Laporan Praktikum Biodiversitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIODIVERSITAS PERCOBAAN I IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN HAYATI FLORA DAN FAUNA DARAT DI KEBUN RAYA UHO



OLEH NAMA



: ADRIAN YANI



STAMBUK



: F1D22 18 057



KELOMPOK



: II (DUA)



ASISTEN PEMBIMBING : BOLO ARIF



PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2021



1



I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah keanekaragaman hayati pertamakali diperkenalkan



pada tahun



1985 oleh Walter G. Rosen dalam sebuah konferensi berjudul “the national forum on biodiversity” di Washington DC 1986. Keanekaragan merupakan aspek yang penting bagi



kesehatan sebuah ekosistem. Ekosistem sebuah



mahluk hidup sangat mirip satu sama lain, sebuah perubahan besar terjadi pada suatu ekosistem ini dapat menyebabkan kerusakan yang cukup signifikan, sehingga dapat berujung pada hilangnya keseluruhan ekosistem hutan diwilayah tersebut. Hutan tersebut dihuni oleh bermacam-macam jenis pohon, maka sangat kecil kemungkinan bagi sekecil agen penyakit dapat merusak seluruh komunitas tumbuhan dengan komposisi jenis tumbuhan yang heterogen. Keanekaragaman merupakan aspek yang penting bagi kesehatan ekosistem. Faktor fisik abiotik juga memegang peranan penting dalam mendukung keberlangsungan dan keanekaragaman hayati ekosistem. Daerah tropis yang hangat dengan sinar matahari yang cukup melimpah sepanjang tahun secara keseluruhan memiliki kelimpahan dan keanekaragaman flora dan fauna yang jauh lebih besar dibandingkan dengan daerah yang dekat dengan wilayah kutub yang dingin. Terlepas dengan adanya keanekaragakan filosofis dan



fisiologis



tersebut,



tidak



dapat



dipungkiri



bahwa



dibutuhkan



kesetimbangan dalam suatu ekosistem agar dapat terus berfungsi dan lestari. Semakin



meningkatnya



dampak



anthropogenik



1



terhadap



kelestarian



lingkungan, kekhawatiran akan rendahnya kemampuan lingkungan untuk menyesuaikan diri akan semakin nyata. Keanekaragaman hayati flora dan fauna Indonesia mengundang perhatian dan kekaguman bagi berbagai pihak di Indonesia dan di seluruh dunia. BAPPENAS (2003) mencatat tidak kurang dari 515 spesies mamalia (terbanyak di dunia), 1531 spesies burung (terbanyak ke empat), 270 spesies amfibi (terbanyak ke lima), 600 spesies reptil (terbanyak ke tiga), 1600 spesies kupu-kupu (terbanyak) dan 20.000 spesies tumbuhan berbunga (terbanyak ke tujuh) menghuni habitat-habitat daratan dan perairan di kepulauan Indonesia yang luas ini. Spesies-spesies invertebrata lain seperti, ikan, moluska dan terumbu karang yang belum terdata secara rinci. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan berupa identifikasi keanekaragaman flora dan fauna didarat, yang mana identifikasi ini dilakukan di kebun raya, Universitas Halu Oleo, Kendari. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikumini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengenal keanekaragaman flora dan fauna di darat? 2. Bagaimana mengenal metode sampling data untuk berbagai jenis biota? 3. Bagaimana mengenal metode smapling dan prosedur preservasi sampel untuk identifikasi lebih lanjut di labolatorium? 4. Bagaimana mengenal metode identifikasi flora dan fauna darat?



2



C. Tujuan Praktikum Tujuan pada praktiduk ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengenal keanekaragaman fora dan fauna di darat. 2. Untuk mengenal metode sampling data pada biota. 3. Untuk mengenal metode sampling dan posedur preservasi sampel untuk identifikasi lebih lanjut di labolatorium. 4. Untuk mengenal metode identifikasi flora dan fauna di darat. D. Manfaat Praktikum Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengenal keanekaragaman flora dan fauna di darat. 2. Untuk mengenal metode sampling data untuk berbagai jenis biota. 3. Untuk mengenal metode sampling dan prosedur preservasi sampel untuk identifikasi lebih lanjut dilabolatorium. 4. Untuk mengenal metode identifikasi flora dan faua di darat.



3



II. KAJIAN PUSTAKA A. Biodiversitas/Keanekaragaman Hayati Biodiversitas adalah kata yang belum lama ini diperkenalkan oleh pakarpakar yang bergerak dalam bidang biologi. Kata ini kemudian menjadi lebih bermakna



setelah



Edward



G.



Wilson



dari



universitas



memperkenalkannya dalam sebuah buku yang berjudul



Harvard



biodiversity,



kepanjangan dari biological diversity, pada tahun 1989. Devinisi biodiversitas cukup banyak, tetapi salah satu devinisi yang paling mudah dipahami yaitu “kekayaan hidup dibumi, jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, genetika yang dikadungnya, dan ekosistem yang dibangunnya menjadi lingkungan hidup.” Devinisi ini perlu dipertimbangkan dari tiga tingkatan (supriatna, 2018). B. Keanekaragamannya Flora Flora diartikan sebagai samua jenis tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah tertentu. flora ini jika dikaitkan dengan life-form (bentuk hidup/habitus) tumbuhan, maka akan muncul berbagai istilah seperti flora pohon (flora berbentuk pohon), flora semak belukar, flora rumput, dsb. Flora ini apabila istilahnya dikaitkan dengan nama tempat, maka akan muncul istilah-istilah seperti Flora Jawa, Flora Gunung Halimun, dan sebagainya. Sesuai dengan kondisi lingkungannya, flora di suatu tempat dapat terdiri dari beragam jenis yang masing-masing dapat terdiri dari beragam variasi gen yang hidup di beberapa tipe habitat (tempat hidup). Muncul istilah



4



keanekaragaman flora yang mencakup makna keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetik dari jenis, dan keanekaragaman habitat dimana jenis-jenis flora tersebut tumbuh (Kusmana, 2015). Flora/vegetasi/tumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup di darat maupun di air, sedangkan



flora liar adalah



tumbuhan yang hidup di alam bebas dan atau dipelihara, yang masih mempunyai kemurnian jenisnya. Fauna/satwa adalah semua jenis sumber daya alam hewani yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau di udara. Perlindungan terhadap berbagai jenis flora/fauna langka khususnya yang hampir punah dari bumi Indonesia akibat kegiatan manusia diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 68 Tahun 1998. UU Republik Indonesia (RI) No. 41 Tahun 1999 menyebutkan bahwa hutan beserta isinya (flora dan fauna) adalah suatu kesatuan ekosistem yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Mellawati, 2010). C. Keanekaragaman Fauna Fauna merupakan istilah kolektif, yang mana merujuk kepada suatu kelompok dari tanaman dan satwa yang berada pada suatu wilayah tertentu. Fauna jika dilihat dari segi bahasa juga berasal dari bahasa latin, dan bisa di artikan sebagai alam hewan yang mencakup segala jenis dan macam hewan serta kehidupannya yang berada di wilayah dan masa tertentu. Flora, fauna dan kehidupan lainnya seperti fungi yang hidup bersama dalam wilayah dan waktu yang sama bisa di sebut dengan Biota (Firmansyah dkk, 2016).



5



D. Faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Hayati Biodiversitas sangat berkaitan erat dengan perubahan iklim. Perubahan iklim berpengaruh terhadap perubahan keanekaragaman hayati dan ekosistem baik langsung maupun tidak langsung. Perubahan Iklim berdampak pada pada temperatur dan curah hujan. Akibat yang di timbulkan beberapa spesies tidak dapat menyesuaikan diri, terutama spesies yang mempunyai kisaran toleransi yang rendah terhadap fluktuasi suhu. Perubahan iklim akan menyebabkan pergeseran dalam siklus yang reproduksi dan pertumbuhan dari jenis-jenis organisme, sebagai contoh migrasi burung terjadi lebih awal dan menyebabkan proses reproduksi terganggu karena telur tidak dapat dibuahi. Perubahan iklim juga dapat mengubah siklus hidup beberapa hama dan penyakit, sehingga akan terjadi wabah penyakit (Lubis, 2011). 



                                    



                                 



6



III. METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum Praktikum ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, 3 April 2021 mulai pukul 08.00 WITA bertempat di Kebun Raya Universitas Halu Oleo, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. B. Bahan Praktikum



Bahan yang digunakan pada praktikum identifikasi keanekaragaman flora dan fauna darat di Kebun Raya UHO dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Bahan dan fungsi No 1 1 2 3 4



Nama Bahan 2 Alkohol 70% [90ml] Formalin 4% [5ml] kloroform Spesies sampel



Fungsi 3 Untuk mengawetkan sampel Untuk mengawetkan sampel Untuk mengawetkan sampel Sebagai bahan percobaan praktikum



C. Alat Praktikum Alat yang digunakan pada praktikum identifikasi keanekaragaman flora dan fauna darat di Kebun Raya UHO dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Alat dan fungsi yang digunakan pada praktikum No 1 1 2 3



Nama Alat 2 Alat tulis (pensil 2B/ pulpen) Scalpel/pisau cutter/gunting Jaring serangga



4



Binokuler/keker



5 6



Nampan plastik sasak



Fungsi 3 Untuk menulis hasil pengamatan Untuk memotong sampel Untuk menangkap sampel yang berupa serangga Untuk membantu mengamati sampel dari jarak jauh Untuk meletakan sampel Untuk membuat herbarium



7



Tabel 2. Tabel lanjutan 7 8 9 10 11 12 13 14 15



Jarum suntik



Untuk menyuntikan formalin pada sampel yang akan diawetkan Plastik sampel Untuk meletakan sampel Kertas lembar lapangan Untuk mencatat hasil pengamatan Kertas label Untuk melabel sampel Koran Untuk membuat herbarium Toples plastk 5 buah/ Untuk meletakan sampel kelompok Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan Spidol permanen Untuk menuliskan nomor pada kertas label sampel Buku identifikasi flora dan Untuk membantu mengidentifikasi sampel fauna yang ditemukan



D. Prosedur Kerja 1. Melakukan observasi awal pada pengamatan. 2. Menentukan lokasi pengamatan flora dan fauna. 3. Amati sampel flora dan fauna yang ditemukan. 4. Mengambil sampel untuk identifikasi dengan menggunakan buku identifikasi 5. Mengawetkan sampel yang diamati menggunakan alkohol, kloroform, dan formalin. 6. Mengisi lembar kerja lapangan yang terdiri dari nama pengamat lokasi, tanggal dan waktu pengamatan, serta informasi umum dan informasi lain yang bermanfaat. 7. Melakukan



dokumentasi



kondisi



stasiun



pengamatan



dengan



menggunakan kamera titik dalam memotret sampel tumbuhan maupun hewan, harus difoto secara utuh setiap bagiannya. Misal tumbuhan yaitu akar, batang,daun, buah, bunga, dan habitat.



8



8. Menyimpan sampel yang dikoleksi dalam plastik atau toples sampel dan beri sedikit alkohol agar tidak membusuk. 9. Untuk beberapa jenis tumbuhan yang ditemukan dibuat dalam bentuk herbarium menggunakan sasak dan koran serta diberi sedikit alkohol agar tidak berjamur. 10. Memberi keterangan nomor sampel untuk setiap sampel yang di ambil pada plastik atau toples sampel dengan menggunakan spidol permanen tahan air. 11. Mencatat keterangan serupa pada lembar kerja pengamatan. E. Metode Pembuatan Insektariun dan Herbarium a. Metode pembuatan insektarium pada praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Mencari dan mengkap serangga yang akan diawetkan. 2. Meletakan serangga yang sudah ditangkap kedalam toples yang diberi kloroform. 3. Menyiapkan suntikan yang berisi etanol atau alkohol, jarum pentul dan gabus atau steroform untuk media pin. 4. Menyuntikan alkohol atau etanol kedalam toraks (dada) serangga. 5. Mengeprin serangga di media steroform yang telah disediakan. 6. Melabeli dan memberi keterangan tambahan pada insektarium. b. Prosedur pembuatan herbarium kering pada praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan alat dan bahan.



9



2. Mendokumentasikan bagian-bagian penting tumbuhan. 3. Mencatat bagian-bagian penting yang mudah hilang (warna, tekstur, aroma dan keberadaan getah). 4. Mengambil bagian tumbuhan yang representatif. 5. Melebeli setiap tumbuhan repesentatif dengan keterangan nomor, koleksi, tanggal pegoleksian dan tempat pencuplikan. 6. Membungkus setiap bagian tanaman representatif menggunakan koran. 7. Menyiram spesimen menggunakan alkohol 70% 8. Spesimen didiamkan selama beberapa hari agar alkohol terserap dengan baik. 9. Mengganti koran pelapis spesimen dengan koran baru. 10. Mengpres spesimen dengan rapat. 11. Mengeringkan spesimen menggunakan oven dengan suhu 70°C selama kurang lebih 4 hari. 12. Letakan spesimen yang sudah dikeringkan menggunakan duplet. 13. Menempelkan spesimen yang sudah dikeringkan ke atas duplet. 14. Memberi keterangan pada spesimen lalu letakan dalam plastik bening. 15. Spesimen diletakan dalam lemari dengan ruangan bersuhu rendah. 16. Herbarium dikelompokan menurut family dan disusun secara alfebetis.



10



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Praktikum 1. Keanekaragaman Jenis Flora Kebun Raya UHO Keanekaragaman Jenis Flora Kebun Raya UHO dapan dilihat pada Tabel 3 Tabel 3. Keanekaragaman Jenis Flora Kebun Raya UHO No



1



2



3



Gambar



Nama Tumbuhan Tanaman paku (Stenochlae na palustris)



Klasifikasi Kingdom : Plantae Superdivisi : Pteridophyta Kelas : Filicinae Ordo : Polypodiales Famili : Blechnaceae Genus : Cyathea Spesies :Stenochlaena palustris



Kingdom : Plantae Divisi : Bryophyta Lumut daun Kelas : Bryobsida (Bryopsida Ordo : Bryopcheales sp.) Famili : Bryopceae Genus : Bryopsida Spesies : Bryopsida Sp. Kingdom : Plantae Sub Kingdom: Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kordia Kelas : Magnolipsida (Cordia Sub Kelas : Asteridea sabestrna Ordo : Lamiales linn) Famli : Baraginaceae Genus : Cordia Spesies : Cordia sabesterna linn



11



Tabel 3. Tabel lanjutan



4



5



6



7



8



Kingdom : Plantae Sub Kingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliopsida Daun sirih Kelas : Magnoliopsida (Piper batle l.) Sub Kelas : Magnoliidae Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Piper Spesies : Piper batel l. Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Buah merah Sub Kelas : Monocotiledonae (Pandanus Ordo : Pandanales conoideus lam) Famili : Pandanaceae Genus : Rhizophora Spesies : Pandanus conoideus lam Kingdom : Plantae Sub Kingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliopsida Anggrek hitam Kelas : Liliopsida (Ceologyne Sub Kelas : Liliidae pandurata) Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Ceologyne Spesies : Ceologyne pandurata Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Sedap malam Kelas : Liliopsida (Polianthes Ordo : Asparagales tuberosa L.) Famili : Agavaceae Genus : Polianthes Spesies : Polianthes tuberosa L.. Kingdong : Plantae Sub Kingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Bungan kantil ( Kelas : Magnoliopsida Michelia alba) Sub Kelas : Magnoliidae Ordo : Magnoliales Famili : Magnioaceae Genus : Michelia Spesies : Michelia alba



12



Tabel 3. Lanjutan



9



10



11



12



Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta SubDivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Salak (Salacca Ordo : Liliforae edulis reinw) Famili : Palmaceae Genus : Salacca Spesies : Salacca edulis reinw Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Pinang merah Kelas : Liliopsida (Cyrtostacy Ordo : Arecales renda) Famili : Arecaceae Genus :Cyrtostacy Spesies : Cyrtostacy renda Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Bunga bangkai Kelas : Liliopsida (Amorphophalu Ordo : Alismatales s titanum) Famili : Araceae Genus : Amoephophalus Spesies: Amorphophalus titanum Cempaka hutan Kingdom : Plantae kasar Divisi : Magnoliophyta (Elmarillia Kelas : Magnoliopsida ovalis) Ordo : Magnoliales Famili : Magnoliaceae Genus : Elmerrillia Spesies : Elmarillia ovalis



13



2. Keanekaragaman Jenis Fauna di Kebun Raya UHO Keanekaragaman jenin fauna di Kebun Raya UHO dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Keanekaragaman jenin fauna Kebun Raya UHO. No.



1.



2.



3.



4.



Gambar



Nama Hewan Kingdom Filum Burung maleo Kelas (Macrocephalon Ordo Famili maleo) Genus Spesies Kingdom Monyet hitam Filum Kelas sulawesi Ordo (Macaca nigra) Famili Genus Spesies Kingdom Filum Kelas Sub Kuskus beruang kelas sulawesi Ordo (Ailurops ursinus Sub ordo Famili Genus Spesies Kingdom Filum Kelas Babi rusa Ordo (Babyrousa Famili babyrousa) Genus Spesies



14



Klasifika si : Animalia : Chordata : Aves : Galiformes : Megapodiidae : Macrocephalon : Macrocephalon maleo : Animalia : Chordata : Mammalia : Primata : Cercopithecidae : Macaca : Macaca nigra : Animalia : Chordata : Mamalia : Marsupilia : Diprotodontalia : Phalangeriformes : Phalangeridae : Ailurops : Ailurops ursinus : Animalia : Chordata : Mamalia : Artiodactyla : Suidae : Babyrousa : Babyrousa



babyrousa



15



5.



6.



7.



8.



9.



Tarsius (Tarsius tarsier)



Tarsius pulau paleng (Tarsius palengernsis)



Kuskus kerdil (Stigocuscus celebensis)



Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi)



Capung (Pantala flavescens) Jangkrik (Gryllus)



10.



Tabel 4. Tabel lanjutan



16



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies



: Animalia : Chordata : Mamalia : Primata : Tarsiidae : Tarsius : Tarsius tarsier



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies



: Animalia : Chordata : Mamalia : Primata : Tarsiidae : Tarsius : Tarsius palengernsis



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies



: Animalia : Chordata : Mamalia : Diprotodontia : Phalangeridae : Stigocuscus : Stigocuscus celebensis



: Animalia Kingdom : Chordata Filum : Mamalia Kelas : Cetartiodactyla Ordo : Ruminantia Sub ordo : Bovidae Famili Sub Famili : Bovinae : Bubalus Genus : Bubalus quarlesi Spesies Kingdom : Animali Filum : Arthopoda Kelas : Insecta Ordo : Odonata Famili : Libellulidae Genus : Pantala Spesies : Pantala flavescens Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Orthoptera Famili : Grylloidea Genus : Grillus Spesies : Gryllus



Tabel 4. Lanjutan



11.



12.



Kupu-kupu (Glossogobius matanensis)



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Sub famili Genus Spesies



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies



Lebah (Apis mellifera)



17



: Animalia : Chordata : Actinopterygii : Perciformes : Gobiidae : Gobiinae : Glossogobius : Glossogobius matanensis



: Animalia : Arthopoda : Insecta : Hymenoptera : Apoidae : Apis :Apis mellifera



B. Pembahasan Penelitian dengan judul Identifikasi Keanekaragaman Flora dan Fauna Darat di Kebun Raya UHO, untuk mengetahui keanekragaman jenis flora dan fauna di Kebun Raya UHO. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sampling, yaitu pengambilan sampel tumbuhan (flora) dan sampel serangga sebagai perwakilan fauna. Sampel yang sudah dikumpul kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut lalu disimpan dalam bentuk herbarium dan insektarium. Setelah dilakukan penelitian, diperoleh data pembahasan sebagai berikut: 1. Keanekaragaman Jenis Flora Di Kebun Raya UHO Berdasarkan hasil identifikasi flora yang telah di lakukan di Kebun Raya UHO , kelompok kami berhasil menemukan 12 jenis flora (tumbuhan) diantaranya adalah Tanaman paku (Stenochlaena palustris), Lumut daun (Bryopsida sp.), Kordia (Cordia sabestrna linn), Daun sirih (Piper batle l.), Buah merah (Pandanus conoideus lam), Anggrek hitam (Ceologyne pandurata), Sedap malam (Polianthes tuberosa L.), Bungan kantil ( Michelia alba), Salak (Salacca edulis reinw), Pinang merah (Cyrtostacy renda), Bunga bangkai (Amorphophalus titanum), dan Cempaka hutan kasar (Elmarillia ovalis). Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan tumbuhan yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya telah jelas mempunyai kormus dan dapat dibedakan dalam tiga bagian 18



pokok yaitu akar, batang, dan daun. Bagi manusia, tumbuhan paku telah banyak dimanfaatkan antara lain sebagai tanaman hias, sayuran dan bahan obat-obatan. Kehadiran tumbuhan paku turut memberikan manfaat dalam memelihara ekosistem hutan antara lain dalam pembentukan tanah, pengamanan tanah terhadap erosi, serta membantu proses pelapukan serasah hutan (Kinho, 2012). Lumut daun atau Bryophyta juga nama lainnya yaitu Musci adalah anggota tumbuhan



tidak



berpembuluh dan tumbuhan



berspora yang



termasuk dalam superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta. Lumut ini disebut sebagai lumut sejati, karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar (rizoid), batang, dan daun. Lumut ini merupakan kelompok lumut terbanyak dibandingkan lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu species. Lumut juga memiliki habitat yang bervariasi mulai dari tanah, pasir, bebatuan, batang pohon, serasah sampai perairan . Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan lumut adalah kelembaban, suhu, dan intensitas cahaya. Perbedaan toleransi tiap spesies tumbuhan



lumut terhadap



faktor



lingkungan



akan



berpengaruh terhadap tingkat adaptasi, komposisi jenis, dan distribusi tumbuhan lumut. Menurut Gradsteinet al. (2001), lumut yang ada hutan tropis sebagian besar bersifat epifit. Lumut berkelompok



menyelimuti pohon-pohon



di



epifit



hutan.



di



hidup Lumut



merupakan komponen dari hutan tropis dan berperan penting dalam



19



menjaga hidup



keseimbangan



bagi



air,



siklus



hara, serta



sebagai



tempat



organisme (Murningsih, 2015).



Sirih adalah tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dikunyah bersama gambir, pinang, tembakau dan kapur. Mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan. Sirih merupakan salah satu tanaman yang diketahui berkhasiat sebagai antiseptik. Penggunaan secara tradisional biasanya dengan merebus daun sirih kemudian air rebusan digunakan untuk kumur atau membersihkan bagian tubuh lain, atau daun sirih dilumatkan kemudian ditempelkan pada luka. Anggrek hitam (Ceologyne pandurata) adalah spesies anggrek yang tumbuh di Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Sumatra. Anggrek hitam adalah maskot flora provinsi Kalimantan Timur. Tanaman anggrek memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dioksida dari sekitar rumah Anda dan mengeluarkan kembali oksigen yang bersih dan bisa membuat suasana rumah menjadi lebih segar dan nyaman. Merawat tanaman anggrek hitam di rumah juga bisa menjadi salah satu cara untuk meredakan perasaan stress. Tanaman bisa memunculkan sebuah efek yang unik yaitu kemampuan untuk membuat tubuh menjadi lebih rileks dan meredakan rasa tegang yang ada di pikiran. Sedap malam (Polianthes tuberosa), bahasa Melayu: sundal malam) adalah tumbuhan hijau abadi dari suku asmat. Minyak dari bunga  ini



20



digunakan  dalam  pembuatan parfum. Tuberosa menunjukkan bahwa tumbuhan



ini



memiliki umbi (tuber).



Saat



ini



dikenal



sekitar12  spesies dari genus Polianthes.  Bunga  sedap  malam  digunakan sebagai bahan dasar pembuatan parfum. Bunga sedap malam di Indonesia, dapat diolah menjadi masakan, seperti sup bunga sedap malam, kimlo atau tekwan. 2. Keanekaragaman jenis fauna di Kebun Raya UHO Berdasarkan hasil identifikasi fauna yang telah dilakukan di kebun raya UHO, kelompok kami berhasil menemukan 12 jenis fauna (hewan), diantaranya adalah Burung maleo (Macrocephalon maleo), Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra), Kuskus beruang sulawesi (Ailurops ursinus), Babi rusa (Babyrousa babyrousa),Tarsius (Tarsius tarsier), tarsius pulau paleng (Tarsius palengernsis), kuskus kerdil (Stigocuscus celebensis), anoa (Bubalus quarlesi), capung (Pantala flavesoens), jangkrik (gryllus), kupu-kupu (Glossogobius matanensis), dan lebah (Apis mellifera). Yaki atau Monyet wolai atau Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra) adalah satwa endemik Indonesia yang hanya terdapat Pulau Sulawesi bagian utara dan beberapa pulau di sekitarnya. Yaki merupakan



jenis monyet makaka terbesar



yang



ada



di



Pulau



Sulawesi. Ciri yang khas dari yaki adalah warna seluruh tubuhnya yang hitam dan memiliki rambut berbentuk jambul di atas kepalanya, serta memiliki pantat berwarna merah muda. Yaki memiliki ciri tubuh yang



21



mudah



dibedakan



dengan spesies lainnya. Tinggi



monyet



hitam



sulawesi ini sekitar 44-60 centimeter, dengan berat badan sekitar 7-15 kilogram, cukup besar jika dibandingkan dengan monyet Sulawesi lainnya.  



Kuskus



 kerdil (Strigocuscus



 celebensis) 



adalah 



spesies marsupial dari  keluarga  Phalangeridae. Kuskus  Kerdil  adalah hewan endemik dari Pulau Sulawesi dan pulau lain disekitarnya. Kuskus diketahui berkisar dalam ukuran dari hanya 15cm sampai lebih dari 60cm, meskipun kuskus berukuran rata-rata cenderung sekitar 45cm (18 inci). Kuskus juga memiliki cakar yang panjang dan tajam yang membantu kuskus saat bergerak di sekitar pepohonan. Kuskus memiliki bulu yang tebal dan bermacam warna seperti coklat,hitam dan putih. Kuskus juga mempunyai ekor yang panjang dan kuat (prehensile) yang berfungsi sebagai alat untuk berpegangan saat berpindah dari satu dahan ke dahan lainnya. Ekor kuskus juga menjadi senjata pertahanan dengan cara mengaitkan ekornya kuat-kuat pada batang atau cabang pohon. Anoa (Bubalus sp.) adalah mamalia terbesar dan endemik yang hidup di daratan Pulau Sulawesi dan Pulau Buton. Banyak yang menyebut anoa sebagai kerbau kerdil. Anoa merupakan hewan yang tergolong fauna peralihan. Anoa merupakan mamalia tergolong dalam famili bovidae yang tersebar hampir di seluruh pulau Sulawesi. Kawasan Wallacea yang terdiri atas pulau Sulawesi, Maluku, Halmahera, Kepulauan Flores, dan pulaupulau kecil di Nusa Tenggara. Wilayah ini



22



unik karena banyak memiliki flora dan fauna yang endemik dan merupakan kawasan peralihan antara benua Asia dan Australia. Capung (Pantala flavesoens) adalah kelompok serangga yang tergolong kedalam bangsa Odonata. Dua macam serangga ini jarang berada jauh dari air, yakni tempat mereka bertelur dan menghabiskan masa pra’dewasa anak-anaknya. Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka atau terbentang kesamping. Capung tidak mengalami metamorfose secara sempurna , dimulai dari telur kemudian menjadi larva dan akhirnya menjadi capung dewasa yang dapat terbang indah. Jangkrik (Gryllus) adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang. Jangkrik memiliki struktur tubuh yang kecil silindris, kepala hampir bulat dan sungut panjang seperti benang. Jangkrik merupakan omnivora, dikenal dengan suara yang khas, yang dihasilka oleh jangkrik jantan. Suara ini digunakan untuk menarik kedatangan jangkrik betina dan mengusir kehadiran jantan lainya. Suara cengkerik ini semakin keras dengan naiknya suhu sekitar.



23



V. PENUTUP A. Simpulan Adapun simpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Flora dan fauna yang terdapat di Kebun Raya UHO ada berbagai macam, dengan kata lain dapat di katakan beragam. Berdasarkan hasil identifikasi ditemukan berbagai macam flora/fauna seperti Tanaman paku (Stenochlaena palustris), Lumut daun (Bryopsida sp.), Kordia (Cordia sabestrna linn),



Daun sirih (Piper batle l.), Buah merah



(Pandanus conoideus lam), Anggrek hitam (Ceologyne pandurata), Burung maleo (Macrocephalon maleo), Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra), Kuskus beruang sulawesi (Ailurops ursinus), Babi rusa (Babyrousa babyrousa) dan lain-lain. 2. Metode sampling data yang dilakukan untuk berbagai jenis biota di Kebun Raya UHO yaitu menentukan jumlah anggota sampel dengan mengambil perwakilan dari masing-masing sampel, serta mencatat beberapa bagian sampel yang dimungkinkan mudah hilang. 3.



Metode preservasi dilakukan dengan cara bersihkan sampel kemudian simpan



dalam



plastik/toples



kemudian



berikan



sedikit



alkohol/kloroform agar tidak membusuk. Pembuatan insektarium dilakukan dengan cara memilih sampel yang akan dipakai seperti serangga, kemudian suntikan cairan alkohol 70%/etanol ke toraks (dada) serangga. Pembuatan herbarium untuk mengawetkan tumbuhan 24



dilakukan dengan cara dibasahi dengan alkohol 70% lalu keringkan dalam oven. 4. Metode identifikasi yang dilakukan dengan mengambil sampel di youtube yang telah disajikan, serta sumber lain dari internet sebagai referensi praktikum. B. Saran Adapun saran yang diberikan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa yang mengikuti praktikum ini secara daring (online) agar mampu memahami apa yang dipraktikumkan guna mengasah keterampilan secara mandiri. 2. Mahasiswa yang melakukan praktikum diharapka dapat menjaga dan mengasah



kreatifitas



keterampilan



dalam



melestarikan



keanekaragaman flora dan fauna yang ada disekitar kita. 3. Besar harapan mahasiswa untuk dilaksanakannya praktikum secara offline agar lebih maksimal lagi ilmu yang didapatkan.



25



DAFTAR PUSTAKA Firmansyah, U, A., Sari, D., Siregar, K, I., 2016, Media Pembelajaran Pengenalan Flora dan Fauna, Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, 3 (1): 55-59. Hikmat, A., Kusmana, C., 2015, Keanekaragaman Hayati Flora di Indonesia, Jurnal Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, 5 (2): 187-198. Kinho, J., Arini, D, I, D., 2012, Keragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Cagar Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara, Jurnal Info BPK Manado, 2 (1): 18-19. Lubis .P,D., 2011, Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Keanekaragaman Hayati di Indonesia, Jurnal Geografi, 3 (2): 109-110. Laddade, T., Mellawati, J., Fepriadi dan Yuriadi SBS., 2010, Identifikasi Keanekaragaman Flora dan Fauna Berau Kalimantan Timur Pada Kegiatan Survai Tapak PLTN,  Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, 12 (2): 67-68



Pra



Murningsih., Perwati, K,L dan Mulyani, E., 2015, Lumut Daun Epifit di Zona Tropik Kawasan Gunung Ungaran Jawa Tengah, Jurnal Bioma, 16(2): 76-82. Supriatna, J., 2018, Konservasi Biodiversitas Teori dan Praktik di Indonesia, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia.



26



DATA SEMENTARA A. Hasil Praktikum 1. Keanekaragaman Jenis Flora Kebun Raya UHO Keanekaragaman Jenis Flora Kebun Raya UHO dapan dilihat pada Tabel 3 Tabel 3. Keanekaragaman Jenis Flora Kebun Raya UHO No



1



2



3



Gambar



Nama Tumbuhan Tanaman paku (Stenochlae na palustris)



Klasifikasi Kingdom : Plantae Superdivisi : Pteridophyta Kelas : Filicinae Ordo : Polypodiales Famili : Blechnaceae Genus : Cyathea Spesies :Stenochlaena palustris



Kingdom : Plantae Divisi : Bryophyta Lumut daun Kelas : Bryobsida (Bryopsida Ordo : Bryopcheales sp.) Famili : Bryopceae Genus : Bryopsida Spesies : Bryopsida Sp. Kingdom : Plantae Sub Kingdom: Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kordia Kelas : Magnolipsida (Cordia Sub Kelas : Asteridea sabestrna Ordo : Lamiales linn) Famli : Baraginaceae Genus : Cordia Spesies : Cordia sabesterna linn



27



Tabel 3. Tabel lanjutan



4



5



6



7



8



Kingdom : Plantae Sub Kingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliopsida Daun sirih Kelas : Magnoliopsida (Piper batle l.) Sub Kelas : Magnoliidae Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Piper Spesies : Piper batel l. Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Buah merah Sub Kelas : Monocotiledonae (Pandanus Ordo : Pandanales conoideus lam) Famili : Pandanaceae Genus : Rhizophora Spesies : Pandanus conoideus lam Kingdom : Plantae Sub Kingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliopsida Anggrek hitam Kelas : Liliopsida (Ceologyne Sub Kelas : Liliidae pandurata) Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Ceologyne Spesies : Ceologyne pandurata Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Sedap malam Kelas : Liliopsida (Polianthes Ordo : Asparagales tuberosa L.) Famili : Agavaceae Genus : Polianthes Spesies : Polianthes tuberosa L.. Kingdong : Plantae Sub Kingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Bungan kantil ( Kelas : Magnoliopsida Michelia alba) Sub Kelas : Magnoliidae Ordo : Magnoliales Famili : Magnioaceae Genus : Michelia Spesies : Michelia alba



28



Tabel 3. Lanjutan



9



10



11



12



Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta SubDivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Salak (Salacca Ordo : Liliforae edulis reinw) Famili : Palmaceae Genus : Salacca Spesies : Salacca edulis reinw Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Pinang merah Kelas : Liliopsida (Cyrtostacy Ordo : Arecales renda) Famili : Arecaceae Genus :Cyrtostacy Spesies : Cyrtostacy renda Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Bunga bangkai Kelas : Liliopsida (Amorphophalu Ordo : Alismatales s titanum) Famili : Araceae Genus : Amoephophalus Spesies: Amorphophalus titanum Cempaka hutan Kingdom : Plantae kasar Divisi : Magnoliophyta (Elmarillia Kelas : Magnoliopsida ovalis) Ordo : Magnoliales Famili : Magnoliaceae Genus : Elmerrillia Spesies : Elmarillia ovalis



29



2. Keanekaragaman Jenis Fauna di Kebun Raya UHO Keanekaragaman jenin fauna di Kebun Raya UHO dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Keanekaragaman jenin fauna Kebun Raya UHO. No.



1.



2.



3.



4.



Gambar



Nama Hewan Kingdom Filum Burung maleo Kelas (Macrocephalon Ordo Famili maleo) Genus Spesies Kingdom Monyet hitam Filum Kelas sulawesi Ordo (Macaca nigra) Famili Genus Spesies Kingdom Filum Kelas Sub Kuskus beruang kelas sulawesi Ordo (Ailurops ursinus Sub ordo Famili Genus Spesies Kingdom Filum Kelas Babi rusa Ordo (Babyrousa Famili babyrousa) Genus Spesies



30



Klasifika si : Animalia : Chordata : Aves : Galiformes : Megapodiidae : Macrocephalon : Macrocephalon maleo : Animalia : Chordata : Mammalia : Primata : Cercopithecidae : Macaca : Macaca nigra : Animalia : Chordata : Mamalia : Marsupilia : Diprotodontalia : Phalangeriformes : Phalangeridae : Ailurops : Ailurops ursinus : Animalia : Chordata : Mamalia : Artiodactyla : Suidae : Babyrousa : Babyrousa babyrousa



5.



6.



7.



8.



9.



Tarsius (Tarsius tarsier)



Tarsius pulau paleng (Tarsius palengernsis)



Kuskus kerdil (Stigocuscus celebensis)



Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi)



Capung (Pantala flavescens) Jangkrik (Gryllus)



10.



Tabel 4. Tabel lanjutan



31



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies



: Animalia : Chordata : Mamalia : Primata : Tarsiidae : Tarsius : Tarsius tarsier



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies



: Animalia : Chordata : Mamalia : Primata : Tarsiidae : Tarsius : Tarsius palengernsis



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies



: Animalia : Chordata : Mamalia : Diprotodontia : Phalangeridae : Stigocuscus : Stigocuscus celebensis



: Animalia Kingdom : Chordata Filum : Mamalia Kelas : Cetartiodactyla Ordo : Ruminantia Sub ordo : Bovidae Famili Sub Famili : Bovinae : Bubalus Genus : Bubalus quarlesi Spesies Kingdom : Animali Filum : Arthopoda Kelas : Insecta Ordo : Odonata Famili : Libellulidae Genus : Pantala Spesies : Pantala flavescens Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Orthoptera Famili : Grylloidea Genus : Grillus Spesies : Gryllus



Tabel 4. Lanjutan



11.



12.



Kupu-kupu (Glossogobius matanensis)



Lebah (Apis mellifera)



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Sub famili Genus Spesies



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies



32



: Animalia : Chordata : Actinopterygii : Perciformes : Gobiidae : Gobiinae : Glossogobius : Glossogobius matanensis



: Animalia : Arthopoda : Insecta : Hymenoptera : Apoidae : Apis :Apis mellifera



33