Makalah Analisis Perancangan Perusahaan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • cay
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3 1.3 Tujuan Makalah ............................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 6 2.1 Pengertian Pasar ............................................................................... 6 2.2 Pengertian Permintaan & Penawaran............................................... 7 2.3 Bentuk Pasar .................................................................................... 9 2.4 Tujuan Perusahaan Dalam Pemasaran ............................................. 9 2.5 Mengukur Permintan Pasar Saat Ini ................................................ 5 2.6 Peramalan Permintaan Mendatang. ................................................. 2.7 Implikasi Pada Studi Kelayakan Pabrik. .......................................... 2.7.1 Kerangka Pemikiran Oprasional. ............................................ 2.7.2 Metodelogi Penelitian. ............................................................ 2.7.3 Data dan Instrumentasi. .......................................................... 2.7.4 Metode Pengumpulan Data. .................................................... 2.7.5 Pengolahan dan Analisis Data. ............................................... 2.7.6 Kriteria Investasi. .................................................................... 2.7.7 Asumsi – Asumsi Dasar. ......................................................... 2.7.8 Hasil dan Pembahasan. ........................................................... BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13 3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 17 3.2 Saran ................................................................................................ 17



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Lebih dari dua abad yang lalu Adam smith telah menerangkan keajaiban invisible hand atau tangan gaib dalam suatu kegiatan mengatur perekenomian.adam smith mengemukakan pandangan yang pada hakikatnya menyatakan bahwa kegiatan dalam perekonomian tidak perlu diatur oleh pemerintah.menurut adam smith apabila setiap individu di masyarakat di beri kebebasan untuk melakukan kegiatana ekonomi yang di ingini mereka,maka kebebasan ini akan membuat efisiensi yang tinggi dalam kegiatan ekonomi negara dalam jangka panjang kebebasan tersebut akan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang teguh.dan adam smith berpandapat campur tangan pemerintah yang aktif dalam ekonmi akan mengurangi efisiensi kegiatan ekonomi. Pengaturan yang bebas dari campur tangan pemerintah tersebut akan mewujudkan kegiatan ekonomi yang efisiensi.dalam analisis ekonomi yang di dapati pada masa ini,sistem ekonomi seperti yang di terangkan adam smith di atas namakan sistem ekonomi pasarbebas.dalam sistem ekonomi ini kegiatan-kegiatan dalam perekonomian sepenuhnya di atur oleh mekanisme pasar atau invisible hand.mekanisme pasar dapat mengalokasikan faktor-faktor produksi dengan cukup efisien dan dapat mendorong perkembangan ekonomi di sebab kan karna ia memeiliki beberapa kebaikan. Semenjak abad ke-19 telah timbul pandangan yang mengkritik keyakinan tersebut.kritik dan kesadaran tentang kelemahan – kelemahan sistem pasar bebas telah mendorong pemerintah untuk melakukan lebih banyak untuk bercampur tangan dalam kegiatan ekonomi.seperti telah di uraikan dalam sistem pasar bebas setiap pelaku kegiatan ekonomi sepenuhnya bebas untuk menentukan jenis barang yang mereka hasilkan dan dijual.persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal,karena di anggap sistem pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya tujuan memproduksi barang atau jasa yang tinggi (optimal )efisiensinya. Namun demikian,walaupun pasar persaingan sempurna yang murni tidak wujud di dalam praktek,adalah sangat penting untuk mempelajari tentang corak kegiatan perusahaan dalam persaingan sempurna.di atas itu analisis ke atas pasar persaingnan sempurna adalah suatu permulaan yang baik dalam mempelajari cara-cara perusahaan menentukan harga dan produksi di dalam usaha mereka untuk mencari ke untungan yang maksimum.



1.2 Rumusan masalah Adapun rumusan masalah yaitu sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan pasar? 2. Bagaimana bentuk pasar? 3. Bagaimana mengukur permintaan pasar? 1.3 Tujuan Makalah Adapun tujuan makalah adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian pasar 2. Untuk mengetahui bentuk pasar 3. Untuk mengetahui cara mengukur permintaan pasar



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Pengertian Pasar Pengertian pasar menurut para ahli merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Pendapat ahli yang lain mengatakan bahwa pasar merupakan suatu sekelompok orang yang diorganisasikan untuk melakukan tawar menawar, sehingga dengan demikian terbentuk harga. Salah seorang ahli pemasaran Stanton, mengemukakan pengertian yang lain tentang pasar, yaitu merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi, ada tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar, yaitu[1]: a. orang dengan segala keinginannya, b. orang dengan daya belinya, c. serta tingkah laku dalam pembelianya. Istilah “Direct Marketing” dewasa ini sepertinya membangkitkan keragaman kesan rahasia di dalam pemikiran para manajer yang bertanggung jawab menerapkan program-program pemasaran dan penjualan. Pemasaran langsung ( direct marketing ) bisa menjadi alat ukur kinerja pemasaran produk atau jasa yang kita hasilkan dan berhubungan secara langsung dengan profitabilitas. Kata kunci dalam memproduksi suatu kampanye yang menguntungkan adalah perencanaan. Perencanaan merupakan hal mutlak yang perlu kita lakukan dalam mengembangkan rencana pemasaran yang komprehensif, jika kita ingin mencapai baik kinerja maupun profitabilitas. Sebagai seorang Direct Marketer ( Pemasar Pemasaran Langsung ), sangatlah penting untuk selalu ingat bahwa asset paling penting yang kita miliki bukan Produk. Perencanaan yang baik haruslah dapat digunakan untuk membantu kita mengenali pasar-pasar sasaran khusus kita dan memberikan pemahaman yang jelas tentang kebutuhan dan sikap mereka. Untuk melakukannya maka perlu dilakukan hal sebagai berikut: 1. Lakukan penelitian pasar tentang pelanggan dan hal apa yang mereka senangi/tidak senangi



2. 3.



1.



2.



3.



4.



Buat analisis sifat-sifat dasar para pelanggan yang ada pada saat ini untuk mengetahui apa yang mereka miliki pada umumnya. Tentukan siapa yang paling menikmati manfaat dari penggunaan produk atau jasa yang akan direncanakan



Sasaran kegiatan-kegiatan tersebut adalah pasar yang ingin dicapai, apakah itu business to business ( untuk industri ) atau kepada konsumen. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pasar adalah para pelanggan potensial dan pelanggan-pelanggan yang sudah ada. Masing-masing kelompok diperlakukan berbeda dan masing-masing masuk ke dalam tempat kedudukannya yang istimewa di dalam siklus penjualan kita. Dalam perencanaan ada beberapa hal strategis yang harus dilakukan, hal tersebut berhubungan erat dengan success produk/jasa kita di pasar, yaitu ; Produk /Jasa Pastikan bahwa cara mendapatkan dan menggunakan produk/jasa kita dijelaskan dengan tepat kepada pelanggan, demikian juga manfaatmanfaatnya. Jangan mengaburkan bentuk produk/jasa dengan manfaat. Rincilah apa yang istimewa atau unik tentang produk/jasa kita dan bagaimana produk/jasa tersebut akan memberi manfaat kepada orang atau organisasi yang ingin kita raih. Penawaran Penawaran mungkin hanyalah salah satu unsur strategi, akan tetapi dapat berpengaruh besar pada hasil-hasil yang akan kita capai. Penawaran kita bukanlah hal apa-apa, hanya sebuah usulan yang memuaskan keinginan pokok pembeli/pelanggan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih untuk uang mereka. Penawaran yang tepat dapat memberi sumbangan sampai 40 % kearah tercapainya hasil-hasil kampanye kita. Penawaran itu harus sesuai dan layak untuk pasar sasaran kita, semakin cepat pasar sasaran kita memahami apa penawaran yang kita tawarkan dan apa yang terkandung didalamnya bagi mereka, akan semakin besar peluang mencapai keberhasilan. Media Apa cara paling efisien dan efektif, biaya yang untuk mencapai orang atau orang-orang yang perlu anda raih ? apakah dengan menggunakan iklan tercetak di surat kabar atau majalah, atau mungkin melalui televisi atau radio, atau bahkan melalui Direct Mail. Ini merupakan bidang yang akan ditentukan oleh anggaran belanja dan pengetahuan kita tentang siapa yang harus kita raih. Pelaksanaan yang kreatif



5.



Strategi yang kreatif harus merupakan bagian yang fleksibel. Kita harus melangkah maju dengan satu-satunya cara ini bila unsur lain dari rencana tersebut telah dirumuskan dengan jelas. Penentuan Waktu Sering kali cara yang paling baik untuk menyusun hal ini adalah menggunakan batas waktu khusus yang dipaksakan kepada kita karena sifat produk atau jasa yng kita promosikan. Sebagai contoh, bila kita menyelenggarakan seminar, titik awal kita adalah tanggal pelaksanaan seminar tersebut dan kita harus mengerjakannya dengan berjalan mundur dari titik awal tersebut.



2.2



Pengertian Permintaan dan Penawaran Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. Contoh permintaan adalah di pasar kebayoran lama yang bertindak sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran. Ketika terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka keduanya akan sepakat terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil dari tawar-menawar yang alot. Analisis permintaan yang menghasilkan prakiraan permintaan terhadap suatu produk merupakan salah satu alat penting bagi manajemen perusahaan. Dari prakiraan penjualan, perusahaan dapat memprakirakan anggaran perusahaan, dan dari anggaran perusahaan dapat ditentukan, misalnya jumlah dan macam tenaga kerja yang dibutuhkan, kecukupan alat-alat produksi, ketersediaan bahan mentah dan daya tampung gudang[2]. Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Telah disebutkan diatas, mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran, pada bagian ini beberapa faktor yang dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Harga barang-barang lain Pada permintaan barang, barang-barang ada yang saling bersaing (jika merupakan barang-barang pengganti) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. 2. Biaya faktor produksi



Pengeluaran untuk sektor ini merupakan hal penting dalam proses produksi. Jika pengeluaran-pengeluarannya tidak efisien, maka tindakan ini dapat mengurangi penawaran di dalam sesuatu kegiatan ekonomi tertentu. 3. Tujuan perusahaan Jika tujuan perusahaan ini adalah memaksimalkan keuntungan, dapat saja ia tidak berusaha menggunakan kapasitas produksinya secara maksimal, tetapi pada tingkat kapasitas yang memaksimumkan keuntungannya. Tujuan perusahaan dapat bermacam-macam dan dapat menimbulkan pengaruh yang berbeda pula terhadap penentuan tingkat produksinya. 4. Tingkat teknologi Tingkat teknologi mempunyai peran yang penting dalam menentukan jumlah barang yang ditawarkan. Kemajuan teknologi dapat mengurangi ongkos produksi, mempertinggi produksivitas dan mutu, yang cenderung mengakibatkan terjadinya kenaikan penawaran[3]. 2.3



Bentuk Pasar Bentuk pasar, dapat dilihat dari sisi produsen/ penjual dan sisi konsumen. Dari sisi produsen/penjual, pasar dapat dibedakan atas pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan monopolistis, oligopoli, dan monopoli[4] Berikut ini akan dijelaskan mengenai bentuk-bentuk pasar produsen sebagai berikut: 1. Pasar persaingan sempurna Pada jenis pasar persaingan sempurna, aktivitas persaingannya tidaklah nampak karena tidak terbatasnya jumlah produsen (sehingga pangsa pasar mereka menjadi terkotak-kotak atau kecil-kecil) dan konsumen dapat menjual atau membeli berapa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli atau menjual pada harga pasar. Jadi, pada pasar ini, justru tidak ada gunanya mengadakan persaingan. 2. Pasar monopoli Pasar monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai oleh seseorang penjual saja. Dalam hal ini, tidak ada barang substitusi terhadap barang yang dijual oleh penjual tunggal tersebut, serta terdapat hambatan untuk masuknya pesaing dari luar. Penyebab terjadinya monopoli bisa bermacam-macam misalnya karena menguasai bahan mentah, penguasaan teknik produksi tertentu yang dimiliki, tindakan yuridis dalam perolehan hak paten dan secara alamiah karena luas pasar yang tak cukup besar untuk dilayani oleh lebih dari satu produsen dengna menggunakan skala pabrik yang optimal. 3. Pasar persaingan monopoli



Pasar ini merupakan bentuk campuran antara persaingan sempurna dengan monopoli. Dikatakan mirip persaingan sempurna karena ada kebebasan bagi perusahan untuk masuk-keluar pasar, selain itu, barang yang dijual pun tidak homogen. Oleh karena itu, barang-barang yang heterogen itu dimiliki oleh beberapa perusahaan besar saja, pasar ini mirip dengan monopoli.



1.



2.



3.



4.



2.4



Dari sisi konsumen, pasar dapat dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu pasar konsumen, pasar industri, pasar penjual kembali dan pasar pemerintah. Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut: Pasar konsumen Pasar ini merupakan pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau keluarga dalam rangka penggunaan pribadi (tidak untuk dipabrikkan). Pasar industri Pasar ini adalah paar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa lain, baik untuk dijual maupun untuk disewakan (dipakai untuk diproses lebih lanjut). Pasar penjual kembali Pasar ini adalah suatu pasar yang terdiri dari perorangan dan/atau organisasi yang biasa di sebut dengan para pedagang menengah yang terdiri dari dealer, distributor, grosir, agent dan retailer. Kesemua reseller ini memerlukan penjualan kembali dalam rangka mendapatkan keuntungan. Pasar pemerintah Merupakan pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah, misalnya di sektor pendidikan, perhubungan, kesehatan, dan lain sebagainya[5]. Tujuan Perusahaan Dalam Pemasaran Tujuan perusahaan memproduksi atau memasarkan suatu produk, baik perusahan dagang ataupun jasa selalu berpatokan kepada apa yang ingin dicapainya oleh perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan dalam memasarkan produknya ini dapat bersifat jangka pendek ataupun jangka panjang[6]. Penentuan sasaran perusahaan dalam memasarkan produknya sangat penting untuk diketahui, sehingga dapat disusun target yang akan dicapai melalui berbagai strategi pemasaran yang akan diterapkan nantinya. Jika tujuan perusahaan sudah kita hendaki, maka dapatlah kita susun strategi pemasaran yang akan kita jalankan untuk mencapai tujuan tersebut.



1.



2.



3.



4.



5.



Strategi ini pun dapat bersifat jangka pendek, menengah dan untuk jangka panjang sesuai dengan rencana yang telah disusun. Secara khusus, dalam aspek pasar dan pemasaran bahwa tujuan perusahan untuk memproduksi atau memasarkan produknya dapat dikategorikan sebagai berikut: Untuk meningkatkan penjualan dan laba Artinya, tujuan pemasaran dalam hal ini bagaimana caranya memperbesar omset penjualan dari waktu kewaktu. Dengan meningkatnya omset penjualan, maka diharapkan keuntungan atau laba juga dapat meningkat sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Untuk menguasai pasar Untuk perusahaan jenis ini jelas tujuannya bagaimana caranya menguasai pasar yang ada dengan cara memperbesar market share-nya untuk wilayahwilayah tertentu. Peningkatan market share dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan cara mencari atau menciptakan peluang baru atau merebutmarket share pesaing yang ada. Untuk mengurangi saingan Tujuan perusahaan model ini adalah dengan cara menciptakan produk sejenis dengan mutu yang sama tetapi dengan harga yang lebih rendah dari produk utama. Tujuannya adalah untuk mengurangi saingan dan antisipsi terhadap kemungkinan pesaing baru yang akan masuk kedalam industri tersebut. Untuk menaikan prestise produk tertentu dipasaran Dalam hal produk tertentu, terutama untuk produk kelas tinggi. Tujuan perusahaan memasarkan dalah untuk mengangkat prestise produk di depan pelangganya dengan cara promosi atau cara lainnya. Cara lainnya juga dilakukan dengan meningkatkan mutu, selera yang sesuai dengan keinginan konsumen. Untuk memenuhi pihak-pihak tertentu Tujuan ini biasanya lebih diarahkan untuk memenuhi pihak-pihak tertentu dengan jumlah yang biasanya terbatas, misalnya permintaan pemerintah atau lembaga tertentu.



Sedangkan tujuan kegiatan pemasaran suatu produk atau jasa secara umum adalah sebagai berikut: 1. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi 2. Memaksimalkan kepuasan konsumen 3. Memaksimalkan pilihan (ragam produk)



4. 5. 6. 7. 8. 2.5



Memaksimalkan mutu hidup (kualitas, kuantitas, ketersediaan, harga pokok barang, mutu lingkungan fisik, dan mutu lingkungan kultur) Meningkatkan penjualan barang dan jasa Ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing Memenuhi kebutuhan akan suatu produk maupun jasa Memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa.



Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini Untuk dapat mengukur permintaan pasar, kita harus memiliki Database Pemasaran, yaitu sekumpulan informasi ( atau Data ) tentang para pelanggan atau klien kita yang dapat digunakan untuk menilai potensi mereka membeli produk atau jasa kita. Database umumnya diawali dengan informasi seperti nama, alamat, riwayat pembelian, dan sebagainya. Agar dapat dikategorikan sebagai suatu database pemasaran, informasi tersebut juga harus memberikan kepada kita suatu pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan harapan dari para pelanggan/klien kita. sebuah database pemasaran memberikan kepada kita kemampuan untuk menentukan target sebuah segmen pasar tertentu yang relevan dengan kebutuhan mereka. Seperti yang kita ketahui, Pemasaran langsung ( Direct Marketing ) memberikan kepada kita kemampuan untuk mendapatkan hasil yang dapat dinilai atau diukur dari investasi kita untuk pemasaran. Salah satu cara untuk mengetahui hasil yang kita capai adalah dengan melalui pengujian. Pengujian memberikan kepada kita sebuah strategi untuk menentukan aspek, atau aspek-aspek kegiatan pemasaran kita yang paling besar mempengaruhi hasil-hasil upaya kita ( apa yang diinginkan oleh Pasar ). Ada titik awal yang masuk akal untuk pengujian dalam rangka mengukur tingkat permintaan pasar yaitu tiga bagian yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap hasil-hasil usaha kita. Dalam urutan pentingnya bagian-bagian itu adalah : 1. Daftar atau media yang kita gunakan untuk mencapai pasar kita. 2. Penawaran yang kita buat untuk pasar kita guna membuat mereka memberi komitmen terhadap pemasaran kia. 3. Pendekatan kreatif yang kita lakukan ketika menyampaikan pesan kita. Dalam penggunaan database, apa yang harus kita uji ? segala hal, bila kita mempunyai cukup informasi dalam database. Jadi bila kita memiliki 120.000 pelanggan, kita memiliki 120.000 database yang masing-masing harus mempunyai sifat-sifat dasar yang akan memungkinkan kita menyeleksi atau membuat segmen sebuah kelompok atau sel untuk diuji. Dari jumlah 120.000 pelanggan ini, mungkin kita bisa seleksi dan mendapatkan 80.000 pelanggan potensial, dari 80.000 pelanggan potensial mungkin



bisa kita dapatkan data lain seperti terdapat 40.000 pelanggan yang telah membeli produk kita selama 6 bulan terakhir. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan tingkat permintaan pasar saat itu dalam wilayah pemasaran kita yang harus kita capai dan yang telah berhasil kita capai. Bila kita tidak memiliki database yang besar, kita harus melakukan hal yang sedikit berbeda. Tetapi kita harus tetap melakukan analisis database pemasaran kita dengan hati-hati untuk melihat pelanggan-pelanggan potensial terbaik kita yang akan memanfaatkan produk/jasa kita dan kemudian kirimkan penawaran kepada mereka. Pada poin ini didalam program pengujian, kita mungkin memikirkan ingin menyewa beberapa daftar alamat dari luar yang tersedia.broker daftar alamat yang memiliki nama baik akan membantu kita karena kita kini dapat menyediakan gambaran akurat tentang pelanggan-pelanggan kita sendiri, yang bertindak sebagai kriteria pengujian. Sebuah daftar yang dikumpulkan adalah daftar yang diciptakan dari sebuah sumber seperti buku Petunjuk Telepon ( Yellow pages ) misalnya, atau buku petunjuk lain. Dari daftar tersebut kita dapat mengukur tingkat pasar yang berkembang dan tingkat keberhasilan kita dalam pemasaran produk/jasa yang kita tawarkan. Apabila kita tidak mempunyai sebuah daftar dan kita ingin melakukan tindakan cukup cepat, kita perlu mengembangkan kampanye melalui media. Tujuantujuan pemasaran, produk, dan anggaran belanja akan membantu kita menentukan media mana yang seharusnya kita gunakan. Seorang perencana/pembeli media yang baik dapat benar-benar membantu mencapai pasar kita secara efisien dan efektif. Bila kita mempunyai waktu dan biaya besar, kita dapat melakukan suatu penelitian cepat atas prakarsa kita sendiri untuk menentukan arah yang harus kita ambil dan media yang harus kita gunakan. Tempat terbaik untuk memulai adalah memperhatikan media yang digunakan oleh pesaing dan jenis iklan apa yang mereka keluarkan. Hal ini memberikan kepada kita suatu informasi dasar secara langsung dan membantu kita membuat persiapan suatu strategi pengujian pasar. Kini kita perlu mengalokasikan prosentase jumlah keseluruhan anggaran untuk pengujian kita. Ini akan memungkinkan kita untuk menentukan media mana yang memberi tingkat respon terbaik dan konversi ke penjualan terbaik sebelum mengikatkan anggaran kita semuanya pada satu jenis tertentu. Cara lain untuk menguji tingkat permintaan/kebutuhan pasar adalah dengan penawaran, yaitu usulan yang kita kirim kepada calon pelanggan atau pelanggan kita yang menyebabkan mereka memperhatikan produk/jasa kita. Dengan kata lain, penawaran adalah apa yang ada didalamnya untuk mereka kalau mereka menanggapi iklan, surat, atau telepon kita. Penawaran dapat sesederhana harga ( yaitu nilai untuk uang, syarat-syarat pembayaran untuk dapat membeli produk atau jasa kita, atau hadiah/premi yang



mereka terima bila mereka memberi respon atau membeli. Penawaran dapat juga sesederhana informasi lebih tentang produk atau jasa yang kita tawarkan. Tentu saja semakin menarik yang kita sajikan dalam penawaran kita, akan semakin baik tingkat respon yang kita terima. Yang perlu diingat adalah bukan jumlah respon pasar terhadap penawaran kita, yang akan menjadi penting pada akhir promosi tersebut, tetapi jumlah konversi menjadi penjualan. Menguji pasar dengan pendekatan kreatif juga bisa dilakukan, walaupun strategi pemasaran yang kreatif kurang memberikan hasil-hasil sebanyakdaftar/media dan penawaran yang telah kita lakukan. Bagaimanapun juga, pelaksanaan kreatif dalam pemasaran langsung harus selalu menekankan manfaat produk atau jasa kita. Penting untu diingat, pengujian bukan untuk diselesaikan sekaligus seluruhnya, ujilah hanya satu variable sekali pengujian untuk memberi informasi tentang pasar kita. Kunci kearah keberhasilan adalah memahami pasar, pemasar yang cerdik memusatkan sasaran pada manfaat produk atau jasa mereka dan mengenali kebutuhan-kebutuhan emosional pembeli pada saat yang sama. Dengan kata lain, mereka mengetahui bahwa agar dapat berhasil mereka harus membuat pembeli itu seorang pahlawan didalam perusahaan mereka, walau itu hanya untuk sementara. 2.6



Peramalan Permintaan mendatang Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Salah satu jenis peramalan adalah peramalan permintaan. Peramalan permintaan (Forecasting Demand) merupakan tingkat permintaan produk –produk yang diharapkan akan terealisasi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Menurut Vincers Gapers didalam Management permintaan ada dua jenis permintaan, yaitu: 1. Permintaan bebas ( independent Demand) Merupakan permintaan terhadap material, suku cadang atau produk yang bebas atau tidak terkait langsung dengan struktur bill of material (BOM) untuk produk akhir atau item teretentu. 2. Permintaan tidak bebas( Dependent Demand) Merupakan permintaan terhadap material , suku cadang atau produk yang terkait langsung dengan atau diturunkan dari struktur bill of material untuk produk akahir atau item tertentu.



1.



Adapun tujuan peramalan dilihat dengan waktu: Jangka pendek (Short Term)



2.



3.



Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya bersifat harian ataupun mingguan dan ditentukan oleh Low Management. Jangka Menengah (Medium Term) Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat bulanan ataupun kuartal dan ditentukan oleh Middle Management. Jangka Panjang (Long Term) Merencanakan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Biasanya bersifat tahunan, 5 tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh Top Management. Adapun metode peramalan,yaitu sebagai berikut:



Model kuantitatif intrinsik sering disebut sebagai model-model deret waktu (Time Series model). Model deret waktu yang populer dan umum diterapkan dalam peramalan permintaan adalah rata-rata bergerak (Moving Averages), pemulusan eksponensial (Exponential Smoothing), dan proyeksi kecenderungan (Trend Projection). Model kuantitatif ekstrinsik sering disebut juga sebagai model kausal, dan yang umum digunakan adalah model regresi (Regression Causal model) (Gaspersz, 1998). 1.



Weight Moving Averages (WMA) Model rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual permintaan yang baru untuk membangkitkan nilai ramalan untuk permintaan di masa yang akan datang. metode rata-rata bergerak akan efektif diterapkan apabila permintaan pasar terhadap produk diasumsikan stabil sepanjang waktu. Metode rata-rata bergerak terdapat dua jenis, rata-rata bergerak tidak berbobot (Unweight Moving Averages) dan rata-rata bobot bergerak (Weight Moving Averages). Model rata-rata bobot bergerak lebih responsif terhadap perubahan karena data dari periode yang baru biasanya diberi bobot lebih besar. Rumus rata-rata bobot bergerak yaitu sebagai berikut.



2.



Single Exponential Smoothing (SES) Pola data yang tidak stabil atau perubahannya besar dan bergejolak umumnya menggunakan model pemulusan eksponensial (Exponential Smoothing Models). Metode Single Exponential Smoothing lebih cocok digunakan untuk meramalkan hal-hal yang fluktuasinya secara acak (tidak teratur). Peramalan menggunakan model pemulusan eksponensial rumusnya adalah sebagai berikut.



Permasalahan umum yang dihadapi apabila menggunakan model pemulusan eksponensial adalah memilih konstanta pemulusan (α) yang diperirakan tepat. Nilai konstanta pemulusan dipilih di antara 0 dan 1 karena berlaku 0 < α < 1. Apabila pola historis dari data aktual permintaan sangat bergejolak atau tidak stabil dari waktu ke waktu, nilai α yang dipilih adalah yang mendekati 1. Pola historis dari data aktual permintaan tidak berfluktuasi atau relatif stabil dari waktu ke waktu, α yang dipilih adalah yang nilainya mendekati nol (Gaspersz, 1998). 3.



Regresi Linier Model analisis Regresi Linier adalah suatu metode populer untuk berbagai macam permasalahan. Menurut Harding (1974) dua variabel yang digunakan, variabel x dan variabel y, diasumsikan memiliki kaitan satu sama lain dan bersifat linier. Rumus perhitungan Regresi Linier yaitu sebagai berikut.



Keterangan: Y = hasil peramalan n = periode a = perpotongan dengan sumbu tegak b = menyatakan slope atau kemiringan garis regresi Ukuran Akurasi Peramalan Model-model peramalan yang dilakukan kemudian divalidasi menggunakan sejumlah indikator. Indikator-indikator yang umum digunakan adalah rata-rata penyimpangan absolut (Mean Absolute Deviation), rata-rata kuadrat terkecil (Mean Square Error), rata-rata persentase kesalahan absolut (Mean Absolute Percentage Error), validasi peramalan (Tracking Signal), dan pengujian kestabilan (Moving Range). 1. Mean Absolute Deviation (MAD)



Metode untuk mengevaluasi metode peramalan menggunakan jumlah dari kesalahan-kesalahan yang absolut. Mean Absolute Deviation (MAD) mengukur ketepatan ramalan dengan merata-rata kesalahan dugaan (nilai absolut masing-masing kesalahan). MAD berguna ketika mengukur kesalahan ramalan dalam unit yang sama sebagai deret asli. Nilai MAD dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebegai berikut.



2. Mean Square Error (MSE) Mean Squared Error (MSE) adalah metode lain untuk mengevaluasi metode peramalan. Masing-masing kesalahan atau sisa dikuadratkan. Kemudian dijumlahkan dan ditambahkan dengan jumlah observasi. Pendekatan ini mengatur kesalahan peramalan yang besar karena kesalahan-kesalahan itu dikuadratkan. Metode itu menghasilkan kesalahan-kesalahan sedang yang kemungkinan lebih baik untuk kesalahan kecil, tetapi kadang menghasilkan perbedaan yang besar.



3. Mean Absolute Percentage Error (MAPE) Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dihitung dengan menggunakan kesalahan absolut pada tiap periode dibagi dengan nilai observasi yang nyata untuk periode itu. Kemudian, merata-rata kesalahan persentase absolut tersebut. Pendekatan ini berguna ketika ukuran atau besar variabel ramalan itu penting dalam mengevaluasi ketepatan ramalan. MAPE mengindikasi seberapa besar kesalahan dalam meramal yang dibandingkan dengan nilai nyata.



4. Tracking Signal Validasi peramalan dilakukan dengan Tracking Signal. Tracking Signal adalah suatu ukuran bagaimana baiknya suatu peramalan memperkirakan nilai-nilai aktual. Nilai Tracking Signaldapat dihitung dengan menggunakan rumus sebegai berikut.



Tracking signal yang positif menunjukan bahwa nilai aktual permintaan lebih besar daripada ramalan, sedangkan tracking signal yang negatif berarti nilai aktual permintaan lebih kecil daripada ramalan. Tracking signal disebut baik apabila memiliki RSFE yang rendah, dan mempunyai positive error yang sama banyak atau seimbang dengan negative error, sehingga pusat dari tracking signal mendekati nol. Tracking signal yang telah dihitung dapat dibuat peta kontrol untuk melihat kelayakkan data di dalam batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. 5.



Moving Range (MR) Peta Moving Range dirancang untuk membandingkan nilai permintaan aktual dengan nilai peramalan. Data permintaan aktual dibandingkan dengan nilai peramal pada periode yang sama. Peta tersebut dikembangkan ke periode yang akan datang hingga dapat dibandingkan data peramalan dengan permintaan aktual. Peta Moving Range digunakan untuk pengujian kestabilan sistem sebab-akibat yang mempengaruhi permintaan. Rumus perhitungan peta Moving Range adalah sebagai berikut.



Jika ditemukan satu titik yang berada diluar batas kendali pada saat peramalan diverifikasi maka harus ditentukan apakah data harus diabaikan atau mencari peramal baru. Jika ditemukan sebuah titik berada diluar batas kendali maka harus diselidiki penyebabnya. Penemuan itu mungkin saja membutuhkan penyelidikan yang ekstensif. Jika semua titik berada di dalam batas kendali, diasumsikan bahwa peramalan permintaan yang dihasilkan telah cukup baik. Jika terdapat titik yang berada di luar batas kendali, jelas bahwa peramalan yang didapat kurang baik dan harus direvisi (Gaspersz, 1998). Kegunaan peta Moving Range ialah untuk melakukan verifikasi hasil peramalan least square terdahulu. Jika peta Moving Range menunjukkan keadaan diluar kriteria kendali. Hal ini berarti terdapat data yang tidak



berasal dari sistem sebab-akibat yang sama dan harus dibuang maka peramalan pun harus diulangi lagi. 2.7



Implikasi pada Studi Kelayakan Pabrik Industri Kelapa Sawit di Indonesia Tandan Buah Segar (TBS) Tanaman kelapa sawit (Elais guineensis jacq) dipanen dalam bentuk tandan yang disebut dengan tandan buah segar (TBS). Berat dari suatu tandan buah yang matang berbeda satu sama lainnya, tergantung pada usia, jenis sawit, serta kondisi pertumbuhannya. Buah muda yang berusia 2-3 tahun memiliki berat 5 kg pertandan dan buah dewasa biasanya memiliki berat maksimal hingga mencapai 80 kg pertandan, namun kebanyakan memiliki berat dibawah 40 kg pertandan. Buah membutuhkan waktu sekitar 20-21 minggu hingga masak. Prosesnya dapat dibagi menjadi tiga bagian yang dimulai dari penyerbukan pada minggu ke 5 atau 6, lalu pada minggu ke 13 atau 14 kernel telah berbentuk sempurna dan cangkang berwarna gelap. Pembentukan sel minyak terjadi setelah minggu ke 15 atau 16 dan kandungan minyak maksimum terjadi pada minggu ke 20 atau 21. Produktivitas kelapa sawit Produktivitas perkebunan kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh lahan, tanaman, umur, dan jenis bibit yang digunakan. Perbedaan pengembangan lahan dibagi atas beberapa kelas dengan produktivitas rata-rata antara umur 4-25 tahun berturut turut sebesar 25.10 ton TBS/ha/tahun; 22.95 ton TBS/ha/tahun; 20.86 ton 10 TBS/ha/tahun, dan 17.71 ton TBS/ha/tahun. Semua kelas lahan, mengalami peningkatan produktivitas antara 15 hingga 21 tahun dan memasuki masa tua pada umur 22 tahun. Berdasarkan data tersebut maka tanaman kelapa sawit digolongkan ke dalam dua kelompok yaitu (Lubis 1992): a. Tanaman belum menghasilkan (TBM) yaitu tanaman berumur 1-3 tahun. b. Tanaman menghasilkan (TM) yaitu tanaman berumur 4-25 tahun, terdiri dari: • Tanaman remaja menghasilkan (TRM) berumur 4-8 tahun. • Tanaman dewasa menghasilkan 1 (TDM 1) berumur 9-14 tahun. • Tanaman dewasa menghasilkan 2 (TDM 2) berumur 15-21 tahun. • Tanaman tua menghasilkan (TTM) berumur 20-25 tahun. 2.7.1



Kerangka Pemikiran Operasional Saat ini perkembangan kelapa sawit di beberapa provinsi Indonesia sangat pesat. Salah satunya yaitu Provinsi Sumatera Utara. Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi yang perkembangan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang sangat maju jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Perkembangan perkebunan kelapa sawit tersebut juga diikuti dengan semakin banyaknya pabrik pengolahan kelapa sawit yang dibangun dan dijalankan di Provinsi Sumatera Utara. Akan tetapi perkembangan komoditas kelapa sawit yang terjadi di Provinsi



Sumatera Utara tidak diikuti oleh seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara, masih ada kemunduran dalam perkembangannya yaitu salah satunya adalah Kabupaten Karo yang mengalami kemunduran. Dan hal tersebut membuat sulitnya perkembangan Kabupaten Karo dalam sisi ekonomi jika dibandingkan dengan kabupaten lain yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Dari penjelasan tersebut secara riil akan sangat sulit jika sebuah perusahaan untuk mengembangkan bisnis dalam bidang pengolahan kelapa sawit dikarenakan kurangnya pasokan bahan baku, akan tetapi PT. IMT melihat adanya peluang yang terdapat di Kabupaten karo dalam pengembangan Kelapa sawit ke depannya karena struktur tanah dan iklim yang sangat cocok untuk pengembangan kelapa sawit ke depannya. Pada umumnya sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit memiliki lahan perkebunan sendiri untuk mendapatkan bahan baku TBS untuk pengolahan pabrik nya. PT. IMT adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit, tetapi perusahaan ini tidak berjalan seperti perusahaan pengolahan kelapa sawit biasanya. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit pada umumnya mempunyai lahan sendiri untuk memenuhi pasokan buah kelapa sawit. Perusahaan. PT. IMT membuat kebijakan dan sistem yang berbeda dengan perusahaan kelapa sawit lainnya. Perusahaan tersebut tidak memiliki lahan perkebunan kelapa sawit yang menjadi supply bahan baku untuk pengolahan pabrik perusahaan tetapi memiliki pabrik yang mengolah kelapa sawit (TBS). PT. IMT menggunakan sistem dengan pembelian TBS dari perkebunan rakyat dan mengolah TBS tersebut menjadi CPO dan KPO. Berdasarkan kondisi tersebut PT. IMT mempunyai kebijakan yang sangat berbeda dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya. PT. IMT tetap menjalankan kebijakan tersebut sampai saat ini. Oleh karena itu dengan sistem yang berbeda yang dijalankan PT. IMT dan kondisi Kabupaten Karo yang perkembangan kelapa sawitnya tidak terlalu maju jika dibandingkan dengan kabupaten yang lain yang ada di Provinsi Sumatera utara, karena itu perlu dilakukan kajian mengenai analisis kelayakan perusahaan yang dilakukan dari aspek non finansial yang berkaitan degan aspek pasar, manajemen, teknis, sosial lingkungan, dan aspek finansial. Analisis kelayakan usaha perlu dilakukan agar mengetahui apakah dengan kebijakan dan sistem usaha yang dilakukan oleh PT. IMT layak untuk dilanjutkan atau perlu dilakukan perbaikan 2.7.2



Metodelogi Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. IMT, Kecamatan Mardinding, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2013. PT. Indomas Mitra Teknik adalah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan dan



pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan CPO dan merupakan salah satu perusahaan yang baru berjalan di daerah Kabupaten Karo. Perusahaan tersebut tidak memiliki lahan perkebunan sendiri untuk memenuhi bahan baku (TBS). Meskipun demikian, perusahaan ini menutupinya dengan pembelian bahan baku untuk pengolahan dari petani sawit di sekitar perusahaan tersebut sehingga dapat bertahan dari persaingan perusahaan pengolah kelapa sawit yang lain. 2.7.3



Data dan Instrumentasi Data yang digunakan di dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan mengenai aspek non finansial. Aspek non finansial berkaitan dengan lingkungan internal dan eksternal, baik manajemen perusahaan maupun kelembagaan ataupun aspek lingkungan internal dan eksternal lainnya. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber terkait dengan penelitian yang dilakukan dan diolah dengan menggunakan perhitungan kelayakan, baik dari kelayakan finansial yang dapat dilihat dari segi Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Rasio (Net B/C), Internal Rate Return (IRR), dan payback period (PP). Data primer dan data sekunder yang digunakan berupa data yang berkaitan dengan aspek finansial dan non-finansial. Data primer digunakan untuk menggambarkan keadaan perusahaan pada masa sekarang dan untuk menjelaskan keadaan produksi perusahaan. Data sekunder digunakan sebagai sumber dasar yang digunakan untuk menggambarkan mengenai perkebunan kelapa sawit, pengolahan pabrik CPO, aspek-aspek penunjang yang berkaitan dengan perkebunan kelapa sawit, dan menjadi dasar perhitungan finansial perkebunan kelapa sawit setelah pengembangan . Instrumen yang digunakan di dalam penelitian untuk mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan adalah dengan menggunakan alat elektronik, media cetak, internet, serta daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Responden dalam hal ini adalah orang yang memiliki kredibilitas di bidang yang diteliti yaitu manajer produksi, bagian keuangan/arsip, dan bagian-bagian lain yang masih memiliki kaitan terhadap objek penelitian.



2.7.4



Metode pengumpulan data Data primer diperoleh langsung dari responden dengan melakukan wawancara dan dalam hal ini responden tersebut adalah direktur pemilik perusahaan. Data sekunder diperoleh dari PT. IMT, referensi dari laporan perusahaan, rencana pembangunan di daerah sekitar perusahaan, buku, dan internet



2.7.5



Pengolahan dan Analisis Data Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif dianalisis untuk mengkaji aspek non finansial, yaitu aspek pasar, teknis,



manajemen, hukum dan sosial. Data yang bersifat kualitatif dinilai berdasarkan kriteria kelayakan setiap aspek yang harus dipenuhi. Data yang bersifat kuantitatif diolah untuk mengkaji aspek kelayakan finansial berdasarkan kriteria penilaian investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C, dan payback period (PP). Pengolahan dan analisis data ini diarahkan pada analisis kelayakan, apakah perusahaan layak dijalankan atau diteruskan melihat dari kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan yang berbeda dengan perusahaan pengolah kelapa sawit yang lain dan kondisi dari lingkugan perusahaan. Selain itu, diteliti apakah perusahaan dapat memproduksi CPO dan KPO secara maksimal dengan kebijakan tersebut, dan apakah perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan kebijakan tersebut.



2.7.6 Kriteria Investasi 1. Net Present Value(NPV) NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (present) dari selisih antara manfaat dengan biaya pada tingkat diskonto (bunga) tertentu. Dinyatakan dalam rumus:



Keterangan : NPV = Nilai bersih sekarang (Rupiah) Bt = Manfaat pada tahun k–t (Rupiah) Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rupiah) I = Tingkat diskonto (%) n = Umur proyek (tahun) t = Tahun Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria investasi yaitu : 1. NPV > 0, secara finansial proyek layak untuk diusahakan dan dapat menghasilkan keuntungan. 2. NPV = 0, secara finansial proyek sulit untuk diusahakan dan tidak dapat menghasilkan keuntungan. 3. NPV < 0, secara finansial lebih baik proyek tidak dilaksanakan karena akan menimbulkan kerugian. 2. Internal Rate of Return (IRR) IRR atau Internal Rate of Return adalah tingkat pengembalian internal dari investasi selama umur proyek yang bertujuan untuk mengetahui persentasi



keuntungan dari suatu proyek tiap tahun dan menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman, secara matematis nilai tersebut dirumuskan sebagai berikut: Keterangan : IRR = Tingkat internal hasil (%) NPV = Nilai bersih sekarang bernilai positif (Rupiah) NPV' = Nilai bersih sekarang bernilai negatif (Rupiah) I’= Tingkat diskonto menghasilkan PV positif (%) i= Tingkat diskonto menghasilkan PV negatif (%) Hasil analisis IRR lebih besar dari bunga bank (tingkat diskonto) yang berlaku, menunjukan proyek tersebut layak untuk dilakukan. Sebaliknya bila IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga bank maka usaha tersebut tidak layak untuk dilakukan. 3.



Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C merupakan perbandingan antara NPV total dari manfaat bersih terhadap total dari biaya bersih (Kadariah 1978). Metode ini digunakan untuk melihat berapa besar manfaat bersih yang dapat diterima dari suatu bisnis atau proyek untuk sesetiap investasi yang dilakukan atau dikeluarkan. Bila Net B/C lebih besar sama dengan 1 usaha maka bisnis dianggap layak untuk dilaksanakan namun jika Net B/C kurang dari 1 maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus yang digunakan dalam menghitung Net B/C adalah sebagai berikut :



Keterangan : Bt = Total penerimaan pada tahun ke-t Ct = Total biaya pada tahun ke-t i= Tingkat diskonto yang berlaku n = Umur ekonomis proyek 4. Payback Period (PP) Payback period dapat diartikan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi. Payback period adalah suatu metode dalam penentuan jangka waktu yang dibutuhkan dalam menutupi initial investment dari suatu proyek dengan menggunakan cashflow yang dihasikan dari suatu



proyek tersebut. Semakin pendek payback period dari periode yang disyaratkan perusahaan maka proyek investasi tersebut dapat diterima (Arifin et al. 1999). Rumus yang digunakan untuk menghitung payback period adalah sebagai berikut:



Keterangan : I = Biaya investasi yang dikeluarkan Ab = Manfaat bersih yang diperoleh sesetiap tahunnya 2.7.7 1. 2. 3. 4.



5. 6.



7. 8.



9. 10.



Asumsi – Asumsi Dasar Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Umur ekonomis pabrik ditentukan selama 15 tahun berdasarkan umur teknis instalasi pabrik. Kapasitas terpasang pabrik adalah 20 ton TBS per jam. Jumlah hari kerja adalah 25 hari per bulan, 300 hari per tahun, dengan asumsi hari minngu libur dan hari libur nasional lainnya. Tingkat diskonto yang digunakan adalah 8 %. Pemilihan ini berdasarkan bunga deposito dari Bank BI, hal ini dikarenakan perusahaan tidak memiliki pinjaman dalam modal usaha. Seluruh pembelian alat investasi dilakukan pada tahun 2012 hingga 2013. Perhitungan nilai penyusutan masing-masing investasi menggunakan metode garis lurus dimana harga beli dikurangi nilai penyusutan dan dibagi dengan umur manfaat. Hasil produksi CPO adalah 19 % dari tandan buah segar (TBS) yang diolah, dan hasil Kernel 5 % dari TBS yang diolah dan hasil cangkang 6 %. Asumsi harga TBS, CPO, dan kernel dianggap konstan sesetiap tahunnya, harga yang ditetapkan berdasarkan harga rata-rata dari Juli-Desember 2013 (Lampiran 2), adapun harga yang ditetapkan adalah sebagai berikut : a. TBS Rp. 1 500/kg b. CPO Rp. 8 831/kg c. kernel Rp. 6 184/kg d. Cangkang Rp. 731/kg Nilai insentif yang diberikan kepada suplier TBS adalah Rp. 20/kg dikalikan dengan jumlah TBS yang diolah perusahaan. Nilai insentif ke pemilik lahan adalah Rp. 5/kg dikalikan dengan jumlah TBS yang diolah perusahaan.



11.



12.



13. 14. 15. 2.7.8 1.



Peningkatan pengolahan bahan baku TBS perusahaan diperkirakan minimal sebesar 8 % sesetiap tahunnya. Hal ini didasari kenaikan TBS riil yang diolah periode Juli-Desember 2013 dibandingkan dengan periode Juni-Desember 2014 adalah 18 %. Peningkatan gaji staff diasumsikan naik 3 % sesetiap tahunnya berdasarkan sistem yang diterapkan perusahaan sedangkan gaji karyawan diasumsikan naik 7 % berdasarkan inflasi per tahun. Pajak diasumsikan 10 % dari keuntungan bersih yang diperoleh sesetiap tahunnya.(UUD NO 36 tahun 2008, Pasal 17 ayat 2a) Biaya pemeliharaan dan pengolahan PKS diasumsikan meningkat sebesar 6 % sesetiap tahunnya. Fee ke koperasi diberikan perusahaan sebesar 2.5 % dari pembelian TBS. Hasil dan Pembahasan Aspek Non-Finansial Aspek Pasar Analisis aspek pasar berkaitan dengan seberapa besar pasar merespon terhadap barang atau jasa yang diproduksi suatu bisnis atau perusahaan baik dari sisi permintaan, penawaran, harga, dan strategi pemasaran (4P), sehingga produk dapat memberikan manfaat bagi konsumen yang membeli atau menggunakan produk. Aspek pasar merupakan aspek yang memiliki prioritas yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan banyak perusahaan yang mengalami kegagalan karena tidak memperhatikan potensi dan pangsa pasar (Kothler dan Amstrong 1997). A. Permintaan Analisis permintaan digunakan untuk mengetahui secara riil jumlah produk atau jasa yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu. Potensi pasar CPO di Indonesia dinilai cukup tinggi dikarenakan CPO sangat banyak digunakan oleh industri-industri lain seperti industri minyak goreng dan industri oleokimia. Industri minyak goreng merupakan penyerap CPO terbesar yaitu mencapai 29.6 % dari total produksi CPO. Selain itu, CPO juga merupakan salah satu pemasukan devisa negara karena termasuk komoditi ekspor Indonesia yang sangat potensial. Siklus produksi PT. IMT sendiri dalam sehari mampu mengolah TBS 50 hingga 75 ton yang dapat menghasilkan rata-rata CPO sebanyak 500-565 ton, kernel 140-146 ton, dan cangkang 160-166 ton. Jumlah permintaan produksi PT. IMT dapat dilihat dari hasil produksi yang selalu memiliki



pembeli dan produk yang selalu terjual sesetiap bulannya. Tingkat permintaan produksi PT. IMT khususnya CPO relatif stabil dan jarang terjadi penurunan atau peningkatan harga yang signifikan. Permintaan CPO ini biasanya datang dari perusahaan-perusahaan pengelola CPO yang berasal dari kota Medan. Dalam penjualan CPO, PT IMT bekerja sama dengan beberapa perusahaan yaitu PT. Smart, PT. Pacific Palmindo Industri, dan PT. Inno wangsa dengan sistem kontrak. Kapasitas penjulan CPO yang dipasok kepada perusahaan-perusahaan tersebut sejauh ini berkisar 500-600 ton per bulannya. Dilihat dari total penjulaan CPO PT. IMT, saat ini belum mencapai nilai maksimal jika dilihat dari kapasitas pabrik. Hal tersebut dikarenakan PT. IMT masih kekurangan bahan baku (TBS) untuk diolah. Menurut USDA (2010), Konsumsi minyak kelapa sawit dunia pada tahun 2006 telah mencapai 37 juta ton dan sampai 2008 telah mencapai 40.45 juta ton. Dilihat dari perkembangannya permintaan atas minyak kelapa sawit di dunia mengalami peningkatan, begitu juga yang terjadi terhadap permintaan minyak kelapa sawit di Indonesia. Menurut GAPKI (2014), prospek industri kelapa sawit nasional cukup menjanjikan dan akan terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data GAPKI produksi CPO dan KPO tahun 2013 mencapai 26 juta ton atau naik 1.9 % dibanding pada tahun 2012 sebanyak 26.5 ton. Sedangkan produksi pada tahun 2014 diperkirakan pada kisaran 27.5-28 juta ton. Jika dilihat dari hal tersebut menunjukkan potensi pasar untuk produk CPO sangat baik, dan kondisi tersebut juga terlihat dari penjualan CPO yang dilakukan PT.IMT tidak mengalami kesulitan dan selalu mempunyai permintaan terhadap produknya. B.



Penawaran Penawaran adalah jumlah produksi yang dapat disediakan oleh perusahaan. Penawaran CPO PT.IMT relatif stabil, seluruh CPO yang diproduksi selalu memiliki pembeli. PT.IMT melakukan penawaran ke perusahaan-perusahaan pembeli sampai mendapatkan nilai (harga) paling tinggi dari perusahaan pembeli. Penawaran CPO yang dilakukan PT. IMT kepada perusahaan-perusahaan tersebut dengan menggunakan sistem kontrak, yaitu perusahaan pembeli menentukan jumlah CPO yang akan dibeli dengan harga yang telah disepakati dalam kontrak, Terdapat dua pabrik pengolahan kelapa sawit di wilayah Kabupaten Karo. Hal ini menyebabkan terjadinya persaingan dalam penentuan harga bahan baku yang juga mempengaruhi biaya produksi, namun persaingan tersebut tidak mempengaruhi harga penawaran kepada perusahaan-perusahaan pembeli



CPO. Hal ini disebabkan penentuan harga CPO sudah ditetapkan melalui mekanisme pasar dengan mengacu pada harga CPO internasional di bursa berjangka. Selama ini penentuan harga dilakukan dengan sistem lelang yang dilakukan dua kali seminggu (Pahan 2006), akan tetapi kebijakan yang baru saat ini sistem lelang dilakukan sesetiap hari. C.



Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah merupakan sistem dari keseluruhan kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang serta jasa yang dapat memuaskan kebutuhankebutuhan pembeli yang ada atau pembeli yang potensial (Stanton 1984). Berdasarkan definisi tersebut maka ketika membahas pemasaran tidak dapat lepas dari bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran dan dapat dikendalikan oleh 27 perusahaan. Variabel tersebut dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok utama, yang dikenal dengan 4P, yaitu produk, harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). D.



Produk Produk merupakan sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk yang dihasilkan PT. IMT adalah CPO. CPO adalah minyak yang dihasilkan dari proses perebusan kelapa sawit. Selain produk utama yaitu CPO, PT. IMT juga menghasilkan KPO dari proses tersebut. KPO juga sudah memiliki perusahan pembeli tersendiri. Selain itu, terdapat fiber yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dan dapat menjadi subtitusi bahan bakar (solar) yang digunakan PT. IMT dalam proses produksi. Produk lain yang dihasilkan dari pengolahan TBS PT. IMT yaitu cangkang yang juga merupakan sumber keuntungan dari perusahaan. E.



Harga Harga adalah sejumlah uang atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang lain yang disertai dengan pemberian jasa. Penentuan tingkat harga sangat menentukan keberhasilan suatu bisnis. Harga jual CPO ditentukan melalui mekanisme pasar yang mengaju pada harga CPO internasional (Pahan 2006). Sementara mekanisme penentuan harga CPO yang dilakukan oleh PT. IMT ditetapkan melalui sistem lelang



sesetiap harinya. Ratarata harga jual CPO yang dilakukan oleh perusahanperusahaan relatif sama, yaitu berada dalam kisaran Rp 7 500-9 000 per kg, sedangakan harga cangkang rata-rata Rp 650-750 per kg dan kernel Rp 4 200-6 200 per kg. F.



Pengadaan Input dan Penjualan Output Pemasaran CPO PT. IMT hanya dilalukan di daerah Sumatera Utara, belum menjangkau daerah lain. Hal ini dikarenakan PT. IMT belum mampu melakukan ekspansi ke berbagai daerah karena adanya keterbatasan modal dan bahan baku yang ada di daerah perusahaan. Saluran distibusi yang dilakukan PT. IMT dapat dilihat pada Gambar 4.



Gambar 4 menunjukan sistem distribusi yang diterapkan PT.IMT mulai pembelian bahan baku dari supplier TBS hingga penjualan hasil pengolahan produksi. Dari gambar 4 juga dapat dilihat PT.IMT memiliki tiga supplier besar salah satunya adalah koperasi yang dididirikan perusahaan dengan bekerja sama dengan penduduk sekitar selain itu PT. IMT juga memiliki suplier pengumpul buah kelapa sawit rakyat yang menjadi pemasok bahan baku bagi PT. IMT. yang berperan sebagai pengumpul (penampung) kelapa sawit dari petani-petani kecil di sekitar perusahaan yang kemudian akan dijual kepada PT. IMT yaitu R. Sihombing dan Darmanta. Bahan baku kemudian diolah dan menghasilkan empat produk yang dapat dijual yaitu CPO, kernel, cangkang, dan fiber. Sesetiap produk memiliki pembeli dengan harga yang berbeda-beda,



khusus untuk fiber produk tersebut tidak pasti dijual karena perusahaan dapat menggunakannya sebagai pengantti bahan bakar pabrik. G.



Promosi Promosi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produk pada target pasar (Kotler 1997). Saat ini upaya strategi promosi yang digunakan PT. IMT adalah hubungan baik pemilik perusahaan PT. IMT dengan perusahan pembeli. Hal ini dilakukan perusahaan dengan cara mencari perusahanperusahaan pembeli yang baru melalui hubungan antar pemilik perusahaan CPO. H.



Hasil Analisis Aspek Pasar Berdasarkan analisis potensi pasar PT. IMT bahwa bisnis layak untuk dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari potensi pasar CPO tergolong relatif stabil dan tidak pernah ditemukan over supply. Permintaan selalu diimbangi dengan penawaran yang membuat CPO selalu mempunyai pembeli. Selain itu, dari sisi strategi pemasaran (4P) harga perusahaan juga mendapatkan keuntungan yaitu harga dari sesetiap produk yang dihasilkan PT. IMT lebih besar dari pada biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. I.



Aspek Teknis Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan kesiapan perusahaan dalam menjalankan hal-hal teknis atau operasional. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu lokasi pabrik, fasilitas pendukung produksi, ketersediaan bahan baku, analisis bahan baku dan jumlah produksi, serta proses produksi. J.



Lokasi Pabrik Lokasi pabrik kelapa sawit PT. IMT terletak di Desa Mardingding, Kecamatan Mardingding, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Luas areal pabrik yaitu 10 ha termasuk perumahan karyawan. Lokasi pabrik dapat ditempuh melalui jalan darat dari Ibukota Provinsi Sumatera Utara, Medan. Perjalanan tersebut membutuhkan waktu sekitar 6 jam dengan jarak tempuh 170 km dengan kondisi jalan yang diaspal dan merupakan jalan lintas yang menghubungkan Kabupaten Karo dengan Kabupaten Aceh Tenggara. Waktu yang diperlukan untuk menuju lokasi pabrik dari jalan lintas kabupaten sekitar 15 menit dengan jarak tempuh



perjalanan 3 km dengan kondisi jalan belum diaspal dan masih merupakan jalan bebatuan bercampur tanah. Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik kelapa sawit meliputi ketersediaan air. Sumber air yang digunakan untuk kebutuhan pabrik diperoleh dari air sungai yang berjarak sekitar 400 meter dari lokasi pabrik. Faktor- faktor lainnya yaitu daya dukung tanah, infrastukrtur, dan dekat dengan lokasi perkebunan rakyat yang menanam kelapa sawit (bahan baku). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa lokasi pabrik yang didirikan PT. IMT dinyatakan layak. K.



Kapasitas Produksi Berdasarkan kapasitas pabrik sebesar 20 ton TBS per jam, dalam satu hari idealnya pabrik bekerja normal selama 20 jam, dalam sebulan 25 hari, dan dalam setahun bekerja selama 300 hari, maka kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi beserta produk yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 6.



Berdasarkan kapasitas olah pabrik normal maka perusahaan seharusnya mengolah TBS mencapai 120 000 ton per tahun. Namun PT. IMT baru dapat memanfaatkan kapasitas olah sekitar per 3 750 ton bulan atau dapat diperkirakan hanya 45 000 setahun (37.5 %). Karena itu dapat dikatakan bahwa kapasitas olah belum dimanfatkan secara maksimal akibat adanya kekurangan bahan baku TBS. L. Hasil Analisis Aspek Teknis Berdasarkan hasil analisis, dilihat dari aspek teknis maka PT. IMT dapat dikatakan layak. Hal ini terlihat dari lokasi usaha yang strategis,



fasilitas produksi yang baik, kemudahan akses dalam transportasi, dan ketersediaan sumber listrik, serta air. Harga bahan baku di daerah pabrik juga masih dalam jangkauan yang ditetapkan oleh perusahan, hanya saja sampai saat ini ketersediaan bahan baku masih belum memenuhi kebutuhan kapasitas pabrik. Selain itu, masih ada bahan baku yang belum memenuhi standar perusahaan. Dari sisi proses produksi PT. IMT juga sudah sesuai dengan alur atau standar operasi yang digunakan. Jenis teknologi yang digunakan juga sudah tergolong modern, sebagian besar teknologi 33 adalah teknologi yang dibeli dari luar negeri. Dari sisi tata letak pabrik juga sudah diatur oleh perusahan dengan memperhatikan kemudahan pekerja dalam melakukan alur produksi agar pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efesien.



BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang terdapat pada makalah Analisis Perancangan Perusahaan tentang aspek pasar adalah sebagai berikut: 1. Pengertian pasar menurut para ahli merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Pendapat ahli yang lain mengatakan bahwa pasar merupakan suatu sekelompok orang yang diorganisasikan untuk melakukan tawar menawar, sehingga dengan demikian terbentuk harga. Salah seorang ahli pemasaran Stanton, mengemukakan pengertian yang lain tentang pasar, yaitu merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. 2. Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna adalah pasar yang memiliki sebuah mobilitas yang sempurna dari sumber daya yang ada serta dilengkapi oleh pengetahuan yang baik dari penjual dan pembeli, sehingga hasil dari interaksi tersebut yang berupa harga pasar benar-benar rill dari interaksi antara keduanya. Selain itu pasar persaingan sempurna bisa didefinisikan sebagai pasar yang dimana penjual dan pembeli tidak ada yang bisa mempengaruhi harga, sehingga harga yang terbentuk benar-benar hasil dari interaksi antara keduanya. Pasar Persaingan Tidak Sempurna Pasar persaingan tidak sempurna merupakan kebalikan dari pasar persaingan sempurna. Jika pasar sempurna di dalamnya penjual dan pembeli tidak bisa menentukan atau menetapkan harga, dalam pasar persaingan tidak sempurna penjual dan pembeli yang ada di dalamnya bisa mempengaruhi harga pasar. 3. Untuk dapat mengukur permintaan pasar, kita harus memiliki Database Pemasaran, yaitu sekumpulan informasi ( atau Data ) tentang para pelanggan atau klien kita yang dapat digunakan untuk menilai potensi mereka membeli produk atau jasa kita. Database umumnya diawali dengan informasi seperti nama, alamat, riwayat pembelian, dan sebagainya. Ada titik awal yang masuk akal untuk pengujian dalam rangka mengukur tingkat permintaan pasar yaitu tiga bagian yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap hasil-hasil usaha kita. Dalam urutan pentingnya bagian-bagian itu adalah :



1. 2.



Daftar atau media yang kita gunakan untuk mencapai pasar kita. Penawaran yang kita buat untuk pasar kita guna membuat mereka memberi komitmen terhadap pemasaran kia. 3. Pendekatan kreatif yang kita lakukan ketika menyampaikan pesan kita. Cara lain untuk menguji tingkat permintaan/kebutuhan pasar adalah dengan penawaran, yaitu usulan yang kita kirim kepada calon pelanggan atau pelanggan kita yang menyebabkan mereka memperhatikan produk/jasa kita. Dengan kata lain, penawaran adalah apa yang ada didalamnya untuk mereka kalau mereka menanggapi iklan, surat, atau telepon kita. 3.2 Saran Adapun saran yang terdapat pada makalah analisis perangan perushaan tentang pasar adalah sebagai berikut: 1. Sebaiknya dalam mengerjakan makalah, penulis harus benar benar detail dalam mencari sumber isi makalah 2. Penulis harus bekerja sama dengan kelompok agar mendapatkan hasil makalah yang lebih baik lagi.