Laporan Praktikum Biologi Perilaku - Uji Memori Mencit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERILAKU Uji Memori Mencit (Mus musculus)



Disusun Oleh : Nama



: Rifki Muhammad Iqbal



NIM



: 1211702067



Nama Asisten



: Tiessa Pertiwi



Nama Dosen



: Ucu Julita, M.Si



Tanggal Praktikum



: 29 Oktober 2013



Tanggal Pengumpulan



: 06 November 2013



JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Mencit ( Mus musculus) adalah hewan yang masih satu kerabat dengan tikus



liar ataupun tikus rumah. Mencit adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Jenis inisekarang ditemukan di seluruh dunia karena pengenalan oleh manusia. Mencit mmeiliki bobot yang rendah, sehingga sangat mudah dilakukan dalam percobaan laboratoriu myang merupakan skala kecil. Mencit



memiliki



perilaku



kognisi



yang



cukup



baik.



Kognisi



ini



merupakankemampuan berpikir dan rasionalisasi, termasuk proses belajar, mengingat, menilai,orientasi, persepsi dan memperhatikan. Sehingga untuk mengetahui ada tidaknya gannguan pada fungsi kognosi nyadilakukan ujicoba praktikum mengenai uji memori dengan lintasan maze. Ganguan kongnisi menurut (Freidl et al ., 1996 dalam Herlina, 2010)menerangkan bahwa suatu gangguan fungsi otak berupa gangguan orientasi, perhatian,konsentrasi, daya ingat dan bahasa serta fungsi intelektual. 1.2.



Tujuan Adapun tujuan dari praktikum uji memori mencit ini adalah untuk mengamatai serta



mengetahui proses belajar dan memori yang diperlihatkan oleh mencit melalui maze learning.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mencit merupakan salah satu hewan yang sering dipakai untuk percobaan. Hewan ini paling kecil diantara jenisnya dan memiliki galur mencit yang berwarna putih. Mencit termasuk hewan pengerat (rodentia) yang dapat dengan cepat berkembang biak. Pemeliharaan hewan ini pun relatif mudah, walaupun dalam jumlah yang banyak. Pemeliharaannya ekonomis dan efisien dalam hal tempat dan biaya. Mencit memiliki variasi genetik cukup besar serta sifat anatomis dan fisiologisnya terkarakterisasi dengan baik (Malole dan Pramono 1989 dalam Agustiyanti, 2008). Menurut Arrington (1972) dan Priambodo (1995) dalam Agus Pribadi (2008), mencit dan tikus masih merupakan satu famili, yaitu termasuk ke dalam famili Muridae. Dan mencit merupakan hewan yang paling banyak digunakan sebagai hewan model laboratorium dengan kisaran penggunaan antara 40-80 %. Menurut Moriwaki et al. (1994) dalam Agus Pribadi (2008), mencit banyak digunakan sebagai hewan laboratorium (khususnya digunakan dalam penelitian biologi), karena memiliki keunggulan-keunggulan seperti siklus hidup yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi, mudah ditangani, serta sifat produksi dan karakteristik reproduksinya mirip hewan lain, seperti sapi, kambing, domba, dan babi



Adapun klasifikasi dari mencit (Mus musculus) : Kingdom



: Animalia



Filum



: Chordata



Sub filum



: Vertebrata



Class



: Mamalia



Ordo



: Rodentia



Famili



: Muridae



Genus



: Mus



Species



: Mus musculus. SW



Kognisi adalah suatu konsep yang kompleks yang melibatkan sekurang-kurangnya aspek memori, perhatian, fungsi eksekutif, persepsi, bahasa dan fungsi psikomotor. Malah, setiap aspek ini sendiri adalah kompleks. Bahkan, memori sendiri



meliputi



proses



encoding, penyimpanan dan pengambilan informasi serta dapat dibagikan menjadi ingatan



jangka pendek, ingatan jangka panjang dan working memory. Perhatian dapat secara selektif, terfokus, terbagi atau terus-menerus, dan persepsi meliputi beberapa tingkatan proses untuk mengenal objek yang didapatkan dari rangsangan indera yang berlainan (visual, auditori, perabaan, penciuman). Fungsi eksekutif melibatkan penalaran, perencanaan, evaluasi, strategi berpikir, dan lain-lain. Pada sisi lain, aspek kognitif bahasa adalah mengenai ekspresi verbal, perbendaharaan kata, kefasihan dan pemahaman bahasa. Fungsi psikomotor adalah berhubungan dengan pemrograman dan eksekusi motorik. Tambahan pula, semua fungsi kognitif di atas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suasana hati (sedih atau gembira), tingkat kewaspadaan dan tenaga, kesejahteraan fisik dan juga motivasi (Nehlig, 2010). Fungsi



kognitif



adalah



kemampuan



berpikir



dan



rasionalisasi,



termasuk



proses belajar, mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan. Gangguan fungsik ognitif erat kaitannya dengan fungsi otak karena kemampuan untuk berpikir akandipengaruhi oleh otak (Herlina, 2010). Gangguan fungsi kognitif adalah suatu gangguan fungsi otak berupa gangguan orientasi, perhatian, konsentrasi, daya ingat dan bahasa serta fungsi intelektual (Herlina,2010). Menurut Herlina (2010) bahwa gangguan fungsi kognitif adalah suatu gangguan ke arah dimensia yang diperlihatkan dengan adanya gangguan berhitung, bahasa, dayaingat semantik (kata-kata), dan pemecahan masalah (problem solving). Oleh sebab itu, secara sederhananya fungsi kognitif ini dapat disimpulkan sebagai semua proses mental yang digunakan oleh organisme untuk mengatur informasi seperti memperoleh input dari lingkungan (persepsi), memilih (perhatian), mewakili (pemahaman) dan menyimpan (memori) informasi dan akhirnya menggunakan pengetahuan ini untuk menuntun perilaku (penalaran dan koordinasi output motorik) (Bostrom & Sandberg, 2009).



BAB III METODE 3.1. Alat dan Bahan Bahan



Alat



Mencit 3 ekor



Maze learning



Pakan mencit



Water maze



Air



Tangga / Papan



3.2. Cara Kerja 1. Uji Maze Learning Test Battery a. Pakan mencit diletakkan disudut maze di sebelah kanan yang di tetapkan sebagai sasarannya (goal). b. Mencit diletakkan dan dilepaskan dititik start. c. Catat waktu yang diperlukan (durasi) dan jumlah kesalahan yangdilakukan oleh mencit untuk mencapai sasaran. d. Tiap pengujian dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan untuk setiapmencit secara berturut-turut tanpa istirahat. Jenis kesalahan yang dapat terjadi dalam maze learning test battery pada penelitian ini diklsifikasikan menjadi : - Kesalahan seleksi (s) : arah gerak berlawanan dengan sasaran, tetapi tidak sampai masuk ke dekat pintu hambatan. - Kesalahan zonasi (z) : arah gerak masuk ke dekat pintu hambatan yang berlawanan dengan letak pintu terbuka. - Kesalahan backing (b) : arah gerak membalik lagi kea rah yang sudah benar atau masuk kembali ke dekat pintu start.



Selanjutnya kesalahan total dihitung, yaitu jumlah dari ketiga jenis kesalahan (s+b+z) jika yang diukur adalah satu kelompok pengujian, maka dihitung rata-rata kesalahan total yang dilakukan dan rata-rata pencapaian sasaran dari semua mencit di kelompok tersebut. 2.



Uji Water E Maze Battery



a. Tangga sasaran diletakkan disudut maze di sebelah kanan yang ditetapkan sebagai sasarannya (goal). b. Mencit diletakkan dan dilepaskan dititik start. c. Catat waktu yang diperlukan (durasi) dan jumlah kesalahan yangdilakukan oleh mencit untuk mencapai sasaran. d. Tiap pengujian dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan untuk setiapmencit secara berturut-turut tanpa istirahat. Jenis kesalahan pada penelitian ini diklsifikasikan menjadi : - Kesalahan seleksi (s) : arah gerak berlawanan dengan sasaran, tetapi tidak sampai masuk ke dekat pintu hambatan. - Kesalahan zonasi (z) : arah gerak masuk ke dekat pintu hambatan yang berlawanan dengan letak pintu terbuka. - Kesalahan backing (b) : arah gerak membalik lagi kea rah yang sudah benar atau masuk kembali ke dekat pintu start.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan A. Tabel Data hasil spatial learning mencit pada maze learning test battery (Kelompok 1) Ulangan Ke-



Mencit Ke-



I Durasi (s) 49 detik 6 detik 6 detik



1 2 3



II S 2 1 2



Z 3 0 0



B 0 0 0



Durasi (s) 5 detik 3 detik 1 menit 2 detik



S 0 0 3



Z 0 0 2



B 0 0 2



III Durasi (s) S 5 detik 0 9 detik 2 7 detik 0



Z 0 1 0



B 0 0 0



B. Tabel Data hasil spatial learning mencit pada water E maze battery (Kelompok 1) Ulangan Ke-



Mencit Ke-



1 2 3



I Durasi (s) 49 detik 6 detik 6 detik



II S 2 1 2



Z 3 0 0



B 0 0 0



Durasi (s) 5 detik 3 detik 1 menit 2 detik



III S 0 0 3



Z 0 0 2



B 0 0 2



Durasi (s) 5 detik 9 detik 7 detik



S 0 2 0



Z 0 1 0



B 0 0 0



4.2. Pembahasan Mencit (Mus musculus), memiliki perilaku kognisi yang cukup baik. Sifat kognisi ini merupakan salah satu fungsi dari otak yang mana fungsinya ini adalah memiliki kemampuan berpikir dan rasionalisasi, termasuk proses belajar, mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan. Untuk mengetahui ada atau tidaknya proses belajar pada mencit, maka di lakukannya uji coba praktikum mengenai uji memori mencit yang dilakukan pada beberapa lintasan maze. 1.



Uji memori pada maze learning test battery Uji memori pada maze learning test battery, ini di ujikan pada mencit dengan



mengguanakn lintasan maze labirin dengan sasaran (goal) yang dituju adalah pakan yang disimpan di ujung kanan pada maze. Pengujian ini dilakukan sebanyak 3 kali ulangan dengan menghitung durasi berapa lama waktu hingga menuju sasaran dan hitung berapa kesalahan yang dilakukan oleh hewan uji (mencit).



a.



Tabel 1. ANOVA dan Homogenous durasi terhadap pengulangan tiapindividu pada uji maze learning



Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikasi durasi terhadap pengulangan tiap individu pada uji maze learning labirin ini memiliki nilai signifikasi 0.502, dengan ini nilai signifikasi yang > dari 0.05 menujukkan bahwa nilai signifikasi pada uji tersebut tidak berbeda nyata.



Durasi kemampuan belajar uji maze learning test



Dan berdasarkan data pada tabel homogenous dan ANOVA diatas menunjukan bahwa mencit pada uji memori di lintasan maze tersebut tidak mengalami proses pembelajaran Karena durasi tiap pengulangan pada tiap individu ini semakin pengulangan bertambah durasi semakin lama. Hal ini terjadi akibat mencit tidak tertarik pada sasaran yang ada pada maze tersebut.



Grafik Uji Duncan Antara Ulangan dan Durasi



80



80



60



60 durasi



durasi



Grafik Uji Tukey Antara Ulangan dan Durasi



40 durasi



20 0



40 durasi



20 0



1



2



3



1



ulangan



2



3



ulangan



Gambar grafik kemapuan belajar pada uji maze labirin (learning test battery)



Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa mencit tidak mengalami proses belajar. Karena, seharusnya durasi waktu



mencit menuju sasaran harus lebih



cepat, akan tetapi padapengulangan ke 3 dengan durasi 69.27 detik. b.



Tabel 2. ANOVA dan



Homogenous jumlah kesalahan terhadap pengulangan tiap



individu uji maze learning



Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikasi kesalahan terhadap pengulangan tiap individu pada uji maze ini memiliki nilai signifikasi 0.822, hal ini dengan nilai signifikasi yang > dari 0.05 menujukkan bahwa nilai signifikasi pada uji tersebut tidak berbeda nyata.



Dan berdasarkan data pada tabel homogenous dan ANOVA diatas menunjukan bahwa mencit pada uji memori di lintasan maze tersebut mengalami proses pembelajaran yang kurang signifikan, Karena jumlah kesalahan pada tiap individu di tiap pengulangan samasama memiliki jumlah kesalahan 2. Grafik Uji Tukey Antara Ulangan dan Kesalahan



Grafik Uji Duncan Antara Ulangan dan Kesalahan 2.5



2.5



2



kesalahan



kesalahan



2 1.5 1 0.5



1.5 1 0.5



0 1



2



3



0 1



ulangan kesalahan



kesalahan



2



3



ulangan



Gambar grafik jumlah kesalahan pada uji maze labirin (learning test battery) Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat jumlah kesalahan mencit dari ulangan 1 sampai ulangan ke-3 tidak mengalami perubahan, dari ketiga ulangan sama-sama memiliki kesalahan 2.



2.



Uji memori pada water E maze Uji memori pada water E maze, ini di ujikan pada mencit dengan menggunakan



lintasan water E maze dengan sasaran (goal) yang dituju adalah tangga atau papan yang disimpan di ujung kanan pada E maze. Pengujian ini dilakukan sebanyak 3 kali ulangan dengan menghitung durasi berapa lama waktu hingga menuju sasaran dan hitung berapa kesalahan yang dilakukan oleh hewan uji (mencit). a.



Tabel 3. ANOVA dan Homogenous durasi terhadap pengulangan tiap individu uji water E maze.



Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikasi durasi terhadap pengulangan tiap individu pada uji maze learning labirin ini memiliki nilai signifikasi 0.305, hal ini dengan nilai signifikasi yang > dari 0.05 menujukkan bahwa nilai signifikasi pada uji tersebut tidak berbeda nyata. Maka individu ini mengalami perbedaan dari setiap ulangan nya dan terjadinya proses belajar dan mengingat.



Dan berdasarkan data pada tabel homogenous dan ANOVA diatas menunjukan bahwa mencit pada uji memori di lintasan maze tersebut mengalami proses pembelajran karena durasi waktu setiap pengulangan durasi yang diperoleh semakin cepat. Grafik Uji Duncan Antara Ulangan dan Durasi



30



30



25



25



20



20 durasi



durasi



Grafik Uji Tukey Antara Ulangan dan Durasi



15 durasi



10 5



15 durasi



10 5



0



0 1



2



3



ulangan



1



2



3



ulangan



Gambar grafik kemampuan belajar (uji Tukey dan uji Duncan) pada uji water E maze Dari grafik uji Tukey dan uji Duncan diatas, menunjukan bahwa mencit pada uji memori water E maze ini mengalami pembelajaran, dibuktikan dengan durasi yang semakin singkat dari pengulangan 1 sampai pengulangan 3.



b.



Tabel 4. ANOVA dan Homogenous jumlah kesalahan terhadap pengulangan tiap individu uji water E maze.



Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikasi kesalahan terhadap pengulangan tiap individu pada uji maze ini memiliki nilai signifikasi 0.822, hal ini dengan nilai signifikasi yang > dari 0.05 menujukkan bahwa nilai signifikasi pada uji tersebut tidak berbeda nyata.



Dan berdasarkan data pada tabel homogenous dan ANOVA diatas menunjukan bahwa mencit pada uji memori di lintasan maze tersebut mengalami proses pembelajran, Karena jumlah kesalahan pada tiap individu di setiap ulangan mengalami pengurang jumlah kesalahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mencit ini mengalami proses mengingat dan belajar yang baik.



Grafik Uji Duncan Antara Ulangan dan Kesalahan



2.5



2.5



2



2 kesalahan



kesalahan



Grafik Uji Tukey Antara Ulangan dan Kesalahan



1.5 1



1 0.5



0.5 0



0 1



kesalahan



1.5



2



3



1



ulangan



2



3



ulangan kesalahan



Gambar grafik jumlah kesalahan pada uji water E maze Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat jumlah kesalahan mencit dari ulangan 1 sampai ulangan ke-3 tidak mengalami perubahan, dari ketiga ulangan sama-sama memiliki jumlah kesalahan yang sama, sama juga halnya dengan jumlah kesalahan pada uji maze labirin (learning test battery), yaitu 2. Maka dari uji memori diatas data disimpulkan bahwa spesimen uji tersebut tidak mengalami ganguaan kognitis. Ganguan koggnisi ini merupakan gangguan dari suatu gangguan fungsi otak berupa gangguan orientasi, perhatian, konsentrasi, daya ingat dan bahasa serta fungsi intelektual (Herlina, 2010). Menurut Herlina (2010) bahwa gangguan fungsi kognitif adalah suatu gangguan



ke arah demensia yang diperlihatkan



dengan adanya gangguan berhitung, bahasa, daya ingat semantik (kata -kata), dan pemecahan masalah (problem solving). Gangguan fungsi kognitif untuk jangka panjang jika tidak dilakukan pananganan yang optimal akan meningk atkan resiko demensia.



BAB V KESIMPULAN Berdasarkan data dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa daya ingat pada uji maze learning test battery (maze labirin) tidak terlalu mengalami proses belajar, mungkin karena goal yang digunakan tidak terlalu menarik perhatian mencit dan water E maze spesimen pada uji memori ini mengalami proses belajar dan mengingat yang setiap individunya ini tidak terdapat perbedaan yang nyata. Dan rata -rata kesalahan yang sering dilakukan oleh setiap individu ini jumlah kesalahnnya adalah 2. Sehingga individu atau spesimen tersebut dapat diakatakan mengalami proses belajar dan memiliki daya ingat yang baik.



DAFTAR PUSTAKA



Arrington, L. R. 1972. Introductory Laboratory Animal. The Breeding, Care and Management of Experimental Animal Science. The Interstate Printers and Publishing, Inc., New York. Dalam Agus Pribadi, Gutama. 2008. Penggunaan Mencit Dan Tikus Sebagai Hewan Model Penelitian Nikotin. Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak Fakultas Peternakan IPB. Bogor. Bostrom,



N.,



Sandberg,



A.,



2009.



Cognitive



Enhancements:



Methods,



Ethics,



Regulatory Challenges. Sci Eng Ethics (2009), 15: 311-341. Herlina. 2010. Pengaruh Triterpen Total Pegagan (Centella asiatica (L) Urban) Terhadap Fungsi Kognitif Belajar dan Mengingat pada Mencit Jantan Albino (Mus musculus). Jurnal Penelitian Sains. Universitas Sriwijaya. Malole MBM dan CSU Pramono. 1989. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Dalam Agustiyani, D.A. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Tumbuhan Obat Antimalaria Quassia indica Terhadap Toksikopatologi Organ Hati dan Ginjal Mencit (Mus musculus). Skripsi. Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan. IPB. Bogor.



Malole MBM dan CSU



Pramono. 1989. Penggunaan



Hewan-Hewan



Percobaan



di



Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. dalam Agus Pribadi, Gutama. 2008. Penggunaan Mencit dan Tikus Sebagai Hewan Model Penelitian Nikotin. Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak Fakultas Peternakan. IPB: Bogor. Nehlig, A., 2010. Is Caffeine a Cognitive Enhancer. Journal of Alzheimer Disease 20: S85S94. Priambodo, S. 1995. Pengendalian Tikus Terpadu. Seri PHT. Penebar Swadaya. Jakarta. dalam Agus Pribadi, Gutama. 2008. Penggunaan Mencit dan Tikus Sebagai Hewan Model Penelitian Nikotin. Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak Fakultas Peternakan. IPB: Bogor.