Magang Opt [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI PUSKESMAS SEMANGAT DALAM KECAMATAN ALALAK KABUPATEN BARITO KUALA KALIMANTAN SELATAN TANGGAL 19 FEBRUARI – 16 MARET 2018



GAMBARAN KARAKTERISTIK RUMAH HUNIAN DENGAN KEJADIAN TB PARU DI DESA TERANTANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMANGAT DALAM KEC.ALALAK KAB.BATOLA TAHUN 2018



Oleh: NAYU USNANI NPM: 14.07.0034



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN 2018



LAPORAN PELAKSAAN MAGANG PUSKESMAS SEMANGAT DALAM KECAMATAN ALALAK GAMBARAN KARAKTERISTIK RUMAH HUNIAN DENGAN KEJADIAN TB PARU DI DESA TERANTANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMANGAT DALAM KEC. ALALAK KAB. BATOLA TAHUN 2018



Disusun Oleh : NAYU USNANI NPM.14.07.0034 Telah disahkan dan diterima dengan baik oleh : Dosen Pembimbing



Pembimbing Instansi



M. Bahrul Ilmi, SKM., M. Kes NIK. 061509863



Zaitun, SKM NIP. 19720902 199703 2 003 Mengetahui,



Ketua Program Studi



Akhmad Fauzan, SKM., M.Kes NIK. 1116108502



Kepala Puskesmas Semangat Dalam



Hasbi Ash Shiddieqy, SKM NIP. 19670416 199003 1 002



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayahnya, sehingga penulis menyelesaikan laporan hasil magang dengan judul “Gambaran Karakteristik Rumah Hunian Dengan Kejadian TB Paru Di Desa Terantang Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam Kec.Alalak Kab.Batula Tahun 2018 “. Kegiatan magang FKM UNISKA dilaksanakan di Puskesmas Semangat Dalam Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala. Penulis berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan semua pihak yang membutuhkan data maupun informasi dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Dalam pembuatan laporan magang ini banyak sekali pihak-pihak yang memberikan bantuan, bimbingan, dorongan, serta perhatian sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis selaku penyusun laporan ini menyampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat kepada: 1.



Abdul Malik, S.Pt., M.Si., Ph.D selaku rektor UNISKA Muhammad Arsyad AlBanjari Banjarmasin.



2.



Drs. H.Fahrurazi, M.Si., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin.



3.



Akhmad Fauzan, SKM., M.Kes selaku Ketua Jurusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin.



4.



Hasbi Ash Shiddieqy, SKM selaku Kepala Puskesmas Semangat Dalam.



5.



Zaitun, SKM dan H. Sihabudin, AMK selaku Pembimbing Instansi di Puskesmas Semangat Dalam.



6.



M. Bahrul Ilmi, SKM., M.Kes selaku Pembimbing Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta koreksi dalam penyusunan laporan magang ini.



iii



7.



Seluruh karyawan dan karyawati di Puskesmas Semangat Dalam yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan dan informasi kepada penulis selama melakukan kegiatan magang.



8.



Kedua orang tua, suami tercinta serta keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa restunya.



9.



Seluruh teman-teman satu angkatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa-jasa yang telah



membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan laporan magang ini. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa laporan pelaksanaan magang ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk menuju kesempurnaan. Akhir kata penulis berharap semoga laporan magang ini dapat bermanfaat bagi kita semua Amin Ya Robbal Alamin.



Banjarmasin,



Penulis



iv



April 2018



DAFTAR ISI



Halaman



HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................



ii



KATA PENGANTAR .........................................................................................



iii



DAFTAR ISI ........................................................................................................



v



DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................



BAB I



BAB II



ix



PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...............................................................................



1



B. Tujuan ............................................................................................



5



1. Tujuan Umum ...........................................................................



5



2. Tujuan Khusus ..........................................................................



5



C. Manfaat ..........................................................................................



6



1. Instansi ....................................................................................



6



2. Mahasiswa ...............................................................................



6



ANALISA SITUASI A. Analisa Situasi Umum ...................................................................



7



1. Geografi dan Batas Wilayah ......................................................



7



2. Demografi ..................................................................................



8



3. Sosial ekonomi ..........................................................................



9



4. Keadaan Lingkungan ................................................................. 10 5. Keadaan Perilaku Masyarakat ................................................... 11 6. Sarana Kesehatan ........................................................................ 12 7. Visi dan Misi .............................................................................. 15 v



8. Data Khusus…………………………………………………… 17 9. Sumber Daya Tenaga Kerja …………………………………..



19



10. Prosedur Kerja ……………………………………………….... 20 B. Analisa Situasi Khusus ................................................................... 22



BAB III HASIL KEGIATAN A. Uraian Kegiatan ............................................................................ 35 B. Dokumentasi Kegiatan…………………………………………… . 40 C. Identifikasi Masalah……………………………………………… . 44 D. Alternatif Pemecahan Masalah……………………………………



46



E. Rencana Pemecahan Maslah ……………………………………… 50



BAB V



KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................... 53 B. Saran .............................................................................................. 54



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



vi



DAFTAR TABEL Halaman



Tabel 2.1 Pertumbuhan Penduduk dari 2016 s/d 2017 .........................................



8



Tabel 2.2 Penyebaran Penduduk…………………………………………… ......



9



Tabel 2.3 Keadaan



Fisik



bangunan



Kesehatan



Di



Wilayah



kerja



Puskesmas semangat Dalam .................................................................



13



Tabel 2.4 Posyandu Yang Tersebar di Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam………………………………………………… .......



14



Tabel 2.5 Sumber Daya Tenaga Kerja di Puskesmas Semangat Dalam...............



19



Tabel 2.6 Hasil Pelacakan pasien TBC…………………………………….. .......



33



Tabel 2.7 10 Penyakit Terbanyak Pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Semangat dalam Tahun 2017……………………………………. ......



33



Tabel 3.1 Uraian Kegiatan Magang ......................................................................



35



Tabel 3.2 Gambaran Analisis SWOT di Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam ..................................................................................



46



Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Pemecahan Masalah. ...............................................



50



Tabel 3.4 Jadwal Rencana Kegiatan……………………………………….. .......



52



vii



DAFTAR GAMBAR Halaman



Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam............................



29



Gambar 2.2 Puskemas Semangat Dalam……………………………… .............



30



Gambar 2.3 Alur Pelayanan Puskesmas Semangat Dalam ..................................



31



Gambar 2.4 Denah Ruang Puskesmas Semangat Dalam ....................................



32



Gambar 2.5 Struktur Organisasi Puskesmas Semangat Dalam……………. ........



34



Gambar 3.1 Membuat KIR dan Membuat Monitoring Kepuasan………….........



40



Gambar 3.2 Membuat Puyer, Menyusun Obat-obat dan Mengecek Jumlah Obat…………………………………………………………... .......



40



Gambar 3.3 Posyandu Nusa indah 4 Wira Bakti…………………………….......



41



Gambar 3.4 Kunjungan ke TK ASH-SHABIRIN Griya Permata (Pemeriksaan USKG)………………………………………… ......



41



Gambar 3.5 Kunjungan ke TK AL-MUSHALLUN Handil Bakti (Pemeriksaan UKGS dan Gizi Siswa)……………………….. .......



42



Gambar 3.6 Posyandu Melekat 5 Cinta Mulya (Penyuluhan PHBS dan TB Paru)…………………………………………………………. ........



42



Gambar 3.7 Mengikuti HPSN Sekecamatan Alalak……………………… .........



43



Gambar 3.8 Posyandu melekat 9 Dalem Sakti (Penyuluhan PHBS dan PSN)………………………………………………………… .........



43



Gambar 3.9 Perpisahan dengan Staf Puskesmas Semangat Dalam………… ......



44



viii



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Evaluasi Magang Oleh Pembimbing Instansi Lampiran 2 Lembar Evaluasi Magang Oleh Dosen Pembimbing Lampiran 3 Lembar Rekapitulasi Penilaian Magang Lampiran 4 Lembar Persetujuan Untuk Presentasi Magang Lampiran 5 Lembar Kehadiran Mahasiswa Magang Di Instansi Lampiran 6 Formulir Bimbingan Magang Lampiran 7 Lembar Peserta Yang Akan Menghadiri Seminar Laporan Magang



ix



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Rumah merupakan struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu. Rumah yang sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. (Dedi & Ratna, 2013) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 66 (2014) menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor fisik, sosial, dan biologi dari luar tubuh manusia dan segala faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Kondisi dan kontrol dari kesehatan lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 2015). Lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi tingginya kejadian tuberkulosis paru adalah lingkungan rumah yang kurang sehat misalnya kurangnya fasilitas ventilasi yang baik, cahaya matahari yang masuk kedalam rumah kurang baik, kepadatan hunian dalam rumah dan bahan bangunan didalam rumah. Selain lingkungan rumah yang mempengaruhi kejadian tuberkulosis keadaan lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial yang kurang baik juga akan dapat merugikan kesehatan dan dapat mempengaruhi penyakit tuberkulosis dan pada akhirnya mempengaruhi tingginya kejadian tuberkulosis (Muaz, 2014).



1



2



Faktor - faktor yang erat hubungannya dengan kejadian tuberkulosis paru adalah adanya sumber penularan, riwayat kontak penderita, tingkat sosial ekonomi, virulensi basil, daya tahan tubuh rendah berkaitan dengan genetik, keadaan gizi, usia, nutrisi, imunisasi, keadaan perumahan meliputi (bahan bangunan dalam rumah, ventilasi, pencahayaan dalam rumah, kelembaban rumah, kepadatan penghuni dan lingkungan sekitar rumah) dan pekerjaan (Amir, 2008). Menurut penelitian Erwin Ulinnuha Fahreza (2012) menunjukan bahwa pengaruh kualitas fisik rumah mempengaruhi tingginya angka tuberkulosis paru. Kondisi fisik rumah yang buruk beresiko terkena tuberkulosis paru sebesar 45,50 kali dibandingkan kondisi lingkungan fisik rumah yang baik. Rumah sehat merupakan bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan rumah yang memiliki jamban sehat, air bersih, tempat pembuangan sampah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian yang sesuai dan lantai rumah yang tidak kedap air Menurut penelitian Melisah Pitri Siregar (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara padat hunian rumah, ventilasi, jenis lantai, pencahayaan dan suhu kelembaban di dalam rumah dengan kejadian penyakit tuberkulosis paru. Tuberkulosis paru merupakan penyakit kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan pemukiman yang buruk. Penyakit



ini



merupakan



penyakit



infeksi



yang



disebabkan



oleh



Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini menular melalui udara yaitu percikan ludah atau droplet, bersin dan batuk. Penyakit tuberkulosis paru yang sering menyerang paru-paru dan dapat juga menyerang organ lain. Sampai saat ini, tuberkulosis paru masih menjadi masalah kesehatan di dunia (Kepmenkes, 2010). Menurut WHO (2015) menyatakan bahwa penyakit tuberkulosis paru saat ini telah menjadi ancaman global, karena hampir sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi. Sebanyak 95% kasus tuberkulosis paru dan 98% kematian akibat tuberkulosis paru didunia, terjadi pada negaranegara berkembang. Negara dengan kasus pertama di dunia adalah India



3



dengan presentasi kasus 23%, Indonesia menempati urutan ke dua dengan presentasi kasus 10% dan Cina menempati urutan ke tiga dengan presentase 10% sama seperti Indonesia dari seluruh penderita tuberkulosis di dunia. WHO mencanangkan TB sebagai Global Emergency. Indonesia berada diurutan ke-2 setelah India sebagai penyumbang penderita TB yang amat tinggi dengan angka kematian yang amat tinggi di dunia. Tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung pembuluh darah. Tuberkulosis atau lebih dikenal dengan TB adalah Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. TB paling sering menyerang paru-paru yang disebut TBC paru, namun dapat juga mengenai organ tubuh lain seperti selaput otak, mata, hati, usus, kelenjar getah bening, tulang, kulit, dan lainnya yang disebut TBC ekstra paru. Sumber penularan pasien TB paru adalah Pada saat batuk maka pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (Droplet nuclei). Secara umum penularan terjadi dalam ruangan sehingga percikan dahak yang mengandung Mycobacterium Tuberculosis dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan gelap dan lembab. Rumah yang mempunyai ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh Mycobacterium Tuberculosis. TB dapat mengenai semua umur, dari bayi baru lahir sampai orang tua termasuk ibu hamil. Jumlah kasus TB di Indonesia menduduki peringkat ke empat didunia. Dengan jumlah kasus TB yang banyak dimasyarakat, anakanak di Indonesia beresiko untuk tertular penyakit TB. Kasus TB anak di Indonesia yang tercatat pada tahun 2013 sebanyak 26.020. diperkirakan masih banyak kasus TB anak yang belum ditemukan dan diobati secara benar. Namun TB anak biasanya tidak menular, namun demikian pada kasus yang jarang, anak menderita TB paru tipe dewasa yang dapat menularkan TB ke orang yang kontak erat dengannya.



4



Di Indonesia pada tahun 2015 ditemukan jumlah kasus tuberkulosis sebanyak 330.910 kasus, meningkat bila dibandingkan dengan kasus tuberkulosis tahun 2014 yang sebesar 324.539 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat diprovinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kasus tuberkulosis di tiga provinsi tersebut sebesar 38% dari jumlah seluruh kasus baru di Indonesia. Menurut kelompok umur, kasus tuberkulosis pada tahun 2015 paling banyak ditemukan pada kelompok umur 25-35 tahun yaitu sebesar 18,65% diikuti kelompok umur 45-54 tahun sebesar 17,33% dan pada kelompok umur 34-44 tahun sebesar 17,18% (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan Profil kesehatan Kabupaten Batola (2015) didapatkan data di Dinas Kabupaten Barito Kuala ditemuan jumlah kasus TB paru yang ditangani adalah 398 kasus, dimana 367 kasus merupakan kasus baru BTA positif dan 3 kasus TB anak. Menurut CNR (Case Notification Rate) yang merupakan angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan dicatat diantara 100.000 penduduk disuatu wilayah tertentu. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) penemuan kasus pada wilayah tersebut. Pada tahun 2015 CNR kasus baru adalah 123,04 per 100.000 penduduk dan seluruh kasus TB adalah 133,43 per 100.000. kasus CNR 2015 meningkat dibandingkan dengan kasus CNR 2014 yang berjumlah 109,93 per 100.000 pada kasus baru dan 128,16 per 100.000 kasus lama. Selain CNR, indikator lain dalam pengendalian Tuberkulosis adalah CDR (Case Detection Rate) yaitu jumlah penderita baru dengan BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah perderita baru BTA positif yang diperkirakan ada diwilayah tersebut. Pada tahun 2015 CDR TB paru adalah 58,59%, meningkat dibanding tahun 2014 yang berjumlah 51,92%. Namun bila dibandingkan dengan Renstra Dinas Kesehatan masih belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 70%.



5



Menurut Profil Kesehatan Puskesmas Semangat Dalam Tahun 2017 di Puskesmas Semangat Dalam terdapat jumlah penemuan kasus Tuberkulosis (TB)



Paru



masih



tinggi,



dalam



upaya



mendukung



keberhasilan



penanggulangan tuberkulosis pernah dilakukan penanggulangan faktor resiko lingkungan dan perilaku, tindakan tersebut belum mengatasi dan terbukti masih banyak kasus penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Semangat Dalam. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19 Februari sampai tanggal 16 Maret 2018 di dapatkan data dari Puskesmas Semangat Dalam terdapat penderita Tuberkulosis (TB) Paru sebanyak 29 orang penderita tuberkulosis, 16 penderita berjenis kelamin laki-laki dan 13 penderita berjenis kelamin perempuan. Informasi dari Pemegang Program TB Paru Puskesmas Semangat Dalam bahwa semua penderita TBC yang menjalani pengobatan di Puskesmas Semangat Dalam dinyatakan 17 orang sembuh dan 2 orang telah selesai (pengobatan lengkap). serta 10 penderita masih aktif dalam menjalani pengobatan secara Rutin. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik dan terdorong untuk mengadakan penelitian tentang “Gambaran Karakteristik Rumah Hunian Dengan Kejadian TBC Di Desa Terantang Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam Kec.Alalak Kab.Batola”



B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Rumah Hunian Dengan Kejadian TBC Di Desa Terantang Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam Kec.Alalak Kab.Batola Tahun 2018 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi penyebab masalah tentang Karakteristik Rumah Hunian Dengan Kejadian TBC Di Desa Terantang Wilayah



6



Kerja Puskesmas Semangat Dalam Kec.Alalak Kab.Batola tahun 2018. b. Untuk mengetahui Kejadian TB Paru diwilayah kerja Puskesmas Semangat Dalam Kec.Alalak Kab.Batola c. Untuk



mengetahui



bahan



bangunan



rumah



dengan



kejadin



Tuberkulosis (TB) Paru diwilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam. d. Untuk mengetahui hubungan luas ventilasi e. Memberikan alternatif pemecahan masalah pada program Promosi Kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan Karakteristik Rumah Hunian Dengan Kejadian TBC Di Desa Terantang Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam Kec.Alalak kab.Batola Pada Tahun 2018.



C. Manfaat 1. Bagi Instansi a. Dapat menjadikan bahan masukan yang diharapkan dapat membantu kelancaran program kesehatan masyarakat khususnya masalah Karakteristik rumah hunian penderita TBC agar penyakit TBC bisa di sembuhkan dengan maksimal. b. Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, terampil dan memiliki pengalaman kerja. 2. Bagi Mahasiswa a. Memperoleh pengalaman kerja, keterampilan yang berhubungan dengan bidang ilmu kesehatan masyarakat utamanya dibidang peminatan, penyesuaian sikap dan wawasan serta pengetauan di dunia kerja yang nyata. b. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman kerja dilapangan. c. Menganalisa serta mengidentifikasi masalah yang ada.



BAB II ANALISIS SITUASI UMUM



A. Gambaran Umum Puskesmas Semangat Dalam 1. Geografi Puskesmas Semangat Dalam Kecamatan Alalak termasuk ke dalam wilayah kabupaten Barito Kuala yang beralamat di desa Semangat Dalam jalan Melati XI Kompleks Griya Permata. Wilayah kerja meliputi 6 wilayah setingkat desa di kecamatan Alalak dan satu desa yang berada di wilayah kecamatan Mandastana. Secara teritorial, Puskesmas Semangat Dalam di wilayah kerjanya terpisah di dua tempat yang berbeda, karena dua desa di batasi oleh wilayah kerja Puskesmas Berangas dan Puskesmas Mandastana. Batas wilayah kerja Puskesmas Semangat Dalam terdiri dari dua bagian, yaitu: Wilayah yang berdekatan dengan Puskesmas Semangat Dalam adalah sebagai berikut: a. Disebelah Utara dan Timur berbatasan dengan kecamatan Mandastana. b. Disebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Berangas. c. Disebelah Selatan berbatasan dengan Kotamadya Banjarmasin. Sedangkan wilayah kerja yang lainnya yaitu desa Panca Karya dan desa Tanjung Harapan. a. Disebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Belawang. b. Disebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Mandastana. c. Disebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Anjir Muara. d. Disebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Berangas.



7



8



Luas wilayah kerja Puskesmas Semangat Dalam kecamatan Alalak adalah 42 km2 yang meliputi 1 kelurahan, yaitu: a. Semangat Dalam



: 7,50 km2 dengan jumlah 52 RT



b. Semangat Karya



: 3,50 km2 dengan jumlah 6 RT



c. Semangat Bakti



: 3,50 km2 dengan jumlah 6 RT



d. Handil Bakti



: 8.00 km2 dengan jumlah 31 RT



e. Panca Karya



: 4,50 km2 dengan jumlah 5 RT



f. Tanjung Harapan



: 7,00 km2 dengan jumlah 6 RT



g. Terantang



: 8,00 km2 dengan jumlah 14 RT



2. Demografi a. PertumbuhanPenduduk Tabel 2.1 Pertumbuhan penduduk dari 2016 s/d 2017 No.



Nama



Penduduk



Penduduk



Pertumbuhan



Desa/Kelurahan



2016



2017



(%)



1.



Semangat Dalam



11.045



11.474



2,22



2.



Semangat Karya



522



542



2,32



3.



Semangat Bakti



506



525



2,22



4.



Handil Bakti



6.795



7.058



2,21



5.



Panca Karya



637



661



2,16



6.



Tanjung Harapan



756



785



2,30



7.



Terantang



1.932



2.006



2,21



22.193



23.051



2,22



Jumlah



Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Semangat Dalam Tahun 2017



9



Tabel 2.2 PenyebaranPenduduk Luas No



Wila



Desa



yah 2



(Km )



RataJum



Jumlah Penduduk



lah RT



L



P



L+P



Jumlah



Rata



Kepadatan



Rumah



Jiwa/



Penduduk



Tangga



Rumah



Per Km2



Tangga



1



Semangat Dalam



750



52



5.671



5.803



11.474



3.045



3,8



15,3



2



Semangat Karya



350



6



257



285



542



165



3,3



1,5



3



Semangat Bakti



350



6



273



252



525



146



3,6



20,2



4



Handil Bakti



800



31



3.512



3.546



7.058



1.762



4,0



8,8



5



Panca Karya



450



5



334



327



661



198



3,3



1,5



6



Tanjung Harapan



700



6



401



384



785



270



2,9



1,1



7



Terantang



800



14



993



1.013



2.006



703



2,9



2,5



4200



120



11.441



11.610



23.051



6.289



3,3



5,5



Jumlah



Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Semangat Dalam Tahun 2017 Tercatat ada yang sampai saat ini adalah suku Banjar (suku asli), Jawa, Sunda, Dayak Bakumpai dan NTB. Hampir seluruh penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam menganut agama Islam, Pekerjaan penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam adalah Petani, buruh tani, nelayan, pedagang, PNS. ABRI, Pensiunan, buruh perusahaan, karyawan swasta dan lain-lain. 3. Sosial Ekonomi a. Mata Pencarian Mata pencarian penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam tahun 2017 adalah mayoritas di sektor pertanian ( 5



10



desa: Semangat Karya, Semangat Bakti, Panca Karya, Terantang dan tanjung Harapan), Pegawai Negeri termasuk TNI dan Polri, karyawan perusahaan/buruh diikuti sektor perdagangan, industri pengolahan dan jasa (tersebar di desa Semangat Dalam dan Kelurahan handil Bakti). b. Pendidikan Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan Status Kesehatan. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap sumber daya manusia, dan ini mempengaruhi daya serap penduduk terhadap segala informasi, termasuk informasi yang berhubungan dengan kesehatan. Seiring



dengan



meningkatnya



pembangunan



di



sektor



pendidikan, seperti dibangunnya fasilitas sekolah - sekolah, adanya Program Pendidikan Kejar Paket A, B dan C, maka hal ini memberikan pengaruh positif bagi tingkat pendidikan penduduk pada umumnya. Rata - rata Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam memiliki pendidikan setidaknya lulus Sekolah Lanjutan. c. Tingkat Pendapatan Keadaan ekonomi di Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam pada umumnya berjalan stabil, perekonomian yang bergerak di perdagangan dan jasa sangat berkembang, yang pada akhirnya membuat tingkat pendapatan penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam menjadi meningkat.



4. Keadaan Lingkungan a. Sarana Air Bersih yang Digunakan dan Akses Air Minum yang Aman Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam memiliki 6 desa 1 kelurahan, PDAM melayani Hanya sampai Kelurahan handil Bakti dan desa Semangat dalam Sebagian lagi desa Semangat Bakti. Selebihnya masyarakat masih menggunakan air bersih yang diambil dari sungai,



11



sedangkan PANSIMAS (Penyediaan Air Minum dan sanitasi Berbasis Masyarakat) hanya membantu di dua desa yaitu desa Panca karya dan Semangat Bakti b. Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar Beberapa desa masih belum semuanya menggunakan air bersih dari PDAM, terlihat dari survei penggunaan air bersih 76%, Penggunaan jamban Sehat Masih rendah yaitu 82,4 %, dan cuci tangan pakai sabun cukup tinggi yaitu 62,7% c. Tempat Pengelolaan Makanan Di Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam terdapat banyak Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), TPM yang memenuhi syarat hygiene sanitasi sebesar 88,37 % Yaitu 114 yang memenuhi syarat dari 129 yang ada. Dari beberapa yang di bina makanan jajanan sebanyak 10 buah dari 15 buah TPM diwilayah PKM Semangat Dalam 100% keadaan hygiene sanitasinya memenuhi syarat. 5. Keadaan Perilaku Masyarakat Sosial ekonomi, budaya yang beraneka ragam dari masyarakatnya, menjadikan perilaku yang berbeda banyak yang mendukung upaya kesehatan seperti peran serta dalam posyandu, aktif melaporkan kejadian penyakit menular ( DHF, Campak, Diare dan lain-lain) . Tapi ada juga yang kurang mendukung upaya pemerintah seperti penerimaan petugas lapangan puskesmas ke rumah yang masih belum di sambut baik. Seperti pembagian obat filariasis dan abate, ada juga yang menolak rumahnya untuk di fogging kasus DBD. Kemudian hasil dari PIN Polio dan crash program campak, masih rendahnya dukungan masyarakat. Hal ini masih rendahnya cakupan program crash program campak tersebut.



12



Sedangkan prilaku Hidup bersih dan Sehat yang tergambar dalam survei PHBS dengan sepuluh indikatornya terlihat sebagai berikut:



1



persalinan oleh tenaga kesehatan



99,0%



2



ASI eksklusif



24,5%



3



Bayi & Balita di timbang



72,4%



4



Penggunaan air bersih



73,7%



5



Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir



46,7%



6



Jamban Sehat



57,5%



7



Pemberantasan Sarang nyamuk



61,6%



8



Diet Buah & sayur



94,3%



9



Aktifitas Fisik dan olah raga



90,7%



10



Tidak merokok dalam rumah



36,8%



6. Sarana Kesehatan Puskesmas Semangat Dalam terletak di Desa Semangat Dalam, merupakan Puskesmas yang dibangun pada tahun 2010, yang dilengkapi dengan 1 buah rumah dinas dokter. Keadaan fisik / bangunan Puskesmas Semangat Dalam saat ini dalam keadaan baik. Puskesmas Semangat Dalam adalah Puskesmas Non Perawatan yang memiliki 2 buah Puskesmas Pembantu (Pustu), yaitu : a. Pustu Semangat Karya b. Pustu Tanjung Harapan.



13



Puskesmas Semangat Dalam juga memiliki 7 Poskesdes, yang terletak di 7 desa yang berbeda yaitu : a. Poskesdes Semangat Dalam b. Poskesdes Semanangat karya c. Poskesdes Semangat Bakti d. PoskesKel Handil Bakti e. Poskesdes Panca Karya f. PoskesdesTanjung Harapan g. Poskesdes Terantang Diwilayah kerja Puskesmas Semangat Dalam juga terdapat 1 buah Perwakilan Rumah Sakit Abdul Aziz yaitu Klinik Handil Bakti. Adapun selengkapnya keadaan fisik bangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Semangat Dalam, dapat kami jelaskan sebagai berikut :



Tabel 2.3 keadaan fisik bangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Semangat Dalam No.



Nama Bangunan



Tahun di Bangun



Keadaan



1.



Puskesmas Semangat Dalam



1999 Rehab 2009



Baik



2.



Poskesdes Semangat Dalam



Rehab 2011



Baik



3.



Poskesdes Semangat Karya



2004



Baik



4.



Poskesdes Semangat Bakti



2015



Baik



5.



PoskesKel Handil Bakti



Rehab 2014



Baik



6.



Poskesdes Panca Karya



2004



Baik



7.



Poskesdes Tanjung Harapan



2014



Baik



8.



Poskesdes Terantang



2015



Baik



Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Semangat Dalam Tahun 2017



14



Di wilayah Puskesmas Semangat Dalam terdapat 22 buah Posyandu, yang tersebar di seluruh desa di Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam, yaitu : Tabel 2.4 Posyandu yang tersebar di Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam No.



Nama Posyandu



Desa/Lokasi



1.



Nusa Indah 1



Semangat Dalam



2.



Nusa Indah 2/ Keruwing



Semangat Dalam



3.



Nusa Indah 3



Semangat Dalam



4.



Nusa Indah 4



Semangat Dalam



5.



Nusa Indah 5



Semangat Dalam



6.



Nusa Indah 6



Semangat Dalam



7.



Nusa Indah 7/ Kemuning



Semangat Dalam



8.



Nusa Indah 8



Semangat Dalam



9



Nusa Indah Baru



Semangat Dalam



10



Melekat 1



Handil Bakti



11



Melekat 2



Handil Bakti



12



Melekat 3



Handil Bakti



13



Melekat 4



Handil Bakti



14



Melekat 5



Handil Bakti



15



Mawar Indah 1



Semangat Bakti



16



Mawar Indah 2



Semangat Bakti



17



Mayang Mekar



Semangat Karya



18



Anggrek 1



Teran Tang



19



Anggrek 2



Teran Tang



20



Lestari 1



Pancakarya



21



Lestari 2



Pancakarya



22



Bunga Tanjung



Tanjung Harapan



Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Semangat Dalam Tahun 2017



15



7.



Visi dan Misi Puskesmas Semangat Dalam Visi : Menjadikan Puskesmas yang Bermutu dan Mandiri dengan Pelayanan Prima Serta Terjangkau Oleh Masyarakat Untuk Mendukung Kecamatan Alalak. Misi : 1. Memelihara dan meningkatkan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau. 2. Meningkatkan peran serta dan kemandirian individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya untuk hidup sehat. 3. Mengembangkan mutu layanan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana sesuai kebutuhan masyarakat. 4. Meningkatkan profesionalisme pengelolaan puskesmas dalam upaya peningkatan yang berkelanjutan. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, diperlukan adanya tertib administrasi. Dengan semakin ditingkatkannya tertib administrasi Puskesmas dalam rangka mempermudah evaluasi kegiatan Puskesmas, maka Puskesmas Semangat Dalam berusaha melaksanakan pencatatan dan pelaporan ini juga dipergunakan untuk menunjang kegiatan yang akan datang. Pencatatan dan pelaporan ini mencakup semua kegiatan, baik yang dilakukan didalam maupun diluar gedung. Disamping itu Puskesmas Semangat Dalam juga memiliki motto yaitu: “ Kesehatan modal Kehidupan “, sehingga begitu berartinya kesehatan sebagai



penentu



dan



penggerak



manusia



dalam



menjalankan



kehidupannya, tentunya apabila semua masyarakat sehat, maka semua aspek pembangunan segala bidang akan berjalan sesuai dan selaras dengan cita-cita pembangunan di daerah, khususnya pada Wilayah Kerja Puskesmas Semangat Dalam, dan pada akhirnya tercapailah visi



16



Puskesmas Semangat Dalam yaitu : “Menjadikan Puskesmas yang Bermutu dan Mandiri dengan Pelayanan Prima Serta Terjangkau Oleh Masyarakat Untuk Mendukung Kecamatan Alalak.“ sebagaimana tersebut diatas. Salah satu realisasi tertib administrasi tersebut adalah dengan pembuatan Profil Kesehatan Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi khususnya di Puskesmas Kabupaten Barito Kuala dan guna memantau indikator-indikator tersebut diatas serta untuk melihat potret keadaan kesehatan Kabupaten Barito Kuala. Pada profil kesehatan Puskesmas ini disampaikan gambaran dan situasi kesehatan, gambaran umum tentang derajat kesehatan dan lingkungan, situasi upaya kesehatan, dan situasi sumber daya kesehatan, yang dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi kegiatan pelayanan kesehatan selama tahun 2017 yang nantinya dipakai sebagai acuan dalam perencanaan kegiatan pelayanan kesehatan di tahun 2018. Pembangunan kesehatan diprioritaskan kepada golongan masyarakat yang berpenghasilan/ ekonomi rendah, dimana golongan masyarakat ini sebagian besar tinggal di daerah pedesaan dan daerah terpencil, termasuk kelompok masyarakat yang masih tinggal di daerah



transmigrasi,



dan



daerah



pemukiman



baru.



Atas



dasar



kemanusiaan, perhatian khusus juga diberikan kepada fakir miskin dan usia lanjut terlantar. Dengan mengacu pada hasil survei yang menyatakan bahwa Kabupaten Barito Kuala sebagai salah satu Kabupaten miskin di Provinsi Kalimantan Selatan, merupakan cambuk bagi kami untuk berusaha lebih giat dan intensif lagi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, yang merupakan salah satu indikator penilaian survei. Dengan laporan tahunan ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan pelayanan program terutama program prioritas yang sesuai



17



dengan masalah yang diharapi Puskesmas sehingga dapat meningkatkan fungsi Puskesmas itu sendiri.



8. Data Khusus a. Program Dasar yang ada di Puskesmas Semangat Dalam 1) Promosi Kesehatan a) Peran Serta Masyarakat (PSM) b) Pemetaan PHBS (Rumah Tangga, Instansi dan Tempat Kerja) 2) Kesehatan Ibu dan Anak a) Kesehatan Ibu b) Kesehatan Bayi c) Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah (APRAS) d) Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja e) Pelayanan Keluarg Berencana (KB) 3) Program Gizi a) Posyandu Balita b) Posyandu Lansia c) Pemberian Tablet Vit A 4) Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM) a) P2 TB Paru b) P2 ISPA c) P2 DBD d) P2 Kusta e) P2 Malaria f)



P2 Rabies



g) P2 Diare h) P2 Filariasis i)



P2 Penyakit Menular Seksual



18



j)



Imunisasi



k) Surveilans Epidemiologi (Pengamatan) 5) Program Penyakit Tidak Menular (PTM) 6) Progranm Kesehatan Lingkungan a) Pengawasan dan Penendalian Kualitas Air b) Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Pemukiman 7) Program Pengobatan a) Poli Anak b) Poli Umum c) Poli Gigi 8) Apotik



b. Program Inovasi 1) Usaha Kesehatan Sekolah Kunjungan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SD dan SMP serta SMA. Dalam kegiatan ini pelatihan dokter kecil dan dokter remaja. Puskesmas Semangat Dalam kecamatan Alalak melatih 24 dokter kecil. Dengan demikian jumlah dokter kecil yang ada 38 orang dan jumlah dokter remaja belum ada. 2) Upaya kesehatan Gigi dan Mulut Program ini melaksanakan kegiatan pemeriksaan, pengobatan kesehatan gigi dan pelatihan dokter kecil 3) Kesehatan Mata Pengobatan bagi pasien penyakit mata. Dalam program kesehatan mata ini masih kurangnya sarana dan prasarana yang menyangkut kesehatan mata. 4) Usaha Kesehatan Lansia



19



Puskesmas Semangat Dalam kecamatan Alalak memiliki 7 Posyandu Lansia yang mengadakan kegiatannya setiap 1 bulan sekali. 5) Laboratorium Pemeriksaan dasar yag dilakukan di Laboratorium sebagai penunjang dalam pemeriksaan lanjutan.



9. Sumber Daya Tenaga Kerja dapat dilihat pa da: Tabel 2.5 Sumber Daya Tenaga Kerja di Puskesmas Semangat Dalam No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16



Sumber Daya Tenaga Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Perawat Gigi Bidan Farmasi Nutrisionis Analis Kesehatan Kesehatan Lingkungan Kesehatan Masyarakat Staf Penunjang Administrasi Pegawai Tidak Tetap (PTT) Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) Gizi Cleaning Servis Petugas Jaga Malam Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Jumlah



Jumlah 2 Orang 1 Orang 7 Orang 2 Orang 14 Orang 2 Orang 3 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 2 Orang 41 Orang



Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Semangat Dalam Tahun 2017



20



10. Prosedur Kerja Puskesmas Semangat Dalam Prosedur kegiatan Puskesmas Semangat Dalam adalah suatu kegiatan yang menggambarkan tentang pelayanan yang diberikan petugas sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Prosedur kegiatan ini dapat dilihat pada gambaran di bawah ini: a. Persyaratan Pelayanan Pasien yang datang berobat langsung menuju loket dan membawa persyaratan sebagai berikut: 1) Pasien Umum a) Untuk usia 17 tahun : membawa fotokopi KTP 2 lembar 2) Pasien Luar Daerah Barito Kuala a) Mengisi surat pernyataan (formulir) dan dikenakan biaya Rp.5000 3) Pasien BPJS a) Membawa kartu BPJS setiap kali mau berobat ke puskesmas 4) Pasien Pelajar a) Membawa surat keterangan berobat dari sekolah Dalam melaksanaka pelayanan kesehatan, Puskesmas Semangat Dalam memiliki alur kerja sebagai berikut : 1.



Loket Kartu Setiap pasien yang berobat terlebih dahulu mengambil nomor antrian yang ada di loket kemudian pasien harus mendaftar di loket dengan menyerahkan kartu berobat, bagi pesrta BPJS menyerahkan kartu BPJS, dan untuk umum menyerahkan fotokopi KTP dan untuk anak-anak



serta



balita



menyerahkan



kartu



keluarga,



serta



21



memberitahukan tujuan berobatnya. Setelah mendaftar, klien diminta menunggu panggilan di ruang tunggu. a.



Pasien Umum 1) Untuk usia 17 tahun : membawa fotokopi KTP 2 lembar



b.



Pasien Luar Daerah Barito Kuala 1) Mengisi surat pernyataan (formulir) dan dikenakan biaya Rp.5000



c.



Pasien BPJS 1) Membawa kartu BPJS setiap kali mau berobat ke puskesmas



d.



Pasien Pelajar 1) Membawa surat keterangan berobat di sekolah



2.



Pelayanan Poli Pada pelayanan poli, klien atau pasien mendapatkan pelayanan pemeriksaan atau pengobatan termasuk rujukan ke rumah sakit bila pelayanan di puskesmas tidak memungkinkan untuk menanganinya, dan untuk mendaptkan hasil pengobatan atau pelayanan yang optimal maka dapat merujuk pasien ke poli lain. Pelayana di Puskesmas Semangat Dalam antara lain : a.



Poli umum, khusus untuk pemeriksaan orang dewasa, lansia dan umum semua penyakit, disini juga bisa meminta surat rujukan ke rumah sakit yang mana harus minta tanda tangan melalui dokter yang bersangkutan.



b.



Poli anak, khusus untuk memeriksakan anak dan balita.



c.



Poli Gigi, khusus untuk pemeriksaan, perawatan, dan pencabutan gigi baik itu untuk dewasa dan anak-anak.



d.



Poli KIA, KB, dan PSKR untuk pemeriksaan ibu hamil, dan pelayanan KB, serta imunisasi untuk Catin (Calon Pengantin)



22



e.



Ruangan Kesling/Sanitasi, merupakan tempat rujukan bagi pasien yang mempunyai permasalahan kesehatan lingkungan.



f. 3.



Ruangan Imunisasi, khusus melaksanakan imunisasi bayi/balita.



Ruang Laboratorium Merupakan tempat pemeriksaan darah, urine, tinja dan sputum maupun HB atas permintaan pasien rujukan dari poliklinik puskesmas yang memerlukan kepastian kejelasan diagnosa.



4.



Apotik/Farmasi Setelah mendapatkan pelayanan di masing-masing ruangan, pasien kemudian diberikan resep yang selanjutnya dapat menuju apotik kemudian menyerahkan resep untuk mengambil obat, dan setelah itu langsung pulang.



B. Analisis Situasi Khusus Kegiatan Program P2M Tuberkulosis Paru (TB Paru) di Puskesmas Semangat Dalam dikoordinir oleh seorang perawat pemegang program serta bekerja sama dengan Petugas Program Kesling yang dikoordinir oleh Seorang Kesehatan Masyarakat (Kesmas). Adapun upaya Penanggulangan penyakit TBC di Puskesmas Semangat Dalam: 1. Promosi penanggulangan penularan penyakit TBC 2. Penyuluhan kesehatan yang terkait dengan penyakit TB paru 3. Kemitraan diarahkan untuk meningkatan peran serta masyarakat. Upaya untuk mencegah penularan penyakit TB Paru yaitu: a. Mengobati pasien tuberkulosis paru BTA positif sampai sembuh (merupakan upaya yang terpenting).



23



b. Menganjurkan kepada pasien agar menutup mulut dengan sapu tangan bila batuk atau bersin dan tidak membuang dahak di lantai atau di sembarang tempat, kalau meludah di anjurkan di tempat yang kena sinar matahari atau di tempat yang di isi sabun/karbol/lisol. c. Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur. d. Buka jendela lebar-lebar agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk. e. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi f. Imunisasi pada BCG pada bayi



1. Definisi Tuberkulosis atau lebih dikenal dengan TB adalah Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman/bakteri Mycobacterium tuberculosis yang berbentuk batang (Besi). TB paling sering menyerang paru-paru yang disebut TBC



paru, namun dapat juga mengenai organ tubuh lain seperti



selaput otak, mata, hati, usus, kelenjar getah bening, tulang, kulit, dan lainnya yang disebut TBC Ekstra Paru. Tuberkulosis paru adalah Tuberkulosis yang menyerang jaringan Parenkim (Paru) dan tidak termasuk Pleura (Selaput paru) dan kelenjar pada hilus. (Depkes RI,2008).WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru TB dengan kematian sekitar 140.000 karena penyakit ini.



2. Etiologi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi penyakit TBC a. Faktor Sosial Ekonomi Kejadian TB Paru biasanya berkaitaan dengan faktor sosial ekonomi. Menurut WHO 90% Penderita TB didunia menyerang



24



kelompok Sosial Ekonomi rendah atau miskin. Kemiskinan (sosial ekonomi rendah) merupakan keadaan yang mengarah pada kondisi kerja yang buruk, perumahan yang terlalu padat, lingkungan yang buruk serta malnutrisi (gizi Buruk) karena kurangnya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. keadaan ini dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga memudahkan terjadinya infeksi TB. b. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan sebagai faktor predisposisi terhadap kejadian TB dikelompok masyarakat. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi prilaku. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima informasi atau pengetahuan tentang TB. Seseorang dengan tingkat pengetahuan yang memadai mempunyai dasar pengembangan daya nalar dan merupakan jalan untuk memudahkan orang tersebut menerima motivasi. c. Umur Umur merupakan faktor resiko terhadap kejadian TB. Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis yaitu pada umur 15-50 tahun. Berdasarkan hasil penelitian pada semua penderita TB yang menjalani pengobatan TB dipuskesmas Semangat Dalam didapat bahwa penderita TB terbanyak pada usia 2054 tahun (%) yang merupakan usia produktif, kemudian pada usia lebih dari 54 tahun (%) dan kurang dari 20 tahun (%). Pada usia produktif mayoritas orang banyak menghabiskan waktu dan tenaga untuk bekerja, dimana tenaga banyak terkuras serta waktu istirahat kurang sehingga daya tahan tubuh menurun ditambah lagi dengan lingkungan kerja yang padat dan berhubungan dengan banyak orang yang kemungkinan sedang menderita TB. Kondisi kerja seperti ini memudahkan seseorang pada usia produktif lebih berpeluang terinfeksi TB.



25



d. Jenis Kelamin Pada umumnya penderita TB Paru lebih banyak terjadi pada lakilaki dibandingkan pada perempuan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada seluruh penderita TB Paru Di Kab.Batola didapatkan bahwa penderita TB Paru pada laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan yaitu 60% pada laki-laki dan 35% pada perempuan. Hal ini disebabkan karena pada umumnya seorang laki-laki dituntut bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari terutama yang usia produktif, bahkan terkadang masih ada yang bekerja meskipun usia sudah tua. Dibanding dengan seorang perempuan yang pada umumnya terinfeksi TB Paru setelah persalinan yang kurang bersih atau terinfeksi HIV yang mengakibatkan kekebalan tubuh menurun. Angka kejaian TB Paru pada laki-laki cukup tinggi pada semua usia, tetapi pada perempuan angka kejadian TB paru cenderung menurun setelah melampaui usia subur. selain itu. Laki-laki sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok meningkatkan resiko untuk terinfeksi TB Paru sebanyak 2,2 kali. e. Diabetes Mellitus dan HIV Diabetes Melitus dapat mengganggu respon immun yang penting untuk mengatasi Proliferasi TB sehingga diabetes mellitus juga sebagai faktor resiko untuk TB. Diabetes Mellitus juga sebagai suatu faktor resiko independen untuk infeksi saluran pernapasan bawah. Frekuensi terjadinya TB pada diabetes mellitus lebih tinggi disbanding dengan bakteri-bakteri lainnya. Prevalensi TB Paru pada Diabetes Mellitus meningkat 20 kali disbanding non diabetes mellitus dan aktivitas bakteri penyebab TB meningkat 3kali pada diabetes mellitus berat itu. Pasien dengan diabetes mellitus dan TB membutuhkan masa yang lebih lama untuk respon terhadap terapi anti



26



TB. Pasien dengan diabetes mellitus dan TB aktif juga lebih cenderung terjadinya multi-drug resistant TB. Infeksi HIV merupakan faktor resiko yang paling peting dalam meningkatkan kejadian TB. Penderita TB menular (dengan sputum BTA Positif) yang juga mengidap HIV merupakan penularan TB tertinggi. Infeksi HIV menyebabkan terjadinya imunosupresi sehingga memungkinkan terjadinya replikasi M.tuberculosis yang lebih luas pada paru-paru dan berlanjut pada kondisi yang lebih buruk. f. Kepadatan (Crowding) Kepadatan penghuni rumah sangat mempengaruhi terjadinya penularan penyakit terutama penyakit yang menular melalui udara seperti TB. Semakin padat penghuni didalam rumah maka perpindahan penyakit akan semakin mudah dan cepat, apalagi terdapat anggota keluarga yang menderita TB denga BTA Positif. Daerah perkotaan (urban) yang lebih padat penduduk lebih besar peluang terjadinya kontak dengan penderita TB dibandingkan didaerah pedesaan (rural). Selain itu, perumahan yang padat juga berkaitan dengan peningkatan kejadian TB. Berdasarkan penelitian Atmosukarto dan soewasti (2000), didapat bahwa: 1). Keluarga penderita TB mempunyai kebiasaan tidur dengan Balita mempunyai resiko terkena TB 2,8 kali dibanding dengan yang tidur terpisah. 2). Tingkat penularan TB dilingkungan keluarga penderita cukup tinggi, dimana seorang penderita rata-rata dapat menularkan 2-3 orang didalam rumahnya. 3). Besar resiko terjadinya penularan untuk keluarga dengan penderita lebih dari 1 orang adalah 4 kali dibanding dengan keluarga yang hanya 1 orang penderita TB.



27



Persyaratan kepadatan hunian untuk seluruh perumahan biasa dinyatakan dalam m2 per orang. Luas minimum per orang sangat relative, tergantung dari kualitas bangunan dan fasilitas yang tersedia. Kepadatan penghuni yang memenuhi syarat kesehatan diperoleh dari hasil bagi antara luas lantai dengan jumlah penghuni ≥ 10 m2/orang. g. Keadaan jendela dan ventilasi Ruangan dengan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan membawa pengaruh bagi penghuninya. Salah satu fungsi ventilasi adalah menjada aliran udara didalam rumah tersebut tetap segar. Luas ventilasi rumah yang