15 0 378 KB
LAPORAN PENDAHULUAN GASTROPHATY
Oleh: Enisah 318132
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKEP PPNI JAWA BARAT BANDUNG 2018
1. GAMBARAN KLINIS PENYAKIT A. Pengertian Gastropati erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusaan-kerusakan erosi. Disebabkan oleh kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus ( influensa, variola, morbili dan lain-lain) atau karena makanan-minuman (bahan-bahan kimia, arsen, plumbum, obat-obat yang mengndung salisilat, asam-basa kuat, KMnO4 dan lain-lain). Terjadinya radang difus di mukosa lambung, dengan erosi-eosi yang mungkin berdarah. Sering kali nyeri epigastrium tiba-tiba dan hematemesis. Disebut erosif akibat kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis. Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat. Penyakit ini dijumpai di klinik, sebagai akibat samping pemakaian obat, sebagai penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui. Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna bagian atas. Penderita gastropati akut erosif yang tidak mengalami perdarahan sering diagnosisnya tidak tercapai. Untuk menegakkan diagnosa tersebut diperlukan pemeriksaan khusus yang sering dirasakan tidaka sesuai dengan keluhan penderita yang ringan saja.
B. Etiologi 1. Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin. 2. Bahan-bahan kimia 3. Merokok 4. Alkohol 5. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat. 6. Refluks usus ke lambung. 7. Endotoksin.
C. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Manifestasi tersebut adalah: 1. Muntah darah 2. Nyeri epigastrium 3. Neusa dan rasa ingin vomitus 4. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka yang mengalami perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan kesadaran.
D. Tanda dan Gejala Sebagian penderita datang berobat karena muntah darah. Sering penderita tersebut tidak mempunyai keluhan tertentu sebelumnya dan sebagian besar penderita hanya mempunyai keluhan yang ringan saja, seperti : Nyeri epigastrium yang tidak hebat, kadang-kadang disertai mual dan muntah .Pemeriksaan fisik sering tidak membantu. Kadang-kadang dijumpai nyeri tekan yang ringan saja pada daerah epigastrium.
E. Patofisiologi Penyakit Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Faktorfaktor itu adalah : 1. Kerusakan mucosal barrier sehingga difusi balik ion H meninggi. 2. Perfusi mukosa lambung yang terganggu 3. Jumlah asam lambung merupakan faktor yang sangat penting. Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri. Misalnya strees fisis menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu. Mucosal barrier pada penderita strees fisis biasanya tidak terganggu. Hal itu yang membedakannya dengan gatritis erosif karena bahan kimia atau obat. Pada gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat, mucosal barrier rusak sehingga difusi balik ion H meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus.
F. Pathway Konsumsi obat penghilang nyeri / etiologi lain
Mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung
Dinding lambung dilindungi oleh mukosa bicarbonate rusak
Peningkatan asam lambung
Inflamasi mukosa lambung
Kerusakan langsung mukosa lambung Nyeri spigastrik nyeri Mual dan muntah Meningkatkan permeabilitas kapiler thd protein
Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Mual dan muntah Kekurangan vol cairan G. Penatalaksanaan Medis 1. Istirahat baring 2. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak. Hindari bahan-bahan yang merangsang. 3. Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti dimenhidrinat 50 – 100 mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os. Bila disebabkan oleh kumankuman, berikan antibiotika yang sesuai. 4. Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit sebelum makan. 5. Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan.
H. Pemeriksaan Diagnostik Diagnostik gastritis akut erosif, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan histologi biopsi mukosa lambung. Pemeriksaan radiologis biasanya tidak mempunyai arti dan baru dapat membantu apabila digunakan kontras ganda. 1. Endoskopi Pada pemeriksaan endoskopi akan nampak erosi multipel yang sebagian biasanya tampak berdarah dan letaknya tersebar. Kadang-kadang dijumpai erosi yang mengelompok pada satu daerah. Mukosa umumnya tampak merah. Kadang-kadang dijumpai daerah erosif yang ditemukan pada mukosa yang tampak normal. Pada saat pemeriksaan dapat dijumpai adanya lesi yang terdiri dari semua tingkatan perjalanan penyakit nya. Akibatnya pada saat itu terdapat erosi yang masih baru bersama-sama dengan lesi yang sudah mengalami penyembuhan. 2. Histopatologi Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah sembuh sempurna dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu pemeriksaan endoskopi , sebaiknya dilakukan seawal mungkin. 3. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk penderita gastritis, tetapi dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia bila terjadi perdarahan. Batas serum gastrin biasanya menurun atau normal. Serum vitamin B 12 dapat dikaji untuk melihat kekurangan vitamin B 12.
I. Komplikasi 1. Komplikasi yang penting adalah : 2. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabkan kematian. 3. Terjadinya ulkus, kalau prosesnya hebat. 4. Jarang terjadi perforasi.
2. GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN Asuhan keperawatan adalah sesuatu bentuk pelayanan yang diberikan oleh seseorang pasien dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari berupa bimbingan, pengawasan, perlindungan. (Brunner & suddarth, 2009). A. Pengkajian Pengkajian merupakan proses pengumpulan data yang dilakukan secara sistemik mengenai kesehatan. Pasien mengelompokkan data menganalisis data tersebut sehingga dapat pengkajian adalah memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan pasien .Adapun tujuan utama dari pada pengkajian adalah memberikan gambaran secara terus-menerus mengenai keadaan pasien yang mungkin perawat dapat merencanakan asuhan keperawatan. (Arif mutaaq 2013). Pengkajian pada laparatomu meliputi identitas klien keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit psikososial. a.
Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan MRS, nomor register, dan diagnosis medis. B. Keluhan Utama Sering
menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah nyeri pada abdomen. C. Riwayat Kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Kapan nyeri pertama kali dirasakan dan apa tindakan yang telah diambil sebelum akhirnya klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan secara medis.
b. Riwayat kesehatan dahulu Adanya riwayat penyakit terdahulu sehingga klien dirawat di rumah sakit. c. Riwayat kesehatan keluarga Bisanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi,diabetes melitus,atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu. d. Riwayat psikososial dan spiritual Peranan pasien dalam keluarga status emosional meningkat, interaksi meningkat, interaksi sosial terganggu, adanya rasa cemas yang berlebihan, hubungan dengan tetangga tidak harmonis, status dalam pekerjaan. Dan apakah klien rajin dalam melakukan ibadah sehari-hari. D. Aktivitas sehari-hari (sebelum dan selama sakit) a.
Pola Nutrisi
b. Pola Eliminasi c.
Pola Personal Hygiene
d. Pola Istirahat dan Tidur e.
Pola Aktivitas dan Latihan
f.
Seksualitas/reproduksi
g. Peran h. Persepsi diri/konsep diri i.
Kognitif diri/konsep diri
j.
Kognitif perceptual
E. Pemeriksaan Fisik 1. Kepala pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hematoma atau riwayat operasi. 2. Mata penglihatan adanya kekaburan, akibat akibat adanya gangguan nervus optikus (nervus II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III),
gangguan dalam memutar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam menggerakkan boal mata kalateral (nervus VI). 3. Hidung Adanya gangguan pada penciuman karna terganggu pada nervus olfatorius (nervus I). 4. Mulut Adanya gangguan pengecapan (lidah ) akibat kerusakan nervus vagus adanya kesulitan dalam menelan. 5. Dada Inspeksi
:kesimetrisan bentuk, dan kembang kempih dada.
Palpasi
:ada tidaknya nyeri tekan dan massa.
Perkusi
:mendengar bunyi hasil perkusi.
Auskultasi
:mengetahui suara nafas, cepat dan dalam.
6. Abdomen Inspeksi
: bentuk, ada tidaknya pembesaran.
Auskultasi
: mendengar bising usus.
Perkusi
: mendengar bunyi hasil perkusi.
Palpasi
: ada tidaknya nyeri tekan pasca operasi.
7. Ekstremitas Pengukuran otot menurut (Arif Mutaqqin, 2012) Nilai 0: bila tidak terlihat kontraksi sama sekali. Nilai 1: Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada sendi. Nilai 2: Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan grafitasi. Nilai 3: Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan tekanan pemeriksaan. e. Nilai 4: Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi kekuatanya berkurang. f. Nilai 5: bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan kekuatan penuh.
F. ANALISA DATA NO
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
DS: - Laporan secara verbal DO:
Konsumsi obat penghilang
- Posisi untuk menahan
nyeri
nyeri - Tingkah laku berhatihati
Mengurangi prostaglandin
- Gangguan tidur (mata
yang bertugas melindungi
sayu, tampak capek,
dinding lambung
sulit atau gerakan kacau, menyeringai) - Terfokus pada diri sendiri - Fokus menyempit
Dinding lambung dilindungi oleh mukosa bicarbonate rusak
(penurunan persepsi 1
waktu, kerusakan proses berpikir,
Peningkatan asam lambung
penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
Inflamasi mukosa lambung
- Tingkah laku distraksi,
Kerusakan langsung mukosa
contoh : jalan-jalan,
lambung
menemui orang lain dan/atau aktivitas,
Nyeri spigastrik
aktivitas berulangulang) - Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
nyeri
Nyeri
- Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) - Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) - Perubahan dalam nafsu makan dan minum
DS : - Haus DO:
Konsumsi obat penghilang nyeri
- Penurunan turgor kulit/lidah - Membran mukosa/kulit kering - Peningkatan denyut
Mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung
nadi, penurunan 2
Kekurangan
tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi - Pengisian vena
Dinding lambung dilindungi oleh mukosa bicarbonate rusak
menurun - Perubahan status mental
Peningkatan asam lambung
- Konsentrasi urine meningkat - Temperatur tubuh meningkat
Inflamasi mukosa lambung
volume cairan
- Kehilangan berat badan secara tiba-tiba
Kerusakan langsung mukosa lambung
- Penurunan urine output - HMT meningkat - Kelemahan
Mual dan muntah Kekurangan vol cairan
Konsumsi obat penghilang nyeri
DS: - Nyeri abdomen
Mengurangi prostaglandin
- Muntah
yang bertugas melindungi
- Kejang perut
dinding lambung
- Rasa penuh tiba-tiba setelah makan 3
DO: - Diare - Rontok rambut yang
Dinding lambung dilindungi
Perubahan
oleh mukosa bicarbonate
Nutrisi
rusak
kurang dari kebutuhan
berlebih
tubuh
- Kurang nafsu makan - Bising usus berlebih
Peningkatan asam lambung
- Konjungtiva pucat Denyut nadi lemah Inflamasi mukosa lambung Kerusakan langsung mukosa lambung
Mual dan muntah Meningkatkan permeabilitas kapiler thd protein
Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
G. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan gastropati antara lain : a) Nyeri berhubungan dengan iritasi gastrium atau pengecilan kelenjar gastrik. b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dengan mual, muntah, nafsu makan menurun, intoleransi makanan. c) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pemasukan cairan dan elektrolit yang kurang, muntah, perdarahan.
H. RENCANA KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Nyeri akut
NOC :
NIC :
berhubungan dengan:
Pain Level,
Lakukan pengkajian nyeri
Agen injuri (biologi,
pain control,
secara
kimia, fisik,
comfort level
termasuk
lokasi,
psikologis), kerusakan
Setelah
karakteristik,
durasi,
jaringan
tinfakan
dilakukan keperawatan
selama 3 x 24 jam
komprehensif
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
DS:
Pasien tidak mengalami Observasi reaksi nonverbal
- Laporan secara
nyeri, dengan kriteria
verbal DO: - Posisi untuk menahan nyeri
Bantu pasien dan keluarga
hasil: Mampu
dari ketidaknyamanan
mengontrol
nyeri (tahu penyebab
untuk
dan
menemukan dukungan
mampu Kontrol
nyeri,
mencari
lingkungan
yang
- Tingkah laku
menggunakan tehnik
dapat mempengaruhi nyeri
berhati-hati
nonfarmakologi untuk
seperti
mengurangi
pencahayaan dan kebisingan
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau
nyeri,
bahwa
nyeri
menyeringai)
dengan menggunakan
sendiri - Fokus menyempit
mengenali
nyeri
(skala,
(penurunan persepsi
intensitas,
waktu, kerusakan
dan tanda nyeri)
proses berpikir, penurunan interaksi
Menyatakan
untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non
manajemen nyeri Mampu
nyeri
berkurang Kaji tipe dan sumber nyeri
gerakan kacau,
- Terfokus pada diri
frekuensi
farmakologi:
dala,
relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin Berikan
rasa
napas
analgetik
untuk
mengurangi nyeri: ……...
nyaman setelah nyeri Tingkatkan istirahat berkurang
ruangan,
Kurangi faktor presipitasi
mencari bantuan) Melaporkan
suhu
dengan orang dan lingkungan) - Tingkah laku distraksi, contoh :
Tanda
vital
dalam Berikan informasi tentang
rentang normal Tidak
mengalami
gangguan tidur
nyeri seperti penyebab nyeri, berapa
lama
berkurang
nyeri
dan
jalan-jalan,
ketidaknyamanan
menemui orang lain
prosedur
dan/atau aktivitas,
antisipasi dari
Monitor vital sign sebelum
aktivitas berulang-
dan
ulang)
analgesik pertama kali
- Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil) - Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) - Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) - Perubahan dalam nafsu makan dan minum
akan
sesudah
pemberian
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Ketidakseimbangan
NOC:
Kaji adanya alergi makanan
nutrisi kurang dari
a. Nutritional status:
Kolaborasi dengan ahli gizi
kebutuhan tubuh Berhubungan dengan : Ketidakmampuan untuk
Adequacy of nutrient b. Nutritional Status : food and Fluid Intake
untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
memasukkan atau
c. Weight Control
Yakinkan
mencerna nutrisi oleh
Setelah dilakukan
dimakan
karena faktor biologis,
tindakan keperawatan
tinggi
psikologis atau
selama 3 x 24 jam
mencegah konstipasi
ekonomi.
nutrisi kurang teratasi
DS:
dengan indikator:
- Nyeri abdomen
Albumin serum
- Muntah
Pre albumin serum
- Kejang perut
Hematokrit
- Rasa penuh tiba-tiba
Hemoglobin
setelah makan DO: - Diare - Rontok rambut yang berlebih
Total
iron
diet
yang
mengandung serat
untuk
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. Monitor adanya penurunan BB dan gula darah Monitor lingkungan selama
binding
capacity Jumlah limfosit
makan Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan Monitor turgor kulit
- Kurang nafsu makan
Monitor
- Bising usus berlebih
rambut
- Konjungtiva pucat
protein, Hb dan kadar Ht
- Denyut nadi lemah
Monitor mual dan muntah
kekeringan, kusam,
total
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien dan
keluarga
tentang
manfaat nutrisi Kolaborasi dengan dokter tentang
kebutuhan
suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan. Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan Kelola
pemberan
anti
emetik:..... Anjurkan banyak minum Pertahankan terapi IV line Catat
adanya
hiperemik,
edema, hipertonik
papila lidah dan cavitas oval
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Defisit Volume Cairan
NOC:
Berhubungan dengan:
Fluid balance
- Kehilangan volume cairan secara aktif - Kegagalan mekanisme pengaturan
NIC :
Pertahankan
catatan
Hydration
intake dan output yang
Nutritional Status :
akurat
Food
and
Fluid
Intake Setelah tindakan
DS :
Intervensi
Monitor status hidrasi ( kelembaban
membran
dilakukan
mukosa, nadi adekuat,
keperawatan
tekanan darah ortostatik
selama 3 x 24 jam defisit
), jika diperlukan
- Haus DO: - Penurunan turgor
volume cairan teratasi
Monitor hasil lab yang
dengan kriteria hasil:
sesuai dengan retensi
Mempertahankan
cairan (BUN , Hmt ,
kulit/lidah
urine output sesuai
osmolalitas
- Membran
dengan usia dan BB,
albumin, total protein )
mukosa/kulit kering - Peningkatan denyut
Tekanan darah, nadi,
nadi, penurunan
suhu
tekanan darah,
batas normal
penurunan volume/tekanan nadi - Pengisian vena menurun - Perubahan status mental - Konsentrasi urine meningkat - Temperatur tubuh meningkat - Kehilangan berat badan secara tiba-tiba - Penurunan urine output - HMT meningkat - Kelemahan
BJ urine normal,
tubuh
dalam
urin,
Monitor vital sign setiap 15menit – 1 jam
Kolaborasi
pemberian
cairan IV
Tidak ada tanda tanda
Monitor status nutrisi
dehidrasi, Elastisitas
Berikan cairan oral
turgor
Berikan
kulit
membran lembab, rasa
baik, mukosa
tidak haus
nasogatrik sesuai output (50 – 100cc/jam)
ada yang
berlebihan Orientasi waktu
terhadap
dan
tempat
pasien
makan
Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
dan
pernapasan
irama dalam
muncul meburuk
batas normal
Atur
kemungkinan
tranfusi
Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal pH urin dalam batas normal Intake
Dorong keluarga untuk membantu
baik Jumlah
penggantian
Persiapan untuk tranfusi
Pasang kateter jika perlu
Monitor intake dan urin output setiap 8 jam
oral
dan
intravena adekuat
I.
Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter & Perry, 2011).
J. Evaluasi Keperawatan Menurut Craven dan Hirnle (2011) evaluasi didefenisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil. Tujuan evaluasi antara lain : a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien. b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan yang telah diberikan. c. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan. d. Mendapatkan umpan balik e. Sebagai tanggung jawab dan tanggunggugat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Kelima. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Brunner and suddart. (2011). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth Edition. J.B. Lippincott Campany, Philadelpia. Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Ed.31. EGC : Jakarta. Doenges, Marilynn E. (2011). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta. Mansjoer, Arif. 2012. Capita ,Selekta Kedokteran. Bakarta :Media Aesculapius. Muttaqin, Arif. 2014. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan NANDA : Masalah Yang Lazim Muncul Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Nursalam. 2010. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi II. Salemba Medika. Jakarta Prasetyo, S. N. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu. Soeparman, dkk. 2010. Ilmu Penyakit Dalam : Balai Penerbit FKUI, Jakarta Smeltzer, Suzanne C. 2010. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth Ed.8 Vol.3. EGC : Jakarta