Laporan Praktikum Industri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DAN INDUSTRI “Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera)”



Disusun Oleh Kelompok: RYAN RUDI RUSANTO (D1B118082) INDAH RAMADANI ANWAR (D1B119036) RASYA PRATIWI RADIKAL (D1B119081)



PROGRAM STUDI/JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2021



I. PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk



mewujudkan



kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Yang ditanam bukanlah tanaman yang menjadi makanan pokok maupun sayuran untuk membedakannya dengan usaha ladang dan hortikultura sayur mayur dan bunga, meski usaha penanaman pohon buah masih disebut usaha perkebunan. Tanaman yang ditanam umumnya berukuran besar dengan waktu penanaman yang relatif lama, antara kurang dari setahun hingga tahunan. Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Arti kata kelapa (atau coconut, dalam bahasa Inggris) dapat merujuk pada keseluruhan pohon kelapa, biji, atau buah, yang secara botani adalah pohon berbuah, bukan pohon kacang-kacangan. Istilah ini berasal dari kata Portugis dan Spanyol abad ke-16, coco yang berarti "kepala" atau "tengkorak" setelah tiga lekukan pada tempurung kelapa yang menyerupai fitur wajah. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini. Kelapa dikenal karena kegunaannya yang beragam, mulai dari makanan hingga kosmetik. Daging bagian dalam dari benih matang membentuk bagian yang secara teratur menjadi sumber makanan bagi banyak orang di daerah tropis dan subtropis. Kelapa berbeda dari buah-buahan lain karena endosperma mereka mengandung sejumlah besar cairan bening, disebut "santan" dalam literature, dan ketika belum matang, dapat dipanen untuk diminum sebagai "air kelapa", atau juga disebut "jus kelapa".



Sejak dulu, tanaman ini telah berkembang pesat sebagai sumber pendapatan yang diandalkan oleh petani. Permintaan hasil produksi kelapa terutama dalam bentuk kopra secara umum meningkat, sehingga para petani terdorong mengembangkannya sebagai bagian dari peningkatan pendapatan keluarga. Bahkan, di beberapa daerah usahatani kelapa dalam merupakan salah satu alat ukur status sosial ekonomi seseorang; makin banyak jumlah pohon kelapa dalam, makin tinggi status sosialnya dan makin baik perekonomian yang bersangkutan, demikian pula sebaliknya (Lamusa, 2005). Nilai ekonomi tanaman kelapa yang paling menonjol terletak pada buah/biji kelapa itu sendiri. Dalam buah kelapa tersebut terdiri atas: Kulit buah, tempurung, daging, dan air buah. Daging buah kelapa dalam merupakan bahan baku dalam industri minyak kelapa dan dalam pengolahan lebih lanjut minyak kelapa dalam dapat menghasilkan minyak goreng untuk konsumsi. 1.2. Tujuan dan Kegunaan Praktikum Praktek lapangan ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui jenis tanaman perkebunan dan industri. Dan mengetahui botani dari tanaman kelapa. Kegunaan dari praktek lapangan  ini dilakukan yaitu agar mahasiswa mengetahui bahwa dengan adanya kegiatan ini dapat menambah skill dan pengetahuan mengenai cara budidaya tanaman kelapa.



II. TINJAUAN PUSTAKA Industri perkebunan kelapa sawit, tebu dan kakao menghasilkan berbagai jenis produk yang merupakan hasil samping tanaman ataupun hasil samping olahan pabrik. Bahan ini telah dimanfaatkan dengan berbagai tujuan, antara lain sebagai sumber energi, pupuk, bahan baku industri pulp, kertas, farmasi dan bioplastik (Ginting, 2012). Pertanian utama di Indonesia perkebunan kelapa telah dikembangkan secara luas dan menjadi komoditas. Perkebunan kelapa tidak bisa lepas dari keberadaan serangga di areal perkebunan, keberadaan dan aktifitas serangga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, udara, pH, suhu, Kelemaban, intensitas cahaya. Faktor tersebut merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan dan perilaku serangga dibandingkan faktor lainnya (Kartika et al., 2020). Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang memiliki peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Di Provinsi Jambi, perkebunan Kelapa Dalam itu tersebar di sepuluh kabupaten dan kota. Luas tanam Kelapa Dalam pada tahun 2014 mencapai 117.466 hektar dengan total produksi 107.566 ton. Produktivitas tanaman kurang dari 1 ton ha-1 dan bervariasi berdasarkan ekologi lahan (Biro Pusat Statistik, 2015).



III. METODE PRAKTIKUM



3.1. Waktu dan Tempat Praktek lapangan ini dilakukan di Konda kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara pada hari Minggu, 21 November 2021. 3.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktek lapangan ini adalah kamera handphone, kuisioner, tripod dan alat tulis menulis berupa pulpen dan kertas. 3.3. Prosedur Kerja Prosedur kerja pada praktek lapangan ini adalah menyiapkan pertanyaan yang akan ditanyakan oleh petani, menyiapkan kamera yang sudah siap untuk merekam dengan tripod sebagai tempat meletakannya dan memulai video dengan memberikan pertanyaan petani.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kusioner wawacara teknologi budidaya tanaman perkebunan dan industry: Tabel 4.1.1. Kusioner video pertama 1. 2. 3. 4.



Nama petani Umur petani Jenjang pendidikan Alamat petani



Edo 38 tahun SMA Sederajat Andoolo, kecamatan Andolo, Kabupaten Konawe Selatan,



5.



Jenis tanaman yang terdapat pada



6. 7. 8.



lahan perkebunan Umur tanaman kelapa Luas lahan perkebunan Subelum tanaman saat



Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kelapa, salak, langsat dan pisang



± 20 tahun 20-30 meter ini, Kelapa



sebelumnya terdapat tanaman apa 9. 10



saja Jenis perkebunan Hasil produksi



Tumpang sari 60-90 biji



. 11



Hama dan penyakit tanaman



Burung



. 12



Proses pembibitan



-



. 13



Pengelolahan pasca panen



Kopra dan minyak kelapa



. 4.1.2. Tabel 2 Kuisioner video kedua Botani Tanaman Kelapa 1.



Klasifikasi tanaman kelapa



2.



Morfologi tanaman kelapa



4.2. Pembahasan Pelasksanaan praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Perkebunan dan Industri ini kami lakukan di Andoolo, kecamatan Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara pada pemilik perkebunan tanaman kelapa yang memiliki luas lahan 20-30 meter. Dilahan ini tidak hanya di tanam kelapa tetapi berbagai macam buah seperti langsat, salak dan pisang. Menurut bapak Edo sebagai pemilik lahan perkebunan, tanaman kelapa di lahannya sudah ada sejak dia masih kecil sehingga dia tidak mengetahui proses pembibitannya dan cara penanamannya hanya menanam tanpa diberikan pupuk. Jarak tanamnya yaitu sekitar 5-10 meter tiap tanaman kelapa. Hama dan penyakit pada tanaman kelapa di lahan ini yaitu burung yang melubangi batang pohon yang menyebabkan proses produksi kelapa menurun. Cara pengendalian yang dilakukan bapak Edo yaitu hanya membiarkannya saja. Hasil panen tanaman kelapa sekitar 60-90 biji sekali panen. Untuk pengelolahan hasil pasca panen untuk masa sekarang menurut pak Edo hanya untuk konsumsi pribadi saja. Akan tetapi, awal-awal pembuahan tanaman dikelolah menjadi kopra dan minyak kelapa. Klasifikasi dan botani tanaman kelapa yaitu termaksud Spesies Cocos nucifera, Famili Palmae, satu – satunya dari genus Cocos, Ordo Palmales. Jenis-jenis tanaman kelapa yaitu : genjah, dalam dan hibrida. Berdasar tipe tajuk : Spericle, semi spericle, drooping dan Erect. Morfologi tanaman kelapa yaitu:



1.



Akar Kelapa tidak memiliki memiliki akar tunggang tunggang, tetapi akar serabutnya serabutnya lebat sekali, mencapai 4.000‐7.000 helai pada pohon yang telah dewasa. Jumlah perakaran tergantung pada pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah. Sebagian akar serabut tumbuh mendatar mendatar dekat permukaan permukaan tanah, dapat mencapai mencapai 10 ‐ 15 m. Akar tumbuh ke dalam sampai 3 ‐ 5 m, tetapi tidak mampu menembus lapisan yang keras. Jika ujung akar sampai pada permukaan air, bagian ujung akan berhenti



memanjang. Akar primer berukuran tebal rata‐rata 1 cm. Dari akar primer keluar cabang‐cabang yang berdiameter berdiameter lebih kecil yang disebut akar sekunder. Sudut yang dibentuk terhadap ujung akar primer biasanya lancip mendekati 90o. Akar‐akar primer bercabang‐cabang terus sampai tingkat yang keempat (kuarter).



Akar tertier keluar dari akar sekunder sekunder dengan diameter diameter lebih kecil dan berwarna lebih cerah. Pada bagian ujungnya tidak terdapat akar rambut. Fungsi akar rambut digantikan oleh bagian akar yang berdinding lunak seperti gelembung‐gelembung yang keluar pada permukaan akar yang terletak terletak di belakang belakang tudung akar (calyptra) (calyptra). Bagian ini berwarna muda panjangnya rata‐rata 5 cm, dan berfungsi menyerap air dan unsur‐unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dari permukaan akar tumbuh juga bagian‐bagian berwarna putih yang berfungsi mengatur pernafasan akar (pneumatophora). Dari bagian pangkal batang yang berada di atas permukaan tanah sering muncul akar tambahan (adventif roots) yang berfungsi sebagai sebagai akar pernafasan pernafasan, jika akar ini masuk ke dalam tanah, akan berfungsi sebagai akar biasa.



2.



Batang Kelapa hanya mempunyai satu titik tumbuh yang disebut umbut (bud) yang bertekstur lunak dan kaya akan gula. Batang kelapa tumbuhnya selalu mengarah ke atas dan tidak bercabang. Pada beberapa kasus jika umbut ini



terbelah maka dapat muncul pucuk sehingga sehingga batang bercabang. bercabang. Pohon kelapa tidak memiliki kambium, sehingga tidak memiliki pertumbuhan sekunder. Luka‐luka yang terjadi pada batang tid ka dapat pulih k b li em a karena pohon tid ka membentuk kalus {callus). Kelapa dalam perlu waktu 3 ‐ 4 tahun untuk dapat menampilkan batangnya di atas tanah, sedang genjah sekitar 2 tahun. Menurut Child (1994) selama 5 ‐ 10 tahun pertama pertama setelah tanam kecepatan pertumbuhan batang mencapai rata‐rata 1,5 meter per tahun, pada umur sekitar 25 tahun menjadi menjadi hanya 0 5, meter per tahun, dan susut menjadi menjadi 10 ‐ 15 tahun cm per tahun pada umur 40 tahun. Jika terjadi tekanan pertumbuhan (misalnya iklim yang kering), hal ini akan berbekas pada batang yang ditandai dari jarak bekas daun dan batang yang mempunyai ”pinggan”. Demikian Demikian pula, bekas tataran tataran atau luka di batang tidak dapat diperbaiki atau regenerasi karena pembentukan sel‐sel baru tidak terjadi jika batang telah terbentuk. Variasi morfologi Batang yaitu normal dengan bagian bawah membesar, pendek dan kecil , tanpa pembesaran bagian bawah dan Pendek dan besar dgn pembesaran bagian bawah.



3.



Daun Pada biji yang baru tumbuh, mula ‐mula terbentuk terbentuk 4 ‐ 6 helai daun yang tersusun satu membalut yang lain, sehingga merupakan selubung dan runcing sebelah ujungnya. Kelapa termasuk golongan tumbuhan berdaun lengkap karena mempunyai pelepah , tangkai , dan helaian daun. Pelepah daun melekat di batang dan meninggalkan bekas bila daun tersebut gugur. Jika dilihat dilihat dari susunan susunan anak daun, maka kelapa termasuk tumbuhan berdaun majemuk menyirip (pinnatus) dengan anak daun berbentuk pita. Kelapa dewasa mempunyai mempunyai 30 ‐40 daun pada tajuknya tajuknya. Secara umum setiap daun mempunyai panjang 5 ‐ 7 meter dengan 200 ‐ 300 anak daun. Panjang ana k daun bervariasi antara 90 ‐ 135 cm. Pada satu tahun diproduksi diproduksi 12 ‐ 18 daun tergantung tergantung pada tipe kelapa dan kondisi pertumbuhannya. Produksi daun pertahun



berkorelasi positif dengan produksi buah karena umumnya umumnya setiap daun pada tanaman tanaman dewasa mempunyai satu tandan atau manggar. Masa hidup daun mulai dari muncul hingga tua, atau mati adalah 2 5,  ‐ 3 tahun, sedangkan sedangkan daun muncul di tajuk setiap 3 atau 4 minggu. Diperlukan waktu sekitar 30 bulan untuk diferensiasi primordia sebelum daun muncul. Variasi morfologi daun yaitu daun normal, letak berseberangan. Berseberangan, tapi tiap lembaran tidak terpisah ada waktu daun membuka. Pelepah daun dengan warna kuning. Pelepah daun dengan warna hijau dan pelepah daun dengan warna coklat.



4.



Bunga Apabila kelapa telah mencapai tingkat umur tertentu (untuk kelapa jangkung berumur 4-5 tahun), infloresen/ karangan bunga berturut karangan bunga berturut-turut tumbuh keluar dari ketiak turut tumbuh keluar dari ketiak daun. Karangan bunga kelapa disebut mayang (belum membuka) atau manggar (telah mekar atau pecah). Karangan bunga di bagian luarnya diselubungi oleh kulit mayang disebut seludang mayang disebut seludang (spatha) (spatha). Panjang seludang Panjang seludang berkisar antara 80 - 90 cm. Satu manggar mempunyai 20-40 cabang (malai). Satu malai biasanya mempunyai 1 - 3 bunga betina pada bagian pangkal dan 250 - 300 jantan. Jadi satu manggar mempunyai 20 - 60 bunga betina dan 5000 - 12000 bunga jantan, Masa receptif sangat pendek antara 1 Masa receptif sangat pendek antara 1 – 4 hari. Jika tidak ada penyerbukan bunga betina akan jatuh/lepas dari tangkaina. Pada kelapa dalam masa receptif terjadi 3 – 4 hari sebelum masa pembungaan bunga jantan selesai. Karena itu penyerbukan sendiri kelapa dalam sulit Karena itu penyerbukan sendiri kelapa dalam sulit terjadi. Beberapa serangga penyerbuk yang penting adalah Apis indica, Apis florea dan Apis dorsato. Bunga betina yang tidak diserbuki akan layu, mengering dan gugur mengering dan gugur. Variasi Rangkaian Bunga (Infloresen) (Infloresen) Bercabang secara normal,



tidak bercabang (specata) , tidak



bercabang dengan daun sangat jarang, buah kecil dalam jumlah banyak,dan dua atau tiga infolresen pada tiap ketiak daun.



5.



Buah Memerlukan 3 – 4 minggu setelah inflorese membuka, bunga betina telah dibuahi dan mulai tumbuh menjadi buah. Dari jumlah buah yang terbentuk terbentuk, 1/2 ‐ 3/4 nya berangsur berangsur‐angsur rontok karena pohon tidak sanggup membesarkan semua buah yang ada. Dari buah yang tinggal pada umur tiga bulan masih akan gugur lagi sebanyak 3 ‐ 6%. Sejak bunga betina diserbuki diserbuki masih diperlukan diperlukan waktu 11‐12 bulan agar buah dapat dipanen.



V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan



5.2. Saran Saran saya pada praktikum ini yaitu mahasiswa dapat lebih memperhatikan dan mencatat semua apa yang dikatakan oleh narasumber agar nantinya dalam penulisan laporan tiak terjadi kekeliruan.



DAFTAR PUSTAKA Lamusa, A. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Dalam Di Desa Labuan Lele Kecamatan Tawaeli Kabupaten Donggala. 12(3) : 256-260. Ginting SP. 2012. Prospek Penerapan Teknologi Proses Pakan Berbasis Hasilsamping Industri Perkebunan Pada Ruminansia Kecil. Nugroho AA. 2017. Ironi Di Balik Kemewahan Industri Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Pembangunan dan Kebijakan Publik. 8(1). Kartika D., Dian M dan Yunita PP. 2020. Morfologi Serangga Pada Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera L.) Di Desa Tabala Jaya Kecamatan Karang Agung Ilir Kabupaten Banyuasin. Jurnal UNIC PGRI. 2(2). Biro Pusat Statistik. 2015. Jambi Dalam Angka 2014. BPS Provinsi Jambi. Jambi.