Laporan Praktikum Kimfar Antibiotik-1 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ELY
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I UJI GOLONGAN ANTIBIOTIK



NAMA



: SUSY ARIYANTI



KELAS



:C



NPM



: 19208075



PROGRAM STUDI DIII FARMASI AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANG BANDUNG 2020 UJI GOLONGAN ANTIBIOTIK I.



TUJUAN



a. Mahasiswa dapat mengetahui senyawa yang termasuk antibiotik b. Mahasiswa dapat mengetahui reaksi pada uji golongan antibiotik II.



DASAR TEORI Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikro-organisme hidup terutama fungi dan bakteri tanah, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana Inggris dr.Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Tetapi penemuan ini baru diperkembangkan dan dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey (Oxford). Kemudian banyak zat lain dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik di seluruh dunia, akan tetapi berhubung dengan sifat toksisnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat. Pertumbuhan dan pengerasan bakteri-bakteri dipengaruhi oleh berbagai macam zat kimia dalam lingkungan karena pengaruh zat kimia, maka bakteri seperti bergerak menuju atau menjauhi zat kimia itu. Suatu bahan diklasifikasikan sebagai antibiotika apabila : -



Bahan tersebut merupakan produk metabolisme (alami maupun sintesis).



-



Bahan tersebut adalah produk sintesis yang dihasilkan sebagai analog struktur suatu antibiotika yang terdapat di alam.



-



Bahan tersebut mengantagonis pertumbuhan atau keselamatan suatu spesies mikroorganisme atau lebih.



-



Bahan tersebut efektif dalam konsentrasi rendah.



Secara umum antibiotika terbagi atas: -



Penisilin Penisilin-G dan turunannya bersifat bakterisid terhadap terutama kuman



Gram-positif (khususnya Cocci) dan hanya beberapa kuman Gram-negatif. Contohnya : Benzilpenisilin,Fenoksimetilpenisilin Kloksasilin, Asam Klavulanat, Ampisilin dan Amoksisillin. -



Sefalosporin Spektrum kerjanya luas dan meliputi banyak kuman Gram-positif dan Gram-



negatif termasuk Escherichia coli Berkhasiat



bakterisid



dalam



fase



pembunuhan



kuman,



berdasarkan



penghambatan sintesa peptidoglikan yang diperlukan kuman untuk ketangguhan dindingnya. Contohnya : Sefaleksin, Sefamandol, Sefouroksin, Sefotaksim, Seftazidim, Aztreonam. -



Aminoglikosid Aktivitasnya bakterisid, berdasarkan dayanya untuk mempenetrasi dinding



bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Proses translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan. Efek ini tidak saja terjadi pada fase pertumbuhan juga bila kuman tidak membelah diri. Contohnya : Streptomisin, Gentamisin, Amiksin, Neomisin Paromomisin. -



Tetrasiklin Mekanisme kerja berdasarkan diganggunya sintesa protein kuman. Spectrum



kerjanya luas dan meliputi banyak cocci Gram-positif dan Gram-negatif serta kebanyakan bacilli, kecuali pseudomonas dan proteus. Contohnya : Tetrasiklin, Doksisiklin, -



Makrolida dan linkomisin Eritromisin bekerja bakteriostatis terhadap terutama bakteri Gram-positif, dan



spektrum kerjanya mirip penisilin-G. Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman,sehingga sintesis proteinnya dirintangi. Contohnya : Eritromisin, Azitromisin, Spiramisin,Linkomisin. -



Polipeptida



Khasiatnya adalah bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya dan kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga permeabilitas sel meningkat dan akhirnyasel meletus. Contohnya : Polimiksin B, Basitrasin, Gramsidin. -



Antibiotika lainnya Khasiatnya bersifat bakteriostatis terhadap enterobacter dan Staphylococcus



aureus. Berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman. Contohnya : Kloramfenikol, Vankomisin,Asam fusidat, Mupirosin, Spektinomisin. Berdasarkan mekanisme kerjanya antimikroba dibagi dalam lima kelompok: -



Antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonamid,



trimetoprim, asam p-aminosalisilat dan sulfon. -



Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel mikroba Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah penisilin, sfalosforin,



basitrasin, vankomisin,dan sikloserin. -



Antimikroba yang mengganggu keutuhan membran sel Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah polimiksin, golongan polien



serta berbagaiantimikroba kemoteraupetik, seperti antiseptik surface active agents. -



Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah golongan aminoglikosid,



makrolid, linkimisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. -



Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba Antimikroba yang termasuk kelompok ini ialah rifampisin dan golongan



kuinolon.



III.



ALAT DAN BAHAN NO



Alat/Bahan



Jumlah



1



Amoksisillin



Secukupnya



2



Eritromisin



Secukupnya



3



Tetrasiklin



Secukupnya



4



Kaki tiga



1



5



Beaker glass



1



6



Pembakar Bunsen



1



7



Tabung reaksi



8



8



Penjepit tabung



1



9



Spatel logam



1



10



Aseton



1 mL



11



HCl encer



2 mL



12



Kloroform



Secukupnya



13



H2SO4 pekat



Secukupnya



14



Pereaksi Benedict



1 mL



15



Air Brom



1 mL



16



Asam asetat



1 mL



17



Formaldehid



1 mL



IV.



PROSEDUR -



Amoksisillin



1. Uji aroma pembakaran Amoksisillin a) Masukkan 1 ujung spatel amoksisillin ke dalam tabung reaksi b) Panaskan di atas pemanas Bunsen c) Cium aroma yang timbul



- Eritromisin 1.



Reaksi eritromisin dengan aseton, HCl dan kloroform a) Masukkan ½ ujung spatel ke dalam tabung reaksi b) Tambahkan 1 mL aseton, kocok c) Tambahkan 2 mL HCl encer, kocok d) Tambahkan 2 mL kloroform, kocok e) Amati perubahan yang terjadi



2.



Reaksi eritromisin dengan H2SO4 pekat a) Masukkan ½ ujung spatel eritromisin ke dalam tabung reaksi b) Tambahkan 3-5 tetes H2SO4 pekat melalui dinding tabung c) Amati perubahan yang terjadi



1.



Tetrasiklin



Reaksi tetrasiklin dengan pereaksi Benedict a) Masukkan ½ ujung spatel tetrasiklin ke dalam tabung reaksi b) Tambahkan 1 mL pereaksi Benedict, kocok, amati perubahan c) Panaskan di atas pemanas Bunsen d) Amati perubahan yang terjadi



2. Reaksi tetrasiklin dengan Air Brom



a) Masukkan ½ ujung spatel tetrasiklin ke dalam tabung reaksi b) Tambahkan 1 mL air Brom c) Amati perubahan yang terjadi 3. Reaksi tetrasiklin dengan Pereaksi Liebermann a) Masukkan ½ ujung spatel tetrasiklin ke dalam tabung reaksi b) Tambahkan 1 mL asam asetat c) Tambahkan 1 mL kloroform, kocok d) Tambahkan 1 tetes H2SO4 pekat e) Amati perubahan yang terjadi 4. Reaksi tetrasiklin dengan Pereaksi Marquis a) Masukkan ½ ujung spatel tetrasiklin ke dalam tabung reaksi b) Tambahkan 1 mL Formaldehid, kocok c) Tambahkan 1 tetes H2SO4 pekat d) Amati perubahan yang terjadi 5. Reaksi tetrasiklin dengan H2SO4 pekat a) Masukkan ½ ujung spatel tetrasiklin ke dalam tabung reaksi b) Tambahkan 1 tetes H2SO4 pekat c) Amati perubahan yang terjadi



V.



HASIL PENGAMATAN



- Amoksisillin 1.



Uji aroma pembakaran Amoksisillin



No 1



Pengamatan Sebelum



Pereaksi Amoksisillin, Panaskan



di



Serbuk putih tidak berbau atas



Sesudah



Tercium



aroma



pembakaran



pemanas Bunsen



berbau karet



- Eritromisin 1. Uji reaksi Eritromisin dengan aseton, HCl dan kloroform No



Pereaksi



Pengamatan Sebelum



1



Sesudah



Eritromisin + aseton Serbuk sangat putih



Larutan 2 fase,



+ HCl + kloroform



bening di bawah, putih di atas



2. Reaksi eritromisin dengan H2SO4 pekat No



Pereaksi



Pengamatan Sebelum



1



eritromisin



dengan Serbuk sangat putih



H2SO4 pekat



-



Tetrasiklin 1. Uji reaksi Tetrasiklin dengan pereaksi Benedict



Sesudah Endapan pekat



hitam



No



Pereaksi



Pengamatan Sebelum



1



-



Tetrasiklin



+ Pasta kuning



Sesudah Hijau muda



pereaksi benedict - Panaskan



Hijau muda



Terbentuk endapan



2. Uji reaksi Tetrasiklin dengan Air Brom No



Pereaksi



Pengamatan Sebelum



1



Tetrasiklin



+



Air Pasta kuning



Sesudah Larutan kuning,



Brom



terdapat endapan putih



3. Uji reaksi Tetrasiklin dengan pereaksi Liebermann No



Pereaksi



Pengamatan Sebelum



1



Sesudah



Tetrasiklin + Asam Pasta kuning



Larutan oranye,



Asetat + kloroform +



terdapat



H2SO4 pekat



endapan



sedikit



4. Uji reaksi Tetrasiklin dengan pereaksi Marquis No



Pereaksi



Pengamatan Sebelum



1



Tetrasiklin



+ Pasta kuning



Sesudah Endapan oranye



formaldehid + H2SO4



pekat



pekat



5. Uji reaksi Tetrasiklin dengan H2SO4 pekat No



Pereaksi



Pengamatan Sebelum



1



VI.



Sesudah



Tetrasiklin + H2SO4 Pasta kuning



Ungu pekat agak



pekat



berminyak



REAKSI KIMIA 1. Amoksisillin



dipanaskan Bau terbakar ( bau karet)



2. Eritromisin



3. Tetrasiklin



VII.



PEMBAHASAN Praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk melakukan uji kualitatif golongan



antibiotik. Antibiotik yang digunakan sebagai sampel adalah amoksisillin, eritromisin dan tetrasiklin. Uji kualitatif yang dilakukan meliputi pemeriksaan organoleptis, perlakuan tertentu (pembakaran) dan uji reaksi dengan pereaksi tertentu.



Pemeriksaan organoleptis dilakukan dengan mengamati wujud sampel, yaitu amoksisillin berbentuk serbuk berwarna putih, eritromisin berupa serbuk yang sangat putih dan tetrasiklin berbentuk pasta berwarna kuning. Pembakaran dilakukan terhadap amoksisillin dengan cara melakukan pemanasan di atas pemanas Bunsen. Uji reaksi dilakukan terhadap eritromisin dan tetrasiklin. Pada sampel eritromisin dilakukan uji reaksi dengan dua perlakuan, yaitu eritromisin direaksikan dengan aseton, HCl dan kloroform dan yang kedua eritromisin direaksikan dengan H2SO4 pekat. Uji reaksi terhadap sampel tetrasiklin dilakukan lima percobaan yaitu tetrasiklin direaksikan dengan pereaksi Benedict, tetrasiklin direaksikan dengan Air Brom, tetrasiklin direaksikan dengan pereaksi Liebermann, tetrasiklin direaksikan dengan pereaksi Marquis dan tetrasiklin direaksikan dengan H2SO4 pekat.



VIII. KESIMPULAN 1. Amoksisillin setelah dilakukan pembakaran tercium bau karet. 2. Eritromisin setelah direaksikan dengan aseton, HCl dan kloroform terbentuk larutan 2 fase, bening di bawah, putih di atas. 3. Eritromisin setelah direaksikan dengan H2SO4 pekat, terbentuk endapan hitam pekat.



4. Tetrasiklin direaksikan dengan pereaksi Benedict terbentuk hijau muda kemudian dipanaskan terbentuk endapan. 5. Tetrasiklin direaksikan dengan Air Brom terbentuk larutan kuning, terdapat endapan putih. 6. Tetrasiklin direaksikan dengan pereaksi Liebermann terbentuk larutan oranye, sedikit endapan. 7. Tetrasiklin direaksikan dengan pereaksi Marquis terbentuk endapan oranye pekat. 8. Tetrasiklin direaksikan dengan H2SO4 pekat terbentuk endapan ungu pekat agak berminyak.



IX.



DAFTAR PUSTAKA



1. https://drive.google.com/file/d/1EufxA1NoAXUG29KuNnYl7kD4uGnf7UAi/view? usp=sharing Diakses tgl 11-12-2020 2. Fessenden. 2006. Kimia Organik EDISI KETIGA Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta



3. Fessenden, Ralph J., Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta. 4. Petrucci, Ralph H., Suminar. 1987. KIMIA DASAR. Penerbit Erlangga. Jakarta 5. https://www.academia.edu/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_FARMASI_II Diakses tgl 11-12-2020 6. https://wwwacademia.edu/LAPORAN_AKHIR_PRAKTIKUM_ANALISIS_INSTR UMEN Diakses tgl 13-12-2020