Laporan Praktikum Siklus Gait [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. TUJUAN Mengukur posisi sudut persendian sesuai dengan tahapan fase-fase dalam gait cycle dan menentukan fungsi interpolasi posisi sudut pada persendian selama satu proses gait. B. ALAT DAN BAHAN 1. Data movie gerak jalan 2. Software #1 video converter 3. Software Matlab



C. DASAR TEORI Berjalan adalah berpindahnya tubuh dari satu titik ke titik berikutnya dengan cara menggunakan kedua tungkai (bipedal : posisi tubuh selalu tegak selama proses berlangsung). Pola repetisi daripada penumpuan berat badan dari satu tungkai ke tungkai yang lain dengan heel-toe striding adalah fenomena yang membedakan manusia dengan hominids yang lebih primmitif (Napier, 1967). Berjalan merupakan suatu rangkaian dari gait cycle, dimana satu gait cycle dikenal dengan sebutan langkah (stride). Blaya (2000), mendefinisikan single gait cycle sebagai suatu periode dimana salah satu kaki mengenai landasan (ground), mengayun dan kaki tersebut kembali mengenai landasan. Siklus gait diperlihatkan oleh gambar berikut :



Gambar. Siklus gait (Swilling, 2005)



Siklus gait terdiri dari dua bagian, yaitu berdiri (stance) dimana kaki mengenai landasan dan bagian mengayun (swing) dimana kaki tidak mengenai landasan. Tahapan fase yang terjadi pada gait cycle (Swilling, 2005), adalah initial contact, loading response, midstance, terminal stance, pre swing, initial swing, mid swing, dan terminal swing.



Gambar. Pembagian gait cycle menurut (Blaya, 2005)



Gait cycle terdiri dari 2 periode, yaitu periode berdiri (stance) dimana anggota badan (kaki) mengenai landasan, dan periode mengayun (swing) dimana anggota badan tidak mengenai landasan. Gait cycle dibagi kedalam delapan fase yang memiliki tiga tugas fungsional anggota tubuh tersebut : weight acceptance (WA), single limb support (SLS), dan limb advancement (LA). Weight acceptance yaitu tugas fungsional anggota badan dalam menerima beban badan keseluruhan pada saat berjalan, melakukan penyerapan goncangan saat berjalan dari gaya jatuh bebas tubuh, stabilisasi awal dalam periode berdiri dan memelihara momentum forward progression. Tugas tersebut terdiri dari 2 fase pada gait cycle, yaitu initial contact/heel strike (HS) dan loading response/foot flat (FF). Periode berdiri diikuti dengan pendukung anggota tubuh tunggal (single limb support/SLS), terdiri dari fase midstance dan fase terminal stance. Selama melakukan tugas weight acceptance, anggota badan berdiri dengan tanggung jawab total untuk menahan berat tubuh sementara anggota tubuh lainnya berada pada periode mengayun. Tugas fungsional ketiga yaitu limb advancement, dimana terdapat empat fase yang berperan pada limb advancement: terminal stance, preswing, initial swing, midswing, dan terminal swing. LA dimulai pada akhir periode berdiri, dimana selama fase tersebut anggota bdan melakukan advancement untuk mempersiapkan fase berikutnya. Fase preswing melakukan sekaligus dua tugas, yaitu tugas fungsional sigle limb support dan limb advancement (Blaya, 2000) Vaughan (1999) menyatakan bahwa cara berjalan manusia merupakan penggambaran dari pendekatan top-down. Pada awal terjadinya proses gait, sebagai syaraf impalas yang terjadi didalam central nervous system (SSP) diakhiri dengan pembangkitan ground reaction forces (GRF) (anggota tibuh bagian bawah yaitu kaki). Karakteristik dari pendekatan tersebut berdasarkan pada sebab akibat, dimana ketika otot-otot diaktifkan akan membangkitkan gaya-gaya dan momen-momen yang saling berkaitan untuk mengeksekusi perintah system syaraf pusat, gaya-gaya dan momen yang terjadi mengakibatkan munculnya GRF pada kaki. Gaya gabungan dan momen-momen menyebabkan rigid link segment (paha, betis, kaki, dan lainnya) memindahkan dan menghasilkan gaya pada lingkungan luar. Berikut adalah interaksi antar urutan gait cycle dalam berjalan (Vaughan, 1999), yaitu : 1. Registrasi dan aktivasi perintah berjalan oleh system syaraf pusat (central nervous system)



Perpindahan sinyal berjalan system syaraf tubuh (peripheral nervous system) Kontraksi otot-otot yang dapat menghasilkan denyut tubuh (tension) Pembangkitan gaya dan momen dalam synovial joints Pengaturan gaya dan momen gabungan oleh rigid link segment berdasarkan antropometri tubuh 6. Perpindahan (gerakan) dari segmen-segmen untuk mengenalinya sebagai fungsi dari berjalan 7. Pembangktan ground reaction forces (GRF) 2. 3. 4. 5.



Gait cycle dibagi menjadi dua bagian, yaitu berdiri (stance), ketika kaki mengenai landasan, dan mengayun(swing), ketika kaki tidak mengenai landasan. Tahapan yang terjadi pada gait cycle dibagi menjadi delapan fase, yaitu initial contact(heel strike), loading response, mid-stance, terminal stance, pre-swing, initial swing, mid-swing, dan terminal swing. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu dari tiap fase tersebut disertai dengan gambaran fase tersebut: 1. Initial Contact/Heel Strike (HO)



Awal dari cara siklus berjalan. Sesaat kaki mengenai landasan, engkel berada dalam posisi normal, dan lutut dalam keadaan tertutup atau kaki lurus. Heal Strike (calcaneous) merupakan tulang pertama yang menyentuh landasan. Pada saat fase ini, kaki kanan(warna merah) yang berperan terlebih dahulu, sedangkan kaki kiri(warna biru) masih dalam fase yang terakhir dalam gait cycle yaitu terminal swing. Dari gambar dapat diketahui bahwa yang terjadi adalah pinggul tertekuk, lutut diperpanjang, dan pergelangan kaki yang dorsifleksi(pergerakan kaki ketika ditapakkan ke permukaan rata) ke arah netral. 2. Loading Response (Foot Flat)



Melakukan kontak sepenuhnya dengan landasan dan dalam keadaan rata (foot flat/FF) dengan landasan (lihat kaki warna merah). Waktu pemijakan kedua kaki ini dimulai ketika kaki melakukan kontak dengan landasan dan berlanjut sampai kaki yang lain terangkat untuk melangkah. Berat tubuh ditransfer ke kaki



kanan(merah).



Fase



ini



penting



untuk



penyerapan shock, penahan berat dan pergerakan maju. Untuk kaki kiri sedang melakukan fase pre-swing. Prosentase waktu yang dibutuhkan untuk fase ini adalah 10% dari seluruh waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gait cycle. 3. Midstance



Dimulai pada saat heel sesaat sebelum meninggalkan landasan sehingga kaki berada sejajar dengan kaki bawah bagian depan.tugas selanjutnya dari gait cycle adalah dukungan tungkai tunggal terhadap seluruh berat badan dan memberikan stabilitas pada leher ketika pergerakan harus berlanjut. Prosentase waktu yang dibutuhkan untuk fase ini adalah 10-30% dari seluruh waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gait cycle. 4. Terminal Stance (Heel Off)



Fase terminal stance pada saat heel kaki kanan (merah) meninggi (mulai meniggalkan landasan) dan dilanjutkan sampai dengan heel dari kaki biru mulai mengenai landasan. Dimulai ketika tungkai kaki kanan naik dan berlanjut sampai tungkai kaki kiri menyentuh landasan. Berat badan berpindah melebihi kaki kanan(merah) seiring dengan meningkatnya ekstensi pinggul yang meletakkan kaki pada sebuah posisi terseret. Prosentase waktu yang dibutuhkan untuk fase ini adalah 30-50% dari seluruh waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gait cycle. 5. Pre-Swing (Toe-Off)



Fase pre-swing dimulai dengan fase initial contact (heel strike) oleh kaki kiri (biru), dan kaki kanan (merah) berada posisi meninggalkan landasan untuk melakukan periode mengayun (toe-off). Fase ini adalah interval double stance kedua dalam gait cycle. Dimulai dengan initial contact kaki kiri(biru) dan diakhiri



oleh



tumpuan



ujung



jari



oleh



kaki



kanan(merah). Kontak dengan landasan oleh kaki



kiri(biru) menyebabkan kaki kanan meningkatkan fleksi plantar pergelangan kaki dan fleksi lutut serta menurunkan ekstensi pinggul. Transfer berat badan dari satu bagian tubuh ke sisi yang lainnya. Prosentase waktu yang dibutuhkan untuk fase ini adalah 50-62% dari seluruh waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gait cycle. 6. Initial Swing (Acceleration)



Fase initial swing dimulai pada saat telapak kaki kanan (merah) mulai diangkat dari posisi landasan. Dimulai ketika kaki meninggalkan landasan dan berakhir ketika kaki yang berayun berlawanan dengan kaki yang berdiri. Kaki kanan(merah) manjadi maju dengan



peningkatan



fleksi



pinggul



dan



lutut.



Pergelangan kaki hanya sebagian berdorsifleksi untuk meyakinkan jarak dengan landasan. Pada fase ini footdrop gait sangat terlihat. Kaki kiri dalam fase mid-stance. Prosentase waktu yang dibutuhkan untuk fase ini adalah 62-75% dari seluruh waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gait cycle.



7. Mid-Swing



Fase mid-swing yang dimulai pada akhir initial swing dan dilanjutkan sampai kaki merah mengayun maju berada di depan anggota badan sebelum mengenai landasan. Berlanjut dari fase titik akhir initial swing dan berlanjut sampai bagian tubuh yang berayun berada di depan badan dan tibia terlihat vertical. Kemajuan kaki kanan(merah) terselesaikan dengan fleksi pinggul selanjutnya. Lutut diperbolehkan diperpanjang dalam respon gravitasi ketika pergelangan kaki berlanjut dorsifleksi ke daerah netral. Kaki kiri dalam fase mid-stance yang agak terlambat. Prosentase waktu yang dibutuhkan untuk fase ini adalah 75-85% dari seluruh waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gait cycle. 8. Terminal Swing (Decceleration)



Fase terminal swing merupakan akhir dari gait cycle, terjadi pada periode waktu siklus dimana tungkai kaki mengalami perpanjangan maksimum dan berhenti pada saat heel telapak kaki kanan (merah) mulai mengenai landasan. Pada periode ini, posisi kaki kanan (merah) berada kembali berada depan anggota badan, seperti pada posisi awal gait cycle. Dimulai ketika tibia terlihat vertical dan berakhir ketika kaki menyentuh landasan. Pergerakan anggota badan disempurnakan dengan ekstensi lutut. Pinggul menjaga fleksinya dan pergelangan kaki kembali dorsifleksi ke daerah netral. Dari delapan fase di atas, dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian yang memiliki tiga tugas fungsional anggota tubuh, yaitu weight acceptance (WA), single limb support (SLS), dan limb advancement (LA). Berikut ini adalah bagan pembagian beserta keterangannya :



Gambar. Pembagian gait cycle(Jessica, Stanford University) a. Weight acceptance(WA)



Weight acceptance adalah tugas fungsional anggota badan dalam menerima beban badan keseluruhan pada saat berjalan, melakukan penyerapan goncangan saat berjalan dari gaya jatuh bebas tubuh karena gravitasi, stabilisasi awal dalam periode berdiri dan memelihara momentum forward progression. Tugas tersebut terdiri dari 2 fase pada gait cycle, yaitu initial contact/heel strike dan loading response/foot flat. b. Single Limb Support (SLS)



Periode berdiri diikuti dengan pendukung anggota tubuh tunggal (single limb support/SLS), terdiri dari fase midstance dan fase terminal stance. Selama melakukan tugas weight acceptance, anggota badan berdiri dengan tanggung jawab total untuk menahan berat tubuh sementara anggota tubuh lainnya berada pada periode mengayun(swing). c. Limb Advancement(LA) Pada tugas fungsional ini terdapat empat fase yang berperan, antara lain: terminal stance, pre-swing, initial swing, mid-swing, dan terminal swing. LA dimulai pada akhir periode berdiri, dimana selama fase tersebut anggota badan melakukan advancement untuk mempersiapkan fase berikutnya. Fase pre-swing melakukan sekaligus dua tugas, yaitu tugas fungsional



sigle limb support dan limb



advancement.



D. DATA HASIL PENGAMATAN Dari hasil pengamatan video yang telah diconvert menjadi gambar dan diolah dengan software matlab, didapatkan data sebagai berikut:



No



HIP



Nama



KNEE



ANGKLE



File



x



y



x



y



x



Y



1



0



3.5



36.5



51.29



327.79



127.6



573.79



2



1



2.5



37.5



51.55



327.5



127.54



573.36



3



2



3.25



37.25



53.58



327.51



127.59



573.07



4



3



0



0



52.44



326.81



128.45



573.26



5



4



0



0



52.03



327.9



128.45



537.25



6



5



2.5



35.5



61.63



327.02



128.11



573.03



7



6



5.5



36.5



55.42



321.92



128.49



572.95



8



7



21.08



28.08



70.59



319.125



129.9



572.72



9



8



94



18



125.91



314.25



135.35



573.19



10



9



153.27



10.38



164.31



313.59



137.5



573



11



10



190.89



4.37



180.65



321.55



137.5



577.08



12



11



217.65



12.57



195.61



323.83



138.93



554.38



13



12



286.2



16.9



233.86



313.86



142.91



532



14



13



357.06



25.5



287.17



303.82



157.73



492.91



15



14



418.5



45.35



395.5



313.5



218.31



469.65



16



15



430



39.35



0



0



271.45



541.16



17



16



445.83



37.83



545.85



298.08



605.43



549.65



18



17



483.5



39.61



577.09



307.04



628.81



557.5



19



18



0



0



626.58



313.83



634.47



558.2



20



19



640.5



26.5



667.26



315.26



637.32



558.79



21



20



686.5



29.5



690.98



318.38



638.98



558.79



22



21



721.5



29.83



709.42



320.57



639.91



558.79



23



22



724.16



31.27



710.98



322.01



639.61



558.97



24



23



718



29.5



709.18



321.75



639.14



558.55



25



24



744.64



37.5



716.26



320.5



639.55



556.27



26



25



758.78



42.35



723.7



315.6



641.11



552.6



27



26



796.13



50.59



752.94



311.98



649.72



534.19



28



27



810.92



57.21



760.94



308.87



654.14



527.5



E. ANALISIS DATA Dari data yang telah didapatkan, akan dilakukan analisis dengan menyajikannya menjadi grafik posisi sudut persendian dari tiap gambar dari hasil converter video terhadap waktu. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu gait cycle dari video yang digunakan



adalah 14 detik sedangkan gambar yang diambil adalah dua gambar tiap detiknya. Berikut ini adalah grafik posisi sudut sendi sumbu x terhadap waktu :



Grafik posisi sudut sendi sumbu x terhadap waktu Sedangkan untuk grafik posisi sudut sendi sumbu y terhadap waktu adalah sebagai berikut :



Grafik posisi sudut sendi sumbu y terhadap waktu



Perhitungan fungsi interpolasi posisi sudut sendi gait cycle pada tiga titik(hip,knee, dan ankle) menggunakan bantuan Ms. Excel untuk menentukan fungsi binomialnya 1. Hip



Grafik fungsi interpolasi hip sumbu x terhadap waktu



Grafik fungsi interpolasi hip sumbu y terhadap waktu



2. Knee



Grafik fungsi interpolasi knee sumbu x terhadap waktu



Grafik fungsi interpolasi knee sumbu y terhadap waktu



3. Ankle



Grafik fungsi interpolasi ankle sumbu x terhadap waktu



Grafik fungsi interpolasi ankle sumbu y terhadap waktu



Perhitungan posisi persendian pada tiap fase gait cycle berdasarkan waktu dari video yang digunakan, yaitu 14 detik. A. Initial contact / heel strike. (0% dari siklus berjalan)



t = 0% x 14s = 0s(dianggap pada detik pertama dari video) HIP



: x= 14,534;



y = 17,116



KNEE



: x= 12,294;



y = 320,37



ANKLE



: x= 58,118;



y = 576,23



B. Loading response / foot flat. (10% dari siklus berjalan)



t = 10% x 14s = 1,4s C. Mid-stance. (30% dari siklus berjalan)



t = 30% x 14s = 4,2s D. Terminal stance / heel off. (50% dari siklus berjalan)



t = 50% x 14s = 7s E. Pre-swing / toe off. (62% dari siklus berjalan)



t = 62% x 14s = 8,68 s F. Initial swing / acceleration. (75% dari siklus berjalan)



t = 75% x 14s = 10,5s G. Mid-swing. (85% dari siklus berjalan)



t = 85% x 14s = 11,9s H. Terminal swing / deacceleration. (100% dari siklus berjalan)



t = 100% x 14s = 14s Persamaan : • HIP : X = 0.0003t5 - 0.0157t4 + 0.1674t3 + 3.4727t2 - 22.238t + 14.534 y = 0.0003t5 - 0.0214t4 + 0.5416t3 - 5.6909t2 + 21.232t + 17.116



• KNEE : x = 0.0012t5 - 0.0865t4 + 2.1289t3 - 19.048t2 + 66.148t - 12.594 y = -0.0012t4 + 0.0702t3 - 1.2176t2 + 5.9632t + 320.37 • ANKLE : x = 0.002t5 - 0.1511t4 + 4.0662t3 - 43.56t2 + 175.21t - 58.118 y = -0.0002t5 + 0.0109t4 - 0.1727t3 + 0.5801t2 + 1.3057t + 567.23



Hasil Perhitungan : t



hip x



hip y



knee x



knee y



ankle x



ankle y



1.4



9.381959 6 9.694165 53.7137



48.19497 7



112.3863 4



37.08896 3



326.52



569.761 88



61.59894 8 59.7846



166.2183 2 99.4415



38.97788 2 16.2312



328.7645 5 323.6474



8.68



118.0933 4



86.80057



80.79886 7



319.4907 3



10.5



204.7615 2



148.1267 4



104.8581 4



11.9



279.9399 5



216.4589 4



157.7461 1



14



400.4272



344.1764



285.7052



9.423211 2 58.80680 9 124.1626 4 -298.3516



573.282 27 568.368 2 561.347 87



4.2 7



315.4224



551.938 59



313.1418 4



544.743 73



311.7348



536.490 2



Analisis Hasil Perhitungan :



Fase Initial contact Loading response Mid-stance Terminal stance Pre-swing Initial swing Mid swing Terminal Swing



Hip(x;y) 14.53;17.116 -9.38;48.19 -9.69;61.598 53.713;59.785 118.09;86.8 204.76;148.126 279.94;216.458 400.42;344.176



Knee(x;y) 12.294;320.37 112.39;37.09 166.22;38.978 99.44;16.231 80.798;-9.423 104.858;-58.806 157.746;-124.162 285.705;-298.352



Ankle(x;y) 58.118;576.23 326.52;568.76 328.76;573.28 323.64;568.36 319.49;561.347 315.422;551.938 313.141;544.743 311.734;536.49



F. PEMBAHASAN Pada praktikum ini akan dipelajari posisi sendi dalam siklus gait. Tujuan dari praktikum ini adalah mengukur posisi sudut persendian sesuai dengan tahapan fase-fase dalam gait cycle dan menentukan fungsi interpolasi posisi sudut pada persendian selama satu proses gait. Berjalan merupakan suatu rangkaian dari gait cycle. Satu siklus berjalan atau gait cycle adalah satu periode saat tumit salah satu kaki mengenai landasan (heel strike), mengayun, sampai tumit pada kaki yang sama tersebut mengenai landasan kembali. Satu siklus tersebut dikatakan satu siklus penuh atau total 100%. Satu gait cycle terdiri atas 2 fase, yaitu fase berdiri (stance phase) dan fase mengayun (swing phase). Tahapan fase yang terjadi pada satu siklus berjalan terdiri atas:



a. Initial contact (heel strike) b. Loading response (foot flat) c. Mid-stance d. Terminal stance (heel off) e. Pre-swing (toe off) f.Initial swing (acceleration) g. Mid-swing h. Terminal swing (deacceleration) Pengukuran posisi sendi dan penentuan fungsi interpolasi posisi sudut pada persendian dilakukan dengan menggunakan sebuah data movie orang berjalan, software video converter dan software matlab 7.0. Sebenarnya praktikum ini bisa dilakukan secara nyata dengan seorang praktikan yang memeragakan gerak berjalan untuk 1 siklus gait, hanya saja dibutuhkan ruangan khusus dan peralatan yang tidak dimiliki di laboratorium. Ketika praktikum, kami mengamati sebuah video seseorang yang berjalan atau melakukan gait cycle. Orang tersebut sudah dalam keadaan siap praktek, yaitu harus dalam ruangan yang telah ditentukan, memakai sebuah marker pada ketiga titik yang akan diteliti, yati hip (pinggul), knee (lutut) dan ankle (pergelangan kaki). Dari video tersebut kemudian di-convert menjadi image sesuai dengan keinginan kita dengan menggunakan software #1 video converter. Dari software tersebut kita bias menentukan banyaknya image yang kita inginkan untuk tiap detik video tersebut. Video yang digunakan berdurasi 14 detik dan setting yang digunakan pada software tersebut adalah 2 image tiap detik, sehingga akan dihasilkan 28 image yang menunjukkan pergerakan orang dalam video itu tiap detiknya. Setelah video selesai di-convert menjadi image, image tersebut diolah dengan menggunakan software pengolahan citra yaitu Matlab 7.0. proses pengolahannya adalah mendeteksi marker yang ada pada tiga titik persendian pada orang dalam video untuk diketahui posisi sudutnya. Dengan menggunakan kode program yang telah ditentukan, akan didapatkan posisi ketiga marker dalam posisi (x,y). pembacaan nilai (x,y) dimulai dari pojok kiri atas yang berperan sebagai titik (0,0) dan bergeser ke kanan untuk x positif dan ke bawah untuk y positif. Hasil proses pencitraan tersebut berupa gambar threshold dari image yang didapat dan hanya akn terlihat posisi markernya saja. Setelah diperoleh posisi hip, knee dan angkle dalam posisi x,y di 28 gambar yang ada, maka dibuat grafiknya menurut sumbu x dan sumbu y sekaligus grafik untuk mendapatkan persamaan interpolasinya kemudian menghitung interval waktu tiap-tiap fase dalam gait



cycle dengan menggunakan karakteristik maisng-masing fase. Seperti misalnya pada saat loading response, waktu yang dibutuhkan adalah 10-30% dari waktu keseluruhan gait cycle, yang dalam hal ini adalah 14 detik. Begitu juga untuk semua fase dalam gait cycle. Setelah itu dapat kita ketahui image mana yang mendekati nilai yang didapatkan dari hasil analisi data tersebut(yang sesuai dengan fungsi interpolasi). Dengan hanya data persentase waktu, dapat kita tentukan image mana yang sesuai dengan fase gait cycle tersebut. Tetapi dengan adanya interpolasi dapat mengetahui posisi sudut persendiannya. Dengan mengetahui posisi sudut persendian dari fase-fase gait cycle maka nantinya data ini bisa digunakan untuk mengetahui berbagai kelainan yang ditunjukkan dengan adanya ketidaknormalan pada cara jalan, fase gait cycle, serta sudut persendiannya. Seperti penyakit Spastic Cerebral Palsy dan beberapa penyakit yang berkaitan dengan otot ekstremitas bawah lainnya. G. KESIMPULAN 1. Posisi sudut persendian pada tiap-tiap fase gait cycle adalah sebagai berikut:



Fase Hip(x;y) Knee(x;y) Ankle(x;y) Initial contact 14.53;17.116 12.294;320.37 58.118;576.23 Loading response -9.38;48.19 112.39;37.09 326.52;568.76 Mid-stance -9.69;61.598 166.22;38.978 328.76;573.28 Terminal stance 53.713;59.785 99.44;16.231 323.64;568.36 Pre-swing 118.09;86.8 80.798;-9.423 319.49;561.347 Initial swing 204.76;148.126 104.858;-58.806 315.422;551.938 Mid swing 279.94;216.458 157.746;-124.162 313.141;544.743 Terminal Swing 400.42;344.176 285.705;-298.352 311.734;536.49 2. Berikut ini adalah fungsi interpolasi dari masing-masing persendian:  HIP : X = 0.0003t5 - 0.0157t4 + 0.1674t3 + 3.4727t2 - 22.238t + 14.534 y = 0.0003t5 - 0.0214t4 + 0.5416t3 - 5.6909t2 + 21.232t + 17.116  KNEE : x = 0.0012t5 - 0.0865t4 + 2.1289t3 - 19.048t2 + 66.148t - 12.594 y = -0.0012t4 + 0.0702t3 - 1.2176t2 + 5.9632t + 320.37  ANKLE : x = 0.002t5 - 0.1511t4 + 4.0662t3 - 43.56t2 + 175.21t - 58.118 y = -0.0002t5 + 0.0109t4 - 0.1727t3 + 0.5801t2 + 1.3057t + 567.23



DAFTAR PUSTAKA



Ama, Fadli dkk. 2012. Pedoman Praktikum Biomekanika & Biotransport. Surabaya : FSAINTEK, UNAIR. Blaya, J.A., 2000, Force-Controllable Ankle Foot Orthosis (AFO) to Assist Drop Foot Gait, Thesis, Master of Science in Mechanical Engineering, Massachusetts Institute of Technology. Kerrigan, D Casey et al. 1998. Gait Analysis. Philadelphia: Rippincott Ravens Publisher.http://mechse.illinois.edu/media/uploads/course_websites/k_gaitanalysis.20 091016.4ad931391ce4c4.08092333.pdf diakses pada tanggal 27 November 2012 pukul 6.38 WIB. http://zahstraces.blogspot.com/2012/04/gait-control-motor-learning.html diakses pada tanggal 27 November 2012 pukul 08.17 WIB.



LAMPIRAN :