LP Dan Askep MGG 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN CKD Dosen Pembimbing: Ns.Imas Sartika, S.Kep.,M.Kep



Disusun Oleh: WINDA AMALIA 21317149



Dibuat untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi Program Profesi Ners Reguler



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YATSI TANGERANG - BANTEN



LAPORAN PENDAHULUAN



A. Definisi Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Smeltzer & Bare, dalam Komang 2019) Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun) (Price & Wilson, dalam Komang 2019) Gagal ginjal kronis adalah kondisi penyakit pada ginjal yang persisten (keberlangsungan lebih dari 3 bulan dengan kerusakan ginjal dan kerusakan glomerulus filtration rate (GFR) dengan angka GFR 90 ml / menit / 1,73 m2)



b.



Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-89 mL/menit/1,73 m2



c.



Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2



d.



Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15- 29mL/menit/1,73m2



e.



Stadium 5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal ginjal terminal.



D. Manifestasi Klinis (Kardiyudiani & Brigitta 2019) Tanda dan gejala penyakit ginjal kronis berkembang seiring waktu jika kerusakan ginjal berlangsung lambat. Tanda dan gejala penyakit ginjal mungkin termasuk : a). Mual b). Muntah c). Kehilangan nafsu makan d). Kelelahan dan kelemahan



e). Masalah tidur f). Perubahan volume dan frekuensi buang air kecil g). Otot berkedut dan kram h). Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki i). Gatal terus menerus j). Nyeri dada jika cairan menumpuk di dalam selaput jantung k). Sesak napas jika cairan menumpuk di paru-paru l). Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan E. Patofisiologi (Suzanne & Bare, dalam Komang 2019) Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368) Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).



F.



Pathway Infeksi



Reaksi antigen antibodi Gagal Ginjal



Vaskuler (Hipertensi dan DM)



Obstruksi saluran kemih



Zat toksik



Hidronefrosis



Tertimbun dalam ginjal



Arteri sklerosis



Peningkatan tekanan darah



Suplai darah ke ginjal



GRF menurun CKD



Penurunan fungsi eksreksi ginjal



Tidak mampu sekresi asam (H)



Sindrom uremia



Retensi Na & PH²O



Kadar Ureum H²O



CES meningkat



Sindrom uremia



Hiperventilasi



Tekanan kapiler



Pruritus (gatal)



Gg. Pola Tidur



Edema



Timbulnya lesi



Kelebihan Volume Cairan



Kerusakan Integritas Kulit



Asidosis Gg, keseimbangan asam basa Produksi asam meningkat Resiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan tubuh



Gg. Pola Nafas Tidak Efektif



G. Pemeriksaan Penunjang 1.



Pemeriksaan lab.darah -



Hematologi Hb, Hematokrit, Eritrosit, Lekosit, Trombosit



-



RFT ( renal fungsi test ) Ureum dan kreatinin



2.



-



LFT (liver fungsi test )



-



Elektrolit



-



Klorida, kalium, kalsium



Urine -



Urine rutin



-



Urin khusus : benda keton, analisa kristal batu



3.



Pemeriksaan Kardiovaskuler



4.



Radidiagnostik -



USG abdominal



-



CT scan abdominal



-



BNO/IVP, FPA



-



Renogram



-



RPG ( retio pielografi )



H. Diagnosa Keperawatan 1.



Penurunan Curah Jantung



2.



Hipertermia



3.



Resiko Perfusi Renal Tidak Efektif



I. Intervensi Keperawatan Rencana Keperawatan No



SIKI



1



I.02075 Perawatan Jantung Tindakan : Observasi



 Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu) Terapeutik



 Berikan diet jantung yang sesuai (batasi asupan kafein, natrium, kolesterol, dan makanan tinggi lemak) Edukasi  2



Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap



I.15506 Manajemen Hipertermia Tindakan : Observasi 



Identifikasi pennyebab hipertermia







Monitor suhu tubuh







Monitor keluaran urin



Terapeutik 



Sediakan lingkungan yang dingin







Basahi dan kipasi permukaan tubuh







Lakukan pendinginan eksternal



Edukasi 



Anjurkan tirah baring



Kolaborasi  3



Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu



I.03098 Manajemen Cairan Tindakan : Observasi 



Monitor status hidrasi







Monitor hasil pemeriksaan laboratorium



Terapeutik 



Catat intake-output harian dan dihitung balance cairan 24 jam







Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan







Berikan cairan intravena, jika perlu



Kolaborasi 



Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu



DAFTAR PUSTAKA Darmawan, 2019. Karya Tulis Ilmiaih “Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan Chronic Kidney Disease (Ckd) Dengan Pemberian Inovasi Intervensi Terapi Musik Di Ambun Suri



Lantai



Iv



Achmad



Mochtarbukittinggi



2019”



http://repo.stikesperintis.ac.id/939/1/42%20DARMAWAN.pdf Diakses pada tanggal 10 Oktober 2021, pukul 10.20 WIB. Ni Komang Ari Milnawati, 2019. Karya Tulis Ilmiah “Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Komprehensif Pada Tn. A.H Dengan Chronic Kidney Disease (CKD) di Ruang Komodo RSUD Prof. Dr. W.Z Johanes Kupang” http://repository.poltekeskupang.ac.id/426/1/KTI%20%20NI%20KOMANG%20ARI%20MILN AWATI.pdf. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2021, pukul 10.20 WIB. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018 “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia” DPP PPNI, Jakarta Selatan. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017 “Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia” DPP PPNI, Jakarta Selatan. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018 “Standar Luaran Keperawatan Indonesia” DPP PPNI, Jakarta Selatan.



PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CKD Dosen Pembimbing: Ns. Imas Sartika, S.Kep.,M.Kep



Disusun Oleh: WINDA AMALIA 21317149



Dibuat untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi Program Profesi Ners Reguler



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YATSI TANGERANG - BANTEN



FORMAT



PEMERIKSAAN



FISIK



PASIEN DEWASA ( PSYSICAL ASSASSMENT )



BIODATA PASIEN



1.



1. Nama



: Tn. H



2. Umur



: 55



3. Jenis Kelamin



: Laki-laki



4. Alamat



: Sepatan



5. Status



: Sudah menikah



5. Kekuarga terdekat



: Ny. S (Istri)



6. Diaqnosa Medis



: CKD



7. Tanggal Pengkajian



: 09 November 2021



ANAMNESE A. Keluhan Utama (Alasan MRS) Saat Masuk Rumah Sakit



: Klien di rawat di RS dengan diagnona CKD klien



mengeluh demam hari ke 4, kepala pusing, nyeri ulu hati, batuk dan sedikit sesak, mual serta mengeluh badan terasa lemas. Pasien mengatakan memiliki hipertensi dan konsumsi amlodipin 10 mg tetapi tidak teratur. Saat Pengkajian



: Tampak edema ekstermitas +2. Klien memakai



oksigen nasal kanul 3 liter. TD : 152/130 mmHg, RR : 24 x/menit, suhu : 37,8 0C, BB : 75 TB : 170, Asupan cairan : 2.250 cc, Output : 850 cc. B. Riwayat Penyakit Sekarang



: CKD



C. Riwayat Penyakit Yang Lalu



: Hipertensi



D. Riwayat Kesehatan Keluarga



: Hipertensi



2. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN a.



Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi : No



Pemenuhan



Di Rumah



Di Rumah Sakit



Makan/Minum 1



Jumlah Waktu



/



Pagi : Jam 08.00 (klien Pagi



:



Jam



08.00



mengatakan biasanya pagi (sarapan) sarapan uduk atau bubur)



Siang : Jam 12.00



Siang



Malam : Jam 19.00



:



Jam



12.00.



(Klien mengatakan jika dirumah



klien



hanya



memakan nasi dan lauk) 2



Jenis



Nasi : Nasi Putih



Nasi : Bubur



Lauk : Ayam



Lauk : Ayam



Sayur : Bayam



Sayur : Bayam



Minum : Air putih 8 gelas Minum : Air putih 8 perhari (1500-2000cc)



gelas



perhari



(1500-



2000cc) Tidak ada pantangan



Tidak ada



3



Pantangan



4



Kesulitan Makan/ Tidak nafsu makan karena Tidak Minum



mual dan nyeri ulu hati



nafsu



makan



karena mual dan nyeri ulu hati



5



Usaha-usaha



Tidak ada



mengatasi Masalah Masalah keperawatan: gangguan rasa nyaman b.d mual



Diberikan 2x1



Omeprazole



b. Pola Eliminasi No



Pemenuhan Eliminasi



Di Rumah



Di Rumah Sakit



BAB/ BAK 1



2



Jumlah / Waktu



Pagi :



Pagi :



-BAB jam 08.00



-BAB jam 08.00



-BAK kurang lebih 5-6



-BAK kurang lebih



kali



5-6 kali



Siang : Jam 13.00



Siang : Jam 13.00



Malam : Jam 19.00



Malam : Jam 19.00



-Feses



Warna



lunak



berwarna -Feses



kuning kecoklatan.



lunak



berwarna



kuning



-Urin berwarna Kuning kecoklatan. keruh



-Urin



berwarna



Kuning keruh 3



Bau



Khas



Khas



4



Konsistensi



Lembek



Lembek



5



Masalah Eliminasi



Tidak



ada



eliminasi 6



Cara



Mengatasi



masalah Asupan cairan : 2.250 cc, Output : 850 cc.



Tidak ada



Tidak ada



Masalah Masalah Keperawatan : Resiko ketidakseimbangan elektrolit c.



Pola istirahat tidur No



Pemenuhan Istirahat



Di Rumah



Di Rumah Sakit



Tidur 1



Jumlah / Waktu



Pagi : Jam 07.00



Pagi : Jam 07.00



Malam : Jam 23.00 Siang : Jam 14.00 (klien mengatakan biasa Malam : Jam 22.00 tidur malam pada pukul (karena 23.00)



tidak



banyak



aktivitas, jadi jam 22.00,



klien sudah tidur)



2



Gangguan Tidur



Tidak ada gangguan tidur Tidak ada gangguan tidur



3



Upaya



Tidak ada



Tidak ada



Suasana yang tenang



Suasana yang tenang



Mengatasi



Gangguan tidur 4



Hal Yang Mempermudah Tidur



5



Hal



Yang



Memper- Suasana berisik



mudah bangun Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan



Suasana berisik



d. Pola kebersihan diri / Personal Hygiene : No Pemenuhan Personal



Di Rumah



Di Rumah Sakit



Hygiene 1



Frekuensi



Mencuci Seminggu



3x Seminggu 3x



(klien mengatakan



Rambut



tidak



menentu



hari apa) 2



Frekuensi Mandi



2 kali sehari pada 2 kali sehari jam jam



06.00



dan 06.00 dan sore pada



sore



pada



jam jam 16.00



17.00 3



Frekuensi



Gosok 2



kali



(pada



Gigi



pagi



sehari 2 kali sehari (pada dan pagi dan sore hari)



malam hari) 4



Keadaan Kuku



Bersih



Bersih



Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan e.



Aktivitas Lain No



Aktivitas Yang Dilakukan



Di Rumah Bekerja



Di Rumah Sakit Hanya istirahat



A. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI a. Latar belakang social, budaya dan spiritual klien Kegiatan kemasyarakatan : Setiap hari minggu bergotong royong membersihkan masjid Konflik social yang dialami klien : Tidak ada Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya : Klien menjalankan sholat 5 waktu Teman dekat yang senantiasa siap membantu : Ny .H



Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan



b. Ekonomi Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat : Klien dan istri Apakah ada masalah keuangan dan bagaimana mengatasinya : Tidak ada masalah keuangan Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan



3.



PEMERIKSAAN FISIK A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL a.



Tensi



: 152/130 mmHg



b.



Nadi



: 80x/m



c.



RR



: 24 x/menit



d.



Suhu



: 37.8℃



e.



BB



: 75 Kg



f.



TB



: 170 cm



1) KEADAAN UMUM A. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU 1.



Integument Inspeksi : Adakah lesi (-), Jaringan parut ( - ) Warna Kulit : Sawo matang Bila ada luka bakar lokasi : Tidak ada luka bakar Palpasi :



Tekstur (halus),



Turgor / Kelenturan ( baik ),



Struktur ( tegang ), Lemak subcutan ( tipis ), Nyeri tekan ( - ), Identifikasi luka (-) 1) Tipe Primer Makula ( - ), Papula ( - ) Nodule ( - ) Vesikula ( - ) 2) Tipe Sekunder Pustula ( - ), Ulkus ( - ), Crusta ( - ), Exsoriasi ( - ), Sear ( - ), Lichenifikasi ( - )



Kelainan- kelainan pada kulit : tidak ada Naevus Pigmentosus ( - ), Hiperpigmentasi ( - ), Vitiligo/ Hipopigmentasi ( - ), Tatto ( - ) , Haemangioma ( - ), Angioma/toh ( - ), Spider Naevi (-), Strie ( - ) 2.



Pemeriksaan Rambut a.



Ispeksi dan Palpasi : Penyebaran (merata), Bau ( - ), rontok ( - ), warna (hitam), Alopesia ( - ), Hirsutisme ( - ), alopesia ( - )



3.



Pemeriksaan Kuku Inspeksi dan palpasi, warna (pink), bentuk (lonjong) kebersihan (bersih)



4.



Keluhan yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan Px. Kulit : Tidak ada masalah Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawaatan



B. PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH DAN LEHER 1.



Pemeriksaan Kepala Inspeksi : bentuk kepala ( bulat ), Luka ( - ),



kesimetrisan ( - ), Hidrochepalu( - ),



darah ( - ) Trepanasi ( - ).



Palpasi : Nyeri tekan ( - ) 2.



Pemeriksaan Mata Inspeksi : a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( - ) b. Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - ) c. Kelopak mata / palpebra : oedem ( - ), ptosis ( - ), peradangan ( - ) luka ( - ), benjolan ( - ) d. Bulu mata : tidak e. Konjunctiva dan sclera : tidak perubahan warna



f. Warna iris ( pink ), reaksi pupil terhadap cahaya (miosis) isokor ( - ) Kornea : warna (coklat) Nigtau ( - ) Strabismus ( - ) g. Pemeriksaan Visus Dengan Snelen Card : (normal) Tanpa Snelen Card : Ketajaman Penglihatan ( Baik ) h. Pemeriksaan lapang pandang (Normal) i.



Pemeriksaan tekanan bola mata Dengan tonometri (normal) dengan palpasi taraba (normal).



3.



Pemeriksaan Telinga Inspeksi dan palpasi a.



Amati bagian telinga luar: bentuk (lunak) Ukuran ( 4 cm ), Warna(pink), lesi ( - ), nyeri tekan ( - ), peradangan ( - ), penumpukan serumen ( - ).



b.



Dengan otoskop periksa membran tympany amati, warna (kuning), transparansi (normal), perdarahan ( - ),perforasi (-). Uji kemampuan kepekaan telinga : -



Tes bisik (normal terdengar)



-



Dengan arloji (normal)



-



Uji weber



: seimbang



-



Uji rinne



: hantaran tulang lebih keras



-



Uji swabach : sama



4.



Pemeriksaan Hidung a.



Inspeksi dan palpasi Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi (tidak ada pembengkokan) Amati meatus : perdarahan ( - ), Kotoran ( - ), Pembengkakan ( - ), pembesaran / polip ( - )



5.



Pemeriksaan Mulut dan Faring a.



Inspeksi dan Palpasi Amati bibir : Kelainan konginetal (-), warna bibir lesi (-), Bibir pecah (- ), Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( - ), Kotoran ( - ), Gigi palsu ( - ), Gingivitis ( - ), Warna lidah (pink) Perdarahan ( - ) dan abses (-). Amati orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : (tidak bau mulut) uvula ( simetris),Benda asing : ( tidak ) Adakah pembesaran tonsil, T 0 / T 1 / T 2 / T 3 / T 4 (tidak ada), Perhatikan suara klien : ( tidak )



6.



Pemeriksaan Wajah Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : tegang, Warna dan kondisi wajah klien (Pucat), Struktur wajah klien : Kelumpuhan otot-otot fasialis ( -)



7.



Pemeriksaan Leher Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan : a.



Bentuk leher (simetris), peradangan ( - ), jaringanparut ( - ), perubahan warna ( - ), massa ( - )



b.



Kelenjar tiroid, pembesaran ( - )



c.



Vena jugularis, pembesaran ( - )



Palpasi : pembesaran kelenjar limfe ( - ), kelenjar tiroid ( - ),posisi



trakea (simetris) Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px. Kepala, wajah, leher : Tidak ada keluhan Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan



C. PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN KETIAK a.



Inspeksi Ukuran payudara (-), bentuk (simetris), pembengkakan (-). Kulit payudara : warna (sawo matang) lesi ( - ), Areola : perubahanwarna ( ) Putting : cairan yang keluar ( - ), ulkus ( - ), pembengkakan ( - )



b.



Palpasi Nyeri tekan ( - ), benjolan massa( - )



Keluhan lain yang terkait dengan Px. Payudara dan ketiak : Tidak ada keluhan Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan



D. PEMERIKSAAN TORAK DAN PARU a.



Inspeksi Bentuk torak (Normal), susunan ruas tulang belakang (Normal), bentuk dada (simetris), keadaan kulit (normal) Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( - ), retraksi suprasternal ( - ), Sternomastoid ( - ), pernafasan cuping hidung ( - ). Pola nafas : (normal) Amati : cianosis ( - ), batuk (-).



b.



Palpasi Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama).



c.



Perkusi Area paru : ( sonor )



d.



Auskultasi 1. Suara nafas Area Vesikuler : (normal), Area Bronchial : (normal) Area Bronkovesikuler (normal) 2. Suara Ucapan Terdengar : Bronkophoni ( - ), Egophoni ( - ), Pectoriloqy ( - ) 3. Suara tambahan Terdengar : Rales ( - ), Ronchi ( - ), Wheezing ( - ), Pleural fricion rub (-) Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru : Tidak ada keluhan Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan



E. PEMERIKSAAN JANTUNG : tidak terkaji F. PEMERIKSAAN ABDOMEN a.



Inspeksi Bentuk abdomen : (rata) Massa/Benjolan ( - ), Kesimetrisan ( - ), Bayangan pembuluh darah vena ( - ) Frekuensi peristaltic usus 21x/menit ( N = 5 – 35 x/menit, Borborygmi( - )



b. Palpasi 



Palpasi Hepar : Nyeri tekan ( - ), pembesaran ( - ), perabaan (lunak), permukaan (halus), tepi hepar (tidak teraba) . ( N = hepar tidak teraba).







Palpasi Ginjal : Bimanual diskripsikan : nyeri tekan( - ), pembesaran ( - ). (N = ginjal



tidak teraba). Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen : Tidak ada keluhan Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan



G. PEMERIKSAAN GENETALIA: 1.



Genital Pria Inspeksi : Rambut pubis (bersih), lesi ( - ), benjolan ( - ) Lubang uretra : penyumbatan (- ), Hipospadia ( - ), Epispadia ( - )Palpasi Penis : nyeri tekan ( - ), benjolan (- ). Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan



H. PEMERIKSAAN ANUS a.



Inspeksi Atresia ani ( - ), tumor ( - ), haemorroid ( - ), perdarahan ( - ) Perineum : jahitan ( - ), benjolan ( - )



b.



Palpasi Nyeri tekan pada daerah anus ( - ) pemeriksaan Rectal Toucher (normal) Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Anus : Tidak ada keluhan Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan



I.



PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL ( EKSTREMITAS ) a.



Inspeksi Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), fraktur (-) lokasi fraktur (Tidak ada fraktur) jenis fraktur (-) kebersihan luka (tidak ada luka) terpasang Gib ( - ), Traksi ( - )



b.



Palpasi Oedem : +2



Lingkar lengan



: tidak terkaji



Lakukan uji kekuatan otot : tidak terkaji Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan J.



PEMERIKSAAN NEUROLOGIS a.



Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale ) 1.



Menilai respon membuka mata (4)



2.



Menilai respon Verbal ( 5 )



3.



Menilai respon motorik ( 6 ) Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan : (Compos Mentis)



b.



Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak Penigkatan suhu tubuh ( - ), nyeri kepala ( - ), kaku kuduk ( -), mual –muntah ( - ) kejang ( -) penurunan tingkat kesadaran ( -)



c.



Memeriksa nervus cranialis Nervus I , Olfaktorius (pembau ) (normal) Nervus II, Opticus ( penglihatan ) (normal) Nervus III, Ocumulatorius (normal) Nervus IV, Throclearis (normal) Nervus V, Thrigeminus : - Cabang optalmicus : (normal) - Cabang maxilaris : (normal) - Cabang Mandibularis : (normal) Nervus VI, Abdusen (normal) Nervus VII, Facialis (normal) Nervus VIII, Auditorius (normal) Nervus IX, Glosopharingeal (normal) Nervus X, Vagus (normal) Nervus XI, Accessorius (normal) Nervus XII, Hypoglosal (normal)



d.



Memeriksa fungsi motoric Ukuran otot (simetris), atropi ( - ) gerakan-gerakan yang tidak disadari oleh klien ( -)



K. RIWAYAT PSIKOLOGIS 1) Status Nyeri : a. ●







1



2



Menurut Skala Intensitas Numerik ●



3 b.















4



5



6











7



8



9



10



Menurut Agency for Health Care Policy and Research



No



Intensitas Nyeri



Diskripsi



1



□ Tidak Nyeri



Pasien mengatakan tidak merasa nyeri



2



□ Nyeri ringan



Pasien mengatakan sedikit nyeri atau ringan. Pasien nampak gelisah



3



□ Nyeri sedang



Pasien



mengatakan



nyeri



masih



bisa ditahan atau sedang Pasien nampak gelisah Pasien



mampu



sedikit



berparsitipasi dalam perawatan 4



□ Nyeri berat



Pasien



mangatakan



nyeri



tidak



dapat ditahan atau berat. Pasien sangat gelisah Fungsi



mobilitas



dan



perilaku



pasien berubah 5







Nyeri



berat



sangat Pasien



mengatan



tertahankan



atau



nyeri



tidak



sangat



berat



Perubahan ADL yang mencolok ( Ketergantungan ), putus asa.



Masalah Keperawatan : Gangguan rasa nyaman. (klien mengatakan sedikit nyeri dibagian ulu hati)



c.



Status Emosi Bagaimana



ekspresi



hati



dan



perasaan



klien:



Ekspresi klien terlihat seperti lemah tidak ada tenaga Tingkah laku Suasana



yang



menonjol : tidak ada



yang membahagiakan klien :



ditemani oleh orang



terdekat yang membuat perasaan klien tidak nyaman : saat gastritis kambuh Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan d.



Gaya Komunikasi Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara ( ya ), apakah pola komunikasinya ( spontan ), apakah klien menolak untuk diajak komunikasi ( tdk ), Apakah komunikasi klien jelas ( tdk ), apakah klien menggunakan bahasa isyarat (tdk). Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan



e.



Pola Interaksi Kepada siapa klien berspon: perawat dan orang terdekat klien Siapa orang yang dekat dan dipercaya klien : orang tua Bagaimanakah klien dalam berinteraksi ( aktif ), Apakah tipe kepribadian klien ( tertutup ). Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan



L. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN SPIRITUAL 1.



Kondisi emosi / perasaan klien 



Apa suasana hati yang menonjol pada klien ( sedih )







Apakah emosinya sesuai dengan ekspresi wajahnya ( ya )



Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 2.



Kebutuhan Spiritual Klien :







Kebutuhan untuk beribadah ( terpenuhi )







Masalah- masalah dalam pemenuhan kebutuhan spiritual : tidak ada







Upaya untuk mengatasi



masalah pemenuhan kebutuhan



spiritual : tidak ada Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan



3.



Tingkat Kecemasan Klien :



No Komponen



Cemas



Cemas



Cemas



Yang



Ringan



Sedang



Berat



Panik



Dikaji 1



Orintasi



□ Baik



□ Menurun



□ Salah



□ Tdk ada reaksi



2



Lapang persepsi □ Baik



□ Menurun



□ Menyempit



□ Kacau



3



Kemampu



□Mampu



□Tidak



□Tdk



an



dengan



mampu



tanggapan



menyelesai



bantuan



□ Kurang



□Tidak



□ Alur



berkonsentra



mampu



mampu



si



mengingat



mengingat dan



mengingat



dan



berkonsentrasi



dengan baik



berkonsentra



terhadap Orang, tempat,waktu



□ Mampu



ada



kan masalah 4



Proses Berfikir



□ Mampu dan



fikiran



kacau



si 5



Motivasi



□ Baik



□ Menurun



□ Kurang



□ Putus asa



4.



Konsep diri klien: a.



Identitas diri : Pasien mengenali siapa dirinya



b.



Ideal diri : Pasien lebih menurut dengan keluarganya



c.



Gambaran diri : Pasien mengatakan merasa terganggu aktivitasnya karena adanya fraktur pada bagian kaki, namun pasien masih bisa beraktivitas dengan menggunakan alat bantu seperti tongkat



d.



Harga diri



: Pasien menghargai dirinya dan selalu mempunyai



harapan terhadap hidupnya Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan K. PEMERIKSAAN LABORATORIUM A. DARAH LENGKAP : Leukosit



: 4.5



Eritrosit



: 8.3



Trombosit



: 6.6



Haemoglobin



: 15 g/dl



Haematokrit



: 155 gr / dl



MCV



: 30



MCH



: 36



Masalah Keperawatan : tidak ada B. KIMIA DARAH : Ureum



: 54 mg / dl



Creatinin



: 2.9 mg / dl



C. GULA DARAH : Gula darah Acak/ Sewaktu : 93 mg/dl D. ANALISA ELEKTROLIT : tidak terkaji



E. ANALISA GAS DARAH : tidak terkaji



L. PEMERIKSAAN PENUNJANG : Tidak terkaji Masalah Keperawatan : tidak terkaji M. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN : -



Ceftriaxon 15 gr



-



Ondansentron 1 amp



-



Furosemid 20 mg



-



Captopril 25 mg



-



Omeprazole 2x1



-



Metamizole 3 x 1



-



Paracetamol



ASUHAN KEPERAWATAN Inisial Klien



: Tn. H



Diagnosa Medis



: CKD



Tanggal



: 09 November 2021



A. DATA FOKUS No



Data Fokus



Masalah Keperawatan



1



Ds :



D.0008 Penurunan Curah Jantung



Pasien mengatakan memiliki hipertensi dan Kategori: Fisiologi konsumsi amlodipin 10 mg tetapi tidak Subkategori: Sirkulasi teratur klien mempunyai riwayat hipertensi. Klien mengatakan kepala pusing, badan lemas Do : TD : 152/130 mmHg Klien terlihat lemas 2



Ds :



D.0130 Hipertermia



Klien mengatakan demam sudah hari ke 4, Kategori : Lingkungan kepala pusing



Subkategori : Kemanan dan Proteksi



Do : suhu : 37,8 0C 3



Ds :



D.0016 Resiko Perfusi Renal Tidak



Klien mengatakan kakinya bengkak



Efektif



Do :



Kategori : Fisiologis



-Tampak edema ekstermitas +2



Subkategori : Sirkulasi



-Asupan cairan : 2.250 cc, Output : 850 cc. -Kreatinin : 2.9 mg/dl -Ureum : 54 mg/dl



B. Prioritas Diagnosis Keperawatan 1.



Penurunan Curah Jantung



2.



Hipertermia



3.



Resiko Perfusi Renal Tidak Efektif



RENCANA KEPERAWATAN Inisial Klien



: Tn. H



Diagnosa Medis



: CKD



Tanggal



: 10 November 2021 Rencana Keperawatan



No



Diagnosa



SLKI



SIKI



Keperawatan 1



D.0008



Penurunan Curah Jantung (L.02008)



Curah Jantung Kategori:



Setelah dilakukan tindakan Tindakan :



fisiologi selama



Subkategori: sirkulasi



I.02075 Perawatan Jantung



60-120



diharapkan



masalah



menit, Observasi dapat



 Monitor



teratasi dengan kriteria hasil:



(termasuk



 Edema (menurun)







tekanan



darah darah



ortostatik, jika perlu)



 Batuk (menurun)  Tekanan



tekanan



Terapeutik darah



 Berikan diet jantung yang



(membaik)



sesuai (batasi asupan kafein,



Pucat/sianosis (menurun)



natrium,



kolesterol,



dan



makanan tinggi lemak) Edukasi 



Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap



Kolaborasi







Kolaborasi



pemberian



aritmia, jika perlu 2



D.0130 Hipertermia



Hipertermia (L.14134)



I.15506 Manajemen Hipertermia



Kategori : Lingkungan Setelah dilakukan tindakan Tindakan : Subkategori



: selama



60-80



Kemanan dan Proteksi diharapkan



menit, Observasi



masalah



dapat







teratasi dengan kriteria hasil:



Identifikasi



penyebab



hipertermia







Mengigil (Menurun)







Monitor suhu tubuh







Pucat (Menurun)







Monitor keluaran urin







Suhu tubuh (Membaik)







Suhu Kulit (Membaik)







Tekanan



Terapeutik 



dingin



darah 



(Membaik)



Sediakan lingkungan yang Basahi dan kipasi permukaan tubuh







Lakukan



pendinginan



eksternal Edukasi 



Anjurkan tirah baring



Kolaborasi 



Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu



3



D.0016 Resiko Perfusi Perfusi Renal (L.02013)



I.03098 Manajemen Cairan



Renal Tidak Efektif



Setelah dilakukan tindakan Tindakan :



Kategori : Fisiologis



selama



Subkategori Sirkulasi



: diharapkan



30-60



menit, Observasi



masalah



dapat



teratasi dengan kriteria hasil: 



Jumlah Nyeri



Monitor status hidrasi







Monitor hasil pemeriksaan



urine



(Meningkat) 







laboratorium Terapeutik



abdomen







Catat intake-output harian



(Menurun)



dan dihitung balance cairan







Mual (Menurun)



24 jam







Kadar



urea



nitrogen







kebutuhan



darah (Membaik) 



Berikan asupan cairan sesuai



Kadar kreatinin plasma



Kolaborasi



(Membaik)







Kolaborasi



pemberian



diuretik, jika perlu



IMPLEMENTASI KEPERAWATAN



No 1



Inisial Klien



: Tn. H



Diagnosa Medis



: CKD



Implementasi



: Hari Pertama. Rabu, 10 November, 2021



Diagnosa



Hari/



Implementasi



Keperawatan



Tgl



D.0008



Rabu



Penurunan



10/11/ Observasi



Curah Jantung



2021



I.02075 Perawatan Jantung 



Kategori: fisiologi Subkategori: sirkulasi



Evaluasi



09.00



tekanan



masih pusing O:



(Td : 158/130 mmHg)



Klien masih terlihat pucat



Memberikan diet jantung



Td : 158/130 mmHg



yang



Nadi : 80 x/mnt RR :



sesuai



(batasi



asupan kafein, natrium,



24 x/mnt



kolesterol, dan makanan



A:



tinggi lemak)



Masalah belum teratasi



Edukasi 



mengatakan



darah Terapeutik 







S: Klien



Memonitor



Paraf



Menganjurkan



P: Lanjutkan



intervensi



beraktivitas fisik secara



Monitor



bertahap



darah.



(mengajarkan



senam



hipertensi) 2.



D.0130



Rabu



Hipertermia



10/11/ Hipertermia



Kategori



: 2021



Lingkungan Subkategori Kemanan



: 10.00



I.15506



Senam hipertensi 



Manajemen S: Klien masih



Observasi



37.7℃



dan



Proteksi



Berikan intervensi



Tindakan :  







S:



pennyebab hipertermia



Klien terlihat pucat



Memonitor suhu tubuh



A:



(S : 37.7℃)



Masalah belum teratasi P:



Menyediakan



Lanjutkan intervensi



lingkungan yang dingin







Memonitor







Melakukan



(Mengompres dengan air



pendinginan



hangat)



eksternal



Melakukan pendinginan



suhu



tubuh



Membasahi dan kipasi







Membasahi



dan



kipasi permukaan



eksternal



tubuh



Edukasi 



demam,



O:



permukaan tubuh







mengatakan



Mengidentifikasi



Terapeutik 



tekanan



Menganjurkan



tirah







Menganjurkan tirah baring



baring Kolaborasi 



Berkolaborasi pemberian cairan



dan



elektrolit



intravena, jika perlu 3



D.0016 Perfusi



Resiko Rabu



I.03098 Manajemen Cairan



Renal 10/11/ Tindakan :







S: Klien



mengatakan



Tidak Efektif Kategori



2021 :



Fisiologis Subkategori



buang air kecil hanya



Observasi



11.00







Memonitor status hidrasi







Memonitor



:



hasil O : Asupan cairan : 2.250 cc Output : 850 cc. A:



pemeriksaan



Sirkulasi



laboratorium Terapeutik 



sedikit



intake-output Masalah



Mencatat



teratasi



dihitung sebagian P: balance cairan 24 jam harian



dan



(Asupan cairan : 2.250 Mencatat intake-output cc. Output : 850 cc) 



Memberikan



harian



dan



dihitung



asupan balance cairan 24 jam



cairan sesuai kebutuhan 



Memberikan



cairan



intravena, jika perlu Kolaborasi 



Berkolaborasi pemberian diuretik, jika perlu



No 1



Inisial Klien



: Tn. H



Diagnosa Medis



: CKD



Implementasi



: Hari Kedua. Kamis, 11 November, 2021



Diagnosa



Hari/



Keperawatan



Tgl



D.0008



Kamis I.02075 Perawatan Jantung S :



Penurunan



11/11/ Observasi



Curah Jantung



2021



Kategori: fisiologi Subkategori:



09.00



Implementasi







Memonitor



Evaluasi







Klien



mengatakan



tekanan pusing sudah mulai



darah



berkurang



(Td : 145/100 mmHg)



O:



Terapeutik



Paraf



Klien



terlihat



lebih







sirkulasi



Memberikan diet jantung baik dari kemarin yang



sesuai



(batasi Td : 145/100 mmHg



asupan kafein, natrium, Nadi: 80x menit RR: kolesterol, dan makanan 22 x/mnt A:



tinggi lemak) Edukasi 



Menganjurkan



Masalah



tekanan



darah



teratasi



beraktivitas fisik secara sebagian, karena TD sudah menurun dari



bertahap



(memberikan intervensi 158/130



mmHg



menjadi



145/100



senam hipertensi)



mmHg P: Lanjutkan Monitor



intervensi tanda-tanda



vital Memberikan intervensi



senam



hipertensi 2.



D.0130



Kamis I.15506



Hipertermia



11/11/ Hipertermia



Kategori



: 2021



Lingkungan Subkategori Kemanan Proteksi



: 10.00







Manajemen S: Klien



mengatakan



Tindakan :



masih demam, namun



Observasi



sudah lebih baik dari







dan 



Mengidentifikasi



kemarin



pennyebab hipertermia



O:



Memonitor suhu tubuh



Klien terlihat pucat



(S: 37.5℃)



A:



Terapeutik  



Masalah



Hipertermi



Menyediakan



teratasi



sebagian



lingkungan yang dingin



karena suhu berkurang



Membasahi dan kipasi dari 37.8℃ menjadi



permukaan tubuh 



37.5℃



Melakukan pendinginan P: (mengompres Lanjutkan intervensi



eksternal



dengan bawang merah)







tubuh



Edukasi 



Memonitor suhu



Menganjurkan



tirah







baring



Melakukan pendinginan eksternal







Memberikan intervensi kompres bawang merah



3



D.0016 Perfusi



Resiko Kamis I.03098 Manajemen Cairan Renal 11/11/ Tindakan :



Tidak Efektif Kategori



2021 :



Fisiologis Subkategori



11.00



Klien







Memonitor status hidrasi







Memonitor



Sirkulasi



pemeriksaan



A:



laboratorium



Masalah



Mencatat harian







intake-output P: dan



dihitung Lanjutkan intervensi



Memberikan



asupan







Mengajarkan teknik



cairan sesuai kebutuhan



farmakologis



Memberikan



untuk



cairan



intravena, jika perlu Kolaborasi 



teratasi



sebagian



balance cairan 24 jam 



O:



hasil Klien terlihat segar



Terapeutik 



mengatakan



nyeri sudah membaik



Observasi



:







S:



Berkolaborasi pemberian diuretik, jika perlu



non



mengurangi nyeri



No 1



Inisial Klien



: Tn. H



Diagnosa Medis



: CKD



Implementasi



: Hari Ketiga. Jumat, 12 November, 2021



Diagnosa



Hari/



Implementasi



Keperawatan



Tgl



D.0008



Jumat



Penurunan



12/11/ Observasi



Curah Jantung



2021







Klien



Subkategori:







sirkulasi



O: Tekanan darah : 130



Terapeutik 



mengatakan



tekanan sudah tidak pusing



Memonitor



darah (TD: 130 mmHg) 09.00



Paraf



I.02075 Perawatan Jantung S :



Kategori: fisiologi



Evaluasi



Memberikan diet jantung mmHg yang



sesuai



(batasi A :



asupan kafein, natrium, Masalah



tekanan



kolesterol, dan makanan darah teratasi sebagian karena berkurang dari



tinggi lemak)



145 mmHg menjadi



Edukasi 



Menganjurkan



130 mmHg



beraktivitas fisik secara P : Lanjutkan intervensi: bertahap (memberikan intervensi Monitor darah. senam hipertensi)



tekanan



Berikan



intervensi



senam hipertensi 2.



D.0130



Kamis I.15506



Hipertermia



12/11/ Hipertermia



Kategori



: 2021



Lingkungan Subkategori



: 10.00







Manajemen S: Klien



mengatakan



Tindakan :



sudah tidak demam



Observasi



O:







Memonitor suhu tubuh



Klien terlihat segar



Kemanan



dan



(S: 36.5℃)



Proteksi



(S: 36.5℃) A:



Terapeutik  



Menyediakan



Masalah



lingkungan yang dingin



teratasi, karena suhu



Membasahi dan kipasi klien sudah normal (S: 36.5℃.



permukaan tubuh 



Melakukan pendinginan P: Lanjutkan intervensi



eksternal







Edukasi 



hipertermia



Menganjurkan



Memonitor suhu tubuh



tirah



baring 3



D.0016 Perfusi



Resiko Kamis I.03098 Manajemen Cairan Renal 12/11/ Tindakan :



Tidak Efektif Kategori



2021 :



Fisiologis Subkategori



11.00



Klien







Memonitor status hidrasi







Memonitor



Sirkulasi



pemeriksaan



O:



laboratorium



Klien



Mencatat harian



lebih



intake-output A: dan



dihitung Masalah



teratasi



sebagian



asupan P: Lanjutkan intervensi cairan sesuai kebutuhan Memberikan



Kolaborasi 



terlihat



baik



balance cairan 24 jam 



air kecil, namun lebih



hasil baik dari kemarin



Terapeutik 



mengatakan



masih sedikit buang



Observasi



:







S:







Mencatat intake-



Berkolaborasi pemberian



output harian dan



diuretik, jika perlu



dihitung balance cairan 24 jam



DAFTAR PUSTAKA Gita Pratiwi, Dkk, 2021. Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu



Tubuh



Pada



Anak



Di



Wilayah



Puskesmas



Selogiri



http://Journal.Akpergshwng.Ac.Id/Index.Php/Gsh/Article/View/202172503/119 Diakses Pada Tanggal 10 November 2021. Pukul 15.00 WIB. Wahyuningsih, dkk, 2017. Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah



Di



Desa



Blembem



Wilayah



Kerja



Puskesmas



Gondangrejo



http://jurnal.ukh.ac.id/index.php/JK/article/view/230/221 diakses pada tanggal 10 november 2021. Pukul 15.00 WIB. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018 “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia” DPP PPNI, Jakarta Selatan. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017 “Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia” DPP PPNI, Jakarta Selatan. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018 “Standar Luaran Keperawatan Indonesia” DPP PPNI, Jakarta Selatan.



LAMPIRAN



Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734



EFEKTIVITAS KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DI WILAYAH PUSKESMAS SELOGIRI Gita Pratiwi1), Retno Ambarwati2), Wahyuningsih3), Marni*) 1)mahasiswa Akper Giri Satria Husada Wonogiri 2,*)Dosen Akper Giri Satria Husada Wonogiri 3)Dosen STIKes Estu Utomo Boyolali [email protected]; [email protected] Submit: 18 Mei 2021



Revise: 22 Juni 2021



Publish: 25 Juli 2021



ABSTRA CT



Shallots (Allium Cepa var. ascalonicum) is a multipurpose tuber vegetable, can be used as a cooking spice, vegetable, cooking flavoring, as well as a traditional medicine because of the antiseptic effect of aniline and allicin compounds it contains. The purpose of this study was to determine the effect of giving shallot compresses to decrease body temperature in children. This study uses a case study design using a nursing process approach. The population in this study with a number of 3 people who were selected based on predetermined criteria. The results of this study indicate that there is an effect of giving shallot compresses to decrease body temperature in children. The results of this study are expected to provide new insights and can also increase knowledge about the use of shallot compresses. Keywords: Shallots; Compress; Body temperature ABSTR AK Bawang merah (Allium Cepa var. ascalonicum) merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap masakan, disamping sebagai obat tradisional karena efek antiseptik senyawa anilin dan alisin yang dikandungnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh pada anak. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus menggunakan pendekatan proses keperawatan. Populasi pada penelitian ini dengan jumlah 3 orang yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh pemberian kompres bawang merah terhadap penurunan suhu



Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page



42



Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734



tubuh pada anak. Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan wawasan baru dan juga dapat menambah ilmu pengetahuan tentang penggunan kompres bawang merah. Kata Kunci: Bawang Merah; Kompres; Suhu Tubuh.



PENDAHULUAN



Demam terjadi karena respon normal tubuh



Latar Belakang



terhadap adanya infeksi. Infeksi yang terjadi



Hipertermi adalah suatu keadaan dimana suhu



karena adanya mikroorganisme yang masuk ke



tubuh



dan



dalam tubuh yaitu dapat berupa virus, jamur,



merupakan gejala dari suatu penyakit. Suhu



parasit dan bakteri. Demam juga dapat



tubuh dikatakan normal apabila suhu 36,50C



disebabkan



oleh



– 37,50C, apabila suhu tubuh lebih dari 37,50C



berlebihan



(overhating),



maka bisa dikatakan tidak normal.



kekurangan cairan, alergi maupun



lebih



tinggi



dari



biasanya,



paparan



panas



yang



dehidrasi



atau



Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page



43



Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734



dikarenakan



gangguan



sistem



imun



(Cahyaningrum, n.d.). Demam merupakan penyakit



Bronkopneumonia, Demam Typhoid dan DHF. Anak yang menderita demam dengan penyakit



yang



Bronkopneumonia mencapai 442 anak, pada



sering menyerang manusia. Menurut World



Demam Typhoid mencapai 279 anak dan DHF



Health Organization (WHO) penderita demam



mencapai



di seluruh dunia mencapai 16 – 33 juta dengan



Setiawati, 2014).



46



anak



(Aryanti



Wardiyah,



500 – 600 ribu kematian tiap tahunnya. Dari



Menurut Dinas Kesehatan Provinsi



data kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik



Jawa Tengah tahun 2020 demam mengalami



di Brazil didapatkan anak yang menderita



jumlah



demam mencapai 19% sampai 30%. Menurut



menjadikan demam termasuk dalam kejadian



hasil penelitian oleh Jalil, Jumah, dan Al-



luar biasa. Hal ini dapat dilihat dari tingginya



Baghli (2007), di Kuwait yang menunjukkan



angka kejadian demam yaitu 500 per 100.000



sebagian besar anak usia tiga sampai 36 bulan



penduduk.



peningkatan



penderita,



hal



ini



mengalami demam yang rata-rata enam kali



Seringkali manusia lupa akan banyak



setiap tahunnya (Aryanti Wardiyah, Setiawati,



hal yang dapat dikembangkan di alam semesta



2014).



ini, misalnya kegunaan bawang merah (Allium Dari 511 penderita demam di Indonesia



Cepa var. ascalonicum) yang dapat dijadikan



sebanyak 465 ibu (91.0%) memakai perabaan



sebagai kompres panas untuk menurunkan



untuk menilai demam pada anak mereka



suhu tubuh (demam)(rachmad*), Dr. suryani



sedangkan sisanya 23,1 saja menggunakan



sri, DEA*), Dr.gareso paulus lobo, n.d.).



thermometer (Setyowati, 2013). Data Dinas



Bawang



Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2013



ascalonicum) merupakan sayuran umbi yang



menyatakan bahwa demam yang diderita pada



multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu



anak usia 1- 14 tahun mencapai 4.074 anak



masakan,



dengan klasifikasi 1.837 anak pada usia 1-4



disamping sebagai obat tradisional karena efek



tahun,



antiseptik senyawa anilin dan alisin yang



1.192 anak pada usia 5-9 tahun dan 1.045 anak



dikandungnya.



pada usia 10-14 tahun. Penyakit terbanyak



merah



sayuran,



untuk



di RSUD dr. H. Abdul Moeloek



penatalaksanaan



tahun



2014



yaitu



Cepa



penyedap



var.



masakan,



Dari uraian di atas, peneliti tertarik



dengan gejala awal demam di ruang Alamanda pada



(Allium



melakukan



penelitian



kompres



mengenai



bawang



merah



efektif untuk menurunkan suhu tubuh akibat



Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page



44



Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734



demam.



Maka



peneliti



tertarik



melakukan



penelitian



yang



“Efektivitas



Kompres



Bawang



untuk berjudul



mengenai keluhan penyakit yang dirasakan responden,



identitas



responden,



persepsi



Merah



tentang penyakit dan kesehatan, riwayat



Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak”.



penyakit keluarga dan responden, pengobatan yang telah dijalani dan latar belakang kondisi



METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan one group pretest-post test design (Sugiono, 2016), menggunakan pendekatan proses keperawatan. Peneliti mengukur tingkat kesembuhan pada anak demam sebelum dan sesudah di kompres dengan bawang merah. Tempat Studi Kasus. Penelitian kasus ini dilakukan di wilayah Kecamatan Selogiri. Waktu Studi Kasus Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2020.



Peneliti



mengambil



subjek



atau



responden 3 orang, karena pendekatan studi kasus yang dipilih dalam studi kasus ini adalah pendekatan deskriptif dengan strategi Studi Kasus. Peneliti mendapatkan data- data dari responden sebagai



dengan berikut



:



menggunakan



metode



Wawancara



Peneliti



mendapatkan data-data dari responden dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1) Wawancara : Dalam penelitian ini peneliti dapat



mendapatkan



data



dengan



cara



mengadakan tanya jawab kepada pihak yang terkait yaitu responden maupun keluarga responden terutama



kesehatan responden. Metode ini dilakukan langsung



pada



saat



preses



pelaksanaan



tindakan keperawatan dilakukan sehingga data yang



diperoleh



benar-benar



nyata.



2)



Observasi : Peneliti melakukan observasi perubahan ekspresi wajah pada responden yang berkaitan dengan keadaan yang dirasakan oleh responden dengan cara mengamati adanya perubahan perilaku pada responden, dari responden dikaji sampai responden diberikan tindakan



keperawatan



Menjelaskan



prosedur



dan



di



evaluasi.



tindakan



kepada



keluarga klien, ajarkan cara membuat kompres bawang merah yaitu dengan cara tumbuk bawang merah,kemudian bawang merah, yang sudah ditumbuk atau sudah dihaluskan, lalu dicampurkan sedikit minyak telon, setelah itu kompreskan pada ubun-ubun anak atau bisa juga dibalurkan diarea punggung dan perut anak



dan



Pemeriksaan



anjurkan Fisik



anak :



berbaring.



Peneliti



3)



melakukan



pemeriksaan fisik pada responden untuk mendapatkan data yang digunakan sebagai dasar



untuk



menegakkan



diagnosa.



Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu



Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page



45



Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734 pemeriksaan tanda-tanda vital (suhu, nadi dan pernafasan). 4) Studi Dokumentasi: Peneliti



membandingkan



sebelum



dan



sesudah



kompres bawang merah.



mengumpulkan data dari catatan medik dan keperawatan serta pemeriksaan penunjang



HASIL



responden.



Gambaran Lokasi Penelitian



Instrumen Studi Kasus : Lembar observasi



Desa Jaten adalah Sebuah Desa terhampar



suhu



dengan dihiasi pesawahan dan dikelilingi



tubuh



pada



anak,



SOP



(Standar



Operasional Prosedur) tindakan digunakan



perbukitan



yang



sebagai



Terbentang



sungai-sungai



intervensi



penurunan



suhu



managemen



tubuh



dengan



upaya kompres



bawang merah pada anak hipertermi. Uji



Data yang digunakan peneliti dengan metode ini yaitu dengan cara pengambilan data baru dengan menggunakan instrumen pengkajian sehingga menghasilkan data yang validitas tinggi jika sudah melaksanakan prosedur yang



Operating melakukan



sesuai



dengan



Standart



Procedure



(SOP).



Dalam



ini,



peneliti



penelitian



menggunakan perawat, klien, keluarga klien dan sumber dokumentasi sebagai informasi. Metode Analisa Data Pada penelitian ini, peneliti mengambil enam responden dengan semua responden adalah anak demam yang akan dilakukan dengan tindakan kompres hangat.



Dan



peneliti



akan



dan



indah.



kecil,



yang



bermuara kebengawan solo, disambungkan dengan jalan yang menghubungkan satu



Metode Keabsahan Data



tindakan



subur



mengamati



perubahan suhu tubuh pada anak tersebut. Pengolahan Data Metode pengolahan data yang dipakai dalam peneliti ini dengan cara



dusun dengan dusun yang lain atau dengan desa yang lain. Desa Jaten terbagi ke dalam 14



(empat belas) Dusun yakni Dusun



Ngadipiro, Jomboran, Ringinanom, Getas, Karang talun, Gempeng, Karang tengah, Karang anyar, Pulosari, Brangkulon, Jaten, Majan, Pronogaten dan Mantenan, terdiri dari 14 (empat belas) Rukun Warga (RW) dan 31 (tiga puluh satu) Rukun Tetangga (RT). Desa Jaten mempunyai luas wilayah 505,2 Ha dengan jumlah penduduk 4.914 orang yang terdiri dari laki-laki 2.489 orang dan perempuan 2.425 orang. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga 1.472 KK. Peneliti ini dilakukan di Dusun Karang Anyar. Adapun batas wilayah Desa Jaten sebagai berikut: Sebelah Utara: Desa Nambangan, Sebelah Timur:Desa Gemantar, Sebelah Selatan: Desa Pule, Sebelah Barat: Desa Karang asem Karakterikstik Responden



Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page



23



Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734 Tabel 1 Jenis Kelamin Responden No



Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan



Frekuen si



1 0 2 3 Tota 3 l Sumber: Data Primer



fisik yang dilakukan pada pasien yaitu TTV Presenta se



: nadi : 90 kali per menit, respirasi : 18 kali



100% 100%



Hasil Pengkajian pada Responden 2, yaitu



0



per menit, suhu : 38,00C. An. A dengan penanggung jawab Ny. D, berjenis



kelamin



perempuan,



beragama



bahwa



islam, dilakukan observasi menunjukkan



responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak



perilaku anak sangat gelisah dan sangat



0 anak (0%) dan yang berjenis kelamin



rewel. Dari hasil wawancara dengan ibu



perempuan sebanyak 3 anak (100%). Hal ini



responden, peneliti mendapati data berupa



dapat diketahui bahwa responden berjenis



klien berumur 6 tahun dengan keluhan



kelamin perempuan dan perempuan dengan



utama keluarga mengatakan anaknya



Berdasarkan



tabel



4.1



diketahui



prosentase seimbang. Tabel 2 Usia Responden Frekuensi No Usi Presenta a se Responden



tabel



demam



sejak



semalam.



berupa klien berumur 5,5 tahun dengan



1 5,5-6 tahun 2 6,5-7 tahun Tota l Sumber: Data Primer Berdasarkan



mengalami



4.2



2 1 3



75% 25% 100%



keluhan utama keluarga mengatakan anaknya mengalami



demam



sejak



semalam.



Pengkajian pemeriksaan Pengkajian pemeriksaan fisik yang dilakukan



diketahui



bahwa



responden umur 5,5-6 tahun sebanyak 2 (75%) dan yang berumur 6,5-7 tahun sebanyak 1 (25%). Hal ini dapat diketahui bahwa total terdapat 3 responden (100%). Hasil Pengkajian pada Responden 1, yaitu An. S dengan penanggung jawab Ny. F, berjenis kelamin perempuan, beragama islam, dilakukan observasi menunjukkan perilaku anak sangat gelisah, rewel selalu berpegangan erat dengan ibunya. Dari hasil wawancara dengan ibu responden, peneliti mendapati data



pada pasien yaitu TTV : nadi 92 kali per menit, respirasi : 18 kali permenit, suhu : 38,50C. Hasil Pengkajian pada Responden 3, yaitu An. S dengan penanggung jawab Ny. F, berjenis kelamin



perempuan,



beragama



islam, dilakukan observasi menunjukkan perilaku anak sangat gelisah. Dari hasil wawancara dengan dengan ibu responden, peneliti



mendapati



data



berupa



klien



berumur 5,5 tahun dengan keluhan utama keluarga mengatakan anaknya mengalami demam



sejak



semalam.



Pengkajian



Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page



24



Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734 pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien yaitu TTV : nadi : 95 kali per menit, respirasi : 18 kali per menit, suhu : 38,70C. Diagnosis Keperawatan



merupakan



masalah kesehatan potensial atau aktual



Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page



25



Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734 yang diperoleh dari wawancara, pengamatan,



penggunaan teknik non farmakologi yaitu



pengkajian



kompres bawang merah.



dan



studi



dokumentasi.



Dari



keseluruhan responden penelitian diperoleh



Kompres bawang merah ini dapat dilakukan



data yang sama yaitu hipertermi.



setiap pagi dan sore atau jika keluarga merasa



Dari data-data tersebut terdapat kesesuaian



suhu tubuh pada anak bertambah. Lokasi yang



batasan karakteristik : kenaikan suhu tubuh



tepat untuk pemberian kompres bawang merah



diatas rentang normal, saat disentuh terasa



adalah di punggung, perut karena bagian ini



hangat (Ridha, 2014 : 319). Maka ditegakkan



merupakan area yang memiliki pembuluh



diagnosa



darah yang besar. Lama pemberian kompres



keperawatan



Hipertermi



berhubungan dengan proses penyakit (ridha,



bawang merah sekitar



2014).



15 menit setiap tindakannya. Posisi yang



Rencana Keperawatan adalah bagian perawat



digunakan adalah posisi terlentang. Alat dan



merencanakan suatu tindakan keperawatan



bahan yang digunakan adalah bawang



agar dalam melakukan perawatan terhadap



merah, minyak telon, handuk, waslap, perlak



pasien



Rencana



pengalas, handscoon dan kasa. Prosedur



keperawatan yang dilakukan dalam penelitian



pengompresan adalah pertama tempelkan



ini



menghindari



kebagian tubuh dengan kasa yang telah



terjadinya hipertermi yang berlebih yaitu



diberi tumbukan halus bawang merah dan



dengan memberikan kompres bawang merah



minyak telon, kedua kompres sekitar 15



untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien



sampai 20 menit dan dapat diperpanjang



hipertermi.



sesuai kebutuhan, ketiga sebaiknya diikuti



Rencana keperawatan disusun sesuai dengan



latihan



pedoman



Implementasi



efektif



lebih



dam



ditujukan



Classification



efesien. untuk



Nursing (NIC)



Intervensions (2013).



Rencana



pergerakan



atau



pemijatan.



Keperawatan merupakan



serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh



keperawatan penelitian ini adalah : berikan



perawat untuk



penggunaan teknik non farmakologi : kompres



masalah status kesehatan yang dihadapi ke



bawang merah. Dari perencanaan yang tertulis



status kesehatan yang lebih baik lagi.



dapat diambil tindakan yang sesuai dengan



Implementasi keperawatan dilakukan pada



diagnosa keperawatan penelitian ini adalah



pagi dan sore hari dengan memantau suhu



memberikan



tubuh anak kemudian dilakukan kompres bawang



membantu



merah



dengan



pasien



tujuan



menurunkan hipertermi.



Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page



26



dari



bisa



Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734 Pertemuan ke-1, Responden 1 memberikan klien kompres bawang merah dengan masalah kenaikan suhu tubuh karena hipertermi dimulai hari pertama. Sebelum : keluarga mengatakan sebelum diberikan kompres bawang merah 0



suhu tubuh sangat tinggi yaitu 38,0 C. Sesudah : setelah diberikan kompres bawang merah keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak nyaman dengan suhu tubuh 0



37,7 C, sehingga intervensi masih dilanjutkan. Pertemuan ke-2 memberikan klien kompres bawang merah dengan masalah kenaikan suhu tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga mengatakan



sebelum



diberikan



kompres



0



bawang merah suhu tubuh 38,5 C. Sesudah : setelah diberikan kompres bawang merah keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak nyaman dengan suhu 37,80C, sehingga intervensi masih dilanjutkan. bawang merah masalah kenaikan suhu tubuh hipertermi.



mengatakan



Sebelum



sebelum



:



keluarga



diberikan



kompres



bawang merah suhu tubuh kadang masih tinggi yaitu 37,90C. Sesudah : setelah diberikan kompres bawang merah keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan tampak nyaman 0



klien kompres bawang merah dengan masalah kenaikan suhu tubuh karena hipertermi dimulai hari pertama. Sebelum : keluarga mengatakan sebelum diberikan kompres bawang merah suhu tubuh sangat tinggi yaitu 38,50C. Sesudah : setelah diberikan kompres bawang merah keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu 38,00C, sehingga intervensi perlu dilanjutkan. Pertemuan ke-2 memberikan klien kompres bawang merah dengan masalah kenaikan suhu tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga mengatakan



sebelum



diberikan



kompres



bawang merah suhu tubuh 38,00C. Sesudah : setelah diberikan kompres bawang merah keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu 37,80C, sehingga intervensi perlu dilanjutkan.



Pertemuan ke-3 memberikan klien komores karena



Pertemuan ke-1 Responden 2 memberikan



dengan suhu 36,5 C sehingga intervensi



Pertemuan ke-3 memberikan klien kompres bawang merah dengan masalah kenaikan suhu tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga mengatakan



sebelum



diberikan



kompres



0



bawang merah suhu tubuh 37,7 C. Sesudah : setelah diberikan kompres bawang merah keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu 36,80C, sehingga intervensi dihentikan.



dihentikan.



Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page



27



Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734 Pertemuan ke-1 Responden 3 memberikan klien kompres bawang merah dengan masalah kenaikan suhu tubuh karena hipertermi dimulai hari pertama. Sebelum : keluarga mengatakan sebelum diberikan kompres bawang merah 0



suhu tubuh sangat tinggi yaitu 38,7 C. Sesudah : setlah diberikan kompres bawang merah keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu 0



38,2 C, sehingga intervensi perlu dilanjutkan. Pertemuan ke-2 memberikan klien kompres bawang merah dengan masalah kenaikan suhu tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga mengatakan



sebelum



diberikan



kompres



0



bawang merah suhu tubuh 38,1 C. Sesudah : setelah dilakukan kompes bawang merah keluraga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu 37,80C, sehingga intervensi dilanjutkan. Pertemuan ke-3 memberikan klien kompres bawang merah dengan masalah kenaikan suhu tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga mengatakan



sebelum



diberikan



kompres



bawang merah suhu tubuh 37,70C. Sesudah : setelah dilakukan kompres bawang merah keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu 0



Evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi kepada responden 1 selama kurang lebih 15 menit pada waktu yang ditetapkan 1x24 jam, keluarga mengatakan anak lebih nyaman setelah dilakukan kompres bawang merah, hasil pengkajian Suhu : 36,50C, RR : 18 kali per menit masalah teratasi sebagian, dengan rencana yang dilanjutkan adalah melakukan kompres bawang merah. Evaluasi



kepada



mengatakan



responden



anak



lebih



2



keluarga



nyaman



setelah



dilakukan kompres bawang merah, hasil pengkajian Suhu : 36,80C, RR : 16 kali per menit



masalah



tertasi



sebagian,



dengan



rencana yang dilanjutkan adalah melakukan kompres bawang merah. Evaluasi



kepada



mengatakan



anak



responden lebih



3



keluarga



nyaman



setelah



dilakukan kompres bawang merah, hasil pengkajian Suhu : 36,60C, RR : 16 kali per menit masalah teratasi sebagian, dengan rencana yang dilanjutkan adalah melakukan tindakan kompres bawang merah.



36,6 C, sehingga intervensi dihentikan.



PEMBAHASAN Pengkajian Keperawatan adalah tahap awal



dari



proses



keperawatan



merupakan suatu proses yang sistematis



Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page



28



dan



Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734



dalam pengumpulan data dari berbagai sumber



pertambahan RR, takikardi, dan saat disentuh



data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi



tangan terasa hangat.



status kesehatan klien (Budiono, 2016 : 127)



Diagnosa Keperawatan merupakan suatu



Dari hasil pengkajian yang peneliti lakukan



pertanyaan yang menggambarkan respons



pada 3 responden, peneliti mengutamakan



manusia (keadaan sehat atau perubahan pola



pengakajian pada peningkatan suhu tubuh



interaksi aktual / potensial) dari individu atau



yang dialami anak tersebut, hal ini peneliti



kelompok



lakukan karena mengingat diagnosa utama



mengidentifikasi



yang



memberikan intervensi secara pasti untuk



peneliti



hipertermia



angkat



adalah



berhubungan



mengenai



dengan



proses



menjaga



tempat



status



perawat dan



secara



perawat



kesehatan



legal dapat



atau



untuk



penyakit (Ridha, 2014).



mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah



Hasil pengkajian menunjukkan usia responden



perubahan (Budiono, 2016 : 146).



semua berusia 5 sampai 6 tahun dengan jenis



Berdasarkan data pengkajian diatas semua



kelamin semuanya perempuan. Pengkajian



keluarga



TTV



mengalami hipertermia, sehingga dari data



didapatkan suhu



tubuh



pada



tiap



responden berada diatas nilai normal yaitu 0



37,9 C.



Hal



sesuai



keperawatan



anak yang



ditemukan adalah hipertermia berhubungan



disampaikan oleh Kurnia Dewi Anisa tahun



dengan proses penyakit (Ridha, 2014).



2019 bahwa hipertermi adalah peningkatan



Hipertermi adalah suhu tubuh mengalami



pada suhu tubuh dimana otak mematok suhu



kenaikan diatas rentang normal 36,50C



diatas setting normal yaitu diatas 38,00C.



sampai dengan 37,50C (Ridha, 2016 : 318).



Peningkatan suhu tubuh ini dapat disebabkan



Berdasarkan karakteristik : kenaikan suhu



karena



tubuh diatas rentang normal, pada saat



bahan



dengan



masalah



mengatakan



yang



akibat



ini



tersebut



responden



toksik



yang



mempengaruhi pusat pengaturan suhu (Nanda,



disentuh terasa hangat.



2015-2017 dan Judith M. Wikinson, 2016).



Sedangkan alasan mengapa peneliti memilih



Secara umum gejala yang sering timbul pada



proses penyakit



anak saat mengalami hipertermi bervariasi dan



adanya penyakit yang menyebabkan suhu



berbeda, menurut Nanda (2012) tanda dan



tubuh naik, hal ini sesuai dengan teori Ridha,



gejala hipertermi meliputi kenaikan suhu tubuh



(2014) faktor yang berhubungan dengan



diatas rentang normal, konvulsi (kejang), kulit



hiperterma : penyakit atau trauma, aktivitas



kemerahan,



yang



berlebihan,



sebagai



etiologi, karena



ketidakmampuan



penurunan kemampuan untuk Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page



28



atau



Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734 berkeringat, dehidrasi, dan pakaian yang tidak



SMART (Spesifik, Measurable, Achievable,



tepat.



Reasonable, Time), yaitu tujuan telah spesifik adalah



bahwa pemberian kompres bawang merah



untuk



dapat membantu mengurangi hipertermi serta



mengatasi



memberikan rasa nyaman, dengan hasil suhu



masalah-masalah yang telah diidentifikasi



tubuh 36,50C sampai 37,50C, tujuan telah



dalam



Desain



tercapai dengan semua keluarga responden



perencanaan menggambarkan sejauh mana



telah melaporkan bahwa hipertermi berkurang



perawat



dengan waktu 1x24 jam perawatan.



Perencanaan



keperawatan



pengembangan mencegah,



strategi



mengurangi,



diagnosa mampu



desain dan



keperawatan. menetapkan



cara



menyelesaikan dengan efektif dan efisien



Implementasi keperawatan adalah realisasi



(Budiono, 2016 : 169).



tindakan untuk mencapai tujuan yang telah



Rencana tindakan keperawatan yang dapat



perawat tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan



dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut



juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,



adalah dengan menganjurkan pasien untuk



mengobservasi respons klien selama dan



melakukan kompres bawang merah. Tindakan



sesudah pelaksanaan tindaka serta menilai data



keperawatan ini telah diambil dari intervensi



yang baru (Budiono, 2016 : 191).



Aspiani (2014) untuk menganjurkan pasien



Dari semua responden didapatkan respon yang



untuk melakukan kompres bawang merah



sama,



dengan teori Mubarak (2015) bahwa kompres



bawang merah keluarga responden mengataka



bawang merah dapat memberikan rasa hangat



bahwasuhu tubuh berada diatas batas normal



pada pasien dengan menggunakan alat atau



dan keluarga responden mengatakan bahwa



cairan yang menimbulkan hangat pada bagian



suhu



yang memerlukan (punggung dan perut).



kompres bawang merah. Hal ini sesuai dengan



Tujuan yang peneliti tetapkan adalah darah



teori Bandiyah (2015) kompres bawang merah



pasien lancar, demam berkurang, pasien rileks



disasarkan pada klien dengan perut kembung,



dan pasien merasa nyaman dan tenang hal ini



klien yang kedinginan, dank lien yang



sesuai



mengalami demam.



dengan



Nursing



Outcomes



Classification (NOC) (2013). Kriteria hasil yang ada telah sesuai dengan



yaitu



tubuh



sebelum



berkurang



diberikan



setelah



kompres



diberikan



Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan



standart Nursing Outcomes Classification (NOC) dan sudah memenuhi kriteria



Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page



29



Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734 keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang perawat buat pada tahap intervensi (Budiono, 2016 : 201). dilakukan setelah pasien mendapatkan kompres bawang merah selama kurang lebih 15 menit pada waktu yang ditetapkan 1x24 jam. Hasil dari evaluasi keperawatan semua keluarga mengatakn



bahwa



hipertermi



berkurang, dan rileks. Hal ini tersebut sudah sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan peneliti pada tahap perencanaan keperawatan, sehingga masalah hipertermia dapat teratasi sebagian dan tindakan kompres bawang merah dilanjutkan apabila pasien mengalami suhu tubuh tinggi diatas rentang normal, hal ini karena laju proses terapi nonfarmakologi (kompres bawang merah) membutuhkan waktu yang lebih lama dan tidak bisa



secepat



proses



telah dilakukan dan pembahasan yang telah dikemukakan,



Pada penelitian ini evaluasi keperawatan



responden



Berdasarkan analisis hasil penelitian yang



terapi



farmakologi



(paracetamol).



maka



dapat



diambil



kesimpulan yaitu hasil pengkajian dari keseluruhan subjek yang menunjukkan data subjektif



semua



keluarga



responden



mengatakan dengan keluhan hipertermi, didukung



dengan



data



objektif



yang



didapatkan yaitu S : 37,70C dan 38,70C. Semua



responden



berjenis



kelamin



perempuan dan rata-rata umur responden berada di umur 5 sampai 6 tahun. Hasil diagnosa keperawatan berdasarkan hasil pengkajian, responden mengalami masalah keperawatan dengan



hipertermia



proses



penyakit.



berhubungan Tindakan



keperawatan yang dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah hipertermi yaitu dengan cara memberikan kompres bawang merah pada anak dapat menurunkan intensitas suhu pada anak dengan indikasi hipertermi.



Berdasarkan penelitian ini, didapatkan hasil yang berbeda antara responden satu dengan responden yang lain. Pada responden 1 setelah dilakukan kompres bawang merah mengalami penurunan suhu sebesar 1,50C. Pada responden 0



2 mengalami penurunan suhu sebesar 1,7 C. Sedangkan pada responden 3 mengalami 0



penurunan suhu sebesar 2,1 C. KESIMPULAN



Rencana keperawatan yang telah ditetapkan oleh peneliti telah dilaksanakan dengan waktu kurang lebih 15 menit tiap pemberian kompres bawang merah dengan mayoritas responden melaporkan rasa rileks dan hipertermi



berkurang.



Kompres



hangat



dilakukan setiap 5 jam atau apabila suhu tubuh responden tinggi. Masalah hipertermia teratasi



sebagian



penurunan



suhu



dengan tubuh



menunjukkan dan



hasil



pemeriksaan suhu tubuh normal. Saran :



Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page



30



Jurnal Keperawatan GSH Vol 10 No 2 Juli 2021 ISSN 2088-2734 Memberikan penanganan secara langsung dalam



kehidupan



hipertermi



nyata



secara



cara



mandiri



menangani



akibat



proses



penyakit. Tambahkan wawasan mahasiswa tentang penatalaksanaan non medis dengan memberikan



kompres



bawang



merah.



Kembangkan pendidikan di masa yang akan datang dan menambah literatur perpustakaan tentang pemberian kompres bawang merah pada pasien hipertermi. Anjurkan sebagai salah satu sumber data untuk penelitian selanjutnya dan



dilakukan



penelitian



lebih



lanjut



AnP, Hipertermia DD. Efeketiftas kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh pada an.d dengan hipertermia. 2019;5:122-7. Harnani NM, Andri I, Utoyo B. Pengaruh Kompres Bawang Merah terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien Demam Thypoid di RS PKU Muhammadiyah Gombong. 2019;361-7. Inarno, 2012. Obat Golongan Anagesik dan Antipiretik. Cahyaningrum. (2014). Efektvitas kompres hangat dan kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh pada anak dengan demam.



berdasarkan factor lainnya, variabel yang berbeda, jumlah sampel yang lebih banyak, dan desain yang lebih tepat. Dapat menambah proses



pengkajian



yang



lebih



detail,



menambah pengetahuan dan wawasan tentang tepatnya pemberian kompres bawang merah pada pasien hipertermi. DAFTAR PUSTAKA Tubuh S, Demam A. Pengaruh kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak demam. :80-9. Rsud M, Moeloek HA, Lampung P. Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Dan Tepidsponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang Mengalami Demam Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. 2014;4(1):44-56. rachmad*), Dr. Suryani sri, DEA*), Dr. gareso paulus lobo MS. penentuan efektifitas bawang merah dan ekstrak bawang merah (allium cepa var.ascalonicum) dalam menurunkan suhu tubuh.



Efektivitas Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Di Wilayah Puskesmas Selogiri, Pratiwi dkk Page



31