Makalah Asuhan Keperawatan Komunitas Masalah Penyakit Kronik Kel. 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS MASALAH KESEHATAN POPULASI PENYAKIT KRONIK



DOSEN PENGAMPU : Kamariyah, S.Kep., Ners., M.Kep. DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 Lian sagita



G1B118001



Mona sri rahayu



G1B118002



Fitri Utami



G1B118003



Indah tri zaina malini



G1 B118005



Elprida Sihombing



G1B118015



Fitria Husni



G1B118004



Intan Syafika



G1B118013



Rani Alfiyyah Azzahra



G1B118012



Rivi Maldanurman Putri



G1B118014



Citra Julia Anggraini



G1B118006



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI TAHUN 2021



1



KATA PENGANTAR



Dengan



memanjatkan



puji



syukur



kehadirat



Allah



SWT.Tuhan sekalian alam yang selalu melimpahkan petunjuk rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Komunitas Masalah Kesehatan Populasi Penyakit Kronik”.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing atas bimbingan yang telah berikan dan telah  membantu, sehingga penulis merasa lebih ringan dan lebih mudah menulis makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penulisan, penyusunan kata demi kata maupun dalam penyusunan bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan sumbangan pemikiran berupa kritik dan saran dari para pembaca yang sifat yang membangun yang akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.                                                                                        



Jambi, 07 Februari 2021



Penulis



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................2 DAFTAR ISI..........................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4 1.1



Latar Belakang.............................................................................................4



1.2



Rumusan Masalah.......................................................................................5



1.3



Tujuan..........................................................................................................5



1.4



Manfaat........................................................................................................6



BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................7 2.1



Penyakit Kronis............................................................................................7



2.2



Diare.............................................................................................................10



BAB III Asuhan Keperawatan.............................................................................16 BAB IV PENUTUP................................................................................................21 4.1



Kesimpulan.................................................................................................21



4.2



Saran...........................................................................................................21



DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronis merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi fungsi sehari-hari dalam waktu lebih dari 3 bulan dalam setahun, yang menyebabkan hospitalisasi lebih dari 1 bulan dalam setahun, atau (pada saat didiagnosis) cendrung melakukan hospitalisasi (Wong, 2013). Penyakit kronis memiliki durasi yang berlangsung



setidaknya



6



telah



berlangsung



atau



diperkirakan



bulan, memiliki pola kekambuhan, prognosis



buruk, dan berdampak pada kualitas hidup individu (O'Halloran et al., 2004). Penyakit kronis pada anak sangat mempengaruhi kualitas hidup dan perkembangan anak. Berdasarkan laporan Boyse et al.,(2012), anak dengan penyakit kronis akan lebih sering mengalami hospitalisasi, pengobatan



dan



kunjungan untuk pemeriksaan kesehatan dengan



paramedis. Ada banyak penyakit kronis yang terjadi pada anak usia sekolah, seperti: gagal jantung bawaan, diabetes, dan diare. Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya. (3 kali atau lebih dalam 1 hari). Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi, dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatan mengalami penurunan namun penyakit diare ini masih sering menimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan menimbulkan kematian. Di Indonesia, hasil survei yang dilakukan oleh program, diperoleh angka kesakitan Diare untuk tahun 2000 sebesar 301 per 1.000 penduduk, angka ini meningkat bila dibandingkan dengan hasil survei yang sama pada tahun 1996 sebesar 280 per 1.000 penduduk. Sedangkan berdasarkan laporan kabupaten/ kota pada tahun 2008 diperoleh angka kesakitan diare sebesar 27,97 per 1000 penduduk. Sedangkan angka kesakitan diare pada tahun 2009 sebesar 27,25%. Jauh menurun jika dibandingkan 12 tahun sebelumnya.



4



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan penyakit kronis? 2. Apakah penyebab dari penyakit kronis? 3. Apa saja fase penyakit kronis? 4. Apa saja kategori penyakit kronis? 5. Bagaimana tanda dan gejala penyakit kronis? 6. Apa definisi dari diare? 7. Apakah penyebab dari diare? 8. Apa saja jenis-jenis diare?



1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1



Tujuan Umum a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit Diare terhadap Masyarakat Desa Simbur Naik diwilayah kerja Posyandu Melati .



1.3.2



Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dalam penulisan ini antara lain: a. Untuk mengetahui factor kebiasaan prilaku yang mempengaruhi penyakit diare terhadap masyarakat desa Simbur Naik di wilayah kerja Posyandu Melati b. Untuk mengetahui factor makanan yang mempengaruhi penyakit diare terhadap masyarakat desa Simbur Naik diwilayah kerja Posyandu Melati tahun 2021.



5



c. Untuk mengetahui factor status gizi yang mempengaruhi penyakit diare terhadap masyarakat desa Simbur Naik diwilayah kerja Posyandu Melati tahun 2021.



1.4 Manfaat Penulisan a. Bagi pemerintah , pengambil kebijakan dan dinas kesehatan yaitu dapat menjadi bahan masukan materi dalam membuat kebijakan atau dalam hal menentukan kebijakan yang berhubungan dengan penaggulangan penyakit diare. b. Bagi Masyarakat dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengoptimalisasikan penanggulangan penyakit diare . c. Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK UNJA) dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan bacaan serta menambah koleksi bahan perpustakaan yang telah ada. d. Bagi penulis, memberi pengalaman dan kesempatan untuk melaksanakan penulisan dengan metode yang benar, penulis mampu berfikir lebih baik dalam memahami masalah serta melakukan analisis secara ilmiah dan sistematis.



6



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENYAKIT KRONIS 2.1.1 Definisi Penyakit Kronis Penyakit kronis merupakan jenis penyakit degeneratif yang berkembang atau bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama, yakni lebih dari enam bulan. Orang yang menderita penyakit kronis cenderung memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan cenderung mengembangkan perasaan hopelessness dan helplessness karena berbagai macam pengobatan tidak dapat membantunya sembuh dari penyakit kronis (Sarafino, 2006). Rasa sakit yang diderita akan mengganggu aktivitasnya sehari-hari, tujuan dalam hidup, dan kualitas tidurnya (Affleck et al. dalam Sarafino, 2006). 2.1.2 Etiologi Penyakit Kronis Penyakit kronis dapat diderita oleh semua kelompok usia, tingkat sosial ekonomi, dan budaya. Penyakit kronis cenderung menyebabkan kerusakan yang bersifat permanen yang memperlihatkan adanya penurunan atau menghilangnya suatu kemampuan untuk menjalankan berbagai fungsi, terutama muskuloskletal dan organ-organ pengindraan. Ada banyak faktor yang menyebabkan penyakit kronis dapat menjadi masalah kesehatan yang banyak ditemukan hampir di seluruh negara, di antaranya kemajuan dalam bidang kedokteran modern yang telah mengarah pada menurunnya angka kematian dari penyakit infeksi dan kondisi serius lainnya, nutrisi yang membaik dan peraturan yang mengatur keselamatan di tempat kerja yang telah memungkinkan orang hidup lebih lama, dan gaya hidup yang berkaitan dengan masyarakat modern yang telah meningkatkan insiden penyakit kronis (Smeltzer & Bare, 2010). 2.1.3 Fase Penyakit Kronis Menurut Smeltzer & Bare (2010), ada sembilan fase dalam penyakit kronis, yaitu sebagai berikut.



7



a.



Fase pra-trajectory adalah risiko terhadap penyakit kronis karena faktorfaktor genetik atau perilaku yang meningkatkan ketahanan seseorang terhadap penyakit kronis.



b.



Fase trajectory adalah adanya gejala yang berkaitan dengan penyakit kronis. Fase ini sering tidak jelas karena sedang dievaluasi dan sering dilakukan pemeriksaan diagnostik.



c.



Fase stabil adalah tahap yang terjadi ketika gejala-gejala dan perjalanan penyakit terkontrol. Aktivitas kehidupan sehari-hari tertangani dalam keterbatasan penyakit.



d.



Fase tidak stabil adalah periode ketidakmampuan untuk menjaga gejala tetap terkontrol atau reaktivasi penyakit. Terdapat gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.



e.



Fase akut adalah fase yang ditandai dengan gejala-gejala yang berat dan tidak dapat pulih atau komplikasi yang membutuhkan perawatan di rumah sakit untuk penanganannya.



f.



Fase krisis merupakan fase yang ditandai dengan situasi kritis atau mengancam jiwa yang membutuhkan pengobatan atau perawatan kedaruratan.



g.



Fase pulih adalah keadaan pulih kembali pada cara hidup yang diterima dalam batasan yang dibebani oleh penyakit kronis.



h.



Fase penurunan adalah kejadian yang terjadi ketika perjalanan penyakit berkembang disertai dengan peningkatan ketidakmampuan dan kesulitan dalam mengatasi gejala-gejala.



i.



Fase kematian adalah tahap terakhir yang ditandai dengan penurunan bertahap atau cepat fungsi tubuh dan penghentian hubungan individual.



2.1.4 Kategori Penyakit Kronis Menurut Christensen et al. (2006) ada beberapa kategori penyakit kronis, yaitu seperti di bawah ini. a.



Lived with illnesses. Pada kategori ini individu diharuskan beradaptasi dan mempelajari kondisi penyakitnya selama hidup dan biasanya tidak



8



mengalami kehidupan yang mengancam. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah diabetes, asma, arthritis, dan epilepsi. b.



Mortal illnesses. Pada kategori ini secara jelas kehidupan individu terancam dan individu yang menderita penyakit ini hanya bisa merasakan gejala-gejala penyakit dan ancaman kematian. Penyakit dalam kategori ini adalah kanker dan penyakit kardiovaskuler.



c.



At risk illnesses. Kategori penyakit ini sangat berbeda dari dua kategori sebelumnya. Pada kategori ini tidak ditekankan pada penyakitnya, tetapi pada risiko penyakitnya. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah hipertensi dan penyakit yang berhubungan dengan hereditas.



2.1.5 Tanda dan Gejala Karakteristik penyakit kronis adalah penyebabnya yang tidak pasti, memiliki faktor risiko yang multiple, membutuhkan durasi yang lama, menyebabkan kerusakan fungsi atau ketidakmampuan, dan tidak dapat disembuhkan secara sempurna (Smeltzer & Bare, 2010). Tanda-tanda lain penyakit kronis adalah batuk dan demam yang berlangsung lama, sakit pada bagian tubuh yang berbeda, diare berkepanjangan, kesulitan dalam buang air kecil, dan warna kulit abnormal (Heru, 2007). 2.1.6 Pencegahan Sekarang ini pencegahan penyakit diartikan secara luas. Dalam pencegahan penyakit dikenal pencegahan primer, sekunder, dan tersier (Djauzi, 2009). Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Secara garis besar, upaya pencegahan ini dapat berupa pencegahan umum (melalui pendidikan kesehatan dan kebersihan lingkungan) dan pencegahan khusus (ditujukan kepada orang-orang yang mempunyai risiko dengan melakukan imunisasi). Pencegahan sekunder



merupakan



upaya



untuk



menghambat



progresivitas



penyakit,



menghindari komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan yang dapat dilakukan melalui deteksi dini dan pengobatan secara cepat dan tepat. Pencegahan tersier dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi.



9



Upaya pencegahan tingkat ketiga ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan fungsi organ yang mengalami kecacatan (Budiarto & Anggreni, 2007). 2.1.7 Penatalaksanaan Kondisi kronis mempunyai ciri khas dan masalah penatalaksanaan yang berbeda. Sebagai contoh, banyak penyakit kronis berhubungan dengan gejala seperti nyeri dan keletihan. Penyakit kronis yang parah dan lanjut dapat menyebabkan kecacatan sampai tingkat tertentu, yang selanjutnya membatasi partisipasi individu dalam beraktivitas. Banyak penyakit kronis yang harus mendapatkan penatalaksanaan teratur untuk menjaganya tetap terkontrol, seperti penyakit gagal ginjal kronis (Smeltzer & Bare, 2008)



2.2 DIARE 2.2.1 PengertianDiare Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defeksi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Suraatmaja, 2005). Diare merupakan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer dan cair (Suriadi & Yuliana, 2006). 2.2.2



Etiologi Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi atau proses



peradangan pada usus yang secara langsung mempengaruhi sekresi enterosit dan fungsi absorbsi akibat peningkatan kadar cyclic Adenosine Mono Phosphate (AMP) yaitu vibrio cholere, toksin heat-labile dari Escherichia choli, tumor penghasil fase aktif intestinal peptide. Penyebab lain diare juga disebabkan karena bakteri parasit dan virus, keracunan makanan, efek obat-batan dan sebagainya (Ngastiyah, 2005). Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu: 1. Infeksienteral 10



Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. 2. Infeksi bakteri virbio,E.coli, salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dansebagainya. 3. Infeksi virus Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis) Adeno virus,Rotavirus, Astrovirus, dansebagainya. 4. Infeksi parasit Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolityca, Giardia Lamblia, Trichomonas hominis), Jamur (Candida albicans). Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Makanan yang tidak diserap usus akan menyerap air dari dinding usus. Pada keadaan ini proses makanan di usus besar menjadi sangat singkat serhingga air tidak sempat diserap. Hal ini yang menyebabkan tinja beralih padadiare. 5. Infeksiparenteral Infeksi parenteral adalah infeksi diluar alat pencernaaan seperti : Otitis Media Akut (OMA), tonsillitis atau tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun. 2.2.3. Jenis-jenisDiare Menurut Suratun & Lusianah (2010) terdapat beberapa jenis diare, yaitu sebagai berikut: 1. Diare akut adalah diare yang serangannya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut diklasifikasikan: a. Diare non inflamasi, diare ini disebabkan oleh enterotoksin dan menyebabkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah.Keluhan abdomen jarang atau bahkan tidak samasekali.



11



b. Diare inflamasi, diare ini disebabkan invasi bakteri dan pengeluaran sitotoksin di kolon. Gejala klinis di tandai dengan mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, gejala dan tanda dehidrasi. Secara makroskopis terdapat lendir dan darah pada pemeriksaan feses



rutin,



dan



secara



mikroskopis



terdapat



sel



leukositpolimorfonuklear. 2. Diare kronik yaitu diare yang berlangsung selama lebih dari 14hari. Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi diare sekresi, diare osmotik, diare eksudatif, dan gangguan motilitas. a. Diare sekresi, diare dengan volume feses banyak biasanya disebabkan oleh gangguan transport elektrolit akibat peningkatan produksi dan sekresi air dan elektrolit namun kemampuan absorbsi mukosa ke usus ke dalam lumen usus menurun. Penyebabnya adalah toksin bakteri (seperti toksin kolera), pengaruh garam empedu, asam lemak rantai pendek, dan hormonintestinal. b. Diare osmotic, terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat diabsorbsi sehingga osmolaritas lumen meningkat dan air tertarik dari plasma ke lumen usus sehingga terjadilahdiare. c. Diare eksudatif, inflamassi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau non infeksi ataub akibatradiasi. d. Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu transit makanan/minuman di usus menjadi lebih cepat. Pada kondisi tirotoksin, sindroma usus iritabel atau diabetes melitus bisa muncul diareini.



2.2.4. Patofisilogi



12



Menurut Ngastiyah (2005), faktor yang menyebabkan penyakit diare dibagi menjadi 3 meliputi : 1. Infeksi Bakteri yang berkembang di saluran pencernaan mengakibatkan terjadinya peradangan sehingga meningkatkan sekresi air dan elektrolit, dapat terjadi meningkatnya suhu tubuh karena daya tahan tubuh menurun, isi usus yang berlebihan, dan penyerapan makanan juga ikut menurun, sehingga mengakibatkan terjadinya diare. 2. Stress Stress memberikan impuls-impuls ke usus untuk meningkatkan gerakan peristaltik. Keadaan ini juga bisa mengakibatkan diare. Stress juga meningkatkan rasa cemas dan takut yang dapat mengakibatkan psikologi menurun. 3. Malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein Malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus, sehingga terjadidiare. 2.2.5. GambaranKlinis Menurut Suratun & Lusianah (2010), gambaran klinis diare yaitu sebagai berikut: 1.



Muntah/muntah



dan/atau



suhu



tubuh



meningkat,



nafsu



makanberkurang. 2.



Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair, tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau kramperut.



3. Tanda-tanda dehidrasi muncul bila intake lebih kecil darioutputnya. Tanda-tanda tersebut adalah perasaan haus, berat badan menurun, mata cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun,dan suara serak. 4. Frekuensi nafas lebih cepat dan dalam (pernafasan kussmaul). Bikarbonat dapat hilang karena muntah dan diare sehingga dapat



13



terjadi penurunan pH darah. pH darah yang menurun ini merangsang pusat pernafasan agar bekerja lebih cepat dengan meningkatkan pernafasan dengan tujuan mengeluarkan asam karbonat, sehingga pH darah kembali normal. Asidosis metabolic yang tidak terkompensasi ditandai oleh basa excess negative, bikarbonat standard rendah dan PaCO2normal. 5. Anuria karena penurunan perfusi ginjal dan menimbulkan nekrosis tubulus ginjal akut, dan bila tidak teratasi, klien/pasien beresiko menderita gagal ginjalakut. 6. Demam Pada umumnya demam akan timbul jika penyebab diare mengadakan invasi ke dalam sel epitel usus. Demam dapat terjadi karena dehidrasi, demam yang timbul akibat dehidrasi pada umumnya tidak tidak tinggi dan akan menurun setelah mendapat hidrasi yang cukup. Demam yang tinggi mungkin mungkin diikuti kejang demam. 2.2.6. Penatalaksanaan PenyakitDiare Pengobatan adalah suatu proses yang menggambarkan suatu proses normal atau fisiologi, dimana diperlukan pengetahuan, keahlian sekaligus berbagaipertimbangan profesional dalam setiap tahan sebelum membuat suatu keputusan (Dewi Sekar, 2009). Adapun tujuan dari penalataksanaan diare terutama pada balita adalah: 1. Mencegahdehidrasi. 2. Mengobatidehidrasi. 3. Mencegah ganngguan nutrisi dengan memberikan makan selama dan sesudahdiare. 4. Memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadiberat. Prinsip dari penatalaksanaan diare Prinsip dari tatalaksana diare pada balita adalah Lintas Diare yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-



14



satunya cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/ 14 menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare untuk itu Kementrian Kesehatan telah menyusun Lima Langkah Tuntaskan Diare (Lintas Diare) yaitu: 1. Rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah 2. Zinc selama 10 hari berturut-turut 3. Pemberian ASI dan makanan 4. Pemberian antibiotik sesuai indikasi 5. Nasihat pada ibu/ pengasuh anak Oralit Oralit adalah campuran garam elektrolit yang terdiri atas Natrium klorida (NaCl), Kalium Klorida (KCl), sitrat dan glukosa. Oralit osmolaritas rendah telah direkomedasikan oleh WHO dan UNICEF (United Nations International Children's EmergencyFund). 2.2.7. PemeriksaanDianogstik Menurut Padila (2013) pemeriksaan diagnostik : 1. Pemeriksaantinja Diperiksa dalam hal volume, warna dan konsistensinya serta diteliti adanya mukus darah dan leukosit. Pada umumnya leukosit tidak dapat ditemukan jika diare berhubungan dengan penyakit usus halus. Tetapi ditemukan pada penderita salmonella, E. Coli, Enterovirus dan Shigelosis. Terdapatnya mukus yang berlebihan dalam tinja menunjukkan kemungkinan adanya peradangan kolon. pH tinja yang rendah menunjukkan adanya malabsorbsi HA, jika kadar glukosa tinja rendah/ Ph kurang dari 5,5 makan penyebab diare bersifat tidak menular. 2. Pemeriksaandarah Pemeriksaan analis gas darah, elektrolit, ureuum, kreatinin dan berat jenis plasma. Penurunan pH darah disebabkan karena terjadi penurunan bikarbonat sehingga frekuensi nafas agak cepat. Elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan fosfor. BAB III TINJAUAN KASUS ASKEP KOMUNITAS MASALAH KESEHATAN POPULASI 15



PENYAKIT KRONIK A. PENGKAJIAN Di dusun merpati desa Simbur Naik posyandu Melati 1. DATA INTI Di dusun merpati desa Simbur Naik posyandu Melati Umur



: 0-2 bulan : 36 bulan : 37-60 bulan



Pekerjaan



:Sebagian besaribu yang memiliki bayi dan anak bekerja sebagai iburumah tangga sedangkan kepala keluarganya bekerja sebaga petani



Agama



: Mayoritas Islam



Data Statistik



:Berdasarkaninformasidari kader setempat



- Bayidanbalita yang giziburuk 3 orang - Balita yang diare karena tidak cocok dengan susu formula 6 orang - Bayi dan balita yang berat badan nya tidak sesuai dengan umur (beratbadan balita yang beradadi garis kuning dan digaris merah 5 orang) 2. DATA SUBSISTEM a. Lingkungan Fisik 1) Perumahan dan lingkungan : Antar rumah berdekatan, jalan didepan rumah kotor, banyak sisa sampah yang bertaburan akibat banjir 2) Lingkungan terbuka : Mayoritas tidak mempunyai halaman rumah yang luas 3) Kebiasaan



:Balita



yang



berumur



36-60



bulanseringmengkonsumsimakananringan (snack) yang biasa dibeli di warung-warung terdekat. Serta serig mengkonsumsi mie instant 4) Transportasi :Ibu mengantarkan bayi dan balita keposyandu dengan jalan kaki sedangkan untuk beraktivitas biasanya menggunakan sepeda motor



16



5) Pusat pelaayanan :Untuk di dusun merpati terdapat 1 posyandu dan di desa Simbur Naik terdapat 1 Puskesmas 6) Tempat belanja : Di pasar tradisional 7) Tempat ibadah : 2 mesjid b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial Pelayanan kesehatan Untuk di dusun merpati terdapat 1 posyandudan di desa Simbur Naik terdapat 1 Puskesmas c. Ekonomi Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan rata-rata kepala keluarga perbulan Rp. 1000.000-1500.000 d. Keamanan dan Transportasi Bila terjadi kebakaran, mobil pema dam kesulitan untuk masuk dipemukiman warga karena jarak antar rumah berdekatan dan jalanannya sempit serta jarak dari kota lumayan jauh. Mayoritas warga menggunakan alat trnsporetasi sepeda motor untuk pergi beraktivitas. e. Pemerintahan Posyandu mawar merupakan dusun Merpati desa Simbur Naik yang mempunyai kader sebanyak 5 orang. f. Politik Pemerintah sudah memberikan pelatihan kepada kader, untuk mengajarkan ke pada ibu balita, agar segera memberikan oral it pada balitanya yang terkena diare dan langdumg dibawa kepuskesmas untuk tindakan lanjut. g. Komunikasi Komunikasi ibu yang dilakukan pada bayi dan balitanya dengan komunikasi verbal maupun verbal. Informasi dari Rt setempat dilakukan dengan menggunakan pengeras suara melalu isi aran di masjid. h. Pendidikan Tingat pendidikan orang tua bayi dan balita rata-rata lulusan SD/SMP hanya sebagian kecil saja lulusan SMA serta S1



17



i. Rekreasi Setiap jumat ibu yang memiliki balita membawa balitanya jalan-jalan dipasar kalangan yang hanyaada 1 minggu sekali.



B. ANALISA DATA No. Data Etiologi Masalah 1. - Bayi dan balita yang gizi Kurang terpapar Defisit buruk 3 orang



informasi



- Balita yang diare karena



pengetahuan (diare) cenderung



tidak cocok dengan susu



berisiko



formula 6 orang



agregat



- Bayi dan balita yang berat badannya



tidak



sesuai



dengan umur (berat badan balita yang be rada digaris kuning dan digaris merah 5 orang)  Balita yang berumur 36-60 bulan sering mengkonsumsi makanan



ringan



(snack)



yang biasa dibeli di warungwarung terdekat. Serta serig mengkonsumsi mie instant.



18



pada



masyarakat di



C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.



Deficit Pengetahuan (diare) cenderung beresiko pada agregat masyarakat di Diagnosa



Pentingnya



Perubahan



keperawatan



penyesuaian



(+)



komunitas



masalah



penyesuaian



peningkatan



1. Rendah



di komunitas



kualitas hidup



2. Sedang



0. Tidak ada



0. Tidak ada



3. Tinggi



1. Rendah



1. Rendah



2. Sedang



2. Sedang



3. Tinggi 2



3. Tinggi 2



Deficit



2



pengetahuan (diare) cenderung beresiko pada agregat masyarakat di



19



Penyesuaian



Total score



untuk untuk



6



D. INTERVENSI KEPERAWATAN No.



Tujuan dan Kriteria Hasil



Dx 1.



Setelah



dilakukan



selama



3



observasi Edukasi Kesehatan



hari



Tingkat



Intervensi



diharapkan Observasi : Pengetahuan 1. Identifikasi



meningkat dengan kriteria hasil : sesuai



anjuran



meningkat minat



dalam



belajar meningkat 3. Kemampuan



meningkatkan



dan



menjelaskan 1. Jelaskan faktor resiko yang dapat



topik meningkat



mempengaruhi kesehatan 2. Ajarkan perilaku hidup bersih



4. Kemampuan



dan sehat



menggambarkan kemampuan



hidup bersih dan sehat Edukasi :



pengetahuan tentang suatu



3. Ajarkan



sebelumnya



yang sesuai dengan topik meningkat sesuai



dengan



pengetahuan meningkat 6. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun 7. Persepsi



dapat



faktor-faktor yang



menurunkan motivasi perilaku



2. Verbalisasi



5. Perilaku



dan



kemampuan menerima informasi 2. Identifikasi



1. Perilaku



kesiapan



yang



keliru



terhadap masalah menurun



20



strategi



yang



dapat



digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.



BAB IV PENUTUP



4.1 Kesimpulan Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defeksi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Suraatmaja, 2005). Diare merupakan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer dan cair (Suriadi & Yuliana, 2006).



4.2 Saran a. perlu dilakuka intervensi terhadap faktor lingkungan untuk menurunkan angka kejadian diare diindonesia dengan membangun sarana air bersih dan sanitasi dalam program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.berdasarkan data-data tersebut maka dianggap perlu untuk membahas mengenai persoalan penyakit diare sebagai penyumbanh penyebab tertinggi kedua kematian anak sehingga semua pihak dapat mengupayakan strategi dalam rangka mengurangi kematian anak akibat diare deminpeningkatan kualitas anak b. semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dalam meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dan dapat mempraktekkannya.



21



DAFTAR PUSTAKA



Amiruddin R. 2007. Current Issue Kematian Anak karena Penyakit Diare(Skripsi). Universitas Hasanuddin Makasar. Diakses: 23 Mei 2009. Depkes RI. 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta:Depkes RI. Dewi, Vivian Nanny Lia. (2011). Asuhan Neonatus Bayi Dan Anan Balita.Cetakan Ke 3. Selemba Medika : Jakarta. Dion, Yohannes dan Betan, Yasinta. (2013). Asuhan Keperawatan Keluaga Konsep Dan Praktik. Cetakan Pertama. Nuha Medika : Yokyakarta. Haumein, Basilius Funan.2008.Analisis Spasial Kejadian Diare di Kabupaten Timor Tengah Utara Propinsi Nusa Tenggara Timur. Thesis Yogyakarta :Pascasarjana Kedokteran-UGM. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2011). Metode Penelitian Keperawatan Dan Tekhnik Analisa Data. Edisi I. Salemba Medika : Jakarta. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Edisi I. Salemba Medika : Jakarta. Machfoedz I. 2007. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan . Rineka Cipta : Jakarta. Sumutpos. (2013). Angak Kejadian Diare Di Sumatra Utara Pada Tahun



2013/2014.



From



http://Sumutpos.Co/2013/03/55020/Medan-Tertinggi-KasusDiare. 22



:



Saputra,



Andy DanPerannya,



(2012).



Pengertian



Balita



From



:Http://Fourseasonnews.Blogspot.Com/2012/05/PengertianBalita.html. Wawan, A dan Dewi, M. (2010). Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Manusia.Nuha Medika : Yogyakarta Widoyono. (2012). Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasan. Erlangga Medical Series : Jakarta. Widjaja MC. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka. Smeltzer & Bare, 2010 Buku ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: Buku Kedokteran EGC: 2002. .



23