Laporan Tahunan 2022 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TAHUNAN TIM PENANGGULANGAN HIV & AIDS



RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TABANAN TAHUN 2022



1. PENDAHULUAN Hingga saat ini HIV masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Jumlah penderita HIV di Indonesia ada 543.100 orang dengan perincian sebanyak 149.883 orang yang tesebar di 502 kabupaten atau kota sudah mendapatkan pengobatan dan mengakses terapi antiretroviral (ARV) dan sebanyak 30.100 orang dengan HIV (ODHIV) diperkirakan meninggal di mana 10.103 kasus kematiannya dilaporkan .Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah kasus Human Immunodeficieny Virus (HIV) turun 16,5% dari 50.282 kasus pada 2019 menjadi 41.987 pada 2020. Sebaliknya kasus Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) mengalami peningkatan 22.78% dari 7.036 pada 2019 menjadi 8.639 pada 2020. Sejak beberapa tahun belakangan ini telah banyak kemajuan dicapai dalam program pengendalian HIV di Indonesia. Berbagai layanan terkait HIV telah dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkannya. Kondisi ini membutuhkan penanganan secara komprehensif dan terstruktur di berbagai aspek secara terkoordinasi dari semua pihak yang terkai. Pelayanan tersebut meliputi penemuan kasus, penegakan diagnsosis , perawatan Dukungan dan Pengobatan ( PDP) penatalaksanakan infeksi oportunistik (IO), Penaganan pasien IDU, Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA), trsedianya layanan rujukan, pengembangan jejaring dengan puskesmas di wilayah kerja Kabupaten Tabanan lewat LKB (layanan komprehensif Berkesinambungan). Saat ini pelayanan Penanggulangan HIV/AIDS di poliklinik Pelangi Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan sudah ,mencamgkup hal-hal tersebut diatas.



II. LATAR BELAKANG Berdasarkan data dari ditjen PP & PL kemenkes RI bali menduduki peringkat ke 3 berdasakan prevalensi per 100.000 penduduk ini menandakan kasus dibali sangat tinggi. Begitu pukla dengan poliklinik VCT Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan sejak berdiri dari tahun 2007 dan untuk Pengobatan Dukungan dan perawatan (PDP) yang mulai berdiri sejak tahun 2010 memiliki jumlah kumulatif pasien yang semakin meningkat. Jumlah kumulatif yang menjalani perawatan HIV/AIDS sampai tahun 2022 berjumlah 1308 orang III. TUJUAN 1. Tujuan Umum Menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS melalui peningkatan mutu pelayanan. 2. Tujuan Khusus a. Menemukan kasusu HIV/AIDS sedini mungkin. Memutuskan rantai penularan dengan mensosialisasikan penggunaan kondom secara baik dan benar memperluas jangkauan pelayanan (berjejaring) b. Memberikan



pelayanan



pengobatan



pada



ODHA



sehingga



dapat



menurunkan angka kematian dan kesakitan terkait HIV/AIDS sehingga meningkatkan kualitas hidup ODHA. c. Menemukan dan pengobatan IO d. Memberikan pengobatan pada ODHA dengan resiko IDU e. Memberikan pelayanan pengobatan pada ODHA hamil guna meningkatkan kualitas hidup ibu dan mencegah penularan HIV dari ibu ke anak.



f. Menyelenggarakan pelayanan rujukan ( menerima maupun merujuk ke layanan lain) g. Mengembangkan jejaring dengan puskesmas-puskesmas di seputaran Kabupaten tabanan melalui program LKB ( Layanan komprehensif Berkesinambungan) h. Meningkatkan



dampingan



dan



dukungan



pasien



ODHA



dengan



meningkatkan kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) i. Meningkatkan jangkauan pasien LFU bekerja sama dengan pusksemas dan pendamping dari LSM yang sudah terlatih



IV. HASIL DAN CAPAIAN YANG DIDAPAT A. Jumlah penemuan kasus baru pasien HIV positif tahun 2022



35 30



32



31



31 28



27



27



25 20



19



20



tes reaktif



15 10



6



6



5



4



6 3



4 1



2



0 jan



feb



maret



april



mei



juni



juli



agustus



Penemuan kasus HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum daerah Tabanan itu di temukan melalui layanan VCT/KTS ( Voluntary Counselling and Testing) serta melalui PITC/TIPK (Provider Initiated Testing and counseling) merupakan layanana tes dan



konseling HIV terintegrasi disarana kesehatan yaitu tes dan konseling HIV yang diprakarsai oleh petugas kesehatan untuk kepentingan kesehatan dan pengobatan. B. Jumlah kasus HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin



12 laki-laki 20



perempuan



Berdasarkan gambar diatas jumlah kasus HIV/AIDS sampai Agustus 2022, jenis kelamin laki-laki 62,5% dan perempuan 37,5% .Jenis kelamin masih mendominasi kasus di Tahun 2022. C. Jumlah kunjungan kumulatif pasien yang masuk dalam perawatan HIV/AIDS di Polilklinik VCT Badan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tabanan dari tahun ke tahun terus meningkat, sampai agustus 2022 jumlah kunjungan kumulatif pasien masuk perawatan HIV/AIDS 1371 pasien.



1400 1132



1200 910



1000



1371



1003



798



800



635



600 400 200



1223



1308



256



339



437



533



113



0



D. Jumlah Pasien yang pernah mendapat terapi ARV termasuk pasien rujuk masuk dari tahun 2010 sampai Agustus 2022 1200 1000 800



600 400 200



54



127



193



267



345



439



560



660



756



874



960



1039



1109



0



Dari grafik diatas didapatkan jumlah pasien yang mendapatkan terapi ARV semakin meningkat tiap tahun



E. Jumlah Kasus Baru dengan Koinfeksi TB-HIV sampai Agustus 2022 2.5 2



2



1.5 1



1



1



1



1



0.5 0



0



0



0



F. Jumlah Kasus HIV/AIDS berdasarkan kelompok umur Agustus 2022 18 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0



12



0



0



3…



239



pasien dilaporkan meninggal 86



pasien dirujuk keluar dengan ART 0



pasien yang menghentikan ART



0



200 400 600 800 1000 1200 1400



Dari data diatas didapatkan pasien yang masih terapi ART dibandingkan dengan pasien yang pernah mendapat terapi ART adalah 64,11% sedangkan pasien yang pernah mendapat terapi ART dibandingkan dengan memenuhi syarat untuk terapi ARV sebesar 88.29 % , masih cukup bnyk pasien yang memenuhi syarat ARV tetapi belum mendapat ARV disebabkan pasien tidak hadir dalam perawatan HIV, mungkin meninggal tanpa ada pelaporan maupun pindah layanan tanpa pemberitahuan ke Rumah Sakit.Angka pasien tidak hadir dan gagal follow up menurun jauh dari tahun 2021 itu karena pendamping sudah mulai melakukan penjangkauan ke lapangan mulai januari 2022. Dari semua pasien yang lolos Follow up ada yg sudah meninggal, ada yang terapi dilayanan lain tetapi tidak melapor pada kita, ada pasien yang memang tidak mau berobat dengan alas



an tertentu , tetapi itu akan terus dilakukan follow up ke lapangan sampai pasien mau berobat kembali.



B. KASKADE



KROS



SEKSIONAL



LAYANAN



HIV



DI



RSUD



TABANAN KUMULATIF TAHUN 2020- AGUSTUST 2022 1400 1200



1109



1039



960



1000



1371



1308



1223



768



800



711



630



600 400



masuk perawatan HIV & ART



200 0 s.d 2020 s.d 2021



Mulai ART



sd agustus 2022



On ART



C. Jumlah ibu hamil yang masuk perawatan HIV/AIDS Agustus 2022 6 5



5



4 3 2



2



2



1



1



1



1



1



0 jan



feb



maret



april



mei



juni



0 juli agustus



D. Kaskade longitudinal pasien hamil perawatan HIV sampai Agustus 2022



umlah pasien yang pernah mendapat ART



13



Jumlah ibu hamil yang memenuhi syarat ART



13



jumlah ibu hamil masuk perawatan HIV



13



0



10



20



Dari kaskade diatas didapatkan pasien Hamil dengan HIV/AIDS mendapat terapi ARV 100%



E. Jumlah Kumulatif yang tidak hadir dan gagal follow up > 3 bulan



jumlah kumulatif yang tidak hadir dan gagal follow up >3 bulan jumlah



150



126 123 128 92



100



86



80



77



73



50 jumlah…



0 jan



feb maret april mei juni



juli agustus jumlah kumulatif yang tidak hadir dan gagal follow up >3 bulan jumlah



Jumlah pasien kumulatif yang tidak hadir/alfa merupakan masalah paling utama di layanan PDP ( Perawatan, Dukungan Dan Pengobatan). Pasien alfa bisa karena meninggal tanpa sepengetahuan petugas layanan, pindah terapi tanpa sepengetahuan layanan atau pasien merasa sudah sehat sehingga tidak mau melanjutkan terapi. Ketidakpatuhan pasien dalam menjalani terapi ARV tentunya akan berdampak buruk terhadap kwalitas hidup pasien ODHA sehingga meningkatkan morbiditas dan mortalitas terkait HIV. Maka dari itu upaya Tim Penanggulangan HIV Rumah Sakit Umun Daerah Tabanan sangat berupaya melakukan berbagai cara untuk mengurangi pasien alfa/LFU dengan cara konseling kepatuhan lebih intens, melakukan koordinasi dengan konselor puskesmas terkait penjangkauan pasien yang LFU serta bekerjasama dengan pendamping dari LSM



untuk mendampingi pasien, pasangan dari pasien maupun pihak keluarga bila mana pasien sudah membuka status HIV nya kepada pasangan atau keluarganya dan untuk di tahun 2022 angka LFU pasien terapi ARV menurun cukup banyak setelah dilakukan penjangkauan kelapangan, penurunan ini dikarenakan pasien LFU banyak yang meninggal tanpa sepengetahuan layanan, beberapa akhirnya paham dan mulai restart terapi ARV, ada beberapa yang melakukan terapi ARV dilayanan lain namun ada pula yang sudah di temui tapi belum siap untuk ARV kembali dengan berbagai alas an, dan ada juga yang memiliki alamat dari luar bali sehingga tidak bisa dijangkau oleh penjangkau. F. KEGIATAN KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA Kegiatan KDS dilaksanakan mulai Januari 2017 bekerjasama dengan yayasan spirit paramacita. Dari tahun 2022 pendamping yang bertugas dilayanan VCT Rumah sakit Tabanan maupun diseluruh puskesmas se-Kabupaten Tabanan berjumlah 5 orang dengan bergantian bertugas di layanan VCT dan bergiliran melakukan penjangkauan ke lapangan maupun ke puskesmas di wilayah kabupaten tabanan. Untuk kegiatan KDS ( Kelompok Dukungan Sebaya ) belum mulai dilakukan secara offline masih dilakukan melalui Group Whatsapp. G. Kegiatan Seminar/Pelatihan terkait HIV/AIDS Kegiatan pertemuan secara offline di tahun 2022 ini mulai dilakukan bersama Dinas Kesehatan Provinsi Bali tanggal 19 mei 2022 perihal Kick of Program Pengendalian HIV/AIDS GF NfMc 2022-2023 tingkat provinsi , tanggal 29 juni-1 juli dilakukan lokakarya pemeriksaan Viral Load HIV yang diadakan secara online oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia direktorat jenderal pencegahan dan pengendalian penyakit



yang diikuti oleh seluruh provinsi diindonesia. Tujuan pelatihan ini adalah memperjelas kegiatan mitigasi percepatana tes VL HIV, Membantu tercapainya target 95% yang ketiga adalah 95% ODHIV on ART mengalami supresi VL. Tanggal 7 juli 2022 mengikuti undangan peserta Semesterly Cascade Meeting and Data Validation at Provincial Level bertujuan untuk meningkatkan mutu data layanan tes dan pengobatan HIV dan IMS serta meningkatkan capaian pelayanan sesuai target pelayanan. Tujuan khususnya adalah meningkatkan ODHIV mulai ART, peningkatan pasien IMS yang diobati, Deteksi dini ODHIV LFTU sehingga ODHIV bisa dicari bersama pendamping ODHIV atau kader. Tanggal 23 Agustus 2022 mengikuti undangan peserta Semesterly Cascade Meeting and Data Validation at District Level yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan. Di bulan juli dan agustus 2022 Poliklinik VCT juga menerima OJT ( On Job Training) untuk 3 Puskesmas di Kabupaten Tabanan dan Rumah Sakit Nyitdah untuk melakukan training dalam melakukan pelayanan pasien HIV dalam rangka persiapan pembukaan layanan PDP di puskesmas dan Rumah Sakit Nyitdah Tabanan.



H. Capaian Hasil Pemeriksaan Viral Load (VL)



175 180



154



160



140 120 100 80 60 21



40 20 0



pasien cek Viral Load



tersupresi



tidak tersupresi



Dari 711 pasien On ART sampai agustus 2022, baru 175 pasien yang dilakukan cek Viral Load (VL) didapatkan 21 pasien yang tidak tersupresi, 154 orang tersupresi (88%) sehingga hal itu masih dibawah target (95%) target nasional. Dalam pengambilan sample ini kita ambil secara acak pasien sesuai kriteria cek VL yaitu pasien inisiasi baru, monitoring 6 bulan ARV, monitoring 12 bulan ARV, Monitoring tahunana ARV, Monitoring gagal virologi pertama, Monitoring gagal virologi ke dua. Sehingga dengan hasil VL ini , kita akan mengetahui tingkat resistensi virus terhadap ARV. Hal ini menjadi Tantangan bagi Tim Penanggulangan HIV Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan kedepannya untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam rangka meningkatkan hasil Viral Load tersupresi dengan cara meningkatkan konseling terapi ARV, meningkatkan dampingan pasien, melakukan menggantian/substitusi regimen yang diminum pasien dengan dosis 2x1 ( duviral-Neviral, Duviral-EFV, TDF-3TC-NVP) ke dosis 1x1 dengan terapi baru regimen TLD 1x1 tab yang merupakan obat terbaru yang memiliki resiko efek



samping paling rendah dan mempermudah pasien dalam minum obat sehingga harapan kita kepatuhan pasien lebih bisa ditingkatkan sehingga Viral Load pasien bisa tersupresi secara optimal. KAJIAN Kenyataan di lapangan bahwa semakin banyak pihak-pihak yang ikut berpartisipasi dalam penanggulangan HIV / AIDS semakin luas pemahaman dasar tentang HIV / AIDS di masyarakat, semakin tumbuh kesadaran untuk datang ke tempat pelayanan, semakin terungkap dan tergarap kantong2 kasus HIV/AIDS. Selain itu dengan mulai akan dilakukan PDP di puskesmas harapannya adalah memudahkan pasien dalam mengakses ARV sehingga angka LFU bisa diminimalisir. Fakta tersebut akan terus memberikan kontribusi meningkatnya kasus HIV / AIDS. Tentu nantinya akan mencapai fase klimaks; dimana semua kantong sudah tergarap dengan baik, masyarakat yang menyadari mempunyai risiko tertular mendatangai tempat pelayanan secara mandiri. Tingkat kepatuhan dalam berobat / mengikuti program pengobatan demikian baik dengan tingkat adherensi yang tinggi, akan dapat menekan angka kesakitan dan kematian. Dengan demikian akan terjadi penurunan jumlah kasus HIV / AIDS baru, meningkatnya kualitas hidup pasien ODHA.



KESIMPULAN DAN SARAN Pada periode 2021 ini masih terjadi trend peningkatan kasus AIDS, kelompok umur 25-49 tahun merupakan kelompok umur dengan jumlah kasus terbanyak, laki-laki lebih banyak dari perempuan. Jumlah pasien yang masuk perawatan HIV dan yang mendapat terapi ARV semakin meningkat dengan adanya peningkatan fasilitas , mutu layanan Konseling Tes Sukarela (KTS) , TIPK/PITC ( Tes Inisiatif Petugas Kesehatan) dan Pengobatan Dukungan dan Perawatan (PDP). masih adanya pasien yang tidak rutin mengambil ARV secara rutin sehingga mengakibatkan peningkatan resiko resistensi. Pasien yang rutin minum ARV mengalami peningkatan kualitas hidup di lihat dari meningkatnya grafik status fungsional pasien menjadi kerja atau mampu beraktifitas seperti sedia kala.