Laporan Pendahuluan KB [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDAHULUAN KELUARGA BERENCANA (KB)



A. DEFINISI KB KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran (Depkes RI, 1999; 1). KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran (Hartanto, 2004; 27). KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran (Stright, 2004; 78). Pengertian Keluarga Berencana ada dua, yaitu pengertian secara umum dan pengertian secara khusus. Pengertian Keluarga Berencana secara umum adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut. Sedangkan pengertian khususnya, keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan kontrasepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani dari laki-laki dan sel telur dari wanita sekitar persetubuhan (Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung). Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organisation) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk : a. Mendapatkan objektif - objektif tertentu. b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan. d. Mengatur interval di antara kelahiran. e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri. f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.



1



B. ISTILAH KB Berikut ini adalah beberapa istilah yang digunakan dalam analisa keluarga berencana (KB) beserta definisinya : a. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami isteri yang isterinya berusia 15-49 tahun. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai. b. Pemakai alat/cara KBadalah seseorang yang sedang atau pernah memakai alat/cara KB. c. Pernah pemakai alat/cara KB (ever user)adalah seseorang yang pernah memakai alat/cara KB. d. Pemakai alat/cara KB aktif (current user) adalah seseorang yang sedang memakai alat/cara KB. e. Alat/cara KB adalah alat/cara yang digunakan untuk mengatur kelahiran. f. Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) adalah persentase perempuan usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi, atau ingin menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara KB.



C. TUJUAN PROGRAM KB Tujuan Umum : a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang bahagia, sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran, sekaligus dalan rangka menjamin terkendalinya pertumbuhan penduduk di Indonesia. Tujuan Khusus : a. Menurunkan angka kelahiran kasar setiap tahunnya, maka untuk mencapai tujuan tersebut Program KB diarahkan pada dua sasaran : 1) Sasaran langsung dengan pemakaian kontrasepsi pada pasanganusia subur (PUS/ELCO: Eligablo couple) secara bertahap menjadipeserta KB yang aktif dan dampaknya langsung penurunanfertilitas. 2) Sasaran tidak lansung yang mendukung program KB, diantaranya organisasiorganisasi, LSM, PKK, organisasi profesi, danberbagai pihak yang mendukung pelembagaan NKKBS. Kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan KB ini 2



bersama-sama dengan usaha-usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Upaya menurunkan tingkat kelahiran dilakukan dengan mengajak pasangan usia subur (PUS) untuk berkeluarga berencana. Sementara itu penduduk yang belum memasuki usia subur (Pra PUS) diberikan pemahaman dan pengertian mengenai keluarga berencana. Untuk menunjang dan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan KB telah ditetapkan beberapa kebijakan, yaitu perluasan jangkauan, pembinaan terhadap peserta KB agar secara terus menerus memakai alat kontrasepsi, pelembagaan dan pembudayaan NKKBS serta peningkatan keterpaduan pelaksanaan keluarga berencana.Hartanto (2004) menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan KB yaitu mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) penggarapan KB diarahkan pada dua bentuk sasaran, yaitu : a. Sasaran langsung, yakni Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15 – 49 tahun, denganjalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari, sehingga memberi efek langsung penurunan fertilitas. b. Sasaran



tidak



langsung,



yaitu



organisasi-organisasi,



lembaga-lembaga



kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita dan pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS. Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan : a. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. b. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia. c. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas. d. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi. 3



e. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi. f. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.



D. SASARAN PROGRAM KB 1. Sasaran Umum : a. PUS usia muda yang belum ber-KB. b. PUS istirahat yang sudah ber-KB. c. Pelaksana dan pengelola KB. d. Pemuda terutama remaja yang mencakup penanaman danpenghayatan NKKBS. e. Kelompok masyrakat yang masih sukar diajak ber-KB dan keluarga masyarakat di daerah terpencil. f. Kaum pria sebagai usaha dalam pelaksana pogram dan melembagakan NKKBS. g. Program kesejahteraan ibu dan anak yang mengarah padakesejahteraan bayi dan ibunya. 2. Sasaran Pelayanan Keluarga Berencana : a. PUS yang ingin mencegah kehamilan karena alasan pribadi. b. PUS yang ingin menjarangkan kehamilan demi kesehatan ibu dan anak. c. PUS yang ingin membatasi jumlah anak. d. Keluarga yang memiliki lebih dari 5 anak. Pemberi layanan KB antara lain adalah RumahSakit, Puskesmas, dokter praktek swasta, bidan praktek swasta dan bidandesa. Jenis alat / obat kontrasepsi antara lain kondom, pil KB, suntik KB,IUD, implant, vasektomi, dan tubektomi. Untuk jenis pelayanan KB jenis kondom dapat diperoleh langsung dari apotek atau toko obat, pos layanan KB dan kader desa.



E. MANFAAT KB 1. Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan. 2. Memberikan



kontribusi



bagi



pembangunan



berkelanjutan



yang



berwawasan



kependudukan. Program keluarga berencana nasional adalah program untuk membantu keluarga termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluargayang baik sehingga dapat mencapai keluargaberkualitas.



4



3. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak. Wanita dapat mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan, yang memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi mereka. 4. Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis yang serius atau meninggal selama kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki masalah kesehatan (misalnya lahir



dengan



berat



badan



rendah).



Organisasi



Kesehatan



Dunia



(WHO)



memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian ibu dapat dicegah setiap tahun, jika semua wanita yang tidak ingin anak lagi mampu menghindari kehamilan. Kematian ini terjadi sebagian besar di negara berkembang di mana cakupan kontrasepsi rendah. 5. Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat kontrasepsi dan tidak berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan. 6. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi. Metode kontrasepsi hormonal gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi terhadap kanker ini dan juga terhadap fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi risiko penyakit radang panggul. 7. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi aborsi. 8. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita untuk lebih mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan kapan dan mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi tersedia secara luas pada 1970-an, pola perkawinan telah berubah. Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang lebih matang dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit. Perubahan demografis cenderung telah mengurangi beban emosional dan ekonomi untuk membesarkan anak, karena



keluarga



sekarang



biasanya



memiliki



lebih



banyak



waktu



untuk



mengumpulkan sumber daya keuangan sebelum kelahiran anak. Ukuran keluarga 5



yang lebih kecil juga berarti bahwa orang tua memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya yang diberikan per anak.



F. AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA 1. Konsep tentang KB Akseptor KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran (Barbara R.Stright,2004;78). 2. Jenis - Jenis Akseptor KB a. Akseptor aktif adalah akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu cara / alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan. b. Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama 3 (tiga) bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah berhenti / istirahat kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut – turut dan bukan karena hamil. c. Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat / obat kontrasepsi atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus. d. Akseptor KB dini adalah para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus. e. Akseptor langsung adalah para istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus. f. Akseptor dropout adalah akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007).



G. PENGERTIAN KONTRASEPSI Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari konsepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks



6



dan kedua - duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan (Depkes, 1999).



H. MACAM-MACAM METODE KONTRASEPSI Metode kontrasepsi terdiri dari : 1. Metode sederhana : a. Tanpa alat : 1) KB alamiah : 



Metode ritmik







Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi (Coitus Interuptus)







Metode amenorea menyusui



b. Dengan alat : 1) Mekanis (barrier) : 



Kontrasepsi barrier (penghalang) : Kondom (pria dan wanita)







Diafragma dan cervical cap



2) Kimiawi : 



Spermisida



2. Metode modern : a. Kontrasepsi hormonal 1) Per-oral : 



Kontrasepsi oral kombinasi/ pil oralm kombinasi (POK)







Kontrasepsi oral progestin (mini-pil)







Morning-after pil.



2) Injeksi atau suntikan : 



Kontrasepsi suntikan progestin







Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron



3) Sub-kutis (implan)



4)







Implant progestin







IUD, AKDR



Kontrasepsi Patch



b. Sterilisasi 1) Vasektomi 7



2) Ligasi tuba c. Kontrasepsi darurat 1) Kontrasepsi darurat hormonal 2) Kontrasepsi darurat IUD 1. Metode Sederhana : a. Tanpa Alat : 1) KB Alamiah : 



Metode Ritmik Metode ritmik adalah metode dimana pasangan suami istri menghindari berhubungan seksual pada siklus subur seorang wanita. Ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) terjadi 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma bisa bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual. Karena itu pembuahan bisa terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi. Metode ritmik terdiri dari 4 metode yaitu : a. Metode ritmik kalender merupakan metode dimana pasangan menghindari berhubungan seksual selama periode subur wanita berdasarkan panjang siklus menstruasi, kemungkinan waktu ovulasi, jangka waktu sel telur masih dapat dibuahi, dan kemampuan sperma untuk bertahan di saluran reproduksi wanita. Periode subur seorang wanita dihitung dari : (siklus menstruasi terpendek – 18) dan (siklus menstruasi terpanjang - 11). Contoh: bila siklus terpendek seorang wanita adalah 25 hari, dan siklus terpanjangnya 29 hari, maka periode suburnya adalah (25 – 18) dan (29 – 11) yang berarti hubunan seksual tidak boleh dilakukan pada hari ke-7 sampai hari ke-18 setelah menstruasi. b. Metode lendir serviks (bilings) adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin. Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti. c. Metode pengukuran suhu tubuh berdasarkan perubahan temperatur. Pengukuran dilakukan pada suhu basal (suhu ketika bangun tidur sebelum 8



beranjak dari tempat tidur. Suhu basal akan menurun sebelum ovulasi dan agak meningkat (kurang dari 1° Celsius) setelah ovulasi. Hubungan seksual sebaiknya tidak dilakukan sejak hari pertama menstruasi sampai 3 hari setelah kenaikan dari temperatur. d. Metode Simto Termal adalah gabungan dari 2 metode (Metode Suhu Basal Tubuh dan Metode lendir serviks) sehingga metode ini memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi. Keuntungannya, hari-hari mendekati ovulasi dapat diketahui dari bentuk lendir dan kapan masa subur berlalu diketahui dari kenaikan suhu tubuh. Pada hari-hari setelah lendir serviks tidak dapat ditarik lagi seperti benang, suhu tubuh harus lebih tinggi dari 6 hari sebelumnya. 1) Efektivitas : kehamilan terjadi pada 9-25 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama. 2) Keuntungan : tidak ada efek samping gangguan kesehatan,ekonomis. 3) Kerugian : angka kegagalan tinggi, tidak melindungi dari PMS, menghambat spontanitas, membutuhkan siklus menstruasi teratur. 



Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi Disebut



juga



coitus



interruptus.



Pada



metode



ini,



pria



mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi (pelepasan sperma ketika mengalami orgasme). Metode ini kurang dapat diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme juga memerlukan pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu yang tepat. 



Metode amenorea menyusui Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan perubahan hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan pengeluaran hormone LH dan menghambat ovulasi. Ini adalah metode yang efektif bila kriteria terpenuhi : menyusui setiap 4 jam pada siang hari, dan setiap 6 jam pada malam hari. Makanan tambahan hanya diberikan 5-10% dari total. a.



Efektivitas : kehamilan terjadi pada 2 per 100 wanita pada 6 bulan setelah melahirkan, 6 per 100 wanita setelah 6-12 bulan setelah melahirkan.



b.



Keuntungan : pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan, tidak mengganggu kesehatan, ekonomis, merangsang seorang wanita untuk menyusui. 9



c.



Kerugian : tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi kriteria, tidak melindungi dari PMS.



b. Dengan Alat : 1) Mekanis (barrier) :  Kontrasepsi Barrier (penghalang) Kondom (pria dan wanita) adalah metode yang mengumpulkan air mani dan sperma di dalam kantung kondom dan mencegahnya memasuki saluran reproduksi wanita. Kondom pria harus dipakai setelah ereksi dan sebelum alat kelamin pria penetrasi ke dalam vagina yang meliputi separuh bagian penis yang ereksi. Tidak boleh terlalu ketat (ada tempat kosong di ujung untukmenampung sperma). Kondom harus dilepas setelah ejakulasi. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS. Manfaat pemakaian kontrasepsi kondom : a. Efektif bila digunakan dengan benar b. Tidak mengganggu produksi ASI c. Tidak mengganggu kesehatan klien d. Tidak mempunyai pengaruh sistemik e. Murah dan dapat dibeli secara umum f. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatah khusus g. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda. Cara pemakaian kondom : a. Gunakan kondom setiap kali berhubungan seksual. b. Buka kondom secara perlahan untuk mencegah kerusakan (jangan menggunakan gigi atau benda tajam). c. Pasang kondom dalam keadaan penis ereksi dan sebelum kontak dengan pasangan. d. Pastikan tidak ada udara yang terjebak di ujung kondom. e. Pastikan penggunaan pelumas yang cukup (dapat menggunakan pelumas tambahan).



10



f. Gunakan hanya pelumas dengan bahan dasar air ketika menggunakan kondom (pelumas dengan bahan dasar minyak dapat melemahkan lateks). g. Pegang kondom dengan hati-hati setelah ejakulasi, dan untuk mencegah terlepasnya kondom, keluarkan kondom dari vagina dalam keadaan penis ereksi. a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 3-14 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama. b. Keuntungan : dapat digunakan selama menyusui, satu-satunya kontrasepsi yang mencegah PMS, infeksi GO, klamidia. c. Kerugian : kegagalan tinggi bila tidak digunakan dengan benar, alergi lateks pada orang yang sensitif. 



Diafragma dan cervical cap Kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya. Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah senggama. Cervical cap (penutup serviks) adalah kop bulat yang diletakkan menutupi leher rahim dengan perlekatan di bagian forniks. Terbuat dari karet dan harus tetap di tempatnya lebih dari 48 jam. Jenis kontrasepsi diafragma : a. Flat spring (flat metal band) b. Coil spring (coiled wire) c. Arching spring) Cara kerja kontrasepsi diafragma : Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida. Manfaat kontrasepsi diafragma : 1. Efektif bila digunakan dengan benar. 2. Tidak mengganggu produksi ASI. 11



3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya. 4. Tidak mengganggu kesehatan klien. 5. Tidak mengganggu kesehatan sistemik. 1) Kimiawi :  Spermisida Agen yang menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan motilitas (pergerakan sperma). Tipe spermisida mencakup foam aerosol, krim, vagina suposituria, jeli, sponge (busa) yang dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual. Terutama mengandung non-oxynol 9. Jenis kontrasepsi spermasida : a. Jeli atau busa b. Aerosol c. Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm d. Krim Cara kerja kontrasepsi spermisida : Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur. Manfaat kontrasepsi spermisida : a. Efektif seketika (busa dan krim). b. Tidak mengganggu produksi ASI. c. Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain. d. Tidak mengganggu kesehatan klien. e. Tidak mempunyai pengaruh sistemik. f. Mudah digunakan. g. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual. h. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus. a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 6-26 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama. b. Keuntungan : tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas, dapat mencegah PMS bakterial. c. Kerugian : angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus HIV, hanya efektif 1-2 jam. 12



2. Metode Modern : a. Kontrasepsi Hormonal : Kontrasepsi ini tersedia dalam bentuk oral, suntikan, dan mekanik. Kontrasepsi oral adalah kombinasi dari hormon estrogen dan progestin atau hanya progestin-mini pil. Suntikan dan kontrasepsi implant (mekanik) mengandung progestin saja atau kombinasi progestin dan estrogen. 1) Pre-oral :  Kontrasepsi oral kombinasi (pil) Kontrasepsi oral kombinasi (pil) mengandung sintetik estrogen dan preparat progestin yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa servikal (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsy). Selain untuk kontrasepsi, oral kombinasi dapat digunakan untuk menangani dismenorea (nyeri saat haid), menoragia, dan metroragia. Oral kombinasi tidak direkomendasikan untuk wanita menyusui, sampai minimal 6 bulan setelah melahirkan. Pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui bisa mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam air susu. Hormon dari pil terdapat dalam air susu sehingga bisa sampai ke bayi. Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang



hanya



mengandung



progestin,



yang



tidak



mempengaruhi



pembentukan air susu. Wanita yang tidak menyusui harus menunggu setidaknya 3 bulan setelah melahirkan sebelum memulai oral kombinasi karena peningkatan risiko terbentuknya bekuan darah di tungkai. Apabila 1 pil lupa diminum, 2 pil harus diminum sesegera mungkin setelah ingat, dan pack tersebut harus dihabiskan seperti biasa. Bila 2 atau lebih pil lupa diminum, maka pack pil harus tetap dihabiskan dan metode kontrasepsi lain harus digunakan, seperti kondom untuk mencegah kehamilan. 13



Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu setelah persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan. Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu sebelum pil KB mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai digunakan. KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat tidur dan antibiotik) bisa menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB. Obat anti-kejang (fenitoin dan fenobarbital) bisa menyebabkan meningkatkan perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil KB. Jenis – jenis pil kombinasi : a.



Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.



b.



Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam dua dosis yang berbeda adalah estrogen dan progesteron, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.



c.



Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam tiga dosis yang berbeda adalah mengandung berbagai dosis progestin. Pada sejumlah jenis obat tertentu, dosis estrogen didalam ke 21 pil aktif bervariasi. Maksud dari variasi ini adalah mempertahankan besarnya dosis pada pasien serendah mungkin selama siklus dengan tingkat kemampuan dalam pencegahan kehamilan yang setara.



Beberapa kondisi dimana kontrasepsi oral kombinasi tidak boleh digunakan pada wanita dengan : a.



Menyusui atau kurang dari 6 minggu setelah melahirkan.



b.



Usia >35 tahun dan merokok 15 batang sehari.



c.



Faktor risiko multipel untuk penyakit jantung (usia tua, merokok, diabetes, hipertensi).



d.



Tekanan darah sistolik ≥ 160 atau TD diastolik ≥ 100 mmHg.



e.



Riwayat trombosis vena dalam atau emboli paru. 14



f.



Operasi besar dengan istirahat lama di tempat tidur.



g.



Riwayat sakit jantung iskemik.



h.



Stroke.



i.



Penyakit jantung katup komplikasi.



j.



Migrain dengan gejala neurologi fokal (dengan aura).



k.



Migrain tanpa gejala neurologi fokal dan usia = 35 tahun.



l.



Riwayat kanker payudara.



m. Diabetes dengan nefropati, retinopati, neuropati, penyakit vaskular, atau diabetes > 20 tahun. n.



Sirosis berat.



o.



Kanker hati. a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,1 – 5 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama. b. Keuntungan : sangat efektif, mencegah kanker indung telur dan kanker endometrium, menurunkan ketidakteraturan menstruasi dan anemia yang berkaitan dengan menstruasi, menghaluskan kulit dengan jerawat sedang. c. Kerugian : tidak direkomendasikan untuk menyusui, tidak melindungi dari Penyakit Menular Seksual (PMS), harus diminum setiap hari, membutuhkan resep dokter. d. Efek samping lokal : mual, nyeri tekan pada payudara, sakit kepala. e. Efek samping : perdarahan tidak teratur (umumnya menghilang setelah 3 bulan pemakaian), meningkatkan tekanan darah (dapat kembali normal bila oral kombinasi dihentikan), bekuan darah pada vena tungkai (3-4 kali pada pil KB dosis tinggi), meningkatkan faktor risiko penyakit jantung, risiko stroke (pada wanita usia > 35 tahun). f. Pengembalian kesuburan : ketika dihentikan maka kesuburan akan kembali seperti semula. Kesuburan ini bervariasi, dalam waktu 312 bulan setelah dihentikan maka tidak ada perbedaan kesuburan antara wanita yang memakai kontrasepsi oral dan yang tidak.



15



 Kontrasepsi oral progestin (mini-pil) Kontrasepsi oral progestin (pil) mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur), mempertebal lendir mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan silia saluran tuba, dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Keefektifan berkurang bila pil tidak diminum di waktu yang sama setiap harinya. Kontrasepsi ini diberikan pada wanita yang menginginkan kontrasepsi oral namun tidak bisa menggunakan oral kombinasi karena pengaruh estrogen dapat membahayakan, misalnya pada wanita yang sedang menyusui. a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,5 – 5 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama. b. Keuntungan : mula kerja cepat (24 jam setelah pemakaian pil), menurunkan kejadian menoragia dan anemia. Dapat digunakan pada wanita menyusui. Mencegah terjadinya kanker endometrium, tidak memiliki efek samping yang berkaitan dengan estrogen (bekuan darah di vena tungkai). c. Kerugian : harus diminum di waktu yang sama setiap hari, kurang efektif dibandingkan oral kombinasi, membutuhkan resep dokter. d. Efek samping : penambahan berat badan, jerawat, kecemasan, angka kejadian terjadinya perdarahan tidak teratur tinggi.  Morning-after pil Disebut juga kontrasepsi pasca koitus (post-coital contraception). Adalah Pil berisi estrogen do0sis tinggi yang dimakan pada pagi hari setelah melakukan koitus pada malam harinya.biasanya hanya diberikan untuk mencegah kehamilan pada koitus yang tidak terlindung, misalnya pada perkosaan, kondom yang bocor atau koyak, dan sebagainya.Pil yang dipakai adalah Lynoral dengan dosis 1 mg pertablet dan stilbesterol 25 dan 50 mg. Menurut Haspels dalam 24 – 48 jam setelah koitus yang tidak dilindungi takut terjadi kehamilan, dapat diberikan 3 – 5 mg Lynoral tiap hari selama 5 hari.Efek sampingnya adalah : Karena diberikan estrogen dosis tinggi, maka efek samping yang sering dijumpai adalah mual-mual (50%) dan muntah (20%). 2) Injeksi atau suntikan :  Kontrasepsi suntikan progestin 16



Kontrasepsi



suntikan



progestinmencegah



kehamilan



dengan



mekanisme yang sama seperti progestin pil namun kontrasepsi ini menggunakan suntikan intramuskular (dalam otot ). Yang sering digunakan adalah medroxyprogesterone asetat (Depo-Provera), 150 mg yang diberikan setiap 3 bulan. a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,3 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama. b. Keuntungan : mula kerja cepat dan sangat efektif, bekerja dalam waktu lama, tidak mengganggu menyusui, dapat dipakai segera setelah keguguran atau setelah masa nifas. c. Kerugian : suntikan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan secara teratur, tidak melindungi dari PMS. d. Efek samping lokal : peningkatan berat badan, rambut rontok. e. Efek samping : tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi (umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea (1 tahun pertama), jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun. f. Pengembalian kesuburan 5-7 bulan setelah penghentian suntikan : Efek samping : tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi (umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea ( 1 tahun pertama), jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun.  Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron Suntikan ini diberikan secara intramuskular setiap bulan, mengandung 25 mg depo medroxyprogesteron asetat dan 5 mg estradiol cypionat. Mekanisme kerja, efek samping, kriteria, dan keamanan sama seperti kontrasepsi oral kombinasi. Siklus menstruasi terjadi lebih stabil setiap bulan. Pengembalian kesuburan tidak selama kontrasepsi suntikan progestin. 3) Sub-kutis (implan) :  Implant progestin 17



Implant progestin berbentuk kapsul plastik, tipis, fleksibel,berukuran seperti korek api yang mengandung 36mg levonorgestrel yang dimasukkan ke dalam kulit lengan wanita. Setelah diberi obat bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan. Tidak perlu dilakukan penjahitan. Kapsul ini melepaskan progestin ke dalam aliran darah secara perlahan dan biasanya dipasang selama 5 tahun. Tapi pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (norplant), 3 tahun (implanon), dan ada juga yang diganti setiap tahun.Mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur), mempertebal lendir mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan saluran tuba, dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Kontrasepsi ini efektif dalam waktu 48 jam setelah diimplan dan efektif selama 5-7 tahun. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,05 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama. b. Keuntungan : sangat efektif, bekerja untuk jangka waktu lama. c. Kerugian : membutuhkan prosedur operasi kecil untuk pemakaian dan pelepasan, tidak melindungi dari PMS. d. Efek samping lokal : sakit kepala, payudara menjadi keras, peningkatan berat badan, kerontokan rambut, jerawat, perubahan mood. e. Efek samping : gangguan metabolisme lemak, hirsutisme, gangguan menstruasi (memanjang, tidak teratur). f. Kesuburan baru kembali 1 bulan setelah kapsul diambil.  IUD (spiral) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini. Jenis-jenis AKDR : 18



a. Copper-T : AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. b. Copper-7 : AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T. c. Multi Load : AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini. d. Lippes Loop : AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Fleksibel, alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim, yang menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi. Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat. IUD dapat dipasang kapan saja selama periode menstruasi bila wanita tersebut tidak hamil. Untuk wanita setelah melahirkan, pemasangan IUD segera (10 menit setelah pengeluaran plasenta) dapat mencegah mudah lepasnya IUD. 19



IUD juga dapat dipasang 4 minggu setelah melahirkan tanpa faktor risiko perforasi (robeknya rahim). Untuk wanita menyusui, IUD dengan progestin sebaiknya tidak dipakai sampai 6 bulan setelah melahirkan. IUD juga dapat dipasang segera setelah abortus spontan triwulan pertama, tetapi direkomendasikan untuk ditunda sampai involusi komplit setelah triwulan kedua abortus. Setelah IUD dipasang, seorang wanita harus dapat mengecek benang IUD setiap habis menstruasi. Kondisi dimana seorang wanita tidak seharusnya menggunakan IUD adalah : - Kehamilan - Sepsis - Aborsi postseptik dalam waktu dekat - Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim - Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya - Penyakit tropoblastik ganas - Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium - Penyakit radang panggul - PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh) - TBC panggul a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,3-0,8 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama. b. Keuntungan : sangat efektif, bekerja cepat setelah dimasukkan ke dalam rahim. Bekerja dalam jangka waktu lama. c. Kerugian : risiko infeksi panggul, dismenorea (nyeri saat haid), menoragia pada bulan-bulan pertama, peningkatan risiko perforasi (robek) rahim, risiko kehamilan ektopik, IUD dapat lepas dengan sendirinya. d. Efek samping : nyeri, perdarahan, peningkatan jumlah darah menstruasi. e. Pengembalian kesuburan cepat setelah dilepaskan.



20



Kontrasepsi IUD 4) Kontrasepsi Patch Kontrasepsi patch ini didesain untuk melepaskan 20μg ethinyl estradiol dan 150 μg norelgestromin. Mencegah kehamilan dengan cara yang sama seperti kontrasepsi oral (pil). Digunakan selama 3 minggu, dan 1 minggu bebas patch untuk siklus menstruasi.



Kontrasepsi Patch b. Sterilisasi Vasektomi dan sterilisasi tuba adalah metode kontrasepsi permanen dan hanya dilakukan pada pria maupun wanita yang sudah diberikan penjelasan mengenai metode ini dan berkeinginan untuk secara permanen mencegah kehamilan. Beberapa metode sterilisasi ada yang bersifat reversibel tergantung 21



dari panjang saluran tuba, usia wanita, dan jangka waktu antara sterilisasi dan pengembalian kesuburan. Sterilisasi pada pria dilakukan melalui vasektomi, sedangkan pada wanita dilakukan prosedur ligasi tuba (pengikatan saluran tuba). Vasektomi sendiri dilakukan dengan bius lokal sedangkan ligasi tuba menggunakan prosedur intraabdominal. Konseling sebelum melakukan prosedur ini sangat diperlukan. Bukan hanya konseling mengenai risiko ataupun keuntungan operasi, namun juga kemungkinan menyesali keputusan ini di masa depan nanti. 1) Vasektomi Vasektomi adalah pemotongan vas deferens (saluran yang membawa sperma dari testis). Vasektomi dilakukan oleh ahli bedah urolog dan memerlukan waktu sekitar 20 menit. Pria yang menjalani vasektomi sebaiknya tidak segera menghentikan pemakaian kontrasepsi, karena biasanya kesuburan masih tetap ada sampai sekitar 15-20 kali ejakulasi. Setelah pemeriksaan laboratorium terhadap 2 kali ejakulasi menunjukkan tidak ada sperma, maka dikatakan bahwa pria tersebut telah mandul. Komplikasi dari vasektomi adalah : a. Perdarahan b. Respon peradangan terhadap sperma yang merembes c. Pembukaan spontan Indikasi kontrasepsi vasektomi : Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilis dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan vasektomi a. Infeksi kulit pada daerah operasi b.Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien c. Hidrokel atau varikokel d.Hernia inguinalis e. Filarisasi(elephantiasis) f. Undesensus testikularis g.Massa intraskotalis



22



h.Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoaglansia.



Kontrasepsi Medis Operatif Pria (MOP)/vasektomi 2) Ligasi tuba Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba falopii (saluran telur dari ovarium ke rahim). Pada ligasi tuba dibuat sayatan pada perut dan dilakukan pembiusan total. Ligasi tuba bisa dilakukan segera setelah melahirkan atau dijadwalkan di kemudian hari. Sterilisasi pada wanita seringkali dilakukan melalui laparoskopi. Selain pemotongan dan pengikatan, bisa juga dilakukan kauterisasi (pemakaian arus listrik) untuk menutup saluran tuba. Untuk menyumbat tuba bisa digunakan pita plastik dan klip berpegas. Pada penyumbatan tuba, kesuburan akan lebih mudah kembali karena lebih sedikit terjadi kerusakan jaringan. Teknik sterilisasi lainnya yang kadang digunakan pada wanita adalah histerektomi (pengangkatan rahim) dan ooforektomi (pengangkatan ovarium/indung telur).



Kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW)/ligasi tuba c. Kontrasepsi darurat 1) Kontrasepsi darurat hormonal 23



Kontrasepsi darurat hormonal adalah estrogen dosis tinggi atau progestin diberikan dalam waktu 72 jam setelah senggama tidak terproteksi, dengan cara kerja mencegah ovulasi dan menyebabkan perubahan di endometrium. 4 pil kombinasi yang mengandung 30-35μg ethinyl estradiol, diulangi 12 jam kemudian. 2 pil kombinasi mengandung 50μg levonorgestrel, diulangi 12 jam kemudian. Tidak boleh digunakan pada wanita yang alergi kontrasepsi pil hormonal. Tidak boleh digunakan sebagai kontrasepsi rutin. a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 2 per 100 wanita pada bila digunakan dalam waktu 72 jam. b. Keuntungan : sangat efektif untuk situasi darurat. c. Kerugian : mual hebat dan perdarahan. 2) Kontrasepsi darurat IUD Kontrasepsi ini dimasukkan 5 hari setelah senggama tidak terproteksi untuk mengganggu implantasi, kehamilan terjadi kurang dari 1 per 100 wanita bila dimasukkan dalam waktu 5 hari.



I. KENDALA PASUTRI DALAM PELAKSANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) Terdapat



beberapa



kendala



yang



dialami



oleh



masyarakat



pada



waktupelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) yang dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain : 1. Dari sudut budaya Suami beranggapan seolah kesehatan reproduksi bukan urusan mereka,melainkan urusan istri saja sehingga mereka enggan mencari informasimengenai Keluarga Berencana. Sebagai perwujudan partisipasi aktifsuami dalam kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana, makadidorong untuk memperhatikan kesehatan seluruh anggota keluarga danmemberi dukungan pada istrinya dalam urusan Keluarga Berencana dengan melalui penyebaran informasi. 2. Dalam segi control pengambilan keputusan didominasi kaum pria.Padahal dalam pengambilan keputusan untuk mengikuti program Keluarga Berencana harus merupakan hasil kesepakatan antara suami istri. Diupayakan melalui seruan



24



mengenai komunikasi antar pribadi suami istri dalam pengambilan keputusan kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana dalam rumah tangga. 3. Pengaruhnya dalam konteks hubungan suami istri. 4. Minimnya komunikasi dua pribadi yang berbeda.Bila disatukan tanpa perekat yang kuat berupa komunikasi yang kuat pula,maka akan menimbulkan berbagai masalah. Namun apabila suami istribersedia meluangkan waktu untuk berkomunikasi membahas kesehatanreproduksi dan keluarga berencana mereka dengan mengutamakankesetaraan peran dan tanggung jawab, maka akan timbul kesepakatan.



J. FAKTOR-FAKTOR



YANG



MEMPENGARUHI



PEMILIHAN



ALAT



KONTRASEPSI KB SUNTIK Pemilihan alat kontrasepsi KB suntik dapat dipengaruhi oleh beberapafaktor di antaranya, yaitu : Umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan,dukungan suami dan pengetahuan (Hartanto, 2004). 1. Umur Umur adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi indikator dalamkedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan yang mengacu padasetiap pengalamannya. Usia yang cukup dalam mengawali atau memasukimasa perkawinan dan kehamilan akan membantu seseorang dalamkematangan dalam menghadapi persoalan atau masalah, dalam



hal



inikeputusan



untuk



menggunakan



alat



kontrasepsi



setelah



melahirkan.Demikian sebaliknya dengan usia kurang dari 16 tahun makakemungkinan kematangan pikiran dan perilaku juga kurang terlebihmenghadapi perubahan dan adaptasi setelah melahirkan. 2. Pendidikan Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorangmenyerap dan memahami pengetahuan tentang persiapan menghadapipersalinan yang mereka peroleh (Kodyat, 1999). Dari kepentingankeluarga pendidikan itu sendiri amat diperlukan seseorang lebih tanggapterhadap pemilihan alat kontrasepsi yang cocok dan aman. Tingkatpendidikan turut menentukan rendah tidaknya seseorang menyerap danmemakai pengetahuan (Notoatmodjo, 2007), demikian halnya denganpemilihan alat kontrasepsi KB suntik.



25



3. Pekerjaan Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan sendirimaupun keluarga. Faktor bekerja saja nampak belum berperan sebagaitimbulnya suatu masalah pada pemilihan alat kontrasepsi yang cocok bagimereka. Pada ibu-ibu yang bekerja di luar rumah sudah membuatcenderung untuk memilih alat kontrasepsi yang relatif aman, praktis, cepatdan dapat dilayani di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang terdekatdari rumah. 4. Pendapatan (Ekonomi) Pendapatan biasanya berupa uang yang mempengaruhi kesiapan keluargadalam mempersiapakan semua kebutuhan keluarga. Pendapatanberpengaruh pada daya beli seseorang untuk membeli sesuatu. Pendapatanmerupakan salah satu faktor yang paling menentukan kuantitas maupunkualitas kehidupan seseorang. Tingkatan seseorang untuk memenuhikebutuhan hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada. Pemilihan alatkontrasepsi KB suntik juga menjadi pertimbangan bagi ibu yang bekerjamaupun ibu rumah tangga, karena bagi seorang ibu yang bekerja di luarrumah juga memiliki kebutuhan yang lebih dari ibu rumah tangga biasa. 5. Dukungan Suami Dukungan suami merupakan dorongan terhadap ibu baik secara moralmaupun material, dimana dukungan suami sangat mempengaruhi ibudalam pemilihan alat kontrasepsi yang cocok, adapun dukungan suamiperhatian, dimana perhatian yang diberikan sangat membantu ibumenentukan penggunaan alat kontrasepsi yang cocok untuk mereka danmemberikan rasa nyaman dan percaya diri dalam mengambil keputusan



tersebut.



Informasi,



dimana



suami



yang



mendukung



akan



memberikaninformasi tentang mempemilihan alat kontrasepsi, baik informasi yangdidapat dari TV maupun majalah dan koran. 6. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orangmelakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaanterjadi melalui pancaindra manusia yakni melalui indra penglihatan,penciuman, pendengaran, perasa dan peraba. Pengetahuan atau kognitifmerupakan domain sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang(Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan mencakup ingatan yang dipelajari dandisimpan dalam ingatan, hal tersebut meliputi fakta, kaidah, dan prinsipserta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatanakan 26



digali pada saat yang dibutuhkan melalui bentuk mengingat ataumengenal kembali (Notoatmodjo, 2007).



K. FAKTOR-FAKTOR DALAM MEMILIH METODE KONTRASEPSI 1. Faktor pasangan-motivasi a. Umur Wanita usia subur yang dapat menggunakan kontrasepsi progestin, sedangkan wanita yang sudah menopause tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi progestin, sehingga dapat mempengaruhi seseorang untuk memilih metode kontrasepsi. b. Gaya hidup Wanita yang gaya hidupnya suka merokok (perokok), menderita anemia, boleh menggunakan kotrasepsi progestin karena tidak ada efek samping bagi wanita perokok dan penderita anemia. c. Frekuensi senggama Kontrasepsi progesteron dapat digunakan pada wanita yang sering ataupun jarang melakukan hubungan seksual dengan suaminya, karena tidak mengganggu hubungan seksual. d. Jumlah keluarga yang diinginkan Salah satu tujuan dari kontrasepsi ini adalah untuk menjarangkan kehamilan, jadi wanita yang ingin mengatur jumlah anak ataupun yang ingin menjarangkan kehamilan



sehingga



jumlah



anak



dalam



keluargasesuai



keinginan



dapat



menggunakan kontrasepsi. e. Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu Wanita yang dahulunya pernah menggunakan salah satu jenis kontrasepsi, dia merasa nyaman dan merasa mendapat keuntungan dari kontrasepsi. Maka dia pasti akan menggunakan kontrasepsi itu lagi. 2. Faktor kesehatan-kontra indikasi absolut dan relatif a. Status kesehatan Wanita yang mempunyai penyakit jantung dapat menggunakan kontrasepsi progesteron, karena mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung.



27



b. Riwayat haid Semua wanita yang siklus haidnya panjang atau pendek dapat menggunakan kontrasepsi progesteron, sedangkan wanita yang pernah mengalami perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya tidak boleh meenggunakan kontrasepsi progesteron. c. Riwayat keluarga Wanita yang dalam keluarganya mempunyai riwayat kanker payudara dan diabetes mellitus disertai komplikasi tidak dapat menggunakan kontrasepsi progestin. 3. Faktor metode kontrasepsi-penerimaan dan pemakaian berkesinambungan. a. Efektifitas Efektifitas kontrasepsi progestin itnggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. b. Efek samping minor Efek samping hanya sedikit (gangguan siklus haid, perubahan berat badan, keterlambatan kembalinya kesuburan dan osteoporosis pada pemakaian jangka panjang). c. Kerugian Kerugian hanya sedikit dan jarangterjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi progesteron ini, perubahan berat badan merupakan kerugian tersering. d. Komplikasi-komplikasi yang potensial Wanita yang menggunakan kontrasepsi progesteron tidak ditemukan adanya komplikasi-komplikasi yang potensial. e. Biaya Biaya kontrasepsi sangat terjangkau, siapa saja bisa menjangkaunya (Hartanto, 2004).



L. TANGGUNG JAWAB PERAWAT 1. Membantu pasangan memilih dan menggunakan metode kontrasepsi yang efektif adalah bagian penting peran perawat. 2. Memahami filosofi yang dimiliki seseorang adalah penting untuk menghindari pemberian informasi yang keliru, kepercayaan, dan standar-standar.



28



3. Mengajar individu atau pasangan tentang kisaran lengkap kemungkinan kontrasepsi merupakan faktor kunci dalam membantu klien membuat pilihan kontrasepsi terinformasi dan memuaskan. 4. Memahami dan mengajarkan tentang metode kontrasepsi yang tersedia dan penggunaannya, efektivitas, keuntungan, kerugian, dan efek samping merupakan peran perawat yang utama dalam peran perawatan kesehatan reproduktif. 5. Memberikan sikap yang nyaman, faktual, tidak mengadili ketika membahas kontrasepsi dan seksualitas merupakan elemen asuhan keperawatan efektif yang signifikan. 6. Menyusun riwayat kesehatan yang lengkap dan data pengkajian adalah penting untuk merencanakan penyuluhan kontrasepsi yang tepat.



29



DAFTAR PUSTAKA



Stright, Barbara. 2004. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27190/4/Chapter%20II.pdf(Diakses pada tanggal 29 September 2013) http://www.ibudanbalita.net/68/kontasepsi-pemakaian-suntikan-kombinasi.html(Diakses pada tanggal 29 September 2013) http://bukusakudokter.org/keluarga-berencana-kb/(Diakses pada tanggal 29 September 2013) http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga_Berencana(Diakses pada tanggal 29 September 2013) http://ibuhamil.com/ngobrol-apa-saja/11505-definisi-jenis-contoh-alat-kontrasepsi-sertakeuntungan-kekurangan.html(Diakses pada tanggal 29 September 2013) http://majalahkesehatan.com/tinjauan-metode/(Diakses pada tanggal 29 September 2013)



30