LP Jiwa Harga Diri Rendah Kronis (HDRK) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA GANGGUAN KONSEP DIRI ( HARGA DIRI RENDAH KRONIS)



Oleh : KELOMPOK 11



PRODI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO 2020



DEFINISI Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan, serta pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri belum muncul saat bayi, tetapi mulai berkembang secara bertahap. Bayi mampu mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain serta mempunyai pengalaman dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap individu, hubungan dengan orang lain, dan interaksi dengan dunia di luar dirinya. Memahami konsep diri penting bagi perawat karena asuhan keperawatan diberikan secara utuh bukan hanya penyakit tetapi menghadapi individu yang mempunyai pandangan, nilai dan pendapat tertentu tentang dirinya. Banyak ahli mendefinisikan mengenai harga diri rendah. Menurut NAnda (2016),harga diri rendah adalah berkembangnya persepsi diri yang negatif dalam berespon terhadap situasi yang sedang terjadi. Sedangkam menurut CMHN (2016), harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana individu menilai dirinya atau kemampuan dirinya negatif atau suatu perasaan menganggap dirinya sebagai seseorang yang tidak berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Herdman (2018), mengatakan bahwa, harga diri rendah kronik merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjangan/ perasaan tentang diri atau kemampuan diri Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa. Berdasarkan pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa: harga diri rendah dikarenakan penilaian internal maupun penilaian eksternal yang negatif. Penilaian internal merupakan penilaian dari individu itu sendiri, sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian dari luar diri individu (seperti orang tua, teman saudara dan lingkungan) yang sangat mempengaruhi penilaian individu terhadap dirinya. Klasifikasi 1. Citra Tubuh Citra tubuh adalah kumpulan sikap individu baik yang disadari maupun tidak terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran, fungsi, keterbatasan, makna, dan objek yang kontak secara terus-menerus (anting, make up, pakaian, kursi roda, dan sebagainya) baik masa lalu maupun sekarang. Citra tubuh merupakan hal pokok dalam konsep diri. Citra tubuh harus realistis karena semakin seseorang dapat menerima dan menyukai tubuhnya ia akan lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan sehingga harga dirinya akan meningkat. Sikap individu terhadap tubuhnya mencerminkan aspek penting dalam dirinya misalnya perasaan menarik atau tidak, gemuk atau tidak, dan sebagainya. 2. Ideal Diri Persepsi individu tentang seharusnya berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai yang diyakininya. Penetapan ideal diri dipengaruhi oleh kebudayaan, keluarga, ambisi, keinginan, dan kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan norma serta prestasi masyarakat setempat. Individu cenderung menyusun tujuan yang sesuai dengan kemampuannya, kultur, realita, menghindari kegagalan dan rasa cemas, serta inferiority. Ideal diri harus cukup tinggi supaya



mendukung respek terhadap diri tetapi tidak terlalu tinggi, terlalu menuntut, serta samar-samar atau kabur. Ideal diri akan melahirkan harapan individu terhadap dirinya saat berada di tengah masyarakat dengan norma tertentu. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuannya menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental. 3. Harga Diri Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dan menganalisis seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan. Sebaliknya, individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai, atau tidak diterima lingkungan. Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai meningkatnya usia dan sangat terancam pada masa pubertas. Coopersmith dalam buku Stuart dan Sundeen (2002) menyatakan bahwa ada empat hal yang dapat meningkatkan harga diri anak, yaitu: 1. memberi kesempatan untuk berhasil, 2. menanamkan idealisme, 3. mendukung aspirasi/ide, 4. membantu membentuk koping. 4. Peran Serangkaian pola sikap, perilaku, nilai, dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat sesuai posisinya di masyarakat/kelompok sosialnya. Peran memberikan sarana untuk berperan serta dalam kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi pada orang yang berarti. Hal-hal yang memengaruhi penyesuaian individu terhadap peran antara lain sebagai berikut. 1. Kejelasan perilaku yang sesuai dengan peran dan pengetahuannya tentang peran yang diharapkan. 2. Respons/tanggapan yang konsisten dari orang yang berarti terhadap perannya. 3. Kesesuaian norma budaya dan harapannya dengan perannya. 4. Perbedaan situasi yang dapat menimbulkan penampilan peran yang tidak sesuai. 5. dentitas Diri Identitas adalah kesadaran tentang “diri sendiri” yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya, serta menyadari individu bahwa dirinya berbeda dengan orang lain. Pengertian identitas adalah organisasi, sintesis dari semua gambaran utuh dirinya, serta tidak dipengaruhi oleh pencapaian tujuan, atribut/jabatan, dan peran. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, hormat terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri, dan menerima diri.



Ciri individu dengan identitas diri yang positif adalah sebagai berikut. 1. Mengenal diri sebagai individu yang utuh terpisah dari orang lain. 2. Mengakui jenis kelamin sendiri. 3. Memandang berbagai aspek diri sebagai suatu keselarasan. 4. Menilai diri sesuai penilaian masyarakat. 5. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang. 6. Mempunyai tujuan dan nilai yang disadari. Ciri individu yang berkepribadian sehat antara lain sebagai berikut. 1. Citra tubuh positif dan sesuai. 2. Ideal diri realistis. 3. Harga diri tinggi. 4. Penampilan peran memuaskan. 5. Identitas jelas. C. Rentang respon Konsep diri seseorang terletak pada suatu rentang respons antara ujung adaptif dan ujung maladaptif, yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi



Resiko



Adaptif Aktualisasi diri



Konsep diri positif



Harga diri rendah



Kerancauan identitas



Maladaptiv e depersonalisasi



Rentang respons konsep diri yang paling adaptif adalah aktualisasi diri. Menurut Maslow karakteristik aktualisasi diri meliputi: 1. realistik, 2. cepat menyesuaikan diri dengan orang lain, 3. persepsi yang akurat dan tegas, 4. dugaan yang benar terhadap kebenaran/kesalahan, 5. akurat dalam memperbaiki masa yang akan datang, 6. mengerti seni, musik, politik, filosofi, 7. rendah hati, 8. mempunyai dedikasi untuk bekerja, 9. kreatif, fleksibel, spontan, dan mengakui kesalahan,



10. terbuka dengan ide-ide baru, 11. percaya diri dan menghargai diri, 12. kepribadian yang dewasa, 13. dapat mengambil keputusan, 14. berfokus pada masalah, 15. menerima diri seperti apa adanya, 16. memiliki etika yang kuat, 17. mampu memperbaiki kegagalan Tanda dan gejala a. Fisiologis Gejala fisiologis yang timbul antara lain, peningkatan frekuensi jantung, peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi pernapasan, diaphoresis, dilatasi pupil, tremor suara (perubahan nada suara), gemetar, menggigil, palpitasi, mual atau muntah, berkemih sering, diare, insomnia, keletihan dan kelemahan, kemerahan atau pucat, mulut kering, sakit dan nyeri dibagian tubuh (terutama dada, punggung, leher), kegelisahan, pingsan/pening, paratesia, dan anoreksia. (Carpenito,2009) b. Emosional Individu menyatakan bahwa ia merasa ketakutan, tidak berdaya, gugup, kurang percaya diri, kehilangan kendali, ketegangan meningkat, tidak mampu rileks, individu menampakkan iritabilitas/tidak sadar, marah yang meledak, menangis, cenderung menyalahkan orang lain, reaksi mengagetkan, mengkritik diri dan orang lain, menarim diri, inisiatif rendah, celaan terhadap diri, kontak mata buruk. (Carpenito,2009) c. Kognitif Ketidak mampuan berkonsentrasi, rendahnya kesdaran terhadap sekitar, pelupa, merenung, orientasi terhadapmasa lalu dari pada sekarang ataumasa depan, bloking saat berpikir, menurunnya kemampuan belajar, dan konfusi. (Carpenito,2009) Kaji faktor yang berhubungan: a. Situasional (individu, lingkungan) Berhubungan dengan ancaman yang dirasakan atau ancaman actual terhadap konsep diri sebagai akibat dari perubahan status, rendahnya pengakuan dari orang lain, kegagalan,kehilangan berharga dan dilema etik. Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat sebagai akibat dari kematian, perceraian, tekanan budaya, pindah, berpisah sementara atau selamanya. Berhubungan dengan



dengan ancaman yang dirasakan terhadap intergitas biologis sebagai akibat proses menjelang ajal, penyerangan, prosedur invasif, penyakit. Berhubungan dengan perubahan lingkungan yang actual sebagai akibat hospitalisasi, pindah, pension, bahaya keamanan. Berhubungan dengan lingkungan yang actual dalam status sosioekonomi sebagai akibat dari pengangguran pekerjaan baru. (Carpenito,2009) b. Maturasional Pada bayi/anak-anak (berhubungan dengan perpisahan, lingkungan atau orang yang tidak dikenal, perubahan dalam hubungan teman sebaya) remaja (berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri) dewasa (berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat kehamilan menjadi orang tua, perubahan karir dan efek penuaan), lanjut usia(berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat penurunan sensorik, penurunan motorik, masalah keuangan, perubahan pada masa pension). (Carpenito,2009) Pohon masalah



Perubahan sensori persepsi : halusinasi



Gangguan konsep diri:Harga diri rendah: kronis



Gangguan konsep diri : harga diri rendah situasional



Penatalaksanaan a. Psikofarmakol Adalah terapi dengan menggunakan obat, tujuannya untuk mengurangi atau menghilangkan gejala gangguan jiwa. obat yang biasa digunakan di RS jiwa antara lain: 1) Anti psikosis a) Cloropromazin (thorazime) dosis 25-2000mg/hari



b) Haloperidol (hal dol) dosis 2-40 mg/hari indikasi digunakan untuk pengobatan psiko, mengobati masalah perilaku yang berat pada anak-anak yang berhubungan dengan keadaan yang tiba-tiba meledak, mengontrol mual dan muntah yang berat dan kecemasan berat.kontra indikasi: hiperaktif , galaukoma, hamil dan menyusui, efek samping yaitu anemia, mulut kering , mual dan muntah, konstipassi, diare, hipotensi, aritmia kordis, takikardi, eksrapiramidal,penglihatan berkabut. b. Pengobatan somatik 1) Elektro convulsif terapi (ECT) Merupakan pengobatan untuk menimbulkan kejang grand mal yang menghasilkan afek terapi dengan menggunakan arus listrik berkekuatan75-100 volt. Cara kerja belum diketahui secara jelas namun dapat dikatakan bahwa therapi konvulsif dapat memperpendek lamanya skizofrenia dan dapat mempermudah kontak dengan orang lain , indikasi ECT yaitu depresi berat dan bila terapi obat-obat belum berhasil (gangguan berpolar) klien yang sangat mania,hiperaktif, klien resiko tinggiunuh diri, psikosis akut skozoprenia. 2) Pengkajian fisik Terdiri dari pengekangan mekanik dan isolasi. Pengekangan mekanik dilakukan dengan menggunakan manset untuk pergelangan tangan dan kaki serta sprei pengekang. c. Psikoterapi Psikoterapi membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian penting proses terapiutik, upaya dalam psikoterapi yaitu memberikan rasa aman dan tenang. Menerima klien apa adanya, motivasi klien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah sopan dan jujur pada klien. d. Terapi modalitas Terapi okupasi: adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan aktivitas atau juga yang segala dipilih dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan harga diri. (Arief Ferri, 2010)



ASUHAN KEPERAWATAN KLASIFIKASI DATA DATA OBJEKTIF - Klien tampak murung - Klien tampak tidak berinteraksi dengan siapapun



DATA SUBJEKTIF - Klien merasa malu - Klien merasa tidak berguna - Klien merasa gagal dan tidak ada artinya



-



Pada saat pengkajian klien terlihat menundukkan kepala Saat diajak bicara klien akan menangis



untuk hidup



ANALISA DATA DATA DO: - Klien tampak murung - Pada saat pengkajian klien terlihat menundukkan kepala DS: - Klien mengatakan merasa malu, gagal dan tidak berguna



ETIOLOGI Kehilangan/berduka disfungsional



MASALAH Gangguan konsep diri (Harga diri rendah kronis)



Koping individu tidak evektif (keluarga maupun lingkungan) Gangguan konsep diri “HDR”



DIAGNOSA KEPERAWATAN Berdasarkan pohon masalah diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut: gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah merupakan core problem (masalah utama). Apabila harga diri rendah pasien tidak diintervensi akan mengakibatkan isolasi sosial. Penyebab harga diri rendah pasien dikarenakan pasien memiliki mekanisme koping yang efektif dan dapat pula dikarenakan mekanisme koping keluarga yang efektif.



Pohon masalah



Perubahan sensori persepsi : halusinasi



Gangguan konsep diri:Harga diri rendah: kronis



Gangguan konsep diri : harga diri rendah situasional



INTERVENSI KEPERAWATAN DIAGNOSA



TUJUAN



Gangguan konsep diri : harga diri rendah



TUM: Klien dapat melakukan hubungan social secara bertahap. -Klien dan keluarga mampu mrngatasi harga diri rendah kronis yang dialami klien TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya



KRITERIA HASIL Klien menunjukkan tanda-tanda seperti: 1. klien dapat mengkapkan perasaanya 2. eksperesi wajib bersahabat 3. ada kontak mata 4.menunjukkan rasa senang 5. mau berjabat tangan 6. mau menjawab salam 7. klien mau duduk berdampingan 8. klien mau mengatakan masalah yang dihadapi



INTERVENSI



RASIONAL



1. bina hubungan saling percaya a. sapa klien denga ramah b.pekernalkan diri dengan sopan c.tanya nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai d. jelaskan tujuan pertemuan, jujur, dan menempati janji. e.tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya f. beri perhatian pada klien 2. beri kesempatan klien untuk mengungkapkan tentang penyakit yag dideritanya. 3.sediakan waktu untuk mendengarkan klien 4. katakana pada klien bahwa ia adalah seorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu mendoron dirinya senidri.



Komunikasi yang baik membutuhkan rasa kebersamaan dan percaya juga memudahkan perawat dalam melakukan pendekatan keperawatan atau intervensi dan berhubungan dengan baik terhadap klien.



IMPLEMENTASI DIAGNOSA Gangguan konsep diri (harga diri rendah kronis)



IMPLEMENTASI 1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien. 2. membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan.



EVALUASI Kemampuan 1.Klien dapat membina hubungan saling peraya 2. klien dapat melakukan berjabat tangan 3. klien dapat menerima keadaan kita sebagai perawat 4. klien merasa tenang dan senang 5. Pasien mampu menyebutkan kemampuan yang dimilikinya



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP 1 : Tindakan Keperawatan Bina Hubungan Saling Percaya SP2 : Mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimilki SP3 : Menilai Kemampuan Yang Dimiliki dan dapat menetapkan jadwal kegiatan harian sesuai kemampuan yang dimilki. SP4 : Melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuan yang dimiliki SP5: Klien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar



Masalah : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Pertemuan : ke-1 Hari, Tanggal: Rabu, 16 September 2020 SP1 : Tindakan Keperawatan bina hubungan saling percaya A.PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien: klien selalu terlihat menyandari dan tidak bergaul 2. Diagnosa Keperawatan: gangguan konsep diri ( harga diri rendah) 3. Tujuan khusus :klien dapat membina hubugan saling percaya dengan perawat 4. Tindakan keperawatan: 1.1 2.1 3.1 4.1



Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non varbel Pekernalkan diri dengan sopan Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien Jelaskan tujuan keperawatan



5.1 Jujur dan menepati janji 6.1 Tujukan sikap dan menerima klien apa adanya 7.1 Berikan perhatian pada klien 1. ORIENTASI a. Salam Terapeutik Perawat : Selamat pagi, ibu. Pekenalkan nama saya perawat Quincy Kumontoy panggil saya Quin. Saya mahasiswa/I keperawatan UNIVERSISTAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO sedang melakukan praktek dirumah sakit ini. Hari ini saya akan merawat ibu dari jam 08.00 sampai 02.00 WITA. Nama ibu siapa? Senang bisa dipanggil siapa ? b. Evaluasi Perawat : bagimana perasaan ibu saat ini? Apakah ibu tidur nyenyak? c. Kontrak Perawat : “ ibu saya, bertugas disini untuk merawat ibu dari jam 08.00 sampai jam 02.00 WITA, saya harap selama saya merawat ibu, saya dapat memberikan pelayanan yang terbaik buat ibu”. TOPIK: Perawat : “ baiklah ibu, disini kita akan berbincang-bincang untuk saling mengenal.” Waktu: Perawat : “ ibu mau mengobrol-ngobrol berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit dari jam 11 sampai 11.15 bisa?” Tempat : Perawat : “ Kita akan mengobrol dimana ibu suka? Bagaimana kalau kita mengobrol disini? 2. Fase Kerja a. “ Ibu, tadi sudah menyebutkan nama ibu, lalu berapa umur ibu sekarang?” b. “ ibu sudah berapa lama rawat disini?” c. “ ibu berasal dari mana?” d. “ Ibu berapa bersaudara?” e. “ siapa saja yang ajak tinggal dirumah?” f. “ ibu masih ingat tidak kapan dibawa kesini?” g. “ siapa yang membawa ibu kesini?” h. “ menurut ibu, dibawah kesini karena apa?” i. “ selama dirawat sini hal apa yang sudah ibu lakukan?”



j.” bagaimana perasaan ibu saat melakukan kegiatan tersebut?” k.” boleh saya tahu apa pekerjaan ibu sebelum disini? Bisa diceritakan tentang pekerjannya?” l.” wah, kegiatan ibu bagus sekali.” 3. Terminasi a. mengakhiri kontrak perawat: “ sesuai janji kita tadi, kita sudah ,mengobrol 15 menit, sekarang sudah pukul 11.15 WITA, untuk saat ini kita akhiri disini ya ibu. Tadi ibu sudah bagus sekali mau mendengarkan saya dan menjawab dengan baik.” b. Evaluasi: (Subjektif): “ setelah kita ngobrol tadi, bagaimana perasaan ibu?’ (Objektif):” klien mau menjawab pertanyaan perawat dan sekali melihat perawat. c.rencana tindak lanjut Perawat :”nah, ibu sekarang sudah pukul 11.15 WIT. Pembicaraan kita cukupkan saja dulu sampai disini ya. Sekarang ibu istirahat dulu. Kalau nanti ada yang mau diceritakan atau ditanyakan kepada saya, ibu bisa sampaikan saat kita bertemu lagi.” d.kontrak yang akan datang TOPIK: Perawat : “bagaimana kalau besok kita bertemu lagi membicarakan tentang keluarga, kemampuan serta kelebihan dan kekurangan yang dimiliki?” Waktu: Perawat:” jam berapa kita bisa bertemu besok ibu? Saya besok dinas siang, bagaimana besok? Tempat: “ ibu mau ngobrol-ngobrol dimana? Bagaimana kalau disini?”



STRATEGI PELAKSANAA TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Pertemuan : ke-2 A. Konsep keperawatan 1. Kondisi klien. Kondisi klien saat ini setelah di lakukan terapi tahap pertama 2. Diagnosa keperawatan Harga diri rendah 3. Tujuan TUM : klien dapat memiliki konsep diri yang positif TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki



Dengan kriteria hasil : a. Klien mampu menyebutkan : 1) Aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien. 2) Aspek positif keluarga. 3) Aspek positif lingkungan klien. 4. Rencana tindakan keperawatan TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki. a. Diskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan klien di rumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat klien. b. Beri pujian yang realistis atau nyata dan hindarkan penilaian yang negatif setiap kali bertemu klien. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Pertemuan : ke-3 A. Konsep keperawatan 1. Kondisi klien. Kondisi klien saat ini setelah di lakukan terapi tahap ke dua 2. Diagnosa keperawatan Harga diri rendah 3. Tujuan TUM : klien dapat memiliki konsep diri yang positif TUK 3 : klien dapat menilai kemammpuan yan dimiliki untuk dilaksanakan. Dengan kriteria hasil : Klien mampu menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan. 4. Rencana tindakan keperawataan TUK 3 : klien dapat menialai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan. a. Diskusikan dengan klien keampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan setiap hari kemampuan klien. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Gangguan konsep diri : harga diri rendah Pertemuan : ke-4



sesuai



A. Konsep keperawatan 1. Kondisi klien. Kondisi klien saat ini setelah di lakukan terapi tahap ke tiga 2. Diagnosa keperawatan Harga diri rendah 3. Tujuan TUM : klien dapat memiliki konsep diri yang positif TUK 4 : klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan kriteria hasil: Klien mampu membuat rencana kegiatan TUK 5 : klien dapat melakukan tindakan sesuai dengan rencan yang dibuat. Dengan kriteria tujuan : Klien mampu melakukan dan mematuhi kegiatansesuai dengan jadwal yang di buat. 4. Rencana tindakan keperawatan TUK 4 : klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. a. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien: a) Kegiatan mandiri. b) Kegiatan dengan bantuan. 2) Tinkatkan kegiatan asesuan dengan kondisi klien. 3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan setelah pulang. TUK 5 : klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat. a. Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan. b. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien. c. Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien. d. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang.



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Gangguan konsep diri : harga diri rendah Pertemuan : ke-5 A. Konsep keperawatan 1. Kondisi klien. Perkembangan kondisi klien sebelum pulang 2. Diagnosa keperawatan Harga diri rendah 3. Tujuan TUM : klien dapat memiliki konsep diri yang positif TUK 5 : klien dapat melakukan kegiatan sesuai renacana yang diubuat. kriteria hasil: Klien mampu melakukkank kekkgiatan sesuai jadwal yang dibuat 4. Rencana tindakan keperawatan TUK 5 : klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat a. Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan. b. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien. c. Beri pujian atas usaha yang telah dilakukan klien. d. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang. e. Motivasi dan ingatkan klien untuk mematuhi kegiatan yang sudah disusun.



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : gangguan konsep diri : harga diri rendah Pertemuan : ke-6 A. Konsep keperawatan 1. Kondisi klien. Perkembangan kondisi klien sebelum pulang 2. Diagnosa keperawatan Harga diri rendah



3. Tujuan TUM : klien dapat memiliki konsep diri yang positif TUK 6 : klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. Dengan kriteria hasil : Klien mampu memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga. 4. Rencana tindakan keperawatan TUK 6 : klien dapat memanfaatkan sitem pendukung yang ada a. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat. c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.



DAFTAR PUSTAKA 1. Keliat, B.A., Akemat, Helena N.C.D,. dan Nurhaeni, H.2007, Keperawatan Kesehatan Jiwa komunitas:CMHN (Basic Courese),. Jakarta:ECG. 2. Stuart dan Laria.2015.Principles and pratke of psychiatric Nursing 8th edition.St.Louis :mosby 3. Suliswati, dkk.2015. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC. 4. Arief, F. (2010). Gangguan Konsep Diri. Scribd , 6. 5. Keliat, B. A. (2001). Gangguan Konsep Diri. Jakarta: EGC 6. https://id.scribd.com/doc/289717553/SP-HDR