Laporan Pendahuluan Askeb KB [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN ASEPTOR KB



A. PENGERTIAN Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran. Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk: a.   Mendapatkan objektif2 tertentu b.   Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan c.   Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan d.   Mengatur interval diantara kelahiran e.   Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri f.    Menentukan jumlah anak dalam keluarga Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan.Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria)



yang



mengakibatkan



kehamilan.Jadi



kontrasepsi



adalah



menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.



1



B. TUJUAN Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran, mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita.Serta mencapai keluarga yang sejahtera. Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga.



C. STRATEGI PELAKSANAAN KB Terbagi dalam 2 strategi, yaitu: 1.   Strategi dasar ·  Meneguhkan kembali program di daerah ·  Menjamin kesinambungan program 2.   Strategi operasional ·  Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional ·  Peningkatan kualitas program dan program prioritas ·  Penggalangan dan pemantapan komitmen ·  Dukungan regulasi dan kebijakan ·  Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan



D. JENIS-JENIS KB Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya: 1.   Kontrasepsi PIL



2



Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone sintetik disebut pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil Progestrin. 1.1   Cara Kerja a.   Menekan ovulasi Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak akan terjadi ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan. b.   Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu c.   Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi d.   Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma) 1.2   Efektivitas Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas praktisnya sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil secara teratur. 1.3   Keuntungan a.   Mudah penggunaannya dan mudah didapat b.   Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid c.   Mengurangi



resiko



terjadinya



KET



(Kehamilan



Ektopik



Terganggu) dan Kista Ovarium d.   Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim e.   Pemulihan kesuburan hampir 100% 1.4   Baik untuk wanita yang: ·      Masih ingin punya anak ·      Punya jadwal harian yang rutin 1.5   Kontraindikasi a.   Menyusui (khsusu pil kombinasi) b.   Pernah sakit jantung c.   Tumor/keganasan d.   Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi



3



e.   Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya f.    Penyakit gondok g.   Gangguan fungsi hati & ginjal h.   Diabetes, epilepsy, dan depresi mental i.    Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun 1.6   Efek Samping Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang-kunang) perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan-bulan. 2.   Suntik Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara suntikan/injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormone ini ada yg terdiri atas 1 hormon, & ada pula yg terdiri atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg terdiri 1 hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston & Noristerat. Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna. KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia untuk sterilisasi. 2.1   Cara Kerja Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap 2 bulan.Wanita yang mendapat suntikan KB tidak mengalami ovulasi. 2.2   Efektivitas Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.



2.3   Keuntungan



4



a.   Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat b.   Dapat dipakai dalam waktu yang lama c.   Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu 2.4   Baik untuk Wanita yang: a.   Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil b.   Lebih suka disuntik daripada makan pil c.   Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi d.   Mungkin tidak ingin punya anak lagi e.   Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid 2.5   Kontraindikasi a.   Hamil atau disangka hamil b.   Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya c.   Tumor/keganasan d.   Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru berat, varices 2.6   Efek Samping Efek samping dari suntikan Cyclofem yg sering ditemukan adalah mual, BB bertambah, sakit kepala, pusing2 dan kadang2 gejala tersebut hilang setelah beberapa bulan atau setelah suntikan dihentikan. Sedang efek samping dari suntikan Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston, dan Noristeat yg sering dijumpai adalah menstruasi tidak teratur, masa menstruasi akan lebih lama, terjadi bercak perdarahan bukan mungkin menjadi anemia pada beberapa klien. 3.   AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan di dalam rahim.Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan bila berkeinginan untuk mempunyai anak. 3.1   Cara Kerja



5



AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur. Imbarwati (2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut: a.   Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi b.   Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri c.   Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi d.   Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus 3.2   Efektivitas Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama 1 tahun) 3.3   Keuntungan a.   Tidak terganggu faktor lupa b.   Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan menggunakan tembaga T 380 A) c.   Mengurangi kunjungan ke klinik d.   Lebih murah dari pil dalam jangka panjang 3.4   Baik untuk Wanita yang: a.   Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, & jangka panjang b.   Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak c.   Memberikan ASI d.   Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI e.   Berada dalam masa pasca aborsi f.    Mempunyai resiko rendah terhadap PMS g.   Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari h.   Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang memang tidak boleh menggunakannya i.    Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat 3.5   Kontraindikasi a.   Hamil atau diduga hamil



6



b.   Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin c.   Pernah menderita radang rongga panggul d.   Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal e.   Riwayat kehamilan ektopik f.    Penderita kanker alat kelamin 3.6   Efek samping a.   Perdarahan



dank



ram



selama



minggu2



pertama



setelah



pemasangan. Kadang2 ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping itu pada saat berhubungan (senggama0 terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya b.   Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan dihubungkan dengan resiko infeksi rahim. 3.7   Waktu Penggunaan IUD Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat: a.   Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil b.   Hari pertama sampai ke-7 siklus haid c.   Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL) d.   Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi e.   Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindungi 3.8   Waktu Kontrol IUD Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol IUd yang harus diperhatikan adalah: a.   1 bulan pasca pemasangan b.   3 bulan kemudian c.   Setiap 6 bulan berikutnya



7



d.   Bila terlambat haid 1 minggu e.   Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya 4.   AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit) Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit. 4.1   Cara Kerja AKBK atau sering disebut dengan implant secara tetap melepaskan hormone tersebut dalam dosis kecil ke dalam darah. Bekerja dengan cara: a.   Lendir serviks menjadi kental b.   Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi c.   Menekan ovulasi 4.2   Efektivitas Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99% 4.3   Keuntungan a.   Sekali pasang untuk 3 tahun b.   Tidak mempengaruhi produksi ASI c.   Tidak mempengaruhi tekanan darah d.   Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian e.   Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum mantap untuk di tubektomi 4.4   Baik untuk wanita yang: a.   Ingin metode yang praktis b.   Mungkin tidak ingin punya anak lagi c.   Tinggal di daerah terpencil d.   Tak khawatir jika tak dapat haid 4.5   Kontraindikasi a.   Hamil atau disangka hamil b.   Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya



8



c.   Tumor/keganasan d.   Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis 4.6   Efek samping Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting atau anemia karena perdarahan yg kronis. 4.7   Waktu Mulai Menggunakan Implant a.   Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7 b.   Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat c.   Saat menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan d.   Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan e.   Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari 5.   Kondom Pria Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu bersenggama 5.1   Cara Kerja Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum 5.2   Efektivitas Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan benar tiap kali berhubungan.Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode pil, AKDR, suntikan KB. 5.3   Keuntungan a.   Dapat dipaki sendiri b.   Dapat mencegah penularan penyakit kelamin c.   Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui d.   Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain e.   Tidak mengganggu kesehatan f.    Tidak ada efek samping sistemik g.   Tersedia secara luas



9



h.   Tidak perlu resep atau penilaian medis i.    Tidak mahal (jangka pendek) 5.4   Baik untuk pasangan yang: a.   Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak b.   Jarang bersenggama c.   Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin d.   Wanita yang kemungkinan sudah hamil 5.5   Kontraindikasi Alergi. 6.   Kontrasepsi Mantap (Kontap) Adalah



pemotongan/pegikatan



kedua



saluran



telur



wanita



(tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa macam cara antara lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang sering diapaki di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi. 6.1   Cara Kerja Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma 6.2   Efektivitas Dalam teori: 99,9%. Dalam praktek: 99%. 6.3   Keuntungan a.   Paling efektif b.   Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pengembalian tidak bisa dijamin). c.   Tidak perlu perawatan khusus 6.4   Baik untuk pasangan yang: a.   Sudah yakin tidak ingin punya anak lagi b.   Jika hamil akan membahayakan jiwanya c.   Ingin metode yang tidak mengganggu 6.5   Kontraindikasi Tidak ada.



10



6.6   Efek Samping Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya bengkak, nyeri, dan infeksi luka operasi.Pada vasektomi infeksi dan epididimis terjadi pada 1-2% pasien. Pada tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan komplikasi karena anastesi dapat terjadi. E. ASUHAN KEBIDANAN 1. PENGKAJIAN Pengkajian merupakan langkah awal proses asuhan kebidanan, yaitu mengumpulkan data, mengolah data dan menganalisa data yang diperoleh dalam bentuk data subjektif, objektif dan data penunjang yang akan memberikan gambaran keadaan kesehatan klien. 2. DATA SUBJEKTIF Adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan klien/ keluarga dan tim kesehatan berupa keluhan-keluhan tentang masalah kesehatan. 1.        Identitas (klien dan suami) -    Nama yang jelas dan lengkap -    Umur, ditanyakan untuk memberikan penyuluhan yang sesuai dengan umur ibu dan mengetahui kesesuaian antara umur ibu dengan kontrasepsi yang digunakan. Umur yang biasanya menggunakan KB 3 bulan adalah wanita usia subur sekitar 22-35 tahun. -    Agama, ditanyakan untuk memberikan asuhan yang berkaitan dengan kebiasaan yang dilakukan klien sesuai dengan agama. Pada



Agama



Islam,



beberapa



aliran



tidak



memperbolehkan KB yang bersifat permanen (sterilisasi), 11



sehingga klien beragama Islam lebih dianjurkan KB non permanen seperti suntik 3 bulan,1 bulan,pil atau KB barier (kondom dll). -    Pendidikan, untuk mengetahui tingkat pengetahuan sehingga mempermudah dalam pemberian informasi. -    Pekerjaan, untuk mengetahui pengaruh aktifitas terhadap kesehatan klien sehingga mempengaruhi keberhasilan KB -    Alamat, digunakan untuk mengetahui suku, adat, daerah, budaya dan memudahkan komunikasi. 2.        Alasan kunjungan, digunakan untuk mengetahui tujuan kunjungan klien (datang pertama kalinya, rutin, atau karena ada keluhan) 3.        Keluhan utama, mengetahui ada tidaknya keluhan yang dialami oleh klien 4.        Riwayat menstruasi Menarche, siklus, banyaknya, lamanya, sifat darah, teratur/tidak,



dismenorhea,



fluor



albus,



HPHT.



Riwayat



menstruasi khususnya HPHT, penting untuk ditanyakan terutama bagi ibu yang baru datang pertama kalinya menggunakan KB suntik 3 bulan. 5.        Cara KB terakhir (bagi akseptor KB lama) 6.        Jumlah anak hidup (riwayat obstetri) 7.     Status kehamilan saat ini, untuk mengetahui ibu dalam keadaan hamil atau tidak 8.        Sikap pasangan terhadap KB (setuju/tidak) 9.        Riwayat



penyakit



yang diderita



klien(Jantung,



hipertensi,



12



hepatitis, DM, asma, TBC dan HIV AIDS)



3. DATA OBJEKTIF Data ini diperoleh melalui pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, pemeriksaan darah dalam dan pemeriksaan laboratorium. 1.        Pemeriksaan Umum Keadaan umum   : baik, cukup, kurang. Kesadaran           : composmentis TD                       : normalnya 110/70 – 120/80 mmHg BB           : untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kontrasepsi yang digunakan dengan BB klien 2.        Pemeriksaan Fisik -       Wajah              : tidak pucat , tidak oedem -       Mata                : conjungtiva    : merah muda; Sklera  : putih -       Leher               : bendungan vena jugularis                  : tidak ada    pembesaran kelenjar limfe                : tidak ada    pembesaran kelenjar thyroid             : tidak ada -       Abdomen        :tidak ada massa, tidak ada nyeri, tidak ada tanda – tanda kehamilan, tidak ada bekas operasi. -       Genetalia         :tampak bersih, tidak ada fluor albus, tidak



13



ada infeksi kelenjar bartholini& skene. -       Ekstrimitas      : tidak oedema.



4. ASSESSEMENT Diagnosa         : Ny. “…” akseptor KB suntik 3 bulan Masalah           : -



5. PLANNING 1.        Beritahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu. R/ informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi petugas dan klien selanjutnya 2.        Jelaskan kepada ibu tentang kelebihan KB suntik 3 bulan : -       Kontrasepsi jangka panjang -       Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri -       Tidak berpengaruh pada prosuksi ASI -       Klien tidak perlu menyimpan obat -       Tidak diperlukan pemeriksaan dalam -   Mencegah anemia, kanker jinak payudara dan kanker endometrium. R/penjelasan tentang keuntungan KB suntik 3  bulan memberikan informasi yang mungkin belum diketahui ibu 3.        Jelaskan kepada ibu tentang kekurangan/kerugian serta



14



efek samping yang mungkin terjadi pada akseptor KB suntik 3 bulan : -      Klien sangat bergantung dengan tempat pelayanan kesehatan karena harus kembali setiap 12 minggu. -       Tidak melindungi dari IMS -   Kemungkinan terjadi keterlambatan pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian -    Dapat terjadi efek samping, terjadi perubahan pola haid : perdarahan bercak (spotting) ataupun amenore (tidak haid) dan penambahan berat badan. R/ penjelasan tentang kekurangan dan efek samping KB suntik 3 bulan dapat menjadi pertimbangan ibu dalam menentukan kontrasepsi yang akan digunakan. 4.        Berikan informed consent pada ibu. R/ bukti persetujuan ibu dalam penggunaan KB suntik 3 bulan. 5.        Jelaskan prosedur penyuntikan KB. R/ menghindarkan dari ketidakpahaman klien tentang prosedur penyuntikan. 6.        Pastikan 5T (tepat pasien, tepat tempat, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu) sebelum tindakan berikutnya terhadap ibu. R/menghindari kesalahan dalam proses penyuntikan. 7.        Atur posisi ibu senyaman mungkin. R/ mempermudah proses penyuntikan.



15



8.        Lakukan injeksi sesuai prosedur : -    siapkan alat (spuit 3 cc, kapas alcohol, obat yang mengandung 150 mg DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat)) -  Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi etil/ isopropyl alcohol 60-90%. -       Injeksi pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM . R/ Prosedur yang benar dapat menghindarkan kesalahan penyuntikan 9.        Memberikan HE kepada ibu bahwa bekas suntikan tidak boleh dimasase. R/ Menghindari infeksi pada daerah penyuntikan 10.    Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang (12 minggu) setelah penyuntikan dan menganjurkan ibu untuk datang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada keluhan. R/ agar ibu mengetahui jadwal suntikan ulang dan bersedia datang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada keluhan



TINJAUAN KASUS



ASUHAN



KEBIDANANPADA



Ny.”S” AKSEPTOR KB



SUNTIK 3 BULANDI PUSKESMAS PACARKELING - SURABAYA



Tanggal pengkajian     :16 April 2011             No.Reg.   : 61/12 Pukul                           : 09.30 WIB 16



3.1              Data Subjektif 3.1.1        Biodata Nama Ibu        : Ny. “S”                         Nama Suami   : Tn. “S” Umur               : 30 tahun                        Umur               : 33 tahun Agama            : Islam                             Agama            : Islam Suku/ bangsa   : Jawa                              Suku/ bangsa  : Jawa Pendidikan      : SMP                              Pendidikan      : SD Pekerjaan        : IRT                              Pekerjaan        : Karyawan Pabrik Alamat            :Pacar Kembang Gang Kelinci / 3 3.1.2        Alasan Kunjungan       :kunjungan rutin 3.1.3        Keluhan Utama           : Ibu mengatakan bahwa hari ini (16 April 2012) adalah jadwal ibu mendapatkan suntikan ulang KB 3 bulan. Ibu ingin pindah tempat suntik KB di puskesmas pacarkeling. Sebelumnya ibu suntik KB 3 bulan di BPS.



3.1.4        Riwayat Menstruasi -       Menarche    :           13 tahun -       Siklus          :           30 hari -       Banyaknya  :           + 3 x ganti pembalut/hari -       Lamanya     :           5-7 hari -       Sifat Darah :           encer, merah



17



-       Teratur/Tidak          :           teratur -       Dismenorhea           :           tidak -       Fluor Albus :           tidak -       HPHT         : 12 – 03 – 2012 3.1.5        Cara KB terakhir (bagi akseptor KB lama) : KB 3 bulan 3.1.6        Riwayat Obstetri : -       Jumlah anak lahir hidup      : 3 -       Jumlah anak lahir mati        : -       Jumlah abortus        : -       Usia anak terkecil   : 4 bulan -       Persalinan terakhir  : 23 Desember 2011 -       Menyusui    : tidak 3.1.7        Status kehamilan saat ini      :  tidak hamil 3.1.8        Sikap pasangan terhadap KB : setuju 3.1.9        Alat kontrasepsi yang pernah digunakan : suntik 3 bulan , pil 3.1.10    Riwayat penyakit yang diderita klien : Ibu mengatakan dirinya dan keluarga tidak pernah menderita penyakit / memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi, DM, hepatitis, asma, TBC, HIV AIDS, dan kanker.



3.2              DataObyektif



18



3.2.1        Pemeriksaan Umum Keadaan umum          : baik Kesadaran                   : compos mentis Tekanan Darah           : 110/70 mmHg Berat Badan               : 50 kg 3.2.2        Pemeriksaan Fisik -       Wajah              : tidak pucat , tidak oedem -       Mata                : conjungtiva           : merah muda; sklera   : putih -       Leher               : bendungan vena jugularis             : tidak ada                              pembesaran kelenjar limfe              : tidak ada                              pembesaran kelenjar thyroid           : tidak ada -       Abdomen     :tidak ada massa, tidak ada nyeri, tidak ada tanda – tanda kehamilan, tidak ada bekas operasi. -       Genetalia      :tampak bersih, tidak ada fluor albus, tidak ada infeksi kelenjar bartholini& skene. -       Ekstrimitas   : tidak oedema.



3.3              Assessment Diagnosa aktual            :  Ny. “S” akseptor KB suntik 3 bulan. Masalah                        :  -



19



3.4              Planning 1.      Beritahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu. R/ informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi petugas dan klien selanjutnya 2.      Cek jadwal kunjungan ulang yang tertera pada kartu KB ibu. R/ memastikan tanggal suntikan ulang sesuai jadwal. 3.        Jelaskan kembali tentang kelebihan KB suntik 3 bulan : -       Kontrasepsi jangka panjang -       Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri -       Tidak berpengaruh pada prosuksi ASI -       Klien tidak perlu menyimpan obat -       Tidak diperlukan pemeriksaan dalam -  Mencegah anemia, kanker jinak payudara dan kanker endometrium. R/penjelasan tentang keuntungan KB suntik 3  bulan memberikan informasi yang mungkin belum diketahui ibu 4.        Jelaskan kembali tentang kekurangan/kerugian serta efek samping yang mungkin terjadi pada akseptor KB suntik 3 bulan : -      Klien sangat bergantung dengan tempat pelayanan kesehatan karena harus kembali setiap 12 minggu. -       Tidak melindungi dari IMS



20



-    Kemungkinan terjadi keterlambatan pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian -       Dapat terjadi efek samping, terjadi perubahan pola haid : perdarahan bercak (spotting) ataupun amenore (tidak haid) dan penambahan berat badan. R/ penjelasan tentang kekurangan dan efek samping KB suntik 3 bulan dapat menjadi pertimbangan ibu dalam menentukan kontrasepsi yang akan digunakan. 5.        Berikan informed consent pada ibu. R/ bukti persetujuan ibu dalam penggunaan KB suntik 3 bulan. 6.        Jelaskan prosedur penyuntikan KB. R/ menghindarkan dari ketidakpahaman klien tentang prosedur penyuntikan. 7.        Pastikan 5T (tepat pasien, tepat tempat, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu) sebelum tindakan berikutnya terhadap ibu. R/ menghindari kesalahan dalam proses penyuntikan. 8.        Atur posisi ibu senyaman mungkin. R/ mempermudah proses penyuntikan. 9.        Lakukan injeksi sesuai prosedur : -     Siapkan alat (spuit 3 cc, kapas alcohol, obat yang mengandung 150 mg DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat)) -       Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi etil/ isopropyl alcohol 70%.



21



-       Injeksi pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM . R/ Prosedur yang benar dapat menghindarkan kesalahan penyuntikan 10.    Berikan HE kepada ibu bahwa bekas suntikan tidak boleh dimasase. R/ Menghindari infeksi pada daerah penyuntikan 11.    Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang (12 minggu) yaitu tanggal 03-07-2012 dan menganjurkan ibu untuk datang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada keluhan. R/ ibu mengetahui jadwal suntikan ulang dan datang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada keluhan



3.5              Implementasi dan Evaluasi Tanggal 16 April 2012 Pukul 09.45 WIB : 1.     Menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu. e/ Ibu mengerti keadaannya saat ini 2.    Mengecek jadwal kunjungan ulang yang tertera pada kartu KB ibu. e/ Tanggal suntikan ulang hari ini sesuai dengan jadwal. 3.       Menjelaskan kembali tentang kelebihan KB suntik 3 bulan : -       Kontrasepsi jangka panjang -       Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri



22



-       Tidak berpengaruh pada prosuksi ASI -       Klien tidak perlu menyimpan obat -       Tidak diperlukan pemeriksaan dalam -  Mencegah anemia, kanker jinak payudara dan kanker endometrium. e/Ibu mengetahui kelebihan KB suntik 3 bulan 4.        Menjelaskan kembali tentang kekurangan/kerugian serta efek samping yang mungkin terjadi pada akseptor KB suntik 3 bulan : -      Klien sangat bergantung dengan tempat pelayanan kesehatan karena harus kembali setiap 12 minggu. -       Tidak melindungi dari IMS -    Kemungkinan terjadi keterlambatan pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian -    Dapat terjadi efek samping, terjadi perubahan pola haid : perdarahan bercak (spotting) ataupun amenore (tidak haid) dan penambahan berat badan. e/ Ibu mengerti kekurangan dan efek samping KB suntik 3 bulan dan tetap ingin menggunakan KB suntik 3 bulan. 5.        Memberikan informed consent pada ibu. e/ Ibu sudah menandatangani informed consent. 6.        Menjelaskan prosedur penyuntikan KB. e/ ibu mengerti prosedur yang akan dilakukan. 7.        Memastikan 5T (tepat pasien, tepat tempat, tepat obat, 23



tepat dosis, tepat waktu) sebelum tindakan berikutnya terhadap ibu. e/5T sudah dipastikan. 8.        Mengatur posisi ibu senyaman mungkin. e/ Ibu sudah berada di posisi yang nyaman. 9.        Melakukan injeksi sesuai prosedur : -       Menyiapkan alat (spuit 3 cc, kapas alcohol, obat yang mengandung 150 mg DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat)) -       Membersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi etil/ isopropyl alcohol 70%. -       Melakukan injeksi pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM . e/ Obat DMPA sudah dimasukkan. 10.    Memberikan HE kepada ibu bahwa bekas suntikan tidak boleh dimasase. e/ Ibu mengerti dan bersedia untuk tidak menggosok bekas suntikan 11.    Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang yaitu tanggal 03 – 07 – 2012  dan menganjurkan ibu untuk datang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada keluhan. e/ Ibu mengerti dan dapat mengulangi tanggal kunjungan ulang serta bersedia datang sesuai jadwal/ sewaktu-waktu bila ada keluhan.



24



DAFTAR PUSTAKA Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis



Kontrasepsi



yang



Digunakan



Pada



Pasangan



Usia



Subur. http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf . Diakses tanggal 19 Juni 2012.Pukul 19.20 WIB. Imbarwati.2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf. Diakses tanggal 19 Juni 2012.Pukul19.49 WIB. Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC.Diterjemahkan oleh: Widyawati,



dkk.



Jakarta.



EGC.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19183/4/Chapte r%20II.pdf BKKBN. 2011. Evaluasi Hasil Pencapaian Program Keluarga Berencana Nasional Januari – Desember 2011 Provinsi Jawa Timur. Surabaya : BKKBN .   . 2011b. Alat Kontrasepsi. http://www.bkkbn-jatim.go.id/bkkbnjatim/html/cara.htm (Diakses 10 April 2012) Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Varney, Helen. 2007. BukuAjarAsuhanKebidanan. Jakarta: EGC Wiknjosastro, Hanifa. 2007. IlmuKandungan. Jakarta: YBPS



25



Wulansari, Pita dan Huriawati Hartanto (Eds.). 2006. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : EGC



26