan sekunder di departemen ISS dilakukan di grey area. Sedangkan untuk proses produksi yang terdapat di white area dibagi menjadi dua, yang pertama adalah area produksi dengan kelas 100 (menggunakan LAF, produksi aseptis, filling sediaan injeksi) dan yang kedua adalah kelas 10.000 (menggunakan HEPA-filter, kelas 10.000 digunakan untuk menunjang area kelas 100). c) β-Laktam, Proses produksi antibiotika yang ada di gedung produksi βLaktam dilakukan di gedung yang berbeda dengan gedung produksi non β-Laktam, karena golongan obat β-Laktam dapat menyebabkan hipersensitifitas, selain itu untuk menghindari proses kontaminasi terhadap produk obat-obatan yang lain. Gudang penyimpanan bahan baku β-Laktam dipisah dengan bahan baku dari obat lain. Gedung produksi β-Laktam memiliki sistem pengolahan limbah sendiri, pengolahan limbah ini bertujuan supaya cincin β-Laktam terpecah. Sebelum bekerja di bagian β-Laktam karyawan harus melalui tes sensitivitas terhadap antibiotik golongan penisilin, supaya terhindar dari gangguan kesehatan.



13



3. Departemen Quality Operation (QO) Departemen Quality Operation bertugas untuk memeriksa setiap tahapan kritis, untuk mengetahui kesalahan proses produksi yang mungkin terjadi. Selain itu departemen QO juga bertugas menjamin obat yang akan dikonsumsi oleh konsumen berkualitas baik. Pemeriksaan oleh QO dilakukan berdasarkan dengan spesifikasi dan persyaratan dalam farmakope (kompendial) dan standard lain. Deparetemen Quality Operation sendiri dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: a) Bagian Quality Control (QC) / Pengendalian Mutu Bagian Quality Control (QC), Bagian QC terdiri dari lima tim kerja, yaitu Administrasi dan Dokumentasi, Laboratorium Non Instrumen (Kimia Fisika), Laboratorium Instrumen, Laboratorium Mikrobiologi, Bahan Baku atau Bahan Kemas. Adapun tugas dari bagian QC adalah :  Memeriksa bahan awal yang dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama yang berupa pemeriksaan secara visual dan kesesuaian produk berdasar dokumen sedangkan tahap kedua melakukan pemeriksaan melalui laboratorium.  Memeriksa bahan baku produksi, bahan pengemas, dan beberapa bahan varia seperti alkohol, HCL, dan lain-lain.  In Process Contro (IPC) atau Pemeriksaan dalam proses, misal memeriksa trial cetak, produk antara yang berupa granul atau sediaan sirup setelah melalui proses pencampuran atau mixing. Proses IPC dilakukan untuk mengetahui pH, kekerasan, berat, waktu hancur, kerapuhan, dan kadar air.  Memeriksa ruahan secara lengkap, sesuai dengan sepesifikasi yang dimiliki oleh masing-masing produk.  Memeriksa produk yang sudah jadi dan siap dikirim, pemeriksaan ini berupa inspeksi untuk kelengkapan kemasan atau penangaan produk jadi.  Melakukan sampling, memeriksa lingkungan produksi, seperti air, pemeriksaan ruangan yang meliputi jumlah partikel dan mikroba, serta limbah.



14



 Memberikan validasi metode analisa  Memberikan verifikasi metode kompendial.  Memeriksa stabilitas dari sampel. b) Bagian Quality Assuance (QA) / Pemastian Mutu, Bagian QA bertugas untuk membuktikan fungsi kualitas yang sedang dijalankan memadai, supaya menghasilkan produk yang sesuai spesifikasi yang ditentukan. Tugas bagian QA:  Mengkoordinasi validasi dan kualifikasi, yang meliputi kualifikasi alat, validasi proses produksi, validasi pembersihan, validasi pengemasan (primer) dan kualifikasi ruangan.  Melakukan kalibrasi yang berkoordinasi dengan unit terkait, untuk memastikan alat-alat produksi yang digunakan sesuai dengan batas validitasnya.  Mengkoordinasi audit internal dan eksternal untuk memastikan sistem mutu yang baik, mengaudit vendor bahan baku dan bahan kemas, audit toll out manufacturer, inspeksi rutin CPOB, audit distributor, dan lain-lain.  Merilis produk jadi.  Mengelola dokumen produksi Catatan Pengolahan Bets (CPB), pengelolaan



CPB



meliputi



penyimpanan,



peminjaman,



dan



pemusnahan CPB.  Mengelola keluhan pelanggan.  Mengelola



produk



kembalian



seperti



penarikan



produk



dan



pemusnahan produk.  Mengelola stabilitas produk on going dan long term.  Mengelola sample per tinggal produk jadi.  Mengkoordinasi monitoring lingkungan produksi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, mikrobiologi, jumlah partikel, kebisingan, pengukutan cahaya, dan lain-lain.  Mengkoordinasi



pelaksanaan



Quality



Risk



Management



atau



pengkajian mutu kualitas dan kajian mutu produk (Product Quality Review). 15



c) Bagian Sistem Mutu Bagian, memiliki tugas :  Mengendalikan dokumen sistem mutu dan melakukan review dokumen secara berkala.  Memantau dan mengevaluasi program yang sedang dilaksanakan, supaya kinerja meningkat dan sistem yang digunakan terintegrasi.  Melakukan pembaharuan peraturan dan memenuhi peraturan yang berkaitan sistem dan operasional produksi.  Mengelola



pelatihan



CPOB,



K3



dan



menjamin



karyawan



melaksanakan pekerjaannya secara benar dan selamat.  Mengendalikan perubahan serta penyimpangan yang ada.  Mengendalikan serta memastikan semua kegiatan sesuai dengan CPOB terbaru, ISO 9001, dan sesuai dengan sistem manajemen lingkungan ISO 14001, dan OHSAS 18001.  Sebagai koordinator pelaksanaan audit sistem integrasi (sistem mutu ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001). 4. Departemen Engineering Departemen engineering terdiri dari a) Preventive Maintenance, tugas dari Preventive Maintenance adalah memasang alat dan melakukan perawatan rutin mesin produksi, mesin pendukung,



peralatan



raboratium,



dan



mengkualifikasi



instalasi



operasional dan kinerja. b) Utility, tugas dari Utility adalah memberikan suplai air, listrik, sistem AHU, menyediakan jaringan komputer dan jaringan komunikasi, serta menyediakan alarm kebakaran di semua bagian PT. Phapros, Tbk. c) Investasi and technology development, tugas dari Investasi and technology development adalah mengkoordinasi pelaksanaan investasi peralatan dan menjamin ketersediaan spare parts mesin. 5. Departemen Perencanaan dan Pengembangan Produk (PPP) Departemen PPP bertanggung jawab untuk membuat dan merencanakan produk baru. Proses pembuatan produk baru ini meliputi riset mengenai formulasi hingga kemasan yang akan digunakan. Selain membuat dan merencanakan produk baru, departemen PPP juga bertugas untuk



16



menyempurnakan formulasi dan kemasan dari produk-produk yang sudah ada. Produk Agromed dikembangkan untuk memperkuat pasar obat herbal yang dimiliki oleh PT. Phapros, Tbk. Sedangkan untuk pengembangan me too products dilakukan supaya PT. Phapros, Tbk menjadi pelopor me too products. Pengembangan produk yang dilakukan PT. Phapros, Tbk biasanya membutuhkan waktu 2 hingga 3 tahun. Ide mengenai pengembangan produk yang



dilakukan



departemen



PPP



berasal



dari



pemasaran



(untuk



menyesuaikan keinginan pasar), bagian produksi, dan bagian lainnya. Ideide yang muncul diproses oleh departemen Bussines Development, dan ide yang disetujui akan di proses oleh tim yang dibentuk departemen PPP untuk dibuat menjadi rancangan proyek, mulai dari formulasi, metode analisa, desain kemasan, hingga registrasi produk. Departemen PPP membawahi lima bagian, yaitu : a) Pengembangan Formulasi Pengembangan formulasi, bertugas untuk mempelajari formulasi, menyusun formula berdasar sifat fisika dan sifat kimia, serta pengembangan standar. Jika formula standar tidak ditemukan, akan dibuat formula alternatif. Formula-formula yang telah dibuat harus melalui prose trial orientasi, untuk menentukan formula yang paling baik. Setelah melakukan formulasi dilanjutkan dengan proses laboratory scale dengan uji stabilitas (minimal 6 bulan) dan terakhir dilakukan pilot scale, minimal 1/10 ukuran batch komersial yang digunakan untuk gambaran untuk produksi full batch. Data yang didapat dari pilot scale digunakan untuk registrasi dengan ketentuan minimal dibuat dalam 2 batch pilot dan dilampirkan data stabilitas dalam setahun. b) Technical Support Technical Support, bertugas untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan produk eksisting selama produksi yang terdapat di departemen produksi, dan juga melakukan transfer proses toll manufacturing agar ketersediaan produk terjamin, dan memperbaiki proses produksi supaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan sesuai pinsip cost effectiveness. c) Pengembangan Kemasan, memiliki tugas untuk mendesain kemasan yang sesuai spesifikasi dari produk yang akan dikemas, serta menentukan



17



komposisi dari kemasan yang akan digunakan. Untuk membuat konsep kemasan dilakukan analisa segmen yang dilakukan bekerja sama dengan bagian pemasaran untuk produk OTC, sedangkan produk generik dan ethical harus sesuai dengan aturan dari BPOM. Rancangan desain yang diajukan harus disertai formulir registrasi, agar proses registrasi cepat dan nomor registrasi segera keluar. d) Dokumentasi dan Registrasi, bertugas menyusun, dan mengkompilasi data yang dibutuhkan untuk mendaftarkan produk baru supaya mendapat Nomor Ijin Edar (NIE) dan mendaftarkan produk yang sudah ada. Penyusunan dokumen meliputi PPI olah atau kemas, Catatan Per Bets (CPB) olah dan kemas, spesifikasi dan prosedur pemeriksaan bahan baku, bahan kemas, produk jadi, dan bertanggung jawab untu entry BOM, spek IT, routing, item number pada sistem MFG-Pro/QAD supaya dapat diproses MRP. e) Pengembangan Analisa, bertugas untuk membuat kriteria dan prosedur pemeriksaan bahan baku atau produk yang sudah divalidasi, dan studi stabilitas accelerated dan real time condition. Hasil pengembangan analisa ini akan diberikan pada pengendalian mutu untuk proses analisa. 2.3.3 Produk Produk yang Dihasilkan PT. Phapros, Tbk memproduksi lebih dari 250 macam produk, mulai dari produk obat-obatan dan produk alat kesehatan. Produk dari PT.Phapros, Tbk sendiri dikelompokkan menjadi: a) Produk PT. Phapros, Tbk meliputi:  Produk rutin (produk dengan nama dagang seperti Antimo, Bio ATP, Becefort, Supralivron, Livron B-Plex, dan lain-lain).  Produk obat generik berlogo (Amoxicillin kaplet, Ampicillin kaplet, Ampicillin sirup, dan lain-lain)  Produk Pesanan Pemerintah seperti produk PKD (Peningkatan Kesehatan Daerah), contohnya adalah obat antituberkulosis.  Produk Agromed (Tensigard® , Ocugard, Hepagard, Fitogen, X-gra® , dan lain-lain).



18



b) Produk-produk lisensi Produk-produk lisensi dari Boehringer Mannheim GmBHm Jerman, American Product USA, Lederle Laboratories Division, Lekk Ljubljana Slovenia, F. Trenka Austria, dan Schwabe Jerman, contohya adalah Artane tablet, Xiclav tablet, Diamox tablet, dan lain-lain. 2.3.4 Proses Produksi 1. Material Material yang digunkan dalam proses produksi di TTSK Olah adalah berupa serbuk, serbuk granul dan juga larutan. Di dalam proses produksi TTSK Olah tidak semua produk ditambahkan larutan, tergantung pada granul produk apa yang akan dibuat. 2. Proses Pembuatan Produk Proses produksi di PT.Phapros, Tbk adalah membuat obat-obatan yang dimulai dari proses granulasi hingga proses pengemasan sekunder. a) Granulasi adalah proses pencampuran beberapa bahan baku supaya bahan baku merata dan granul yang akan dicetak memiliki komposisi bahan yang sama rata. b) Lubrikasi lubrikasi adalah proses penambahan granul supaya granul mudah dibentuk pada saat proses tabletting atau fIlling. c) Validasi adalah proses melakukan pengujian kadar air dari granul serta komposisi kandungan yang terdapat pada granul. Proses validasi ini berguna supaya granul yang akan dicetak sesuai dengan CPB (Catatan per Batch). d) Tabletting adalah proses pembentukan granul yang sudah melalui proses validasi menjadi tablet menggunakan punch dies. e) Filling adalah proses memasukkan granul yang sudah melalui proses validasi ke dalam kapsul kosong. f) Coating adalah proses pelapisan tablet menggunakan lapisan gula, proses ini dilakukan untuk beberapa produk tertentu saja, proses coating biasa disebut dengan proses salut. g) Dedusting adalah proses penghilangan debu yang menempel pada tablet, supaya tablet siap dikemas primer.



19



2.3.5 Fasilitas Produksi Sistem penanganan material yang ada di bagian produksi bergantung pada material yang digunakan. Hampir semua perpindahan material yang ada di PT. Phapros, Tbsk masih dilakukan oleh manusia. Material handling yang ada pada bagian produksi adalah : a) Hand truck, digunakan untuk memindahkan material yang berada di dalam bentuk container, maupun box. b) Forklift, digunakan untuk memindahkan dari gedung tablet dan kapsul dari gedung TTSK yang sudah dikemas primer dan sekunder ke gudang. c) Tong Tong digunakan untuk menempatkan granul yang sudah melalui proses granulasi dan siap cetak, tong digunakan supaya granul yang sudah divalidasi dan siap cetak tidak terkontaminasi oleh paparan udara bebas. d) Aluminium Foil dan Plastik digunakan untuk menempatkan granul sebelum granul dimasukkan ke dalam tong, sehingga granul mudah untuk dituangkan ke dalam mesin cetak. e) Silica Gel digunakan untuk menjaga kelembaban granul di dalam tong selama menunggu granul untuk diproses ke proses pencetakan atau pengkapsulan. f) Container box digunakan untuk menaruh tablet dan kapsul yang sudah di proses pada mesin cetak dan menaruh produk-produk yang siap untuk di packing primer



2.4



CV. Merapi Farma Herbal



2.4.1 Profil Merapi Farma Herbal adalah salah satu perusahaan yang ikut berperan dalam melestarikan akar dan kekayaan budaya bangsa dengan mengembangkan tanaman obat serta obat tradisional, mencari dan menggali manfaat untuk kesehatan, serta ekonomi dari tanaman obat dan jamu tradisional untuk kesejahteraan bangsa dan negara. Merapi Farma Herbal mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman obat dan obat tradisional kepada masyarakat. Khususnya, menggunakan keahlian untuk



20



mencegah dan mengobati berbagai penyakit dengan talenta meracik jamu tradisional Jawa. Produk Merapi Farma Herbal bermerek dagang Jamu Godhog Khas Jogja telah di pasarkan mulai dari lingkungan kota Jogjakarta sejak tahun 1994 dan pada penghujung tahun 2004, mulai merambah ke pasar nasional. Bahwa selain memproduksi jamu godhog, Merapi Farma Herbal juga mengusahakan pembibitan tanaman obat dan budidaya tanaman obat, yang juga digunakan sebagai bahan utama jamu, sebagian besar dipanen dari kebun budidaya tanaman obat yang terletak di lahan dalam kawasan wisata agro tanaman obat Merapi Farma Herbal, sebagian yang lain merupakan hasil budidaya petani binaan dengan konsep kemitraan yang berlandaskan semangat gotong-royong untuk mencapai keuntungan bersama (win-win solution). Dengan demikian, selain untuk kebutuhan sendiri, berbagi jenis tanaman obat tersebut juga ditanam dalam berbagai ukuran (polybag) untuk memudahkan konsumen yang berkeinginan mengoleksi tanaman obat. Merapi Farma Herbal didirikan pada tahun 1994 (20 tahun/dua dasawarsa) oleh Bapak Sidik Raharjo yang pada mulanya hanya untuk melayani kebutuhan konsumen di Jogjakarta dan sekitarnya. Akan tetapi melalui pengembangan dan berbagai diversifikasi produk, pemasarannya mulai merambah ke berbagai kota bahkan ke beberapa pulau lain di Indonesia. Oleh karenanya, dipandang perlu untuk melegalisasi perusahaan tersebut dengan berbadan hukum pada tahun 2004, yakni sebagai berikut: Akte pendirian CV. Merapi Farma Herbal, Ijin Gangguan (HO), NPWP (perusahaan dan pribadi), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Ijin Prinsip, Ijin Usaha industri Kecil Obat Tradisonal, Surat Penugasan Apoteker, dan Ijin Edar. Beberapa hal seputar peluang usaha tersebut atas akhirnya menjadi semacam (action trigger) yang mendorong berdiri dan eksisnya Merapi Farma Herbal hingga hari ini. Sehingga Merapi Farma Herbal senantiasa konsisten dan fokus dalam mengembangkan sistem dan teknologi Agro Industri Biofarmaka yang bergerak dari hulu ke hilir dimulai dari Wisata Agro berupa Pembibitan dan Budidaya Tanaman Obat, Penelitian dan Pelatihannya, hingga memproduksi Jamu Godhog untuk pengobatan, juga jamu sebagai gaya hidup (life style). Dalam



21



rancangan usaha pada tahun 2014 ini, Merapi Farma Herbal akan semakin memperkuat di sektor Pelatihan, Pembudidayaan, serta Pendekatan Kultural bahwa Jamu merupakan warisan budaya Indonesia yang adiluhung. Merapi Farma Herbal adalah salah satu kawasan wisata belanja yang berusaha ikut berperan dalam melestarikan kekayaan budaya bangsa dengan mengembangkan tanaman obat tradisional, dan obat tradisional. Merapi Farma Herbal berdiri pada tahun 1999, dan pemiliknya bernama Sidik Raharjo. Merapi Farma Herbal terletak di Jl. Kaliurang Km 21,5 Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Penggunaan obat tradisional dengan memanfaatkan tanaman berkhasiat obat semakin meningkat. Penggunaan tanaman obat yang dikenal sebagai obat tradisional merupakan salah satu jawaban untuk mengatasi masalah masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan kesehatan, karena obat tradisional lebih murah, mudah diperoleh, dan efek sampik relative kecil. Selain itu, adanya tren masyarakat yang menggunakan bahan- bahan alami maupun gerakan back to nature, yang menyadari efek samping dari obat kimia, mendorong masyarakat untuk menggunakan obat tradisional. Merapi Farma Herbal memiliki kebun koleksi yang didalamnya terdapat berbagai macam tanaman obat. Terdapat lebih dari 300 jenis tanaman obat. Luas kebun tanaman obat tersebut adalah 6m x 25m. Saat menyusuri kebun koleksi yang tertata rapi di Merapi Farma Herbal, pengunjung dapat mengenali setiap jenis tanaman dengan mudah, karena setiap tanaman dipot sudah diberi keterangan nama. Tidak semua tanaman yang ada dapat dimanfaatkan sebagai obat langsung. Adapula jenis tanaman yang berfungsi sebagai obat luar. Misalnya tanaman Mindi yang berfungsi sebagai pestisida alami bagi tanaman. Selain untuk pemakaian sendiri, berbagai jenis tanaman obat juga ditanam dalam berbagai ukuran polibag untuk memudahkan konsumen yang ingin mengoleksi tanaman obat. Berikut adalah sebagian tanaman obat yang ada di kebun koleksi Merapi Farma Herbal: adas , jahe merah, asam jawa, jarak wulung, air mancur, dadap serep, daruju, daun dewa, daun duduk, daun encok, daun madu, daun pedas, daun perak, daun sendok, daun wungu, dewandaru, digitalis, dlingo, mahkota dewa,



22



mandokaki, mangkokan, melati, mengkudu, meniran, menta arvensis, mentha peperita, mimba, mindi, mrico perdu, mungsi arab, murbei, olix, orang – aring, orok-orok hutan, otot – ototan, sosor bebek, sri gading, stevia, strobery, sumba keling, tempuyung, temu giring, temu ireng, temu lawak, temu mangga, temu putih, tolod, trembesi, tribulus, turi. Obat tradisional dapat diperoleh diindustri jamu atau dengan membuat sendiri secara sederhana. Namun untuk membuat obat tradisional memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang lebih. Oleh karena itu perlu dilakukan pengenalan pemanfaatan tanaman obat serta sesuai dengan visi dan misi untuk mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan tentang tanaman obat kepada masyarakat luas kan kekayaan hayati yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Selain kebun koleksi , di Merapi Farma Herbal terdapat outlet yang khusus menjual jamu godhog. Outlet jamu berada di bagian depan Merapi Farma Herbal. 25 Luas outlet tersebut adalah 8m x 13m.Di outlet jamu Merapi Farma Herbal, konsumen data mencicipi jamu godhog yang terbuat atau diracik dari beberapa jenis herbal yang berupa rajangan tanaman obat, yang diolah melalui beberapa proses secara bersih untuk mendapatkan produk bermutu 2.4.2 Proses Produksi dan Pendistribusian Tanaman yang diproduksi berupa jamu langsung minum dan racikan, yang berasal dari lebih dari 600 tanaman obat. Untuk mempermudah pengembangan produk jamu, CV Merapi Farma Herbal Yogyakarta terbagi dalam 3 divisi penting yaitu: Divisi Produksi, Divisi Marketing dan Divisi Agrowisata. Divisi Produksi merupakan divisi yang melakukan proses produksi, yang dimulai dari pencucian simplisia (bahan jamu kering), pemotongan atau perajangan, pengeringan, sortasi, peracikan dan pengepakan. Divisi produksi disebut sebagai Produksi Jamu dan Outlet jamu yang beralamat di Jl. Cangkringan Km. 2 Dhuri, Tirtomartani, Kalasan, Sleman Yogyakarta. Divisi Marketing merupakan divisi yang mengurusi pemasaran hasil produksi. Divisi marketing ini berupa kedai – kedai yang menjual jamu langsung minum dan racikan jamu dalam kemasan dan dapat pula berupa wisata Argo. Divisi Marketing disebut sebagai Outlet Jamu yang beralamat di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km.8.8, Kaindanen, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.



23



Pemasaran produk dilakukan dengan membuka kedai jamu godhog. Pemasaran dilakukan dengan menggunakan sistem maralaba yang terdiri dari 138 mitra yang tersebar di Pulau Jawa, Pulau Bali dan Pulau Sumatera. Selain produk jamu godhog yang berupa jamu langsung minum dan racikan, CV Merapi Farma Herbal Yogyakarta menjual tanaman obat hasil pembibitan dengan harga Rp 3000,00 tiap pohonnya. Sedangkan untuk jamu langsung minum dan racikan harga dimulai dari Rp. 6.000,00 hingga Rp.18.000,00 sedangkan untuk pesanan jamu khusus seharga Rp. 30.000,00. CV Merapi Farma Herbal Yogyakarta mampu menghasilkan omset sebesar 150 Juta / bulan. Divisi Agrowisata merupakan divisi yang mengurusi tentang budidaya dan pembibitan tanaman obat/ bahan baku produksi. Pada Divisi Agrowisata ini juga menjual hasil produksi yang berupa jamu godok siap minum, jamu racikan dalam kemasan, penjualan bibit tanaman jamu dan sebagai tempat pengenalan tanaman obat, jamu dan CV Merapi Farma Herbal Yogyakarta. Divisi Agrowisata disebut juga sebagai Pembibitan dan Penjualan Tanaman Obat Merapi Farma yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 21,5 Hargobinangun, Pakem Yogyakarta. Untuk menjaga kualitas produk CV Merapi Farma Herbal Yogyakarta maka dilakukan Uji Mikrobiologi selama 2 kali dalam setahun yang dilakukan oleh Dinas pertanian dan Kesehatan.



24



BAB IV PENUTUP



4.1



Kesimpulan Yakult merupakan minuman susu fermentasi pertama dengan kandungan



probiotik serta memiliki beberapa manfaat bagi tubuh. Botol yakult dibuat dengan jenis plastik polistiren yang food grade (layak untuk mengemas makanan) karena dipercaya akan meminimalisir migrasi kepada produk. Untuk penyimpanan, yakult haruslah disimpan dalam keadaan dingin karena untuk menjaga fungsi dari bakteri lactobascillus shirota agar berfungsi semaksimal mungkin. Pendistribusian dilakukan dengan mobil box yang terdapat cooler box dan yaklut ladies. PT. Sidomuncul, Tbk. berupaya menciptakan produk jamu yang lebih modern dan bervariasi agar dapat bersaing dipasaran yang lebih luas. Dalam proses produksinya PT. Sidomuncul, Tbk. melakukan pengawasan yang ketat salah satunya pada bahan baku antara lain dengan mengecek kebenaran bahan baku, mengecek tentang kebersihan bahan baku serta mengecek kadar air bahan baku tidak lebih dari 10%. PT Phapros, Tbk adalah perusahaan farmasi yang merupakan anak perusahaan PT Kimia Farma (Persero). Untuk menjaga mutu, proses produksi dilakukakan dengan memenuhi Cara Pembuatan Obat yang Baik/CPOB terkini (current Good Manufacturing Practices), Pembuatan Obat Tradisional yang Baik/CPOTB terkini (current Herbal Good Manufacturing Practices), serta persyaratan penyaluran alat kesehatan dan Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB), Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) serta system Manajemen Mutu yang terintegrasi yang meliputi standar ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO/IEC 17025 dan Manajemen Risiko. CV. Merapi Farma Herbal merupakan industri jamu godhog dimana bahan bakunya di dapatkan dari proses pembibitan sendiri. Produksi dimulai dari pencucian simplisia (bahan jamu kering), pemotongan atau perajangan, pengeringan, sortasi, peracikan dan pengepakan. Untuk menjaga kualitas produk CV Merapi Farma Herbal Yogyakarta maka dilakukan Uji Mikrobiologi selama 2 kali dalam setahun yang dilakukan oleh Dinas pertanian dan Kesehatan.



25



4.2



Saran 1. Waktu kunjnungan industri terlalu singkat, sehingga tidak semua tempat produksi dapat dilihat sehingga diharapkan untuk kunjungan selanjutnya lebih diperpanjang waktu kunjungannya. 2. Diharapkan dapat diberikan video penjelasan untuk area yang tidak dapat terjangkau sehingga kami dapat mengetahui lebih luas lagi



26