LP KEHAMILAN TM 3 (ADILAH AL) Revisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pelayanan kesehatan selama masa kehamilan, persalinan dan nifas sangat penting bagi keberlangsungan hidup ibu dan bayi, termasuk dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Pelayanan kesehatan ibu menjadi prioritas utama pembangunan kesehatan nasional maupun global (Kemenkes RI, 2018). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 mengamanatkan bahwa pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan dilakukan melalui pelayanan pemeriksaan kehamilan (selanjutnya disebut antenatal care atau ANC) yang komprehensif dan berkualitas, guna mempersiapkan persalinan yang bersih, aman dan sehat (Kemenkes RI, 2014). Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan dalam upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang terampil melakukan procedural klinis dengan kemampuan analisis, kritis, dan tepat dalam penatalaksanaan asuhan pada perempuan. Keterlibatan bidan dalam asuhan normal dan fisiologis sangat menentukan demi penyelamatan jiwa ibu dan bayi oleh karena wewenang dan tanggung jawab profesionalnya sangat berbeda dengan tenaga kesehatan lain (Kemenkes RI, 2018). Hal ini merupakan upaya untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDG’s) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) secara global kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2030. Laporan Survei Demokrasi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) selama 5 tahun terakhir menyatakan gangguan atau komplikasi kehamilan yang dialami oleh wanita 15-49 tahun adalah delapan dari sepuluh (81%) wanita tidak mengalami komplikasi selama hamil dan 19% lainnya



mengalami komplikasi. Di antara wanita yang mengalami komplikasi kehamilan, 5%



mengalami perdarahan berlebihan, masing-masing 3%



mengalami muntah terus menerus dan bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala yang disertai kejang, serta masing-masing 2% mengalami mulas sebelum 9 bulan dan ketuban pecah dini serta 9% wanita mengalami keluhan kehamilan lainnya, di antaranya demam tinggi, kejang dan pingsan, anemia serta hipertensi (Kemenkes RI, 2017). Data profil kesehatan Indonesia menyatakan AKI di Indonesia secara umum terjadi penurunan selama periode 1991-2015, AKI di Indonesia 390 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) pada tahun 1991 menjadi 305 per 100.000 KH pda tahun 2015 (Kemenkes RI, 2018). Sedangkan SDKI di tahun 2017 menyatakan AKB di Indonesia dalam 5 tahun terakhir adalah 24 per 1000 KH, artinya 1 dari 24 bayi meninggal sebelum berusia satu tahun (Kemenkes RI, 2018). Dinas kesehatan kota samarinda pada tahun 2017 menyatakan jumlah AKI sebanyak 15 per 100.000 KH, sedangkan pada tahun yang sama AKB di kota samarinda sejumlah 95 per 1000 KH (Dinkes Kota Samarinda, 2017). Berdasarkan latar belakang di atas maka sangat penting bagi seorang bidan untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu sebagai kontribusi untuk menurunkan AKI. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Agar mahasiswa dapat memberikan Asuhan Kebidanan bedasarkan pendekatan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP pada kasus Kehamilan Trimester III. 2. Tujuan Khusus a. Menjelaskan konsep dasar teori kehamilan trimester III. b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada kasus kehamilan trimester III berdasarkan 7 langkah Varney c. Melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan trimester III dengan pendekatan Varney, yang terdiri dari:



1) Melakukan pengkajian 2) Menginterpretasi data dasar 3) Mengidentifikasi diagnosis/ masalah potensial 4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera 5) Mengembangkan rencana intervensi 6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi 7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada kehamilan trimester III dalam bentuk catatan SOAP e. Membahas adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan



BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Teori Asuhan Kebidanan Antenatal Care (ANC) 1. Pengertian Pemeriksaan



antenatal



care



(ANC)



adalah



pemeriksaan



kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Menurtut Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 Pelayanan Kesehatan Masa Hamil bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan Antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai. Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil wajib dilakukan melalui pelayanan antenatal terpadu. Pelayanan antenatal terpadu merupakan pelayanan kesehatan komprehensif dan berkualitas yang dilakukan melalui: a. pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk stimulasi dan gizi agar kehamilan berlangsung sehat dan janinnya lahir sehat



dan



cerdas;



b.



deteksi



dini



masalah,



penyakit



dan



penyulit/komplikasi kehamilan; c. penyiapan persalinan yang bersih dan



aman; d. perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi; e. penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan; dan f. melibatkan ibu hamil, suami, dan keluarganya dalam menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil,



menyiapkan



persalinan



dan



kesiagaan



bila



terjadi



penyulit/komplikasi. (Permenkes No 97 Tahun 2014) 2. Standar Pelayanan Antenatal Care Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2009) : a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan b. Pemeriksaan tekanan darah c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) d. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri) e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid dan Difteri (Td) bila diperlukan. Tabel



rentang



pemberian



imunisasi



Td



dan



lama



pelindungannya: Imunisasi Td



Selang Waktu Minimal



Lama Perlindungan Langkah awal pembentukan



Td 1



pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit Tetanus



Td 2



1 bulan setelah Td



3 tahun



Td 2



6 bulan setelah Td



5 tahun



Td 4



12 bulan setelah Td



10 tahun



Td 5



12 bulan setelah Td



>25 tahun



g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan h. Test laboratorium (rutin dan khusus) 1) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila diperlukan. 2) Tes hemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (anemia) 3) Tes pemeriksaan urine 4) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria dan Tripel Eliminasi (HIV/AIDS, Sifilis, Hepatitis B). i. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan j. Tatalaksana kasus B. Konsep Dasar Teori Kehamilan Trimester III 1. Pengertian Kehamilan adalah proses normal yang menghasilkan serangkaian perubahan fisiologis dan psikologis pada wanita hamil (Tsegaye et al, 2016). Trimester ketiga berlangsung selama 12 minggu, mulai dari minggu ke -28 sampai minggu ke- 40. Pada trimester ketiga, organ tubuh janin sudah terbentuk. Hingga pada minggu ke – 40 pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai (Manuaba, 2010). Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40 minggu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode penantian (Vivian, 2015). .



2. Pertumbuhan Dan Perkembangan Janin Trimester III Trimester ke tiga yang berlangsung 12 minggu, mencakup minggu ke-28 hingga minggu ke-40. Usia kehamilan ini ekuivalen dengan minggu ke-26 hingga minggu ke-38 sejak pascafertilisasi (Varney, 2008). Adapun pertumbuhan dan perkembangan janin pada kehamilan trimester III antara lain: a. Minggu ke-29 hingga ke-32 (bulan kedelapan) Simpanan lemak pada lapisan subkutan membuat kulit semakin halus, tetapi kerutan pada janin masih belum hilang sepenuhnya. Verniks caseosa mulai tebal menutupi tubuh janin.rambut kepala semakin tumbuh dan lanugo semakin banyak, kecuali pada area wajah. Kuku jari sudah mencapai ujungnya. Janin telah memiliki kendali terhadap gerak pernapasan yang berirama dan temperatur tubuh. Mata mulai terbuka dan refleks cahaya terhadap pupil muncul pada akhir bulan. Ukuran panjang rata-rata kepala-bokong adalah 28 cm dan berat kurang lebih 3,75 pon (1700 gram). b. Minggu ke-33 hingga ke-36 (bulan kesembilan) Pada akhir bulan ini kulit menjadi halus tanpa kerutan karena lemak subkutan menebah dari cadangan tambahan. Tubuh menjadi bulan sedangkan lengan dan kaki menjadi lenih montok. Rambut memanjang, sedangkan kuku pada jari kaki tlah mencapai ujungnya, dan testis sebelah kiri biasanya sudah turun ke skrotum. Ukuran panjang rata-rata kepala-bokong adalah31,7 cm lebih sedikit dan berat badan kurang lebih 5,5 pon (2500 gram) selama minggu ke-36. c. Minggu ke-37 hingga ke-40 (bulan kesepuluh) Bulan kesepuluh merupakan waktu untuk sentuhan terakhir yang penting. Petumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai. Janin kini bulat sempurna dengan dada dan kelenjar payudara



menonjol pada kedua jenis kelamin. Kedua testis telah masuk ke skrotum pada akhir bulan ini. Lanugo telah menghilang pada hampir seluruh tubuh. Kuku-kuku mulai mengeras melebihi kedua ujung jari tangan dan jari kaki. Warna kulit bervariasi mulai dari puting hingga merah muda hingga merah muda kebiruan tanpa menghiraukan ras karena malnin yang bertanggung jawab memberi warna pada kulit hanya dihasilkan setelah terpapar cahaya. Ukuran panjag rata-rata kepala-bokong kini 36 cm. Berat badan tergantung pada sejumlah variable, tetapi rata-rata 7,5 pon (3400 gram). 3. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester III Menurut Prawirohadjo (2014), adapun perubahan fisiologis yang dialami ibu selama Trimeser III antara lain: a. Uterus Pada akhir kehamilan, otot-otot uterus bagian bawah akan berkontraksi sehingga segmen bawah rahim akan melebar dan menipis. Saat kehamilan memasuki trimester III tinggi fundus uteri telah mencapai 3 jari diatas umbilikus atau pada pemeriksaan Mc Donald sekitar 26 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri akan turun kembali dan terletak tiga jari di bawah procesus xifoideus (px) oleh kepala janin yang turun dan masuk ke dalam rongga panggul (Halimatussakdiah & Mediawati, 2016). b. Vagina Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami peregengan pada saat persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku sepatu. Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina. Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor,dan



sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental (Sutanto & Fitriana, 2018). c. Serviks Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Penurunan konsentrasi kolagen lebih lanjut secara klinis terbuti dengan melunaknya serviks. Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan (Sutanto & Fitriana, 2018). d. Ginjal Pada akhir kehamilan hingga nifas mungkin reduksi urin positif yang disebabkan oleh adanya lactosa yaitu gula pada ASI, tetapi kemungkinan diabetes melitus harus selalu diperiksa. e. Kandung kemih Pada akhir kehamilan kepala mulai turun kedalam rongga panggul yang menyebabkan terjadinya tekanan pada kandung kemih, hal tersebut menyebabkan ibu mengalami rasa ingin kencing yang semakin sering. 4. Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester III Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada karena pada masa ini ibu sering tidak sabar menunggu kelahiran bayinya, ibu merasa khawatir bila bayinya lahir sewaktuwaktu, dan khawatir bayinya lahir tidak normal. Kebanyakan ibu bersikap melindungi bayinya dan cenderung menghindari orang atau benda yang dianggapnya membahayakan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester III dan banyak ibu merasa aneh dan jelek. Ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari



bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bagi bayi dan kebahagian dalam menanti rupa bayinya Sedangkan perubahan psikologis yang dialami oleh ibu dan ayah pada Trimester III yaitu perubahan psikologis ibu meliputi penerimaan terhadap janin meningkat, fantasi terhadap perubahan peran, rasa cemas akan keadaan janin meningkat, fokus perhatian pada persalinan selain itu perubahan psikologis yang mungkin dialami ayah adalah butuh perhatian, kecemasan meningkat, parent hood, fantasi terhadap perubahan peran (Sulistyowati, 2016). 5. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III Menurut Andrianz (2018), perubahan yang terjadi pada kehamilan trimester III antara lain: a. Sakit pinggang dan punggung Disebabkan oleh meningkatnya beban berat janin dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan kearah tulang belakang. b. Konstipasi Selain akibat dari perubahan hormon progesteron, tekanan rahim yang membesar kearah usus juga menjadi penyebab sulit BAB yang dialami ibu hamil pada trimester ke III c. Sering buang air kecil Selama kehamlan trimester III terjadi pembesaran rahim dan penurunan kepala ke rongga panggul yang menyebabkan terjadinya tekanan pada kandung kemih, sehingga meningkatkan keinginan ibu untuk berkemih dan meningkatnya frekuensi BAK d. Verices Selama hamil terjadi peningkatan volume darah dan alirannya serta adanya pembesaran rahim yang menekan daerah



panggul dan vena di kaki, yang mnyebabkan vena menonjol dan dapat pula terjadi didaerah vulva vagina. e. Bengkak pada kaki dan tangan Oedem



atau



bengkak



disebabkan



oleh



perubahan



hormonal yang menyebabkan retensi cairan serta tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu kadang membuat tangan ikut membengkak 6. Tanda Bahaya Kehamilan Menurut Romauli (2017) tanda bahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil trimester III, yaitu: a. Perdarahan pervaginam Perdarahan pada kehamilan 28 minggu sampai sebelum bayi dilahirkan disebut sebagai perdarahan pada kehamilan lanjut atau perdarahan antepartum. b. Keluar cairan pervaginam Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran berupa mukus bercampur darah dan mungkin disertai mules, kemungkinan persalinan akan dimulai lebih awal. Bila pengeluaran berupa cairan, perlu diwaspadai terjadinya ketuban pecah dini (KPD). Menegakkan diagnosis KPD perlu diperiksa apakah cairan yang keluar tersebut adalah cairan ketuban. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan speculum untuk melihat darimana asal cairan, kemudian pemeriksaan reaksi Ph basa. c. Gerakan janin tidak terasa Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia kehamilan 28 minggu atau selama persalinan, maka waspada terhadap kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin



dalam uterus. Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat terjadi pada solusio plasenta dan ruptur uteri. d. Nyeri perut hebat Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri, solusio plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri



disertai



syokk,



perdarahan



intraabdomen



dan



atau



pervaginam, kontur uterus yang abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak ada. e. Sakit kepala hebat Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah tertentu adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat (Prawirohardjo, 2010). f. Tekanan darah tinggi Kenaikan tekanan darah tinggi baik sistole maupun diastole setelah 20 minggu usia kehamilan. Apabila diikuti dengan protein urine yang postif dan bengkak pada wajah dan kaki. C. Konsep Dasar Manajemen Kehamilan Trimester III I.



PEGKAJIAN Tanggal pengkajian



:



Waktu pengkajian



:



Tempat pengkajian



:



Nama pengkaji



:



DATA SUBJEKTIF 1. Identitas Nama Istri



:



Untuk mencegah adanya Nama Suami : kekeliruan



apabila



ada



nama yang sama. Umur



:



usia 21 – 35 tahun adalah Umur masa



di



mana



:



ibu hamil memiliki risiko kesehatan paling rendah. Secara umum, masa-masa ini



disebut



sebagai



waktu ideal untuk hamil d an melahirkan (Saraswati C. 2017). Suku



:



Suku



:



Agama



:



Agama



:



Pendidikan



:



Untuk mengetahui tingkat Pendidikan



:



intelektual klien. Tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat



kesadaran



kesehatan seseorang, hal ini juga dibutuhkan dalam memberikan



KIE



yang



akan disampaikan kepada klien. Pekerjaan



:



Alamat



:



Pekerjaan



Diperlukan



untuk



mengetahui tempat tinggal ibu, menjaga kemungkinan adanya nama yang sama. Mempermudah hubungan apabila ada keadaan yang mendadak. Alamat juga diperlukan apabila akan



:



diadakan



kunjungan



kepada klien. No. Register :



2. Alasan Datang Periksa/ Keluhan Utama Apakah alasan ibu datang periksa karena ada keluhan atau hanya untuk pemeriksaan kehamilan. 3. Riwayat Kesehatan Klien Penyakit Jantung



: Dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin



Hipertensi



: Dapat menyebabkan terjadinya PEB



Hepatitis



: Dapat menular pada bayi saat persalinan maupun



melalui



plasenta.



Dapat



menyebabkan gagal hati pada bayi dan abortus pada ibu. TBC



: pada kehamilan dengan TBC dapat meningkatkan resiko prematuritas, IUGR, dan BBLR, serta resiko kematian perinatal meningkat



6



kali



lipat.



(Sarwono



Prawihardjo, 2014) Asma Bronchial



: sebanyak 20% dari ibu dengan asma ringan dan moderat mengalami serangan intrapartum,



serta



penignkatan



resiko



serangan 18 kali lipat setelah persalinan dengan seksiosesaria jika dibandingkan dengan persalinan pervaginam.(Sarwono



Prawihadjo, 2014) Ginjal



: gagal ginjal akut merupakan komplikasi yang sangat gawat dalam kehamilan dan nifas karena dapat menimbulkan kematian atau kerusakan fungsi ginjal yang tidak bisa sembuh lagi. (Sarwono Prawihadjo, 2014)



Diabetes Militus



: Dapat menghambat pertumbuhan janin, bayi besar, bayi lahir mati, premature, abortus, dan bayi berpotensi mengidap penyakit gula.



Anemia



:



Anemia



pada



kehamilan



dapat



menggangu pertumbuhan janin. (Sarwono Prawihardjo, 2014) Infeksi Saluran



:



dapa



menyebabkan



demam



tinggi,



Kemih (ISK)



abortus, dan persalinan premature



IMS/HIV/AIDS



: Dampak IMS pada kehamilan dapat meyebabkan hasil konsepsi yang tidak sehat, misalnya kematian janin (abortus spontan atau lahir mati), BBLR (akibat prematuritas, atau retardasi pertumbuhan janin dalam rahim), dan infeksi kongenital atau



perinatal



nenonatus,



dan



(kebutaan,



pneumonia



retardasi



mental).



(Sarwono Prawihardjo, 2014) Epilepsi



:



Dapat



menyebakan



kejang,



mulut



berbuih, dan selanjutnya koma diluar kehamilan, dan bersifat menurun. Malaria



Dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang lambat, persalinan premature, BBLR,



sill birth, dan gawat janin. Haemoroid



: Ibu hamil sangat rentan sekali untuk menderita ambeien karena peningkatan kadar hormon saat kehamilan yang dapat melemahkan dinding vena pada bagian dubur.



Psokosis/



: kehamilan adalah periode penuh stres



Gangguan mental



drcsrs emodionsl, ysng dimsnifedtsdiksn dengsn sdsnys emosi yang labil dan mudah tersinggung. Masalah psikologis yang



tidak



segera



ditangi



dapat



menyebabkan perempuan melukai dirinya sendiri



mauoun



bayinya.



(Sarwono



Prawihadjo, 2014) Penyakit autoimun



: Ibu hamil dengan penyakit autoimun dapat menjadi risiko yang serius bagi ibu dan janin. Risikonya termasuk stroke, pembentukan bekuan darah, hipertensi, dan keguguran berulang.



Riwayat alergi



: kehamilan dengan riwayat alergi dapat menyebabkan kelahiran prematur, janin kekurangan oksigen, rhinitis alergi, dan komplikasi alergi obat.



Riwayat



: kehamilan dengan riwayat pembedahan



pembedahan



dapat menyebabkan komplikasi baik pada ibu maupun janin



Lain-lain



4. Riwayat Kesehatan Keluarga



Hepatitis



: Ibu hamil anggota keluarga dekat dan serumah memiliki resiko tertular hepatitis yang dapat mempengaruhi wanita dan janinnya. (Varney, Helen, 2006)



TBC



: Ibu hamil yang tinggal bersama keluarga yang mengidap TBC memiliki



resiko



tertular melalui percikan dahak/air liur. HIV/AIDS



: Ibu hamil yang tinggal atau berhubungan dengan



pengidap



HIV/AIDS



dapat



meningkatkan resiko penularan HIV/AIDS baik secara seksual, melaui pajnan darah, atau cairan tubuh lain, dan secara perinatal. (Varney, Helen, 2006) Malaria



: Ibu hamil dari daerah endemi yang tidak mempunyai kekebalan terhadap malaria dapay menderita malaria klinis berat sampai menyebabkan kematian. (Ir.Indra ChahayaS, Msi)



Hipertensi



: Perempuan yang lahir dari keluarga dengan



riwayat



hipertensi



dapat



menyebabkan ibu hamil h=juga mengidap penyakit hipertensi. Asma



: Apabila orang tua dari ibu hamil memilik asma, maka ibu hamil dapat memiliki faktor risiko asma atau memiliki resiko alergi.



Diabetes Militus



: perempuan yang lahir dari keluarga yang memiliki



riwayat



diabetes



dapat



menyebabkan perempuan tersebut memiliki resiko mengalami diabetes militus. Hemofilia



:



Perempuan



hemofilia



dari



umumnya



keluarga



penderita



adalah



pembaa



(carrier).



Perempuan



pembawa



berisiko



perdarahan



yang



dapat



bermakna.



(Sarwono Prawihardjo, 2014) Gameli



: riwayat kehamilan kembar pada keluarga juga dapat terjadi pada kehamilan sekarang



Lain-lain



5. Riwayat Menstruasi HPHT



:



merupakan



dasar



untuk



menentukan



usia



kehamilan dan perkiraan taksiran partus Siklus



: 3-8 hari (Mochtar, 2011)



Siklus



: 28 ± 7 hari



Jumlah



:



6. Riwayat Obstetric Kehamilan N o



Suam i



Ank



Persalinan



U



Pen



Jeni



K



y



s



Pnlg



Anak



Tm



Pen



pt



y



JK



BB/P B



Nifas Abno



H M rmali



Lakts



Pen



i



y



tas



7. Riwayat Kehamilan Sekarang Riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk mendeteksi komplikasi, beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan seputar kehamilan yang dialami klien sejak haid terakhir (HPHT). Berisi keluahan tiap trimester, pergerakan anak pertama kali (quickening), riwayat pemeriksaan kehamilan, imunisasi Td dan tablet Fe, serta pendidikan kesehatan yang telah didapatkan.



8. Riwayat Ginekologi Veginitis



: Vaginitis seringkali menyebabkan kelahiran premature dan BBLR. Selain itu gejala lain dari vaginitis menyebabkan ibu hamil merasa nyeri seperti gatal dan terbakar saat buang air.



Endometritis : endometritis dapat terjadi pada saat keguguran atau saat pemasangan alat rahim yang kurang legeartis. (Mauaba, 2010) Mioma uteri : Tumor lebih cepat tumbuh akibat hipertrofi, odema, dan perdarahan Kista ovarium: Kista bisa menyebabkan letak janin pada rahim berubah menjadi abnormal karena terdesak oleh adanya kista ovarium. Endometriosis



: Endometriosis dapat menyebabkan nyeri



perut dan daerah panggul yang progresif, nyeri saat BAK dan BAB, maupun nyeri saat menstruasi. PID



:



Radang



panggul



atau pelvic



inflammatory



disease (PID) dapat menyebabkan nyeri panggul kronis dan kehamilan ektopik Lain-lain



:



9. Riwayat Kontrasepsi Alat kontrasepsi yang digunakan sebelum kehamilan dapat mempengaruhi hormon yang merupakan faktor penting dalam masa kehamilan. Jenis



:



Lama pemakaian



:



Keluhan/ efek samping pemakaian



:



Kapan penghentian pemakaian kontrasepsi



:



10. Pola Fungsional Kesehatan Pola Nutrisi



Keterangan Secara keseluruhan seorang wanita hamil setidaknya harus menambahkan 300 kalori selain asupan 2200 kalori yang dianjurkan bagi wanita yang tidakmengandung dan 60 gram protein, yakni 10 gram per hari melebihi asupan 50 gram yang dianjurkan bagi wanita yang tidak mengandung. (Varney, 2007)



Eliminasi Biasanya BAK sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Akan hilang pada trimester kedua kehamilan (Mochtar, 2011). Sedangkan BAB mengalami Konstipasi/obstipasi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid (Mochtar, 2011). Istirahat



Wanita hamil dianjurkan untuk tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari, 8 jam setiap tidur malam.



Aktivitas



Wanita hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari asal bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah hingga pekerjaan harus diselingi dengan istirahat



Personal



Ibu hamil harus menjaga kebersihan badannya untuk mengurangi



Hygiene



kemungkinan terjadinya infeksi, pemeliharaan buah dada juga penting, puting susu harus dibersihkan setiap terbasahi oleh colostrum. Puting susu yang datar diusahakan supaya menonjol dengan cara pemijatan keluar setiap selesai mandi. Perawatan gigi diperlukan dalam kehamilan karena gigi yang baik menjamin pencernaan yang sempurna (Tsegaye et al, 2016).



Seksualit



Kehamilan dapat mempengaruhi kualitas dari kenyamanan saat



as



melakukan hubungan seksual, wanita dengan kehamilan tua (trimester tiga) merasa capek karena badan yang lebih berat dibandingkan saat usia kehamilan yang masih muda ( trimester pertama dan kedua) Rustikayanti et al. (2016).



Kebiasaa



Kebiasaan minum alkohol, jamu-jamuan, obat-obatan, perokok



n



aktif maupun pasif, narkoba dan kepemilikan binatang peliharaan merupakan salah satu pencetus gangguan kehamilan yang memperlukan pengawasan antenatal tambahan (Myles, 2019)



11. Riwayat Psikososiokulturalspiritual Psikologis



:



Kehamilan



direncanakan/tidak,



Kehamilan



diterima/tidak Sosial



: Riwayat pernikahan : Pernikahan keberapa, Lama menikah, Status pernikahan, Penerimaan keluarga terhadap kehamilan ini



Kultural



: Budaya yang dapat membahayakan ibu dan janin



Spiritual



: Tradisi keagamaan yang dapat membahayakan ibu dan janin



DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Umum Kesadaran



: Compos Mentis



Tanda Vital : Tekanan darah



: 120/80 mmHg



Nadi



: 60-90x/menit



Pernapasan



: 12-20x/menit



Suhu



: 36,5-37,5oC



Antropometri: LILA



:



Tinggi Badan: Berat badan sebelum hamil: Berat badan sekarang: Berat badan sangat besar pengaruhnya pada kesuburan. Karena berat badan kurang atau



berlebihan,



keseimbangan



dalam tubuh akan terganggu.



homon



- BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight) - BMI 18.5 – 24 = normal - BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight) - BMI > 30 = obesitas 2. Pemeriksaan Fisik Kepala



: tidak ada lesi, konstruksi mbut lebat, distribusi rambut merata, tekstur rambut halus, rambut bersih



Wajah



:



ada/tidak



hiperpigmentasi,



oedema/tidak,



pucat/tidak Mata



: konjungtiva warna merah muda, sclera putih, tidak ada oedem pada palpebra, ada/tidak gangguan pengelihatan



Hidung



: bersih, tidak ada polip, tidak ada peradangan, tidak ada pengeluaran sekret



Mulut dan gigi : bibir warna merah muda, terdapat peningkatan jumlah mukosa, tidak ada caries dentis, tidak ada stomatitis, lidah bersih berwarna merah muda dan tremor Telinga/Pendengaran: bersih, tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada gangguan pendengaran Leher



: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe. Tidak ada bendungan pada vena jugularis



Payudara



: simetris, ada/tidak pengeluaran kolostrum, putting susu



menonjol/tenggelam/datar,



ada/tidak



hiperpigmentasi Abdomen



: pembesaran sesuai kehamilan, terdapat linea nigra dan striae, tidak ada luka bekas operasi



TFU



: Tinggi Fundus Uteri



Usia Kehamilan



3 jari di atas simfisi



12 minggu



½ pusat dan simfisis



16 minggu



3 jari dibawah pusat



20 minggu



Setinggi pusat



24 minggu



3 jari diataas pusat



28 minggu



½ pusat dan prosesus xifodeus



32 minggu



Setinggi prosesus xifodeus



36 minggu



Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifodeus



Leopold I



40 minggu



: menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang terdapat dalam fundus uteri (bagian atas perut ibu).



Leopold II



: menentukan bagian janin yang terletak pada kedua sisi uterus.



Leopold III



: menentukan bagia apa yang terdapat dibagian bawah rahim dan apakah bagian bawah janin sudah memasuki



pintu atas



panggul (PAP). Leopold IV



: menentukan bagian janin apa yang terdapat dibagian bawahperut ibu dan berapa jauhnya bagian bawah ini masuk kedalam panggul.



Taksiran berat janin



:



Rumus menghitung Taksiran berat janin



PBJ (perkiraan berat janin) = Tinggi Fundus (cm) – n (11 atau 12) x 155



n = -12 jika kepala belum masuk PAP



n = -11 jika kepala sudah masuk PAP (Rumus Johnson Toshack) DJJ



: 120-160 dmp



Genetalia



: terdapat tanda chadwick (warna kebiruan pada vagina), tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada oedem, tidak ada vertices, tidak ada hemoroid pada anus



Ekstermitas Ekstermitas atas



: simetris, tidak oedem, reflex trisep bisep positif, CRT < 2 dtk



Ekstermitas bawah



: simtris, tidak oedem, rekfleks patellah positif, human sign negative, CRT