LAPORAN PENDAHULUAN Pra Nikah [PDF]

  • Author / Uploaded
  • fara
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN PRA NIKAH DI PKM PADANGSARI SEMARANG



Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Semester I



DISUSUN OLEH: FARA AQNES SARI P1337424819035



PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN AJARAN 2018/2019



HALAMAN PENGESAHAN Laporan Pendahuluan berjudul “Asuhan Kebidanan Pra Nikah” dalam rangka praktek Pra nikah telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing akademik Prodi Profesi Bidan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.



Semarang, Desember 2019 Pembimbing Klinik



Praktikan



Juwarni, Amd. Keb



Fara Aqnes Sari NIM. P1337424819035



NIP.



Mengetahui Pembimbing Institusi



Ulfah Musdhalifah, S.Kp, Ners,M.Ke NIP.



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pendahuluan Pra Nikah. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Kebidanan semester I. Kami menyadari bahwa penyusunan Laporan Pendahuluan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi kita semua.



Semarang, Desember 2019 Penulis



PENDAHULUAN Pernikahan merupakan hal yang diinginkan oleh setiap individu, sebab setiap individu membutuhkan nafkah batin, ketenangan, keharmonisan dan kesakinahan dalam menjalani ataupun dalam membangun sebuah keluarga. Membangun sebuah keluarga yang baru bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Ketika dua orang membuat komitmen untuk menikah atau membangun sebuah keluarga, maka mereka harus siap melakukan penyesuaian baru dengan pasangannya. Keluarga merupakan bagian terkecil dari sebuah mesyarakat dimana didalamnya hanya terdiri dari sebuah kumpulan kecil yang terdirir dari suami, istri, dan mungkin sebagian anak. Setiap individu juga pasti menginginkan sebuah keluarga yang di dalamnya terdapat suatu kenyamanan, baik ketika berada di rumah maupun ketika berada diluar rumah. Dimana seluruh hak dan kewajiban bisa mereka dapatkan dan laksanakan sebagai konsekuensi dari hidup bersama. Bukan penyesuaian dalam bidang tertentu saja, namun penyesuaian yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Sebelum menikah, setiap pasangan itu perlu mengerti apa makna sebuah pernikahan dan bagaimana dapat membina sebuah pernikahan yang berhasil. Untuk itulah diperlukan konseling pranikah, agar individu mempersiapkan dan mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki jenjang pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga dan masyarakat, serta mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan. Untuk itu diperlukan konseling mengenai Pra nikah.



PEMBAHASAN A. Pengertian Konseling Pranikah Konseling



pranikah



adalah



pelatihan



berbasis



pengetahuan



dan



keterampilan yang menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah. Konseling pranikah juga dikenal dengan nama program persiapan pernikahan, pendidikan pranikah, konseling edukatif pranikah dan terapi pranikah. Konseling pranikah dimaksudkan untuk membantu pasangan calon pengantin untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tantangan yang akan muncul dalam rumah tangga mereka dan membekali mereka kecakapan untuk memecahkan masalah. Konseling pranikah (premarital counseling) merupakan upaya untuk membantu calon suami dan calon isteri oleh seorang konselor professional, sehingga mereka dapat berkembang dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui cara-cara yang menghargai, toleransi dan dengan komunikasi yang penuh pengertian, sehingga tercapai motivasi keluarga, perkembangan, kemandirian dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga. Yang membuat pernikahan bahagia bukan tingkat kecocokan seseorang dengan pasangan, tetapi seberapa besar kemampuan dan kesediaan seseorang untuk mengatasi ketidakcocokan. Ketidakjelasan antara yang ideal (apa seharusnya) dan yang aktual (apa adanya) memang tidak pernah berujung. Statistik memperlihatkan perlunya menemukan kiat menempuh pernikahan yang sukses. Mengajukan pertanyaan yang tepat kepada pasangan (sebelum menikah) bisa menjadi alternatif solusi melanggengkan perkawinan yang sehat, serasi dan bahagia. Saat seseorang mencari pasangan, ia harus menyadari bahwa tidak ada seseorang yang sempurna, setiap orang pasti memiliki kesalahan dan kelemahan. Indahnya pernikahan justru dikala menemukan suami atau isteri yang dapat menjadi teman dalam pencarian spiritual, mitra membangun hidup dan pelipur meskipun dia mempunyai kelemahan. Untuk mengatisipasi hal ini, harus ada semacam konseling pernikahan atau konseling pranikah (Wilis S, 2009).



B. Tujuan Konseling Pranikah Secara umum, konseling pranikah bertujuan agar individu mempersiapkan dan mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki jenjang pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga dan masyarakat, serta mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan. Secara khusus, tujuan pmberian layanan konseling pranikah ialah untuk membantu individu mempersiapkan diri menuju pernikahan yang meliputi aspek : 



Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, teman dan masyrakat







Memiliki akhlakul karimah sebagai calon ibu dan calon ayah dan melaksanakan serta memelihara hak dan kewajibannya masing-masing







Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugerah) dengan yang tidak (musibah) serta mampu meresponnya dengan sikap positif sesuai dengan syariat islam.







Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik maupun psikis.







Memiliki sikap positif atau respect terhadap diri sendiri dan pasangan maupun orang lain.







Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif



C. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan konseling pranikah 1. Cinta dan Komitmen Menurut kamus umum bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hati. Cinta merupakan salah satu syarat untuk melanjutkan kejenjang pernikahan. Karena sebahagian orang mengatakan bahwa cinta adalah anugerah yang harus dijaga eksistensinya. Menurut Sarlito.W.Sarwono cinta memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain



kecuali dengan dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang. Kemesraan yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Cinta dapat dilukiskan dengan memberi sebagai dorongan mulia untuk memintakan eksisistensi dirinya atau aktualisasi dirinya kepada orang lain. Komitmen dapat diartikan sebagai janji, dimana janji yang dimaksud ialah janji akan kekuatan cinta. Dengan adanya janji dalam menjalin hubungan proses pranikah yang tidak mendapatkan kekuatan yang kuat maka akan bisa menjadi terwujud demi tercapainya pernikahan. Macam-macam komitmen : a) Komitmen mendekat, yaitu ketika seseorang berkomitmen karena perasaan bahwa dengan terus melanjtukan hubungan maka hidup akan lebih



bahagia.



Jadi,



seseorang



tersebut



berkomitmen



karena



mendapatkan hal-hal positif dari hubungan cinta yang dijalani. Contoh pernyataan komitmen mendekat ialah “saya merasa bahagia dan saya ingin terus bersamanya”. “Saya merasa sangat terikat pada pasangan saya.” b) Komitmen menghindar, yaitu ketika seseorang berkomitmen karena khawatir akan mendapatkan hal-hal negatif jika hubungannya berakhir. Terdapat dua tipe orang yang memiliki komitmen mengahindar. Pertama, orang yang memiliki perasaan bahwa dirinya seharusnya (ought to) melanjutkan hubungan karena secara moral harus begitu. Misalnya tidak bercerai karena diharamkan agama atau khawatir anakanak akan terlantar. Mereka berkomitmen berdasarkan prinsip “saya tidak melakukan apa yang saya inginkan tetapi saya melakukan apa yang saya rasa baik dan benar untuk dilakukan”. Jadi, jika berpisah itu tidak baik, maka tidak berpisah meskipun sebenarnya ingin berpisah. Komitmen menghindar yang kedua ialah seseorang memiliki perasaan bahwa dirinya harus (have to) melanjutkan hubungan karena tidak sanggup untuk berpisah. Mereka was-was akan sangat menderita jika terjadi perpisahan. Mereka khawatir akan sulit mendapatkan pengganti



yang sepadan. Mereka takut kehilangan sumber finansial. Mereka cemas dikecam keluarga. Orang yang memiliki tipe komitmen menghindar seperti ini pada umumnya memiliki kepuasaan hidup yang rendah. 2. Konflik Pribadi Pada proses pengenalan masalah pranikah terungkap 6 (enam) persoalan sebelum menikah, yaitu: a) Ekonomi Persoalan ekonomi seringkali menjadi masalah serius pasangan yang akan melangsungkan pernikahan. Tidak hanya biaya untuk melangsungkan pernikahan tetapi biayanya terkait resepsi pernikahannya. Karena persoalan ekonomi ini seringkali pasangan calon pengantin tidak berani memutuskan untuk menikah b) Pasangan belum bekerja Masalah yang terkait dengan persoalan ekonomi juga yaitu pasangan yang belum bekerja tetapi sudah ingin menikah. Pasangan yang belum mempunyai



pekerjaan



seringkali



menjadi



persoalan



ketika ingin



melangsungkan pernikahan. Ada rasa kekhawatiran tidak bisa menghidupi keluarga selama pernikahan. c) Hamil di luar nikah Pergaulan pasangan yang tidak terkontrol seringkali mengakibatkan hamil di luar nikah (kehamilan yang tidak diinginkan). Persoalan muncul ketika laki-laki tersbut tidak bertanggung jawab, salah satu pasangannya masih sekolah dan persoalan-persoalan lain yang mengikutinya. d) Terlambat menikah Jodoh adalah rahasia Allah. Tidak semua orang mudah mendapatkan pasangan atau karena terlalu sibuk bekerja atau menempuh pendidikan sehingga melupakan pernikahan. Usia-usia yang mestinya menikah terlewat begitu saja sehingga mengalami kesulitan mencari pasangan ketika usia sudak semakin bertambah. e) Status palsu Masalah yang sering muncul pranikah yang lain adalah adanya status palsu, mengaku perjaka ternayat punya anak enam atau masih terikat pernikahan



dengan



perempuan



lain.



Persoalan



ini



berpotensi



mengakibatkan banyaknya praktik pernikahan pologami dan pernikahan siri. f) Minim pendidikan seks Masalah ini mengakibatkan adanya pernikahan dini, tidak mengetahui organ reproduksi diri sendiri, hak-hak



seksual pasangan, kesehatan



reproduksi pasangan, tidak mengetahui alat kontrasepsi, masa subur dan persoalan kesehatan reproduksi lainnya.



D. Asas-Asas Konseling Pranikah 1. Asas kabahagiaan dunia akhirat Perkawinan bukan saja merupakan sebuah sistem hidup yang diatur oleh Negara tetapi juga merupakan sistem kehidupan yang syarat dengan tuntutan agama. Karenanya setiap kali muncul permasalahan dalam perkawinan yang dijalani, segala upaya pemecahan masalah selalu diupayakan terselesaikannya masalah sekarang ini dan mendapatkan kebaikan pula dari sisi tuntunan agama. 2. Asas sakinah mawaddah warahmah Keluarga bahagia dan kekal merupakan tujuan dari sebuah perkawinan. Untuk mencapai itu semua landasan cinta dan kasih sayang dari orangorang yang membentuk didalamnya menjadi sangat penting. Karenanya proses bimbingan konseling pranikah juga harus tetap berpegang teguh pada asas ini. 3. Asas komunikasi dan musyawarah Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan keluarga. Banyaknya masalah yang muncul sering kali karena komunikasi yang terjalin antara anggota keluarga tidak harmonis. Karenanya dalam melakukan komunikasi dalam musyawarah antar kedua belah pihak harus dilakukan sehingga segala masalah dapat teratasi. 4. Asas sabar dan tawakal Segala permasalahan dalam rumah tangga pada dasarnya dicari penyelesainnya dengan baik. Kuncinya adalah usaha dari suami isteri untuk terus mencari jalan keluar dan berpasrah diri kepada Allah. Konselor dapat membantu pasangan untuk tetap tegar dan berusaha mencari solusi terbaik dari setiap masalah yang ada.



E. Aspek yang perlu diasesmen Aspek yang perlu diasesmen dan dipahami konselor jika melakukan konseling pranikah yaitu sebagai berikut: 1. Riwayat Perkenalan Konselor perlu mengetahui riwayat perkenalan pasangan pranikah, mulai dari perkenalan (seberapa lama perkenalan berlangsung), bagaimana mereka mengetahui satu sama lain. Misalnya mengenai pembicaraan tentang nilai, tujuan, dan harapan terhadap hubungan pranikah. 2. Perbandingan Latar Belakang Pasangan Kesetaraan latar belakang lebih baik dalam penyesuaian pernikahan dari pada latar belakang yang berbeda. Konselor perlu mengungkapkan latar belakang pendidikan, budaya keluarga, status sosial ekonominya, dan perbedaan agama, serta adat istiadat keluarganya. 3. Sikap Keluarga Keduanya Sikap keluarga terhadap rencana pernikahan, termasuk bagaimana sikap mertua dan sanak keluarga terhadap keluarga nantinya. Sikap keluarga penting untuk mempersiapkan pasangan dalam menyikapi masing-masing keluarga calon pasangannya. 4. Perencanaan Terhadap Pernikahan Meliputi rumah yang akan ditempati, sistem keuangan keluarga yang hendak disusun dan apa yang dipersiapkan menjelang pernikahan. 5. Faktor Psikologis dan Kepribadian Faktor psikologis dan kepribadian yang perlu diasesmen adalah sikap mereka terhadap peran seks dan bagaimana yang hendak dijalankan dikeluarga nanti, bagaimana peran mereka terhadap dirinya (self image, body-image), dan usaha apa yang akan dilakukan untuk keperluan keluarga nanti. 6. Sifat Prokreatif Menyangkut sikap mereka terhadap hubungan seksual dan sikapnya jika memiliki anak. Bagaimana rencana mengasuh anaknya kelak. 7. Kesehatan dan Kondisi fisik Kesesuaian usia untuk mengukur kematangan emosionalnya secara usia kronologis, kesehatan secara fisik dan mental, serta faktor-faktor genetik.



F. Prosedur konseling pranikah Konseling pranikah diselenggarakan sebagaimana sesuai prosedur konseling perkawinan. Penekanan pada konseling pranikah bersifat antisipatif yaitu mempersiapkan diri untuk menetapkan pilihan yang tepat sehubungan dengan rencana pernikahanya. Langkah konseling yang dapat dilakukan dalam konseling pranikah yang sesuai dengan konseling keluarga dan perkawinan menurut Capuzzi dan Gross adalah sebagai berikut: a) Persiapan, tahap yang dilakukan klien menghubungi konselor. b) Tahap keterlibatan (the joining), adalah tahap keterlibatan bersama klien. Pada tahap ini konselor mulai menerima klien secara isyarat (nonverbal) maupun secara verbal, merefleksi perasaan, melakukan klarifikasi dan sebagainya. c) Tahap menyatakan masalah, yaitu menetapkan masalah yang dihadapi oleh pasangan. Maka, masalahnya harus jelas, siapa yang bermasalah, apa indikasinya, apa yang telah terjadi dan sebagainya. d) Tahap interaksi, yaitu konselor menetapkan pola interaksi untuk penyelesaian masalah. Pada tahap ini anggota keluarga mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami masalahnya dan konselor dapat melatih anggota keluarga berinteraksi dengan cara-cara yang dapat diikuti (pelan, sederhana, detail dan jelas) dalam kehidupan mereka. e) Tahap konferensi, yaitu tahap untuk meramalkan keakuratan hipotesis dan memformulasi langkah-langkah pemecahan. Pada tahap ini konselor mendesain langsung atau memberi pekerjaan rumah untuk melakukan atau menerapkan pengubahan ketidak berfungsinya perkawinan. f) Tahap penentuan tujuan, tahap yang dicapai klien telah mencapai perilaku yang normal, telah memperbaiki cara berkomunikasi, telah menaikkan self-esteem dan membuat keluarga lebih kohesif. Tahap akhir dan penutup, merupakan kegiatan mengakhiri hubungan konseling setelah tujuannya tercapai.



E. Persiapan Pra Nikah Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan, yaitu : 1. Persiapan Ilmu tentang pernikahan. Hal yang perlu dipersiapkan adalah memperjelas visi pernikahan. Untuk apa kita menikah. Visi yang jelas dan juga sama antara calon suami dan isteri diharapkan akan melanggengkan pernikahan. Banyak orang yang menikah hanya karena cinta, atau mengikuti tradisi masyarakat. Bisa juga karena malu karena sudah cukup umur tetapi masih belum juga menuju pelaminan. Alasan-alasan seperti ini tidak memiliki akar yang jelas. Bisa juga menjadi sangat rapuh ketika memasuki bahtera rumah tangga, dan akhirnya hancur ketika badai rumah tangga datang menerjang. 2.



Persiapan mental/psikologis menghadapi pernikahan. Pernikahan adalah kehidupan baru yang sangat jauh berbeda dari masa-masa sebelumnya. Dalam pernikahan berkumpul dua pribadi yang berbeda yang berasal dari keluarga yang memiliki kebiasaan yang berbeda. Didalamnya terbuka semua sifat-sifat asli masing-masing. Mempersiapkan diri untuk berlapang dada menghadapi segala kekurangan pasangan adalah hal yang mutlak diperlukan. Begitu juga cara-cara mengkomunikasikan pikiran dan perasan kita dengan baik kepada pasangan juga perlu diperhatikan, agar emosi negatif tidak mewarnai rumah tangga kita. Di dalam pernikahan juga diperlukan rasa tanggung jawab untuk untuk memenuhi hak dan kewajiban masing-masing. Sehingga setiap anggota keluarga tidak hanya menuntut hak-haknya saja, tetapi berusaha untuk lebih dulu memenuhi kewajibannya. Pernikahan merupakan perwujudan dari tim kehidupan kita untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu kerja sama, saling mendukung dalam segala hal sangat diperlukan. Termasuk dalam pendidikan anak. Pernikahan juga merupakan sarana untuk terus menerus belajar tentang kehidupan. Ketika memasuki dunia perkawinan seseorang belajar untuk menjadi bagian dari tim kehidupan. Ketika memiliki anak seseorang belajar untuk mendidik anak dengan cara yang baik. Tidak jarang juga orang tua perlu memaksa diri untuk merubah kebiasaan-



kebiasaan buruknya agar tidak ditiru oleh anak. Ketika anak-anak menjelang dewasa orang tua belajar untuk menjadikan anak-anaknya sebagai teman, sebagai bagian dari tim kehidupan yang aktif menggerakkan roda kehidupan, dan seterusnya. 3. Persiapan Ruhiyyah/ spiritual. Menikah itu ibadah, oleh karena itu seluruh proses yang dilalui dalam pernikahan itu harus dengan nuansa ibadah. Proses sebelum menikah sampai pernikahan itu sendiri juga setelah menikah tidak boleh jauh dari nuansa penghambaan diri kepada Allah. Sebelum menikah peningkatan kualitas diri dan kualitas ibadah mutlak diperlukan. Berdoa kepada Allah untuk mendapatkan suami yang sholih dan anak-anak yang akan menjadi penyejuk mata. Bergaul dengan orang-orang yang sholih yang dapat menjaga diri kita juga perlu dilakukan. Membaca buku-buku tentang keutamaan pernikahan juga perlu dilakukan untuk menguatkan niat kita dalam menikah. Ketika pinangan datang, ibadah semakin dikencangkan. Terus memohon kepada Allah untuk mendapatkan yang terbaik sebagai pasangan kita. Saat ini, perlu juga kita membersihkan hati agar niat ibadah dalam pernikahan ini tidak menyimpang. Juga menjaga kesucian hubungan kita dengan calon suami sampai datangnya waktu pernikahan sangat diperlukan, agar tidak terjatuh dalam godaan setan. Masa-masa antara meminang dan pernikahan ini sebaiknya dipersingkat agar kebersihan niat dan hubungan kedua insan bisa terjaga. 4. Persiapan Fisik Yang terakhir yang tidak kalah penting dalah mempersiapkan tubuh kita untuk memasuki dunia pernikahan. Hal ini penting karena merupakan bagian dari kunci kebahagiaan dalam berumah tangga. Hal – hal yang harus di persiapkan yaitu : a.



Hentiakan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alcohol. Himbauan ini berlaku bagi calon ayah dan ibu.Pertumbuhan janin dapat terganggu jika ibunya seorang perokok pasif, sekalipun.Asap rokok yang terhirup oleh calon ibu dapat menghambat suplai oksigen, sehingga risiko janin lahir prematur meningkat.



Minuman beralkohol membuat kandungan calon ibu melemah.Risiko



yang



mengancam



adalah



abortus



spontan



(keguguran). Sedangkan pada calon ayah, kadar alkohol yang tinggi dalam darah menyebabkan jumlah sel sperma menurun sehingga tidak mencukupi untuk terjadi pembuahan. b.



Melakukan tes kesehatan Langkah ini dilakukan



untuk



memastikan



kondisi



keksehatan calon ibu. Jika dalam pemeriksaan calon ibu dinyatakan mengalami gangguan kesehatan tertentu, biasanya dokter akan merekomendasikan agar menunda kehamilan sampai calon ibu dinyatakan sehat. Salah satu pemeriksaan yang kesehatan yang wajib



dilakukan



adalah



pemeriksaan



darah



adalah



untuk



mengetahui apakah calon ibu mengidap virus-virus yang membahayakan kehamilan, seperti; toksoplasma, cytomegalo atau rubela. Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan : 1. Melakukan pemeriksaan Laboratorium : a. Pemeriksaan hematologi rutin dan analisa hemoglobin, untuk mengetahui adanya kelainan atau penyakit darah. b. Pemeriksaan urinalisis lengkap, untuk memantau fungsi ginjal dan penyakit lain yang berhubungan dengan ginjal atau saluran kemih, pemeriksaan golongan darah dan rhesus yang akan berguna bagi calon janin. Mengetahui Rhesus kedua calon mempelai seringkali merupakan hal yang diabaikan, padahal hal tersebut adalah hal yang penting. Kebanyakan bangsa Asia memiliki Rhesus positif, sedangkan bangsa Eropa rata-rata negatif. Terkadang, pasangan suami-isteri tidak tahu Rhesus darah pasangan



masing-masing.



Padahal,



jika



Rhesusnya



bersilangan, bisa mempengaruhi kualitas keturunan. Jika seorang perempuan (Rhesus negatif) menikah dengan lakilaki



(Rhesus



positif),



bayi



pertamanya



memiliki



kemungkinan untuk ber-Rhesus negatif atau positif. Jika bayi mempunyai Rhesus negatif, tidak ada masalah. Tetapi, jika ia ber-Rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua



merupakan janin yang ber-Rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalah jika si perempuan ber-Rhesus positif dan si pria negatif. Karena itu sangat penting untuk mengetahui Rhesus kedua calon mempelai. c. Hepatitis  HBsAg, Anti HBsAg d. Widal (untuk Typhus ) e. VDRL (untuk penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin,contoh ; sifilis ) f. Pap.T.B ( untuk mengetahui penyakit TBC ) g. Pemeriksaan TORC untuk mendeteksi infeksi



yang



disebabkan parasit Toxoplasma, virus Rubella dan virus Cytomegalo yang bila menyerang pada perempuan di masa kehamilan nanti. 2. Melakukan Pemeriksaan Rontgen : a. Rontgen Paru-Paru c. Melakukan vaksinasi Ada tiga vaksinasi yang perlu dilakukan oleh ibu untuk melindungi janinnya selama kehamilan dan menjalani proses persalinan, yaitu; vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella), Vaksinasi Anti Tetanus / T.T. sebaiknya dilakukan dua bulan sebelumnya ( untuk yg wanita )dan vaksin Hepatitis B dilakukan 2 bulan sebelumnya. d. Pilihlah makanan bergizi Membatasi asupan makanan bergula dan berlemak tinggi sangat dianjurkan. Usahakan Anda dalam kondisi berat badan yang ideal agar proses pembuahan berlangsung sempurna. Untuk mencegah makan berlebihan dan merusak momen spesial, pakar diet Erin Palinski-Wade mengungkapkan ada beberapa makanan yang bisa disantap calon pengantin minimal seminggu sebelum hari bahagianya yaitu : 1. Buah dan Sayur Erin mengatakan untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayur yang mengandung banyak vitamin C karena dipercaya



dapat menurunkan kadar hormon kortisol yang dapat membuat stres. Buah-buahan yang memiliki kandungan vitamin C ada pada jeruk, apel, pepaya, kiwi, dan kelengkeng. Sedangkan sayuran yang mengandung vitamin C adalah brokoli, kubis, kembang kol, dan paprika. 2. Ikan Ahli nutrisi Amy Shapiro juga menyarankan para calon pengantin untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan omega-3 seperti salmon, walnut, dan biji chia karena bisa menurukan rasa cemas dan mencegah pembengkakan pada tubuh yang disebabkan oleh stres. Untuk sarapan pagi, sebaiknya menyantap makanan dengan kandungan protein dan karbohidrat yang seimbang seperti omelet sayuran, atau oatmeal dengan walnut. 3. Makanan Anti Oksidan Sementara itu, pakar nutrisi Sara Vance menganjurkan para calon pengantin untuk menyantap makanan dengan antioksidan tinggi seperti blueberry, stroberi, brokoli, dan bayam. Makanan ini baik dikonsumsi dengan makanan yang kaya probiotik karena bisa meningkatkan sistem pencernaan, mencegah tubuh mengalami pembengkakan serta membuat suasana hati lebih baik. 4. Minum Teh Hijau Dokter Brooke menyarankan unuk menghindari konsumsi kopi yang berlebihan. Sebaiknya minumlah teh hijau karena mengandung senyawa L-theanine yang memberikan efek menenangkan sekaligus meningkatkan konsentrasi hingga rasa stres bisa dihindari. 5. Hindari Junk Food Saat dilanda stres, banyak orang yang mencari junk food sebagai pelampiasannya karena mudah didapat. Makanan dan minuman yang terlalu manis bisa menjadi 'bumerang' karena meningkatkan kadar gula darah di dalam tubuh yang dapat membuat pengantin semakin stres karena makanan manis membuat suasana hati dan fungsi otak semakin tidak stabil.



F. Peran Bidan Sebagai Penyedia Kesehatan Dalam Persiapan Pra Nikah Bidan mempunyai peran sebagai penyedia kesehatan antara lain dengan memberikan konseling kesehatan pra nikah sebagai berikut : 1. Hakikat atau manfaat perkawinan Hubungan suami istri yang melibatkan aspek kejiwaan .oleh karena itu sebuah pernikahan harus sehat . Manfaat perkawinan untuk kesehatan 1) Dapat mengurangi stress ,karena orang yang sudah menikah memiliki kadar kortisol atau hormone stress yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang belum menikah . 2) Menikah dapat mengurangi kemungkinan mengalami stroke karena pernikahan yang bahagia bisa membantu mencegah sroke fatal pada pria. 3) Menikah



menjauhkan



seseorang



dari



depresi



persoalan



terkadang membutuhkan tempat curhat, orang yang sudah menikah akan lebih mudah menemukan teman curhatnya sehingga persoalan tidak lagi menimbulkan tekanan. 2. Penyuluhan pra nikah 3. Persiapan kehamilan pertama 4. Pemeliharaan kehamilan dan nifas 5. Pemberian ASI 6. Imunisasi Imunisasi yang diberikan adalah imunisasi tetanus toksoid (TT), yang diberikan menjelang hari perkawinan 7. Keluarga berencana 8. Persiapan calon pengantin Dalam pernikahan dua manusia dua pribadi akan dipersatukan oleh satu ikatan yang diabadikan melalui pernikahan. Persiapan-persiapan yang diperlukan bagi calon pengantin adalah sebagai berikut: a) Persiapan fisik b) Sehat c) Umur d) Istirahat e) persiapan mental



f) nilai-nilai agama g) cinta kasih h) sikap social dalam keluarga i) keluarga harmonis j) menjaga ketahanan keluarga k) persiapan ekonomi l) sejalan dengan tuntutan kebutuhan yang semakin hari semakin besar, maka diharapkan calon suami telah mempunyai pekerjaan tetap agar dapat menafkahi seluruh anggota keluarga.



DAFTAR PUSTAKA Kemala Sari, Intan.2015. Makanan Yang Sebaiknya Dikonsumsi Satu Minggu Sebelum Menikah. https://wolipop.detik.com/health-and-diet/d-3043805/makanan-yangsebaiknya-dikonsumsi-satu-minggu-sebelum-menikah. Di akses 5 Desember 2019 Nella,



Shinta. 2016. Promosi Kesehatan Pra Nikah. http://shintanella.blogspot.com/2016/05/v-behaviorurldefaultvmlo_31.html.



Putri,Enika.2017.Upaya Promosi Kesehatan Pra Nikah.



Rizal, Farul dkk. 2009. Humanika. Jakarta: Hijri Pustaka Utama Wilis, Sofyan S. 2009. Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta