Laprak 4 Etilen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH ETILEN PADA PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU Putri Julianti1, Rizal Maulana Hasby2 Jurusan Biogi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Jl. A.H Nasution No. 105 A Bandung 40614 e-mail: [email protected] , [email protected]



ABSTRAK Salah satu ciri makhluk hidup adalah mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan adalah hormone, salah satu contoh hormone pada tanaman adalah etilen. Etilen merupakan hormon tumbuhan (fitohormon) berwujud gas yang biasanya diproduksi oleh tanaman dalam jumlah tertentu. Etilen adalah hormone yang dapat menghambat pemanjangan pada batang. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh etilen terhadap pertumbuhan kacang hijau. Ditanam kacang hijau pada media kapas dalam gelas plastik, kemudain dimasukkan kedam toples dengan 3 perlakuan. Perlakukan pertama ditambhakan dua buah tomat matang, perlakuan kedua ditambahkan dua tomat mentah dan perlakuan tiga sebagai kontrol. Setelah lima hari didapatkan perbedaan timggi batang pada setiap perlakuan yang diberikan. Keywords: Etilen, Pertumbuhan, Kacang Hijau



Pendahuluan Salah satu ciri makhluk hidup adalah mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan auksanometer. Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat meristematik. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan. Faktor-faktor tersebut dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan factor fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah hormon etilen. Etilen merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh (C2H4) yang pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas, sehingga disebut juga gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan mudah menguap pada suhu kamar. Etilen yang dihasilkan oleh tanaman memiliki peran ganda dalam mengontrol pertumbuhan sekaligus penuaan pada tanaman (Mubarok et al., 2020). Etilen sangat mempengaruhi pertumbuhan, perkecambahan secara umum, pembungaan dan perkembangan buah (Bahar et al., 2016). Etilen merupakan suatu gas pertumbuhan yang telibat dalam beragam proses seluler, perkembangan dan proses terkait stress pada tanaman. Sejumlah peran yang dimainkan oleh etilena contohnya penentuan jenis kelamin bunga, induksi bunga, pemanjangan tunas dan pengurangan daun (Pradani, 2020). Etilen merupakan hormon tumbuhan (fitohormon) berwujud gas yang biasanya diproduksi oleh tanaman dalam jumlah tertentu. Dengan adanya faktor cekaman lingkungan seperti naungan, kekeringan, kebanjiran, tekanan mekanis, pelukaan serta infeksi memicu tanaman untuk memproduksi etilen secara berlebihan yang menghambat pertumbuhan tanaman. Etilen ditemukan pada tahun 1800-an ketika gas batu bara digunakan sebagai bahan bakar untuk lampu jalan. kebocoran pipa – pipa gas menyebabkan pohon-pohon disekitarnya



2 of 4



mengugurkan daun sebelum waktunya, sehingga pada tahun 1879 seorang ahli fisiologi terkenal dari Rusia Dimitry Neljubow menyatakan bahwa gas etilen dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Kemudian pada tahun 1901-1926 Dimitry Neljubow mendemonstrasikan gas etilen yang merupakan faktor aktif dalam gas batu bara dan menunjukkan bahwa etilen menyebabkan respon rangkap tiga atau triple response pada kecambah kacang . Triple response yang dimaksud antara lain menghambat pemanjangan batang, menebalkan batang dan munculnya kebiasaan membuat lekukan (hook) yang menyebabkan batang tumbuh secara horizontal atau mendatar (Salisbury dan Ross, 1995). Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L. Wilzcek) termasuk suku polong - polongan Fabaceaeyang memiliki manfaat sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi, yang dapat digunakan dalam berbagai macam produk dan jenis makanan, dan merupakan salah satu komuditas pangan yang menjadi sumber energi pengganti selain kacang kedelai. Kacang hijau merupakan tanaman jenis Leguminoceae yang tahan akan kekeringan(Walesasi et al., 2016). Adapaun taksonomi tanaman kacang hijau sebagai berikut: 1. Kingdom: Plantae (Tumbuhan) 2. Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) 3. Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) 4. Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) 5. Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) 6. Sub Kelas: Rosidae 7. Ordo: Fabales 8. Famili: Fabaceae (suku polong-polongan) 9. Genus: Phaseolus 10. Spesies: Phaseolus radiatus L. Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, yang dinamakan kecambah (plantula). Awalperkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi. Imibibisi ini terjadi karena karena penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutriennutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh. Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan bayang lembaga (kaulikulus). Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui pengaruh etilen pada perkecambahan tumbuhan kacang hijau. Metodologi Praktikum ini dilakukan dirumah praktikan pada tanggal 28 Oktober – 1 November 2021. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah 3 buah gelas plastik, 15 biji kacang hijau, kapas secukupnya, toples sebanyak 3 buah, 2 tomat mentah dan 2 buah tomat matang. Langkah pertama adalah dimasukkan kapas secukupnya kedelam gelas plastik, diberi air pada kapas sampai kapas lembab, dimasukkan 5 buah biji kacang hijau pada masing – masing gelas plastik. Gelas plastik yang sudah diberi kacang hijau dimasukkan ke dalam toples dengan tiga perlakuan yang berbeda. Perlakuan pertama, dimasukkan gelas plastik kedalam toples kemudian ditambahkan dua tomat matang kedalam toples. Perlakuan kedua, dimasukkan gelas plastik kedalam toples kemudian ditambahkan dengan dua buah tomat mentah. Yang terakhir dimasukkan gelas plastik kedalam toples tanpa tambahan tomat. Diamati selama lima hari. Putri Julianti



Hasil dan Pembahasan Hasil dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 1. Hasil Perkecambahan kacang hijau selama 5 hari Rata – rata panjang batang pada perkecambahan kacang kedelai Dengan tomat matang Dengan tomat mentah Tanpa tomat 0,5 cm 0,9 cm 1,2 cm 0,8 cm 1,9 cm 2,3 cm 1,1 cm 2,3 cm 4,5 cm 3,1 cm 4,46 cm 6,5 cm



Hari ke-



Rata - rata panjang batang



Hari – 1 Hari – 2 Hari - 3 Hari - 4 Hari – 5 7



6.5



6 5



4.5



4



3.1



3 2.3 1.9



2 1 0



4.46



0 1



1.2 0.9 0.5



0.8



2



3



2.3 1.1 4



5



Hari ke dengan tomat matang



dengan tomat mentah



tanpa tomat



Grafik Rata - rata pertumbuhan batang tanaman kacang hijau



Hasil praktikum pengaruh gas etilen terhadap perkecambahan atau pertumbuhan kacang hijau. Dapat dilihat pada tabel dan juga grafik pada hari pertama rata – rata pemanjangan batangnya masih diangka nol, karena pada hari pertama biji kacang hijau baru memecah biji menjadi 2 bagian dan membentuk akar. Pada hari kedua didapat perpanjangan batang kacang hijau yang berbeda beda. Biji kacang hijau yang ditumbuhkan dalam gelas plastik kemudian ditambahkan tomat matang, pertumbuhan rata – rata batangnya adalah 0,5 cm, biji kacang hijau yang ditanmabahkan tomat yang belum matang rata – rata pertumbuhan batangnya adalah 0,9 cm dan biji kacang hijau yang ditanam tanpa ditambahkan tomat rata – rata pertumbuhannya adalah 1,2 cm. Pada hari ketiga, rata – rata pertumbuhan batang pada kacang hijau yang ditambahkan tomat matang, tomat mentah dan tanpa tomat masing – masing adalah 0.8, 1.9 dan 2.3 cm. selanjutnya pada hari keempat rata – rata pertumbuhan batangnya adalah 1.1 untuk kacang hijau yang ditambahkan tomat matang, 2.3 cm untuk yang ditambahkan tomat mentah dan 4.5 cm untuk tanpa tambahan tomat. Pada hari kelima, rata – rata panjang batang kacang hijau yang ditambahkan tomat matang adalah 3.1, untuk yang ditambahkan tomat mentah adalah 4.46 cm dan yang terakhir untuk tanpa tambahan tomat adalah 6.5 cm. Jika dilihat dari tabel dan grafik rata – rata pertumbuhan batang biji kacang yang ditambahkan tomat matang dan tomat mentah pertumbuhannya relative paling lambat dibandingkan dengan dengan biji kacang hijau yang ditanam tanpa tambahan tomat. Hal ini sesuai dengan literature, bahwa gas etilen yang diproduksi oleh tomat matang maupun tomat mentah dengan jumlah yang berbeda akan menghambat pertumbuhan batang tanaman. Dengan adanya faktor cekaman lingkungan seperti naungan, kekeringan, kebanjiran, tekanan mekanis, pelukaan serta infeksi akan memicu tanaman (tomat) untuk memproduksi etilen secara berlebihan dan akan menghambat pertumbuhan tanaman disekitarnya. Pengaruh Etilen pada Perkecambahan Kacang Hijau



4 of 4



Kesimpulan Etilen adalah fitohormon yang biasa dihasilkan oleh buah – buahan atau sayuran yang sudah matang dengan jumlah yang berbeda pada tiap buah ataupun sayuran. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa adanya gas etilen akan menghambat pertumbuhan batang tanaman. Rata – rata pertumbuhan batang yang ditambahkan tomat matang dan tomat mentah pertumbuhannya lambat dibanding dengan perlakuan kontrol (tanpa tomat). Selain menghambat pertumbuhan batang tanaman etilen juga menebalkan batang dan munculnya kebiasaan membuat lekukan (hook) yang menyebabkan batang tumbuh secara horizontal atau mendatar yang biasa disebut dengan triple respon. Daftar Pustaka Bahar, E., Yusoff, A. M., & Rasyad, A. (2016). CABAI ( Capsicum annuum L .) DI LINGKUNGAN DAN KONDISI IKLIM KABUPATEN ROKANHULU. Jurnal Sungkai, 4(2), 73–78. Mubarok, S., Al Adawiyyah, R., Rosmala, A., Rufaidah, F., Nuraini, A., & Suminar, E. (2020). Hormon etilen dan auksin serta kaitannya dalam pembentukan tomat tahan simpan dan tanpa biji Ethylene and Auxin , and Their Relation in the Development of Long Fruit Shelf Life and Parthenocarpy Tomatoes Pendahuluan. 19(3), 1217–1222. Pradani, H. R. (2020). Peran ethylane dalam pertumbuhan dan pengembangan tanaman the role of ethylane in plant growth and development. Anterior Jurnal, 19(2), 123–129. Salisbury FB, Ross CW. (1995). Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 Edisi ke - 4. Bandung : ITB Walesasi, K., Mantiri, F. R., Simbala, H., & Rumondor, M. (2016). KAJIAN ETHYLENE TRIPLE RESPONSE TERHADAP STUDY OF ETHYLENE TRIPLE RESPONSE ON SEEDLINGS OF THREE VARIETIES OF MUNGBEAN. Jurnal Ilmiah Sains, 16(2), 74–79. Lampiran



Memasukkan kapas kedalam gelas plastik kemudian dibasahi dengan air



Memasukkan gelas plastik kedalam toples Putri Julianti



Memasukkan 5 biji kacang hijau pada masing - masing gelas plastik



Hasil akhir (dari kiri dengan tomat matang, dengan tomat mentah dan tanpa tomat)