Laporan Magang Industri Kayu Lapis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

IDENTIFIKASI LIMBAH PADAT PADA PEMBUATAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) DI PT. JASUMA MITRA PERKASA PALU LAPORAN PRAKTIK UMUM/MAGANG



Oleh:



ELMA TARINA L 131 18 282



JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS TADULAKO 2021 1



IDENTIFIKASI LIMBAH PADAT PADA PEMBUATAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) DI PT. JASUMA MITRA PERKASA PALU



LAPORAN PRAKTIK UMUM/MAGANG



Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelasaikan Mata Kuliah Praktek Umum/Magang Pada Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako



Oleh : ELMA TARINA L 131 18 282



JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS TADULAKO 2021



HALAMAN PENGESAHAN



Judul



: Identifikasi Limbah Padat pada Pembuatan Kayu Lapis (Plywood) Di Pt. Jasuma Mitra Perkasa Palu



Nama Mahasiswa



: Elma Tarina



No. Stambuk



: L 131 18 282



Jurusan



: Kehutanan



Fakultas



: Kehutanan



Universitas



: Tadulako



Palu,



Oktober 2021



Mengetahui, Koordinator Praktik Praktik Umum/Magang Minat THH



Dosen Pembimbing Umum/Magang



Muthmainnah, S. Hut.,M. Si NIP. 19810215 200710 2 001



Asniati, S.Hut., MP NIP. -



Menyetujui, Ketua Jurusan kehutanan,



Dr. Ir. H. Naharuddin, S. Pd., M. Si. NIP. 19721230 200112 1 002



KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas kehendak-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan hasil magang ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga syafaatnya mengalir kepada kita semua diakhirat kelak. Laporan ini dibuat sebagai syarat dalam penilaian praktik umum/ magang pada tahun 2021. Dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan kegiatan magang, penulis banyak mendapat bantuan secara materil maupun moril. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Orang tua tercinta dan saudara saya yang telah memberikan dukungan, motivasi dan do’a terbaik mereka. 2. Bapak Dr. Ir. Adam Malik, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako. 3. Bapak Dr. H.Naharuddin, S.Pd.,M.Si selaku Ketua Jurusan Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako. 4. Ibu Muthmainnah, S.Hut, M.Si selaku dosen penanggung jawab magang Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako. 5. Ibu Asniati, S.Hut.,MP selaku dosen pembimbing magang yang telah banyak membantu dalam penyelesaian laporan magang.



6. Pihak perusahaan PT. Jasuma Mitra Perkasa Palu. 7. Bapak Yan Salim selaku Direktur PT. Jasuma Mitra Perkasa Palu 8. Bapak Suyatno selaku Kepala Produksi serta supervisor PT. Jasuma Mitra Perkasa Palu 9. Karyawan dan pekerja di PT. Jasuma Mitra Perkasa yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar dan wawancara. 10. Teman terbaik magang PT. Jasuma Mitra Perkasa yaitu Khairul, Amal, Mifta, dan Tyas yang membantu, serta memberikan semangat selama pelaksanaan magang. Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan magang ini masih banyak kekurangan dan perlu penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat dan informasi yang dibutuhkan oleh pembaca.



Palu,



Oktober 2021



Penulis



BAB I PENDAHULUAN I.1



Latar Belakang Menurut Haygreen dan Bowyer (1989), kayu lapis adalah produk panel



finir-finir kayu yang direkat bersama sehingga arah serat sejumlah finirnya tegak lurus dan yang lainnya sejajar sumbu panjang panel. Perkembangan industri kayu lapis dimulai setelah tahun 1930-an yang ditandai dengan penggunaan kempa panas dari Eropa dan perekat resin sintetis sebagai perkembangan teknik yang berperan penting pada perkembangan kayu lapis. Dalam industri kayu lapis, dimana dolok/kayu bulat/gelondongan diolah menjadi produk kayu lapis (plywood) dengan berbagai bentuk dan ukuran, saat proses pengolahan kayu bulat dihasilkan berbagai jenis limbah. Menurut Widarmana (1973), yang dimaksud dengan limbah adalah sisa-sisa atau bagianbagian kayu yang dianggap tidak ekonomis lagi dalam suatu proses, waktu, dan tempat tertentu, akan tetapi mungkin masih dapat dimanfaatkan pada proses, tempat, dan waktu yang berbeda. Setiap tahapan proses pengolahan kayu lapis akan dihasilkan limbah kayu, dengan berbagai bentuk, ukuran, jumlah dan pemanfaatannya. Dalam rangka memantapkan materi perkuliahan yang didapatkan di bangku perkuliahan maka penulis melakukan kegiatan magang di PT. Jasuma Mitra Perkasa dengan judul “Identifikasi Limbah Padat pada Pembuatan



Kayu Lapis (Plywood) di PT. Jasuma Mitra Perkasa Palu” selama dua bulan untuk menambah pengalaman. Dengan demikian mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengertian mengenai perusahaan atau industri tertentu. Dengan pengalaman magang ini diharapkan para mahasiswa mampu mengaitkan antara pengetahuan akademik dengan pengetahuan praktis dan mampu menghimpun data mengenai suatu kajian pokok dalam bidang keahliannya sehingga mahasiswa dapat lebih memahami apa yang telah di pelajari di bangku perkuliahan. PT. Jasuma Mitra Perkasa merupakan salah satu industri pengolahan kayu lapis yang ada di Sulawesi Tengah yang menggunakan kayu bulat (log) sebagai bahan bakunya. Pada pembuatan kayu lapis kayu yang digunakan sebagai bahan baku utamanya adalah kayu yang lunak. Pemasaran hasil produksi dari PT. Jasuma Mitra Perkasa ini masih bersifat lokal yaitu masih sekitar Sulawesi Tengah. 1.1.1



Alasan Pemilihan Tempat Praktik Umum/Magang Praktik umum magang merupakan kegiatan akademik di luar kampus yang



dilaksanakan dengan mengikuti praktik kerja pada instansi/lembaga/perusahaan yang ada atau terkait. Alasan saya memilih tempat magang di perusahaan PT. Jasuma Mitra Perkasa karena saya ingin mendapatkan pengalaman di lapangan terlebih lagi bisa mengetahui proses pembuatan kayu lapis (plywood). 1.1.2. Alasan Pemilihan Bidang Yang Dipelajari Penulis memilih bidang limbah pada pengolahan kayu lapis karena ingin mempelajari dan mengetahui pemanfaatan limbah padat tersebut. 1.2



Tujuan Praktik Umum/Magang



Adapun tujuan umum dari Praktik umum/magang yaitu peserta magang dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan pengalaman langsung di dinas, intansi/perusahaan yang ditempati. Sehingga nantinya mahasiswa dapat dengan cepat menyesuaikan diri pada saat terjun ke dunia kerja. Adapun tujuan khusus dari hasil praktik umum/magang yang mendasari pembuatan laporan ini yaitu untuk membandingkan hasil teori yang telah diperoleh pada bangku perkuliahan dengan keadaan sebenarnya pada kegiatan di lapangan serta melihat secara langsung tahapan demi tahapan mengenai proses pembuatan kayu lapis (plywood). 1.3



Manfaat Praktik Umum/Magang Adapun manfaat dari praktik umum/magang secara umum yaitu untuk



memberikan mahasiswa kesempatan berinteraksi dan memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk terjun langsung kedunia kerja. Adapun manfaat dari praktik umum/magang secara khusus yaitu agar peserta magang dapat mengetahui proses pembuatan kayu lapis (plywood) di PT. Jasuma Mitra Perkasa.



BAB II GAMBARAN UMUM PT. JASUMA MITRA PERKASA 2.1



Sejarah PT. Jasuma Mitra Perkasa PT. Jasuma Mitra Perkasa didirikan oleh Yan Salim, Henky Puwarna,



Chandra Tanubrata dan Ricky Chandra pada tanggal 4 November 2014 di Kelurahan Kayumalue Ngapa, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Untuk mengelolah hasil hutan rakyat yang ada di Sulawesi Tengah serta membantu perekonomian masyarakat sekitar. PT. Jasuma Mitra Perkasa merupakan salah satu perusahan yang memproduksi kayu lapis di Sulawesi Tengah. 2.2



Visi dan Misi PT. Jasuma Mitra Perkasa Palu



2.2.1



Visi Membangun perekonomian masyarakat di wilayah Indonesia Timur



khususnya Sulawesi Tengah. 2.2.2



Misi  Meningkatkan pendapatan masyarakat  Menyediakan lapangan kerja  Meningkatkan produktivitas, nilai tambah, dan daya saing  Memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri



 Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan 2.3



Struktur Organisasi PT. Jasuma Mitra Perkasa Untuk mendapatkan atau mencapai suatu sasaran tertentu dengan



melibatkan orang banyak, maka diperlukan suatu struktur organisasi yang baik dan terencana. Struktur organisasi PT. Jasuma Mitra Perkasa menganut sistem organisasi garis dan staf, dimana terdapat hubungan wewenang antara atasan dan bawahan. Atasan dapat memberikan perintah kepada bawahannya lagi dan seterusnya. Sedangkan staf berfungsi sebagai pemberi saran, nasehat atau anjuran dalam rangka pengembangan perusahaan. Berikut ini adalah struktur organisasi dari manajemen PT. Jasuma Mitra Perkasa :



Direktur Utama Bpk. Yan Salim



Direk. Pemasaran Bpk. Wilis



Dept. Produksi Bpk. Suyatno



G. Manaj Keuangan Ibu Yanny



Dept. Mekanik Bpk. Naung K.



Dept. Packing Bpk. Angkring



G. Manajer Cabang Bpk. Suryanto



Dept. Umum Bpk. Sunaryo



Bag. Keamanan Bpk. Sutrisno



Manaj. Logistik Ibu Arpina



Dept. Akuntasi Ibu Rika Tongalayuk



Dept. Listrik Bpk. Iksan



Dept. Workhop Bpk. Maksum



Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Jasuma Mitra Perkasa



BAB III KEGIATAN PELAKSANAAN PRAKTIK UMUM/MAGANG 3.1



Kegiatan Di PT. Jasuma Mitra Perkara Praktik Umum/Magang ini dilaksanakan selama 2 bulan mulai bulan



September sampai dengan bulan Oktober 2021, yang dilaksanakan di industri PT. Jasuma Mitra Perkasa, Kelurahan Kayumalue Ngapa, Kecamatan Palu Utara, Kota Plau, Provinsi Sulawesi Tengah. Tabel 1.Kegiatan Pelaksanaan Praktik Umum/Magang. No 1.



2. 3.



4.



KEGIATAN Pengantaran surat izin pelaksanaan praktik umum/magang di industri PT. Jasuma Mitra Perkasa Penerimaan mahasiswa magang Mempelajari profil umum PT. Jasuma Mitra Perkasa dan kegiatan berdasarkan proses produksi kayu lapis Devisi Log  Identifikasi jenis kayu dalam bentuk log ( kayu bulat) sebagai bahan utama  Menghitung kubikasi kayu glondongan yang masuk  Penyortiran kayu bulat berdasarkan gradenya, Face (muka), Back



1



2



MINGGU KE 3 4 5 6



7



8



(belakang), dan Core (veener tengah). 5.



6.



7.



Devisi Rotary  Melakukan pengamatan dan pendataan di mesin rotary lathe (mesing pengupas kayu)  Melakukan pengamatan dan pendataan pada tahapan realing (penggulingan veener) Devisi Drayer  Melakukan pengamatan dan pendataan pada tahapan pengeringan veener Devisi Repair  Melakukan pengamatan dan pendataan reparasi Face/Back dan core



8.



3.2



Kegiatan Di Lapangan (PT. Jasuma Mitra Perkasa) Dalam pelaksanaan kegiatan lapangan, mahasiswa magang hanya



disarankan untuk melihat dan mengambil data pada proses pembuatan kayu lapis. Adapun kegiatan lapangan yang dilakukan di PT. Jasuma Mitra Perkasa yakni berdiskusi dengan pak Ali selaku HDR di PT. Jasuma Mitra Perkasa. Adapun halhal yang didiskusikan yakni bagaimana proses pembuatan kayu lapis dan pemanfaatan limbahnya pada PT. Jasuma Mitra Perkasa.



3.3



Pembahasan Dalam pembuatan kayu lapis tidak dapat dihindari timbulnya limbah.



Hampir seluruh bagian dari proses produksi kayu lapis berkontribusi terhadap produksi limbah dengan jumlah karakteristik yang berbeda (Mintarsih, 2006). Menurut Sumadiwangsa dan Widarmana (1982) menyatakan bahwa jenis limbah kayu yang terjadi pada industri kayu lapis antara lain berupa dolok (log end), sisa kupasan (log core), sisa kupasan veneer, lembaran (veneer) yang rusak, sisa potongan pinggir kayu lapis, serbuk gergaji (saw dust) dan serbuk pengamplasan. Adapun limbah padat yang dihasilkan oleh industri kayu lapis hampir terjadi pada setiap mesin sehinggah kuantitasnya sangat besar yaitu mencapai 40% dari volume log yang masuk. Besarnya presentase limbah padat dalam proses produksi kayu lapis mengharuskan setiap perusahaan kayu lapis memanfaatkan limbah padat tersebut secara optimal. Limbah padat yang dihasilakn dalam produksi kayu lapis PT. Jasuma Mitra Perkasa meliputi sisa potongan (log end), serbuk gergaji, kulit kayu inti kayu, potongan tepi log, sisa kupasan, sisa potongan veener, veener yang tidak standar, lembaran (veneer) yang rusak sisa potongan core, core reject, padatan glue, ceceran glue, sisa potongan sisi panel, sebetan, serbuk hasil pengemplasan, dan kemasan plastik. Limbah padat dari produksi kayu lapis yang dominan adalah kayu. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya limbah padat yang dihasilkan pada industri kayu lapis meliputi (Mintarsih,2006):  Jumlah dan kondisi kayu yang digunakan untuk produksi kayu



lapis  Cara pengolahan dan banyaknya limbah kayu yang diolah kembali untuk proses produksi lanjutan



 Kualitas pekerja dan tingkat teknologi yang digunakan Adapun urutan proses dalam pembuatan kayu lapis adalah pertama seleksi log. Kedua perlakuan awal pada log yaitu perlakuan awal ini ditujukan untuk memudahkan dalam proses pengupasan log, terutama untuk kayu yang memiliki kerapatan tinggi. Ketiga pengupasan. Keempat penyortiran finir yang dilakukan untuk menseleksi finir setelah proses pengupasan, finir dipisahkan antara yang rusak dengan yang tidak serta finir untuk bagian face dan core. Kemudian pengeringan finir yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar air finir sehingga dapat menghindari terjadinya blister pada kayu lapis setelah dilakukan pengempaan panas. Setelah itu perekatan yaitu mengaplikasikan pelaburan perekat pada kayu lapis. Selanjutnya pengempaan yaitu proses pengempaan panas (hot press) dan pengempaan dingin (cold press). Terakhir pengkondisian dilakukan bertujuan untuk mengurangi sisa tegangan akibat proses pengempaan serta menyesuaikan dengan kondisi lingkungannya. 3.3.1



Limbah Padat (Log, Serbuk, kulit kayu dan finir rusak) Proses produksi kayu lapis ini banyak sekali menghasilkan limbah,



terutama limbah kayu itu sendiri karena merupakan bahan pokok produksi. Limbah-limbah tersebut dihasilkan dari proses pemotongan, penggerajian, dan pengupasan kayu. Limbah kayu yang berupa serbuk dan kulit kayu dapat dimaksimalkan lagi pemanfaatannya untuk bahan bakar di boiler. Karena selama



ini serbuk dan kulit kayu tersebut hanya digunakan untuk bahan bakar dirumah tangga ataupun hanya dibuat sebagai abu gosok saja. Dengan pemanfaatan kembali limbah tersebut untuk bahan bakar proses pembakaran di boiler, maka akan dapat mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan serta dapat meminimalkan biaya bahan bakar boiler. Sedangkan limbah serbuk dan kayu yang belum dimanfaatkan dapat digunakan untuk pembuatan furniture alat-alat rumah tangga. Sehingga akan bernilai ekonomis serta ramah lingkungan.



Penyeleksian kayu log sesuai ukuran standar industry dan cacat kayu



3.3.2



Kayu yang sudah di seleksi dipisahkan dari cacatnya dan dikembalikan kepemiliknya



Limbah Padat (Lem) Limbah padat dari proses produksi kayu lapis ini dihasilkan dari lem yang



lengket pada mesin produksi. Lem lem yan tertingal di mesin tentu akan menggangu produktivitas mesin tersebut. Kandungan bahan kimia yang terdapat pada lem adalah fenol, karena bahannya mudah menguap ke udara serta menimbulkan bau. Namun pada PT. Jasuma Mitra Perkasa belum ada alat teknologi untuk mengelolah limbah padat pada lemnya ini.



3.3.3



Limbah Padat (Produk Gagal) Hasil produksi kayu yang mengalami kerusakan tentunya akan menjadi



limbah baru bagi lingkungan apabila tidak dilakukan penanganan secara cermat sebelum dibuang. Limbah hasil produksi yang rusak tersebut dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk proses pembakaran di boyler karena kandungan kalori kayu yang tinggi.