LK-03 - Tata Cara Penyusunan AKNOP - Tambak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TATACARA PENYUSUNAN AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan) JARINGAN TAMBAK



Buku tata cara penyusunan AKNOP jaringan irigasi tambak berisikan pedoman dan prosedur yang terorganisir bagi seluruh pelaksana operasional dan pemeliharaan jaringan tambak dan tata airnya. Buku pedoman ini merupakan suatu alat komunikasi kepada semua jenjang yang memberi informasi kepada mereka yang berhubungan dengan operasi & pemeliharaan, prosedur-prosedur dan metoda-metoda yang telah disetujui. Buku pedoman mengembangkan suatu pengertian umum mengenai interpretasiinterpretasi yang dengan demikian menghindarkan konflik dan perselisihan. Buku pedoman ini belum sempurna, untuk itu agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang berubah secara periodik sesuai dengan waktu, buku pedoman harus dimutakhirkan secara terus-menerus.



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



BUKU III: TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK −



Jaringan Tambak yang dimaksud dalam Tata Cara Penyusunanini adalah jaringan tambak dengan luas lebih dari 3.000 Ha.







Tata cara penyusunan AKNOP Jaringan Tambak ini dapat diterapkan pada jaringan yang sudah melewati proses penilaian kinerja jaringan tambak yang dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 / PRT / M /2011, Tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak.



Ruang LingkupPenyusunan Ruang Lingkup Tata Cara Penyusunan AKNOPJaringan Irigasi Tambak yang disusun ini mencakup : ( I ). Ruang Lingkup Kegiatan Operasi; ( II ). Ruang Lingkup Kegiatan Pemeliharaan; ( III ). Pemantauan dan evaluasi; ( IV ). Kelembagaan danOrganisasi; ( V ). Mekanisme Penyusunan AKNOP Jaringan Irigasi Tambak; ( VI ). Tata Cara Pembiayaan.



I. Ruang Lingkup Kegiatan OperasiJaringan Irigasi Tambak Operasi jaringan irigasi tambak adalah upaya pengaturan air irigasi tambak, danpembuangannya baik air asin maupun air tawar, termasuk kegiatan membukamenutuppintu bangunan irigasi tambak, dan menyusun rencana tata tanam. Tujuan Kegiatan Operasi Tujuan operasi jaringan irigasi tambak adalah untuk memenuhi kebutuhan air tambak,baik kualitas maupun kuantitasnya.



1.1. Sasaran Operasi Sasaran operasi jaringan tambak : a. Terciptanya kualitas air yang memenuhi syarat untuk kebutuhan budidayatambak; b. Terpenuhinya kebutuhan air suplesi dan pengendalian drainase, sesuaidengan kebutuhan budidaya tambak;



Page 2 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



c. Terhindarnya pengaruh kelebihan atau kekurangan air asin dan air tawaryang akan mengganggu kebutuhan air payau untuk kegiatan budidayatambak; dan d. Terhindarnya erosi/longsor pada tebing saluran. Tabel 1.1: Definisi Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Berdasarkan Landasan Hukum



Tabel 1.2: Cakupan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Berdasarkan Landasan Hukum



Page 3 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



1.2. Dasar Perencanaan Operasi Operasi jaringan irigasi tambak dilaksanakan dengan memperhatikan pasangsurut air laut, dengan memperhitungkan jumlah dan waktu kebutuhan airtambak, mulai dari masa pra produksi sampai dengan panen.Berdasarkan data-datahidrologi dan klimatologi yang ada serta rencana pola budidaya dan rencanatata tanam maka dibuat dasar perencanaan operasi. Penyusunan rencana tata tanam disusun oleh juru pengairan bersama-samakelompok pembudidaya, PPL.Berdasarkan rencana tata tanam yang telahdisepakati, pengamat pengairan membuat rencana operasi musiman, mingguandan harian.Rencana operasi yang dibuat oleh pengamat dijadikan dasarperencanaan operasi definitif yang disahkan oleh Balai Wilayah Sungai/provinsi/kabupaten/kota sebagai dasar pelaksanaan operasi dalam satu musimtanam. Bagan alir perencanaan operasi pintu air dapat dilihat pada Gambar 1.1.



Gambar 1.1. Bagan Alir Perencanaan Operasi Pintu Air (Sumber : Pedoman Umum Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut)



1.3. Perencanaan Operasi Rencana operasi dibuat oleh pengamat pengairan berdasarkan rencana pengaturan air yang disampaikan oleh juru pengairan.



1.3.1. Rencana Operasi Musiman Page 4 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Berdasarkan pola budidaya, disusun rencana pengaturan musiman kemudian rencana operasi setiap bangunan air disaluran sekunder dan tersier. Rencana tersebut menjelaskan kebutuhan operasi pintu air dan sasaran tinggi muka air saluran yang diinginkan selama berbagai tahap pertumbuhan budidaya yaitu berkisar antara 1,30 m pada waktu pasang dan 0,40 m sampai 0,60 m pada waktu surut. Pada tambak yang terletak di lokasi tidak ideal maka operasipemberian dan pembuangan air dilakukan dengan menggunakan pompa sesuaidengan kebutuhan. 1.3.2. Rencana Operasi Mingguan Rencana operasi mingguan dibuat untuk menetapkan elevasi muka air di salurandan cara pengoperasian pintu air berdasarkan kebutuhan budidaya aktual danfluktuasi pasang surut serta curah hujan yang terjadi setiap minggu. 1.3.3. Rencana Operasi Harian Rencana operasi pintu harian didasarkan pada target operasi mingguan. Hanya dalam kondisi tertentu (ekstrem) seperti banjir dan curah hujan sangat lebat, penjaga pintu berdasarkan pertimbangannya sendiri, operasi dapat menyimpang dari target yang telah ditetapkan guna penyesuaian operasi terhadap kondisiekstrem yang terjadi. Penyesuaian operasi didasarkan pada hasil-hasil pemantauan antara lain yaitu:



1.3.4. Rencana Operasi Definitif Berdasarkan rencana operasi musiman, mingguan, dan harian yang disampaikanoleh pengamat pengairan, kemudian Balai Besar/Balai Wilayah Sungaimemutuskan secara definitif operasi pintu air.



Page 5 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Sumber : Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak . Gambar 1.2: Rencana Operasi Definitif



1.4. Pelaksanaan Operasi Pintu Air Pelaksanaan operasi pintu air merupakan kegiatan pengaturan air sesuai denganyang telah direncanakan.Apabila terjadi kondisi darurat (misalnya banjir), operasipintu air segera disesuaikan untuk menanggulangi kondisi darurat tersebut. Sebagai pelaksana operasi di tingkat tersier adalah kelompok pembudidayasedangkan tingkat sekunder oleh juru pengairan atau PPA. Dalam menyusunrencana operasi pintu air, perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : a. Aspek pelayanan air (curah hujan, elevasi muka air saluran, operasi pintu,kualitas air); b. Aspek tanaman (luas budidaya, produksi, kerusakan budidaya); Page 6 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



c. Aspek banjir atau genangan (muka air banjir atau genangan dankerusakan);dan d. Aspek biaya O&P.



1.4.1 Prosedur Pelaksanaan Operasi a)



Operasi Normal



Pelaksanaan operasi pintu air didasarkan pada kondisi normal (tidak adabanjir/kekeringan/air terlalu asin/air terlalu tawar).Dasar pelaksanaan,operasi ini berpegang teguh pada rencana operasi yang telah ditetapkan. Apabila diperlukan tindak lanjut, penyesuaian operasi dapat dilakukan denganmudah, dan dicatat sebagai data pada tahap pemantauan. b)



Operasi Darurat



Jika dari hasil evaluasi keadaan lapangan memperlihatkan keadaan daruratseperti kebanjiran, kekeringan, air terlalu asin, air terlalu tawar, perubahankarena terjadi pencemaran, maka prosedur operasidilaksanakan dalamkeadaan darurat.Operasi darurat dilakukan setelah ada koordinasi antara stafO&P dan kelompok pembudidaya.



1.4.1.1. Operasi Pintu Air di Saluran Sekunder Pengoperasian pintu air di saluran sekunder dapat dilakukan bila telah adabangunan pengatur air, pengoperasian bangunan tersebut mengikuti apa yangtelah diuraikan dalam rencana operasi pintu air, kecuali adakesepakatan antara pihak-pihak terkait yang mengatur pengoperasian yang harusdijalankan karena kondisi darurat. Aturan pengoperasian secara normal harusdiikuti.Untuk keadaan musim kering dan musim hujan yang ekstrem hanya dapatdiikuti apabila disepakati oleh staf O&P dan perwakilan dari kelompokpembudidaya. Beberapa opsi operasi yang diterapkan pada bangunan air disaluran sekunder, yaitu : a. Pengisian dan Pembuangan Terkendali Operasi bangunan air di saluran sekunder adalah pembuangan, pengisian,dan retensi.Pengisian terkendali dilakukan selama periode pasang purnama(spring tide).Pasang purnama adalah pasang dimana taraf muka air palingtinggi pada sungai atau jaringan dengan periode ulang sekitar 14 hari. Pembuangan terkendali dilakukan pada waktu pasang perbani (neap tide). Pasang perbani adalah taraf muka air paling rendah pada sungai atau jaringandengan periode ulang sekitar 14 hari.Waktu diantara pasang purnama danpasang perbani pintu air diatur untuk mempertahankan muka air saluransekurang-kurangnya 40 cm – 60 cm di bawah permukaan air tambak. Pintu sorong dibuka dan pintu klep beroperasi secara otomatis gunamemungkinkan pembuangan pada ketinggian tertentu berlangsung terusmenerus.



Page 7 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



b. Penggelontoran Pada 1 – 2 hari sebelum pasang purnama, dilakukan pembuangan maksimumdengan membuka semua pintu air. Apabila proses pembuangan hari pertamadianggap belum cukup maka perlu dilanjutkan pada hari berikutnya. Kemudian dilakukan pemasukan air segar pada saat pasang purnama. Dianjurkan agar penggelontoran dilakukan juga pada saluran sekunder gunameningkatan pelayanan air pada waktu musim tanam berikutnya. c. Operasi Darurat Operasi darurat dilakukan jika muka air di saluran primer terlalu tinggi(terutama pada musim hujan), dan dapat mengakibatkan banjir, adanyalimbah organik dan kimia yang datang dari bagian hulu atau ada seranganhama. Untuk mengatasinya dapat dilakukan penutupan pintu air sehingga airtidak masuk ke saluran sekunder. Jika terjadi serangan hama pada arealtambak, pintu air dioperasikan pada posisi pembuangan.



1.4.1.2. Operasi Pintu Air di Jaringan Tersier Apabila di saluran tersier terdapat bangunan pengatur air, pengoperasiannyamengikuti apa yang telah diuraikan pada Rencana Operasi Pintu Air (Tabel 1.3. s/d 1.8.), kecuali ada kesepakatan antara Pemerintah dan kelompok pembudidaya bahwaaturan pengoperasian lain harus diikuti. Mengingat saluran tersier berhubungan langsung dengan petak tambak, makaproduk-produk hasil pencucian lahan seperti asam dan zat besi (Fe) akanterakumulasi pada saluran tersier. Oleh karena itu, secara teratur perlu dilakukanoperasi pintu untuk penyegaran air guna mendukung produktivitas lahanbudidaya. Jika jaringan irigasi tambak masih berupa sistem saluran terbuka, yaitu suatusistem tanpa bangunan pintu pengatur air, baik pada jaringan tersier maupunpada tingkat yang lebih tinggi, pengaturan pada sistem terbuka ini hanya mungkindilakukan di petakan tambak.



Page 8 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Tabel 1.3. Operasi Pada Jaringan Irigasi Tambak Yang Belum Ada Pintu Untuk Budidaya Monokultur Udang



Sumber : Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak. Tabel 1.4. Operasi Pada Jaringan Irigasi Tambak Yang Belum Ada Pintu Untuk Budidaya Polikultur Udang dan Bandeng



Sumber : Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak .



Page 9 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Tabel 1.5. Operasi Pada Jaringan Tambak Yang Sudah Ada Pintu Air Untuk Budidaya Monokultur Udang



Sumber : Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak . Tabel 1.6. Operasi Jaringan Irigasi Tambak Yang Sudah Ada Pintu Air Untuk Budidaya Polikultur Udang dan Bandeng



Sumber : Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak .



Page 10 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Tabel 1.7. Operasi di Jaringan Irigasi Tambak Yang Belum Ada Pintu Air di Saluran Pada Keadaan Bera (Tidak Ada Tanaman)



Keterangan: - Masa tidak ada tanaman (masa bera) biasanya pada saat musim gantung karang (pada saat perbedaan pasang surut rendah < 1 meter) - Pemasukan adalah upaya untuk memasukan air ke petakan tambak. - Pengeluaran adalah upaya untuk mengeluarkan air dari petakan tambak Tabel 1.8. Operasi di Jaringan Tambak Yang Sudah Ada Pintu Air di Saluran Pada Keadaan Bera (Tidak Ada Tanaman)



Sumber : Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak



II. Ruang Lingkup Kegiatan Pemeliharaan



Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan jaringan irigasi tambak adalah upaya menjaga dan mengamankanjaringan irigasitambak agar selalu dapat berfungsi dengan baik gunamemperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan keberlanjutannya. 2.1. Sasaran Pemeliharaan Sasaran pemeliharaan jaringan irigasi tambak adalah terjaminnya kondisi danfungsi jaringan tambak. 2.2. Jenis Pemeliharaan Jenis pemeliharaan jaringan irigasi tambak terdiri atas pemeliharaan rutin,pemeliharaan berkala, dan perbaikan darurat.



Page 11 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



2.2.1. Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan rutin adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan tata airjaringan irigasi tambak, agar selalu dapat berfungsi dengan baik gunamemperlancar operasi dan mempertahankan keberlanjutan fungsi dan manfaatprasarana jaringan tambak yang dilakukan secara terus-menerus. Pemeliharaanrutin antara lain : a. Pembersihan sampah di muka bangunan air pada pintu pengambilan darilaut, dari sungai, saluran primer dan sekunder; b. Pemotongan rumput di tanggul pada tanggul pengaman, saluran primerdan sekunder; c. Pembersihan saluran (dari tumbuhan air) pada saluran primer dan sekunder; d. Pemeliharaan tanggul pada tanggul pengaman, saluran primer dan sekunder; e. Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan dan pengecatan) padasaluran primer dan sekunder; f. Pemeliharaan jalan inspeksi dan jalan usaha tambak; g. Pemeliharaan kantor dan rumah dinas (termasuk perbaikan ringan);dan h. Kalibrasi alat ukur. Untuk jelasnya interval dan frekuensi pemeliharaan rutin dapat dilihat padaTabel 2.1. Tabel 2.1.Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin



Sumber : Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak Page 12 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



2.2.2. Pemeliharaan Berkala Pemeliharaan berkala adalah upaya menjaga dan mengamankan prasaranajaringan irigasi tambak agar selalu dapat berfungsi dengan baik gunamemperlancar operasi dan mempertahankan keberlanjutan fungsi dan manfaatprasarana prasarana jaringan tambak yang dilakukan tiap tahun atau limatahunan, atau juga tergantung pada kondisi bangunan dan saluran. Pemeliharaanberkala antara lain : a. Pengangkatan lumpur pada saluran primer dan sekunder; b. Perbaikan tanggul (longsor dan erosi) pada bangunan pengambilan dari lautdan dari sungai, saluran primer, sekunder dan tanggul pengaman; c. Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak) pada bangunanpengambilan dari laut dan dari sungai, saluran primer dan sekunder; d. Perbaikan jalan inspeksi dan jalan usaha tani; e. Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi);dan f. Pengamanan jaringan berupa pemasangan patok batas jalur hijau dansempadan, papan larangan, nomenklatur bangunan, portal dan patok km. Untuk jelasnya interval dan frekuensi pemeliharaan berkala dapat dilihat padaTabel 2.2. Tabel 2.2. Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Berkala



Sumber : Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak



Page 13 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



2.2.3. Perbaikan Darurat Perbaikan darurat adalah perbaikan yang dilakukan akibat adanya kerusakanyang diakibatkan oleh kejadian yang tiba-tiba, atau diluar dugaan termasukbencana alam.Perbaikan seperti ini dilakukan agar pengaturan kebutuhan air ditambak tidak terganggu. Sifat perbaikan darurat, tidak permanen dan hanya bersifat sementara, gunamemenuhi kebutuhan pengelolaan air agar tetap dapat berjalan sebagaimanamestinya.Perbaikan darurat haruslah diperbaiki secara permanen setelah panen,atau pada saat pengeringan.



2.3. Fasilitas dan Peralatan Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk menunjang kegiatan operasi danpemeliharaan didasarkan kebutuhan nyata di lapangan dari sistem jaringan yangbersangkutan.Fasilitas dan peralatan dimaksud bukan bagian daripada biayaoperasi dan pemeliharaan tapi merupakan investasi yang pendanaannya diluardaripada biaya operasi dan pemeliharaan. Fasilitas dan peralatan operasi danpemeliharaan antara lain dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3: Fasilitas dan Peralatan Operasi & Pemeliharaan



Sumber : Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak



Page 14 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



2.4. Kapasitas Kerja Untuk dapat menghitung kebutuhan biaya pemeliharaan maka diperlukan standarkapasitas kerja untuk masing-masing kegiatan pekerjaan: pemotongan rumput(tumbuhan normal dan tumbuhan padat), pemeliharaan tanggul, pembersihansaluran (tumbuhan air), pemeliharaan jalan, pembersihan sampah, pengangkatanlumpur, perbaikan tanggul dan perbaikan jalan. Kapasitas kerja lebih rinci dapatdilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Kapasitas Kerja Pemeliharaan



Sumber : Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak



2.5. Perencanaan Pemeliharaan Penyusunan rencana pemeliharaan (rutin dan berkala) dilakukan denganmekanisme sebagai berikut : 2.5.1. Penelusuran Jaringan Juru pengairan bersama dengan kelompok pembudidaya melakukan penelusuranjaringan untuk mendapatkan data akurat dari lapangan tentang rencanapemeliharaan jaringan tersebut.Data Page 15 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



penelusuran jaringan berupa data inspeksirutin kerusakan dan data inspeksi rutin alat-alat hidroklimatologi dicatat dalamblangko P-02 dan P-03. 2.5.2. Rencana Pemeliharaan Tingkat Juru Pengairan Juru pengairan menyusun rencana pemeliharaan tahunan dalam wilayahpengelolaannya atas dasar penelusuran jaringan bersama, antara juru pengairandengan kelompok pembudidaya.Rencana pemeliharaan yang sudah disepakatidikirim ke pengamat pengairan. 2.5.3. Rencana Pemeliharaan Tingkat Pengamat Pengairan Pengamat pengairan melakukan evaluasi rencana pemeliharaan yang dikirim olehmasingmasing juru pengairan dalam wilayah pengelolaannya dan membuatrekapitulasinya kemudian dikirim kepada Kepala Dinas Pekerjaan UmumKabupaten/Kota atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Sumber Daya Air Provinsiatau Balai Wilayah Sungai sesuai dengan kewenangannya. 2.5.4. Program Pemeliharaan Definitif Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas PekerjaanUmum/Sumber Daya Air Provinsi atau Kepala Balai Wilayah Sungai melakukanevaluasi rencana pemeliharaan dari masing-masing pengamat pengairan danmenetapkan program pemeliharaan tahunan definitif, selanjutnya mengirimkankepada masing-masing pengamat dan juru pengairan. 2.5.5. Program Pemeliharaan Definitif Tingkat Pengamat Pengairan Setelah pengamat pengairan menerima program pemeliharaan tahunan definitifkemudian menyusun jadwal pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala yangmenjadi tanggung jawabnya.Mekanisme penyusunan rencana pemeliharaantahunan ini dilakukan agar dapat disesuaikan dengan jadwal kegiatan operasi. 2.5.6. Program Pemeliharaan Definitif Tingkat Juru Pengairan Juru pengairan setelah menerima program pemeliharaan definitif segeramenyusun jadwal waktu pelaksanaan pemeliharaan yang menjadi tanggungjawabnya.



2.6. Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan sesuai telahdisepakati.Laporan pelaksanaan kegiatan dicatat.



dengan



jadwal



waktu



yang



Bagan alir penyusunan rencana pemeliharaan dapat dilihat padaGambar 2.1.



Page 16 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Gambar 2.1. Bagan Alir Penyusunan Rencana Pemeliharaan (Sumber : Pedoman Umum Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa PasangSurut)



2.7. Pelaksanaan Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan pada umumnya dilakukan dengan 2 cara, yaitu: 2.7.1. Swakelola Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan swakelola adalah pekerjaanpemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala, yang jenis pekerjaannya bersifatringan, meliputi pemeliharaan pada saluran/tanggul, pintu-pintu air.Pekerjaantersebut dapat dikerjakan secara manual dengan menggunakan peralatansederhana seperti parang, cangkul, sekop, arit dan lain-lain. 2.7.2. Kontraktual Pekerjaan yang dikontrakkan adalah pekerjaan pemeliharaan denganmenggunakan jasa pemborong, apabila pekerjaan pemeliharaan bersifat beratsehingga memerlukan tenaga terampil/ahli dan dilaksanakan melalui proses sertamembutuhkan peralatan berat atau peralatan khusus.



2.8. Sosialisasi Sebelum memulai pekerjaan pemeliharaan perlu dilakukan sosialisasi ataupemberitahuan kepada instansi dan stakeholder terkait yang berhubungan denganpelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi tambak.



2.9. Koordinasi Sebelum melakukan pekerjaan pemeliharaan (swakelola dan kontraktual) perludilakukan koordinasi dengan instansi dan stakeholder terkait yang berhubungandengan pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi tambak. Page 17 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Khusus kepada kelompok pembudidaya dapat dibahas masalah penyediaan tenagakerja, kelompok pembudidaya dapat ambil bagian dalam pelaksanaan pekerjaanpemeliharaan sesuai dengan kemampuan kelompok pembudidaya dan peraturanyang berlaku.



III. Pemantauan dan Evaluasi 3.1. Pemantauan Pelaksanaan Operasi Pemantauan pelaksanaan operasi dilakukan dengan menggunakan daftar simakbagan alir blangko operasi terhadap objek melalui indikator-indikator sebagaiberikut: a. Pengamatan muka air di saluran/sungai dilakukan dengan menggunakanAWLR (Automatic Water Level Recorder) atau secara manual; b. Penampang dan ketinggian saluran; c. Curah hujan; d. Kualitas air tambak; dan e. Jenis dan pertumbuhan budidaya dan produksinya.



3.2. Pemantauan Pelaksanaan Pemeliharaan Pemantauan pelaksanaan pemeliharaan dilakukan terhadap pemeliharaan rutin,berkala, maupun darurat baik yang dilakukan secara swakelola maupunkontraktual.Interval pemantauan disesuaikan dengan kegiatan masing-masing. Pemantauan dilakukan terhadap objek melalui indikator-indikator sebagai berikut: a. Pekerjaan swakelola, indikatornya adalah jenis pekerjaan, volume, waktu,tenaga kerja, bahan dan kualitas pekerjaan; b. Pekerjaan kontraktual, indikatornya adalah jenis pekerjaan, volume, waktu,tenaga kerja, bahan, peralatan dan kualitas pekerjaan.



3.3. Evaluasi Pelaksanaan Operasi Evaluasi pelaksanaan operasi dilakukan terhadap hal-hal yang telah dipantau,yaitu : 3.3.1. Evaluasi Langsung Evaluasi langsung dilakukan terhadap kondisi air, meliputi : 1) Curah hujan; 2) Tinggi muka air di saluran primer dan sekunder; 3) Operasi pintu; dan Page 18 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



4) Kualitas air. 3.3.2. Evaluasi Musim Tanam Obyek-obyek yang perlu di evaluasi meliputi : 1) Kondisi air i) Curah hujan ii) Tinggi muka air saluran primer dan sekunder iii) Operasi pintu iv) Kualitas air 2) Budidaya i) Luas lahan tambak ii) Jenis budidaya iii) Kegagalan panen iv) Hasil produksi 3) Tanah i) pH ii) Racun (toxic) iii) Salinitas iv) Penurunan (subsidence) 4) Banjir dan Genangan i) Tanggul-tanggul rawan banjir ii) Tinggi batas muka air banjir dan lamanya genangan iii) Kerusakan akibat banjir dan genangan 5) Perijinan dan Retribusi i) Perijinan untuk penggunaan air di luar kebutuhan tambak.



3.4. Evaluasi Pelaksanaan Pemeliharaan Evaluasi pemeliharaan dilakukan terhadap pemeliharaan rutin, berkala danperbaikan darurat yang dilakukan minimal 1 kali setahun (tergantung kondisi dilapangan). Evaluasi dilakukan terhadap pekerjaan swakelola dan pekerjaankontraktual dalam dua periode, yaitu :



Page 19 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



3.4.1. Evaluasi Langsung Dilakukan terhadap hal-hal antara lain jenis pekerjaan, volume, waktu, tenagakerja, bahan, peralatan dan kualitas pekerjaan. Evaluasi langsung dilakukan padasaat pekerjaan sedang berjalan. 3.4.2. Evaluasi Tahunan Dilakukan terhadap hal-hal antara lain jenis pekerjaan, volume, waktu, tenagakerja, bahan, peralatan dan kualitas pekerjaan. Evaluasi tahunan dilakukan padaakhir tahun. 3.4.3. Evaluasi Prasarana Jaringan Irigasi Tambak Untuk melakukan evaluasi terhadap fungsi prasarana jaringan irigasi tambak,berpedoman kepada pedoman kriteria penilaian prasarana jaringan reklamasirawa.



3.5. Pelaporan Pelaksanaan Operasi Dilakukan dengan menggunakan blangko operasi pada lampiran. Hal-hal yangdilaporkan menyangkut kegiatan operasi adalah: a. Muka air di saluran/sungai dilaporkan tiap ½ bulan; b. Kondisi saluran dilaporkan minimal 1 kali setahun; c. Curah hujan dilaporkan tiap bulan; d. Kualitas air permukaan dilaporkan tiap bulan; e. Tanggul pada tempat rawan banjir dilaporkan minimal 1 kali dalam setahun.



3.6. Pelaporan Pelaksanaan Pemeliharaan Dilakukan dengan menggunakan blangko pemeliharaan pada lampiran. Laporanpemeliharaan dilakukan sebagai berikut : a. Untuk pekerjaan swakelola dan kontrak, dilakukan sesuai dengan ketentuanswakelola dan kontrak; dan b. Laporan tahunan.



3.7. Rekomendasi Rekomendasi kegiatan operasi dan pemeliharaan yang perlu mendapatkanperhatian atau perbaikan pelaksanaan pada periode berikutnya didasarkan padaevaluasi kegiatan operasi dan pemeliharaan saat ini termasuk juga rekomendasikegiatan perencanaan dan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan.



Page 20 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



IV. Kelembagaan dan Organisasi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air terdapat didalam Bab VII pasal 64Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Untuk organisasipembudidaya diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentangPerubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. 4.1. Organisasi Operasi dan Pemeliharaan Dilapangan dibentuk organisasi operasi dan pemeliharaan yang bertujuan untukmelaksanakan pengelolaan/manajemen operasional dan memelihara prasaranajaringan irigasi tambak. 4.2. Kriteria Pembentukan Organisasi Memperhatikan luas layanan prasarana dan ketentuan pemilahan tanggung jawabantara Pemerintah dan pembudidaya terhadap operasional dan pemeliharaanprasarana tambak, maka perlu adanya rincian tugas masing-masing kelompoksehingga operasi dan pemeliharaan prasarana tambak dapat terlaksana denganbaik. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka organisasi yang disarankan adalah sebagaiberikut: a. Satu unit organisasi operasi dan pemeliharaan disebut ranting/pengamat/UPTD/korwil, mengelola satu wilayah hamparan/kabupatan seluas 1.500 ha –3.000 ha; b. Memperhatikan kewenangan antara Pemerintah dan pembudidaya, maka unitorganisasi operasi dan pemeliharaan dari Pemerintah bertanggung jawab padasaluran primer, sekunder dan bangunan lainnya, sedangkan unit organisasipembudidaya bertanggung jawab pada saluran tersier dan petak tambak; c. Unit operasional dan pemeliharaan dari Pemerintah tersebut terdiri daripengamat pengairan yang dibantu oleh tenaga administrasi, tenaga teknisbidang irigasi serta tenaga teknis bidang budidaya perikanan. Untukpelaksana lapangan pada unit dibawahnya dibantu oleh juru pengairan danpetugas pintu air. Susunan struktur organisasi unit operasi dan pemeliharaan Pemerintah pada tingkat ranting/pengamat/UPTD/korwil, seperti Gambar 4.1.; d. Dalam hal luasan areal tidak mencukupi untuk dijadikan 1 unit organisasi,maka harus dijadikan sub unit dibawahnya; e. Dalam hal luasan areal tidak mencukupi untuk dijadikan 1 unit organisasidan merupakan satu kesatuan dengan jaringan irigasi permukaan dan ataujaringan irigasi rawa, maka unit organisasi menginduk kepada organisasi yangluasnya lebih besar.



Page 21 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Gambar 4.1. Struktur Organisasi Operasi dan Pemeliharaan



(Sumber : Pedoman Umum Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa PasangSurut)



4.2.1. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Operasi dan Pemeliharaan Tugas organisasi operasi dan pemeliharaan adalah merencanakan, melaksanakandan mengevaluasi kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana tambak. Melaksanakan koordinasi dan sosialisasi dengan instansi dan stakeholder terkaitantara lain membina dan melaksanakan penyuluhan bidang pengairan/irigasidengan rincian tugas masingmasing sebagai berikut. 4.2.1.1. Pengamat Pengairan a. Memimpin rapat rutin setiap minggu untuk mengetahui permasalahanoperasi dan pemeliharaan yang dihadiri juru pengairan, petugas pintu airdan pembudidaya; b. Mengikuti rapat di Balai Wilayah Sungai, provinsi, kabupaten/kota dankecamatan; c. Membina staf dalam lingkungan pengamat; d. Membina pembudidaya untuk dapat melaksanakan operasi danpemeliharaan jaringan tersier yang menjadi tanggung jawabnya sertaberpartisipasi dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan primer dansekunder; e. Membantu proses pengajuan bantuan biaya operasi dan pemeliharaanjaringan tersier kepada pembudidaya; dan f. Membuat laporan kegiatan operasi dan pemeliharaan ke Balai WilayahSungai, provinsi, kabupaten/kota. 4.2.1.2. Juru Pengairan a. Membantu pengamat pengairan dalam menjalankan kegiatan operasi danpemeliharaan dalam wilayah kerjanya; Page 22 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



b. Melakukan pengawasan pekerjaan pemeliharaan rutin dan pekerjaan berkalayang dikontrakkan; c. Membuat laporan pemeliharaan mengenai : - Kerusakan saluran dan bangunan. - Realisasi pemeliharaan rutin, berkala dan lain-lain. - Menyusun biaya pemeliharaan berkala; d. Bersama kelompok pembudidaya melakukan penelusuran jaringan untukmengetahui kerusakan saluran dan bangunan untuk segera diperbaiki; dan e. Menyusun biaya operasi dan pemeliharaan dalam wilayah kerjanya bersamapembudidaya. 4.2.1.3. Petugas Pintu Air a. Membuka dan menutup pintu air sesuai kebutuhan; b. Membersihkan sampah dan rumput di sekitar bangunan; dan c. Mencatat kerusakan pintu air pada blangko yang disediakan. d. Luas Wilayah Kerja Staf Operasi dan Pemeliharaan Luas wilayah kerja 1 unit organisasi ranting/pengamat/UPTD/korwil operasi danpemeliharaan dibatasi oleh Kabupaten atau luas hamparan/Kabupaten. Kerapatan personil di lapangan adalah sebagai berikut : Pengamat Pengairan Untuk melaksanakan tugas pengamat, diperlukan 1 orang pengamat pengairanditambah 3 orang staf, untuk areal layanan 1.500 ha - 3.000 ha. Pada areal yang luasnya kurang dari 1.500 ha, berdampingan dengan irigasipermukaan dan atau irigasi rawa maka status wilayah adalah juru yangmenginduk kepada ranting/pengamat/UPTD/korwil irigasi permukaan atau irigasirawa. Juru Pengairan Dalam melaksanakan tugas, juru pengairan dibantu oleh 1 orang petugas penjagapintu air, untuk areal layanan 500 ha – 1.000 ha. Petugas Pintu Air Umumnya pada daerah tambak tidak banyak menggunakan pintu, namun tetapdiperlukan petugas pintu air untuk mencatat ketinggian muka air dan mengawasiberfungsi atau tidaknya pintu air, dan mengukur kualitas air.Diperlukan 1 orangpetugas pintu air untuk melayani 3 - 5 buah pintu air, atau areal 125 ha – 250ha.



Page 23 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



4.2.2. Kompetensi Petugas Kompetensi petugas masing-masing disesuaikan dengan tingkat pendidikan danbeban tugas dilapangan.Kompetensi petugas pada Tabel 4.2.adalah kesetaraanpendidikan yang dipandang mampu melaksanakan tugas dilapangan untukmerekrut petugas yang baru, namun dalam pergantian petugas baru, petugasyang sudah ada di lapangan tetap terus difungsikan.



Tabel 4.1.: Kompetensi Petugas Operasi dan Pemeliharaan



(Sumber : Pedoman Umum Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa PasangSurut)



Page 24 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



V. Mekanisme Penyusunan AKNOP Jaringan Irigasi Tambak Dalam penyusunan AKNOP jaringan irigasi tambak, inventarisasi merupakan langkah pertama dalam kegiatan Penyusunan AKNOP, yang mencakup kegiatan: I.



Inventarisasi



II.



Perencanaan Operasi



III.



Perencanaan Pemeliharaan



IV.



Pelaksanaan Operasi



V.



Pelaksanaan Pemeliharaan



VI.



Penyusunan Pembiayaan



Langkah I: 5.1. INVENTARISASI Untuk dapat mengelola tambak dengan baik untuk berbagai keperluan, diperlukandata penunjang yang lengkap dan akurat tentang segala informasi yangberhubungan dengan jaringan dan teknologi budidaya tambak yang terdiri dari: a. Peta-peta yang terdiri dari : −



Peta topografi.







Peta daerah tambak yang memuat semua jaringan tambak.







Peta wilayah kerja pengamat, juru pengairan dan penjaga pintu air.



b. Data dasar lahan; c. Data klimatologi; d. Data kualitas air; e. Data pasang surut; f.



Data debit air asin dan air tawar;



g. Register tambak yang terdiri dari informasi tentang luas areal tambak yangada dalam satu hamparan;



Page 25 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



h. Daftar panjang saluran air tawar dan saluran air asin, saluran utama dan saluran sekundernya; i.



Luas budidaya yang diusahakan;



j.



Daftar panjang saluran pembuang primer dan saluran pembuang sekunder;



k. Jumlah bangunan gedung, kantor, gudang, rumah genset; l.



Daftar kepemilikan dan luas tambak;



m. Jumlah dan nama organisasi Pembudidaya beserta struktur organisinya; dan n. Jumlah pembudidaya dalam satu hamparan . Inventarisasi Jaringan Irigasi Tambak: 1. Data Jaringan Irigasi Tambak : Data umum terdiri dari o



Identitas DT



o



Prasarana Jaringan Irigasi Tambak



o



Klasifikasi Jaringan Irigasi Tambak: Klasifikasi Jaringan Irigasi Tambak, Jaringan Irigasi Semi Teknis Tambak, atau Jaringan Irigasi Teknis Tambak.



o



Ketersediaan air



o



Bangunan Pengambil Air Asin



o



Bangunan Pengambil Air Tawar



o



Tanggul



o



Bangunan pelengkap



o



Saluran Pemberi Air Tawar



o



Saluran Pemberi Air Asin



o



Saluran Pemberi Air Payau



o



Saluran Pembuang



o



Pintu Air



Page 26 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



o



Kolam Pencampur



o



Bangunan Pelengkap



2. Jenis data yang di inventarisasi dari 1 unit Jaringan Tambak Data Statis : o



Keterangan umum : nomenklatur, kode, koord. GPS



o



Dimensi : ukuran, bahan bangunan, luas layanan.



Data dinamis : o



Foto



o



Umur



o



Kondisi



o



Fungsi



o



Usulan : jenis pekerjaan, masalah, usulan perbaikan, biaya di perlukan, urgensi, dan tujuan



3. DataPendukung : o



Peta-peta yang terdiri dari : - Peta topografi. - Peta daerah tambak yang memuat semua jaringan tambak. - Peta wilayah kerja pengamat, juru pengairan dan penjaga pintu air.



o



Data dasar lahan;



o



Data klimatologi;



o



Data kualitas air;



o



Data pasang surut;



o



Data debit air asin dan air tawar;



o



Register tambak yang terdiri dari informasi tentang luas areal tambak yang ada dalam satu hamparan;



Page 27 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



o



Daftar panjang saluran air tawar dan saluran air asin, saluran utama dan saluran sekundernya;



o



Luas budidaya yang diusahakan;



o



Daftar panjang saluran pembuang primer dan saluran pembuang sekunder;



o



Jumlah bangunan gedung, kantor, gudang, rumah genset;



o



Daftar kepemilikan dan luas tambak;



o



Jumlah dan nama organisasi Pembudidaya beserta struktur organisinya; dan



o



Jumlah pembudidaya dalam satu hamparan.



o



Kelembagaan



o



SDM



o



Bangunan gedung



o



Peralatan dan Perlengkapan OP



Langkah II: 5.2. PERENCANAAN OPERASI



5.2.1. Dasar Perencanaan Operasi Operasi jaringan irigasi tambak dilaksanakan dengan memperhatikan pasangsurut air laut, dengan memperhitungkan jumlah dan waktu kebutuhan airtambak, mulai dari masa pra produksi sampai dengan panen. Berdasarkan data-datahidrologi dan klimatologi yang ada serta rencana pola budidaya dan rencanatata tanam maka dibuat dasar perencanaan operasi.



5.2.1.1.



Penyusunan Rencana Tata Tanam



Penyusunan rencana tata tanam disusun oleh juru pengairan bersama-samakelompok pembudidaya, PPL.Berdasarkan rencana tata tanam yang telahdisepakati, pengamat pengairan membuat rencana operasi musiman, mingguandan harian. Rencana operasi yang dibuat oleh pengamat dijadikan dasarperencanaan operasi definitif yang disahkan oleh Balai Wilayah Sungai/provinsi/kabupaten/kota sebagai dasar pelaksanaan operasi dalam satu musim tanam.



Page 28 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



5.2.1.2.



Rencana Operasi



Rencana operasi dibuat oleh pengamat pengairan berdasarkan rencanapengaturan air yang disampaikan oleh juru pengairan. −



Rencana Operasi Musiman







Rencana Operasi Mingguan







Rencana Operasi Harian







Rencana Operasi Definitif



Langkah III: 5.3. PELAKSANAAN OPERASI Berdasarkan rencana operasi musiman, mingguan, dan harian yang disampaikanoleh pengamat pengairan, kemudian Balai Besar/Balai Wilayah Sungai memutuskan secara definitif operasi pintu air. Prosedur Pelaksanaan Operasi − − − −



Operasi Normal Operasi Darurat Operasi Pintu Air di Saluran Sekunder, Sebagai Pelaksana Operasi di tingkat sekunder oleh Juru Pengairan atau PPA Operasi Pintu Air di Jaringan Tersier, Sebagai Pelaksana Operasi di Tingkat Tersier adalah Kelompok Pembudidaya



Langkah IV: 5.4. PERENCANAAN PEMELIHARAAN 5.4.1. Perencanaan Pemeliharaan Penyusunan rencana pemeliharaan (rutin dan berkala) dilakukan denganmekanisme sebagai berikut :



Page 29 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



5.4.1.1.



Penelusuran Jaringan ( Pelaksana: Juru Pengairan dan Kelompok Pembudidaya)



Juru pengairan bersama dengan kelompok pembudidaya melakukan penelusuranjaringan untuk mendapatkan data akurat dari lapangan tentang rencanapemeliharaan jaringan tersebut.Data penelusuran jaringan berupa data inspeksirutin kerusakan dan data inspeksi rutin alat-alat hidroklimatologi.



Rencana Pemeliharaan No



KEGIATAN



(1) 1



(2)



2



Penelusuran Jaringan Rencana Pemeliharaan Tahunan



PRODUK



TINGKAT PELAKSANA (3) Juru Pengairan dan Kelompok Pembudidaya



Juru Pengairan



Hasil Rencana Pemeliharaan Tahunan yang telah disepakati dikirim ke (4)



TINGKAT EVALUASI (4)



Pengamat Pengairan Hasil Evaluasi Rekapitulasiny a dikirim ke (5)



PENETAPAN (5)



Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Pekerjaan Umum/ Sumber Daya Air Provinsiatau Balai Wilayah Sungai sesuai dengan kewenangannya Menetapkan program pemeliharaan tahunan definitif, selanjutnya mengirimkan kepada masing-masing pengamat dan juru pengairan. ke (4) & (5)



Gambar 5.1. Bagan Alir Penyusunan Rencana Pemeliharaan (Sumber : Pedoman Umum Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa PasangSurut)



Page 30 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Langkah V: 5.5. RENCANA PELAKSANAAN PEMELIHARAAN Pelaksanaan Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan pada umumnya dilakukan dengan 2 cara, yaitu: −



Swakelola



Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan swakelola adalah pekerjaanpemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala, yang jenis pekerjaannya bersifatringan, meliputi pemeliharaan pada saluran/tanggul, pintu-pintu air.Pekerjaantersebut dapat dikerjakan secara manual dengan menggunakan peralatansederhana seperti parang, cangkul, sekop, arit dan lain-lain. −



Kontraktual



Pekerjaan yang dikontrakkan adalah pekerjaan pemeliharaan denganmenggunakan jasa pemborong, apabila pekerjaan pemeliharaan bersifat beratsehingga memerlukan tenaga terampil/ahli dan dilaksanakan melalui proses sertamembutuhkan peralatan berat atau peralatan khusus.



Langkah VI:



5.6. PENYUSUNAN PEMBIAYAAN 5.6.1. Mekanisme PenyusunanPembiayaan 1) Biaya di Tingkat Daerah Jaringan Tambak Biaya pengelolaan jaringan meliputi biaya di lapangan dan di kantor Dinas. Biaya di lapangan atau di tingkat daerah jaringan tambakadalah biaya langsung yang dibutuhkan untuk pengelolaan jaringan, meliputi biaya operasi dan pemeliharaan. 2) Perhitungan Pembiayaan Operasi Jaringan di Lapangan Pembiayaan operasi di lapangan adalah semua biaya yang terkait langsung dengan operasi jaringan di lapangan. Perhitungan ini dibuat oleh pengamat/ranting pengairan bersama dengan GP3A.



Page 31 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



3) Perhitungan Pembiayaan Pemeliharaan Jaringan Pembiayaan pemeliharaan jaringan



di lapangan adalah semua biaya yang terkait



langsung dengan pemeliharaan jaringan di lapangan. Perhitungan ini dibuat oleh Mantri/Juru pengairan bersama dengan P3A berdasarkan hasil penelusuran jaringan. 4) Perhitungan Pembiayaan Pengelolaan Jaringan Tingkat Kabupaten/Kota/Provinsi Perhitungan pembiayaan pengelolaan jaringan di tingkat kabupaten merupakan rekapitulasi dari biaya O&P ditambah biaya untuk pembinaan/koordinasi dan pemberdayaan P3A. 5) Perhitungan Pembiayaan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Pembiayaan untuk pemberdayaan dibuat oleh Dinas pengelolan jaringan setiap setahun sekali, meliputi semua biaya yang diperlukan dalam pemberdayaan dan pendampingan P3A.



6) Perhitungan Pembinaan/Koordinasi Pengelolaan Jaringan Pembiayaan untuk pembinaan pengelolaan jaringan dibuat oleh Dinas Pengelola Jaringan setiap setahun sekali, meliputi semua biaya yang diperlukan dalam pembinaan petugas pengelola jaringan dan biaya untuk melakukan koordinasi dengan instansi lain, biaya administrasi dan pemeliharaan kantor.



5.6.2. Mekanisme Pembiayaan Pengelolaan Jaringan 1.



Kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan jaringan tambak dibagi-bagi dengan luasan daerah jaringan. Oleh sebab itu penetapan program definitif pengelolaan jaringan harus disesuaikan dengan kewenangan dan tanggung jawabnya masingmasing.



2.



Untuk daerah jaringan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota, program definitif diusulkan oleh dinas yang mengelola jaringan dan ditetapkan oleh bupati / walikota , setelah mendapat rekomendasi dari komisi jaringan.



3.



Untuk daerah jaringan yang menjadi kewenangan propinsi program definitif ditetapkan oleh kepala dinas PU/kepala dinas PSDS di propinsi berdasarkan usulan dari balai propinsi.



Page 32 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



4.



Untuk daerah jaringan yang menjadi kewenangan pusat , program definitif diusulkan oleh Bupati / Kepala Balai Besar dan ditetapkan oleh Dirjen SDA.



VI. TATA CARA PEMBIAYAAN 6.1. Komponen Pembiayaan OP Jaringan Irigasi Tambak



Total biaya OP = O + PR + PB + M Keterangan: O = operasi PR = pemeliharaan rutin PB = pemeliharaan berkala M = manajemen OP serta pemberdayaan jaringan irigasi Tambak



6.2. PENYEDIAAN DANA Penyediaan dana operasi dan pemeliharaan jaringan tambak ditetapkanberdasarkan kebutuhan nyata pengelolaan jaringan irigasi tambak dan danauntuk rehabilitasi. Penyediaan Dana Pada Jaringan Primer/Sekunder Penyedia dana operasi dan pemeliharaan jaringan tambak pada jaringan primermenjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintahkabupaten/kota sesuai dengan kewenangan dan dapat melibatkan peran sertamasyarakat pembudidaya. Penyediaan Dana Pada Jaringan Tersier/Petak Tambak Penyediaan dana operasi dan pemeliharaan jaringan tambak pada jaringan tersierdan petak tambak menjadi tanggung jawab kelompok-kelompok pembudidaya. Dana yang didapat dari kelompok pembudidaya dipungut dan dikelola olehkelompok pembudidaya.Dalam hal bertindak maupun melaksanakanpemeliharaan kelompok-kelompok pembudidaya dapat meminta bantuanPemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota secara berjenjang.



Page 33 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



6.2.1. Biaya OperasiJaringan Irigasi Tambak Biaya operasi meliputi: - Insentif pengamat, juru, penjaga pintu air dan staf; - Perjalanan dinas pengamat dan juru pengairan (rapat koordinasi danpemantauan); - Operasional kantor (listrik, telepon, air, ATK, bahan survey, dll); dan - Operasional peralatan (sepeda motor, genset, pemotong rumput, dll).



6.2.2. Biaya PemeliharaanJaringan Irigasi Tambak 6.2.2.1.



Pemeliharaan RutinJaringan Irigasi Tambak



a.) Pembersihan sampah di muka bangunan air, pada : - Jaringan primer (bangunan pengambilan, saluran primer, saluransekunder); - Jaringan tersier. b.) Pemotongan rumput di tanggul/ berm, pada : - Tanggul pengaman; - Jaringan primer (bangunan pengambilan, saluran primer, saluransekunder); - Jaringan tersier. c.) Pembersihan saluran (tumbuhan air), pada : - Jaringan primer (bangunan pengambilan, saluran primer, saluransekunder); - Jaringan tersier. d.) Pemeliharaan tanggul, pada : - Tanggul pengaman; - Jaringan primer (bangunan pengambilan, saluran primer, saluransekunder); - Jaringan tersier. e.) Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan danpengecatan), pada: - Jaringan primer (bangunan pengambilan, saluran primer, saluransekunder); - Jaringan tersier. f.) Pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikanringan), pada : - Jaringan primer (bangunan pengambilan, saluran primer, saluransekunder); - Jaringan tersier.



Page 34 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



g.) Pemeliharaan jalan, pada - Jalan inspeksi; - Jalan usaha tani. h.) Pemeliharaan kantor dan rumah dinas, gudang (termasuk perbaikanringan). i.) Kalibrasi alat ukur.



6.2.2.2.



Pemeliharaan Berkala Jaringan Irigasi Tambak



a.) Pengangkatan lumpur, pada : - Jaringan primer; - Jaringan tersier. b.) Perbaikan tanggul (longsor dan erosi), pada : - Tanggul pengaman; - Jaringan primer; - Jaringan tersier. c.) Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak), pada : - Jaringan primer; - Jaringan tersier. d.) Perbaikan jembatan dan dermaga (penggantian yang rusak), pada : - Jaringan primer; - Jaringan tersier. e.) Perbaikan jalan, pada : - Jalan inspeksi; - Jalan usaha tani. f.) Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi). g.) Pengamanan jaringan (patok batas jalur hijau dan sempadan, papanlarangan, portal, nomenklatur bangunan, patok km).



6.2.2.3.



Perbaikan Darurat Jaringan Irigasi Tambak



Biaya perbaikan darurat dipersiapkan 10 % dari biaya pemeliharaantahunan.



Page 35 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



6.2.3. Biaya Manajemen OP serta Pemberdayaan Jaringan Irigasi Tambak 6.2.3.1. Biaya Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan Jaringan Irigasi Tambak Biaya Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan Jaringan Tambak terdiri dari: −



Perjalanan dalam rangka pembinaan maupun koordinasi.







Penyediaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan pembinaan dan koordinasi.







Honorarium.







Biaya lainnya.



6.2.3.2. Biaya Pemberdayaan 1) Pendampingan/fasilitasi dan Pelatihan −



Perjalanan dalam rangka pelatihan







Penyediaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan pemberdayaan P3A.







Honorarium.







Biaya lainnya.



6.3. CARA PERHITUNGAN 6.3.1 Biaya Operasi 1) Insentif : ................................................................................................. (1) i. Pengamat : Jumlah pengamat x 12 x Rp…….../bln ii. Juru : Jumlah juru x 12 x Rp…….../bln iii. PPA : Jumlah PPA x 12 x Rp…….../bln iv. Staf Pengamat : Jumlah staf x 12 x Rp…….../bln 2) Perjalanan dinas Pengamat dan Juru Pengairan.................................. (2) a.) Pemantauan - Pengamat : Jumlah pengamat x frekuensi x Rp……./hr - Juru : Jumlah juru x frekuensi x Rp……./hr b.) Rapat (ke kabupaten/kota/prov/Balai Wilayah Sungai) - Pengamat : Jumlah pengamat x frekuensi x Rp……./hr - Juru : Jumlah juru x frekuensi x Rp….…/hr 3) Operasional kantor (sesuai dengan kebutuhan) .................................. (3) Page 36 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Listrik, telepon, air, ATK, Bahan survey : 12 x Rp……../bln 4) Operasional peralatan (sesuai dengan kebutuhan)............................... (4) a.) Sepeda motor : Jumlah sepeda motor x 12 x Rp ….../bln b.) Genset : Jumlah Genset x 12 x Rp…..../bln c.) Pemotong rumput : Jumlah pemotong rumput x 12 x Rp……/bln d.) Lain-lain : ....... x 12 x Rp. ............ /bln



Tabel 6.1: Daftar Kebutuhan Peralatan untuk Kegiatan Operasi Jaringan Tambak. Nomor 1



2 3 4



5



6



7



8



9 10 11



12



Jenis Kegiatan Pemantauan Curah Hujan Harian



Kebutuhan Peralatan



Alat pengamat CH manual/otomatis Gelas ukur ATK Pemantauan Elevasi Pasang Surut Alat pengamat pasut manual/otomatis ATK Pemantauan Arus Alat pengamat arus manual/otomatis ATK Pemantauan Tinggi Muka Air Peilschaal di Saluran Teropong ATK Pemantauan Kualitas Air Peilschaal Permukaan Teropong Salinometer Kertas pH Gelas ukur panjang Gelas aqua ATK Pemantauan Kedalaman Muka dan Piezometer Kualitas Air Tanah Pita meteran logam dalam skala cm. Kapur tulis tukang kayu. Lap bersih. Senter, bila diperlukan. Pemberat pita meteran, bila diperlukan. Kunci inggris atau alat lainnya untuk membuka penutup sumur pantau.piezometer. Alat pembersih untuk pita meteran. Selang atau alat lainnya untuk memompa air keluar dari piezometer. Kertas Fe Kertas pH Gelas aqua ATK Pemantauan Daerah Banjir atau Batang kayu Genangan Pita meteran logam dalam skala cm ATK Pemantauan Kualitas Tanah Sekop/arit Pita meteran logam dalam skala cm Senter Kertas pH Gelas aqua ATK Pemantauan Rencana/Realisasi dan ATK Pemantauan Penampang Saluran Alat ukur topografi ATK Pemantauan Tanggul Pelindung Pita meteran logam dalam skala cm. Batang kayu ATK Rencana Pengelolaan Air Masa Tanam ATK



Jaringan Tambak Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v



v v



v v



v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v



v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v



v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v



Page 37 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Tabel 6.2: Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Jaringan Tambak



Page 38 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



6.3.2 Biaya Pemeliharaan 6.3.2.1 Pemeliharaan Rutin: a.) Pembersihan sampah di muka bangunan air



Dimana : Ps = pembersihan sampah di muka bangunan air n = jumlah bangunan yang berfungsi dalam satu scheme (bh) k = kapasitas (bh/hr) (lihat Tabel 2.4) f = frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1) u = upah kerja/hari (Rp/hr) b.) Pemotongan rumput di tanggul/berm :



Rumus tersebut berlaku pada tanggul pengaman, saluran primer,sekunder dan tersier Dimana : Pr = pemotongan rumput p = panjang tanggul (m) l = lebar rata-rata tumbuhan rumput (m) k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 2.4.) f = frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1.) u = upah kerja/hari (Rp/hr) c.) Pembersihan saluran (tumbuhan air) :



Rumus tersebut berlaku pada saluran primer, sekunder dan tersier Dimana : Psal = pembersihan saluran Page 39 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



p = panjang saluran (m) l = lebar rata-rata tumbuhan rumput (m) k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 2.4.) f = frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1.) u = upah kerja/hari (Rp/hr)



d.) Pemeliharaan tanggul Rumus tersebut berlaku pada tanggul pengaman, saluran primer,sekunder dan tersier. Dimana : Pt = pemeliharaan tanggul p = panjang tanggul yang rusak (m) l = lebar rata-rata tanggul yang rusak (m) k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 2.4.) f = frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1.) u = upah kerja/hari (Rp/hr) e.) Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan dan pengecatan) Pb = (Hb + u) x n x f .................................................................... (9) Rumus tersebut berlaku pada saluran primer, sekunder dan tersier Dimana : Pb = pemeliharaan bangunan air n = jumlah bangunan air Hb = biaya bahan/ bangunan f = frekuensi/tahun ( lihat tabel 2.1.) u = Upah/ bangunan f.) Pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikan ringan) Pjd = (Hb + u) x n x f ........................................................ (10) Rumus tersebut berlaku pada saluran primer, sekunder dan terrier. Dimana : Pjd = pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikanringan) Page 40 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



n = jumlah bangunan air Hb = biaya bahan/ jembatan, dermaga f = frekuensi/tahun ( lihat tabel 2.1.) u = Upah/ jembatan, dermaga



g.) Pemeliharaan jalan :



Rumus tersebut berlaku untuk jalan inspeksi dan jalan usaha tani Dimana : Pj = pemeliharaan jalan p = panjang jalan yang rusak (m) l = lebar rata-rata jalan yang rusak (m) k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 2.4.) f = frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1.) u = upah kerja/hari (Rp/hr) h.) Pemeliharaan kantor dan rumah dinas (termasuk perbaikan ringan) PK = (Hb + u) x n x f .................................................................... (12) Dimana : Pk = pemeliharaan kantor dan rumah dinas n = jumlah kantor dan rumah dinas Hb = biaya bahan kantor dan rumah dinas f = frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1.) u = upah/ kantor dan rumah dinas i.) Kalibrasi alat ukur (tergantung spesifikasi alat):Ka = n x f x u ..... (13) Dimana : Ka = kalibrasi alat ukur n = jumlah alat ukur f = frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1.)



Page 41 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



u = upah/ alat ukur



2) Pemeliharaan berkala a.) Pengerukan lumpur



Rumus tersebut berlaku untuk saluran primer, sekunder dan tersier Dimana : Pl = pengerukan lumpur p = panjang saluran (m) l = lebar saluran (m) t = tinggi endapan (m) k = kapasitas (m3/hr) (lihat tabel 2.4.) f = frekuensi/tahun (lihat tabel 2.2.) u = upah kerja/hari (Rp/hr) b.) Perbaikan tanggul (longsor dan erosi)



Rumus tersebut berlaku pada tanggul pengaman, saluran primer,sekunder dan tersier Dimana : Ptb = perbaikan tanggul p = panjang tanggul yang rusak (m) l = lebar rata-rata tanggul yang rusak (m) k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 13) f = frekuensi/tahun (lihat tabel 10) u = upah kerja/hari (Rp/hr) Hb = biaya bahan



c.) Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak) Page 42 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Pbb = (Hb + u) x n x f ................................................................... (16) Dimana : Pbb = perbaikan bangunan air n = jumlah bangunan air Hb = biaya bahan/ bangunan air f = frekuensi/tahun (lihat tabel 2.2.) u = upah kerja/bangunan air d.) Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi) PKb = (Hb + u) x n x f ................................................................... (17) Dimana : PKb = perbaikan kantor dan rumah dinas n = jumlah kantor dan rumah dinas Hb = biaya bahan kantor dan rumah dinas f = frekuensi/tahun (lihat Tabel 2.2.) u = upah/bangunan



e.) Pengamanan jaringan (patok batas jalur hijau dan sempadan, papanlarangan, portal, nomenklatur jaringan, patok km) Pjar = ((n1xHb1)+(n2xHb2)+(n3xHb3)+(n4xHb4)+(n5xHb5)+...)).... (18) Dimana : Pjar = pengamanan jaringan n = jumlah patok, portal, papan larangan, nomenklatur, patok km Hb = biaya bahan dan upah pemasangan



6.3.3 Biaya Manajemen OP serta Pemberdayaan Jaringan Irigasi Tambak 6.3.3.1 Biaya Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan Jaringan Tambak a. Perjalanan dalam rangka pembinaan maupun koordinasi. Tingkat Balai PSDA Prov. Koordinasi ke Balai Wilayah Sungai Tingkat Dinas Kabupaten, Koordinasi ke Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai dan ke Balai PSDA Prov.



Page 43 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Tingkat UPT/Pengamat, Koordinasi ke Balai Wilayah Sungai dan ke Balai PSDA Provinsi.



b. Penyediaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan pembinaan dan koordinasi. ATK Bahan Komputer dan Perlengkapannya



c. Honorarium. Monitoring dan Evaluasi: Balai, PSDA Prov., Dinas Kabupaten, UPT/Pengamat Koordinasi, Pembinaan untuk Peningkatan Kelembagaan.



d. Biaya Lain-lain Pengeluaran. Biaya pencetakan Formulir untuk kegiatan operasi Biaya pencetakan Formulir untuk kegiatan pemeliharaan Biaya fotocopy dokumen, updating peta & skema. Biaya rapat, dan konsumsi Biaya pengiriman surat dan lain-lain



6.3.3.2 Biaya Pemberdayaan P3A a. Gaji Upah Honor untuk kegiatan Koordinasi, Honor untuk kegiatan Pemberdayaan untuk Peningkatan Kelembagaan, maupun Petani. b. Pos Bahan Bahan-bahan ATK Bahan Komputer dan Perlengkapannya



6.3.3.3 Pelatihan OP partisipastif a. Perjalanan dalam rangka pelatihan Panitia Pelaksana Peserta Pelatihan (Pengamat, Juru, dan Petani) Narasumber, Praktisi



Page 44 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



b. Penyediaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan pemberdayaan P3A. ATK Bahan Komputer dan Perlengkapannya



c. Honorarium. Panitia Pelaksana Narasumber, Praktisi Peserta Pelatihan (Pengamat, Juru, dan Petani) d. Biaya lainnya. Biaya telepon untuk komunikasi Biaya pencetakan Formulir untuk kegiatan Pelatihan Biaya rapat, dan konsumsi Biaya pengiriman surat dan lain-lain 6.3.3.4 Pendampingan/fasilitas P3A a.



Perjalanan dalam rangka Fasilitasi Kelembagaan Tingkat Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai ke Balai PSDA Prov. Ke Dinas Kabupaten Tingkat Balai PSDA Prov. Ke Dinas Kabupaten Tingkat Dinas Kabupaten ke UPT/Pengamat/ Lembaga GP3A, P3A dll.



b.



Penyediaan bahan-bahan ATK untuk kegiatan Pendampingan/Fasilitasi P3A. Biaya fotocopy dokumen, updating peta & skema, serta buku pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A Bahan Komputer dan Perlengkapannya



c.



Honorarium. Honor Pembina, Narasumber dll.



d.



Biaya lainnya. Biaya pencetakan Materi/ Formulir untuk kegiatan Pendampingan/Fasilitasi



Page 45 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



6.4. CONTOH PERHITUNGAN 6.4.1 Contoh Perhitungan Operasi Jaringan Irigasi Tambak.



Page 46 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



6.4.2 Contoh Perhitungan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak. Page 47 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Page 48 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Page 49 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Catatan: © Volume© berdasarkan hasil inventarisasi oleh petugas OP di masing-masing lokasi Harga Satuan@ berdasarkan hasil perhitungan analisa oleh petugas OP @ di masing-masing lokasi, tergantung karateristik wilayahnya masing-masing. (*) Pengadaannya melalui kontraktual harus mendapat persetujuan instansi vertikal diatasnya. # Kapasitas rawa pasut ( lihat tabel 1.6; rawa lebak tabel 1.21 ) ## Frekuensi/tahun (rawa pasut lihat tabel 1.3; rawa lebak tabel 1.18 ) Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak Pekerjaan Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air Nama DT : Kabupaten : Pengamat : Propinsi : Ps Ps n k f u



= (n/k)*f*u Pembersihan = sampah = jumlah bangunan = kapasitas = frekuensi = upah kerja Lokasi/Kamp/SP 1



n 1



k 50



f 24



u 50000



Ps 24000



* Upah berdasarkan upah tukang bangunan di tahun 2012 untuk di Prov. Sulawesi Selatan (*k) Kapasitas untuk Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Tambak (*f) Berdasarkan Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak



Page 50 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Nama DT Pengamat



Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak Pekerjaan Tanggul (Pemotongan Rumput) : Kabupaten : : Propinsi :



Pr



=



Pr



=



p



=



l k f u



= = = = Lokasi/Kamp/SP 1



{(p*l)/k}*(f*u) Pemotongan rumput Panjang tanggul (m) Lebar rata-rata tumbuhan rumput (m) kapasitas (m2/hari) frekuensi/tahun upah kerja/hari p 100



l 3



k



f 100 3



u 50000



* Upah berdasarkan upah tukang bangunan di tahun 2012 untuk di Prov. Sulawesi Selatan (*k) Kapasitas untuk Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Tambak (*f) Berdasarkan Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak (* k) Kapasitas Jaringan Irigasi Tambak ( lihat tabel 2.4 ) (* f) Frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1 )



Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak Pekerjaan Saluran (Tumbuhan Air) Nama DT : Kabupaten : Pengamat : Propinsi : Psal = {(p*l)/k}*(f*u) Psal = Pembersihan saluran p = Panjang saluran (m) l = Lebar rata-rata tumbuhan air (m) k = kapasitas (m2/hari) f = frekuensi/tahun u = upah kerja/hari* Page 51 of 75



Pr 450000



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Lokasi/Kamp/SP 1



p 100



l 3



k



f 35 3



u 50000



Psal 1285714



* Upah berdasarkan upah tukang bangunan di tahun 2012 untuk di Prov. Sulawesi Selatan (*k) Kapasitas untuk Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Tambak (*f) Berdasarkan Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak (* k) Kapasitas Jaringan Irigasi Tambak ( lihat tabel 2.4 ) (* f) Frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1 )



Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak Pekerjaan Pemeliharaan Tanggul Nama DT : Kabupaten : Pengamat : Propinsi : Pt



= {(p*l)/k}*(f*u) Pemeliharaan = tanggul = Panjang tanggul yang rusak (m) = Lebar rata-rata tanggul yang rusak (m) = kapasitas (m2/hari) frekuensi/tahu = n = upah kerja/hari



Pt p l k f u Lokasi/Kamp/SP 1



p 100



l 3



k



f 250 1



u 50000



Pt 60000



* Upah berdasarkan upah tukang bangunan di tahun 2012 untuk di Prov. Sulawesi Selatan (*k) Kapasitas untuk Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Tambak (*f) Berdasarkan Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak (* k) Kapasitas Jaringan Irigasi Tambak ( lihat tabel 2.4 ) (* f) Frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1 )



Page 52 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak Pekerjaan Pemeliharaan Bangunan Air (pembersihan, pelumasan, pengecatan) Nama DT : Kabupaten : Pengamat : Propinsi : PB = (Hb+u)*n*f PB = Pemeliharaan bangunan air n = jumlah bangunan air Hb = biaya bahan/bangunan f = frekuensi u = upah kerja/hari Lokasi/Kamp/SP 1



Hb 500000



u



n f 50000 1 1



PB 550000



* Upah berdasarkan upah tukang bangunan di tahun 2012 untuk di Prov. Sulawesi Selatan (*k) Kapasitas untuk Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Tambak (*f) Berdasarkan Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak (* k) Kapasitas Jaringan Irigasi Tambak ( lihat tabel 2.4 ) (* f) Frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1 )



Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak Pekerjaan Pemeliharaan Jembatan dan Dermaga (pengecatan dan perbaikan ringan) Nama DT : Kabupaten : Pengamat : Propinsi : Pjd Pjd n Hb f u



= = = = = =



(Hb+u)*n*f Pemeliharaan jembatan atau dermaga jumlah bangunan air biaya bahan/jembatan atau dermaga frekuensi upah kerja/jembatan atau dermaga



Page 53 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Lokasi/Kamp/SP Hb 1 415000 Uraian biaya bahan/jembatan atau dermaga :



No 1 2 3 4 5 6 7



Nama Bahan Cat Tinner Kuas PC Pasir Kerikil Batu Kali



Volume 1 1 3 1 0.5 0.25 -



Jumlah Kebutuhan total



kg liter bh Zak m3 m3 -



Harga Sat



u n f 50000 1 1



Pjd 465000



Jumlah



150000 50000 25000 65000 90000 120000 -



150000 50000 75000 65000 45000 30000



= Rp



415000



* Upah berdasarkan upah tukang bangunan di tahun 2012 untuk di Prov. Sulawesi Selatan (*k) Kapasitas untuk Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Tambak (*f) Berdasarkan Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak (* k) Kapasitas Jaringan Irigasi Tambak ( lihat tabel 2.4 ) (* f) Frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1 )



Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak Pekerjaan Pemeliharaan Jalan Nama DT : Kabupaten : Pengamat : Propinsi : Pj Pj p l k f u



= {(p*l)/k}*(f*u) Pemeliharaan = jalan = Panjang jalan yang rusak (m) = Lebar rata-rata jalan yang rusak (m) kapasitas = (m2/hari) frekuensi/tahu = n = upah kerja/hari



Page 54 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Lokasi/Kamp/SP 1



p 100



l 3



k



f 100 1



u 50000



Pj 150000



* Upah berdasarkan upah tukang bangunan di tahun 2012 untuk di Prov. Sulawesi Selatan (*k) Kapasitas untuk Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Tambak (*f) Berdasarkan Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak (* k) Kapasitas Jaringan Irigasi Tambak ( lihat tabel 2.4 ) (* f) Frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1 )



Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak Pekerjaan Pemeliharaan Kantor atau Rumah Dinas (termasuk perbaikan ringan) Nama DT Pengamat PK PK n Hb f u



: : = = = = = =



Kabupaten Propinsi



: :



(Hb+u)*n*f Pemeliharaan kantor atau rumah dinas jumlah kantor dan rumah dinas biaya bahan kantor dan rumah dinas frekuensi upah kerja/kantor atau rumah dinas Lokasi/Kamp/SP 1



Hb 805000



u n f 50000 1 1



PK 855000



Uraian biaya bahan Pemeliharaan satu Kantor atau Rumah Dinas:



No 1 2 3 4 5 6 7



Nama Bahan Cat Tinner Kuas PC Pasir Kerikil Batu Kali



Jumlah Kebutuhan total



Volume 2 3 6 2 0.5 0.25 -



Harga Sat kg liter bh Zak m3 m3 -



Jumlah



150000 50000 25000 65000 90000 120000 -



300000 150000 150000 130000 45000 30000



= Rp



805000



Page 55 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



* Upah berdasarkan upah tukang bangunan di tahun 2012 untuk di Prov. Sulawesi Selatan (*k) Kapasitas untuk Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Tambak (*f) Berdasarkan Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak (* k) Kapasitas Jaringan Irigasi Tambak ( lihat tabel 2.4 ) (* f) Frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1 )



Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak Pekerjaan Kalibrasi Alat Ukur (tergantung spesifikasi alat) Nama DT Pengamat



: :



Ka Ka n f u



= = = = =



Kabupaten Propinsi



: :



n*f*u Kalibrasi alat ukur jumlah alat ukur frekuensi upah kerja/alat ukur



Lokasi/Kamp/SP 1



n 1



u f 50000 1



Ka 50000



* Upah berdasarkan upah tukang bangunan di tahun 2012 untuk di Prov. Sulawesi Selatan (*k) Kapasitas untuk Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Tambak (*f) Berdasarkan Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak (* k) Kapasitas Jaringan Irigasi Tambak ( lihat tabel 2.4 ) (* f) Frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1 )



Page 56 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



6.4.3 Contoh Perhitungan Pemeliharaan Berkala Jaringan Irigasi Tambak.



Page 57 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



1) Koefesien dari analisa harga disini hanya merupakan standar umum, koefesien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung lokasi, karakteristik daerah, dan tingkat kesulitan pelaksanaan. 2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung kepada lokasi, karakteristik daerah, dan tingkat kesulitan pelaksanaan.



(* k) Kapasitas (lihat tabel 2.4) (* f) Frekuensi/tahun (lihat tabel 2.2)



Page 58 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Irigasi Tambak Pekerjaan Pengerukan Lumpur Nama DT Pengamat



: :



Pl Pl p



= {(p*l*t)/k}*(f*u) = Pengerukan lumpur = Panjang saluran (m) Lebar saluran = (m) tinggi endapan = (m) = kapasitas (m3/hari) = frekuensi/tahun = upah kerja/hari



l t k f u



Kabupaten Propinsi



Lokasi/Kamp/SP 1



p 100



l 3



t 0.3



: :



k 3



f 0.5



u 50000



Pl 750000



* Upah berdasarkan upah tukang bangunan di tahun 2012 untuk di Prov. Sulawesi Selatan (*k) Kapasitas untuk Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Tambak (*f) Berdasarkan Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak (* k) Kapasitas Jaringan Irigasi Tambak ( lihat tabel 2.4 ) (* f) Frekuensi/tahun (lihat tabel 2.2 ) Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Irigasi Tambak Pekerjaan Perbaikan Tanggul (longsor dan erosi) Nama DT Pengamat



: :



Ptb Ptb p l Hb k f u



(p*l*u/k)+(Hb)*f Perbaikan tanggul Panjang tanggul yang rusak (m) Lebar rata-rata tanggul yang rusak (m) biaya bahan/bangunan kapasitas (m2/hari) frekuensi/tahun upah kerja/hari



= = = = = = = =



Kabupaten Propinsi



: :



Page 59 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Lokasi/Kamp/SP 1



p



l 25



2



Hb 305000



k



f u Ptb 100 1 50000 330000



Uraian biaya bahan Perbaikan tanggul :



No 1 2 3 4



Nama Bahan PC Pasir Kerikil Batu Kali



Volume 2 0.5 0.25 1



Zak m3 m3 m3



Harga Sat



Jumlah



65000 90000 120000 100000



130000 45000 30000 100000



= Rp



305000



Jumlah Kebutuhan total



* Upah berdasarkan upah tukang bangunan di tahun 2012 untuk di Prov. Sulawesi Selatan (*k) Kapasitas untuk Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Tambak (*f) Berdasarkan Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak (* k) Kapasitas Jaringan Irigasi Tambak ( lihat tabel 2.4 ) (* f) Frekuensi/tahun (lihat tabel 2.2. )



Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak Pekerjaan Perbaikan Bangunan Air (penggantian yang rusak) Nama DT Pengamat



: :



Pbb



=



Pbb



=



n



=



Hb



=



f



=



U



=



Kabupaten : Propinsi : (Hb+u)*n*f Perbaikan bangunan air jumlah bangunan air biaya bahan/bangunan frekuensi/tahun upah kerja/bangunan air



Page 60 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Lokasi/Kamp/SP 1



Hb 485000



u 50000



n



f 1



Pbb 535000



1



Uraian biaya bahan Perbaikan bangunan air :



No



Nama Bahan



1 2 3 4



PC Pasir Kerikil Batu Kali



Jumlah Kebutuhan total



Volume 2 1.5 1 1



Harga Sat



Jumlah



Zak 65000 m3 90000 m3 120000 m3 100000



130000 135000 120000 100000



= Rp



485000



* Upah berdasarkan upah tukang bangunan di tahun 2012 untuk di Prov. Sulawesi Selatan (*k) Kapasitas untuk Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Tambak (*f) Berdasarkan Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak (* k) Kapasitas Jaringan Irigasi Tambak ( lihat tabel 2.4 ) (* f) Frekuensi/tahun (lihat tabel 2.1 )



Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Irigasi Tambak Pekerjaan Perbaikan Kantor dan Rumah Dinas (rehabilitasi) Nama DT Pengamat



Kabupate n Propinsi



: :



PKB PKB n Hb f



= = = = =



u



=



: :



(Hb+u)*n*f Perbaikan kantor dan rumah dinas jumlah kantor dan rumah dinas biaya bahan kantor dan rumah dinas frekuensi upah kerja/bangunan kantor atau rumah dinas



Page 61 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Lokasi/Kamp/S P 1



Hb



u



4250000



n



50000



f 1



PKB 1



4300000



Uraian biaya bahan Pemeliharaan satu Kantor atau Rumah Dinas (Rehabilitasi):



No 1 2 3 4 5 6 7



Nama Bahan Cat Tinner Kuas PC Pasir Kerikil Batu Kali



Volume 10 10 10 10 5 5 3



Jumlah Kebutuhan total



kg liter bh Zak m3 m3 m3



Harga Sat



Jumlah



150000 50000 25000 65000 90000 120000 100000



1500000 500000 250000 650000 450000 600000 300000



= Rp



4250000



* Upah berdasarkan upah tukang bangunan di tahun 2012 untuk di Prov. Sulawesi Selatan (*k) Kapasitas untuk Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Tambak (*f) Berdasarkan Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak (* k) Kapasitas Jaringan Irigasi Tambak ( lihat tabel 2.4 ) (* f) Frekuensi/tahun (lihat tabel 2.2 )



Daftar Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Berkala Jaringan Irigasi Tambak Pekerjaan Pengamanan Jaringan (patok batas jalur hijau dan sempadan, papan larangan, portal, nomenklatur jaringan, patok km) Nama DT : Kabupaten : Pengamat : Propinsi : Pjar Pjar n Hb



= = = =



((n1*Hb1)+(n2*Hb2)+(n3*Hb3)+...)) Pengamanan Jaringan jumlah patok, portal, papan larangan, nomenklatur, patok km. biaya bahan dan upah pengamanan



Page 62 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Lokasi/Kamp/SP 1



n1 *



Hb1 *



n2 *



Hb2 *



n3 *



Hb3



.........



Pjar



*



* Upah berdasarkan upah tukang bangunan di tahun 2012 untuk di Prov. Sulawesi Selatan (*k) Kapasitas untuk Kapasitas Kerja O & P Jaringan Irigasi Tambak (*f) Berdasarkan Interval dan Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi Tambak (* k) Kapasitas Jaringan Irigasi Tambak ( lihat tabel 2.4 ) (* f) Frekuensi/tahun (lihat tabel 2.2 )



Page 63 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



A. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Saluran (Rp/m2) PR.A.01 Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air per 1 buah bangunan air Biaya per 1 bangunan air, sampah normal (dengan tenaga manusia) 0,5 pekerja @ Rp. 0,01 Alat-alat @ Rp. Total Biaya Pembersihan Sampah di Muka Bangunan Air per 1 buah bangunan



= Rp. = Rp. Rp.



PR.A.02 Pembabatan Rumput pada Tanggul, Berm dan Talud saluran a Biaya per 100m2, tumbuhan normal (dengan tenaga manusia) 0,5 pekerja @ Rp. 0,01 Alat-alat @ Rp. Total Biaya Biaya per m2 b Biaya per 100 m2 tumbuh-tumbuhan rapat/belukar (dengan tenaga manusia) : Biaya per m2 2 x biaya per 100m2, tumbuhan normal (dg tenaga manusia)



= Rp. = Rp. Rp. Rp. Rp.



PR.A.03 Pembersihan saluran, mengangkat tumbuhan yang terapung/sampah dan tumbuhan dari dasar saluran Biaya per 100 m2 (dengan tenaga manusia) 2 pekerja @ Rp. 0,01 Alat-alat @ Rp. Total Biaya 2 Biaya per m



= Rp. = Rp. Rp. Rp.



PR.A.04 Pemeliharaan tanggul Biaya per 100 m2 (dengan tenaga manusia) 0,4 pekerja @ Rp. 0,02 Alat-alat @ Rp. Total Biaya Biaya per m2



= Rp. = Rp. Rp. Rp.



PR.A.05 Pemeliharaan jalan Biaya per 100 m2 (dengan tenaga manusia) 1 pekerja @ Rp. 0,05 Alat-alat @ Rp. Total Biaya 2 Biaya per m B. Analisa Harga Satuan Pemeliharaan Rutin Bangunan Air (Rp/pintu atau Rp/m2) PR.B.01 Pelumasan pintu-pintu bangunan air (hanya bahan saja) a Pelumasan roda gigi dan batang ulir (satu pintu) 0,2 kg gemuk/stempet @ Rp/kg b Pelumasan oli pada engsel, katrol dan alur pintu (satu pintu) 0,2 ltr oli @ Rp/ltr c Pembersihan bagian-bagian yang telah dilumasi oli/gemuk (satu pintu) 1 ltr solar @ Rp/ltr PR.B.02 Pengecatan bagian-bagian logam 2 a Mengecat bagian-bagian logam dari bangunan air (biaya per 10m ), termasuk: - Membersihkan seluruh permukaan yang terbuat dari logam; - Membersihkan karat dan cat lama yang sudah berkarat; - Mengganti mur-mur dan baut yang hilang - Mengecat kembali permukaan ditempat karatan dan cat lama yang telah dibuang, serta pada mur/baut yang baru, dengan 1 lapis cat meni besi (diperkirakan 30% dari seluruh permukaan); - Mengganti karet seal yang sudah terkelupas/aur (1) - Pengecatan akhir dengan 1 lapis cat alumunium (A) Tenaga Kerja i) 1,5 pekerja @ Rp/hari



= Rp. = Rp. Rp. Rp.



= Rp. = Rp. = Rp.



Page 64 of 75



= Rp.



PR.A.05 Pemeliharaan jalan Biaya per 100 m2 (dengan tenaga manusia) TAMBAK 1 pekerja @ Rp. TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN = Rp. 0,05 Alat-alat @ Rp. = Rp. Total Biaya Rp. 2 Biaya per m Rp. B. Analisa Harga Satuan Pemeliharaan Rutin Bangunan Air (Rp/pintu atau Rp/m2) PR.B.01 Pelumasan pintu-pintu bangunan air (hanya bahan saja) a Pelumasan roda gigi dan batang ulir (satu pintu) 0,2 kg gemuk/stempet @ Rp/kg b Pelumasan oli pada engsel, katrol dan alur pintu (satu pintu) 0,2 ltr oli @ Rp/ltr c Pembersihan bagian-bagian yang telah dilumasi oli/gemuk (satu pintu) 1 ltr solar @ Rp/ltr PR.B.02 Pengecatan bagian-bagian logam 2 a Mengecat bagian-bagian logam dari bangunan air (biaya per 10m ), termasuk: - Membersihkan seluruh permukaan yang terbuat dari logam; - Membersihkan karat dan cat lama yang sudah berkarat; - Mengganti mur-mur dan baut yang hilang - Mengecat kembali permukaan ditempat karatan dan cat lama yang telah dibuang, serta pada mur/baut yang baru, dengan 1 lapis cat meni besi (diperkirakan 30% dari seluruh permukaan); - Mengganti karet seal yang sudah terkelupas/aur (1) - Pengecatan akhir dengan 1 lapis cat alumunium (A) Tenaga Kerja i) 1,5 pekerja @ Rp/hari ii) 1,5 tukang cat @ Rp/hari Biaya sub-total (B) Bahan-bahan i) 0,5 kg cat meni besi @ Rp/kg ii) 0,5 kg cat alumunium @ Rp/kg iii) 0,5 liter tinner @ Rp/ltr iv) 2,0 kg mur/baut @ Rp/kg v) 0,2 alat-alat cat/pembersih @ Rp/set Biaya sub-total Biaya per m2 (hanya bahan-bahan saja) Biaya Total (A) + (B) (upah + bahan-bahan)= Biaya per m2 (Upah + bahan-bahan)



= Rp. = Rp. = Rp.



= Rp. = Rp. = Rp. = Rp. = Rp. = Rp. = Rp. = Rp. = Rp. = Rp. = Rp.



Page 65 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



b Mengecat bagian-bagian logam sambungan kayu (biaya per 10m 2 ), termasuk: - Membersihkan seluruh permukaan - Membersihkan karat dan cat lama - Mengganti mur-mur dan baut yang hilang - Mengecat kembali permukaan dengan 1 lapis cat meni besi (A) Tenaga Kerja i) 5,0 pekerja @ Rp/hari ii) 5,0 tukang cat @ Rp/hari Biaya sub-total (B) Bahan-bahan i) 2,0 kg cat meni besi @ Rp/kg ii) 2,0 kg cat alumunium @ Rp/kg iii) 0,5 liter tinner @ Rp/ltr iv) 1,0 kg mur/baut @ Rp/kg v) 0,3 alat-alat cat/pembersih @ Rp/set Biaya sub-total Biaya per m2 (hanya bahan-bahan saja) Biaya Total (A) + (B) (upah + bahan-bahan)= Biaya per m2 (Upah + bahan-bahan) C. Analisa Harga Satuan Pemeliharaan Rutin Jembatan dan Dermaga (Rp/m2) PR.C.01 Pengecatan bagian-bagian logam 2 a Mengecat bagian-bagian logam dari bangunan air (biaya per 10m ), termasuk: - Membersihkan seluruh permukaan yang terbuat dari logam; - Membersihkan karat dan cat lama yang sudah berkarat; - Mengganti mur-mur dan baut yang hilang - Mengecat kembali permukaan ditempat karatan dan cat lama yang telah dibuang, serta pada mur/baut yang baru, dengan 1 lapis cat meni besi (diperkirakan 30% dari seluruh permukaan); - Mengganti karet seal yang sudah terkelupas/aur (1) - Pengecatan akhir dengan 1 lapis cat alumunium (A) Tenaga Kerja i) 1,5 pekerja @ Rp/hari ii) 1,5 tukang cat @ Rp/hari Biaya sub-total (B) Bahan-bahan i) 0,5 kg cat meni besi @ Rp/kg ii) 0,5 kg cat alumunium @ Rp/kg iii) 0,5 liter tinner @ Rp/ltr iv) 2,0 kg mur/baut @ Rp/kg v) 0,2 alat-alat cat/pembersih @ Rp/set Biaya sub-total Biaya per m2 (hanya bahan-bahan saja) Biaya Total (A) + (B) (upah + bahan-bahan)= Biaya per m2 (Upah + bahan-bahan) b Mengecat bagian-bagian logam sambungan kayu (biaya per 10m 2 ), termasuk: - Membersihkan seluruh permukaan - Membersihkan karat dan cat lama - Mengganti mur-mur dan baut yang hilang - Mengecat kembali permukaan dengan 1 lapis cat meni besi (A) Tenaga Kerja i) 5,0 pekerja @ Rp/hari ii) 5,0 tukang cat @ Rp/hari Biaya sub-total (B) Bahan-bahan



= Rp. = Rp. = Rp. = = = = = =



Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.



= Rp. = Rp.



= Rp. = Rp. = Rp. = = = = = =



Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.



= Rp. = Rp.



Page 66 of 75 = Rp. = Rp. = Rp.



= Rp. v) 0,2 alat-alat cat/pembersih @ Rp/set = Rp. Biaya sub-total Biaya per m2 (hanya bahan-bahan saja) TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK = Rp. Biaya Total (A) + (B) (upah + bahan-bahan)= = Rp. Biaya per m2 (Upah + bahan-bahan) b Mengecat bagian-bagian logam sambungan kayu (biaya per 10m 2 ), termasuk: - Membersihkan seluruh permukaan - Membersihkan karat dan cat lama - Mengganti mur-mur dan baut yang hilang - Mengecat kembali permukaan dengan 1 lapis cat meni besi (A) Tenaga Kerja = Rp. i) 5,0 pekerja @ Rp/hari = Rp. ii) 5,0 tukang cat @ Rp/hari = Rp. Biaya sub-total (B) Bahan-bahan = Rp. i) 2,0 kg cat meni besi @ Rp/kg = Rp. ii) 2,0 kg cat alumunium @ Rp/kg = Rp. iii) 0,5 liter tinner @ Rp/ltr = Rp. iv) 1,0 kg mur/baut @ Rp/kg = Rp. v) 0,3 alat-alat cat/pembersih @ Rp/set = Rp. Biaya sub-total Biaya per m2 (hanya bahan-bahan saja) = Rp. Biaya Total (A) + (B) (upah + bahan-bahan)= = Rp. Biaya per m2 (Upah + bahan-bahan)



D. Analisa Harga Satuan Pemeliharaan Rutin Kantor atau Rumah Dinas (disesuikan kebutuhan) PR.D.01 Biaya Pemeliharaan Kantor PR.D.02 Biaya Pemeliharaan Rumah Dinas E. Analisa Harga Satuan Pemeliharaan Rutin Kalibrasi Alat Ukur (tergantung spesifikasi alat) PR.E.01 Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Curah Hujan (1 buah)



= Rp. = Rp. = Rp.



PR.E.02 Biaya Kalibrasi Alat Pengamatan Pasang Surut (1 buah)



= Rp.



PR.E.03 Biaya Kalibrasi Alat Ukur Salinometer (1 buah)



= Rp.



PR.E.04 Biaya Kalibrasi Alat Ukur Piezometer (1 buah)



= Rp.



PR.E.04 Biaya Kalibrasi Alat Ukur Topografi (1 buah)



= Rp.



Catatan: 1) Koefesien dari analisa harga disini hanya merupakan standar umum, koefesien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung lokasi, karakteristik daerah, dan tingkat kesulitan pelaksanaan.



2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung kepada lokasi, karakteristik daerah, dan tingkat kesulitan pelaksanaan.



Page 67 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Tabel 6.3. Analisa Harga Satuan Pemeliharaan Berkala Jaringan Tambak



PB.01 Pengerukan Lumpur Saluran a Biaya pengerukan lumpur 1 m 3 dengan tenaga manusia, termasuk pengangkutan dan merapihkan tanah bekas yang diangkut (BOW 1*A4 + 1/5 * A6) 1,566 pekerja pengerukan @ = 0,75 pekerja perapihan @ = Biaya per m3 = b Biaya penggalian 30 m3 dengan alat hydraulic excavator (HER), termasuk merapihkan tanah bekas galian Harga baru Excavator Komatsu LSS (Rp.1.000) [NP] Nilai sisa alat 10% (Rp.1.000) [RV] Masa kerja alat Jam Kerja alat per tahun [YWH] Jumlah jam kerja alat [TWH] Kapasitas kerja alat efektif Kemampuan tenaga/daya alat (A) Biaya Kepemilikan alat (Rp/jam) Penyusutan alat ([NP-RV]/TWH) bunga, pajak dan asuransi (0,1 x NP x YWH) Biaya Sub-total (B) Biaya Operasional (Rp/jam) Bahan bakar dan pelumas 24,9 ltr solar @ 0,48 ltr oli mesin @ 0,13 ltr oli alat penggerak @ 0,54 ltr oli hidraulik @ 0,3 kg gemuk/stempet Perbaikan dan pemeliharaan 20% dari NP/TWH Gaji/upah operator dan mekanik : 1 operator @ 1 pembantu operator @ 2 pekerja @ 0,25 mekanik @ lembur, tunjangan lainnya (15%) Biaya lain-lain (filters, matting dll) 45% dari biaya operasional Biaya sub-total Biaya total (A + B) (kepemilikan alat + biaya operasional) Biaya per m3



Rp/ltr Rp/ltr Rp/ltr Rp/ltr Rp/kg



Rp. Rp. Rp.



Rp. Rp. tahun jam jam m3/jam pk



= = =



Rp. Rp. Rp.



= = = = =



Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.



=



Rp.



= = = = =



Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.



= = = =



Rp. Rp. Rp. Rp.



PB.02 Perbaikan Tanggul (akibat longsor atau erosi) Biaya per 100 m2 (dengan tenaga manusia) 1 pekerja 0,05 Alat-alat 1 bahan bangunan (tergantung kebutuhan) Total Biaya Biaya per m2 PB.03 Perbaikan Bangunan Air (penggantian yang rusak)



@ Rp. @ Rp. @ Rp.



= Rp. = Rp. = Rp. Page Rp.68 of 75 Rp.



lembur, tunjangan lainnya (15%) = Rp. Biaya lain-lain (filters, matting dll) 45% dari biaya operasional = Rp. Biaya sub-total = Rp. TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK Biaya total (A + B) (kepemilikan alat + biaya operasional) = Rp. Biaya per m3 = Rp. -



PB.02 Perbaikan Tanggul (akibat longsor atau erosi) Biaya per 100 m2 (dengan tenaga manusia) 1 pekerja 0,05 Alat-alat 1 bahan bangunan (tergantung kebutuhan) Total Biaya 2 Biaya per m PB.03 Perbaikan Bangunan Air (penggantian yang rusak) ___ pekerja (tergantung kebutuhan) ___ alat-alat (tergantung kebutuhan) ___ bahan bangunan (tergantung kebutuhan) Total Biaya Biaya per m2 PB.04 Biaya Perbaikan Kantor (rehabilitasi) ___ pekerja (tergantung kebutuhan) ___ alat-alat (tergantung kebutuhan) ___ bahan bangunan (tergantung kebutuhan) Total Biaya 2 Biaya per m PB.05 Biaya Perbaikan Rumah Dinas (rehabilitasi) ___ pekerja (tergantung kebutuhan) ___ alat-alat (tergantung kebutuhan) ___ bahan bangunan (tergantung kebutuhan) Total Biaya Biaya per m2



@ Rp. @ Rp. @ Rp.



= Rp. = Rp. = Rp. Rp. Rp.



@ Rp. @ Rp. @ Rp.



= Rp. = Rp. = Rp. Rp. Rp.



@ Rp. @ Rp. @ Rp.



= Rp. = Rp. = Rp. Rp. Rp.



@ Rp. @ Rp. @ Rp.



= Rp. = Rp. = Rp. Rp. Rp.



PB.06 Pengamanan Jaringan (patok batas jalur hijau dan sempadan, papan larangan, portal, nomenklatur jaringan, patok km) ___ pekerja (tergantung kebutuhan) @ Rp. = Rp. ___ alat-alat (tergantung kebutuhan) @ Rp. = Rp. ___ bahan bangunan (tergantung kebutuhan) @ Rp. = Rp. Total Biaya Rp. 2 Biaya per m Rp.



Catatan: 1) Koefesien dari analisa harga disini hanya merupakan standar umum, koefesien dari analisa harga satuan tidak mengikat, tergantung lokasi, karakteristik daerah, dan tingkat kesulitan pelaksanaan.



2) Demikian pula dengan harga satuan tidak mengikat, tergantung harga yang berlaku di daerahnya masing-masing, juga tergantung kepada lokasi, karakteristik daerah, dan tingkat kesulitan pelaksanaan.



Page 69 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Page 70 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Page 71 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Page 72 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Page 73 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



C0NTOH PERHITUNGAN ANGKA KEBUTUHAN NYATA O&P (AKNOP), TAHUN 2013 Pendataan tanggal



:



Tahun 2012



Provinsi



:



Sul Sel



Daerah Pengairan Tambak



:



Balosi



Kabupaten



:



Maros



Total Luas Areal DRT



:



500



Kecamatan



:



Balosi



Juru/Mantri



:



Abdullah



Pengamat/Ranting



:



Balosi



Page 74 of 75



TATA CARA PENYUSUNAN AKNOP JARINGAN TAMBAK



Page 75 of 75