Laporan Sitologi 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SITOLOGI 1



Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten



: Agni Halimah : B1A018003 : A2 :1 : Rahayu Nafisah



LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II



KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2019



I. PENDAHULUAN



Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel, penemu pertama adalah Robert Hooke, ia menentukan sel gabus yang tidak mempunyai membran atau tidak mempunyai protoplasma (sel mati). Sel terdiri dari sel tumbuhan dan sel hewan. Sel tumbuhan dan sel hewan berbeda, salah satu perbedaan khas yang dimiliki sel tumbuhan dibandingkan sel hewan adalah adanya dinding sel pada sel tumbuhan yang mengandung bahan selulosa. Dinding sel ini berfungsi untuk melindungi isi sel dan member bentuk pada sel tumbuhan. Sel tumbuhan memiliki organel khas yaitu vakuola, plastida, dan dinding sel. Vakuola terdapat di dalam sitoplasma, berisi cairan (getah) sel, memiliki membran tunggal yang disebut tonoplas yang bersifat semipermeabel (Syamsuri, 1997). Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma. Sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri berasal dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan (Johnson, 1965). II. TUJUAN Tujuan praktikum acara ini , antara lain: 1. Melihat bentuk-bentuk sel pada tumbuhan. 2. Mengamati bagian-bagian sel yang hidup, antara lain nucleus, sitoplasma, dan xantofil



III. MATERI DAN METODE



A. Materi Alat alat yang digunakan dalam praktikum sitologi ini adalah mikroskop, object glass+cover glass, laporan sementara, silet, kamera, alat tulis, baki preparat dan pipet tetes. Bahan yang digunakan pada acara praktikum sitologi ini adalah air, rambut buah kapuk randu (Ceiba pentandra), selaput dalam bawang merah (Allium cepa), irisan melintang batang singkong (Manihot esculenta), dan irisan membujur mahkota bunga Allamanda (Allamanda cathartica). B. Metode Metode yang dilakukan dalam praktikum acara sitologi antara lain: 1. Sebanyak 2-3 helai rambut buah Ceiba pentandra (Kapuk Randu) diambil lalu diletakkan di atas kaca benda, dan diteteskan air lalu ditutup dengan kaca penutup. 2. Irisan melintang empulur batang Manihot esculenta (Singkong) dibuat setipis mungkin, lalu diletakkan di atas kaca benda dan ditetesi air dan ditutup dengan kaca penutup. 3. Selaput bagian dalam umbi lapis Allium cepa (Bawang Merah) diambil, diletakkan di atas kaca benda, ditetesi air, dan ditutup dengan kaca penutup. 4. Irisan membujur mahkota bunga Allamanda cathartica dibuat setipis mungkin, diletakkan di atas kaca benda, ditetesi air, dan ditutup dengan kaca penutup. 5. Bentuk masing-masing preparat diamati dengan perbesaran 100 X kecuali preparat Allamanda cathartica (400 X), kemudian digambar dan diberi keterangan.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Keterangan : 1. Dinding sel 2. Gelembung udara Bentuk sel : Silindris 2 1



Gambar 1. Rambut Buah Ceiba pentandra (Kapu Randu) Perbesaran 100X Keterangan : 1. Dinding sel Bentuk sel : heksagonal



1



Gambar 2. Ø.L. Batang Manihot esculenta (Batang singkong) Perbesaran 100X



Keterangan : 1. Dinding sel 2. Nukleus 3. Sitoplasma Bentuk sel : Memanjang 1



2 3



Gambar 3. Selaput Bagian Dalam Umbi Lapis Allium cepa (Bawang Merah) Perbesaran 100X Keterangan : 1. Dinding sel 2. Xantofil Bentuk sel : Isodiametrik 2 1



Gambar 4. Ø.B. Mahkota Bunga Allamanda cathartica (Allamanda) Perbesaran 400X



B. Pembahasan Bagian-bagian dari sel lapisan dalam Allium cepa yang dapat diamati yaitu dinding sel, nukleus, dan sitoplasma. Secara morfologi, bagian tanaman bawang merah dibedakan atas akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Akar tanaman bawang merah terdiri atas akar pokok (primary root) yang berfungsi sebagai tempat tumbuh akar adventif (adventitious root) dan bulu akar yang berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan zat-zat hara dari dalam tanah. Akar dapat tumbuh hingga kedalaman 30 cm, berwarna putih, dan jika diremas berbau menyengat seperti bau bawang merah (Pitojo, 2003). Sitoplasma dan inti sel merupakan bagian dari protoplasma atau bagian dari sel yang hidup. Bentuk sel Allium cepa adalah memanjang. Bagian yang dapat diamati dari sel Allamanda cathartica adalah xantofil dan dinding sel. Bentuk sel mahkota Allamanda cathartica adalah isodiametrik. Allamanda cathartica adalah tanaman hias yang umum disebut sebagai bunga alamanda dan juga sering disebut sebagai bunga terompet emas, bunga lonceng kuning, atau bunga buttercup. Bunga alamanda berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan dan 6 banyak ditemukan di Brazil dimana bunga ini umum digunakan sebagai hiasan karena bentuknya yang indah (Winarto, 2007). Hasil pengamatan pada rambut buah Ceiba pentandra bagian yang terlihat yaitu dinding sel dan gelembung udara, susunan sel renggang, sel hanya berupa rongga sel yang dibatasi oleh dinding sel, dan selnya berbentuk silindris. Hal ini sesuai dengan pustaka, serat biji sel tunggal seperti kapuk, balsa, dan kapas berbeda dari serat alami lainnya seperti kayu. Serat selulosa uniseluler biasanya berbentuk oval- atau silinder, panjang dengan ujung runcing, dan memiliki dinding sel tipis dengan lumens besar, yang mengarah pada kepadatan serat rendah untuk kapuk dan balsa (Namhun, 2018). Kapuk randu atau kapuk (Ceiba Pentandra) adalah pohon tropis yang tergolong pada ordo Malvales dan famili Malvaceae (sebelumnya dikelompokkan ke dalam famili terpisah Bombacaceae), berasal dari bagian utara dari Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Karibia. Kapuk randu mudah sekali ditemui di Indonesia terutama di Pulau Jawa karena tumbuhan ini sangat cocok ditanam di daerah tropis seperti Indonesia (Wijayanti & Hendrawati, 2018). Hasil pengamatan pada rambut buah Ceiba pentandra bagian yang terlihat yaitu dinding sel dan gelembung udara, susunan sel renggang, sel hanya berupa rongga sel yang dibatasi oleh dinding sel, dan selnya berbentuk silindris. Hal ini sesuai dengan pustaka, serat biji sel tunggal seperti kapuk, balsa, dan kapas berbeda dari serat alami lainnya seperti kayu. Serat selulosa uniseluler biasanya berbentuk oval- atau silinder, panjang dengan ujung runcing, dan memiliki dinding sel tipis dengan lumens besar, yang mengarah pada kepadatan serat rendah untuk kapuk dan balsa (Namhun., 2018).



Bagian yang dapat diamati dari sel empulur Manihot esculenta yaitu dinding sel dan bentuk selnya yang berbentuk heksagonal. Hal ini sesuai dengan pustaka yang dikemukakan oleh Susanti et al., (2017) yang menyatakan bahwa sel empulur parenchyma Manihot esculenta yang tumbuh dalam intensitas cahaya 363 x 10 Lux dengan perbesaran 400x adalah sel empulur parenkim berbentuk segi enam atau heksagonal, dinding sel tipis, lunak dan ukuran sel tidak teratur. Sedangkan pada sel batang empulur parenkim Manihot esculenta itu tumbuh dalam cahaya Intensitas 1310 x 10 Lux adalah sel parenchyma empulur berbentuk segi enam, dinding sel tebal, keras,dan ukuran sel regular. Sel-sel beraneka ragam, baik bentuk dan ukurannya. Bentuk sel dapat berbentuk bulat, bulat panjang, memanjang berbentuk segi lima, segi enam, persegi banyak, pipih, atau berbulu. Sel tumbuhan memiliki berbagai macam bentuk, antara lain berbentuk persegi panjang misalnya sel epidermis umbi lapis bawang merah. Berbentuk seperti batang misalnya sel pada jaringan palisade di daun, dan berbentuk tak beraturan misalnya sel penyusun jaringan bunga karang di daun (Hidayat, 1995). Protoplas terdiri dari komponen protoplasmik dan nonprotoplasmik. Komponen protoplasmik ada yang bersifat cair yaitu sitoplasma. Protoplas merupakan bagian sel yang ada disebelah dalam dinding sel. Protoplas tersusun oleh bahan hidup dalam bentuk sederhana, yang disebut protoplasma. Pada sel tumbuhan protoplas terdiri atas komponen protoplasma dan komponen non protoplasma (Pudjoarinto et al., 2018). Protoplasma memiliki beberapa komponen penyusun yang terdiri atas sitoplasma, inti sel, butir-butir plastida dan mitokondria. Sitoplasma, merupakan benda hidup yang terdapat dalam sel, berbentuk cairan yang agak kental. Plasma terdapat 3 lapisan yaitu, Ektoplasma, Tonoplasma dan lapisan polioplasma. Inti sel (nukleus) berbentuk bulat telur, merupakan bagian yang penting dari protoplas karena merupakan sentral segala proses yang berlangsung dalam sel tersebut. Inti sel terdapat membran, retikulum, dan nukleolus. Butirbutir plastida, butir-butir plastida umumnya terdapat pada sel tumbuh-tumbuhan yang masih muda, didalam sitoplasma tetapi diluar inti sel (Kartasapoetra, 1991). Plastida sendiri dibagi menjadi 4 macam, yaitu leukoplas, amiloplas, khromoplas dan proteinoplas. Leukoplas, merupakan plastida yang tidak berwarna, biasanya terdapat pada sel-sel tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari atau radiasi. Berbentuk bulat kecil dan apabila terkena radiasi dapat berubah menjadi kloroplas. Amiloplas, berasal dari leukoplas, dapat membentuk amilum atau zat tepung. Plastida ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Biasanya terdapat pada akar-akar yang dapat menyimpan makanan seperti kentang, ubi jalar dsb. Kloroplas, merupakan plastida yang berbentuk lensa, terdapat dalam sel –sel yang letaknya pada jaringan terluar dekat batas/tepi. Plastida ini berfungsi penting dalam proses fotosintesis dan pembentukan prrotein. Kloroplas



mengandung dua pigmen yaitu klorofil dan karotinoid. Khromoplas, perubahan dari leukoplas dan khloroplas dapat menjadi khromoplas, seperti perubahan warna yang terjadi pada proses pemasakan buah. Zat warna atau pigmen pada khromoplas merupakan zat padat yang berbentuk seperti kristal, bentuk kristal tersebut dapat berbentuk jarum dan persegi (Kartasapoetra, 1991). Mitokondria, merupakan organel yang memiliki bentuk yang bermacam-macam, yaitu bulat memanjang, terkadang seperti busur dan terdapat bebas pada sitoplasma. Mitokondria mempunyai selaput rangkap, selaput dalamnya mengalami percabangan atau melipat-lipat ke arah dalam yang disebut kristal. Mitokondria memiliki fungsi untuk pernafasan yang di dalamnya terdapat enzim-enzim yang berperan dalam siklus krebs (Pudjoarinto et al., 2018). Transverse section/cross section (sayatan melintang) yaitu bagian tanaman disayat tegak lurus dengan sumbu horizontal dari bagian tanaman. bagian yang digunaakan seperti daun, kulit kayu (Bark), rhizoma, akar, buah dan biasanya tujuan dari pengamatan ini adalah untuk melihat susunan jaringan. Sedangkan Longitudinal Radial section (sayatan radial/membujur) yaitu bagian tanaman dipotong langsung pada bagian tengah dan sejajar dengan sumbu utama (vertical). sayatan digunakan untuk mengamati struktur paraenkim radial (sel baring dan sel tegak) (Abdul, 2005).



V. KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1.



Bentuk sel tumbuhan bermacam-macam, antara lain kubus, peluru, prisma, silindris, poliendris, dan memanjang.



2.



Bagian-bagian sel yang hidup antara lain nukleus, sitoplasma, plastida, mitokondria, diktiosom, retikulum endoplasma, ribosom, mikrobodi, sferosom, dan lisosom.



B. Saran Saran untuk praktikum kali ini adalah bahan-bahan yang disediakan sebaiknya masih segar, sehingga praktikan mudah mendapatkan irisan preparat. Praktikan sebaiknya lebih berhati-hati dan teliti saat mengiris preparat, agar preparat yang didapatkan bisa teriris tipis sehingga sel yang teramati lebih mudah dan jelas.



DAFTAR PUSTAKA



Abdul, Aryati., 2005. Bahan Ajar Biologi Umum. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo. Johnson, W. H. 1965. General Biology of Structural Plant’s cell Rine part and Winston. Jakarta: Cuyugoro. Kartasapoetra, A. G., 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Jakarta. Rineka Cipta. Kim, Namhun., 2018. Physical and Chemical Properties of Kapok (Ceiba pentandra) and Balsa (Ochroma pyramidale) Fibers. Journal of the Korean Wood Science and Technology, 46(4), pp. 393-400. Pitojo, S. 2003. Benih Bawang Merah. Yogyakarta : Kanisius. Pudjoarinto, A., Santosa, & I. Sumardi., 1993. Botani. Jakarta: Depdikbud. Susanti, Aziz, Astuti & Nuraeni. 2017. The Effect of Sunlight in Parenchyma Pith Cells Diameter of Manihot esculenta. Series: Materials Science and Engineering, 1(1), 15-30. Syamsuri, Y. 1997. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga. Winarto, W. P., 2007. Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal. Jakarta: Karyasari Herba Media. Wijayanti. & Hendrawati., 2015. Pemanfaatan Minyak Biji Kapuk (Ceiba Pentandra) Menjadi Methil Ester Dengan Proses Esterifikasi Transesterifikasi. Jurnal Seminar Sains Dan Teknologi. 1(1), Pp. 1-10.