Laporan Pendahuluan Gastropati [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN GASTROPHATY



Oleh: Enisah 318132



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKEP PPNI JAWA BARAT BANDUNG 2018



1. GAMBARAN KLINIS PENYAKIT A. Pengertian Gastropati erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusaan-kerusakan erosi. Disebabkan oleh kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus ( influensa, variola, morbili dan lain-lain) atau karena makanan-minuman (bahan-bahan kimia, arsen, plumbum, obat-obat yang mengndung salisilat, asam-basa kuat, KMnO4 dan lain-lain). Terjadinya radang difus di mukosa lambung, dengan erosi-eosi yang mungkin berdarah. Sering kali nyeri epigastrium tiba-tiba dan hematemesis. Disebut erosif akibat kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis. Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat. Penyakit ini dijumpai di klinik, sebagai akibat samping pemakaian obat, sebagai penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui. Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna bagian atas. Penderita gastropati akut erosif yang tidak mengalami perdarahan sering diagnosisnya tidak tercapai. Untuk menegakkan diagnosa tersebut diperlukan pemeriksaan khusus yang sering dirasakan tidaka sesuai dengan keluhan penderita yang ringan saja.



B. Etiologi 1. Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin. 2. Bahan-bahan kimia 3. Merokok 4. Alkohol 5. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat. 6. Refluks usus ke lambung. 7. Endotoksin.



C. Manifestasi Klinis



Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Manifestasi tersebut adalah: 1. Muntah darah 2. Nyeri epigastrium 3. Neusa dan rasa ingin vomitus 4. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka yang mengalami perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan kesadaran.



D. Tanda dan Gejala Sebagian penderita datang berobat karena muntah darah. Sering penderita tersebut tidak mempunyai keluhan tertentu sebelumnya dan sebagian besar penderita hanya mempunyai keluhan yang ringan saja, seperti : Nyeri epigastrium yang tidak hebat, kadang-kadang disertai mual dan muntah .Pemeriksaan fisik sering tidak membantu. Kadang-kadang dijumpai nyeri tekan yang ringan saja pada daerah epigastrium.



E. Patofisiologi Penyakit Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Faktorfaktor itu adalah : 1. Kerusakan mucosal barrier sehingga difusi balik ion H meninggi. 2. Perfusi mukosa lambung yang terganggu 3. Jumlah asam lambung merupakan faktor yang sangat penting. Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri. Misalnya strees fisis menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu. Mucosal barrier pada penderita strees fisis biasanya tidak terganggu. Hal itu yang membedakannya dengan gatritis erosif karena bahan kimia atau obat. Pada gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat, mucosal barrier rusak sehingga difusi balik ion H meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus.



F. Pathway Konsumsi obat penghilang nyeri / etiologi lain



Mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung



Dinding lambung dilindungi oleh mukosa bicarbonate rusak



Peningkatan asam lambung



Inflamasi mukosa lambung



Kerusakan langsung mukosa lambung Nyeri spigastrik nyeri Mual dan muntah Meningkatkan permeabilitas kapiler thd protein



Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Mual dan muntah Kekurangan vol cairan G. Penatalaksanaan Medis 1. Istirahat baring 2. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak. Hindari bahan-bahan yang merangsang. 3. Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti dimenhidrinat 50 – 100 mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os. Bila disebabkan oleh kumankuman, berikan antibiotika yang sesuai. 4. Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit sebelum makan. 5. Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan.



H. Pemeriksaan Diagnostik Diagnostik gastritis akut erosif, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan histologi biopsi mukosa lambung. Pemeriksaan radiologis biasanya tidak mempunyai arti dan baru dapat membantu apabila digunakan kontras ganda. 1. Endoskopi Pada pemeriksaan endoskopi akan nampak erosi multipel yang sebagian biasanya tampak berdarah dan letaknya tersebar. Kadang-kadang dijumpai erosi yang mengelompok pada satu daerah. Mukosa umumnya tampak merah. Kadang-kadang dijumpai daerah erosif yang ditemukan pada mukosa yang tampak normal. Pada saat pemeriksaan dapat dijumpai adanya lesi yang terdiri dari semua tingkatan perjalanan penyakit nya. Akibatnya pada saat itu terdapat erosi yang masih baru bersama-sama dengan lesi yang sudah mengalami penyembuhan. 2. Histopatologi Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah sembuh sempurna dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu pemeriksaan endoskopi , sebaiknya dilakukan seawal mungkin. 3. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk penderita gastritis, tetapi dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia bila terjadi perdarahan. Batas serum gastrin biasanya menurun atau normal. Serum vitamin B 12 dapat dikaji untuk melihat kekurangan vitamin B 12.



I. Komplikasi 1. Komplikasi yang penting adalah : 2. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabkan kematian. 3. Terjadinya ulkus, kalau prosesnya hebat. 4. Jarang terjadi perforasi.



2. GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN Asuhan keperawatan adalah sesuatu bentuk pelayanan yang diberikan oleh seseorang pasien dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari berupa bimbingan, pengawasan, perlindungan. (Brunner & suddarth, 2009). A. Pengkajian Pengkajian merupakan proses pengumpulan data yang dilakukan secara sistemik mengenai kesehatan. Pasien mengelompokkan data menganalisis data tersebut sehingga dapat pengkajian adalah memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan pasien .Adapun tujuan utama dari pada pengkajian adalah memberikan gambaran secara terus-menerus mengenai keadaan pasien yang mungkin perawat dapat merencanakan asuhan keperawatan. (Arif mutaaq 2013). Pengkajian pada laparatomu meliputi identitas klien keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit psikososial. a.



Identitas klien



Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan MRS, nomor register, dan diagnosis medis. B. Keluhan Utama Sering



menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan



adalah nyeri pada abdomen. C. Riwayat Kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Kapan nyeri pertama kali dirasakan dan apa tindakan yang telah diambil sebelum akhirnya klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan secara medis.



b. Riwayat kesehatan dahulu Adanya riwayat penyakit terdahulu sehingga klien dirawat di rumah sakit. c. Riwayat kesehatan keluarga Bisanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi,diabetes melitus,atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu. d. Riwayat psikososial dan spiritual Peranan pasien dalam keluarga status emosional meningkat, interaksi meningkat, interaksi sosial terganggu, adanya rasa cemas yang berlebihan, hubungan dengan tetangga tidak harmonis, status dalam pekerjaan. Dan apakah klien rajin dalam melakukan ibadah sehari-hari. D. Aktivitas sehari-hari (sebelum dan selama sakit) a.



Pola Nutrisi



b. Pola Eliminasi c.



Pola Personal Hygiene



d. Pola Istirahat dan Tidur e.



Pola Aktivitas dan Latihan



f.



Seksualitas/reproduksi



g. Peran h. Persepsi diri/konsep diri i.



Kognitif diri/konsep diri



j.



Kognitif perceptual



E. Pemeriksaan Fisik 1. Kepala pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hematoma atau riwayat operasi. 2. Mata penglihatan adanya kekaburan, akibat akibat adanya gangguan nervus optikus (nervus II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III),



gangguan dalam memutar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam menggerakkan boal mata kalateral (nervus VI). 3. Hidung Adanya gangguan pada penciuman karna terganggu pada nervus olfatorius (nervus I). 4. Mulut Adanya gangguan pengecapan (lidah ) akibat kerusakan nervus vagus adanya kesulitan dalam menelan. 5. Dada Inspeksi



:kesimetrisan bentuk, dan kembang kempih dada.



Palpasi



:ada tidaknya nyeri tekan dan massa.



Perkusi



:mendengar bunyi hasil perkusi.



Auskultasi



:mengetahui suara nafas, cepat dan dalam.



6. Abdomen Inspeksi



: bentuk, ada tidaknya pembesaran.



Auskultasi



: mendengar bising usus.



Perkusi



: mendengar bunyi hasil perkusi.



Palpasi



: ada tidaknya nyeri tekan pasca operasi.



7. Ekstremitas Pengukuran otot menurut (Arif Mutaqqin, 2012) Nilai 0: bila tidak terlihat kontraksi sama sekali. Nilai 1: Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada sendi. Nilai 2: Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan grafitasi. Nilai 3: Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan tekanan pemeriksaan. e. Nilai 4: Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi kekuatanya berkurang. f. Nilai 5: bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan kekuatan penuh.



F. ANALISA DATA NO



DATA



ETIOLOGI



MASALAH



DS: - Laporan secara verbal DO:



Konsumsi obat penghilang



- Posisi untuk menahan



nyeri



nyeri - Tingkah laku berhatihati



Mengurangi prostaglandin



- Gangguan tidur (mata



yang bertugas melindungi



sayu, tampak capek,



dinding lambung



sulit atau gerakan kacau, menyeringai) - Terfokus pada diri sendiri - Fokus menyempit



Dinding lambung dilindungi oleh mukosa bicarbonate rusak



(penurunan persepsi 1



waktu, kerusakan proses berpikir,



Peningkatan asam lambung



penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)



Inflamasi mukosa lambung



- Tingkah laku distraksi,



Kerusakan langsung mukosa



contoh : jalan-jalan,



lambung



menemui orang lain dan/atau aktivitas,



Nyeri spigastrik



aktivitas berulangulang) - Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)



nyeri



Nyeri



- Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) - Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) - Perubahan dalam nafsu makan dan minum



DS : - Haus DO:



Konsumsi obat penghilang nyeri



- Penurunan turgor kulit/lidah - Membran mukosa/kulit kering - Peningkatan denyut



Mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung



nadi, penurunan 2



Kekurangan



tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi - Pengisian vena



Dinding lambung dilindungi oleh mukosa bicarbonate rusak



menurun - Perubahan status mental



Peningkatan asam lambung



- Konsentrasi urine meningkat - Temperatur tubuh meningkat



Inflamasi mukosa lambung



volume cairan



- Kehilangan berat badan secara tiba-tiba



Kerusakan langsung mukosa lambung



- Penurunan urine output - HMT meningkat - Kelemahan



Mual dan muntah Kekurangan vol cairan



Konsumsi obat penghilang nyeri



DS: - Nyeri abdomen



Mengurangi prostaglandin



- Muntah



yang bertugas melindungi



- Kejang perut



dinding lambung



- Rasa penuh tiba-tiba setelah makan 3



DO: - Diare - Rontok rambut yang



Dinding lambung dilindungi



Perubahan



oleh mukosa bicarbonate



Nutrisi



rusak



kurang dari kebutuhan



berlebih



tubuh



- Kurang nafsu makan - Bising usus berlebih



Peningkatan asam lambung



- Konjungtiva pucat Denyut nadi lemah Inflamasi mukosa lambung Kerusakan langsung mukosa lambung



Mual dan muntah Meningkatkan permeabilitas kapiler thd protein



Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh



G. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan gastropati antara lain : a) Nyeri berhubungan dengan iritasi gastrium atau pengecilan kelenjar gastrik. b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dengan mual, muntah, nafsu makan menurun, intoleransi makanan. c) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pemasukan cairan dan elektrolit yang kurang, muntah, perdarahan.



H. RENCANA KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi



Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria



Intervensi



Hasil



Nyeri akut



NOC :



NIC :



berhubungan dengan:



 Pain Level,



 Lakukan pengkajian nyeri



Agen injuri (biologi,



 pain control,



secara



kimia, fisik,



 comfort level



termasuk



lokasi,



psikologis), kerusakan



Setelah



karakteristik,



durasi,



jaringan



tinfakan



dilakukan keperawatan



selama 3 x 24 jam



komprehensif



frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi



DS:



Pasien tidak mengalami  Observasi reaksi nonverbal



- Laporan secara



nyeri, dengan kriteria



verbal DO: - Posisi untuk menahan nyeri



 Bantu pasien dan keluarga



hasil:  Mampu



dari ketidaknyamanan



mengontrol



nyeri (tahu penyebab



untuk



dan



menemukan dukungan



mampu  Kontrol



nyeri,



mencari



lingkungan



yang



- Tingkah laku



menggunakan tehnik



dapat mempengaruhi nyeri



berhati-hati



nonfarmakologi untuk



seperti



mengurangi



pencahayaan dan kebisingan



- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau



nyeri,



bahwa



nyeri



menyeringai)



dengan menggunakan



sendiri - Fokus menyempit



mengenali



nyeri



(skala,



(penurunan persepsi



intensitas,



waktu, kerusakan



dan tanda nyeri)



proses berpikir, penurunan interaksi



 Menyatakan



untuk menentukan intervensi  Ajarkan tentang teknik non



manajemen nyeri  Mampu



nyeri



berkurang  Kaji tipe dan sumber nyeri



gerakan kacau,



- Terfokus pada diri



frekuensi



farmakologi:



dala,



relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin  Berikan



rasa



napas



analgetik



untuk



mengurangi nyeri: ……...



nyaman setelah nyeri  Tingkatkan istirahat berkurang



ruangan,



 Kurangi faktor presipitasi



mencari bantuan)  Melaporkan



suhu



dengan orang dan lingkungan) - Tingkah laku distraksi, contoh :



 Tanda



vital



dalam  Berikan informasi tentang



rentang normal  Tidak



mengalami



gangguan tidur



nyeri seperti penyebab nyeri, berapa



lama



berkurang



nyeri



dan



jalan-jalan,



ketidaknyamanan



menemui orang lain



prosedur



dan/atau aktivitas,



antisipasi dari



 Monitor vital sign sebelum



aktivitas berulang-



dan



ulang)



analgesik pertama kali



- Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil) - Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) - Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) - Perubahan dalam nafsu makan dan minum



akan



sesudah



pemberian



Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi



Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria



Intervensi



Hasil



Ketidakseimbangan



NOC:



 Kaji adanya alergi makanan



nutrisi kurang dari



a. Nutritional status:



 Kolaborasi dengan ahli gizi



kebutuhan tubuh Berhubungan dengan : Ketidakmampuan untuk



Adequacy of nutrient b. Nutritional Status : food and Fluid Intake



untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien



memasukkan atau



c. Weight Control



 Yakinkan



mencerna nutrisi oleh



Setelah dilakukan



dimakan



karena faktor biologis,



tindakan keperawatan



tinggi



psikologis atau



selama 3 x 24 jam



mencegah konstipasi



ekonomi.



nutrisi kurang teratasi



DS:



dengan indikator:



- Nyeri abdomen



 Albumin serum



- Muntah



 Pre albumin serum



- Kejang perut



 Hematokrit



- Rasa penuh tiba-tiba



 Hemoglobin



setelah makan DO: - Diare - Rontok rambut yang berlebih



 Total



iron



diet



yang



mengandung serat



untuk



 Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.  Monitor adanya penurunan BB dan gula darah  Monitor lingkungan selama



binding



capacity  Jumlah limfosit



makan  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan  Monitor turgor kulit



- Kurang nafsu makan



 Monitor



- Bising usus berlebih



rambut



- Konjungtiva pucat



protein, Hb dan kadar Ht



- Denyut nadi lemah



 Monitor mual dan muntah



kekeringan, kusam,



total



 Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva  Monitor intake nuntrisi



 Informasikan pada klien dan



keluarga



tentang



manfaat nutrisi  Kolaborasi dengan dokter tentang



kebutuhan



suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan.  Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan  Kelola



pemberan



anti



emetik:.....  Anjurkan banyak minum  Pertahankan terapi IV line  Catat



adanya



hiperemik,



edema, hipertonik



papila lidah dan cavitas oval



Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi



Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil



Defisit Volume Cairan



NOC:



Berhubungan dengan:



 Fluid balance



- Kehilangan volume cairan secara aktif - Kegagalan mekanisme pengaturan



NIC : 



Pertahankan



catatan



 Hydration



intake dan output yang



 Nutritional Status :



akurat



Food



and



Fluid



Intake Setelah tindakan



DS :



Intervensi







Monitor status hidrasi ( kelembaban



membran



dilakukan



mukosa, nadi adekuat,



keperawatan



tekanan darah ortostatik



selama 3 x 24 jam defisit



), jika diperlukan



- Haus DO: - Penurunan turgor



volume cairan teratasi







Monitor hasil lab yang



dengan kriteria hasil:



sesuai dengan retensi



 Mempertahankan



cairan (BUN , Hmt ,



kulit/lidah



urine output sesuai



osmolalitas



- Membran



dengan usia dan BB,



albumin, total protein )



mukosa/kulit kering - Peningkatan denyut



 Tekanan darah, nadi,



nadi, penurunan



suhu



tekanan darah,



batas normal



penurunan volume/tekanan nadi - Pengisian vena menurun - Perubahan status mental - Konsentrasi urine meningkat - Temperatur tubuh meningkat - Kehilangan berat badan secara tiba-tiba - Penurunan urine output - HMT meningkat - Kelemahan







BJ urine normal,



tubuh



dalam



urin,



Monitor vital sign setiap 15menit – 1 jam







Kolaborasi



pemberian



cairan IV



 Tidak ada tanda tanda







Monitor status nutrisi



dehidrasi, Elastisitas







Berikan cairan oral



turgor







Berikan



kulit



membran lembab, rasa



baik, mukosa



tidak haus



nasogatrik sesuai output (50 – 100cc/jam)



ada yang







berlebihan  Orientasi waktu



terhadap



dan



tempat



pasien



makan 



Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih



dan



pernapasan



irama dalam



muncul meburuk 



batas normal



Atur



kemungkinan



tranfusi



 Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal  pH urin dalam batas normal  Intake



Dorong keluarga untuk membantu



baik  Jumlah



penggantian







Persiapan untuk tranfusi







Pasang kateter jika perlu







Monitor intake dan urin output setiap 8 jam



oral



dan



intravena adekuat



I.



Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter & Perry, 2011).



J. Evaluasi Keperawatan Menurut Craven dan Hirnle (2011) evaluasi didefenisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil. Tujuan evaluasi antara lain : a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien. b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan yang telah diberikan. c. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan. d. Mendapatkan umpan balik e. Sebagai tanggung jawab dan tanggunggugat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.



DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Kelima. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Brunner and suddart. (2011). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth Edition. J.B. Lippincott Campany, Philadelpia. Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Ed.31. EGC : Jakarta. Doenges, Marilynn E. (2011). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta. Mansjoer, Arif. 2012. Capita ,Selekta Kedokteran. Bakarta :Media Aesculapius. Muttaqin, Arif. 2014. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan NANDA : Masalah Yang Lazim Muncul Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Nursalam. 2010. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi II. Salemba Medika. Jakarta Prasetyo, S. N. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu. Soeparman, dkk. 2010. Ilmu Penyakit Dalam : Balai Penerbit FKUI, Jakarta Smeltzer, Suzanne C. 2010. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth Ed.8 Vol.3. EGC : Jakarta