LP Odontektomi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PASIEN DENGAN ODONTEKTOMI DI KAMAR BEDAH RUMAH SAKIT SUAKA INSAN BANJARMASIN



RELATED LEARNING EXPERIENCE (RLE) IV



DI SUSUN OLEH NAMA NIM



: TRI SUSANTO : 113063C118040



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN 2020-2021



LEMBAR PERSETUJUAN PERSEPTOR Laporan Pendahuluan Keperawatan Perioperatif dengan Odontektomi di Kamar Bedah Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin disusun oleh Tri Susanto, NIM 113063C118040. Laporan Pendahuluan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Preseptor Akademik dan Preseptor Klinik. Banjarmasin, 02 Desember 2021 Preseptor Akademik



Oktovin, M. Kep Preseptor Klinik



Roger Kurnia Fajar, S. Kep, Ners Mengetahui Kaprodi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners STIKES Suaka Insan Banjarmasin



Sr. Margaretha Martini, SPC, BSN, MSN



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI.................................................................................................................3 BAB I.............................................................................................................................4 PENDAHULUAN.........................................................................................................4 A.



Latar Belakang....................................................................................................4



BAB II...........................................................................................................................6 KONSEP TEORITIS.....................................................................................................6 A.



Definisi Odontektomi.........................................................................................6



B.



Etiologi Odontektomi.........................................................................................7



C.



Tanda dan Gejala Odontektomi..........................................................................8



D.



Pemeriksaan Penunjang Odontektomi................................................................8



E.



Patofisiologi Odontektomi..................................................................................9



F.



Asuhan Keperawatan Odontektomi.......................................................................9



a.



Pengkajian..............................................................................................................9



b.



Diagnosis Keperawatan........................................................................................10



3.



Intervensi Keperawatan........................................................................................10



4.



Evaluasi................................................................................................................13



BAB III........................................................................................................................14 PENUTUP...................................................................................................................14 A.



Kesimpulan.......................................................................................................14



B.



Saran.................................................................................................................14



DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Sebuah gigi memilki mahkota, leher dan akar. Mahkota menjulang di atas gusi, lehernya dikelilingi gusi dan akarnya berada dibawahnya. Gigi dibuat dari bahan yang sangat keras, yaitu dentin. Di dalam pusat strukturnya terdapat rongga pulpa. Orang dewasa memiliki 32 gigi, 16 tertanam didalam proses alveolaris maksila dan 16 di dalam mandibula. Yang disebut gigi permanen ini didahului oleh satu set sebanyak 20 gigi desidua, yang mulai muncul sekitar 7 bulan setelah lahir dan lengkap pada umur 6-8 tahun. Gigi ini akan tanggal antara umur enam dan tiga belas, dan diganti secara berangsur oleh gigi permanen, atau suksedaneus. Proses pergantian gigi ini berlangsung sekitar 12 tahun samapi gigi geligi lengkap, umurnya pada 18 tahun, dengan munculnya molar ketiga atau gigi kebijakan (Rahayu, 2018). Gigi impaksi adalah gagalnya erupsi gigi pada posisi fungsional normal, berhubungan dengan kekurangan ruang (pada arkus dental), obstruksi oleh gigi lain atau berkembang dalam posisi yang abnormal. Gigi impaksi dapat berupa impaksi seluruhnya yaitu ketika gigi seluruhnya ditutupi oleh jaringan lunak dan sebagian atau sepenuhnya



ditutupi oleh tulang alveolus, atau impaksi sebagian, ketika gigi gagal untuk erupsi ke posisi fungsional normalnya. Secara normal, molar ketiga emerge antara umur 18-24 tahun.3 Menurut National Institute for health and Clinical Excellence (NICE), gigi molar yang mengalami impaksi ini bila tidak dicabut, maka akan menimbulkan masalah. Masalah yang ditimbulkan adalah perubahan patologis, seperti inflamasi jaringan lunak sekitar gigi, resorpsi akar, penyakit tulang alveolar dan jaringan lunak, kerusakan gigi sebelahnya, perkembangan kista dan tumor, karies bahkan sakit kepala atau sakit rahang (Setilia & Haksajiwo, 2020). Insidensi gigi impaksi terjadi hampir pada seluruh ras di dunia, termasuk diantaranya ras Kaukasia. Hampir seluruh gigi dapat mengalami impaksi. Penelitian mengenai insidensi terjadinya gigi permanen yang mengalami impaksi menunjukan frekuensi yang tinggi pada gigi molar ketiga maksila dan mandibula, kemudian baru diikuti oleh gigi kaninus (Fatimah et al., 2018).



BAB II KONSEP TEORITIS A. Definisi Odontektomi



Gambar 1.1 Impaksi Gigi (Rahayu, 2018)



Odontektomi adalah pengeluaran atau pencabutan gigi yang dalam keadaan tidak dapat bertumbuh atau gigi bertumbuh sebagian dimana gigi tersebut tidak dapat dikeluarkan dengan cara pencabutan dengan tang biasa melainkan diawali dengan pembuatan flap mukoperiostal, diikuti dengan pengambilan tulang undercut yang menghalangi pengeluaran gigi tersebut, sehingga diperlukan persiapan yang baik dan rencana operasi yang tepat dan benar dalam melakukan tindakan bedah pengangkatan molar yang terpendam, untuk menghindari terjadinya komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan (Putri Kencana, 2018). Impaksi gigi merupakan suatu keadaan dimana gigi mengalami kegagalan erupsi secara normal dalam pertumbuhan akibat terhalang



oleh gigi dan tulang sekitarnya sehingga tidak tersedianya ruang yang cukup sehingga menyebabkan menjadi abnormal atau tidak normal (Rahayu, 2018).



B. Etiologi Odontektomi Etiologi gigi impaksi bermacam-macam diantaranya kekurangan ruang, kista, gigi supernumeri, infeksi, trauma, anomali dan kondisi sistemik. Faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya impaksi gigi adalah ukuran gigi. Sedangkan faktor yang paling erat hubungannya dengan ukuran gigi adalah bentuk gigi (Rahayu, 2018) 1. Hambatan dari sekitar gigi dapat terjadi karena : a) Tulang yang tebal serta padat b) Tempat untuk gigi tersebut kurang c) Gigi tetangga menghalangi erupsi gigi tersebut d) Adanya gigi desidui yang persistensi e) Jaringan lunak yang menutupi gigi tersebut kenyal atau liat 2. Hambatan dari gigi itu sendiri dapat terjadi oleh karena : a) Letak benih abnormal, horizontal, vertikal, distal dan lain-lain. b) Daya erupsi gigi tersebut kurang Gigi yang sering mengalami impaksi adalah gigi posterior dan jarang pada gigi anterior. 1. ada gigi posterior,yang sering mengalami impaksi adalah: a) Gigi molar tiga mandibular b) Gigi molar tiga maksila



c) Gigi premolar mandibular d) Gigi premolar maksila 2. Sedangkan gigi anterior yang dapat ditemui mengalami impaksi adalah sebagai berikut: a) Gigi kaninus maksila dan mandibular b) Gigi insisivus maksila dan mandibular



C. Tanda dan Gejala Odontektomi 1. Rasa sakit disekitar gigi dan gusi 2. Pembengkakan di sekitar rahang 3. Pembengkakan dan kemerahan gusi disekitar gigi yang terimpaksi 4. Nyeri di rahang 5. Bau mulut dan rasa tidak nyaman ketika mengunyah 6. Dapat disertai dengan rasa sakit kepala D. Pemeriksaan Penunjang Odontektomi 1. Teknik panoramic : teknik ini memberi gambaran radiografi dari kedua rahang dan jaringan disekitarnya secara menyeluruh dalam satu film. Kegunaannya untuk perawatan orthodonsi, perkiraan lesi-lesi pada tulang, perkiraan molar ketiga. 2. Foto oklusal : untuk mengetahui benda asing di dalam tulang rahang dan batu didalam saluran glandula saliva, mengetahui tempat yang tepat dari akar gigi, gigi supernumery, dan gigi impaksi.



E. Patofisiologi Odontektomi Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan impaksi gigi disebabkan oleh karena factor local dans sistemik. Akibat dari adanya pengaruh beberapa factor menimbulkan gejala-gejala seperti gangguan saluran cerna, sakit kepala, telinga berdengung, sakit lehr, rematik, kencing manis, gangguan jantung, gangguan pada kulit, badan cepat lelah. Secara teori penyebab impaksi gigi adalah reaksi inflamasi noninfeksi pada jaringan disekitar gigi (Herdman, 2018) Saat terjadi pembengkakan tersebut menekan persarafan disekitarnya yang menyebabkan rasa ngilu dan nyeri disekitar lokasi tersebut. pada penderita ini akan terjadi kekambuhan bisa mengakibatkan reaksi pada gusi dan jaringan sekitarnya. Pembengkakan jaringan pada gigi molar yang tumbuh didasar gigi dan



tumbuh



tidak



sempurna



mengakibatkan



desakan



inflamasi



atau



pembengkakan tersebut lebih mengganggu dan menekan persarafan (Putri Kencana, 2018). F. Asuhan Keperawatan Odontektomi a. Pengkajian Wawancara untuk mendapatkan riwayat kesehatan dengan cermat khususnya mengenai: a. Keluhan utama klien akan mendapatkan nyeri di sekitar gigi geraham belakang, pusing, susah mengunyah, gigi ngilu, gusi bengkak.



b. Riwayat kesehatan masa lalu biasanya berhubungan dengan masalah. Kesehatan klien sekarang. c. Diet d. Kebiasaan eliminasi. b. Diagnosis Keperawatan 1. Nyeri akut b.d dengan agens cedera fisik 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan makan 3. Intervensi Keperawatan Diagonsa



Tujuan dan Kriteria



Keperawatan Hasil Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan asuhan cedera fisik



Intervensi 1. Kaji tingkat nyeri,



keperawatan selama … x



lokasi dankarasteristik



24 jam diharapkan



nyeri.



masalah keperawatan



2. Jelaskan pada pasien



nyeri akut dapat teratasi



tentang penyebab



dengan kriteria hasil :



nyeri



1. Mampu mengontrol nyeri 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang 3. Tanda vital dalam batas normal 4. Mampu tidur/istirahat



3. Ajarkan tehnik untuk pernafasan diafragmatik lambat/ napas dalam 4. Berikan aktivitas hiburan(ngobrol dengan anggota keluarga) 5. Observasi tanda-tanda



vital 6. Kolaborasi dengan tim medis dalam Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan



pemberian analgetik Manajemen gangguan



nutrisi kurang dari



keperawatan selama … x



makan



kebutuhan tubuh



24 jam diharapkan



b.d



masalah keperawatan



ketidakmampuan



Ketidakseimbangan



makan



nutrisi kurang dari



klien sebelum



kebutuhan tubuh dapat



melakukan tindakan



teratasi dengan kriteria



operatif



hasil : Status menelan 1. Kemampuan mengunyah 2. Mempertahankan makanan di mulut 3. Pembentukan bolus sesuai pada waktunya 4. Durasi makan dengan respek pada jumlah yang dikonsumsi 5. Kemampuan untuk membersihkan rongga mulut



1. Monitor asupan makan 2. Timbang berat badan



3. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk rencana perawatan 4. Monitor tanda-tanda vital 5. Beri dukungan (terapi relaksasi) 6. Kolaborasi pemberian diet lunak



4. Evaluasi a. Mengidentifikasi kriteria dan standar evaluasi b. Mengumpulkan data untuk menentukan apakah kriteria dan standar telah terpenuhi c. Menginterpretasi dan meringkas data d. Mendokumentasikan temuan dan setiap pertimbangan klinis e. Menghentikan, meneruskan, atau merevisi rencana perawatan



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Gigi impaksi merupakan gigi yang gagal erupsi sepenuhnya ke dalam rongga mulut dan bersifat patologis sehingga memerlukan perawatan. Gigi impaksi paling sering terjadi pada gigi molar ketiga yang mengakibatkan gangguan fungsi pengunyahan dan dapat menimbulkan komplikasi. Odontektomi merupakan operasi pengangkatan gigi yang tidak erupsi atau impaksi yang disertai dengan pengurangan tulang yang menutupi gigi, ketika operasi ini gigi yang sudah di angkat tidak akan bisa tumbuh atau gigi bertumbuh hanya sebagian saja. B. Saran Gigi impaksi apabila dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan timbunan makanan pada jaringan sekitar gigi sehingga menyebabkan inflamasi, abses serta pembentukan kista dan tumor. Gigi impaksi yang juga letaknya tidak normal menyebabkan adanya celah diantara gigi sebelahnya yang bisa menjadi tempat terselipnya makanan atau bakteri, sehingga sulit untuk dibersihkan dan sisa makanan tersebut akan menyebabkan rasa sakit dan karies pada gigi molar kedua. Salah satu perawatan gigi impaksi yang dapat dilakukan yaitu odontektomi, dimana dengan adanya pengangkatan ini gigi yang sudah tidak



erupsi atau impaksi yang disertai dengan pengurangan tulang yang menutupi gigi. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan pengetahuan mengenai gigi impaksi dan tindakan perawatan terhadap gigi impaksi.



DAFTAR PUSTAKA Fatimah, K., Haksajiwo, V., & Juniarly, A. (2018). Perbandingan Pengaruh Video Edukasi Prabedah Animasi Dan Non-Animasi Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Odontektomi. Sriwijaya University. Herdman, T. H. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Journal Kesehatan, III(1), 1 June. Putri Kencana, G. (2018). Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pencabutan Gigi Oleh Mahasiswa Profesi Di Klinik Bedah Mulut Rsgm Universitas Jember. Journal Education, III(May 2018), 95–104. Rahayu, S. (2018). Odontektomi, tatalaksana gigi bungsu impaksi. E-Journal Widya Kesehatan Dan Lingkungan, 1(2), 81–89. Setilia, M. F., & Haksajiwo, V. (2020). Pengaruh Digital Story Telling Terhadap Tingkat Pengetahuan Odontektomi Molar Ketiga Mahasiswa Fk UnsrI (pp. 1– 95). Sriwijaya University.