LK 9 LAPORAN BEST PRACTICE Kelas 6 - ILYAS F [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN BEST PRACTICE MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS VI SDN 3 KLUNCING BANYUWANGI



DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS DIKLAT PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN “MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP) BERBASIS ZONASI”



N



ILYAS FABIAN, S.Pd NIP. 19821114 201407 1 004 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUWANGI SDN 3 KLUNCING KECAMATAN LICIN BANYUWANGI 2019



DAFTAR ISI



JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BIODATA PENULIS KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah B. Jenis kegiatan C. Manfaat kegiatan BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A. B. C. D. E.



Tujuan dan sasaran Bahan/materi kegiatan Metode/ cara melaksanakan kegiatan Alat/instrumen Waktu dan tempat kegiatan



BAB III HASIL KEGIATAN BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan B. Rekomendasi



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



HALAMAN PENGESAHAN



Nama Guru Sasaran



: ILYAS FABIAN, S.Pd



NUPTK



: 3446760662200023



No. UKG



: 16052502718051



Tempat Mengajar



: SDN 3 KLUNCING



Hari, Pelaksanaan On 3



: Kamis, 31 Oktober 2019



Mengetahui, Kepala Sekolah



Banyuwangi, 31 Oktober 2019 Peserta,



NASRUDIN, S.Pd NIP. 19650615 200701 033



ILYAS FABIAN, S.Pd NIP. 19821114 201407 1 004



Pengawas Sekolah



Drs. AGUS SUROTO, M.Pd



NIP. 19611105 198303 1 021



BIODATA PENULIS



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11



Nama NIP NUPTK Jabatan Pangkat / Gol.Ruang Tempat / Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Pendidikan Terakhir Unit Kerja Alamat



ILYAS FABIAN, S.Pd 19821114 201407 1 004 3446760662200023 Guru Kelas Penata Muda TK I , III/b Banyuwangi, 14 November 1982 Laki- laki Islam S-1 SDN 3 Kluncing Jln. Ijent Resort Villa KM-3. Pesucen - Kluncing Kecamatan Licin – Banyuwangi - Jawa Timur



Banyuwangi , 31 Oktober 2019 Penulis



ILYAS FABIAN, S.Pd



KATA PENGANTAR Assalammualaikum. Wr.Wb



Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Best Practice. Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat. 1. 2. 3. 4. 5.



Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Bapak Drs. AGUS SUROTO, M.Pd selaku Pengawas Sekolah Bapak Agus Hermanto, S.Pd selaku Guru Inti Bapak Nasrudin, S.Pd selaku Kepala SDN 3 Kluncing Bapak dan ibu Guru peserta PKP Kecamatan Licin dan Glagah yang bersama-sama melaksanakan kegiatan PKP 6. Semua rekan guru di SD Negeri 3 Kluncing yang sudah mendukung terlaksananya kegiatan PKP dan penyusunan Laporan Best Practice 7. Istri dan anak - anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan kekuatan dalam setiap langkah. 8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini. Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini. Waalaikumsalam Wr.Wb Banyuwangi, 31 Oktober 2019 Penulis



Ilyas Fabian, S.Pd



BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tahun ajaran 2013/2014 adalah awal penerapan kurikulum baru oleh pemerintah di bidang pendidikan. Kurikulum yang dimaksud adalah kurikulum 2013 sebagai pengganti dari KTSP. Perubahan kurikulum dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia agar dapat bersaing di tingkat internasional dan juga sebagai usaha untuk mengatasi perubahan yang terjadi akibat arus globalisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2004: 4) yang menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar harus dipersiapkan dengan cermat agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian standar kompetensi lulusan. Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Seluruh ilmu yang dipelajari dalam tiap satuan pendidikan harus mampu memenuhi standar kompetensi lulusan yang diamanatkan oleh pemerintah. Pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 mengamanatkan penggunaan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah pendekatan yang menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan mengenai suatu kebenaran. Pendekatan ini memberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan observasi, bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari proses pembelajaran. Melalui tahapan-tahapan dalam pembelajaran yang berpendekatan scientific, siswa dibimbing secara bertahap untuk mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Proses pembelajaran dengan scientific approach meliputi ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif sehingga dapat membentuk siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Pembelajaran tematik terpadu di SD sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa muatan pelajaran dalam satu pembelajaran. Beberapa muatan, misalnya Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS disatukan dalam tema yang sama kemudian disajikan dalam satu pembelajaran utuh yang saling berkaitan. Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa (a) siswa malas



mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah’ (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks. Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah Model Discovery Learning. Model pembelajaran penyingkapan penemuan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Fiobert B. Sund dalam Malik, 2001:219). Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan Model Discovery Learning., penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika Model Discovery Learning. ini diterapkan pada kelas VI yang ternyata proses dan hasil belalajar siswa sama baiknya. Oleh karena itu penulis melaporkan perbaikan pembelajaran tersebut sebagai kegiatan best practice berjudul "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS VI SDN 3 KLUNCING KECAMATAN LICIN BANYUWANGI" B. JENIS KEGIATAN Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan pembelajaran tematik di kelas VI untuk pasangan Muatan Pelajaran IPA KD 3.3 dan 4.3 serta Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia KD 3.3 dan 4.2 C. MANFAAT KEGIATAN 1. Bagi siswa      



Meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran tematik integratif yang berorientasi HOTS. Siswa akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran. Mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Terkontrolnya tingkah laku positif siswa. Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses pembelajaran berlangsung. Meningkatkan hasil belajar siswa.



2. Bagi guru     



Memperluas wawasan. Meningkatkan profesional kerja. Meningkatkan peran guru sebagai Fasilisator. Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya. Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam



3. Bagi Sekolah   



Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap pelajaran yang lain. Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin. Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah.



BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN



A. TUJUAN DAN SASARAN TUJUAN 1. Untuk meningkatkan efisiensi. efektlvitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. 2. Menginspirasi guru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi 3. Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik baik penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS). SASARAN Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas VI semester 1 di SD Negeri 3 Kluncing, sebanyak 9 orang. B. BAHAN DAN MATERI Bahan / Materi Kegiatan Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas VI untuk tema II yang merupakan pembelajaran tematik gabungan KD 3.3 dan 4.3 Mupel IPA dan KD 3.3 dan 4.2 Mupel Bahasa Indonesia,.berikut ini Ilmu Pengetahuan Alam 3.5



Menganalisis cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan.



Menyajikan karya tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sebagai hasil penelusuran berbagai sumber Bahasa Indonesia Menggali informasi penting dari buku sejarah menggunakan aspek : apa, dimana, 3.3 4.3



4.2



kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana Menyajikan hasil penggalian informdari teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah secara lisan, tulis, dan visual dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif.



C. METODE / CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Kegiatan Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran problem based learning Discovery Learning. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis. 1. Pemetaan KD Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan dalam pembelajara tematik. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas VI, penulis memilih tema VI untuk membelajarkan pasangan KD 3.3 dan 4.3 muatan IPA; KD 3.3 dan 4.2 muatan Bahasa Indonesia di kelas VI semester ganjil (I) 2. Analisis Target Kompetensi Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut : a. Sisiwa dapat Menganalisis cara makhluk hidup menyesuaikan diri b. Siswa dapat Menyajikan karya tentang cara makhluk hidup menyesuaikan dengan lingkungannya sebagai hasil penelusuran berbagai sumber c. Siswa dapat Menggali informasi penting dari buku sejarah menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana d. Siswa dapat menyajikan hasil penggalian informasi dari teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah secara lisan, tulis, dan visual dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif



3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi No



KOMPETENSI DASAR



INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI



Kompetensi Pengetahuan IPK Penunjang: 3.3.1 Mengidentifikasi adaptasi struktural pada IPA Makhluk hidup ; 1.3 Menganalisis cara makhluk hidup 3.3.2 Mengidentifikasi adaptasi tingkah laku pada Makhluk hidup; menyesuaikan diri 3.3.3 Mengidentifikasi adaptasi fisiologis pada dengan lingkungan. Makhluk hidup; 3.3.4 Menjelaskan adaptasi struktural pada Makhluk hidup 3.3.5 Menjelaskan adaptasi tingkah laku pada Makhluk hidup 3.3.6 Menjelaskan adaptasi fisiologis pada Makhluk hidup; 3.3.7 Mengidentifikasi upaya makhluk hidup untuk beradaptasi. IPK Kunci: 3.3.8 Menganalisis proses adaptasi struktural pada Makhluk hidup; 3.3.9 Menganalisis proses adaptasi tingkah laku pada Makhluk hidup;



3.3.10 Menganalisis proses adaptasi fisiologis pada Makhluk hidup IPK Pengayaan 3.3.7 Menyimpulkan cara melakukan adaptasi dengan baik Bahasa Indonesia 3.3. Menggali informasi penting dari buku sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.



IPK Penunjang: 3.3.1 Memaparkan informasi penting dari buku sejarah secara lisan, dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif. 3.3.2 Memaparkan informasi penting dari buku sejarah secara tulis dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif. 3.3.3 Memaparkan informasi penting dari buku sejarah visual dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif.



IPK Kunci: 3.3.4 Menyajikan informasi penting dari buku sejarah secara lisan, dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif. 3.3.5 Menyajikan informasi penting dari buku sejarah secara tulis dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif. 3.3.6 Menyajikan informasi penting dari buku sejarah visual dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat



efektif.



IPK Pengayaan: 3.3.7 Mengembangkan informasi penting dari buku sejarah secara lisan, dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif. 3.3.8 Mengembangkan informasi penting dari buku sejarah secara tulis dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif. 3.3.9 Mengembangkan informasi penting dari buku sejarah visual dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif. Kompetensi Keterampilan IPK Penunjang IPA IPA 4.3 Menyajikan karya 4.3.1. Merancang poster tentang adaptasi tentang cara makhluk makhluk hidup. hidup menyesuaikan diri dengan IPK Kunci lingkungannya, 4.3.2. Mempresentasikan poster tentang adaptasi sebagai hasil tingkah laku. penelusuran berbagai sumber. IPK Penunjang 4.2.1. Menjelaskan ciri- ciri kalimat efektif pada Bahasa Indonesia teks tentang semangat persatuan dimasa 4.2. Menyajikan hasil persiapan kemerdekaan Indonesia. penggalian informasi dari teks penjelasan IPK Kunci (eksplanasi) ilmiah 4.2.2 Menentukan ciri- ciri kalimat efektif pada secara lisan, tulis, dan teks tentang semangat persatuan dimasa visual dengan persiapan kemerdekaan Indonesia. menggunakan IPK Pengayaan: kosakata baku dan 4.2.3 Menemukan ciri- ciri kalimat efektif pada kalimat efektif. teks tentang semangat persatuan dimasa persiapan kemerdekaan Indonesia.



4. Pemilihan Model Pembelajaran Model pembelajaran yang dipilih adalah Discovery Learning . 5.



Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Discovery Learning. Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model Discovery Learning. TAHAP PEMBELAJARAN A. Kegiatan Pendahuluan



Pendahuluan (persiapan/orientasi)



Apersepsi



Motivasi



KEGIATAN PEMBELAJARAN



ALOKASI WAKTU



1. 2. 3. 4.



Guru mengucapkan salam Peserta didik berdoa dengan dipimpin ketua kelas 20 menit Peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya Guru mengecek kehadiran peserta didik Peserta didik melakukan kegiatan literasi membaca (buku non pelajaran) 15 menit Apersepsi 1. Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya (ciri-ciri khusus pada hewan) 2. Peserta didik dengan bimbingan guru mengingat kembali materi prasyarat (ciri-ciri khusus pada hewan) 3. Guru memberikan penjelasan bahwa dalam tema ini siswa akan menentukan kalimat efektif, mencari informasi dengan meggunakan aspek 5W + 1H dan memahami adaptasi struktural pada hewan. Peserta didik mendapat informasi dari guru 5 menit mengenai tujuan, manfaat pembelajaran yang akan dilakukan, metode pembelajaran



B. Kegiatan Inti Sintak Model Pembelajaran 1 Tahap Pemberian Rangsangan



1. Siswa diminta mengamati gambar tentang 40 menit permainan ‘Ayam dan Elang’ yang terdapat di dalam buku siswa Guru bertanya: 2. Bagaimana tujuan tersebut dapat tercapai? 2. Apa yang harus dilakukan oleh setiap anggota kelompok? 3. Menurut kalian, Apa yang dilakukan Ayam dan



Elang untuk bertahan hidup? 4. Peserta didik membentuk kelompok dengan membilang angka 1 sampai 6 secara bergantian dengan tertib. 5. Peserta didik melakukan kegiatan literasi membaca teks Pertempuran Ambarawa Sintak Model Pembelajaran 1 6. Tahap Pernyataan/Identifikasi



Sintak Model Pembelajaran 1 Tahap pengumpulan data



Sintak Model Pembelajaran1 Tahap pengolahan data



30 menit Peserta didik membuat pertanyaan dengan menggunakan kata tanya apa, dimana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana.



7. Peserta didik menuliskan upaya-upaya yang 30 menit dilakukan oleh rakyat di Ambarawa untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia beserta penjelasan. 8. Peserta didik menuliskan pendapat mereka tentang upaya-upaya yang telah dilakukan. 9. Peserta didik menuliskan pendapat mereka tentang sikap tentara NICA yang melanggar kesepakatan. 10. Peserta didik menuliskan pendapat mereka tentang taktik gelar urang. 11. Peserta didik menuliskan sikap yang dapat mereka pelajari dari para pahlawan yang berjuang di Ambarawa. 12. Peserta didik menuliskan bagaimana mereka dapat menerapkan sikap-sikap tersebut dalam kehidupanmu sehari-hari. Siswa diminta memberikan contoh 15 menit 13. Peserta didik melengkapi peta pikiran dengan menggunakan kata tanya apa, dimana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana dengan memperhatihan penggunaan kata baku dan kalimat efektif pada buku siswa



14. Peserta didik mengidentifikasi persamaan adaptasi hewan berdasarkan gambar dan ditulis pada buku catatan. 15. Peserta didik mengidentifikasi perbedaan adaptasi hewan berdasarkan gambar dan ditulis pada buku catatan. 16. Peserta didik menjelaskan persamaan dan perbedaan adaptasi hewan berdasarkan gambar dan ditulis pada buku catatan secara berkelompok 17. Peserta didik mencari nama masing-masing hewan pada gambar berikut



18. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan secara berkelompok 19. Peserta didik menuliskan hasil pengamatan dan hasil dikusinya 20. Peserta didik menganalisis adaptasi masingmasing hewan pada gambar dalam bentuk tabel. 21. Peserta didik melakukan kegiatan menuliskan laporan hasil pengamatannya dengan mengisi tabel. 22. Peserta didik secara berkelompok merancang poster tentang adaptasi hewan 23. Peserta didik membuat poster tentang adaptasi hewan bersama kelompok



Sintak Model Pembelajaran 1 Tahap menarik pembuktian



Sintak Model Pembelajaran 1 Tahap menarik kesimpulan



24. Peserta didik diminta menukarkan peta pikiran 20 menit yang telah mereka buat dengan teman lainnya. 25. Peserta didik diminta memberikan komentar untuk setiap kalimat yang dituliskan dengan mnenggunakan kalimat efektif 26. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 27. Peserta didik mempresentasikan poster tentang adaptasi makhluk hidup 30 menit 28. Peserta didik melakukan tanya jawab tentang persamaan dan perbedaan adaptasi struktural makhluk hidup 29. Peserta didik dalam kelompok menyimpulkan hasil penyelidikannya tentang pengamatan cara hewan beradaptasi di lingkungannya.



C Kegiatan Penutup Sintak Model Pembelajaran 1 Penutup



30. Peserta didik membuat rangkuman secara kreatif sebagai tugas tindak lanjut 31. Peserta didik melakukan refleksi terhadap proses kegiatan pembelajaran hari ini dengan arahan guru. 32. Peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menguatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran hari ini. 33. Peserta didik mendapat umpan balik dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan terhadap proses serta hasil pembelajaran. 34. Peserta didik mendapat informasi rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya 35. Peserta didik mendapat penguatan pendidikan karakter dari guru. 36. Peserta didik menyanyikan lagu wajib nasional atau lagu daerah 37. Peserta didik dipersilakan berdoa dan mensyusukuri segala nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.



6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 5 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.



D. Media dan Instrumen



Media 1. Sumber Buku Tema 2 Sub Tema 2 PB 3 Kelas 6 2. Media: LCD Proyektor, Buku Guru, Buku Siswa, Gambar Hewan Instrumen Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu : a. Instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi. b. Instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan tes tulis. 3. Waktu dan Tempat Kegiatan Kegiatan Praktik baik ini dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober tahun 2019 bertempat di kelas VI SD Negeri 3 Kluncing Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi



.



BAB III HASIL KEGIATAN



A. Hasil Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut. 1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Discovery Learning megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran. 2. Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge. Setelah membaca meringkas dan mendiskusikan teks ekplanasitentang modernisasisiswa tidak hanya memahami konsepteks (pengetahuan konseptual) dan bagaimana membuat ringakasan yang benar (pengetahuan prosedural) tetapi juaga memahami konsep modernisasi. Pemahaman ini menjadi dasar siswa dalam mempelajari materi IPA tentang perubahan hubungan mahkluk hidup dengan lingkungannya. Pemahaman ini dapat menjadi pengantar bagi siswa untuk memahami cara mahkluk hidup beradap tasi dengan lingkungannya 3. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru bagaimana mengubah pola pikir siswa untuk berpikir dan menganalisis suatu permasalahan sehingga akan lebih mudah menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi di dalam kegiatan pembelajaran yang berorientasi HOTS B. Masalah yang Dihadapi Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa belajar dengan model Discovery Learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu menggunakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah. Masalah lainnya adalah guru tidak memakai media yang menarik perhatian siswa dan membuat siswa antusisas dalam proses pembelajaran.



C. Cara Mengatasi Masalah Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan Discovery Learning dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS. Guru memakai media pembelajaran yang menarik perhatian siswa seperti memakai media proyektor dengan memutar video yang berkaitan dengan materi. Dengan melihat dan mendengarkan video maka siswa akan lebih antiusias dalam proses pembelajaran.



Bab IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery Learning layak dijadikan praktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. 2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery Learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.



B. Rekomendasi Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery Learning berikut disampaikan rekomendasi yang relevan. 1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna. 2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa). 3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS. praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.



DAFTAR PUSTAKA De Jong, Ton & Wuter R. van Joolingen. 1998. Scientific Discovery Learning With Computer Simulation of Conceptual Domains. Review of Educational Research. 68 (2): 179-201 Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Buku Unit Pembelajaran PKB melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Buku Guru Tema 2 dan Buku Siswa Tema 2



DAFTAR LAMPIRAN 1. FOTO – FOTO KEGIATAN



2. LAMPIRAN PERANGKAT PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI HOTS



KELAS VI SEKOLAH DASAR



ILYAS FABIAN, S.Pd NIP. 19821114 201407 1 004 SDN 3 KLUNCING



PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUWANGI SDN 3 KLUNCING KECAMATAN LICIN BANYUWANGI 2019



LK-5 Pengembangan RPP Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Tema Sub Tema Pembelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok



Alokasi Waktu



: SDN 3 Kluncing : 1. IPA 2. Bahasa Indonesia :2 :2 :2 :6/1 : 1. Adaptasi Makhluk Hidup 2. Unsur – Unsur Informasi 3. Kata Baku dan Non Baku 4. Kalimat Efektif : 6 x 35 Menit



A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.



KI 2 KI 3



KI 4



: Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar, melihat, membaca, dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda – benda yang dijumpainya di rumah, sekolah. : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.



B. Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi No



KOMPETENSI DASAR Kompetensi Pengetahuan IPA



INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI IPK Penunjang: 3.3.1 Mengidentifikasi adaptasi struktural pada Makhluk hidup ; 37.3 Menganalisis cara makhluk 3.3.2 Mengidentifikasi adaptasi tingkah laku pada Makhluk hidup menyesuaikan diri hidup; dengan lingkungan. 3.3.3 Mengidentifikasi adaptasi fisiologis pada Makhluk hidup; 3.3.4 Menjelaskan adaptasi struktural pada Makhluk hidup 3.3.5 Menjelaskan adaptasi tingkah laku pada Makhluk hidup 3.3.6 Menjelaskan adaptasi fisiologis pada Makhluk hidup; 3.3.7 Mengidentifikasi upaya makhluk hidup untuk beradaptasi. IPK Kunci: 3.3.8 Menganalisis proses adaptasi struktural pada Makhluk hidup;



3.3.9 Menganalisis proses adaptasi tingkah laku pada Makhluk hidup; 3.3.10 Menganalisis proses adaptasi fisiologis pada Makhluk hidup IPK Pengayaan 3.3.7 Menyimpulkan cara melakukan adaptasi dengan baik



Bahasa Indonesia 3.3. Menggali informasi penting dari buku sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.



IPK Penunjang: 3.3.1 Memaparkan informasi penting dari buku sejarah secara lisan, dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif. 3.3.2 Memaparkan informasi penting dari buku sejarah secara tulis dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif. 3.3.3 Memaparkan informasi penting dari buku sejarah visual dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif.



IPK Kunci: 3.3.4 Menyajikan informasi penting dari buku sejarah secara lisan, dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif. 3.3.5 Menyajikan informasi penting dari buku sejarah secara tulis dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif. 3.3.6 Menyajikan informasi penting dari buku sejarah visual dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif.



IPK Pengayaan: 3.3.7 Mengembangkan informasi penting dari buku sejarah secara lisan, dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif.



3.3.8 Mengembangkan informasi penting dari buku sejarah secara tulis dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif. 3.3.9 Mengembangkan informasi penting dari buku sejarah visual dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif. Kompetensi Keterampilan IPA 4.3 Menyajikan karya tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sebagai hasil penelusuran berbagai sumber.



Bahasa Indonesia 4.2. Menyajikan hasil penggalian informasi dari teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah secara lisan, tulis, dan visual dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif.



IPK Penunjang IPA 4.3.1. Merancang poster tentang adaptasi makhluk



hidup. IPK Kunci



4.3.2. Mempresentasikan poster tentang adaptasi tingkah laku.



IPK Penunjang



4.2.1. Menjelaskan ciri- ciri kalimat efektif pada teks tentang semangat persatuan dimasa persiapan kemerdekaan Indonesia. IPK Kunci



4.2.2 Menentukan ciri- ciri kalimat efektif pada teks tentang semangat persatuan dimasa persiapan kemerdekaan Indonesia. IPK Pengayaan:



4.2.3 Menemukan ciri- ciri kalimat efektif pada teks tentang semangat persatuan dimasa persiapan kemerdekaan Indonesia.



C. Tujuan Pembelajaran 1.Melalui model pembelajaran discovery learning siswa mampu menganalisis cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan benar. 2. Melalui model pembelajaran discovery learning siswa mampu menyajikan karya tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sebagai hasil penelusuran berbagai sumber dengan benar. 3. Melalui model pembelajaran discovery learning siswa mampu menggali informasi penting dari buku sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. Menggali informasi penting dari buku sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana dengan benar.



4. Melalui model pembelajaran discovery learning siswa mampu Menyajikan hasil penggalian informasi dari teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah secara lisan, tulis, dan visual dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif dengan benar.



Nilai karakter yang dikembangkan : kerjasama, percaya diri, dan teliti D. Materi Pembelajaran 1. IPA - Adapatasi Fisik Makhluk Hidup. - Adaptasi Fisiologis Makhluk Hidup. - Adaptasi Tingkah Laku Makhluk Hidup. 2. Bahasa Indonesia - Unsur – Unsur Informasi. - Kata Baku dan Non Baku. - Kalimat Efektif.



E. Metode Pembelajaran - Model Pembelajaran - Pendekatan



: Problem Based Learning : Saintifik



- Metode



: Diskusi, Presentasi, Tanya jawab



F. Media Pembelajaran Sumber Buku Tema 2 Sub Tema 2 PB 3 Kelas 6



Media: LCD Proyektor Buku Guru Buku Siswa Gambar Hewan G. Sumber belajar Buku Unit Pembelajar 1 Buku Tema 2 Sub Tema 2 PB 3 Kelas 6



H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke.... TAHAP PEMBELAJARAN



KEGIATAN PEMBELAJARAN



ALOKASI WAKTU



C. Kegiatan Pendahuluan Pendahuluan (persiapan/orientasi)



Apersepsi



Motivasi



5. 6. 7. 8.



Guru mengucapkan salam Peserta didik berdoa dengan dipimpin ketua kelas Peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya Guru mengecek kehadiran peserta didik Peserta didik melakukan kegiatan literasi membaca (buku non pelajaran)



Apersepsi 1. Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya (ciri-ciri khusus pada hewan) 2. Peserta didik dengan bimbingan guru mengingat kembali materi prasyarat (ciri-ciri khusus pada hewan)



20 menit



15 menit



3. Guru memberikan penjelasan bahwa dalam tema ini siswa akan menentukan kalimat efektif, mencari informasi dengan meggunakan aspek 5W + 1H dan memahami adaptasi struktural pada hewan. Peserta didik mendapat informasi dari guru 5 menit mengenai tujuan, manfaat pembelajaran yang akan dilakukan, metode pembelajaran



D. Kegiatan Inti Sintak Model Pembelajaran 1 Tahap Pemberian Rangsangan



1. Siswa diminta mengamati gambar tentang



permainan ‘Ayam dan Elang’ yang terdapat di dalam buku siswa Guru bertanya: 2. Bagaimana tujuan tersebut dapat tercapai? Apa yang harus dilakukan oleh setiap anggota kelompok? Menurut kalian, Apa yang dilakukan Ayam dan Elang untuk bertahan hidup? 3. Peserta didik membentuk kelompok dengan membilang angka 1 sampai 6 secara bergantian dengan tertib. 4. Peserta didik melakukan kegiatan literasi membaca teks Pertempuran Ambarawa



40 menit



Sintak Model Pembelajaran 1 Tahap Pernyataan/Identifikasi



Sintak Model Pembelajaran 1 Tahap pengumpulan data



30 menit 5.



Peserta didik membuat pertanyaan dengan menggunakan kata tanya apa, dimana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana.



6. Peserta didik menuliskan upaya-upaya yang 30 menit dilakukan oleh rakyat di Ambarawa untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia beserta penjelasan. 7. Peserta didik menuliskan pendapat mereka tentang upaya-upaya yang telah dilakukan. 8. Peserta didik menuliskan pendapat mereka tentang sikap tentara NICA yang melanggar kesepakatan. 9. Peserta didik menuliskan pendapat mereka tentang taktik gelar urang. 10. Peserta didik menuliskan sikap yang dapat mereka pelajari dari para pahlawan yang berjuang di Ambarawa. 11. Peserta didik menuliskan bagaimana mereka dapat menerapkan sikap-sikap tersebut dalam kehidupanmu sehari-hari. Siswa diminta memberikan contoh



Sintak Model Pembelajaran1 Tahap pengolahan data



15 menit 12. Peserta didik melengkapi peta pikiran dengan menggunakan kata tanya apa, dimana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana dengan memperhatihan penggunaan kata baku dan kalimat efektif pada buku siswa



13. Peserta didik mengidentifikasi persamaan adaptasi hewan berdasarkan gambar dan ditulis pada buku catatan. 14. Peserta didik mengidentifikasi perbedaan adaptasi hewan berdasarkan gambar dan ditulis pada buku catatan. 15. Peserta didik menjelaskan persamaan dan perbedaan adaptasi hewan berdasarkan gambar dan ditulis pada buku catatan secara berkelompok



16. Peserta didik mencari nama masing-masing hewan pada gambar berikut



Sintak Model Pembelajaran 1 Tahap menarik pembuktian



Sintak Model Pembelajaran 1 Tahap menarik kesimpulan



17. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan secara berkelompok 18. Peserta didik menuliskan hasil pengamatan dan hasil dikusinya 19. Peserta didik menganalisis adaptasi masingmasing hewan pada gambar dalam bentuk tabel. 20. Peserta didik melakukan kegiatan menuliskan laporan hasil pengamatannya dengan mengisi tabel. 21. Peserta didik secara berkelompok merancang poster tentang adaptasi hewan 22. Peserta didik membuat poster tentang adaptasi hewan bersama kelompok 23. Peserta didik diminta menukarkan peta pikiran 20 menit yang telah mereka buat dengan teman lainnya. 24. Peserta didik diminta memberikan komentar untuk setiap kalimat yang dituliskan dengan mnenggunakan kalimat efektif 25. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 26. Peserta didik mempresentasikan poster tentang adaptasi makhluk hidup 30 menit 27. Peserta didik melakukan tanya jawab tentang persamaan dan perbedaan adaptasi struktural makhluk hidup 28. Peserta didik dalam kelompok menyimpulkan hasil penyelidikannya tentang pengamatan cara hewan beradaptasi di lingkungannya.



C Kegiatan Penutup Sintak Model Pembelajaran 1 Penutup



29. Peserta didik membuat rangkuman secara kreatif sebagai tugas tindak lanjut 30. Peserta didik melakukan refleksi terhadap proses kegiatan pembelajaran hari ini dengan arahan guru. 31. Peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menguatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran hari ini. 32. Peserta didik mendapat umpan balik dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan terhadap proses serta hasil pembelajaran. 33. Peserta didik mendapat informasi rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya 34. Peserta didik mendapat penguatan pendidikan karakter dari guru. 35. Peserta didik menyanyikan lagu wajib nasional atau lagu daerah 36. Peserta didik dipersilakan berdoa dan mensyusukuri segala nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.



I. Penilaian a. Teknik Penilaian Sikap: Lembar Observasi (terlampir)



Pengetahuan: Tes tertulis (terlampir) Keterampilan:



Produk (terlampir) b. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Tes Tertulis (terlampir) J. Bahan Ajar IPA Bahan Bacaan 1. Adaptasi pada Makhluk hidup Hewan dan tumbuhan harus bertahan hidup di dalam habitat mereka. Dalam habitatnya terjadi kompetisi untuk mendapatkan makanan, sinar matahari dan tempat hidup. Hewan dan tanaman mengalami perkembangan secara khusus pada bagian-bagian tubuhnya, warnanya, atau tingkah lakunya agar mereka bisa bertahan hidup di habitatnya. Perubahan untuk menyesuaikan diri



dengan kondisi habitat ini disebut dengan adaptasi. Jika habitat berubah secara drastis, spesies harus beradaptasi, kalau tidak, maka mereka tidak akan bertahan hidup. Dalam setiap habitat ada banyak contoh adaptasi pada sifat-sifat tubuh, makanan dan cara mendapatkannya, tingkah laku dan pertumbuhan. Jika habitat berubah, menjadi terlalu berdesakan atau berbahaya, kadang-kadang hewan bermigrasi ke lingkungan baru. Ini berarti mereka juga harus beradaptasi dengan makanan yang baru, termasuk juga bagaimana cara mendapatkannya atau menghindari dari bahaya yang baru. Satu contoh adalah badak hitam yang beradaptasi terhadap kondisi gurun sehingga sekarang hidup di habitat di gurun berbatuan dan pegunungan – pegunungan. Di tempat yang sangat panas, hewan-hewan umumnya aktif di malam hari (nocturnal) atau pada saat petang sehingga mereka bisa memburu mangsanya pada suhu yang dingin. Di tempat dimana terjadi musim dingin yang keras, beberapa hewan bermigrasi ke tempat yang lebih panas dan kembali lagi saat musim semi, beberapa tetap tidur saat musim dingin di tempat persembunyiannya yang hangat. Di beberapa habitat di mana terjadi persaingan untuk mendapatkan makanann, beberapa hewan menjadi aboreal, hidup dan makan di atas pohon dan jarang turun ke tanah karena adanya bahaya predator. Beberapa hewan beradaptasi dengan amat khusus, dimana sifat-sifat tubuh tertentu dan atau kebiasaan tertentu berkembang. Contohnya jerapah, lehernya dan lidahnya panjang sehingga memungkinkan dapat menjangkau daun-daun pada pohon tinggi. Adaptasi adalah perkembangan ciri fisik atau tingkah laku kearah yang memungkinkan organisme bertahan hidup dalam lingkungannya. Adaptasi adalah hasil dari evolusi dan terjadi karena mutasi gen secara alami. Mutasi ini menyebabkan organisme bertahan dan bereproduksi, dan menghasilkan keturunan. Adaptasi itu dapat terjadi melalui beberapa generasi. Adaptasi terbagi dalam tiga jenis: adaptasi fisik/struktural, adaftasi fisiologis, dan adaptasi tingka laku. 2. Adaptasi Fisik Adaptasi fisik adalah adaptasi yang terjadi pada struktur atau morfologi tubuh makhluk hidup, oleh karena itu disebut adaptasi struktural atau adaptasi struktural. Salah satu contoh adaptasi fisik misalnya terjadi pada kepiting, Kepiting memiliki kerabang yang keras yang melindungi tubuhnya dari ancaman predator, kekeringan dan hancur oleh ombak. Pada burung, perubahan struktur terjadi berupa selaput kaki, cakar, dan ukuran/bentuk paruh, sayap, bulu, taji, atau sisik. 3. Adaptasi Tingkah Laku Adaptasi tingkah laku termasuk aktivitas hewan, sebagai respon terhadap kondisi lingkungan. Contoh adaptasi tingkah laku termasuk cara atau kemampuan makan, cara bergerak, atau cara melindungi diri. Yang termasuk ke dalam adaptasi tingkah laku adalah : migrasi, hibernasi, mimikri, kamuflase, dan ototomi. Migrasi Apabila habitat asal sudah tidak cocok lagi bagi kehidupannya, maka hewanhewan bermigrasi ke tempat baru untuk mendapatkan tempat yang lebih aman, nyaman dan dapat memenuhi kebutuhan untuk makanan dan perkembangbiakannya. Migrasi ini biasanya terjadi pada burung-



burung karena mampu terbang ke tempat-tempat jauh. Bahkan burung burung bangau dapat terbang dari Artik ke Antartika. Hibernasi Contohnya pada adaptasi tingkah laku hewan tupai, yang mampu berhibernasi hingga 12 jam, sering mengkonsumsi banyak makanan untuk menghadapi musim dingin. Dalam keadaan ini, hewan-hewan tersebut telah menemukan jalan untuk berevolusi dalam satu musim untuk melindungi diri dari kondisi cuaca dingin mencekam.



Mimikri Hewan terlihat, berperilaku, berbau, bersuara menyerupai, organisme atau objek alami lainnya, sifat tersebut merupakan seuatu praktik pengelabuan yang dilakukan oleh hewan sehingga mampu melindungi diri. Untuk beberapa hewan, termasuk serangga dan dan laba-laba, masalah kuncinya adalah bagaimana memakan tanpa dimakan. Dengan meniru sesuatu, mereka mampu melindungi diri dan meningkatkan kemampuan untuk bertahan hidup. karena ini merupakan cara tubuh membunuh benda-benda asing yang membahayakan, saat benda asing itu sudah terbunuh maka temperatur tubuh akan kembali seperti semula. Namun sayangnya demam yang terlalu tinggi, dapat merusak sistem tubuh juga. Contoh lainnya, adalah produksi sel-sel darah putih yang dapat membunuh sel-sel asing atau pathogen atau produksi antibodi yang dapat membunuh dan menghancurkan sel-sel asing. Tubuh manusia berkeringat ketika kepanasan. Dengan berkeringat, tubuh manusia akan dingin. Pada saat udara dingin, orang cenderung buang air kecil (kencing). Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika di tempat yang terang, pupil akan menyempit, sebaliknya ketika di tempat yang gelap maka pupil akan melebar.



Bahasa Indonesia Teks Bacaan Pertempuran Ambarawa Ambarawa (bahasa Jawa: ꦄꦩ꧀ꦧꦫꦮ , translit. Ambarawa) adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.[1] Pada era kerajaan kerajaan Mataram (Amangkurat II) kawasan ini bernama Limbarawa. Dulu Ambarawa pernah menjadi ibu kota Kabupaten Semarang. Sekarang ibu kotanya adalah Ungaran. Ambarawa juga disebut sebagai kota Palagan Ambarawa, dan terdapat Musium Palagan Ambarawa, Musium Kereta Api Ambarawa dan Benteng Willem I. Ambarawa menghubungkan penting adalah memberikan jalur rel bergerigi kereta api yang menghubungkan seluruh wilayah Jawa Tengah hingga Yogyakarta melalui Magelang. Jalur Semarang-Ambarawa-Magelang adalah sepenuhnya operasional sampai 1977. Sekarang merupakan situs Museum Kereta Api Ambarawa. Ambarawa adalah lokasi penguburan kamp Jepang di mana lebih dari 15.000 orang Eropa telah dilaksanakan selama masa penjajahan Jepang. Setelah Jepang menyerah dan ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pertempuran pecah di daerah Ambarawa pada tanggal 20 November 1945 antara pasukan Inggris yang mengevakuasi di tanah jajahan Eropa dan Republik Indonesia. Di sebelah Tenggara Kota Ambarawa ada sebuah Rawa yg dikenal dengan sebutan Rawa Pening. Asal muasal rawa tersebut menurut geologist J. Van Bemellen, Rawapening merupakan



cekungan danau tektonik, yang terjadi dari peristiwa tektonik gravitasi, yaitu pergeseran akibat gaya berat, yang mengakibatkan Gunung Telomoyo Purba, yang dikenal sebagai Gunung Soropati, sobek dan menghasilkan sesar Klegung yang sekarang sudah tidak aktif lagi. Pada Masa Pra-sejarah, sisi timur Gunung Soropati bergeser ke arah timur laut, sehingga daerah antara Gunung Telomoyo dan Pegunungan Payungrong mengalami depresi. Akibatnya, bagian kaki dasarnya patah dan terlipat, sehingga membentuk cekungan yang terisi air hujan dan menghasilkan banyak mata air dari patahan aquifer. Cekungan inilah yang dikenal sebagai Rawapening. Rawa ini menjadi sumber air utama Sungai Tuntang, yang bermuara ke Laut Jawa. Nah. Pada tahun 1921-1923, Pemerintah Hindia Belanda membendung aliran air yang keluar dari Rawapening, dengan membangun Bendung Gerak Jelok (lebar 43,25 m dengan 6 pintu radial) pada bagian hulu Sungai Tuntang, untuk dialirkan ke turbin PLTA Jelok dan Timo yang berkapasitas 25 MW (Damar Kumala, 2010). a. Unsur – Unsur Informasi 1. Apa 2. Siapa 3. Dimana 4. Kapan 5. Mengapa 6. Bagaimana b. Kata Baku dan Non Baku Berpedoman pada pedoman Penulisan Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang benar. c. Kalimat Efektif yaitu kalimat yang mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan benar sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)



Penilaian a. Teknik Penilaian i.



Sikap Perubanan tingkah laku Disiplin



Nama



No



K 1 1 2 3 4 5 Dst



C 2



Tanggung Jawab B SB K C B SB 3 4 1 2 3 4



Kerja Sama



B SB K 3 4 1



C 2



................... ................... …………….. …………….. …………….. ……………..



Penilaian Sikap Keterangan:



K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4



ii.



Pengetahuan dan Keterampilan



Lampiran Penilaian Lembar Kerja Peserta Didik 1 Nama Kelompok : _________________________________ a. Judul : Membandingkan proses adaptasi pada Makhluk hidup b. Tujuan : mengidentifikasi proses adaptasi struktural pada hewan c. Alat dan Bahan : gambar beberapa hewan d. Langkah kegiatan : 1. Peserta didik mengamati beberapa foto hewan dari golongan yang sama. 2. Peserta didik mengidentifikasi persamaan adaptasi pada hewanhewan tersebut dan ditulis pada buku catatan. 3. Peserta didik mengidentifikasi perbedaan adaptasi pada hewanhewan tersebut dan ditulis pada buku catatan. 4. Peserta didik menjelaskan persamaan dan perbedaan adaptasi pada hewan-hewan tersebut dan ditulis pada buku catatan. 5. Contoh gambar-gambar hewan yang diamati seperti di bawah ini. 6. Carilah nama masing-masing hewan tersebut 7. Buatlah tabel masing-masing hewan tersebut dan tuliskan hasil analisisnya !



No



Nama Hewan



Hasil Analisis



Lembar Kerja Peserta Didik 2 Nama Kelompok : _____________________________________ a. Judul : Jenis adaptasi pada hewan b. Tujuan : Menentukan hewan dan jenis adaptasi di lingkungannya c. Alat dan Bahan: gambar beberapa jenis hewan d. Langkah kegiatan: 1. Peserta didik mengamati gambar-gambar hewan 2. Peserta didik menentukan jenis adaptasi masing-masing hewan 3. Peserta didik membuat penjelasan mengapa hewan ditempatkan dalam kategori-kategori ini ini. 4. Contoh beruang, skunk, angsa, gajah, jerapah dan lain-lain. 5. Diskusikan dalam kelompok kemudian isilah tabel dibawah ini !



LEMBAR EVALUASI Nama Siswa : _______________________________ Kelas / No. : ____________________ Mari menjawab pertanyaan berikut dengan benar !



1. Bebek mencari makan di lingkungan berair atau berlumpur. Cara penyesuaian diri bebek terhadap lingkungannya ini adalah dengan cara ......................................... 2. Unta adalah hewan yang hidup di gurun pasir. Bentuk dan susunan tubuh unta sesuai dengan lingkungan tempat hidupnya, memiliki ........... di kakinya agar tahan terhadap kondisi lingkungan ..................... 3. Unggas yang terdapat pada gambar di bawah ini memiliki kesamaan dalam beradaptasi dengan lingkungannya yaitu ...............................................................



4. Perhatikan paragraf berikut ! asam ini dihasilkan saat benda-benda asing masuk ke dalam lambung, artinya ada respon internal tubuh terhadap rangsangan eksternal. Asam ini berfungsi untuk membunuh beberapa bakteri-bakteri atau beberapa organisma-organisme lain yang berbahaya jika masuk ke dalam saluran pencernaan. Tulislah kembali kalimat yang bercetak miring agar menjadi kalimat efektif ! 5. Perhatikan paragraf berikut ! Setelah Jepang menyerah dan ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pertempuran pecah di daerah Ambarawa pada tanggal 20 November 1945 antara pasukan Inggris yang mengevakuasi di tanah jajahan Eropa dan Republik Indonesia. Di sebelah Tenggara Kota Ambarawa ada sebuah Rawa yg dikenal dengan sebutan Rawa Pening. Unsur – unsur informasi yang terdapat dalam paragraf di atas, yaitu ....



KUNCI JAWABAN



NO 1 2 3 4



5



JAWABAN



SKOR / NILAI



Paruh berbentuk sudu. Kaki berselaput Bantalan , yang kering



20



Paruh berbentuk sudu, Kaki berselaput. Asam ini dihasilkan saat benda – benda masuk ke lambung. Asam ini berfungsi untuk membunuh bakteri – bakteri atau organisme – organisme yang berbahaya lainnya jika masuk ke saluran pencernaan.



20



10



30



APA, DIMANA, KAPAN,SIAPA



20



TOTAL



100



K. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan PROGRAM REMEDIAL/ PENGAYAAN



Sekolah Kelas/Semester Tema Sub Tema Pembelajaran Tanggal Evaluasi Bentuk Soal Evaluasi



:SD Negeri 3 Kluncing : VI/ 1 :2 :2 :3 : 31 Oktober 2019 : Tes Tulis



Materi Soal Evaluasi



: Adaptasi Makhluk Hidup Unsur – Unsur Informasi Kalimat Efektif



Kompetensi Pengetahuan IPA



IPA 1.3 Menganalisis cara makhluk hidup 1. Mengidentifikasi adaptasi struktural mkahluk hidup.



menyesuaikan lingkungan.



diri



dengan



Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia 3.3. Menggali informasi penting dari buku 1. Memaparkan informasi penting dari buku sejarah secara tulis dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, sejarah menggunakan aspek: apa, di siapa, mengapa, dan bagaimana serta memeperhatikan mana, kapan, siapa, mengapa, dan penggunaaan kosa kata baku dan kalimat efektif bagaimana.



KKM



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dst



: 70



Nama Peserta Didik



Indikator Nilai yang Belum Ulangan Dikuasai



Bentuk Tindakan Remedial



Nilai Setelah Remedial



Ket



a. Remedial Bagi peserta didik yang belum memenuhi Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) setelah melakukan tes tertulis pada akhir pembelajaran, maka akan diberikan pembelajaran tambahan (Remidial Teaching) terhadap IPK yang belum tuntas, kemudian diberikan tes tertulis pada akhir pembelajaran lagi dengan ketentuan: 1) Soal yang diberikan berbeda dengan soal sebelumnya namun setara. 2) Nilai akhir yang akan diambil adalah nilai hasil tes terakhir. 3) Peserta didik yang sudah tuntas (≥KBM) dipersilakan untuk ikut bagi yang berminat untuk memberikan keadilan. b. Pengayaan Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KBM (Ketuntasan Belajar Minimal). Guru memberikan materi pengayaan berupa penajaman pemahaman dan keterampilan memecahkan persoalan yang lebih komplek, yaitu:



1. Unta adalah hewan yang hidup di gurun pasir. Bentuk dan susunan tubuh unta sesuai dengan lingkungan tempat hidupnya. Bentuk penyesuaian diri unta dengan lingkungannya yaitu…............................................................... 2. Perhatikan paragraf berikut ! Pada Masa Pra-sejarah, sisi timur Gunung Soropati bergeser ke arah timur laut, sehingga daerah antara Gunung Telomoyo dan Pegunungan Payungrong mengalami depresi. Akibatnya, bagian kaki dasarnya patah dan terlipat, sehingga membentuk cekungan yang terisi air hujan dan menghasilkan banyak mata air dari patahan aquifer. Cekungan inilah yang dikenal sebagai Rawapening. Rawa ini menjadi sumber air utama Sungai Tuntang, yang bermuara ke Laut Jawa.



Unsur – unsur informasi yang terdapat dalam paragraf di atas, yaitu ....



Mengetahui Kepala SDN 3 Kluncing



Banyuwangi, 31 Oktober 2019 Guru Kelas



NASRUDIN, S.Pd NIP. 19650615 200701 1 033



ILYAS FABIAN, S.Pd NIP. 19821114 201407 1 004