Laporan Praktikum Ikthiologi - Ikan Ekor Kuning [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI IDENTIFIKASI, TAKSONOMI, MORFOLOGI, ANATOMI, SISTEM OTOT, SITEM RANGKA DAN SISTEM PENCERNAAN PADA IKAN



DISUSUN OLEH: NAMA



: Rafliechasya Listio Salie



NIM



: C1N020027



KELOMPOK



:2



PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2021



HALAMAN PENGESAHAN



Laporan ini telah selesai disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti respond akhir. Laporan ini telah disusun oleh :



Nama NIM Kelompok



: Rafliechasya Listio Salie : C1N020027 :2



Minggu, 10 Mei 2021



Mengetahui: Asisten Praktikum



Praktikan



Maulita Syahdina



Rafliechasya Listio Salie



NIM. C1N019014



NIM. C1N020027



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar yang dikelilingi lautan luas dengan garis pantai yang panjang. Luas lautan Indonesia lebih besar dibandingkan dengan luas daratannya, yaitu satu pertiga luas Indonesia adalah daratan dan dua pertiga luas Indonesia adalah lautan2 . Perairan laut Indonesia memiliki panjang pantai sampai 95.181 km2 , dengan luas perairan 5,8 juta km2 yang terdiri ataslaut teritorial seluas 0,3 juta km, perairan kepulauan3 dengan luas 2,8 juta km2 , dan perairan Zona Ekonomi Ekskulsif (ZEE) dengan luas 2,7 juta km2 .5 Luasnya lautan Indonesia sebenarnya membawa keuntungan dan manfaat yang baik bagi bangsa Indonesia, karena salah satu fungsi dari laut adalah sebagai sumber kekayaan alam. Sumber kekayaan yang terkandung dilautan sangat berlimpah, sehingga bisa digunakan atau dimanfaatkan untuk mensejahterakan bangsa Indonesia. Identifikasi berasal dari kata “to identify“ (inggris), yang artinya kurang lebih memberikan gambaran tentang identitas suatu hal atau dapat pula diartikan menerangkan identitas suatu jasad. Identifikasi dimaksudkan sebagai suatu usaha manusia untuk mempelajari, meneliti, menguraikan dan menganalisa identitas dari seekor ikan sehingga dengan demikian kita dapat menentukan sifat atau ciri-ciri ikan tersebut dan pada akhirnya menentukan nama ilmiah dari ikan yang diidentifikasi tersebut. Taksonomi adalah ilmu pengelompokan suatu hal berdasarkan hal tertentu. Awalnya, taksonomi hanya mengacu pada kategorisasi makhluk hidup. Namun, dalam pengertian yang lebih luas dan lebih umum, taksonomi juga bisa merujuk pada kategorisasi benda atau konsep, serta prinsip-prinsip yang mendasari kategorisasi tersebut. Banyak taksonomi memiliki struktur hierarki, tetapi ini bukan merupakan persyaratan. Taksonomi menggunakan unit yang dikenal sebagai takson (bentuk jamak: taksa). Takson yang lebih tinggi bersifat lebih umum, sedangkan takson yang lebih rendah bersifat lebih spesifik. Taksonomi berbeda dengan meronomi, yang berhubungan dengan kategorisasi bagian-bagian dari keseluruhan. Morfologi Ikan atau penampakan luar bagian-bagian tubuh ikan. Tujuan dari pengamatan morfologi ikan adalah untuk memberikan gambaran dari bentuk luar ikan yang dapat digunakan sebagai ciri-ciri khusus ikan untuk dapat diidentifikasi. Morfologi tubuh eksternal ikan dibagi tiga bagian, yaitu bagian kepala, badan, dan ekor. Bagian luar tubuh ikan yang terlihat adalah mata, hidung, mulut, sirip, dan sisik. Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air lainnya mulai dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubah-ubah, terutama pada ikan dan hewan air lainnya yang mengalami metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan (habitat). Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relatif sangat sedikit. Anatomi (berasal dari bahasa Yunani yaitu anatomia, dari anatemnein, yang berarti memotong) adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Terdapat juga anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan atau fitotomi. Sedangkan dalam topik pembahasan kita kali ini adalah anatomi mengenai hewan air atau ikan dan anatomi ikan adalah studi tentang bentuk atau morfologi dari ikan. Studi ini tampaknya kontras dengan fisiologi ikan, yang merupakan studi tentang bagaimana bagianbagian komponen ikan berfungsi pada ikan yang hidup. Dalam praktiknya, anatomi ikan dan fisiologi ikan saling melengkapi, anatomi ikan mengenai struktur ikan, organ atau bagianbagian dari komponennya, seperti ketika diamati di atas meja pembedahan atau di bawah mikroskop, dan fisiologi mengenai bagaimana komponen-komponen tersebut berfungsi pada ikan yang hidup.



Sistem otot adalah sistem organ pada hewan dan manusia yang mengizinkan makhluk tersebut bergerak. Sistem otot pada vertebrata dikontrol oleh sistem saraf, walaupun beberapa otot dapat bergerak secara otonom. Sistem otot sendiri merupakan salah satu system penggerak tubuh dan organ-organ anatomis lainnya. Berdasarkan cara perangsangan saraf terhadap urat daging terdapat dua jenis urat daging yaitu urat-urat daging yang bekerja dibawah rangsang dan urat-urat daging yang bekerja tanpa rangsangan saraf. Berdasarkan jenisnya, urat daging pada ikan ada 3 jenis, yaitu urat daging bergaris, urat daging licin (polos) dan urat daging jantung. Urat daging bergaris bekerja dibawah rangsangan saraf, sedangkan urat-urat daging licin dan urat daging jantung bekerja tanpa rangsangan saraf. Sistem rangka pada ikan ada kaitannya dengan bentuk tubuh dan sistem urat daging serta pergerakannya. Ada dua jenis rangka ikan, yaitu rangka yang terdiri dari tulang besar (tulang keras), pada ikan-ikan yang termasuk kelas Teleostei, dan rangka yang terbentuk dari tulang rawan pada ikan-ikan yang termasuk kelas Elasmobranchii, Yang termasuk system rangka pada ikan yaitu: tulang-tulang tengkorak (pada kepala), tulang-tulang vertebrae (tulang-tulang punggung dan rusuk) dan tulang-tulang penyokong sirip (sirip dorsal, pectoral, ventral, anal, dan caudal). Sistem pencernaan adalah serangkaian jaringan organ yang bekerja untuk mencerna makanan. Selama dalam saluran pencernaan, makanan akan mengalami proses pencernaan, baik secara mekanik maupun secara kimia dan alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut (terdapat gigi), faring, esophagus, lambung, pylorus, usus, rektum, dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati, empedu, dan pancreas. Tiap jenis ikan mempunyai krakteristik alat pencernaan yang berbeda tergantung jenis makanannya. Ikan Ekor Kuning (Caesionidae) adalah Ikan laut yang hidup di perairan Indo-Pasifik. Ikan ini disebut fusilier, suli, sulih, suliri, sunin. Warna umumnya biru, kuning pada bagian belakangnya dan perak. Jenis ini dikenal sebagai perenang cepat dan termasuk ikan diurnal. Ikan ini sering ditemukan di luar karang (tubir karang). Makanannya adalah zooplankton. Ikan ini lebih menyukai perairan hangat di wilayah Indo-Pasifik tropis. Tidak ada anggotanya yang tercatat sampai melebihi perairan subtropis, tidak pula tercatat di Atlantik atau Karibia. Dua spesies, Caesio suevica dan C. striata endemik di Laut Merah sementara agihan lokal di Samudera Hindia juga diwakilkan oleh C.xanthonota, C.varilineata,dan Pterocaesio capricornis (pantai timur Afrika). Caesio teres dapat dianggap sebagai ekor kuning yang memiliki agihan (distribusi) geografis terbesar; spesies ini tercatat dari pantai timur Afrika, terutama di Pulau Palmyra hingga Indonesia dan Filipina serta menjadi komoditas penting dari perikanan komersial. Di Indonesia sendiri ikan ini banyak ditemui sampai Kepulauan Maluku.



1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: a. Dapat mengetahui cara mengidentifikasi berbagai jenis ikan b. Dapat mengetahui susunan taksonomi berbagai jenis ikan c. Dapat mengenal struktur organ dan sistem organ tubuh pada beberapa jenis ikan, baik secara morfologi maupun anatomi d. Dapat Menganalisis dan mengetahui perbedaan struktur organ dan sistem organ pada beberapa jenis ikan e. Mengamati beberapa organ yang berhubungan dengan sistem pencernaan (bentuk mulut, gigi, lambung, dan ukuran usus)



f. Mengetahui susunan dan bentuk otot serta rangka pada beberapa sediaan ikan g. Mengetahui nama serta fungsi urat daging dan rangka ikan



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikhtiologi Ikhitiologi merupakan salah satu cabang ilmu Biologi yang mempelajari khusus tentang ikan beserta segala aspek kehidupan yang dimilikinya. Istilah ini berasal dari Ichtiologia (bahasa Latin : Yunani) dimana perkataan Ichtys artinya ikan dan logos artinya ajaran. Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu manusia dan kebutuhan akan informasi baik itu untuk kepentingan penelitian, perdagangan dan juga industri ataupun pariwisata. 2.2 Identifikasi Dan Taksonomi Ikan 1. Kingdom 2. Phylum 3. Sub Phylum 4. Class 5. Sub Class 6. Ordo 7. Sub Ordo 8. Famili 9. Genus 10. Spesies



: Animalia : Chordata : Vertebrata : Osteichthyes : Actinopterygii : Perciformes : Percoidea : Caesionidae : Caesio : Caesio cuning



2.3 Morfologi Ikan Berdasarkan hasil pengamatan karakter morfologi, Ikan ekor kuning memiliki tubuh yang besar dan agak memanjang. Peristiwady (2006) menyatakan bahwa ikan ekor kuning (Caesio cuning) memiliki tubuh yang tinggi, agak panjang dan pipih. Mulut kecil dan terdapat sedikit gigi pada rahang, pada bagian depan rahang memiliki gigi berbentuk taring. Tubuh bagian atas berwarna biru agak kehitaman sedangkan pada bagian bawah rahang berwarna putih kebiruan. Sirip dada dan perut berwarna kemerahan. Ikan ekor kuning (C. cuning) memiliki rahang atas tunggal, biasanya 11 jari lunak pada sirip dubur, 45-51 sisik gurat sisi, tubuh lebar, biru keabuabuan dengan sirip ekor dan punggung bagian atas berwarna kuning, sisi bagian bawah dan kepala merah mudah dengan tanda kuning. 2.3.1 Bentuk Tubuh Ikan Ikan ekor kuning memiliki tubuh yang besar dan agak memanjang atau juga disebut sebagai ikan berbentuk tubuh atau bertipe compressed karena bentuknya yang pipih dan gepeng kesamping. Peristiwady (2006) menyatakan bahwa ikan ekor kuning (Caesio cuning) memiliki tubuh yang tinggi, agak panjang dan pipih. 2.3.2 Type Sirip Ikan Ikan ekor kuning memiliki sirip dengan jari-jari keras 10 dan 15 jari-jari lemah pada sirip punggung. Tiga jari-jari keras dan 11 jari-jari lemah pada sirip dubur. 2.3.3 Type Mulut Ikan Tipe mulut ikan ekor kuning adalah tipe terminal yaitu tipe mulut yang mulut terletak di



ujung depan kepala ikan. Ikan ekor kuning memiliki mulut kecil dan terdapat sedikit gigi pada rahang, pada bagian depan rahang memiliki gigi berbentuk taring untuk merobek daging karena ikan ekor kuning ini merupakan ikan karnivora yang juga memakan beberapa jenis plankton, contoh salah satunya adalah zooplankton. 2.3.4 Ciri Khusus Ikan Berdasarkan hasil morfologi ikan ekor kuning memiliki ciri khas dengan warna kuning di ekornya, punggung bagian atas berwarna kuning, sisi bagian bawah dan kepala merah mudah dengan tanda kuning analisis morfometrik menunjukkan ikan yang ditangkap masih berada pada fase juvenil. 2.4 Anatomi Ikan Ikan ekor kuning (C. cuning) memiliki rahang atas tunggal, biasanya 11 jari lunak pada sirip dubur, 45-51 sisik gurat sisi, tubuh lebar, biru keabu-abuan dengan sirip ekor dan punggung bagian atas berwarna kuning, sisi bagian bawah dan kepala merah mudah dengan tanda kuning (White, et al. 2013). 2.5 Sistem Otot pada Ikan Sistem urat daging atau sistem otot pada ikan secara fungsional otot ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging atau otot berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot jantung. Dari penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu otot menempel pada rangka yaitu otot bergaris dan yang tidak menempel pada rangka yaitu otot jantung dan otot polos. A. OTOT POLOS (Urat Daging Licin) Serabut otot polos lebih sederhana dan kecil dibandingkan dengan serabut otot lainnya. Serabut ini tumbuh dari mesenchim embrio. Secara primer berasal dari mesoderm dengan disertai sel-sel jaringan ikat, kemudian berkembang menjadi otot polos. Kerja otot polos ini disebut involuntary karena kerjanya tidak dipengaruhi oleh rangsangan otak. Serabut otot polos pada umumnya tersusun dalam ikatan, Tetapi banyak pula yang tersebar. Kontraksi otot ini lambat dan kerjanya lama. Otot polos antara lain terdapat pada: a. Otot polos yang terdapat pada dinding saluran pencernaan, baik yang melingkar maupun yang memanjang. Otot ini digunakan untuk meng-gerakkan makanan (gerakan peristaltik); yang lainnya ditemukan pada saluran kelenjar pencernaan, kantung urine, trakhea dan bronkhi dari paru-paru. b. Otot polos yang terdapat pada saluran peredaran darah, yaitu urat daging melingkar berguna untuk mengatur tekanan darah. c. Otot polos yang terdapat pada mata yang digunakan dalam mengatur akomodasi dengan menggerakkan lensa mata dan mengatur intensitas cahaya. d. Otot polos yang terdapat pada saluran ekskresi dan reproduksi digunakan dalam menggerakkan produk yang ada di dalamnya. B. OTOT JANTUNG (Urat Daging Jantung) Jaringan otot jantung memperlihatkan garis-garis melintang pada serabutnya. Pada otot ini tidak ada serabut yang terpisah, masing-masing berhubungan satu sama lainnya. Otot jantung berkontraksi kuat dan terus menerus bekerja, sampai individu ini mati. Kerja otot jantung ini sifatnya involuntary karena bekerja diluar rangsangan otak. Secara embriologi, otot jantung merupakan tipe istimewa dari otot polos, dimana sel-selnya menjadi bersatu seperti syncytium. Otot ini berwarna merah tua, berbeda dengan otot bergaris yang berkisar antara warna putih hingga warna merah jambu bergantung pada jenis ikannya. Otot ini disebut pula sebagai myocardium. Myocardium ini dilapisi oleh selaput pericardium (selaput luar) dan endocardium



(selaput dalam). C. OTOT BERGARIS (Urat Daging Bergaris) Disebut otot bergaris karena serabutnya memperlihatkan garis-garis melintang dengan banyak inti tersebar pada bagian-bagian pinggirnya. Otot ini disebut juga otot rangka karena melekat pada rangka atau kulit, dan disebut voluntary karena kerjanya dipengaruhi oleh rangsangan otak. Bila dilihat secara keseluruhan, otot bergaris pada seluruh tubuh ikan terdiri dari gumpalan blok otot atau urat daging. Tiap-tiap blok otot dinamakan myotome (pada saat embryo disebut myomer). Pada urat daging yang menempel pada tubuh ikan sebelah kiri dan kanan, dari belakang kepala sampai ke batang ekor. Myotome tersusun menurut pola tertentu yang biasa dibedakan menjadi dua tipe yaitu, Cyclostomine yang ditemukan pada kelompok agnatha dan Piscine yang ditemukan pada kelompok ikan Elasmobranchii dan Teleostei. Kumpulan otot ini, biasanya diberi nama sesuai dengan pergerakannya atau organ tempat otot itu melekat, seperti otot penegak sirip punggung, otot penarik sirip dada. Pola kontruksi otototot parietal terdiri dari urutan myomere yang zig-zag diikat oleh myoseptum yaitu bagian jaringan ikat yang membatasi antara myomer berurutan. Myomer terbentang mulai dari tengkorak sampai ujung ekor yang berdaging. Setiap myomer terdiri dari bagian dorsal yang disebut epaksial dan bagian ventral disebut hypaksial. Keduanya dipisahkan oleh jaringan ikat yang disebut horizontal skeletogeneus septum. Di bagian permukaan selaput ini terdapat urat daging yang menutupinya dinamakan Musculus lateralis superficialis yang banyak mengandung lemak dengan istilah lain disebut red muscle karena warnanya yang merah kehitaman. Umumnya serabut otot mengarah anteroposterior, tetapi beberapa serabut hypoksial dari setiap myomer tersusun serong ventromedial. Kontraksi dari kelompok myomer di satu pihak akan disambut oleh kontraksi kelompok myomer di lain pihak, menyebabkan tubuh ikan menjadi meliuk-liuk dalam gerakan berenang. 2.6 Sistem Rangka pada Ikan Sistem rangka ikan adalah bagian penyusun tubuh ikan yang terdiri dari tulang sejati dan rawan yang menempel pada tedon dan ligamen. Fungsi sistem rangka ikan yaitu : 1. Menegakan tubuh 2. Menunjang organ organ tubuh 3. Melindungi organ organ tubuh 4. Tempat menempelnya urat daging 5. Tempat pembentukan darah merah 6. Pada beberapa jenis ikan berperan dalam reproduksi Rangka terdiri dari tulang-tulang (bones) dan rawan-rawan (carilages) yang menempel pada Tendon (jaringan penghubung seperti serat serat putih yang menghubungkan urat daging yang berisi struktur yang dapat digerakan misalnya tulang) dan Ligamen (jaringan berserat dan kuat yang menghubungkan dua atau lebih tulang/ rawan yang dapat digerakan). Tulang sejati dilapisi periosteum yang tersusun atas osteocytes dan matrix tulang. Tergantung kepada spesies, ada ikan yang tulang tulangnya berisi osteocytes (tulang seluler/cellular bone) misalkan ikan mas dan sidat atau tanpa osteocytes (tulang seluler). Tulang tulang rawan tersusun dari sel sel rawan (chondrocytes) dan matrix rawan dan dilapisi oleh membran yang dinamakan perichondrium. Pengorganisasian sistem rangka menurut takashima (1995) dalam bukunya “An atlas of fish histology, normal and pathological features”, menjelaskan bahwa rangka terbagi berbagi menjadi aksial dan appendikular. Rangka visceral termasuk ke dalam rangka aksial. 2.7 Sistem Pencernaan Ikan Sistem pencernaan mencakup beberapa organ yang berkaitan dengan penyerapan



makanan, mekanismenya, dan pasokan bahan-bahan kimia, serta pengeluaran residu makanan yang tidak tercerna dari dalam tubuh. Terdapat beberapa organ yang berperan dalam proses pencernaan makanan. Organ pencernaan ikan terbagi atas dua bagian berdasarkan fungsinya, yakni saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan merupakan organ-organ yang bekerja secara langsung dalam proses pencernaan serta penyerapan makanan, sementara kelenjar pencernaan merupakan organorgan yang berperan dalam memproduksi cairan digestif yang digunakan dalam hati dan pankreas. 2.7.1 Sistem Pencernaan Ikan Karnivora Panjang usus ikan karnivora sangat dipengaruhi oleh filogeni, umur ikan, jenis makanan yang dikonsumsi serta kondisi fisiologis ikan. Paujiah et al., (2013) mengungkapkan bahwa ikan karnivora pemakan insekta seperti ikan boboso (Rhyacichthys aspro) mempunyai usus lebih pendek yaitu 0,69 kali panjang tubuhnya. Hal ini disebabkan karena pakan/organisme hewani memiliki struktur yang mudah dicerna serta keberadaan lambung pada ikan karnivora dapat mempercepat proses pencernaan makanan, sehingga tidak membutuhkan usus yang panjang untuk mencerna makanan. 2.7.2 Sistem Pencernaan Ikan Herbivora Ikan berjenis herbivora atau pemakan tumbuhan seperti Sicyopterus ouwensi mempunyai usus lebih panjang yaitu 5,54 kali panjang tubuhnya. Tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap panjang usus relatif antar perlakuan. Hal ini diduga disebabkan oleh komposisi nutrisi pakan yang tidak terlalu jauh berbeda. 2.7.3 Sistem Pencernaan Ikan Omnivora Ikan omnivora atau yang biasa juga disebut pemakan segala cenderung mempunyai struktur usus dengan vili yang pendek/rendah dibandingkan ikan karnivora pada umunya sehingga memerlukan waktu pencernaan yang lebih lama dari biasanya dan saluran pencernaan yang lebih panjang dari ikan lainnya.



BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ikhtiologi ini dilaksanakan pada 2, Mei 2021 pada pukul 10.00 WITA di Jl. Segara Indah no.17 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Adapun alat yang digunakan ialah sebagai berikut No Nama Alat Fungsi 1 Alat Tulis Untuk mencatat 2 Gunting Untuk membedah perut ikan 3 Kamera HP Untuk memfoto ikan 4 Lateks Untuk melindungi tangan 5 Masker Untuk melindungi wajah 6 Nampan Untuk meletakan ikan 7 Penggaris Untuk mengukur ikan 8 Pinset Untuk mengambil organ ikan 9 Pisau/Cutter Untuk memotong ikan 3.2.2



Bahan Adapun bahan yang digunakan ialah sebagai berikut No Nama Bahan Fungsi 1 Ikan Sebagai bahan percobaan



3.3 Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja ialah sebagai berikut: 3.3.1



Identifikasi dan Taksonomi a. Sediaan ikan diletakkan di atas bak preparat. b. Dilakukan pengukuran terhadap ukuran-ukuran tubuh ikan (morfometri). c. Dilakukan identifikasi dan dicari susunan taksonomi masing-masing sediaan dengan menggunakan bantuan buku Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. d. Ditulis klasifikasi masing-masing sediaan ikan. e. Dibuat deskripsi/ciri-ciri khusus masing-masing sediaan ikan.



3.3.2



Morfologi dan Anatomi a. Digambar bentuk morfologi tubuh ikan dengan posisi caput (kepala) di sebelah kiri dan beri keterangan bagian-bagiannya. b. Operculum diambil dengan jalan digunting pada bagian dorsal cranial sampai ke bagian ventro cranial operculum c. Rongga tubuh dibuka, dimulai dengan menggunting bagian posterior porus excretoris ke arah dorso cranial sampai ke bagian operculum. d. Bagian ventral tubuh ikan digunting ke arah cranial dari bagian porus



3.3.3



excretoris sampai ke bagian ventral branchia. Sistem Otot dan Rangka a. Siapkan ikan diatas alas nampan b. Potong ikan menjadi tiga bagian menggunakan pisau c. Bagian pertama yaitu potong pada bagian cephal tau kepala ikan d. Bagian kedua yaitu potong pada bagian truncus atau torso ikan e. Bagian ketiga yaitu potong pada bagian caudal atau sirp ekor ikan f. Lihat dan amati sistem otot pada ikan tersebut g. Selanjutnya ikan yang sudah dipotong menjadi tiga bagian tadi dibersihkan dangingnya hingga bersih hingga tersisa tulangnya h. Setelah bersih lihat dan amati sistem rangka pada ikan tersebut



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Identifikasi ikan Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil pengukuran sebagai berikut : Ikan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 26



Jenis Pengukuran TL (panjang total) SL (panjang standar) Hd L (panjang kepala) C Ped L (panjang batang ekor) Snt L (panjang moncong) Depth of dorsal (tinggi sirip punggung) Length of dorsal base (panjang pangkal sirip punggung) Orbital length (diameter mata) Depth of caudal peduncle (tinggi batang ekor) Body depth (tinggi badan) Length of pectoral (panjang sirip dada) Length of pelvic (panjang sirip perut) Forked length Post orbital length Pre Dorsal length Eye length (diameter lensa mata) Panjang bibir atas Panjang bibir bawah Tebal badan Tebal kepala Warna tubuh Habitat



Ikan Ekor Kuning (Caesionidae)



27 cm 20 cm 5 cm 7 cm 2 cm 3 cm 12 cm 1.2 cm 3 cm 8 cm 7 cm 4 cm 22 cm 3 cm 6 cm 0.8 cm 2 cm 1.5 cm 3 cm 2 cm Perak, merah, dan kuning Perairan karang



4.1.2



Taksonomi



Kunci Identifikasi Klasifikasi Kingdom Phylum Sub Phylum Class Sub Class Ordo Sub Ordo Famili Genus Spesies Common Name Local Name



: Animalia : Chordata : Vertebrata : Osteichthyes : Actinopterygii : Perciformes : Percoidea : Caesionidae : Caesio : Caesio cuning : Redbelly yellowtail fusilier : Ekor Kuning



Deskripsi/Cii-Ciri Khusus:



1. Warna kuning di ekornya 2. Sirip dada dan perut berwarna kemerahan 3. Tubuh bagian atas berwarna biru agak kehitaman sedangkan pada bagian bawah rahang berwarna putih kebiruan Gambar Tangan



Gambar Literatur



Sumber : www.fishbase.com



4.1.3



Morfologi



Acara ke



: 2



Tanggal



: 2/05/2021



Nama Ikan



: Ikan Ekor Kuning



Dosen



: Mahardika Rizqi Himawan S.Ik M.Si dan Dr. Paryono



Gambar Utuh (gambar + keterangan)



Bentuk Tubuh : Compressed



Kepala/Mulut (gambar)



Gigi (gambar)



Bentuk Mulut : Terminal Letak Mulut : Berada pada ujung depan kepala ikan



Bentuk gigi : Taring



Insang (gambar + keterangan)



Jenis Insang : Operkulum Ekor (gambar)



Bentuk Ekor : Bercagak Tipe ekor : Forked



Sisik (gambar + keterangan)



Bentuk sisik : Cycloid Lain-lain



Sebutkan ciri-ciri khusus ikan yang diamati a. Bentuk tubuh ikan (Compressed): Ikan ekor kuning memiliki tubuh yang besar dan agak memanjang. b. Dactylum: 0 c. Finlet: 0 d. Scute: 0 e. Corselet: 0 f. Sungut / barbel: 0



4.1.4 Anatomi Ikan Gambar Utuh (gambar + keterangan)



Sirip Punggung Tutup Insang Sirip Ekor Mata



Mulut



Sirip Dubur Sirip Dada



Bentuk Tubuh : Compressed



Sirip Perut



4.1.5 Sistem Otot dan Rangka a. Sistem Otot Belakang Kepala



Keterangan Gambar Cephal



4 5



1



3



1. 2. 3. 4. 5.



Epaksial Hipaksial Horizontal Skeletogenous Septum Mytom Myoseptum



2



Badan



Keterangan Gambar



Truncus



5



4



1



1. Epaksial 2. Hipaksial 3. Horizontal Skeletogenous Septum 4. Mytom 5. Myoseptum



3



2



Keterangan Gambar



Ekor Caudal



5 1



1. Epaksial 2. Hipaksial 3. Horizontal Skeletogenous Septum 4. Mytom 5. Myoseptum



4 3 2



B. Sistem Rangka Belakang Kepala



Keterangan Gambar



Ossa Cranialis



1



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



2



Supralecthrum Maxillary Dentary Interopercular Subopercular Preopercular Opercular



7 3 6



5



Badan



4



Keterangan Gambar



Ossa Vertebralis Truncus 1. 2. 3. 4. 5.



1



2



Neural Spine Neural Canal Neural Arch Centrum Transverse Processes



4



3 5



Keterangan Gambar Ossa Vertebralis Caudal



Ekor



1. 2. 3. 4. 5. 6.



1 2 3 6



4



5



4.1.6 Sistem Pencernaan



Neural Spine Neural Canal Neural Arch Centrum Transverse Processes Hypural



Usus



Panjang usus : 14 cm Tipe Usus: karnivora



Gambar Literatur



Sumber : taufiqabd.blogspot.com



4.2 Pembahasan 4.2.1 Identifikasi & Taksonomi Ikan Ikan ekor kuning berasal dari kingdom animalia familia dari caesionade, genus caesio dengan spesies caesio cuning. Ikan ini merupakan phylum dari chordata dan sub phylum dari vertebrata, selain itu ikan ini juga berasal dari class osteichthyes dengan sub class dari Actinopterygii dan ordo dari perciformes dengan sub ordo percoidea. Berdasarkan hasil pengamatan karakter morfologi, Ikan ekor kuning memiliki tubuh yang besar dan agak memanjang. Peristiwady (2006) menyatakan bahwa ikan ekor kuning (Caesio cuning) memiliki tubuh yang tinggi, agak panjang dan pipih. Mulut kecil dan terdapat sedikit gigi pada rahang, pada bagian depan rahang memiliki gigi berbentuk taring. Tubuh bagian atas berwarna biru agak kehitaman sedangkan pada bagian bawah rahang berwarna putih kebiruan. Sirip dada dan perut berwarna kemerahan. Ikan ekor kuning (C. cuning) memiliki rahang atas tunggal, biasanya 11 jari lunak pada sirip dubur, 45-51 sisik gurat sisi, tubuh lebar, biru keabu-abuan dengan sirip ekor dan punggung bagian atas berwarna kuning, sisi bagian bawah dan kepala merah mudah dengan tanda kuning (White, et al. 2013). Ikan ekor kuning memiliki bentuk badan memanjang, melebar dan gepeng. Dua gigi taring pada rahang bawah dan yang halus pada langitlangit. Sirip ikan ini memiliki jari-jari keras 10 dan 15 jari-jari lemah pada sirip punggung. Tiga jari-jari keras dan 11 jari-jari lemah pada sirip dubur. Ikan ini memiliki sisik tipis dan terdapat 52-58 pada garis rusuknya. Sisik-sisik kasar di bagian atas dan bawah garis rusuk serta tersusun horizontal, sisik pada kepala mulai dari mata. Menurut Allen et al. (2007), ikan ekor kuning dapat mencapai panjang hingga 50 cm. Ikan ekor kuning biasanya membentuk scooling yang besar dan dapat ditemui di kedalaman 1 - 60 meter. Makanan utama ikan ekor kuning merupakan zooplankton. Ikan ekor kuning memiliki kebanyakan memiliki system anatomi yang tidak jauh beda dari ikan lainnya contohnya seperti memiliki tiga jenis susunan urat yaitu otot polos, otot jantung dan otot bergaris, memilki sistem rangka yang normal seperti ikan lainnya, namun mungkin yang paling membedakan adalah bentuk mulut ikan ekor kuning ini yang memiliki mulut kecil dengan terdapatnya sedikit gigi pada rahang, pada bagian depan rahang memiliki gigi berbentuk taring. Memiliki karakteristik berbadan compressed. Berwarna kuning pada bagian atas sirip ekor dan bagian belakang. Bagian bawah dan perut putih atau kemerah-merahan (merah muda). Sirip dada, sirip perut, dan sirip anal, berwarna putih hingga merah muda (Carpenter, 1998) Habitat ikan ekor kuning adalah di perairan pantai karang, perairan karang dengan suhu perairan lebih dari 20oC. Untuk penyebarannya ikan ini lebih memilih tinggal perairan hangat di wilayah Indo-Pasifik tropis. Tidak ada anggota keluarga telah dicatat untuk memperpanjang ke perairan subtropis, tidak pula spesies hadir di Atlantik atau Karibia dan untuk kebiasaan makannya ikan ini tidak memiliki kebiasan tertentu atau khusus. Ikan ekor kuning pada umumnya hidup menetap atau relatif tidak berpindah dari habitat asalnya dan jarang berkeliaran jauh dari sumber makanan dan tempat berlindungnya. Hal tersebut dapat dikarenakan banyak ikan ekor kuning yang bersifat teritorial. Batas teritorialnya dapat didasarkan atas persediaan makanan, pola berkembang biak, banyaknya pemangsa, kebutuhan ruang atau lain sebagainya (Romimohtarto dan Juwana 2005) 4.2.2 Sistem Otot dan Sistem Rangka Ikan ekor kuning memilki beberapa jenis otot yang pertama pada bagian Cephal, yaitu Epaksial, Hipaksial, Horizontal Skeletogenous Septum, Mytom, dan Myoseptum, pada



bagian Truncus yaitu Epaksial, Hipaksial, Horizontal Skeletogenous Septum, Mytom, dan Myoseptum dan yang terakhir pada bagian Caudal yaitu Epaksial, Hipaksial, Horizontal Skeletogenous Septum, Mytom, dan Myoseptum. Sedangkan untuk pada bagian rangka ikan ini juga memiliki bentuk rangka yang sering juga kita temui di ikan pada umunya yang pertama pada bagian Ossa Carnialis adalah Supralecthrum, Maxillary, Dentary, Interopercular, Subopercular, Preopercular, dan Opercular, yang kedua pada bagian Ossa Vertebralis Truncus adalah Neural Spine, Neural Canal, Neural Arch, Centrum, dan Transverse Proces dan yang terakhir pada bagian Ossa Vertebralis Caudal adalah Neural Spine, Neural Canal, Neural Arch, Centrum, Transverse Proces, dan Hypural. 4.2.3 Sistem Pencernan Sistem pencernaan ikan ekor kuning terdiri dari kelenjar pencernaan, yang terdiri dari rongga mulut (bibir, langit-langit, dasar mulut gigi dan faring); esofagus, lambung, usus besar dan usus halus, kelenjar pencernaan, yang terdiri dari hati dan pankreas. Ikan ekor kuning ini mempunyai usus lebih pendek yaitu 0,69 kali panjang tubuhnya



yang menjadi ciri khusus ikan karnivora, hal ini disebabkan karena pakan/organisme hewani memiliki struktur yang mudah dicerna serta keberadaan lambung pada ikan karnivora dapat mempercepat proses pencernaan makanan, sehingga tidak membutuhkan usus yang panjang untuk mencerna makanan. Ikan ekor kuning merupakan ikan karnivora karena ikan ini memiliki taring pada bagian depan rahangnya yang berfungsi untuk merobek daging. Ikan ekor kuning ini tergolong ikan buas, dan cara makannya dengan makan ikan-ikan kecil dan crustacean yang berada di daerah pantai yang terdapat karang-karang.



BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Ikan ekor kuning memiliki nama latin Caesio cuning yang berasal dari famili Caesionade b.



susunan taksonomi ikan ekor kuning adalah sebagai berikut: 1. Kingdom 2. Phylum 3. Sub Phylum 4. Class 5. Sub Class 6. Ordo 7. Sub Ordo 8. Famili 9. Genus 10. Spesies



: Animalia : Chordata : Vertebrata : Osteichthyes : Actinopterygii : Perciformes : Percoidea : Caesionidae : Caesio : Caesio cuning



c. Ikan ekor kuning memiliki tubuh bertipe compressed yaitu berbentuk pipih dan gepeng kesamping, memiliki mulut bertipe terminal yaitu tipe mulut yang mulut terletak di ujung depan kepala ikan. Ikan ini memiliki mulut kecil dan terdapat sedikit gigi pada rahang, pada bagian depan rahang memiliki gigi berbentuk taring, sirip-siripnya memiliki jari-jari keras 10 dan 15 jari-jari lemah pada sirip punggung, tiga jari-jari keras dan 11 jari-jari lemah pada sirip dubur, dan punggung bagian atas ikan ini berwarna kuning, sisi bagian bawah dan kepala merah muda dengan tanda kuning. d. Ikan ekor kuning memiliki system organ yang tidak jauh beda dari system organ ikan pada umunya. e. Ikan ekor kuning memiliki mulut kecil dan terdapat sedikit gigi pada rahang, pada bagian depan rahang memiliki gigi berbentuk taring dan ikan ini adalah karnivora maka dari itu mempunyai usus lebih pendek yaitu 0,69 kali panjang tubuhnya. f. Ikan ekor kuning memiliki susunan bentuk otot yaitu Epaksial, hipaksial, horizontal, skeletogenous septum, mytom, dan myoseptum. Sedangkan untuk susunan rangkanya adalah pada bagian Ossa Cranialis terdapat Supralecthrum, maxillary, dentary, interopercular, subopercular, preopercular, dan opercular, pada bagian Ossa Vertebralis Truncus terdapat neural spine, neural canal, neural arch, centrum, dan transverse processes dan pada bagian Ossa Vertebralis Caudal terdapat neural spine, neural canal, neural arch, centrum, transverse processes dan hypural. g. Urat daging atau system otot pada ikan berdasarkan pergerakannya, otot dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging atau otot berdasarkan struktur dan fungsinya yakni otot polos, otot bergaris, dan otot jantung. Dari lokasi otot dari ika tersebut kita juga bisa membagi dua yaitu otot rangka yaitu otot bergaris dan otot non rangka yaitu otot polos dan jantung dan untuk system rangka ikan pada golongan vertebrata lainnya berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh.



5.2 Saran Saran yang bisa saya berikan untuk kegiatan praktikum kali ini adalah agar untuk kedepannya supaya kita bisa melakukan kegiatan praktikum di laboratoruim secara langsung agar kita semua bisa mendapatkan arahan secara langsung oleh dosen dan asisten praktikum dan agar kita bisa menggunakan peralatan lab secara lengkap.



DAFTAR PUSTAKA Zuhdi, M. F. & Hawis, M. 2020. Identifikasi Caesio Cuning Berdasarkan Karakteristik Morfometrik dan DNA Yang di Daratkan di Pasar Ikan Muara Baru, Jakarta. Jurnal Kelautan Tropis. Vol. 23(2); 199-206. Husni, M. B. 2002. Peranan Penting Ikhtiologi dalam Kegiatan Usaha Penangkapan ikan. Jurnal Iktiologi Indonesia. Vol.2(2);57-6. Indarsyah, I. J. , Hartati, S. T. & Wahyuni, I. S. 2007. Pertumbuhan sebaran ukuran panjang, dan kematangan gonad ikan ekor kuning (Caesio cuning) di perairan Kepulauan Seribu. Jurnal Budidaya Perikanan. Vol. 6; 293-298. Mujiyanto, Satria, H. & Sugianti, Y. 2010. Hubuhan Panjang dan Berat Ekor Kuning (Caesio cuning). Jurnal Budidaya Ikan Tropis. Vol 16; 972-977. Zamani, P. , Neviaty, W. Y. & Nggajo, R. 2011. Strategi Pengelolaan Sumberdaya Ikan Ekor Kuning (Caesio Cuning). Jurnal Saintek Perikanan. Vol. 6(2); 2011, 38 – 51.



LAMPIRAN 1. Cover



Halaman yang diambil



2. Foto Kegiatan saat praktikum