LP Asfiksia R.peri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASFIKSIA DI RUANG PERINATOLOGI RSD GUNUNG JATI KOTA CIREBON



Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktikum Klinik Mahasiswa Stase Keperawatan Anak Pembimbing Akademik: Ns. Nanang Saprudin, S. Kep., M. Kep. Ns. Neneng Aria Nengsih, S. Kep., M. Kep.



Disusun Oleh : Yani Triyani JNR0220109



PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN TAHUN 2022/2023



A. Definisi Asfiksia merupakan suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea dan sampai ke asidosis. Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis, bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya. Suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami gangguan tidak bernapas secara spontasn dan teratur setelah lahir. Asfiksia dapat terjadi selama kehamilan atau persalinan. B. Anatomi Fisiologi 1. Anatomi



Sistem pernafasan terutama berfungsi untuk pengambilan oksigen (O2). Paru dihubungkan dengan lingkungan luarnya melalui serangkaian saluran, berturut turut, hidung, faring, laring, trachea dan bronchi, saluran saluran itu relative kaku dan tetap terbuka, keseluruhannya merupakan bagian konduksi dari system pernafasan, meskipun fungsi utama pernafasan utama adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida, masih ada fungsi tambahan lain, yaitu tempat menghasilkan suara, meniup (balon, kopi/ teh panas, tangan, alat music, dan lain sebagainya). Tertawa, menangis, bersin, batuk homostatik (PH darah) otot-otot pernafasan membantu kompresi abdomen. a. Hidung/naso : Nasal Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2 lubang (kavumrasi) dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi), terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk kedalam lubang hidung



b. Faring



Merupakan tempat persimpanan antara jalan makan, yang berbentuk seperti pipa yang memiliki otot, memanjang mulai dari dasar tengkorak sampai dengan osofagus. Letaknya didasar tengkorak dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang belakang. c. Laring : Pangkal tenggorok Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan atau penghasil suara yang diapaki berbicara dan bernyanyi, terletak didepan dibagian faring sampai ketinggian vertebrata servikalis dan masuk kedalam trachea dan tulang- tulang bawah yang berfungsi pada waktu kita menelan makan dan menutup laring. d. Trackhea : Batang tenggorok Batang tenggorokan kira-kira panjangnya 9 cm, trachea tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan melengkapi lingkaran disebelah belakang trackhea. e. Bronckhus : Cabang tenggorok Merupakan lanjutan dari trachea ada dua buah yang terdapat pada ketinggian vertebrata torakolis ke IV dan V,mempunyai struktur serupa dengan trchea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama, bronchus kanan lebih pendek dan lebih besar daripada bronchus kiri. f. Paru- paru Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembunggelembung (alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel epitel dan sel endotel. Pernafasan paru- paru (pernafasan pulmoner) merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru atau pernafasan eksternal, oksigen diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung disampaikan ke seluruh tubuh. Didalam paru-paru karbondioksida dikeluarkan melalui pipa bronchus berakhir pada mulut dan hidung 2. Fisiologi Dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi (pernafasan) didalam tubuh terdapat tiga tahapan yakni ventilasi, difusi dan transportasi. a. Ventilasi Proses ini merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer kedalam alveoli atau alveoli keatmosfer, dalam proses ventilasi ini terdapat beberapa hal yang mempengaruhi diantaranya adalah perbedaan tekanan antar atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah. b. Difusi Gas Merupakan pertukaran antara oksigen alveoli dengan kapiler paru dan CO2kapiler dan alveoli. Dalam proses pertukaran ini terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi, diantaranya pertama luasnya permukaan paru. Kedua, tebal membrane respirase/ permeabilitas yang terdiri dari epitel alveoli dan intestinal keduanya. c. Transportasi gas



Merupakan transportasi antara O2 kapiler kejaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh kapiler. Proses transportasi, O2akan berkaitan dengan Hb membentuk oksihemoglobin, dan larutan dalam plasma. Kemudian pada transportasi CO2 akan berkaitan dengan Hb membentuk karbohemoglobin dan larut dalam plasma, kemudian sebagaian menjadi HCO3. C. Etiologi Beberapa faktor yang diketahui menjadi penyebab dari asfiksia pada bayi diantaranya adalah: 1. Faktor ibu d. Hipoksia ibu Dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau antensi dalam, dan kondisi ini akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala akibatnya. e. Gangguan aliran darah uterus Berkurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke plasenta dan juga ke janin, kondisi ini saling ditemukan pada gangguan kontraksi uterus, hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan, hipertensi pada penyakit eklamsi. 2. Faktor plasenta Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta, asfiksia janin dapat terjadi apabila terdapat gangguan mendadak pada plasenta misalnya perdarahan plasenta, solusia plasenta, dsb 3. Faktor fetus Kompresi umbilicus akan mengakibatkan terganggu nya aliran darah dalam pembuluh darah umbifitus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin, gangguan alirah darah ini dapat ditemukan dalam keadaan tali pusat membumbung melilit leher, kompresi tali pusat antara jalan lahir dan janin, dll 4. Faktor neonates Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa hal yaitu pemakaian obat anastesi yang berlebihan pada ibu, trauma yang terjadi pada persalinan misalnya perdarahan intracranial, kelainan kongenital pada bayi misalnya hernia diafragmatika, atresia atau stenosis saluran pernafasan, hipoplasmia. D. Tanda Dan Gejala Akibat dari hipoksia janin yang menimbulkan tanda dan gejala sebagai berikut : 1. DJJ irreguler dan frekuensi >160 x/menit atau