Laporan Praktikum Dinding Sel Dan Plastida [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN SEMESTER 114



Judul praktikum: PENGAMATAN DINDING SEL DAN PLASTIDA



disusun oleh: Harits Abdullah



NIM 1308620076



Biologi B 2020



PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2021



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel tumbuhan memiliki struktur yang berbeda dengan stuktur sel hewan maupun sel bakteri dan sel jamur. Sel tumbuhan memiliki berbagai organel yang tidak dimiliki oleh oerganisme lainnya seperti dinding sel, vakuola, dan koloroplas. Dinding sel tumbuhan mengakibatkan sel tumbuhan berbentuk kaku dan memiliki bentuk yang tetap. Dinding sel tumbuhan dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Dinding sel primer dibangun oleh sellulosa sedangkan dinding sel sekunder dibangun oleh lignin. Vakuola merupakan organel sel tumbuhan yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan turgor, sedangkan kloroplas merupaka organel sel yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Kloroplas mengakibatkan daun dan organ tumbuhan lainnya bewarna hijau. Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi dan sangat rumit. Walaupun demikian, semua mempunyai persamaan dalam beberapa segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan organisme yang tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan variasi dari satu tipe unit dasar atau satuan struktur. Hal ini menjadi dasar teori tentang sel yang dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden pada tahun 1838. berdasarkan konsep tersebut, sel merupakan kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup karena sel mempunyai kesamaan dalam hal pola susunan metabolisme dan makromolekul. Dinding sel tumbuhan adalah matriks ekstraseluler yang memiliki susunan kompleks yang membungkus setiap sel tumbuhan baik itu sel hidup maupun sel mati. Robert Hook (1663), mengamati sel pada lapisan gabus batang tumbuhan menggunakan mikroskop sederhana. Sel yang diamati saat itu seperti yang kita ketahui sekarang adalah sel tumbuhan yang telah mati sehingga yang teramati adalah ruang kosong yang dibatasi lapisan tebal, yang kemudian dia namakan cella (latin) atau kytos (yunani) yang berarti ruangan kosong.



1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi struktur dinding sel tumbuhan 2. Bagaimana kondisi struktur plastida pada tumbuhan 1.3 Tujuan 1. Mengamati struktur dinding sel pada tumbuhan 2. Mengamati strukrur plastida pada tumbuhan



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinding Sel Dinding sel merupakan matriks ekstraseluler yang dapat menyelubungi sel tanaman dari luar membran sel. Dinding sel berperan sebagai pelindung sel tumbuhan, mempertahankan bentuk, mencegah pengisapan air secara berlebihan dan dapat mempertahankan tumbuhan agar tetap tegak melawan gaya gravitasi. 2.1.1



Penyusun Dinding Sel



Dinding sel terdiri dari Dinding primer, Lamela tengah, dan Dinding sekunder 1. Dinding Primer Dinding primer adalah dinding sel pertama yang berkembang pada sel baru. Kebanyakan sel mempunyai dinding primer, sedangkan lamela tengah hanya merupakan senyawa antar sel yang tidak bersifat dinding. Dinding primer merupakan bagian dinding sel yang berkembang dalam sel selama sel masih mengadakan pertumbuhan. (Sri Mulyani, 2019) 2. Lamela Tengah Lamela tengah terdapat di antara dua dinding primer dari dua sel yang merupakan senyawa yang tanpa bentuk (amorf). Lamela tengah terutama terdiri atas pektin. Enzim pektinase dengan reagen kimia yang dapat melarutkan pektin menyebabkan jaringan terurai (disintegrasi) menjadi sel individual. Prosedur ini disebut maserasi. (Sri Mulyani, 2019) 3. Dinding Sekunder Dinding sekunder dibentuk di sebelah dalam dinding primer. Sebagian besar sel trakeida dan serabut mempunyai tiga lapisan dinding sekunder, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Di antara ketiga lapisan ini, biasanya lapisan tengah paling tebal. Ada juga sel yang mempunyai dinding sekunder lebih dari tiga lapisan. Ada yang menggunakan istilah dindin tersier untuk lapisan dalam dinding sekunder. Lapisan yang paling dalam (lamela tersier) mempunyai sifat yang berbeda dengan dinding sekunder yang ada. Lamela ini dapat berdiferensiasi menjadi dua



lapisan, yaitu lapisan membranogenoat dan lapisan yang penuh bintil. (Sri Mulyani, 2019). 2.1.2



Karakteristik



Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang berada diluar membran sel dan tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan pektin. Komposisi dan penyusun dinding sel tersebut berbeda jauh dengan dinding sel fungi yang tersusun atas senyawa kitin dan bakteri yang tersusun atas peptidoglikan serta archae yang tersusun atas pseudodoglikan. Seringkali pada dinding sel terdapat lignin ataupun suberin yang disekresikan oleh sitoplasma sebagai lapisan dinding sekunder yang berada tepat dibawah dinding sel utama. Sedangkan pada bagian luar dinding sel sering kali ditemukan kutin. Senyawa kutin sering ditemukan pada bagian tumbuhan seperti daun, tunas, dan bagian tumbuhan lainnya yang terkena tumbuh diatas permukaannya. (Rizky, dkk, 2021) 2.1.3



Plasmodesmata



Plasmodesmata merupakan saluran penghubung antar sel tumbuhan atau dapat dikatakan sebagai media komunikasi pada sel tumbuhan.Plasmodesmata terletak di antara dua dinding sel tumbuhan dan berhubungan langsung dengan kedua retikulum endoplasma (RE) halus masing-masing sel. Plasmodesmata terdiri dari 2 bagian, yaitu: - Pori: terdiri dari lengan sitoplasma dan koneksi penghubung .Materi yang melewati pori adalah materi yang ditransfer ke sel lain tanpa membutuhkan energi karenamengikuti gradien potensial (transpor pasif) - Membran : terdiri dari desmotubul dan tabung pusat. Proses transportasi materiyang terjadi pada bagian ini adalah transpor aktif yang melibatkan kerja aktin dan myosinsebagai donor ATP (Campbell, dkk, 2008) Fungsinya - Menghubungkan sel yang satu dengan sel yang lainnya melalui retikulum endoplasma (RE) dengan celah yang disebut desmotubule - Sebagai saluran berpindahnya molekul air, zat terlarut kecil, beberapa protein dan molekulRNA antar sel - Dalam kondisi ekstrim (terserang virus/mikroba), plasmodemata mampu “menonaktifkan” diri sehingga memperkecil penyebaran virus/bakteri ke sel lain (Campbell, dkk, 2008) 2.1.4



Noktah



Daerah tertentu dinding sel yang tetap tipis setelah dinding sekunder dibentuk adalah noktah (Pit). Noktah sebagai suatu unit secara morfologi dan fungsional disebut ruang noktah. Selaput yang dibangun oleh dinding primer dan lamela tengah memisahkan



dua ruang noktah dari pasangan noktah disebut selaput noktah. Ada berbagai tipe noktah yaitu noktah biasa (simple pit) dan noktah berhalaman (border pit), pada noktah biasa (simple pit) tidak terjadi pertumbuhan dinding sekunder dan biasanya sering ditemukan dalam sel parenkim dengan dinding menebal dalam serabut libiform dan sklereida, sedangkan pada noktah berhalaman (border pit) dinding sekunder berkembang melewati ruang noktah membentuk lengkungan dengan lubang kecil di tengahnya dan ditemukan dalam elemen pembuluh dan trakeida serabut. (Sri Mulyani, 2019)



2.2 Plastida Plastida merupakan organel yang amat dinamis dan mampu membelah, tumbuh dan berdeferensiasi menjadi berbagai bentuk. Pada sel muda tumbuhan tinggi, plastida biasanya tak berwarna dan disebut leukoplas atau proplastida. Pada daun, plastida berwarna hijau dan disebut kloroplas, serta pada buah masak kadang-kadang kuning atau merah, disebut kromoplas. Pada sel yang tidak menjadi hijau, seperti sel epidermis atau sel rambut tangkai sari (misalnya pada Rhoeo discolor), plastida tetap tak berwarna, disebut leukoplas (dalam arti sempit). Leukoplas juga terdapat pada jaringan yang tak terdedah pada cahaya. Pada jaringan semacam ini seperti pada umbi, leukoplas membentuk butir pati yang disebut amiloplas. Statolit adalah amiloplas khusus dalam tudung akar dan pada buku beberapa batang muda, serta terlibat dalam gaya berat. Leukoplas membentuk minyak atau lemak, dan disebut elaloplas, misalnya pada epidermis daun Vanilla. Plastida berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak dan terpen yang diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan. Tergantung pada fungsi dan morfologinya, plastida biasanya diklasifikasikan menjadi kloroplas, leukoplas (termaduk amiloplas dan elaioplas), atau kromoplas. Plastid merupakan derivat dari proplastid, yang dibentuk pada bagian meristematik tumbuhan. Pada tumbuhan, plastida dibedakan kedalam beberapa bentuk, tergantung fungsinya dalam sel. Plastida yang belum teriferensiasi akan berkembang menjadi: Amiloplas : untuk menyimpan cairan Kloroplas : untuk fotosintesis Etioplas : kloroplas yang belum terkena cahaya Elaioplas : untuk menyimpan lemak Kromoplas : untuk sintesis dan menyimpan pigmen Leukoplas : untuk mensistesis monoterpen



2.2.1



Kloroplas



Kloroplas, adalah plastida yang menghasilkan warna hijau daun, disebut klorofil. Kloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil, karotenoid dan pigmen fotosintesis lain. Macam-macam klorofil adalah sebagai berikut : - klorofil a: menghasilkan warna hijau biru - klorofil b: menghasilkan warna hijau kekuningan - klorofil c: menghasilkan warna hijau coklat - klorofil d: menghasilkan warna hijau merah Selubung kloroplas terdiri atas dua membran. Dalam kloroplas terdapat sistem membran lain berupa kantong-kantong pipih yang disebut Tilakoid. Tilakoid tersusun bertumpuk membentuk struktur yang disebut grana (jamak granum). Di dalam tilakoid inilah terdapat pigmen fotosintesis yaitu klorofil dan karoten. Ruangan di antara grana disebut stroma. Proses fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Di dalam tilakoid pigmen klorofil berperan dalam penangkapan energi sinar yang akan diubah menjadi energi kimia melalui suatu proses yang disebut reaksi terang. Reaksi selanjutnya adalah reaksi gelap yaitu proses pembentukan glukosa. Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma dengan menggunakan energi kimia hasil reaksi terang. Kloroplas pada umumnya berbentuk seperti lensa, biasanya berukuran 4-6 µm. Di dalam kloroplas terdapat zat hijau daun atau klorofil, dan sedikitnya dua zat warna kuning atau merah, atau kelompok zat warna (karotenoid): satu macam karoten atau lebih (C40H56) dan xantofil (C40H56O2). Kloroplas berfungsi dalam fotosintesis dan pada kebanyakan tumbuhan berfungsi pula dalam pembentukan pati dari karbohidrat terlarut hasil fotosintesis, serta melarutkannya kembali. Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau. Kloroplas yang berkembang dalam batang dan sel daun mengandung pigmen hijau yang dalam fotositesis menyerap tenaga matahari untuk mengubah karbon dioksida menjadi gula, yakni sumber energi kimia dan makanan bagi tetumbuhan. Kloroplas memperbanyak diri dengan memisahkan diri secara bebas dari pembelahan inti sel. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Kandungan kimiawi kloroplas adalah protein, fosfolipid, pigmen hijau dan kuning, DNA dan RNA 2.2.2



Kromoplas



Warna kuning, merah, atau merah bata pada kromoplas disebabkan oleh kandungan karotenoidnya. Kromoplas sering kali berasal dari kloroplas, namun dapat pula berasal dari proplastida. Yang penting dalam diferensiasi kromoplas adalah sintesis dan penempatan pigmen karotenoid seperti karotenoid (pada wortel, Daucus) atau likopen (pada tomat. Lycopersicon). Perkembangan pigmen berkaitan dengan modifikasi, bahkan perombakan sama sekali, tilakoid. Dalam proses itu, globula (gelembung) lipid bertambah banyak. Dalam beberapa kromoplas, pigmen disimpan dalam globula (cabe kuning, jeruk). Pada



kromoplas lain, pigmen berkumpul dalam fibril protein yang berjumlah banyak (cabe merah). Bentuk ketiga dari pigmen adalah bentuk kristaloid. Pada tomat merah, perkembangan likopen berbentuk kristal berkaitan dengan membran tilakoid. Beberapa krislal menjadi amat panjang dan tilakoid memanjang, sementara likopera dibentuk. Kristaloid karoten dalam akar wortel dibentuk sewaktu struktur dalam plastida rusak dan tetap berhubungan dengan selubung lipoprotein. Kromoplas tidak memiliki klorofil. Kromoplas sering berasal dari kloroplas, seperti pada kulit buah jeruk yang berubah dari hijau menjadi merah kuning. Keadaan sebaliknya dapat pula terjadi, seperti kromoplas pada akar wortel yang terbukti mampu berdeferensiasi menjadi kloroplas. Pigmen karoten hilang dan tilakoid yang membentuk klorofil dapat berkembang dalam plastida. Kloromoplas memberi warna pada berbagai bagian alat tumbuhan. Namun, tidak seluruh warna pada tumbuhan disebabkan oleh pigmen dalam plastida, sebab dalam cairan vakuola juga dapat ditemukan sebagai zat warna. Macam-macam pigmen pada kromoplas, misalnya : • Fikosianin menimbulkan warna biru misalnya pada Cyanophyta. • Fikoeritrin menimbulkan warna merah misalnya pada Rhodophyta. • Karoten menimbulkan warna keemasan misalnya pada wortel dan Chrysophyta. • Xantofil menimbulkan warna kuning misalnya pada daun yang tua. • Fukosatin menimbulkan warna pirang misalnya pada Phaeophyta 2.2.3



Leukoplas



Plastida ini berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan, terdiri dari: Amiloplas (untuk menyimpan amilum) Di beberapa tempat tertentu, kloroplas membentuk butir pati besar sebagai cadangan makanan, seperti pada umbi semu anggrek. Namun, jumlah cadangan makanan terbesar dibentuk dalam leukoplas umbi akar, umbi batang, rizoma, dan biji. Amilum atau pati dapatditunjukkan dengan mudah karena berwarna biru atau hitam dengan iodium. Bila dipanaskan sampai 70˚C warna hilang dan menjadi biru lagi setelah dingin kembali. Reaksi ini dianggap sebagai reaksi permukaan. Butir besar menunjukkan lapisan yang mengelilingi sebuah titik di tengah, yakni hilum. Hilum bisa berada di tengah butir pati atau agak ke tepi. Retakan yang sering terlihat berarah radial dari hilum nampaknya terjadi akibat dehidrasi butir pati. Terjadinya lapisan dianggap sebagai akibat letak molekul yang lebih padat di awal pembentukan lapisan, dan secara bertahap menjadi lebih renggang di sebelah luar. Hal itu menyebabkan perbedaan kadar air yang terkandung di dalamnya. Jadi, adanya lapisan dianggap akibat perbedaan kadar air dalam lapisan yang berturut-turut, sedangkan taraf kepadatan menyebabkan perbedaan indeks bias. Dalam alkohol kuat, semua lapisan itu hilang, mungkin karena dehidrasi yang meniadakan perbedaan taraf kepadatan. Pada pati serealia, terjadinya lapisan bergantung pada irama harian. Pada kentang, perubahan berkala yang mengakibatkan adanya lapisan berasal dari dalam (endogen). Dalam butir pati, molekul tersusun radial sehingga menunjukkan sifat kristal.



Sebab itu, jika pati diamati dengan sepasang polariod dalam posisi silang akan tampak terang, kecuali tanda silang yang pusatnya bertepatan dengan hilum butir tersebut. Pada biji yang mulai berkecambah atau umbi yang mulai menumbuhkan pucuk, butir pati mengalami pengikisan yang bermula dari luar dan lama-kelamaan habis terurai. Pada butir pati kecil, hilum bertempat di pusat lapisan yang mengelilinginya. Pada butir yang lebih besar, hilum biasanya menjadi eksentris (tidak di pusat). Jika dalam plastida terbentuk lebih dari satu butir pati, maka butiran tersebut akan segera saling menyentuh dan membentuk butir majemuk. Dengan demikian dikenal butir majemuk seperti pada pati gandum (Avena) dan padi (Oryza sativa), pati setengah majemuk pada kentang, dan butir pati tunggal seperti pada pati irut ( Maranta). Jika butir pati mengisi sel hingga penuh, maka tepi-tepinya bersudut. Posisi hilum, bentu dan ukuran butir, serta sifat butir tunggal atau majemuk memungkinkan identifikasi spesies tumbuhan penghasil butir pati yang bersangkutan. Kebanyakan tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya. Angiosperm umumnya mewarisi plastida dari induk betina, sedangkan beberapa gimnospermae mewarisi plastida dari induk jantan. Alga juga mewaisi plastida dari salah satu induknya. Plastida pada alga, istilah leukoplas digunakan untuk semua jenis plastid yang belum terpigmentasi. Fungsinya berbeda dari leukoplas pada tumbuhan. Etioplas, amiloplas dan kromoplas hanya ada pada tumbuhan dan bukan pada alga. Plastida pada alga mungkin juga berbeda dengan plastida pada tumbuhan yang mana pada alga berisi pirenoid BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Cover glass 2. Objek Glass 3. Silet 4. Jarum Dissecting 5. Pipet/ Forcop 6. Mikroskop Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Empular Manihot utilisima 2. Batang Pinus 3. Endocarp Cocos nucifera 4. Buah Capsicum annum 5. Umbi Solanum tuberosum 6. Daun Rhoe discolor 7. Daun Bryophyllum pinnatum



3.2 Cara Kerja 3.2.1 Pengamatan Bentuk dan Komponen Sel Tumbuhan Dinding Sel Empulur Manihot utilissima 1. melakukan sayatan secara transversal pada ampulur Manihot utilissima untuk melihat dinding sel yang terdapat pada inti blur Manihotis yusnaini 2. menyimpan hasil sayatan di object glass yang sudah berisi aquades 3. menutup hasil sayatn dengan cover glass dan membersihkan sisa air dengan tisu 4. mengamati dengan mikroskop perbesaran 4 -40 kali 5. mencatat hasil pengamatan Simple Pit pada endocarp Cocos nucifera 1. Mengiris Endocarp Cocos nucifera secara paradermal menggunakan silet 2. Meletakan hasil irisan di object glass yang telah ditetesi aquades, kemudian ditutup dengan cover glass 3. Membersihakan sisa air dengan tisu 4. Melakukan pengamatan dengan mikroskop perbesaran 4-40 kali 5. Mencatat hasil pengamatan Bordered Pit pada Batang Pinus 1. Menyayat batang pinus secara paradermal menggunakan silet 2. Meletakan hasil irisan di object glass yang telah ditetesi aquades, kemudian ditutup dengan cover glass 3. Membersihakan sisa air dengan tisu 4. Melakukan pengamatan dengan mikroskop perbesaran 4-40 kali Mencatat hasil pengamatan 3.2.2 Plastida Leukopla pada Pati Kentang 1. Menggerus pati kentang, dan meletakannya di object glass 2. Mencacah pati kentang agar tersebar secara merata 3. Menutup pati kentang dengan cover glass, danmembersihkan air dengan tisu 4. Melakukan pengamatan dengan mikroskop perbesaran 4-40 kali 5. Mencatat hasil pengamatan Kloroplas pada Daun Cocor Bebek 1. Menyayat daun cocor bebek secara transversal 2. Meletakkan hasil sayatan pada object glass yang telah di tetesi aquades 3. Menutup hasil sayatan dengan menggunakan cover glass, dan membersihkan sisa air dengan tisu 4. Melakukan pengamatan dengan perbesaran terkecil 5. Mencatat hasil pengamatan



Kromoplas pada Cabe (Capsicum annum) 1. Menyayat cabe secara paradermal 2. Meletakkan hasil sayatan pada object glass yang telah di tetesi aquades 3. Menutup hasil sayatan dengan menggunakan cover glass, dan membersihkan sisa air dengan tisu 4. Melakukan pengamatan dengan perbesaran 4-40 kali 5. Mencatat hasil pengamatan



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Dinding Sel



Gambar 1.A (Empulur Manihot uttilisima)



Gambar 1.B (Border Pit)



Gambar 1.3 ( Simple Pit)



4.2 Hasil Pengamatan Plastida



Gambar 2.1 (Leukoplas)



Gambar 2.2 (Kloroplas)



Gambar 2.3 (Kromoplas)



Gambar 2.4 ( Antosianin Rheo discolor)



4.3 Pembahasan 4.3.1 Dinding Sel Tumbuhan Dari pengamatan beberapa spesimen seperti Manihot utilisima, Cocos nucifera, dan batang pinus yang diamati di bawah mikroskop pada perbesaran 4-40x dengan menggunakan object glass, dapat terlihat : 1. Dinding sel empulur,komponennya terdiri dari dinding primer, lamella tengah, pit, dan dinding sekunder. 2. Simple pit, pada noktah bertipe sederhana, terdapat celah diantara dua dinding primer 3. Bordered pit, pada batang pinus menunjukkan bahwa bagian bordered pit terdiri dari lubang noktah, rongga noktah, dan membran selaput noktah. noktah pada border pit memiliki ciri berhalaman dan memiliki dinding sekunder yang melengkung melindungi ruang noktah. 4.3.2 Plastida Dari pengamatan beberapa spesimen seperti umbi kentang (Solanum tuberosum) daun cocor bebek (Bryophyllum pinnatum), buah cabe (Capsicum annum), dan daun Rhoeo discolor yang diamati di bawah mikroskop pada perbesaran 4-40x dengan menggunakan object glass, dapat terlihat : 1. Leukoplas, Leukoplas tidak mengandung pigmen, biasanya ber ukuran kecil, dan berbentuk Jorong ataupun memanjang. Dalam umbi kentang ini terdapat amiloplas, yaitu leukoplas yang membentuk dan menyimpan amilum atau zat tepung yang terdapat cadangan makanan didalamnya terdapat pati yang ada pada Solanum tuberosum atau peti kentang dimana tipe dari Pati kentang ini adalah peti betungkal dan eksentris, dan kita dapat melihat hilusnya berada ditepi-tepi dari pati tersebut.



2. Kloroplas Kloropas memiliki klorofil yang terdapat pada daun cocor bebek, dalam kloroplas dapat terlihat bahwa ukuran, bentuk, dan jumlah kloroplas yang diamati bervariasi atau berbeda beda 3. Kromoplas, Kromoplas memberi warna merah pada cabai, dalam pengamatan ini dapat terlihat di dalam kromoplas terdapat keratinoid dan kromofil pada cabai 4. Antosianin Antosianin merupakan zat warna yang terdapat pada tumbuhan tepatnya pada vakuola yang terlarut, dalam pengamatan ini terlihat bahwa antosianin bukan merupakan bagian dari kromoplas, melainkan zat warna sendiri.



BAB V KESIMPULAN Jadi, dari pengamatan dinding sel dan plastida dapat disimpulkan, bahwa, dinding sel memiliki beberapa peran, diantaranya melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuk sel, mencegah pengisapan air secara berlebihan, dan dapat mempertahankan tumbuhan. Di dinding sel terdapat dua noktah atau pit, yaitu noktah sederhana dan noktah berhalaman. Pada pengamatan Endocorp Cocos nucifera terdapat celah diantara dinding sel satu dengan dinding yang lainnya dan terdapat noktah sederhana atau simple pit. Dan pada pengamatan batang Pinus, terdapat noktah berhalaman atau bordered pit dimana dinding sel sekunder melengkung untuk melindungi ruang noktah. Bagian dari noktah bordered pit terdiri dari lubang noktah, rongga noktah dan membrane selaput noktah. Plastida merupakan organel tumbuhan yang mampu membelah dan berdeferensiasi menjadi berbagai bentuk. Pada plastida yang tidak mempunyai pigmen berwarna atau tidak berwarna disebut leukoplas atau proplastida, plastida yang mempunyai pigmen warna hijau disebut kloroplas, sedangkan plastida yang mempunyai warna kuning atau merah disebut kromoplas. Pada pengamatan pati kentang terdapat hillus di tepi-tepi pati yang bertipe tungkal dan eksentris. Dan dari pengamatan antosianin dapat disimpulkan bahwa antosianin bukan bagian dari kromoplas.



DAFTAR PUSTAKA Campbell, Neil. A, dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga Campbell, N.A., dkk. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga. Sumardi dan Marianti, A. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu Fahn A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ke 3. yogyakarta: UGM Press Sumardi, Issrep. 1993. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Jogjakarta: UGM Kartasapoetra, Ir. A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang Sel dan Jaringan). Jakarta : PT. Rineka Cipta.