Makalah Analisis Puisi Dengan Teori Mimetik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendekatan dalam kritik sastra cukup beragam. Abrams mengklasifikasikannya menjadi empat. Yang pertama, orientasi kepada semesta yang melahirkan teori mimesis. Kedua, teori kritik yang berorientasi kepada pembaca yang disebut teori pragmatik. Yang ketiga, teori kritik yang berorientasi pada elemen pengarang dan disebut sebagai teori ekspresif. Sedangkan keempat adalah teori yang berorientasi kepada karya yang dikenal dengan teori obyektif. Teori mimesis/mimetik dianggap sebagai Ibu dari pendekatan-pendekatan yang lain. Hal ini karena mimetik mendasarkan dan mengaitkan karya sastra pada alam semesta. Dari alam semestalah seorang pengarang, penyair, sastrawan memeroleh idenya. Karena ide tersebut tidaklah lahir dari kekosongan. Seorang penyair, pengarang, sastrawan mempunyai sudut pandangannya masingmasing. Sama halnya seperti mereka memandang alam semesta. Begitu pun dengan pembaca yang berperan memberi makna. Pandangan orang dewasa tentu berbeda dengan pandangan anak-anak dalam melihat dan menyikapi alam semesta. Orang dewasa akan lebih luas menggambarkan dan turut menganalogikan dan mengaitkan apa yang nyata dengan hal yang jauh berbeda. Sedangkan dalam pandangan anak-anak adalah apa yang mereka lihat adalah apa yang mereka ketahui dan benar-benar itu secara denotatif. Mereka takkan mengaitkan suatu realitas dengan benda yang lain. Bagi mereka itu adalah itu dan ini adalah ini. B. Rumusan Masalah 1. Apa hakekat dari teori mimetik? 2. Bagaimana pengklasifikasian puisi anak? 3. Bagaiman menganalisis puisi anak menggunakan teori mimetik? C. Tujuan Penulisan Makalah 1. Memenuhi tugas mata kuliah Sastra Anak. 2. Mengetahui tentang hakekat teori mimetik. 3. Mengetahui pengklasifikasian puisi anak. 4. Mengetahui cara mengaalisis puisi anak menggunakan teori mimetik.



BAB II PEMBAHASAN 1



A. Teori Mimetik Secara Umum Pendekatan mimetik adalah pendekatan yang mendasarkan pada hubungan karya sastra dengan universe (semesta) atau lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi lahirnya karya sastra itu. Tetapi menurut beberapa pakar mimetik yakni: 1. Pendekatan mimetik adalah pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan kajiannya terhadap hubungan karya sastra dengan kenyataan di luar karya sastra. Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai imitasi dan realitas (Abrams 1981 :89). 2. Aristoteles berpendapat bahwa mimesis bukan sekedar tiruan. bukan sekedar potret dan realitas, melainkan telah melalui kesadaran personal batin pengarangnya. Puisi sebagal karya sastra, mampu memaparkan realitas di luar diri manusia persi apa adanya. Maka karya sastra seperti halnya puisi merupakan cerminan representasi dan realitas itu sendiri. 3. Pendapat Plato tentang seni. Menurut Plato seni hanya dapat meniru dan membayangkan hal-hal yang ada dalam kenyataan yang nampak. Dan seni yang terbaik adalah lewat mimetik. Pandangan beberapa pakar mengenai mimetik: 1. Pandangan Plato mengenai mimetik Pandangan Plato mengenai mimesis sangat dipengaruhi oleh pandangannya mengenai konsep ide-ide yang kemudian mempengaruhi bagaimana pandangannya mengenai seni. Plato menganggap ide yang dimiliki manusia terhadap suatu hal merupakan sesuatu yang sempurna dan tidak dapat berubah. Ide merupakan dunia ideal yang terdapat pada manusia. Ide oleh manusia hanya dapat diketahui melalui rasio, tidak mungkin untuk dilihat atau disentuh dengan panca indra. Ide bagi Plato adalah hal yang tetap atau tidak dapat berubah. Menurut Plato mimesis hanya terikat pada ide pendekatan. Tidak pernah menghasilkan kopi sungguhan, mimesis hanya mampu menyarankan tataran yang lebih tinggi. Mimesis yang dilakukan oleh seniman dan sastrawan tidak mungkin mengacu secara langsung terhadap dunia ideal. (Teew.1984:220). Hal itu disebabkan pandangan Plato bahwa seni dan sastra hanya mengacu kepada sesuatu yang ada secara faktual seperti yang telah disebutkan di muka. Bahkan seperti yang telah dijelaskan di muka. Plato mengatakan bila seni hanya menimbulkan nafsu karena cenderung menghimbau emosi, bukan rasio (Teuw. 1984:221). 2. Pandangan Aristoteles mengenai mimetic



2



Aristoteles adalah seorang pelopor penentangan pandangan Plato tentang mimesis, yang berarti juga menentang pandangan rendah Plato terhadap seni. Apabila Plato beranggapan bahwa seni hanya merendahkan manusia karena menghimbau nafsu dan emosi. Aristoteles justru menganggap seni sebagai sesuau yang Lisa meninggikan akal budi. Teew (1984: 221) mengatakan bila Aristoteles memandang seni sebagai katharsis, penyucian terhadap jiwa. Karya seni oleh Aristoteles dianggap menimbulkan kekhawatiran dan rasa khas kasihan yang dapat membebaskan dan nafsu rendah penikmatnya. Aristoteles menganggap seniman dan sastrawan yang melakukan mimesis tidak semata-mata menjiplak kenyataan, melainkan sebuah proses kreatif untuk menghasilkan kebaruan. Seniman dan sastrawan menghasilkan suatu bentuk baru dan kenyataan indrawi yang diperolehnya. Dalam bukunya yang berjudul Poetica (via Luxemberg.1989:17), Aristoteles mengemukakakan bahwa sastra bukan copy (sebagaimana uraian Plato) melainkan suatu ungkapan mengenai “universalia” (konsep-konsep umum). Dan kenyataan yang menampakkan diri kacau balau seorang seniman atau penyair memilih beberapa unsur untuk kemudian diciptakan kembali menjadi ‘kodrat manusia yang abadi’. kebenaran yang universal. Itulah yang membuat Aristoteles dengan keras berpendapat bahwa seniman dan sastrawan jauh lebih tinggi dan tukang kayu dan tukang-tukang lainnya. Pandangan positif Aristoteles terhadap seni dan mimesis dipengaruhi oleh pemikirannya terhadap ada’ dan Idea-Idea Aristoteles menganggap Idea-idea manusia bukan sebagai kenyataan. Jika Plato beranggapan bahwa hanya idea-lah yang tidak dapat berubah. Aristoteles justru mengatakan bahwa yang tidak dapat berubah (tetap) adalah benda-benda jasmani itu sendiri. Benda jasmani oleh Aristoteles diklasifikasikan ke dalam dua kategori. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa wujud dari kenyataan itu dapat berupa fisik dan nonfisik. Wujud fisik sangatlah jelas karena memang dapat dijangkau oleh panca indera. Sedangkan nonfisik, walaupun tak berwujud bukan berarti bukan realitas, seperti budaya. B. Klasifikasi Puisi Anak Berdasarkan kumpulan puisi anak yang telah kami analisis, puisi anak dapat diklasifikasikan berdasarkan tema lingkungannya. Lingkungan tersebut adalah hal yang dominan dan berpengaruh pada kehidupan anak dan telah menginspirasi sebagian banyak karya puisinya. 1. Puisi anak bertema lingkungan diri sendiri



3



Puisi anak bertema lingkungan diri sendiri adalah puisi anak yang berisi



hal-hal



yang



berkaitan



dengan



dirinya



sendiri.



Seperti



keinginan pribadi anak, benda-benda yang ada pada dirinya sendiri. Puisi-puisi anak bertema lingkungan diri sendiri dalam kumpulan puisi yang kami analisis ada tiga puisi, yakni: Mata Saya (karya Bagus Satrio), Gaun Baru (karya Veronica), dan Aku Ingin Terbang (karya Triana). 2. Puisi anak bertema lingkungan keluarga Puisi anak bertema lingkungan keluarga adalah puisi anak yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan keluarga. Seperti penggambaran kasih sayang ayah dan ibu, berbakti kepada ayah dan ibu, dsb. Puisi-puisi anak bertema lingkungan keluarga dalam kumpulan puisi yang kami analisis ada dua puisi, yakni: Ibu (karya Ita Permata Dewi) dan Ayah Bunda Tersayang (karya Gita Triana Dewi). 3. Puisi anak bertema lingkungan sekolah Puisi anak bertema lingkungan sekolah adalah puisi anak yang berisi hal-hal



yang



berkaitan



dengan



lingkungan



sekolah.



Seperti



penggambaran fisik lingkungan sekolah, suasana, berbagai peristiwa, orang-orang yang anak kenal juga tentang pengetahuan yang mereka peroleh di sekolah. Puisi-puisi anak bertema lingkungan sekolah dalan kumpulan puisi yang kami analisis ada lima puisi, yakni: Indonesiaku (karya Rizal Gandhi), Guruku (Rizal Musthofa), Pahlawan (karya Singgih Alex Setiawan), Pak Guru (karya Triono), dan Indonesia (karya Akbar Yudha Rahmandani). 4. Puisi anak bertema lingkungan sekitar Puisi anak bertema lingkungan sekitar adalah puisi anak yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. Seperti peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, benda-benda dan orang-orang yang sering mereka jumpai di lingkungan sekitar, dsb. Puisi-puisi anak bertema lingkungan sekitar dalam kumpulan puisi yang kami analisis ada lima puisi, yakni: Kupu-kupu Amat Indah (karya Muninggar Ferdiana), Berguru Pada Semut, Sahabat Sejatiku (karya Annisa Sekar Salsabila), Kupu-Kupu (karya Rakhman Syeh Mukhlisin), Kupu-Kupuku (karya Ainun). C. Analisis Puisi Anak Menggunakan Teori Mimetik 4



Berdasarkan teori yang telah dipaparkan di atas. Kami simpulkan dalam menganalisis puisi menggunakan pendekatan mimetik, pada dasarnya adalah mengaitkan puisi-puisi tersebut pada kenyataan atau realitasrealitas yang ada di semesta. Dalam puisi anak, realitas yang dekat dan segala bentuk peristiwa terjadi di lingkup lingkungan tempat anak tinggal dan bersosialisasi. Muara dari pendekatan mimetik adalah bagaimana nantinya kita akan bisa tahu dan paham mengenai kehidupan anak melalui puisi-puisi yang mereka tulis. Karakteristik puisi anak adalah menggambarkan realitas atau yang memang benar-benar ditangkap oleh pikiran dan kacamata mereka. Mereka menuturkan suatu hal secara gamblang dan apa adanya. Apa yang mereka ucapkan dan ungkapkan adalah murni denotatif apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Jadi, untuk membuktikan



kerealitasan



tersebut



kami



menggolongkannya menjadi dua: 1. Fisik, merupakan apa yang dapat ditangkap oleh panca indera. Meliputi berbagai benda yang secara fisik dapat dilihat, didengar, dan berwujud. 2. Nonfisik, merupakan apa yang dapat mereka rasa yang biasanya adalah sesuatu yang tak berwujud tetapi hal ini memang benar ada dan bisa diungkapkan oleh kata-kata lugas, seperti suasana. Pembuktian kerealitasan berdasarkan kategori klasifikasi puisi anak: 1. Tema lingkungan diri sendiri a. MATA SAYA Karya Bagus Satrio Saya mempunyai mata Saya melihat menggunakan mata (fisik) Saya melihat apapun benda menggunakan mata Karena mata, saya bisa melihat Saya bisa melihat rumah, pohon, dan buku (fisik) Karena mata, saya bisa membaca buku Sehingga saya menjadi juara. b. AKU INGIN TERBANG Karya Triana Aku ingin pergi jauh Ke puncak gunung tinggi (fisik) Atau pergi ke puncak pohon (fisik) Berayun seperti burung kenari. (fisik) Hidupku tenang di sana (nonfisik) Hatiku tenteram (nonfisik) Bebas dan merdeka. (nonfisik) Tetapi sayang tiada sayap (fisik) 5



Untuk terbang ke sana Hanyalah insang dan sirip sepasang Untuk berenang di dalam empang



2. Tema lingkungan keluarga



a. IBU Karya Ita Permata Dewi Oh Ibu kau segalanya bagiku (fisik) kau yang telah menddik dan membesarkan aku. (fisik) Jika aku melanggar perkataanmu berdosalah aku (nonfisik) pepatah mengatakan surga ada di telapak kaki ibu. b. AYAH BUNDA TERSAYANG Karya Gita Triana Dewi Tanpamu aku tiada di sini Dan tanpamu aku tidak ada di dunia ini Saat fajar datang (fisik) Pernahkahkau melihatnya Itu seperti ayah dan bundaku (fisik) yang selalu bersinar terang di hatiku (nonfisik)



3. Tema lingkungan sekitar



a. BERGURU PADA SEMUT Hitam, merah berjalan merayap (fisik) Menyelinap mencari celah Mencari makan. Hitam dan merah tak pernah gerah Menjunjung makanan bersama sama Membawa masuk ke istana raja. Berpesta bersama dalam semangat (nonfisik) yang tetap mempesona. b. KUPU-KUPUKU Karya Ainun Kupu-kupuku yang indah (fisik) Kau amat indah di hatiku Sepanjang waktu aku melihatmu Beterbangan di luar bagiku kau sangat indah Kau janganlah pergi meninggalkanku Aku sangat menyayangimu Kalau engkau pergi aku akan kesepian (nonfisik) Maka kamu jangan pergi meninggalkanku Aku sangat menyayangimu sepanjang hidupku (nonfisik) c. SAHABAT SEJATIKU Karya Annisa Sekar Salsabila Aku sedih, kau menghibur (nonfisik) Aku kecewa, kau membuatku senang (nonfisik) Dan bila aku tak bisa kau pun mengajari Sahabat, Kau bagai malaikat bagiku (fisik) Kau bagaikan bidadari untukku (fisik) Semua kebajikan ada padamu 6



Sahabat... Satu pintaku untukmu Yaitu janji selalu erat (nonfisik) Tak pernah terpisah, seumur hidup kita.



4. Tema lingkungan sekolah



a. INDONESIAKU Karya Rizal Gandhi Indonesia negara makmur (nonfisik) Negara kaya budaya Banyak sekali pulau (fisik) Bhinneka Tunggal Ika Berbeda-beda tetapi tetap satu jua Inilah negara Indonesia Rakyatnya berjuta-juta Indonesia ibu kota Jakarta fisik) Negara yang subur Itulah negaraku Indonesiaku b. GURUKU Karya Rizal Musthofa Engkaulah penasehatku (fisik) Engkau snagat indah di tatapan mataku (fisik) Engkau snagat sabar dalam mengajariku (fisik) Engkau mengajariku tiada henti (fisik) Kamu adalah yang kusayangi Jasamu akan kusimpan di dalam hatiku (nonfisik) Namamu akan kuukir di dalam anganku (nonfisik) Engkaulah penyejuk di kalla matahari menyengat Jasa-jasamu itu sebagai leluhur Engkau tidak dapat kulupakan Engkau akan kuingat sepanjang hidupku c. PAHLAWAN Karya Singgih Alex Setiawan Pahlawanku (fisik) Kau berjuang demi bangsa dan negara Kaupun korbankan jiwa dan raga (nonfisik) Pahlawan kau menjadi pelita bangsa Karena jasamulah bangsa menjadi berjaya (nonfisik) Pahlawan kau kan kuingat selama-lamanya



BAB III PENUTUP A. Simpulan 1. Secara Umum mendasarkan



Pendekatan pada



mimetik



hubungan



karya



adalah sastra



pendekatan dengan



yang



universe



(semesta) atau lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi lahirnya karya sastra itu.



7



2. Wujud dari kenyataan itu dapat berupa fisik dan nonfisik. Wujud fisik sangatlah jelas karena memang dapat dijangkau oleh panca indera. Sedangkan nonfisik, walaupun tak berwujud bukan berarti bukan realitas, seperti budaya. 3. Berdasarkan temanya, puisi anak diklasifikasikan menjadi empat, yakni: puisi anak bertema lingkungan diri sendiri, puisi anak bertema lingkungan keluarga, puisi anak bertema lingkungan sekolah, dan puisi anak bertema lingkungan sekitar. 4. Dalam menganalisis puisi menggunakan pendekatan mimetik, pada dasarnya adalah mengaitkan puisi-puisi tersebut pada kenyataan atau realitas-realitas yang ada di semesta. Dalam puisi anak, realitas yang dekat dan segala bentuk peristiwa terjadi di lingkup lingkungan tempat anak tinggal dan bersosialisasi. 5. Muara dari pendekatan mimetik adalah bagaimana nantinya kita akan bisa tahu dan paham mengenai kehidupan anak-anak melalui puisi-puisi yang mereka tulis. B. Saran 1. Dengan adanya makalah analisis ini, diharapkan pembaca dapat mengaplikasikan pendekatan mimetik dalam menganalisis puisi yang lain. 2. Setelah mengetahui tentag bagaimana dunia anak melalui karyakaryanya yang telah dianalisis menggunakan pendekatan mimetik, diharapkan pembaca dapat bersikap bijaksana terhadap anak-anak.



DAFTAR PUSTAKA



Buku: Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. Jurnal Online: Sobandi, Iim. Pendekatan Mimetik Dalam Puisi Senja di Pelabuhan Kecil Karya



Chairil 8



Anwar.



http://bahasa.kompasiana.com/2014/01/31/pendekatan-mimetik-dalampuisi-senja-di-pelabuhan-kecil-karya-chairil-anwar-630330.html. Nopember 2014.



9



15