Laporan Praktikum Keselamatan Kerja Di Lab [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum Kimia Dasar



KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM



Jauza Kamil Djalle H021191038 Kelompok 2



LABORATORIUM KIMIA DASAR DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN 2019



LAPORAN PRAKTIKUM



KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM



Diajukan Oleh:



Jauza Kamil Djalle H021191038 Kelompok 2



Laporan praktikum telah diperiksa dan disetujui oleh:



Praktikan



Asisten



Jauza Kamil Djalle



Nurfina S.



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Laboratorium kimia adalah tempat yang digunakan untuk melakukan suatu percobaan atau penelitian yang disebut praktikum. Praktikum sangat dibutuhkan untuk mempelajari ilmu-ilmu kimia dan untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Bekerja di laboratorium kimia selalu berhadapan dengan kemungkinan risiko bahan kimia yang berbahaya atau kesalahan mekanis. Karena itu, diperlukan kesadaran terhadap bahaya di laboratorium (Arsyad, 2013) Selama melakukan kegiatan percobaan, kita dituntut untuk selalu waspada. Dalam melakukan suatu praktikum, kita tentunya harus mengetahui alat-alat yang digunakan saat praktikum. Alat-alat tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Seperti peralatan yang digunakan salah satunya alat pelindung diri (APD). Ketika menggunakan bahan kimia berbahaya, wadah bahan kimia harus selalu mencantumkan simbol peringatan tentang bahan kimia tersebut. Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun kerusakan fasilitas laboratorium yang sangat mahal. Supaya kita terhindar dari kecelakaan di laboratorium, kita perlu memahami keselamatan kerja di laboratorium dan selalu mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium. Maka karena itu, untuk memahami lebih dalam kita perlu mengkaji agar menambah pemahaman kita mengenai keselamatan kerja di laboratorium.



1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah menambah pemahaman mengenai keselamatan kerja di laboratorium. Keselamatan kerja di laboratorium berkaitan dengan alat perlindung diri (APD) dan pengenalan simbol-simbol bahan kimia berbahaya.



1.2.2 Tujuan Percobaan 1. Menambah pemahaman mengenai keselamatan kerja di laboratorium. 2. Mengenalkan alat pelindung diri (APD). 3. Mengenalkan simbol-simbol bahan kimia berbahaya.



1.3 Prinsip Percobaan Menentukan keselamatan kerja di laboratorium dengan berdasarkan memakai dan memperhatikan fungsi alat pelindung diri (APD) serta memperhatikan simbolsimbol bahan kimia berbahaya.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Keselamatan Kerja Laboratorium merupakan tempat kegiatan mahasiswa, dosen, peneliti dan sebagainya, melakukan kegiatan percobaan. Percobaan dilakukan dengan berbagai bahan kimia, peralatan penunjang dan instrumentasi khusus yang mampu menyebabkan terjadinya kecelakaan jika tidak tepat dalam prosedur yang digunakan (Budimarwanti, 2011 dalam Raharjo). Laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi pekerjanya, terhadap setiap kemungkinan terjadinya kecelakaan, sakit maupun gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang bebas dari rasa kekhawatiran akan kecelakaan dan keracunan seseorang dapat bekeraja dengan produktif dan efisien. Keadaan yang sehat dalam laboratorium, dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap pekerja untuk menjaga dan melindungi diri. Diperlukan suatu kesadaran dan tanggung jawab, bahwa kecelakaan dapat berakibat pada diri sendiri dan orang lain serta lingkungannya. Tanggung jawab moral dalam keselamatan kerja memegang peranan penting dalam pencegahan kecelakaan disamping dislipin setiap individu terhadap peraturan juga memberikan andil besar dalam keselamatan kerja (Imamkhasani, 1990:2). Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan kerugian material dan penderitaan dari yang paling



ringan sampai pada yang paling berat. Untuk menghindari risiko dari kecelakaan kerja sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan seperti pemakaian APD, apabila petugas laboratorium tidak menggunakan alat pengaman, akan semakin besar kemungkinan petugas laboratorium terinfeksi bahan berbahaya (Depkes RI, 1996/97). Menurut Undang-Undang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tahun 1970 Personal Protective Equipment (Alat Pelindung Diri) adalah wajib dipakai oleh praktikan. Sesuai dengan undang-undang di atas, praktikan wajib memakai alat pelindung diri untuk menjaga keselamatan kerja di laboratorium. Alat pelindung diri adalah bagian penting dalam penerapan keselamatan kerja di laboratorium. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 pasal 3 yaitu APD yang digunakan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Yang dimaksud dalam pasal ini meliputi pelindung kepala, pelindung mata dan muka, pelindung telinga, pelindung pernapasan, pelindung tubuh/badan, pelindung tangan, dan/atau pelindung kaki. Alat pelindung diri sesuai di atas terbagi atas: 1. Goggles Goggles melindungi lebih baik dari kacamata pelindung biasa karena mengitari area mata. Jika terjadi kecelakan pada situasi yang mungkin terjadi percikan cairan, uap logam uap, serbuk, debu dan kabut akan aman dan kecelakaan dapat diminimalkan. Pada pekerja di laboratorium pelindung mata menggunakan gogel.



Gambar 2.1 Google 2. Masker Masker berfungsi melindungi hidung dari zat-zat berbau, menyengat, dan dari debu yang merugikan dan berbahaya.



Gambar 2.2 Masker 3. Sarung tangan Sarung tangan yang dimaksud adalah Rubber neoprene or vinyl gloves. Material bahan ini seperti dengan sarung tangan karet hanya saja ada tambahan bahan kimia berupa neoprene atau vinyl sehingga bahan karetnya sintesis dari gabungan kedua zat tersebut. Menolak Permeasi dan terobosan dengan bahan kimia. Sarung tangan ini digunakan dalam penggunaan bahan kimia dan korosif, seperti aromatik, ester, keton, dan klorin.



Gambar 2.3 Sarung tangan 4. Jas lab Penggunaan jas lab di laboratorium berfungsi melindungi pekerja dari sentuhan bahan kimia baik padat maupun cairan, kontaminan dari bakteri maupun bahan toksis.



Gambar 2.4 Jas lab 5. Sepatu tertutup Sepatu yang dimaksud adalah sepatu tahan kimia (karet, vinil, plastik dengan jahitan sintesis untuk menolak penetrasi kimia) anti-statis, tahan suhu tinggi, pelindung listrik, dan kedap air.



Gambar 2.5 Sepatu



2.2 Simbol Zat Kimia Berbahaya Di setiap wadah bahan kimia harus mencantumkan simbol peringatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan karena sifat bahan kimia berbahaya tersebut. Bahan kimia biasa Berikut ini beberapa simbol bahan kimia dan penjelasan tentang sifat dan bahaya dari bahan kimia yang diberi label dengan simbol tersebut, yaitu: Tabel 1. Simbol zat kimia berbahaya dan peringatannya Simbol



Jenis bahaya



Bahaya/Peringatan Dapat menyebabkan kerusakan jaringan



hidup



menghancurkan Korosif



pakaian



dapat dan



peralatan logam yang berharga. Hindari kontak dengan kulit, pakaian, dan mata, tidak menarik napas atau menghirup uap pada waktu digunakan bahan korosif.



Dapat menyebabkan pembentukan api



akibat



pencampuran



gas,



termasuk gas alami cair yang Mudah terbakar



mempunyai titik nyala rendah pada tekanan normal di udara, sejenis gas hidrokarbon. Berhati-hati dari nyala api dan sumber panas. Jika dihirup, tertelan atau terserap pada kulit dapat menyebabkan sakit yang serius dan beberapa kasus kematian akibat dari bahan



Beracun



beracun seperti



oksida arsen,



sianida, senyawa thalium. Hindari kontak dengan anggota tubuh, jangan menghirup uap pada bahan beracun. Bahan-bahan



oksidator



jika



berinteraksi atau kontak dengan bahan yang mudah terbakar akan Oksidator



menghasilkan



ledaka,



karena



bahan ini memicu api. Hindari kontak dengan zat yang mudah terbakar.



Dapat



memperpanjang



atau



mengulangi ekspose ke selaput lendir



atau



kulit,



dapat



menyebabkan radang dan risiko Iritan



sensitisasi dari kulit. Hindari kontak dengan kulit, mata, tidak menarik napas atau megisap uap pada waktu menggunakan bahan iritan. Memperingatkan bahwa senyawa tertentu



Mudah Meledak



yang



penggunaannya



dapat meledak sebagai dampak dari pemanasan. Hindari benturan, percikan api, dan panas.



Melepaskannya



ke



lingkungan



memungkinkan adanya keracunan Berbahaya bagi



pada organisme air dan dapat menyebabkan efek yang kurang baik dalan jangka panjdang di



lingkungan



lingkungan. Hindari pelepasan ke lingkungan terutama dalam air.



Memungkinkan kerusakan hebat secara Harmful atau berbahaya



irreversible



untuk



kesehatan, baik secara single atau multiple



pembentukan



dengan



suspense,



partikel



karsinogen,



mutagen, dan teratogen. Resiko pada kulit atau saluran pernapasan. Hindari kontak dengan tubuh manusia.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa: 1. Alat pelindung diri yang umum terdiri dari pelindung mata, pelindung tubuh atau badan, pelindung tangan, pelindung kaki, dan pelindung pernapasan. Diantaranya seperti Masker, google, sepatu tertutup, sarung tangan, dan jas lab. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri agar menjaga keselamatan praktikan dari bahaya. 2. Mengenali simbol-simbol bahan kimia berbahaya berdasarkan sifat bahan kimia tersebut. Simbol-simbol tersebut terdiri dari: korosif, mudah terbakar, beracun, oksidator, iritan, mudah meledak, berbahaya pada lingkungan air, dan harmful.



2.2 Saran Saran untuk praktikum adalah harus selalu diperbarui dan penuntun praktikum lebih dilengkapi lagi agar praktikan tidak terlalu bingung mencari referensi laporan. Saran untuk laboratorium adalah senantiasa menjaga kebersihan laboratorium sebelum dan sesudah melakukan percobaan, melakukan perawatan rutin laboratorium dan alat-alat serta bahan-bahan praktikum di laboratorium dilengkapi lagi.



DAFTAR PUSTAKA



Dali. Seniwati. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. UPT-MKU Universitas Hasanuddin. Makassar. Solichin. dkk. 2014. Penerapan Personal Protective Equipment (Alat Pelidung Diri) pada Laboratorium Pengelasan. Jurnal Teknik Mesin. Volume 22, Nomor 1, 2014. Raharjo, dan Sri Harjanto. 2017. Penanganan Alat dan Bahan yang Baik Dalam Rangka Menunjang Kegiatan di Laboratorium Kimia. Jurnal Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia. Volume 13(2):58-60. Redhana, I Wayan. 2013. Identifikasi Bahan Kimia Berbahaya yang Digunakan dalam Praktikum Kimia SMA. Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III. Syakbania, Dinda Nur, dan Anik Setyo Wahyuningsih. 2017. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium Kimia. Higeia Journal of Public Health Research and Development. HIGEIA 1 (2) (2017).



LAMPIRAN