20 0 108 KB
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEPERAWATAN ANAK BRONKOPNEUMONIA
Disusun Oleh : Nama : Feni Fitriyani NIM : 20902100057
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2022
PENGERTIAN Bronchopneumonia adalah radang pada paru-paru yang mempunyai penyebaran bercak-bercak, teratur dalam area-area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun benda asing.
MANIFESTASI KLINIS ETIOLOGI 1.Bakteri (pneumococus, Streptococus), 2.virus pneumony hypostatik, syndroma loffller ) 3.jamur(Citoplasma Capsulatum, Criptococus Nepromas) dan benda asing
-Gejala penyakit datang mendadak -Sesak -Bunyi napas tambahan (ronchi dan wheezing) -Suhu naik dengan cepat -Nyeri dada -Nadi cepat dan bersambung -Nafsu makan menurun. -Gelisah
KOMPLIKASI
KLASIFIKASI 1. Ciri klinis : tipikal, atipikal, aspirasi 2. Penyebab : bakteri, jamur, virus 3. Prediksi infeksi : lobaris dan bronchopneumonia
BRONKOPNEUMONIA
1. 2. 3. 4. 5.
Atelektasis Empiema Abses paru Infeksi sistemik Meningitis
PATOFISIOLOGI Kuman masuk kedalam jaringam paru-paru melalui saluran pernafasan dari atas untuk mencapai bronchioles dan kemudian alveolus sekitarnya.Kelainan yang timbul berupa bercak konsolidasi yang tersebar pada kedua paru-paru,lebih banyak pada bagian basal. Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab bronkopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan bronkus dan alveolus dan jaringan sekitarnya. Inflamasi pada bronkus ditandai adanya penumpukan secret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses per adangan yang meliputi empat stadium: hyperemia (respon peradangan permulaan) Kedua hepatisasi merah (host). Ketiga, hepatisasi kelabu, Keempat stadium resolusi
PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan darah 2. Pemeriksaan radiologi 3. Pemeriksaan mikrobiologik,
spesimen usap tenggorok, sekresi nasofaring, bilasan bronkus atau sputum, darah 4. Pemeriksaan serologi, EKG
1. Medis - Terapi Oksigen 1-2 liter - Terapi Nebulizer - Obat antibiotik (ampisilin, gentamicin ) - Inhalasi - Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit 2. Keperawatan - Menjaga kelancaran pernafasan - Kebutuhan istirahat - Kebutuhan nutrisi/cairan - Mengontrol suhu tubuh - Mencegah komplikasi - Edukasi mengenai penyakit
ASKEP
PATHWAY Penyebab (virus, bakteri , jamur)
PENGKAJIAN Infeksi saluran pernafasan atas
Kuman berlebih di Bronkus
Proses Peradangan
Kuman terbawa ke saluran cerna Infeksi Saluran Cerna
1. 2. 3. 4. 5.
Identitas pasien Keluhan utama Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan lalu Riwayat kesehatan keluarga 6. Riwayat kesehatan sekarang 7. Pemeriksaan fisik 8. Pemeriksaan diagnostik
Akumulasi Sekret di Bronkus Iritasi lambung
DIAGNOSA Mukus di Bronkus
Dyspnea, malas minum, berat badan menurun Resiko Defisit Nutrisi
Batuk Tidak Efektif
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Anoreksia, mual, muntah
Hipovolemia
1. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif 2. Hipovolemia 3. Resiko defisit nutrisi
INTERVENSI 1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Observasi - monitor frekuensi,irama,kedalaman dan upaya nafas - monitor pola nafas -monitor adanya poduksi sputum - monitor saturasi oksigen Terapeutik - Atur posisi semi-fowler atau fowler, Edukasi - jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Kolaborasi - Kolaborasi pemberian oksigen, jika perlu 2. Hipovolemia Observasi - Periksa tanda gejala hypovolemia - Monitor intake dan output cairan Terapeutik - Berikan asupan cairan oral Edukasi - Anjurkan perbanyak asupan cairan oral - Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak Kolaborasi - Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. RL, NaCl)
INTERVENSI 3. Resiko defisit nutrisi Observasi - Identifikasi status nutrisi - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient - Monitor asupan makanan - Monitor berat badan Terapeutik - Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan) - Berikan makan tinggi serat, kalori dan tinggi protein - Berikan suplemen makanan, jika perlu Edukasi - Anjurkan posisi duduk, jika mampu - Ajarkan diet yang diprogramkan Kolaborasi - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
EVALUASI
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektik S : pasien mengatakan suda tidak batuk O : pasien nampak rileks A : masalah teratasi P : hentikan intrevensi 2. Hipovolemia S : pasien menagatakan sudah tidak muntah O : pasien nampak rileks A : masalah teratasi P : Hentikan intervensi 3. Resiko Defisit Nutrisi S : pasien mengatakan tidak mengalami penurunan nafsu makan O : pasien nampak sudah fit A : masalh teratasi P : hentikan intervenasi
DAFTAR PUSTAKA PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP Astuti, S. I., Arso, S. P., & Wigati, P. A. (2017). Asuhan Keperawatan Pada An.Dengan Bronkopneumonia Di Ruang High Care Unit (HCU) Anak Irna Kebidanan Dan Anak Di RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG. Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan di RSUD Kota Semarang, 3, 103–111. Cruz, A. P. S. (2018). Bronkopneumonia. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. Haft, D. H. (2019). Konsep Bronchopneumonia. Keperawatan, 7–47. Wreksoatmodjo, B. R. (2020). Konsep Bronkopneumonia. Penyalit Dalam, 15, 1–15. Diambil dari https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums. ac.id/16759/2/BAB_I.pdf&ved=2ahUKEwj2kuv82aruAhVNFLcAHWkzCO4 QFjAEegQIDRAB&usg=AOvVaw2GhbWA8FV7tLQdry4KCzcg